• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PELAKSANAAN MPLS MASA PANDEMI 2022-2022 - FIX

N/A
N/A
tributsi diana

Academic year: 2023

Membagikan "PANDUAN PELAKSANAAN MPLS MASA PANDEMI 2022-2022 - FIX"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PELAKSANAAN

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH ( MPLS )

DI MASA PANDEMI COVID 19

SMK ALMAMATER TELAGA

T.P 2021/2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga tim Kesiswaan dapat menyelesaikan panduan pelaksanaan MPLS Tahun Pelajaran 2021/ 2022 . Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan serta bantuannya sehingga panduan ini bisa selesai. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang membantu dalam penyusunan hingga terselesaikannya panduan ini.

Kami menyadari bahwa panduan ini masih perlu pembenahan dan perbaikan di masa depannya. Oleh karena itu, saran, masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pengguna panduan ini. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam panduan ini, maka akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut demi semakin baik dan sempurnanya panduan ini.

Telaga, Juni 2021

Kepala SMK Almamater Telaga,

Dra. Hj. Rapia Bahoea, M.Pd.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

A. Latar Belakang 1

B. Dasar Hukum 2

C. Tujuan 2

BAB II KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman 3

B. Pendidikan Keluarga 4

C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 6

D. Pencegahan Covid-19 8

E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Kombinasi 10 F. Konsep MPLS 10

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN

1. Kegiatan MPLS 13

BAB IV INSTRUMEN EVALUASI A. Kegiatan Spiritual 16 B. Kegiatan Sosial 18

C. Pengenalan Lingkungan Sekolah 25 BAB V PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Peserta Didik baru menyatakan bahwa pengenalan lingkungan sekolah dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan Permendikbud No. 18 Tahun 2016, penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, mulai dari paradigma, kurikulum, pelaksanaan pembelajaran termasuk penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kini dikenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik wajib dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan dan aman .

Sesuai dengan Permendikbud No.18 Tahun 2016, bahwa penyelenggaraan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah wajib melakukan kegiatan yang bermanfaat, mendidik, kreatif dan menyenangkan. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan kegiatan pertama masuk sekolah yang dilakukan oleh peserta didik baru untuk pengenalan kompetensi keahlian , sarana dan prasarana sekolah, cara belajar yang efektif, konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal budaya sekolah. Artinya, peserta didik baru tidak hanya dikenalkan dari sisi fisik sekolah barunya tetapi juga pengenalan sekolah yang bersifat non fisik.

(5)

Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilarang mengarah pada perploncoan .

Tema Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Pelajaran 2021/

2022 adalah “ Belajar Untuk Masa Depanku, Belajar tanpa Batas Ruang dan waktu” , ini sangat penting untuk dilakukan mengingat Indonesia tengah mengalami Pandemi Covid-19.

Kondisi Pandemi seperti saat ini belum memungkinkan untuk mengadakan MPLS secara tatap muka secara keseluruhan jumlah Calon Peserta Didik baru, akan tetapi MPLS akan dilaksanakan secara tatap muka terbatas dan terjadwal dengan penerapan protocol kesehatan secara ketat.

Pandemi Covid-19 secara tidak langsung telah mengubah paradigma pendidikan Indonesia. Salah satu yang dapat diamati adalah adanya pergeseran dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dapat diakses dengan memanfaatkan teknologi digital. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan MPLS secara Luring ini akan menyajikan konsep-konsep penting, seperti: mengutamakan penghargaan bukan hukuman, pengenalan lingkungan sekolah, Pengenalan Konsep Belajar di SMK, pencegahan penyebaran Virus Corona, dan berbagai kegiatan edukatif lainnya. Kegiatan MPLS akan dilaksanakan secara tatap muka terbatas waktu (1 hari hanya dilaksanakan 2 romobongan belajar dan waktu tatap muka dibatasi maksimal 2 jam), selama 3 hari.

Dengan demikian, perlu kiranya dibuat panduan penyelenggaraan MPLS di lingkungan SMK Almamater Telaga sehingga pelaksanaan MPLS sesuai dengan tujuan Nasional.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

pembagian urusan pendidikan antara pemerintah pusat dan daerah.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010

(6)

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

7. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah

C. Tujuan

Tujuan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Peserta Didik Baru, antara lain:

1. Mengenali potensi diri peserta didik baru;

2. Membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;

3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara elajar efektif sebagai peserta didik baru;

4. Mengembangkan interaksi positif antar peserta didik dan warga sekolah lainnya;

5. Menumbuhkan perilaku positif, antara lain: kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memilki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.

(7)

BAB II

KONSEP MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)

A. Mengutamakan Penghargaan Bukan Hukuman

Selama ini, masa pengenalan lingkungan sekolah selalui identik dengan kata hukuman apabila peserta didik tidak dapat melakukan tugas tertentu.

Seperti kebanyakan orang, peserta didik juga mengharapkan penghargaan sebagai apresiasi terhadap hasil yang dicapainya. Penghargaan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dan menumbuhkan motivasi eksternal untuk lebih mengembangkan diri dan belajar dari kesalahan.

Penghargaan/pujian diberikan kepada peserta didik manakala prestasinya baik maupun kurang baik kinerjanya. Hal ini disebabkan oleh penghargaan/pujian akan memberikan motivasi untuk selalu mengulangi perbuatan tersebut secara kontinyu. Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku peserta didik.

Konsep “Penghargaan bukan hukuman” dalam MPLS adalah sebuah konsep dimana selama pelaksanaan MPLS lebih ditekankan kepada penghargaan atas segala capaian yang dilakukan peserta didik bukan hanya terfokus pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan dengan pemberian hukuman tertentu.

Konsep ini mengajak dan membelajarkan peserta didik untuk selalu berpikir positif dan selalu fokus pada kebaikan. Dampaknya, peserta didik akan bersemangat untuk berkompetisi dalam kebaikan. Artinya, jika selama pelaksanaan MPLS terdapat peserta yang melakukan hal-hal tertentu yang dianggap salah atau melanggar peraturan pemberian hukuman tetap dilakukan dengan memberikan “hukuman” berbasis kegiatan-kegiatan yang positif dan mengutamakan dialoq, diskusi, konstruktif, humanis dengan mempertimbangkan perkembangan kejiwaan dan potensi peserta didik.

Selanjutnya, memberikan penghargaan akan capaian yang telah dilakukan selama melakasanakan hukuman sehingga menimbulkan reinforcement positif pada diri peserta didik.

Hukuman diartikan sebagai sanksi. Hukuman biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak

(8)

sesuai dengan norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Jika penghargaan merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka hukuman sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi bagi peserta didik. Akan tetapi, selama ini kita cenderung terfokuspada kesalahan-kesalahan peserta didik sehingga hukuman lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pemberian penghargaan. Jika pemberian hukuman dilakukan terus menerus tanpa diimbangi dnegan penghargaan maka akan muncul beberapa hal, seperti:

hukuman dapat menimbulkan efek emosional yang tidak diharapkan, hukuman hanya dapat memberi tahu apa yang tidak boleh dilakukan, bukan yang harus dilakukan, dan hukuman seolah-olah membenarkan tindakan menyakiti orang lain.

B. Pendidikan Keluarga

Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak. pendidikan keluarga di sekolah mampu menjadi wadah untuk mensinergikan peran serta sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik dianggap sebagai program yang paling cocok dalam membangun tiga pilar kemitraan yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Kata keluarga berasal dari kata “ kawula” dan “warga “. Kawula artinya

“abdi” yakni “hamba” sedangkan “warga” berarti “anggota”. Keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikatoleh suatu keturunan, yakni kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan keluarga.

Pelibatan keluarga dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan- kegiatan sekolah termasuk MPLS, antara lain:

• Meningkatkan kehadiran peserta didik di satuan Pendidikan

• Orang tua merasa turut berhasil

• Meningkatkan kepercayaan diri orang tua

• Meningkatkan kepuasan orang tua terhadap satuan Pendidikan

(9)

• Meningkatkan moral guru

• Mendukung iklim satuan Pendidikan yang lebih baik

• Mendukung kemajuan satuan Pendidikan secara keseluruhan

• Mengurangi perilaku disruptif (mengganggu) pada anak

• Sikap dan perilaku anak lebih positif

• Meningkatkan kebiasaan belajar anak

• Meningkatkan prestasi akademik anak

• Meningkatkan keinginan anak untuk melanjutkan Pendidikan

• Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak

Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

Gambar 2.1 Model Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

Secara operasional model ini dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan

(10)

sekolah. Bentuk penyederhanaan dari model kemitraan keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.2 Model Sederhana Kemitraan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat

Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan, antara lain: penguatan komunikais dua arah, Pendidikan orang tua, kegiatan sukarela, belajar di rumah, dan kolaborasi dengan masyarakat. Bentuk pelibatan orang tua dalam Pendidikan keluarga, seperti: pertemuan dengan wali kelas, mengikuti kelas orang tua, hadir sebagai narasumber dalam kelas inspirasi, membantu proses belajar peserat didik di rumah dan menyelenggarakan pentas kelas pada akhir tahun pembelajaran. Salah satu hal yang penting dalam pembelajaran dan pengenalan lingkungan sekolah dari rumah adalah dukungan orang tua. Bentuk dukungan orang tua tersebut, antara lain:

• Beribadah Bersama sesuai agamanya

• Sarapan Bersama sebelum beraktivitas

• Berpamitan sebelum berpergian

• Menyambut anak saat pulang sekolah

• Memberitahu saat anak terlambat pulang

• Menjadi pendengar yang baik bagi anak

• Mendukung anak untuk belajar

• Memberikan rasa aman dan nyaman

(11)

• Menjalin komunikasi dengan sekolah

• Membiasakan hidup bersih dan sehat

• Melakukan kegiatan Bersama keluarga

• Mendukung minat dan potensi

• Dalam pengasuhan anak tidak menggunakan kekerasan

C. Pengenalan Lingkungan Sekolah

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momentum terbaik untuk mengenalkan kondisi, potensi, sarana prasarana, dan kultur budaya sekolah. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa pengenalan lingkungan sekolah.

1. Mengenali Potensi Diri Peserta Didik Baru Kegiatan Wajib

• Pengisian formulir peserta didik baru oleh orangtua/wali;

• Kegiatan pengenalan peserta didik.

Kegiatan Pilihan:

• Diskusi konseling;

• Mengenalkan kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah;

• Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap diskusi.

2. Peserta didik baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain: kultur sekolah, aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana-prasarana sekolah.

Kegiatan Wajib

• Kegiatan pengenalan warga sekolah;

• Kegiatan pengenalan sejarah, logo sekolah dan maknanya, visi-misi, program, kegiatan, cara belajar, dan tata tertib sekolah;

• Kegiatan pengenalan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dengan memegang prinsip persamaan hak seluruh siswa;

• Pengenalan stakeholders sekolah lainnya.

Kegiatan Pilihan

• Pengenalan tata cara dan etika makan, tata cara penggunaan fasilitas toilet, dan tata cara berpakaian/sepatu;

(12)

• Mengajak peserta didik berkeliling ke seluruh area sekolah, sambil menjelaskan setiap fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta kegunaannya (dilakukan secara daring

dengan video/sketsa denah, dan lain-lain)

• Menginformasikan fasilitas-fasilitas umum di sekitar sekolah;

• Menginformasikan kewajiban pemeliharaan fasilitas dan sarana prasarana sekolah dan fasilitas-fasilitas umum;

• Kegiatan simulasi penanggulangan bencana;

• Menginformasikan daerah rawan di sekitar sekolah;

• Kegiatan pengenalan manfaat dan dampak teknologi informasi, termasuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundangundangan terkait.

3. Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai peserta didik baru

Kegiatan Wajib

 Simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dan semangat belajar peserta didik;

 Prestasi yang pernah diraih oleh Guru, peserta didik dan kepala sekolah pada sekolah tersebut baik yang bersifat akademis maupun nonakademis.

 Kegiatan pengenalan etika komunikasi, termasuk tata cara menyapa/berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kegiatan Pilihan:

• Pengenalan metode pembelajaran yang efektif dalam bentuk quantum learning (speed reading, easy writing, mind mapping, super memory system);

• Mendatangkan narasumber dari berbagai profesi untuk berbagi pengalaman;

• Kegiatan pengenalan kewirausahaan atau adiwiyata (kegiatan berbasis lingkungan)

(13)

4. Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya

Kegiatan Wajib:

• Pembiasaan salam, senyum, sapa, sopan, dan santun;

• Pengenalan etika pergaulan antar siswa serta antara siswa dengan guru dan tenaga kependidikan, termasuk kepada sikap simpati, empati, dan saling menghargai, serta sportif.

Kegiatan Pilihan:

• Kegiatan atraksi masing-masing kelas, antara lain perlombaan bidang kesenian, dan olahraga (secara daring)

• Kegiatan yang menjalin keakraban antar peserta didik dengan warga sekolah antara lain dengan permainan atau diskusi kelompok

5. Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri peserta didik.

Kegiatan Wajib:

• Kegiatan penanaman dan penumbuhan akhlak dan karakter;

• Pengenalan budaya dan tata tertib sekolah;

• Pemilihan tema kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai positif.

Kegiatan Pilihan:

• Beribadah keagamaan bersama, pengenalan pendidikan anti korupsi, cinta lingkungan hidup, dan cinta tanah air;

• Kegiatan kebanggaan terhadap keanekaragaman dan kebhinekaan, antara lain pengenalan suku dan agama, penggunaan pakaian adat di sekolah;

(14)

• Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan pengenalan tata cara membuang sampah sesuai dengan jenis sampah.

D. Pencegahan Covid-19

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu materi penting yang perlu diangkat dalam kegiatan MPLS 2020. Hal ini dilakukan untuk membekali peserta didik baru tentang pengetahuan dan keterampilan pencegahan penyebaran virus Corona. Virus corona adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Virus corona (Latin : crown) berbentuk seperti mahkota yang merujuk pada protein spike yang mengelilingi permukaan virus. Protein spike ini berperan penting dalam pola infeksi virus ke sel pernapasan.

Gambar 2.3 Struktur Virus Corona

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 pada manusia pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei , Tiongkok pada pertengahan Desember 2019. Nama SARS-CoV-2 ini ditetapkan oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus (ICTV) pada 11 Februari 2020 sebagai nama virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19. COVID - 19 juga dikenal sebagai coronavirus Wuhan atau virus pneumonia pasar makanan laut Wuhan (Wuhan seafood market pneumonia virus) dan disebut juga novel coronavirus.

Infeksi SARS-CoV-2 terjadi di jaringan dan saluran paru-paru yang menyebabkan peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan hingga membuat pernapasan menjadi lebih sulit, lalu berkembang menjadi pneumonia dan bronkitis. Gejala COVID-19 dapat muncul dalam satu atau dua hingga empat belas hari setelah terpapar virus . Gejala COVID-19 berupa demam ≥ 38 0C, pilek, nyeri tenggorokan, batuk dengan lendir, nyeri dada, dan

(15)

sesak saat bernapas. COVID-19 bisa menimbulkan komplikasi serius berupa sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian.

Penderita COVID-19 bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda.

Beberapa orang hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan meninggal karena paru-parunya meradang dan terisi cairan. Sebaliknya, sejumlah kasus infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi positif. Hal ini karena sistem kekebalan yang memainkan peran penting dalam merespon infeksi COVID-19 tersebut.

COVID-19 dapat ditransmisi k an dari manusia ke manusia. Virus ini menyebar melalui percikan air liur penderita (bantuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah penderita, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur penderita. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa virus dapat tetap hidup pada plastik dan baja hingga tiga hari, tetapi tidak bertahan hidup di atas karton selama lebih dari satu hari atau pada tembaga selama lebih dari empat jam.

Obat untuk COVID-19 belum ada, sehingga perawatan difokuskan pada pengurangan gejala, misalnya memberikan obat pereda demam dan nyeri , perlakuan mandi dengan air hangat, istirahat yang cukup dan tidak keluar rumah, dan banyak minum air putih. Pada umumnya penderita COVID-19 akan pulih dengan sendirinya, perlakuan yang diberikan pada penderita adalah isolasi, serial foto toraks sesuai indikasi, terapi simptomatik, terapi cairan, ventilator mekanik (bila gagal napas), dan bila disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik. Antibiotik ini tidak bekerja untuk melawan COVID-19, karena antibiotik bekerja pada bakteri.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi maupun penularan COVID-19 adalah sebagai berikut:

1. Menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada di ruang terbuka, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak nafas

(16)

2. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik hingga bersih

3. Menghindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci

4. Menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan penderita

5. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya 1 meter, terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam

6. Menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu, kemudian membuang tisu dan mencuci tangan hingga bersih

7. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan 8. Tidak keluar rumah dalam keadaan sakit

9. Menghindari menyentuh hewan atau unggas liar yang terbukti tertular virus corona

10. Menghindari makan daging yang tidak dimasak hingga matang

11. Untuk seseorang yang diduga terinfeksi COVID-19, hendaknya tidak keluar rumah kecuali untuk berobat, tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu, mencegah orang lain menjenguk, menghindari menggunakan perlengkapan dengan orang lain, memakai masker dan sarung tangan, dan menerapkan etika batuk serta menggunakan tisu 12. Pasien yang telah sembuh mengisolasi diri selama sepekan dan melakukan

pemantauan kondisi kesehatan secara mandiri

Salah satu cara yang dapat bekerja secara efektif mencegah infeksi dan penularan virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Bahkan, sabun lebih efektif untuk digunakan daripada cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, karena sabun dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit. Virus corona merupakan virus yang memiliki lapisan membran lipid luar atau lapisan lemak pada bagian luar. Mencuci tangan dengan sabun dan air memiliki kemampuan untuk melarutkan lapisan lemak ini dan membunuh virusnya.

(17)

E. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Tatap Muka Terbatas Dalam persiapan pembelajaran/pengenalan lingkungan sekolah akan dilaksanakan secara tatap muka terbatas akan dipersiapkan beberapa hal, seperti: sarana dan prasarana, infrastruktur dan sumber daya manusia. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan tatap muka terbatas adalah pemanfaatan waktu sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Masa Pengenalan sekolah akan dilakukan secara tatap muka terbatas, peserta didik akan dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kompetensi keahlian. Satu kelompok terdiri dari dua kompetensi keahlian dan akan didampingi oleh wali kelas dan anggota OSIS.

F. Konsep MPLS

MPLS 2020 mengambil tema “Belajar Untuk Masa Depanku, Belajar Tanpa Batas Ruang dan waktu”. Artinya, seluruh kegiatan MPLS diikuti oleh peserta didik dilakukan tatap muka terbatas di sekolah. Setelah dievaluasi hasil kegiatan MPLS, maka dilakukan pengarahan untuk pembelajaran sekolah .

Kegiatan MPLS dilaksanakan dengan agenda kegiatan bersama secara tatap muka terbatas (Luring). Jenis kegiatannya berupa Pemberian materi tentang Wawasan wiyata Mandala, Tata Krama, cara belajar di SMK baik secara daring maupun Luring, serta cara Pencegahan covid 19 belajar, Peserta didik juga akan diajak untuk berdiskusi tentang hal-hal yang terkait dengan Pembelajaran di SMK, khususnya di masa Pandemi saat ini.

Komponen evaluasi yang dilakukan pada kegiatan MPLS ini, antara lain:

kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, sopan santun, gotong royong, percaya diri, kepedulian dan toleransi.

Selama pelaksanaan MPLS terbatas ini, seluruh komponen wajib untuk mentaati dan menerapkan Protokol Kesehatan yang terdiri dari 5M ( Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, dan Mobilisasi)

(18)

BAB III

SRATEGI PELAKSANAAN

Pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah di tengah Pandemi Covid-19 akan ddilakukan selama tiga hari yaitu tanggal 8 Juli sampai 10 Juli 2020.

Kegiatan MPLS

Kegiatan MPLS dimulai dengan kegiatan pembukaan secara tatap muka terbatas. Pada hari pertama MPLS akan diikuti oleh Peserta didik dari Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi dan Properti (BKP) dan Desain permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), pada hari kedua Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) serta Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM), pada hari ketiga dari Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan (TP) serta Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan mekanismenya tercantum pada Tabel 3.1 berikut ini.

Alternatif Kegiatan

Alternatif Media/Moda yang digunakan

Luring Keterangan

Absensi kehadiran peserta didik baru

Daftar absen manual yang dapat diisi di sekolah dengan protokol Covid-19 dan penjadwalan tertentu

Tabel 3.1 Alternatif Kegiatan MPLS

selanjutnya adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi untuk semangat dalam belajar dan interaksi sosial. Berikut adalah alternatif kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan.

(19)

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan

Luring Keterangan

Pemberian materi-materi yang penting dengan mendatangkan narasumber. Materi-materi tersebut, antara lain:

• Wawasan wiyata mandala

• Kesadaran berbangsa dan bernegara

• Cara belajar yang efektif

• Pendidikan karakter

• Tata krama

• Anti narkoba

• Anti Bulying

• Covid-19

• Pembuatan soft file materi berupa slide presentasi kemudian di prin out dan diberikan ke peserta didik.

• Peserta didik dapat menonton tayangan televisi, atau mendengar siaran radio terkait topik tersebut dan membuat resumenya.

Kemudian, dikumpulkan ke panitia di sekolah.

Pemberian “reward” the best of the day

• Panitia dapat memberikan reward kepada peserta didik yang terbaik

setiap harinya dalam

menyelesaikan tugas tugas atau

kegiatan MPLS dengan

memberikan hadiah berupa buku, alat tulis dan lain-lain

Tabel 3.2 Alternatif Kegiatan MPLS

Alternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan yang diberikan berupa tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali kebaikan setiap individu serta melibatkan peran orang tua dan masyarakat. Berikut adalah contoh alternatif kegiatan dalam tahapan ini.

Alternatif Kegiatan Alternatif Media/Moda yang digunakan

Luring Keterangan

Mengisi jurnal kegiatan

“perbuatan baik” sepanjang hari (spiritual, bakat minat, tata kram dan sopan santun)

Jurnal yang diprint oleh panitia kemudian setiap harinya peserta didik mengisi jurnal tersebut setiap kali mereka melakukan kebaikan, seperti: membantu orang tua, sholat berjamaan, membantu tetangga, menjenguk orang sakit, dan lain-lain

(20)

Memberikan tugas-tugas individu seperti membuat rangkuman materi.

Kegiatan dapat dilakukan menggunakan kertas atau buku catatan kemudian dikumpulkan ke sekolah

Tugas pleton (kelompok) berupa diskusi memecahkan masalah global seperti Covid19, membuat inagurasi pertunjukan pentas pleton secara virtual

Panitia dapat memberikan alternatif kegiatan serupa namun kolaborasi dilakukan antar peserta didik dengan keluarganya misalnya orang tua atau kerabatnya.

Tabel 3.3 Alternatif Kegiatan MPLS

Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas- aktivitas berbuat kebaikan dan menggali potensi diri Peserta Didik.

Peran serta orang tua sangat besar dalam proses MPLS ini. Orang tua menjadi mitra yang penting bagi sekolah untuk keberhasilan MPLS . Orang tua juga menjadi orang pertama yang memastikan kondisi kesehatan anak-anaknya sehingga dapat mengikuti kegiatan MPLS dengan baik. Dengan demikian, inti dari seluruh kegiatan MPLS adalah kesehatan dan penghargaan.

(21)

BAB IV

INSTRUMEN EVALUASI

Penilaian menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan. Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah diberikan berhasil untuk mengubah perilaku peserta didik. Penilaian menjadi tolok ukur dalam memberikan penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan kebaikan dan kegiatankegiatan MPLS. Berikut ini disajikan indikator dan instrument penilaian kegiatan MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan sekolah, tata krama, prestasi dan pengemabangan bakat minat.

A. Terhadap orang tua

a. Menghormati, menghargai b. Membantu pekerjaan orang tua c. Bersikap lembut

d. Tidak mendahului berbicara e. Bicara dengan nada lembut

f. Tidak brdiri didepan orang tua yg sedang duduk g. Meminta maaf

B. Terhadap Guru

a. Mendahului memberi salam b. Tidak banyak bicara di depan guru c. Ternyum ketika bicara sama guru

d. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan e. Tidak banyak bertanya ketika guru sedang lelah

f. Mendengarkan yang disampaikan guru

g. Mengangkat tangan (terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham

a. (jika secara daring maka dapat diamati dari cara berbicara di grup WA, cara berbicara atau bersikap saat live conference).

(22)

C. Dalam berbicara

a. Berkata baik atau diam b. Yang penting-penting saja

c. Tidak membiacarakan setiap yang didengar d. Tidak bicara hal-hal kotor

e. Tidakg memancing perdebatan, walau kita benar f. Tidak berdusta untuk membuat orang tertawa D. Dalam berpakaian

a. Mentup aurat

b. Pantas sesuai kapasitasnya sebagai pelajar c. Bersih, rapi

d. Warna, corak disesuaikan dengan seragam sekolah setempat e. Tidak ber make up

Table 4.1 Instrumen Penilaian Tata krama terhadap Kedua Orang Tua

HATI/TG L

Sikap

menghormati/menghargai

Membantu pekerjaan

Sikap dan nada bicara lembut

Meminta

maaf Keterangan

1 2 3 4 5

Kolom

1, 2: ditulis bentuk sikap &

bentuk bantuannya 3,4: Ditulis Iya atau

Tidak

Table 4.2 Instrumen penilaian Tata Krama terhadap Guru

NO SIKAP SELALU SERING KADANG-

KADANG

TIDAK

PERNAH KET 1 Mendahului memberi

salam

Beri tanda centang (√) pada kolom yang sesuai 2 Tidak banyak bicara di

depan guru

3 Tersenyum ketika berbicara sama guru 4 Tidak menanyakan

(23)

suatu masalah di tengah perjalanan 5 Tidak banyak bertanya

ketika guru sedang lelah

6 Mendengarkan yang disampaikan guru 7 Mengangkat tangan

(terlebih dahulu) untuk bertanya jika belum faham

Table 4.3 Instrumen penilaian tata krama Dalam berbicara

NO SIKAP SELALU SERING KADANG-

KADANG

TIDAK

PERNAH KET 1 Berkata baik atau

diam

Beri tanda centang (√) pada kolom yang sesuai

2 Bicara yang

pentingpenting saja 3 Tidak

membiacarakan setiap yang didengar 4 Tidak bicara hal-hal

kotor

5 Tidak memancing perdebatan, walau kita benar

6 Tidak berdusta untuk

membuat orang

tertawa

Table 4.4 Instrumen Penilaian Tata Krama dalam Berpakaian

NO SELALU SERING KADANG-

KADANG

TIDAK

PERNAH KET

1 Menutup aurat Beri tanda

centang

(v) pada kolom yang sesuai

2 Pantas sesuai

kapasitasnya sebagai pelajar

3 Bersih, rapi

4 Warna, corak

disesuaikan dengan seragam sekolah setempat

5 Tidak bermake up

(24)

A. Kegiatan Sosial

Pengertian penilaian keterampilan sikap sosial adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Penilaian sikap sosial ini dilakukan oleh peserta didik melalui penilaian diri dan orang tua melalui observasi.

1. Sikap jujur yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan pekerjaan

Komponen Penilaian Kejujuran meliputi : a. Tidak berbohong

b. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian atau ulangan c. Tidak menjadi plagiat

d. Mengungkapkan perasaan apa adanya

e. Menyerahkan barang temuan pada pihak yang berwenang f. Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang ada g. Mengakui kesalahan yang telah diperbuat

Table 4.6 Instrumen Penilaian Sikap Kejujuran Kriteria skor Indikator

Sangat Baik

(SB) 4 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

Baik (B) 3 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

Cukup (C) 2 kadang berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru, temendan kepada siapapun

Kurang (K) 1 Tidak pernah berkata jujur dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

Nama peserta didik : . . . Kelas : . . . . . .

Tanggal pengamatan : . . . Materi pokok : . . .

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

(25)

1 Selalu berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

2 Sering berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

3 Kadang berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

4 Tidak pernah berkata jujur, bersikap dalam bertutur kata kepada guru, temen dan kepada siapapun

2. Sikap disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib, dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

Komponen Penilaian Disiplin Meliputi :

a. Hadir tepat waktu saat kegiatan MPLS atau pembelajaran

b. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama atau satuan pendidikan c. Mengerjakan atau mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang

ditentukan

d. mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar

Table 4.6 Instrumen Penilaian Sikap Disiplin Kriteria skor Indikator

Sanagat Baik (SB)

4 Selalu datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran

Baik (B) 3 Sering datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran

Cukup (C) 2 Kadang datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran

Kurang (K) 1 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin mengikuti proses pembelajaran

(26)

Nama peserta didik : . . .

Kelas : . . . . . .

Tanggal pengamatan : . . . Materi pokok : . . . .

No

Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4 1 Selalu hadirtepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti

proses pembelajaran/kegiatan MPLS

2 Sering hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS

3 Kadang hadir tepat waktu, taat pada tata tertib dan displin dalam mengikuti proses pembelajaran

4 Tidak pernah datang tepat waktu, taat pada tata tertib dan displindalam mengikuti proses pembelajaran/Kegiatan MPLS

3. Sikap tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam sosial & budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa

Komponen Penilaian Tanggung Jawab meliputi : a. Melaksanakan tugas individu dengan baik b. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan

c. Tidak menyalahkan atau menuduh orang lain tanpa bukti akurat d. Mengembalikan barang pinjaman

e. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan f. Menepati janji

g. Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri.

h. Melaksanakan apa yang pernah dikatakantanpa disuruh atau diminta Table 4.8 Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB)

4 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

Baik (B) 3 Sering melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan Cukup (C) 2 Kadang melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima

resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

Kurang (K) 1 Tidak pernah melaksanakan tugas-tugas dengan baik, berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

(27)

Nama peserta didik : . . .

Kelas : . . . . . .

Tanggal pengamatan : . . . Materi pokok : . . . .

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4 1 Selalu melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari

tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

2 Sering melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

3 Kadang melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

4 Tidak pernah melaksanakan tugas dengan baik, berani menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, minta maaf bila melakukan kesalahan

4. Sikap toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai latar belakang, pandangan, dan keyakinan.

Komponen Penilaian Toleransi meliputi :

a. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat

b. Menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat c. Dapat menerima kekurangan orang lain

d. Dapat memaafkan kesalahan orang lain

e. Mampu dan mau bekerja sama dengan siapapun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan

f. Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain.

g. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik.

h. Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru Table 4.9 Instrumemn Penilaian Sikap Toleransi

Kriteria Skor Indikator Sangat Baik

(SB)

4 Selalu Menghormati pendapat teman, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

Baik (B) 3 Sering Menghormati pendapat temen suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

Cukup (C) 2 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

Kurang (K) 1 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

(28)

Nama peserta didik : . . .

Kelas : . . . . . .

Tanggal pengamatan : . . . Materi pokok : . . . .

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4 1 Selalu Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya,

menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

2 Sering Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

3 Kadang Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

4 Tidak pernah Menghormati pendapat temen, suku, agama, ras, budaya, menerima kekurangan dan memaafkan kesalahan orang lain

5. Sikap gotong royong, yaitu bekerja bersama sama dengan oranglain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas

Komponen Penilaian gotong royong meliputi :

a. Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau satuan pendidikan b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan

c. Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan

d. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan e. Aktif dalam kerja kelompok

f. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi

g. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat atau pikiran antara diri sendiri dengan orang lain

h. Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama Table 4.10 Instrumen Penilaian Sikap Gotong Royong

Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB) 4 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

Baik (B) 3 Sering aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

Cukup (C) 2 Kadang aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

Kurang (K) 1 Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, suka menolong, suka

(29)

Nama peserta didik : . . .

Kelas : . . . . . .

Tanggal pengamatan : . . . Materi pokok : . . . .

menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

(30)

(31)

Nama peserta didik : . . . Kelas : . . . . . . Tanggal pengamatan : . . . Materi pokok : . . .

No Aspek Pengamatan skor

1 2 3 4 1 Selalu aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan

rela berkorban.

2 Sering aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

3 Kadang aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

4 Tidak pernah aktif dalam bekerja kelompok, suka menolong, rela berbagi, dan rela berkorban.

6. Sikap sopan santun, yaitu sikap baik dalam pergaulan, berbahasa dan tingkah laku Komponen Penilaian Sopan Santun meliputi : a. Menghormati orang yang lebih tua b. Tidak berkata kotor, kasar, dan takabur

c. Tidak meludah di sembarang tempat

d. Tidak menyela atau memotong pembicaraan pada waktu yang tidak tepat e. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain

f. Memberi salam, senyum, dan sapa (3S)

g. Meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain

h. Memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan dengan baik

Table 4.11 Instrumen Penilaian Sikap Sopan Santun Kriteria Skor Indikator

Sangat Baik (SB) 4 Selalu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain

Baik (B) 3 Sering menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain

Cukup (C) 2 Kadang menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain Kurang (K) 1 Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang santun, tidak berkata kotor, kasar dan takabur, bersikap 3S (salam, senyum, sapa) bila bertemu dengan orang lain

(32)

C. Pengenalan Lingkungan Sekolah

SMK Almamater Telaga, yang beralamat di Jalan Daud Mursyid Desa Bulila Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo.

Sekolah Menengah Kejuruan Almamater Telaga merupakan sekolah SMK bidang Teknologi dan Rekayasa unggulan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu/berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah. Profil siswa SMK Almamater Telaga diharapkan dapat menjadi siswa yang memiliki sumber daya yang berakhlak mulia, berdisiplin tinggi, berbudi pekerti luhur dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, yang dapat diunggulkan .

VISI : “Mewujudkan Peserta Didik yang berkarakter, mampu berkompetisi dibidang IPTEK ” dan Berwawasan Lingkungan 2024”

MISI :

a. Terwujudnya Iklim belajar berbasis Religius, Nasionalisme, Mandiri, Gotong Royong dan Berintegritas.

b. Melaksanakan proses dan latihan kejuruan teknologi dengan pendekatan keunikan tingkat satuan pendidikan yang terus diperbaharui

c. Mengajar, Mendidik dan melatih untuk menyiapkan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi keahlian yang memiliki standar kompetensi nasional, yang berjiwa kewira usahaan dan bias melanjutkan kejenjang perguruan tinggi.

d. Mengupayakan dan mengembangkan fasilitas gedung dan peralatan yang ada sesuai dengan pekembangan dan kebutuhan IPTEK.

e. Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai kompetensi unggulan pada kompetensi keahlian.

f. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kulikuler sebagai sarana mengembangkan bakat, minat prestasi dan budi pekerti.

g. Melaksanakan pendidikan yang berkarakter.

h. Meningkatkan gerakan literasi sekolah

i. Membangun dan mengembangkan serta membina jaringan komunikasi dan kerja sama dengan pihak dunia usaha dan dunia industri.

(33)

j. Menciptakan Lingkungan Sekolah yang BERSIH ( Bersahaja, Sehat, Indah, dan Hijau).

TUJUAN SEKOLAH :

Tujuan Umum :

 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa,

 Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab,

 Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia,

 Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan efisien.

Tujuan Khusus :

 Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

 Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya;

 Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;

 Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

(34)

 Membekali Peserta didik dengan Kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program Keahlian yang dipilih.

MOTTO

“Berdisiplin Tinggi Meraih Masa Depan “

INSTRUMEN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH Aspek Yang Dinilai:

• Alasan memilih sekolah

• Pengenalan lingkungan sekolah Petunjuk pengisian angket :

1. Bacalah dengan seksama sebelum anda mengisi angket ini. Tulislah lebih dahulu identitas Anda.

2. Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dan berilah tanda silang (V)

3. Jawablah pertanyaan dengan jujur tanpa paksaan siapapun karena semua jawaban dalam angket ini tidak ada yang salah ataupun benar, dan tidak ada kaitannya dengan nilai anda.

4. Pedoman nilai:

1 = Tidak Setuju 2 = Cukup Setuju 3 = Setuju 4 = Sangat Setuju

Identitas Pribadi

Nama :

Jenis Kelamin :

Agama : Kelas :

Tanggal pelaksanaan :

Table 4.13 Instrumen Pengenalan Lingkungan Sekolah

No. Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4

(35)

Memilih SMK Almamater Telaga

1. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena dekat dengan rumah saya 2. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena sekolah favorit

3. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena fasilitas sekolah lengkap 4. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena memiliki gedung yang aman

dan nyaman

5. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena mengikuti saran orang tua 6. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena mengikuti saran teman 7. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena banyak prestasi yang diraih

sekolah

8. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena perpindahan tugas orang tua

9. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena banyak prestasi yang diraih oleh siswa secara akademis maupun non akademik

10. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena program OSIS yang menarik dan spektakurikuler

11. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena alumni banyak yang sudah bekerja

12. Saya memilih SMK Almamater Telaga karena tertarik dengan seragam Pengenalan Lingkungan SMK Almamater Telaga

13. Saya tahu, paham, dan hafal visi SMK Almamater Telaga 14. Saya tahu, paham, dan hafal misi SMK Almamater Telaga 15. Saya tahu tanggal lahir SMK Almamater Telaga

16. Saya tahu arti motto SMK Almamater Telaga

17. Saya tahu fasilitas yang ada di SMK Almamater Telaga

18. Saya tahu letak atau lokasi setiap ruang kelas di SMK Almamater Telaga 19. Saya tahu ruang administrasi SMK Almamater Telaga

20. Saya tahu letak ruang praktik 21. Saya tahu letak tempat ibadah

(36)

BAB IV PENUTUP

Demikian penyusunan panduan pelaksanaan MPLS di tengah pandemi Covid-19.

Buku panduan ini disusun sebagai acuan/pedoman dalam penyelenggaraan masa pengenalan orientasi peserta didik secara tatap muka terbatas di tengah Pandemi Covid-19.

Pada akhirnya, dengan menerapkan MPLS secara terbatas di tengah Pandemi kita semua tetap berharap peserta didik baru dapat mengenal lingkungan SMK Almamater Telaga dengan baik dan terjalin kemitraan antara peserta didik, sekolah dan orang tua dalam hal menggali kebaikan dan potensi diri dengan maksimal.

Masa Pengenalan Lingkungan sekolah (MPLS) pada tahun ini diharapkan dapat mendorong orang tua dan masyarakat untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi anak. Dengan harapan anak atau peserta didik akan tetap produktif, bahagia, semangat belajar di tengah pandemi. Semoga panduan ini dapat digunakan dan dapat bermanfaat bagi seluruh peserta didik baru dan warga SMK Almamater Telaga .

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran MOPD peserta didik baru/ kelas tujuh dan kelas sepuluh dengan mengikut sertakan peserta didik kelas VII jenjang SMP dan kelas X jenjang SMA/SMK,

Ibadah pada Masa Pandemi Keputusan LBM NU tertanggal 19 Maret 2020 yang tertuang dalam risalah berjudul “Pandangan Keagamaan LBM PBNU tentang Pelaksanaan Shalat

Erni Fitriani, 2022: Resiliensi Siswa Kelas X Peminatan Biologi Terhadap Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Pada Masa Pasca Pandemi Covid-19 di SMAN

Untuk itu, dengan adanya Panduan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID- 19 ini kami harapkan dapat menjadi pedoman

Sesuai dengan penelitian yang proses pelaksanaan belajar mengajar di masa pandemi dilakukan dengan cara penyampaian matericukup dipadatkan dan hanya menyampaikan materi yang penting

Penutup Implementasi Kebijakan Bupati tentang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada Masa Pandemi Coronavirus Desiase of 2019 di SMP Negeri 1 Jepon Kabupaten Blora Jawa Tengah sudah

Kendala yang harus ditemui oleh mitra ialah ibu menyusui tidak mengetahui pentingnya tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka selama masa pandemi COVID-19 demi tercapainya

Pembatasan Masalah New Normal merupakan kehidupan baru di mana masyarakat tetap melakukan berbagai aktivitas seperti biasa namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah