• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI KOORDINASI PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

KOORDINASI PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

SYAHRUL AMRI

Nomor Stambuk : 10561 03917 10

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

ii

HALAMAN PENGAJUAN

KOORDINASI PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh SYAHRUL AMRI

Nomor Stambuk : 10561 03917 10

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Proposal Penelitian : Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah Di

Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Nama : SYAHRUL AMRI

Nomor Stambuk : 10651 03917 10

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Dr. Abdul Mahsyar,M.Si

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan

Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Administrasi Negara

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Burhanuddin, S.Sos, M.Si

(4)

iv

PENERIMAAN TIM

Telah diterimah oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor:

1365/FSP/A.I-VIII/VII/35/2014 sebagai salah satu untuk syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S.1) dalam program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Di Makassar pada hari Kamis tanggal 28 bulan Agustus tahun 2014.

TIM PENILAI

Ketua, Sekretaris,

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si.

Penguji

1. Dr. H. Lukman Hakim, M.Si (Ketua) (………)

2. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si (………)

3. Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd (………)

4. Dr. H. Mappamiring, M.Si (………)

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : SYAHRUL AMRI Nomor Stambuk : 10561 03917 10

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya imiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat.

Pernyataan ini saya buat dengan sesunguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 2014

Yang Menyatakan,

SYAHRUL AMRI

(6)

vi ABSTRAK

SYAHRUL AMRI : 2014. Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. ( dibimbing oleh H. Muhlis Madani dan Abdul Mahsyar ).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa koordinasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam organisasi, karena menyangkut hubungan antara pemimpin dan bawahan serta masyarakat. Karena pemerintah kecamatan, desa serta lurah memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan daerahnya salah satunya dalam melaksanakan pembangunan agar segala macam sarana dan prasarana dapat terwujud dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan tentang Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriftif kualitatif (menjelaskan kondisi objek secara ilmiah) dengan informan sebanyak 8 (delapan) orang yang dipilih berdasarkan pandangan bahwa informan memiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang diteliti yakni Camat, Sekretaris Camat, Kasi Pemerintahan, LPMK, Pegawai/Staf Kantor Kecamatan, Kades, Lurah dan Tokoh Masyarakat. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa ; observasi dan dokumentasi serta dikembangkan dengan wawancara terhadap informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koordinasi pemerintah Kecamatan dan Kelurahan dalam melaksanakan pembangunan telah dikategorikan cukup baik meskipun masih ada masyarakat yang menganggap kurang baik. Selain itu masih terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh pemerintah Kecamatan maupun Kelurahan agar pembangunan dapat berlangsung baik dan merata diseluruh Kecamatan Bontobahari.

Kata kunci : Koordinasi, Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan, Pelaksanaan Pembangunan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Teriring salam dan salawat pada junjungan kita Rasulullah SAW dan Keluarga yang dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul “KOORDINASI

PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA” dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat waktu sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis sangatlah menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isinya. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya. Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur, data sampai pengolahan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril, akhirnya skripsi ini dapat

(8)

viii

diselesaikan. Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si, selaku pembimbing I dan Dekan FISIP UNISMUH Makassar yang telah mendorong, membantu, dan mengarahkan penulis hingga penyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr.Abdul Mahsyar, M.Si, selaku pembimbing II, yang telah memberikan motifasi dan mengarahkan hingga penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Burhanuddin S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNISMUH beserta seluruh stafnya.

4. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) dan yang telah membina Universitas ini dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Camat Bontobahari dan segenap staf dan masyarakat desa dan lurah.

Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama penulis melaksanakan penelitian.

6. Untuk kedua orang tuaku yang selama ini selalu membimbing serta mengarahkan kearah yang lebih baik, yang selalu mendengarkan keluh kesahku dan dengan sabar mengajariku disetiap kesalahanku. Untuk kasih sayang dan bantuan moril serta materi yang selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih untuk semuanya.

(9)

ix

7. Seluruh Keluarga besarku yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

8. Seluruh teman-teman terbaikku yang sejak awal selalu menemani berbagai aktivitasku di kampus mulai dari semester awal sampai sekarang.

Selain itu penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam- dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan kaki pertama kali di Universitas Muhammadiyah Makassar hingga selesainya studi penulis.

Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga semua ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, Aamiin ! Sekian dan terima kasih.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 2014 Penulis

(10)

x DAFTAR ISI Halaman Sampul

Halaman Pengajuan ……… ii

Halaman Persetujuan ……….. iii

Penerimaan Tim ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ……….. v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ………... x

Daftar Tabel ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Kegunaan Penelitian ………... 7

BAB II. T INJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koordinasi Pemerintah Kecamatan Dengan Kelurahan ……. 8

B. Konsep Pembangunan ……….. 30

C. Kerangka Pikir ………. 32

D. Fokus Penelitian ……….... 35

E. Deskripsi Fokus Penelitian ………... 35

(11)

xi BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ……….. 37

B. Tipe dan Jenis Penelitian ……….. 37

C. Sumber Data ………. 37

D. Informan Penelitian ……….. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 38

F. Teknik Analisis Data ……….... 39

G. Keabsahan Data ………... 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ………... 41

B. Penerapan Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah ………... 49

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pembangunan Daerah Di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba ... 58

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ………... 65

B. Saran ………. 67

DAFTAR PUSTAKA ……… 69

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Bontobahari ... 37

Tabel 2. Distibusi Penduduk Kecamatan Bontobahari berdasarkan mata

pencaharian ... 38 Tabel 3. Keadaan Sarana dan Prasarana Kantor KecamatanBontobahari ...41

Tabel 4. Jumlah pendidikan formal pada setiap Desa/Kelurahan di Kecamatan

Bontobahari ... 42

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam membentuk sebuah pemerintahan, baik itu dalam wilayah Kabupaten maupun Kecamatan serta Desa harus benar-benar dituntut adanya hubungan yang baik antara semua pihak yang bertanggung jawab dalam pemerintahan itu sendiri. Sebagai lembaga pemerintah yang berada di wilayah Kecamatan dan merupakan perpanjangan tangan pemerintah Kabupaten, diharapkan membawa visi misi pembangunan yang diemban dalam kurung waktu tertentu sebagai upaya pencapaian arah dan tujuan pembangunan disegala bidang.

Olehnya itu semua stakecholder dituntut aktif dan bekerja keras dalam pelaksanaan pembangunan sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 dalam upaya mensejahterakan rakyat. Aparat sebagai pelayan masyarakat saat ini dituntut bekerjasama dengan semua pihak yang terkait guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dan dengan pola yang telah berjalan, dengan menyadari tantangan pemerintahan yang berjalan di Kecamatan Bontobahari.

Usaha penyempurnaan administrasi pemerintahan pada semua Desa dan Kelurahan yang secara yuridis formal merupakan pemerintahan dibawah wilayah Kecamatan, yang merupakan tumpuan segenap pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu pemerintah wilayah harus bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pembangunan diwilayah kecamatan dan juga harus berinisiatif,

1

(14)

baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan serta mampu dalam pelaksanaan pembangunan.

Proses pembangunan nasional yang berlangsung dewasa ini sedang mengalami pergeseran dari bingkai sistem otoriter ke sistem demokrasi. Hal ini menyebabkan penyelenggaraan pemerintahan mendapat sorotan tajam terutama dalam aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas. Hal ini menyebabkan koordinasi antara setiap lembaga pemerintahan itu menjadi tidak baik pula yang menyebabkan kerenggangan antara organisasi yang satu dengan yang lainnya.Olehnya itu untuk mencapai tujuan pembangunan disemua sektor diperlukan koordinasi dan kesungguhan dari aparat dalam melaksanakan tugas- tugas pembangunan dan menggerakkan masyarakat untuk turut serta berperan di dalamnya. Pengarahan dana dan daya tenaga secara efisien perlu dilakukan untuk menumbuhkan swadaya masyarakat karena hal itu ikut menentukan keberhasilan pembangunan.Sehingga dengan demikian, pembangunan dengan sumber daya manusia perlu ditingkatkan secara maksimal. Namun, tidaklah sepenuhnya harapan itu bisa dinikmati oleh rakyat seutuhnya. Berbagai kelemahan-kelemahan masih banyak dijumpai, termasuk kesiapan aparatur Kecamatan termasuk sumber daya manusianya. Koordinasi dengan bertumpu pada penyatuan persepsi dengan integritas dalam kesatuan tindakan dalam bekerja serta kesamaan gerak dalam bekerja yang belum maksimal. Ditambah lagi adanya kecenderungan aparat dalam bekerja sehingga memunculkan perbedaan penafsiran dalam melihat suatu kebijakan yang akhirnya akan menunjukkan belum tercerminnya kompetensi yang dimiliki dalam menyelenggarakan sepenuhnya roda pemerintahan secara utuh.

(15)

Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia, sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur. Pencapaian cita-cita tersebut dilaksanakan secara sisitematis dan terpadu dalam bentuk operasional penyelenggaraan pembangunan selaras dengan fenomena dan dinamika yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tergantung pada pemilihan tujuan yang akan dicapai dengan cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Agar proses pembangunan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan, maka salah satu aspek yang diperhatikan adalah koordinasi dari para aparat pelaksana pembangunan.

Koordinasi sebagai salah satu cara untuk untuk mempersatukan usaha dari setiap penangung jawab pelaksanaan pembangunan atau unit kerja yang ada disuatu daerah guna menjalankan proses pembangunan terutama pembangunan yang sesuai dengan tuntunan otonomi daerah mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga tujuan dari pelaksanaan pembangunan pada suatu derah dapat tercapai.

Koordinasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan berbagai pelaksanaan kegiatan pembangunan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan kegiatan pembangunan mulai dari tingkat bawah sampai pada tingkat atas, sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan.Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan memberi instruksi/perintah,

(16)

mengadakan pertemuan dan memberikan penjelasan, bimbingan atau nasihat.

Penetapan mekanisme dalam suatu kegiatan sangat penting untuk mengkoordinasi pekerjaan atau mengorganisasi satu kesatuan yang harmonis.

Mekanisme pengkoordinasian dalam pelaksanaan pembangunan untuk tetap mengarahkan aktivitasnya kearah pencapaian tujuan pembangunan tersebut dan mengurangi ketidak efisienan serta konflik yang merusak. Pengkoordinasian dimaksudkan agar para aparat pelaksana pembangunan mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tergantung pada kemampuan aparat penanggung jawab pelaksanaan pembangunan untuk menyusun berbagai sumber daya yang ada dalam mencapai suatu tujuan. Tingkat efektivitas pelaksanaan pembangunan hendaknya mendapat perhatian yang lebih dari segenap unsur operasional penyelenggara pembangunan.

Oleh karena itu, kesempurnaan sistem koordinasi diharapkan mampu menjadikan tingkat efektivitas pelaksanaan pembangunan menjadi tinggi. Unsur yang menunjang efektivitas pelaksanaan pembangunan dari sudut pencapaian tujuan bukan hanya mempertimbangkan sasaran, tetapi juga mekanismenya mempertahankan diri dan manajemen sasaran. Kebutuhan akan pembangunan bagi suatu daerah sudah jelas, yaitu introspeksi yang obyektif, keterusterangan mengenai kekurangan, dan kesiapan dalam pelaksanaan pembangunan.

Dalam pembangunan dibutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategi pembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peran pemerintah dan dimana peran

(17)

masyarakat sehingga kedua bela pihak mampu berperan secara optimal dan sinergis.

Berangkat dari pernyataan di atas, penulis menemukan beberapa kelemahan-kelemahan dalam penyebaran pembangunan yang tentunya dibutuhkan kesiapan dalam menjalankan berbagai aktivitas pembangunan khususnya pembangunan daerah yang ada di Kecamatan Bontobahari. Harus dipahami bahwa aparat pemerintah Kecamatan Bontobahari dan Kelurahan dalam menjalankan fungsinya dituntut mampu mengkoordinasikan perencanaan pembangunan agar kiranya dapat seiring akan pelaksanaan yang dilakukan dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Aparat telah mengemban tugas dan bertanggung jawab dalam koordinasi dengan pemerintah baik pusat, daerah, maupun pihak kecamatan. Dimana didalamnya terdapat beberapa kelemahan dalam penyelenggaraannya termasuk kesadaran aparat akan pentingnya fungsi koordinasi sesuai dengan yang dikutip oleh Handayaningrat (2002: 55) koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan kerja (unit- unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi untuk mencapai tujuannya.

Seperti yang diamanatkan dalam UU No. 32/2004, tentang perencanaan pembangunan dan pelaksanaanya harus berorientasi kebawah dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberian wewenang perencanaan pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah, dengan cara ini akan mampu menyerap partisipasi masyarakat hingga pembangunan yang dilaksanakan dapat memberdayakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

(18)

Atas dasar itulah sehingga penulis melalui kesempatan ini, mencoba menelusuri permasalahan penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah Kecamatan dengan Kelurahan, dengan melihat tiga aspek yaitu, kesatuan tindakan, kesamaan gerak, dan pendekatan personalnya (Handayaningrat:2002) sehingga diangkat suatu penelitian sederhana dengan judul ”Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan Dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah Di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah :

1. Bagaimana koordinasi antara pemerintah kecamatan dan kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelakanaan pembangunan daerah di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini, antara lain :

a. Untuk mengetahui deskripsi analisis persepsi masyarakat tentang koordinasi antara pemerintah kecamatan dengan kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah di kecamatan Bontobahari kabupaten Bulukumba.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan daerah di kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

(19)

D. Kegunaan Penelitian

Terselenggaranya penelitian tentang Koordinasi antara pemerintah kecamatan dengan kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba, sesungguhnya dapat memberikan berbagai kegunaan antara lain :

1. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan bahan pertimbangan peneliti-peneliti lain dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah kecamatan dan kelurahan, sedangkan manfaat lainnya dapat diperoleh dari hasil penelitian sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan penulis, serta sebagai satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

b. Manfaat praktis

Memberikan informasi tentang penerapan koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan daerah yang telah dilakukan di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan 1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi adalah pencapaian usaha kelompok secara teratur dan kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan bersama. Terkait dengan hal-hal tersebut sebagai upaya untuk menyerasikan tugas bersama, bagian-bagian, guna mewujudkan tujuan keseluruhan. Dari pengertian tersebut dapat diperinci unsur-unsur koordinasi yaitu sebagai berikut:

a. Koordinasi mengandung arti sebagai suatu proses atau kegiatan secara terus-menerus tidak pernah berhenti.

b. Mengandung upaya atau kegiatan untuk menyerahkan, menyelaraskan atau mensikronisaikan unit-unit atau bagian atau tindakan di dalam suatu organisasi.

c. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dengan melalui upaya menghilangkan kekacauan serta tumpang tindih.

Hasibuan (2006:85) berpendapat bahwa : “Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Terry yang dikutip oleh Hasibuan (2006 : 85) berpendapat bahwa koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan

8

(21)

suatu tindakan yang seragam pada sasaran yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Terry dalam bukunya, Principle of Management yang dikutip oleh Handayaningrat (2002:55) koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron atau teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi :

1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif.

2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut.

3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha tersebut

Berdasarkan defenisi di atas maka dapat disebutkan bahwa koordinasi memiliki syarat-syarat yakni:

1. Sense of Cooperation, perasaan untuk saling bekerja sama, dilihat per bagian.

2. Rivalry, dalam organisasi besar, sering diadakan persaingan antar bagian, agar saling berlomba.

3. Team Spirit, satu sama lain per bagian harus saling menghargai.

4. Esprit de Corps, bagian yang saling menghargai akan makin bersemangat.

Berdasarkan ketentuan tersebut, menunjukkan bahwa perhatian yang sangat besar dari koordinasi pembangunan daerah terhadap upaya untuk menyelesaikan tugas dan tujuan keseluruhan sebagaimana yang tertuang dalam unsur-unsur koordinasi, dipandang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan daerah

(22)

yang dilaksanakan atas dasar perencanaan.Dengan kata lain, keberadaan koordinasi pembangunan daerah merupakan wujud untuk pencapaian usaha kelompok secara teratur dan kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan bersama.

Menurut Handayaningrat (2002:55), mengatakan bahwa : koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan kerja (unit-unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi untuk mencapai tujuannya. Dan beliau lebih lanjut mengatakan bahwa, koordinasi dan hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling kait-mengait, karena koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif. Hubungan kerja adalah bentuk komunikasi administratif yang membantu tercapainya koordinasi (hubungan kerja) ialah tercapainya koordinasi dengan cara yang berhasil dan berdaya guna (efektif dan efisien).

Dari pengertian koordinasi dan hubungan kerja tersebut diatas, dapatlah diketahui betapa besarnya peranan koordinasi dalam melaksanakan pemerintahan, yaitu agar tercapainya kesatuan tindakan antara unit-unit dari organisasi yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang diinginkan tercapai secara berdaya guna dan berhasil. Apabila dianalisa lebih lanjut dari pengertian koordinasi, maka dapat dikemukakan ciri-ciri koordinasi, yaitu sebagai berikut :

a) Tanggung-jawab koordinasi berada pada Pimpinan.

Oleh karena itu koordinasi adalah wewenang dan tanggung-jawab dari pada pimpinan. Dikatakan pimpinan yang berhasil apabila melakukan koordinasi dengan baik.

(23)

b) Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama.

Hal ini disebabkan karena kerja sama merupakan syarat mutlak terselenggaranya koordinasi sebaik-baiknya.

c) Koordinasi adalah proses yang terus-menerus.

Artinya suatu proses yang bersifat berkesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.

d) Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur

Hal ini disebabkan karena koordinasi adalah konsep yang diterapkan dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu tetapi sejumlah individu yang berkerjasama didalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

e) Konsep Kesatuan tindakan

Kesatuan tindakan adalah inti dari pada koordinasi. Hal ini berarti bahwa pimpinan harus mengatur usaha-usaha atau tindakan-tindakan dari pada setiap kegiatan individu sehingga diperoleh adanya keserasian didalam mencapai hasil bersama.

Dengan adanya koordinasi pembangunan tersebut diatas, maka rencana- rencana pembangunan yang diusulkan tadi diharapkan dapat terlaksana dengan baik serta mengandung nilai yang objektif, dengan demikian diperoleh suatu rencana pembangunan daerah yang terarah, terpadu sesuai dengan pola pembangunan daerah..

Searah dengan hal diatas, oleh Mooney and Reily yang dikutip oleh Handayadiningrat (2002:54), mendefenisikan koordinasi sebagai berikut:

(24)

“Coordination as the achievement of orderly group effort, and unity of action in the pursuitnof a common pupose”, koordinasi sebagai pencapaian usaha kelompok secara teratur kesatuan tindakan didalam mencapai tujuan bersama”.

Jadi makna defenisi di atas menunjukkan usaha penyesuaian langkah dari berbagai fungsi, sehingga efisiensi pencapaian tujuan dapat dicapai. Dalam bidang pemerintahan dan pembangunan, pelaksanaan koordinasi diarahkan adanya integrasi dalam kesatuan tindakan yang serasi, seirama, selaras sama lain dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.

Koordinasi merupakan usaha yang mengarahkan dan menyatakan kegiatan dari satuan kerja, sehingga segala aktivis bergerak sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan. Maka jelas bahwa koordinasi mengandung adanya keterpaduan dan dilakukan secara serasi dan simultan dari seluruh tindakan yang dilakukan.

Pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2006:85) bahwa:

“Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan kepantasan kuantitas, waktu dan pengarahan pelaksanaan yang menghasilkan keselarasan dan kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari berbagai intisari tentang koordinasi seperti tersebut di atas sebenarnya dapat dipakai istilah yaitu keselarasan. Baik kesatuan tindakan, kesatuan usaha, penyesuaian antar bagian, keseimbanga antar bagian maupun sinkronisasi kesemuanya bersasaran keselarasan.

Selanjutnya Handayaningrat (2002:56) menekankan betapa pentingnya peranan koordinasi dalam pembangunan. Apabila fungsi koordinasi itu dikaitkan

(25)

denga fungsi pimpinan maka ia akan mencakup wawasan yang lebih luas lagi, koordinasi dalam kepemimpinan administrasi akan mencakup aktifitas seorang pimpinan dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam organisasi. Akan menyangkut kemampuan dalam mengambil keputusan dan perumusan dalam pemecahan masalah yang manusiawi dengan meningkatkan keterpaduan dengan unit kerja lainnya. Adapun pengertian koordinasi menurut beliau ialah:

“Koordinasi ialah konsep dasar kedua disamping kepemimpinan (leadership).

Sebab koordinasi dan kepemimpinan adalah tidak bias dipisahkan satu sama lain saling mempengaruhi. Kepemimpinan yang efektif adalah menjalin koordinasi yang baik, sebab pemimpin berperan sebagai coordinator”.

Apabila ditelusuri lebih mendalam makna koordinasi tersebut, maka hakekat koordinasi yang aktif adalah senantiasa diarahkan pada tercapainya.

a. Kesamaan gerak dan langkah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, hal ini merupakan inti koordinasi.

b. Mencegah terjadinya perbedaan dan penafsiran dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.

c. Merupakan alat pendekatan personal dalam hubungannya dengan pendekatan yang bersifat lintassektoral dan multi dimensional dari setiap kegiatan.

Dari uraian tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan koordinasi bagi seorang pimpinan terutama dalam hal menciptakana asas keselarasan dan keseimbangan dalam mewujudkan tujuan secara berdaya guna dan berhasil guna.

(26)

Betapa pentingnya fungsi koordinasi dalam rangka keterpaduan pembangunan daerah termasuk daerah pedesaan dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Koordinasi yang baik membawa dampak positif terhadap peningkatan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan.

b. Koordinasi yang efektif memberikan kontribusi yang baik guna tercapainya tugas-tugas yang bersifat khusus dan spesifik.

c. Melalui koordinasi yang baik akan merupakan suatu alat ukur bagi keberhasilan terutama menyangkut hal-hal yang bersifat multi dimensional.

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi koordinasi

Hasibuan (2006:88), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi sebagai berikut:

a. Kesatuan Tindakan

Pada hakekatnya koordinasi memerlukan kesadaran setiap anggota organisasi atau satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri atau tugasnya dengan anggota atau satuan organisasi lainnya agar anggota atau satuan organisasi tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu konsep kesatuan tindakan adalah inti dari pada koordinasi. Kesatuan dari pada usaha, berarti bahwa pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha dari pada tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil. Kesatuan tindakan ini adalah merupakan suatu kewajiban dari pimpinan untuk memperoleh suatu koordinasi yang baik dengan mengatur jadwal waktu dimaksudkan bahwa kesatuan usaha itu dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

(27)

b. Komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi. Karena dengan komunikasi, sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan berdasarkan rentang dimana sebagian besar ditentukan oleh adanya komunikasi.

Komunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Komunikasi berasal dari perkataan communicare, yaitu yang dalam bahasa latin mempunyai arti “berpartisipasi ataupun memberitahukan” Dalam organisasi komunikasi sangat penting karena dengan komunikasi partisipasi anggota akan semakin tinggi dan pimpinan memberitahukan tugas kepada karyawan harus dengan komunikasi. Dengan demikian komunikasi merupakan hubungan antara komunikator dengan komunikan dimana keduanya mempunyai peranan dalam menciptakan komunikasi.

Dari pengertian komunikasi sebagaimana disebut di atas terlihat bahwa komunikasi itu mengandung arti komunikasi yang bertujuan merubah tingkah laku manusia. Karena sesuai dengan pengertian dari ilmu komunikasi, yaitu suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas, dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap. Maka komunikasi tersebut merupakan suatu hal perubahan suatu sikap dan pendapat akibat informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Sehingga dari uraian tersebut terlihat fungsi komunikasi sebagai berikut : 1. Mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam

suatu lingkungan.

(28)

2. Menginterpretasikan terhadap informasi mengenai lingkungan

3. Kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai dan norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain.

Maka dari itu komunikasi itu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah sikap dan perilaku orang l ain dengan melalui informasi atau pendapat atau pesan atau idea yang disampaikannya kepada orang tersebut.

C. Pembagian Kerja

Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan bersama dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang berkeja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Dalam suatu organisasi, tiang dasarnya adalah prinsip pembagian kerja (Division of labor).

Prinsip pembagian kerja ini adalah maksudnya jika suatu organisasi diharapkan untuk dapat berhasil dengan baik dalam usaha mencapai tujuanya, maka hendaknya lakukan pembagian kerja. Dengan pembagian kerja ini diharapkan dapat berfungsi dalam usaha mewujudkan tujuan suatu organisasi.

Pembagian kerja adalah perincian tugas dan pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.

Jadi pembagian kerja pekerjaan menyebabkan kenaikan efektifitas secara dramatis, karena tidak seorangpun secara fisik mampu melaksanakan keseluruhan aktifitas dalam tugas–tugas yang paling rumit dan tidak seorangpun juga

(29)

memiliki semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas. Oleh karena itu perlu diadakan pemilahan bagian–bagian tugas dan membagi baginya kepada sejumlah orang. Pembagian pekerjaan yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi ahli pada fungsi pekerjaan tertentu.

D. Disiplin

Pada setiap organisasi yang kompleks, setiap bagian harus bekerja secara terkoordinasi, agar masing-masing dapat menghasilkan hasil yang diharapkan.

Koordinasi hádala usa penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatan dari pada bagian-bagian itu selesai pada waktunya, sehingga masing- masing dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal agar diperoleh hasil secara keseluruhan, untuk itu diperlukan disiplin.

Rivai (2005:444) menyatakan pengertian disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan normanorma sosial yang berlaku”. Jadi jelasnya bahwa disiplin menyangkut pada suatu sikap dan tingkah laku, apakah itu perorangan atau kelompok yang untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan suatu organisasi.

Dalam suatu organisasi penerapan peraturan kepada seseorang atau anggota organisasi dikelola oleh pimpinan. Pimpinan diharapkan mampu menerapkan konsep disiplin positif yakni penerapan peraturan melalui kesadaran bawahannya. Sebaliknya bila pimpinan tidak mampu menerapkan konsep disiplin

(30)

positif pada dirinya sendiri tentu dia juga tidak mungkin mampu menerapkannya pada orang lain termasuk kepada bawahannya. Dengan demikiam disiplin itu sangat penting artinya dalam proses pencapaian tujuan, ini merupakan suatu syarat yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan yang dimaksud.

3. Sifat – sifat Koordinasi :

Hasibuan (2006:87), bependapat bahwa sifat-sifat koordinasi adalah : a. Koordinasi bersifat dinamis bukan statis.

b. Koordinasi menekankan Pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator dalam rangka mencapai sasaran.

c. Koordinasi meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Asas Koordinasi adalah asas skala (scalar principle= hierarki) artinya koordinasi dilakuakan menurut jenjang – jenjang kekuasaan dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan jenjang – jenjang yang berbeda satu sama lain. Asas hierarki ini merupakan setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasi bawahan secara langsung. Scalar principle merupakan kekuasaan mengkoordinasi yang harus bekerja melalui suatu proses formal.

4. Tujuan Koordinasi

Apabila dalam organisasi dilakukan koordinasi secara efektif maka ada beberapa manfaat yang didapatkan. Handoko (2003:197) berpendapat bahwa Adapun manfaat koordinasi antara lain:

a. Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama lain, antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam organisasi.

(31)

b. Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan organisasi atau pejabat merupakan yang paling penting.

c. Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian dalam organisasi.

d. Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu aktifitas dalam organisasi.

e. Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling membantu.

Hasibuan (2006:86) berpendapat bahwa koordinasi penting dalam suatu organisasi, yakni :

a. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percecokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan.

b. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

c. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.

d. Supaya semua unsur manajemen dan pekerjaan masing-masing individu pegawai harus membantu tercapainya tujuan organisasi.

e. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.

Jadi koordinasi sangat penting dalam mengarahkan para bawahan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan perusahaan.

5. Hubungan Koordinasi Terhadap Prestasi kerja

Jelas manfaat koordinasi sangat menentukan terselenggaranya usaha yang telah diprogramkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam hal

(32)

pencapaian prestasi kerja karyawan. Tetapi apabila koordinasi tidak melaksanakan atas departementasi dan pembagian kerja, akan menimbulkan organisasi yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kesatuan arah. Untuk mencapai prestasi kerja karyawan yang optimal diperlukan adanya integrasi antara kesatuan kerja, komunikasi, disiplin, dan pembagian kerja. Dimana jika keseluruhan faktor tersebut sudah terarah maka karyawan dapat mencapai prestasi yang diharapkan perusahaan.

6. Pemerintah Kecamatan

Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan memerlukan adanya seorang pemimpin yang selalu mampu untuk menggerakkan bawahannya agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara berdayaguna dan berhasil guna. Keberhasilan pembangunan akan terlihat dari tingginya produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara merata. Kecamatan merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa/kelurahan. Kecamatan merupakan sebuah organisasi yang hidup dan melayani kehidupan masyarakat.

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan perangkat kecamatan melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan seperti penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan termasuk didalamnya melaksanakan tugas pelayanan serta tugas dan fungsi kecamatan adalah sebagai berikut:

(33)

1. Camat

Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati. Camat dalam menjalankan tugas dan kewajiban dibantu oleh seorang sekretaris kecamatan, kapala seksi, dan staf. Untuk menyelenggarakan tugas tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan

Fungsi camat sebagai berikut:

a. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

c. Pengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang- undangan.

d. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

f. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa g. Pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial kemasyarakatan.

h. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ekonomi, koperasi dan usaha kecil menengah.

i. Pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum, keagrariaan dan kependudukan.

j. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat.

(34)

k. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan.

l. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya yang berada di wilayahnya.

m. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

n. Pelaksanaan penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga kecamatan.

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris Kecamatan

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan. Sekretaris mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan rencana, pengendalian, evaluasi pelaksanaan tugas seksi-seksi, pelaksanaan urusan penelitian dan pengembangan kebijakan program, pembinaan administrasi dan pemberian pelayanan teknis dan administrasi di bidang umum, kepegawaian, perencanaan dan keuangan kepada semua unsur dalam lingkungan satuan organisasi kecamatan. Untuk melaksanakan tugasnya sekretaris memiliki fungsi. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan pendataan rencana dan

program kegiatan, pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana.

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian.

(35)

d. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, rumah tangga dan perlengkapan.

e. Penyusunan rencana, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi- seksi.

f. Pelaksanaan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan.

g. Pelaksanaan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya.

h. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada mayarakat dikecamatan.

i. Koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

j. Koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaanpemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

k. Pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum di wilayah kecamatan.

l. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada bupati.

m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

3. Seksi Tata Pemerintah

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, tata pemerintahan kecamatan mempunyai tugas untuk melakukan urusan pemerintahan dan

(36)

pembinaan pemerintahan desa/kelurahan. Untuk menjalankan tugasnya seksi tata pemerintahan memiliki fungsi yang sesuai dengan keentuan yang ada. Fungsi seksi tata pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang pemerintahan.

b. Penyusunan program, pembinaan, penyelenggaraan pemerintahan desa / kelurahan.

c. Fasilitasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

e. Pelaksanaan upaya kelancaran pemasukan setiap pendapatan daerah yang bersumber dari wilayah kerjanya.

f. Pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

g. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat kecamatan.

i. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa / kelurahan di tingkat kecamatan.

(37)

j. Penyusunan program, penyelenggaraan, pembinaan serta inventarisasi sumber–sumber pandapatan dan kekayaan desa/kelurahan.

k. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, pemberian bimbingan, supervisi, fasilitasi dan konsultasi pelaksanaan tertib administrasi pemerintahan desa dan/atau kelurahan.

l. Administrasi desa dan/atau kelurahan;

m. Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau kelurahan beserta perangkat desa dan/atau kelurahan.

n. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan tata pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan.

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat.

b. Koordinasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.

c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat.

(38)

d. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan lingkup kecamatan.

e. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pihak-pihak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan.

g. Pelaksanaan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan dan pembangunan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta.

h. Koordinasi pembinaan lingkungan hidup, pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, perekonomian masyarakat desa/kelurahan, produksi dan distribusi serta koperasi dan usaha kecil menengah.

i. Penyiapan bahan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjanya.

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. dan

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

5. Seksi Kesejahteraan Sosial

Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program serta melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial yaitu:

(39)

a. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang kesejahteraan sosial.

b. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesejahteraan sosial, pelayanan dan bantuan sosial, peranan wanita, keluarga berencana, pembinaan kepemudaan olah raga dan kesehatan.

c. Koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan dan pengembangan kehidupan masyarakat di bidang sosial budaya, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

d. Penanganan bencana alam dan bencana sosial.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesejahteraan sosial di wilayah kerjanya.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

7. Kaitan Administrasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan

Desa dan kelurahan adalah wilayah pemerintahan kecamatan sebagai lembaga koordinasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan segala kemampuan akan selanjutnya tergantung atas kemampuan aparat membina dan mengembangkan suatu administrasi yang memecahkan masalah-masalah dalam pembangunan Desa dan kelurahan dalam rangka meningkatkan kehidupan masyarakat .Oleh karena itu, dalam perkembangan administrasi pemerintahan merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah terhadap pembangunan, termasuk pembangunan di daerah pedesaan dan kelurahan kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat baik lahir maupun batin, materi maupun spiritual.

(40)

Tjokroamidjojo (2003:24), mengungkapkan bahwa proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustening proces) tergantung kepada manusia dan struktur sosial.

Untuk mengadakan perubahan sosial budaya masyarakat, maka sudah menjadi kewajiban seluruh aparatur pemerintah dan masyarakat sendiri untuk menciptakan dan memperluas serta melaksanakan program-program pembangunan nasional yang diselenggarakan termasuk penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah desa dan kelurahan. Dengan demikian maka harus mutlak melaksanakan administrasi pemerintahan dalam menunjang keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan.

8. Hubungan Kerja Pemerintah Kecamatan dengan Organisasi LPMK dan LPMD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan lembaga pemberdayaan masyarakat desa sebagai organisasi kemasyarakatan yang dibina oleh pemerintah sesuai dengan kedudukan dan fungsinya membantu kepala kelurahan dan desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, maka dalam pelaksanaan tugasnya harus berpedoman kepada kebijaksanaan yang telah digariskan oleh kepala kelurahan dan kepala desa . Selanjutnya Kepala Kelurahan dan desa menggunakan LPMK atau LPMD untuk membantu dalam menggerakkan serta meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan dan menumbuhkan kondisi dinamis serta kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan menetapkan ketahanan kelurahan dan desa.

(41)

Dalam proses ini perencaaan pembangunan, pengurus LPMK dan LPMD mengadakan koordinasi dengan lembaga-lembaga sosial yang ada dikelurahan atau desa tersebut serta dengan tokoh-tokoh masyarakat guna menyusun rencana pembangunan dan selanjutnya diajukan dalam musrembang tingkat kelurahan dan desa, selanjutnya menjadi rencana kelurahan dan desa tersebut.

Jadi LPMK atau LPMD sebagai wadah yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembangunan yang ada dikelurahan dan desa. Selanjutnya diinventarisasikan pembangunan yang aka dilaksanakan melalui berbagai macam bantuan.

LPMK dan LPMD sebagai sistem organisasi masyarakat, gerak langkahnya dipengaruhi antara lain kepemimpinan yang partisipatif, pengurus yang terampil dan memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sedangkan efektifitas suatu organisasi ditentukan oleh empat kriteria sebagai berikut:

a. Adaptasi atau kemampuan organisasi untuk selalu memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.

b. Integrasi yakni tingkat keterpaduan atau integrasi baik internal maupun eksternal organisasi.

c. Motivasi yaitu konsistensi dan semangat para pelaku dan pendukung organisasi.

d. Produksi yang menunjukkan jumlah dan kualitas kegiatan yang dilakukan.

(42)

B. Konsep Pembangunan

Pembangunan dapat diartikan sebagai perubahan yang berencana, dimana adanya suatu kenyataan fisik dan keadaan jiwa yang diupayakan oleh masyarakat sebagai subjek dari pembangunan yang dilaksanakan melalui suatu kombinasi sebagai suatu proses sosial, ekonomi dan kelembagaan untuk menuju pada kehidupan yang lebih baik.

Siagian (2001) mengemukakan bahwa pembangunan sebagai suatu usaha perubahan dari keadaaan kondisi masyarakat tertentu, kepada suatu keadaan dan kondisi masyarakat yang dianggap lebih baik. Lebih lanjut dalam Tjokroamidjojo (2002) mengemukakan bahwa pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mempengaruhi masa depannya. Pengertian tersebut menunjukan bahwa pembangunan merupakan upaya yang dilaksanakan secara terus menerus dan bertujuan menempatkan posisi manusia dan perannya kedalam maupun keluar. Selanjutnya Kamarsya (2001) mengatakan bahwa pada hakekatnya pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu mencakup: pertama, kecukupan dan kemandirian lahiriah seperti pangan, sandang, papan pendapatan yang layak dan sebagainya. Kedua,kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, kerukunan sosial, ketentraman beragama dan sebagainya. Ketiga, kemajuan yang meliputi seluruh masyarakat sebagaimana tercermin dalam perbaikan kesejahteraan hidup yang berkeadilan.

Kemudian Siagian (2001) menyatakan bahwa pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan

(43)

secara sadar oleh suatu bangsa, Negara ataupun pemerintah menuju modernisasi dalam rangka pemenuhan bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut pembangunan desa diharapkan mampu membulatkan tekad dan memadukan potensi sumberdaya bagi peningkatan taraf hidup masyarakat desa/kelurahan.Maka pembangunan desa/kelurahan melekat sifat multi sektor yang mengharuskan desa/kelurahan secara terintegrasi dan terpadu dalam perencanaan dan pelaksanaan sehingga optimalisasi dari pada pembangunan tersebut dapat dicapai, berdaya guna dan berhasil guna.

Setelah melihat beberapa pengertian di atas, maka Soewignyo (2001) mengemukakan ciri-ciri dari pembangunan sebagai berikut:

1. Suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi secara terus- menerus.

2. Suatu proses untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.

3. Kenaikan pendapatan itu harus terus menerus dan pembangunan itu dilakukan sepanjang masa. Pembangunan adalah suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana.

Lebih lanjut Soewignyo mengemukakan bahwa pembangunan desa adalah pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat, pembangunan desa bersifat multi sektor menyangkut semua kehidupan masyarakat, sehingga pembangunan desa tidaklah berdiri sendiri tetapi merupakan suatu kesatuan dengan pembangunanNasional di daerah. Soewignyo menempatkan pembangunan desa atas tiga sifat yaitu:

(44)

1. Sebagai metode pembangunan dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa melalui pembangunan pedesaan/kelurahan, karena sebagian besar masyarakat tinggal dan berusaha di desa.

2. Sebagai program yang menyangkut berbagai segi, terakumulasi dalam benguk program yang pelaksanaannya di desa memerlukan keikutsertaan masyarakat desa.

3. Sebagai gerak yang dilaksanakan secara menyeluruh di pedesaan sebagai gerak maka diperlukan kemampun dari aparat pemerintah desa untuk menggerakkan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran meningkatkan pada keadaan yang lebih baik.

Soedomo (2001) berpendapat bahwa pembangunan desa adalah suatu kegiatan bersama yang direncanakan bersama dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan bersama dengan mengendalikan pembinaan dan bantuan pemerintah. Pembangunan desa dapat dibatasi sebagai suatu proses usaha yang dirancang untuk menciptakan suasana yang memungkinkan masyarakat menjadi cerdas, maju taraf ekonomi dan kehidupan sosialnya, dengan berperan aktif dan berprakarsa sepenuh mungkin dengan bimbingan serta bantuan pemerintah yang bertindak sebagai suatu keseluruhan dalam kerangka suatu kebijaksanaan menuju pada pembangunan desa dinamis.

C. Kerangka Pikir

Koordinasi adalah suatu hal pokok dalam suatu organisasi, kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Peran seorang pemimpin menjadi sangat vital dalam suatu organisasi. Koordinasi dalam sebuah pemerintahan menjadi

(45)

sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi. Sukses tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan bergantung pada cara-cara pemimpin yang mampu mengkoordinasikan seluruh kegiatan bawahannya yang digunakan dalam memimpin organisasi tersebut.

Dalam konteks pemerintahan Kecamatan sebagai perpanjang tangan dari pemerintah kabupaten diharapkan mampu memahami persoalan-persoalan yang timbul ditengah-tengah masyarakatnya atau warga yang dipimpinnya. Begitu pula di Kecamatan Bontobahari, peran pemerintah kecamatan dan kelurahan menjadi sangat penting dalam menciptakan atau merealisasikan pembangunan desa atau lurah yang merata. Kepala Pemerintah kecamatan dan keluarahan sebagai pimpinan didesa maupun kelurahan diharapkan mampu menerapakan pola koordinasi yang tepat dalam pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Biukumba, sehingga dapat merealisasikan pembangunan infarsturuktur dan kependudukan yang merata serta bermanfaat bagi masyarakat Bontobahari.

Untuk menunjang tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk merealisasikan program pemerintah baik pembangunan masalah infrastruktur, masalah kependudukan maupun pembangunan dalam rangka pemberdayaan masyarakat maka diperlukan penerapan fungsi Koordinasi yang baik yaitu;

integritas dalam kesatuan tindakan, kesamaan gerak, pencegahan terjadinya perbedaan dan penafsiran dan pendekatan personal yang sifatnya lintas sektoral dan multi dimensional dalam upaya untuk mensingkronkan apa yang menjadi harapan dan kebutuhan masyarakat terkait dengan perencanaan pembangunan dan

(46)

upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, menginvetaris hasil musyawarah pembangunan desa dan kelurahan, ada jaminan ketertiban dan keamanan masyarakat serta penyelesaian kebutuhan administrasi masyarakat. Olehnya itu koordinasi yang dimaksudkan adalah adanya kesepakatan hal-hal yang urgen yang terjadi dilingkungan masyarakat, dan koordinasi ini dilakukan secara berkenambungan sehingga tercipta pembangunan yang efektif dan efisien di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Efektifitas pembangunan Kecamatan Bontobahari

Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan

Pembangunan Infrasturuktur

- Kesatuan Tindakan - Kesamaan Gerak - Pendekatan Personal

Pembangunan Kependudukan

(47)

D. Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus.

Spradley (sugiyono, 2012:209) menyatakan bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.

Penelitian ini difokuskan pada pola koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Bontobahari. Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah:

Koordinasi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan adalah rangkain kegiatan pemerintah kecamatan dan kelurahan dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang menyangkut tentang pembangunan desa yang merata dan berkualitas.

Adapun indikator yang penulis tetapkan adalah : a. Kesatuan Tindakan

b. Kesamaan gerak c. Pendekatan Personal E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun dekskripsi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Koordinasi pemerintah kecamatan dengan kelurahan adalah rangkaian

kegiatan pemerintah dalam mengatur tingkah laku aparatur desa dan warga kecamatan Bontobahari dalam pelaksanaan pembangunan yang merata dan berkualitas.

2. Kesamaan Gerak

Kesamaan gerak dan langkah merupakan inti koordinasi. Dalam pembangunan di Kecamatan Bontobahari kesamaan gerak yang diterapkan

(48)

masih memiliki banyak kekurangan dikarenakan antara desa yang satu dengan yang lainnya masing-masing mempertahankan pendiriannya dengan bergerak sendiri-sendiri dalam melaksanakan suatu pembangunan.

3. Kesatuan Tindakan

Kesatuan tindakan merupakan suatu bentuk koordinasi yang dilaksanakan di Kecamatan Bontobahari untuk mencegah terjadinya perbedaan penafsiran antara desa/lurah yang satu dan yang lainnya.

4. Pendekatan Personal

Pendekatan Personal adalah hal yang harus diperhatikan seluruh pejabat pemerintahan agar tercipta keselarasan dan hubungan yang harmonis untuk melaksanakan suatu pembangunan yang terjadi di Bontobahari.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 60 hari atau dua bulan yakni pada Bulan Mei sampai bulan Juni 2014. Lokasi penelitian adalah Kantor Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba, dengan penelitian lapangan yakni dengan melakukan pengumpulan data penelitian secara langsung pada obyek dengan maksud diperoleh data lapangan yang dijamin kebenaran dan kesahihannya.

Dengan pertimbangan alasan masih banyak masyarakat belum mengetahui bagaimana hubungan antara pemerintah kecamatan dengan kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan dikecamatan Bontobahari.

B. Jenis dan Tipe penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian bersifat deskriftif kualitatif, yakni suatu bentuk penelitian yang memberikan gambaran mengenai objek yang diamati atau fokus penelitian.

Peneliti akan mendeskripsikan dan menjelaskan secara jelas tentang bagaimana koordinasi pemerintah kecamatan dan kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah di kecamatan Bontobahari kabupaten Bulukumba.

C. Sumber Data

Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer yaitu data hasil yang diperoleh melalui wawancara, telaah

dokumen dan pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

37

(50)

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, referensi- referensi, peraturan perundang-undangan, dokumen, observasi, yang diperoleh dari lokasi penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian pada penelitian ini di dapat dengan menggunakan teknik purposive yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja.

Informan penelitian dalam hal ini adalah instansi yang terkait dan masyarakat.

Jumlah informan adalah 8 (delapan) orang dengan rincian sebagai berikut:

Camat : 1 orang

Sekretaris Camat : 1 orang

Kasi Pemerintahan : 1 orang

Lurah : 1 orang

Pegawai : 1 orang

LPMK : 1 orang

Tokoh Masyarakat : 2 orang

Jumlah : 8 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dan informasi dilapangan ditempuh beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Obesrvasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung dilapangan terutama berkaitan dengan data penelitian yang diperlukan, sedangkan yang di observasi dalam

(51)

penelitian ini adalah bagaimana penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara terhadap informasi, peneliti menggunakan pedoman wawancara dan program observasi. Pedoman wawancara menjadi pemandu dalam perolehan data. Namun wawancara tidaklah terfokus pada pedoman tersebut, tetapi akan dikembangkan sesuai kondisi lapangan pada saat wawancara berlangsung.

Bentuk wawancara yang dilakukan adalah wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Wawancara berstruktur dilakukan untuk memperoleh data pokok tentang penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah pada Kantor Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba serta wawancara tak berstruktur dilakukan secara bebas untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara berstruktur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dengan cara menelaah dokumen melalui kajian literature dan Undang-Undang, dokumen, surat-surat keputusan, majalah dan surat kabar yang berkait dengan koordinasi pemerintah kecamatan dan kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriftif kualitatif yaitu untuk mengetahui gambaran secara umum tentang bagaimana penerapan koordinasi pemerintah kecamatan dan kelurahan

(52)

dalam pelaksanaan pembangunan di kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

G. Keabsahan Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik seperti ini juga menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada sumber lain keabsahan data yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, duji keakuratan atau ketidak akuratannya.

3. Triangulasi waktu

Trianguasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data.

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Riwayat Singkat Kecamatan Bontobahari

BONTOBAHARI berarti “Tanah Laut”, tempat ini adalah surga bagi para nelayan, mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada laut. Maka, jangan heran tentang kepiawaian penduduk setempat merakit kapal laut dan kehebatannya dalam membangun tradisi bahari selama ratusan tahun. Tempat ini berada sekitar 200km dari selatan kota Makassar. Karena tangan-tangan kreatif inilah, lahir julukan Butta Panrita Lopi (Negeri para pembuat Perahu).

Kisah tentang perahu Phinisi dari desa tanah beru dan desa Bira (kec,bontobahari Bulukumba Sul-sel) adalah sebuah Legenda. Kisah mereka bukanlah sesuatu yang asing lagi. Namun jarang yang mengetahui tentang bagaimana sejarah dan tradisi panjang ini dibangun oleh nenek moyang, pun dengan kehebatan para pelaut ulung tersebut. Budaya tersebut didasarkan pada penciptaan perahu pertama oleh nenek moyang mereka.

Alkisah dalam mitologi masyarakat Tanah Beru, nenek moyang mereka menciptakan sebuah perahu yang lebih besar untuk mengarungi lautan, membawa barang-barang dagangan dan menangkap ikan. Saat perahu pertama dibuat, dilayarkanlah perahu di tengah laut. Tapi sebuah musibah terjadi di tengah jalan.

Ombak dan badai menghantam perahu dan menghancurkannya. Bagian badan

41

Gambar

Tabel 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Bontobahari ......................  37
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Tabel  2.  Distiribusi  Penduduk  Kecamatan  Bontobahari  berdasarkan  mata           pencaharian dalam persentase sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Bontobahari
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kawasan  pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem

“Guna mengatasinya kami akan membuat tandon-tandon air bawah tanah di lahan aset milik Pemprov DKI Jakarta yang dekat dengan hunian padat penduduk, sehingga memudahkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semua media perlakuan yang dicobakan pada media MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh mampu mendorong organogenesis eksplan

Strategi ini digencarkan oleh Nabi Muhammad saw dengan menanamkan keyakinan di kalangan umat Islam bahwa seluruh umat Islam adalah sama di hadapan Allah Swt, sekalipun

Dari hasil analisis penelitian ini berhasil mengumpulkan data tingkatan sekolah sebanyak 4 skripsi penelitian di level SD, 127 mahasiswa meneliti di level SMP/MTs, 16

Oleh karena itu orbit yang paling tepat untuk satelit komunikasi adalah Orbit Geostasioner, yaitu orbit dimana perioda orbitnya adalah selama 24 jam dan sejajar

Selain itu dari segi kepuasan pelanggan kosmetik Sariayu masih rendah dibandingkan dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu Wardah, Caring

Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa komunikasi word of mouth dapat dibangun melalui anteseden kualitas pelayanan yang mencakup