1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank.1 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah atau unit usaha syariah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik berupa kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.2
Bank syariah didirikan untuk menciptakan kemaslahatan umat islam, maka dalam praktiknya bank syariah tidak boleh bertentangan dengan ajaran-ajaran agama islam itu sendiri. Lahirnya bank syariah dilatarbelakangi oleh larangan adanya riba yang ditegaskan didalam Al-Qur’an. Berdasarkan pendapat para ulama, sistem riba inilah yang perlu dihapuskan. Pengahapusan sistem riba pada bank berarti melaksanakan islamisasi perbankan.3 Bank syariah berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi, yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat oleh karena itu,
1Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), hlm. 32.
2Ismail, Perbankan Syariah,…,hlm. 32.
3Aat Hidayat, Mengenal Sistem Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2009), hlm. 23.
kegiatan bank syariah secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu; penghimpun dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa bank.4
Dalam perkembangan bisnis jasa perbankan syariah yang semakin berkembang membuat persaingan dalam perbankan syariah semakin ketat terutama bagi usaha yang sasaran segmen pasarnya serupa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bank syariah berdiri di Indonesia. Timbulnya tingkat persaingan dalam bank syariah di tandai dengan maraknya produk jasa atau program yang ditawarkan oleh bank syariah. Sehingga para pelaku bisnis dituntut untuk menciptakan suatu keunggulan dibanding dengan para pesaing.5
Para pemilik usaha bank syariah harus seoptimal mungkin menjaga kualitas mutu pelayanan agar tetap eksis dibidang usaha jasa yang ditekuni.
Banyaknya perbankan syariah di Indonesia menimbulkan persaingan yang sangat ketat. Adanya para pesaing membuat sistem bank syariah dikembangkan lebih baik lagi diantaranya mempertahakan semua nasabahnya dan menarik masyarakat untuk menjadi nasabah agar tidak beralih kepada bank syariah lainnya yang menjadi pesaing bagi bank syariah itu sendiri.6
Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu bank tentunya akan mengeluarkan berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Program yang dikeluarkan oleh bank merupakan suatu strategi untuk menarik perhatian nasabah agar tidak beralih kepada bank syariah lainnya.7 Hal ini lah yang
4Kasmir, Manajemen Perbankan Edisi Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 13.
5Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 51.
6Kasmir, Kewirausahaan,…,hlm. 51.
7M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 140.
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP). Cimahi Baros melalui beberapa program salah satunya Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking.
Transaksi E-Banking merupakan kegiatan yang melakukan transaksi pembayaran, dan transaksi lainnya melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan.8 E-Banking menjadi salah satu strategi yang digunakan oleh industri perbankan untuk bersaing. Semakin meningkatnya jumlah nasabah dari tahun ketahun memungkinkan perbankan untuk melakukan inovasi- inovasi untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi pembayaran maupun pengiriman uang antar nasabah maupun antar bank.
Salah satu bank yang berniat mengembangkan layanan perbankan elektronik adalah Bank Syariah Mandiri (BSM), dengan mengembangkan layanan ini untuk mendongkrak jumlah nasabah. Saat ini jumlah nasabah anak usaha Bank Mandiri Syariah baru 1,7 juta. Layanan ini sudah bisa digunakan di 80 cabang Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia. termasuk di ATM milik Bank Syariah Mandiri yang mencapai 50.000.9
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimahi Baros telah mengeluarkan suatu program dalam pelayanan jasa yaitu Kemilau Emas Transaksi E-Banking dalam program tersebut Bank Syariah Mandiri memberikan reward
emas kepada nasabah BSM dan Pegawai BSM. Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking berhadiah total sebanyak 425 gram emas yang terdiri dari:
8https://id.wikipedia.org/wiki/E-banking diakses pada tanggal 2 September 2018 Pukul 10:15 WIB.
9https://keuangan.kontan.co.id/news/bsm-kembangkan-layanan-e-banking-1 diakes pada tanggal 2 September 2018 Pukul 10:55 WIB.
1. Hadiah bulanan 20 (dua puluh) orang pemenang masing-masing 2,5 gram.
2. Hadiah grand prize 9 pemenang dengan rincian; 1 pemenang (75 gram emas); 1 pemenang (50 gram emas); 2 pemenang (25 gram emas); 5 pemenang (10 gram emas).10
Hadiah diberikan kepada nasabah atau pegawai yang berhasil melakukan transaksi finansial serta memiliki jumlah poin minimal 50 poin pada akhir periode bulanan, poin untuk setiap transaksi berhasil diakumulasikan periodik bulanan selanjutnya jumlah poin juga akan diakumulasikan selama periode program 4 bulan untuk berkesempatan memperoleh hadiah Grand Prize. Pada saat pemberian hadiah kepada nasabah pihak bank memberikan berbentuk barang atau uang, berbentuk uang jika nasabah terkendala saat pengambilan hadiah.11
Akad ji’alah adalah sesuatu yang disiapkan untuk diberikan kepada seseorang yang berhasil melakukan perbuatan tertentu, atau juga diartikan sebagai sesuatu yang diberikan kepada seseorang karena telah melakukan pekerjaan tertentu.12 Akad ji’alah digunakan untuk memenuhi keperluan pelayanan jasa seperti program kemilau emas transaksi e-banking. Menurut ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah akad ji’alah diperbolehkan karena ada izin dari Allah.
Sedangkan, menurut ulama Hanafiyah akad ji’alah tidak diperbolehkan karena di dalamnya terdapat unsur gharar.13
10Brosur Bank Syariah Mandiri Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking.
11Hasil Wawancara dengan pihak BSM KCP Cimahi Baros pada tanggal 24 September 2018.
12Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 5, Terj. Abdul Hayyieal-Katta, dkk.
(Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 432.
13Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 5,…,hlm. 433.
Dengan demikian dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh dan detail lagi akan Pelaksanaan Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking di Bank Syariah Mandiri KCP Cimahi Baros. Oleh karena itu penulis membatasi masalah tersebut dengan judul: “Pelaksanaan Hadiah Pada Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking Di Bank Syariah Mandiri KCP Cimahi Baros”
B. Rumusan Masalah
Dalam akad ji’alah mengandung unsur penipuan (gharar), karena didalamnya terdapat penipuan dari segi batas waktu penyelesaian pekerjaan atau cara dan bentuk pekerjaanya. Maka dari itu pelaksanaanya haruslah didasarkan atas prestasi dan jauh dari unsur-unsur penipuan dan judi (maisir). Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN-MUI No.62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ji’alah, dalam ketentuan akad pada poin kedua objek ji’alah harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah, serta tidak menimbulkan akibat yang dilarang. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan program hadiah kemilau emas transaksi e- banking di Bank Syariah Mandiri KCP Cimahi Baros sudah sesuai dengan syariah
atau belum, hal ini perlu tinjauan melalui hukum ekonomi syariah.
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditarik beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaiamana Pelaksanaan Program Hadiah Kemilau Emas Transaksi E- Banking di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimahi Baros?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap Pelaksanaan Program Hadiah Kemilau Emas Transaksi E-Banking di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimahi Baros?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Program Hadiah Kemilau Emas Transaksi E-Banking di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pemabantu Cimahi Baros.
2. Untuk mengetahui Bagaiamana Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap Pelaksanaan Program Hadiah Kemilau Emas Transaksi E- Banking di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimahi Baros.
D. Kegunaan Penelitian
Adapaun nilai guna yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman tentang pelaksanaan program hadiah pada perbankan syariah dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau salah satu sumber informasi dan pertimbangan bagi peneliti berikutnya untuk membuat penelitian yang lebih baik terkait dengan tema ini.
b. Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan evaluasi bagi lembaga keuangan syariah khususnya perbankan syariah yang terkait mengenai pelaksanaan hadiah kepada nasabah agar kegiatan
tersebut sesuai aturan yang berlaku. Khususnya terkait dengan hadiah dalam program Kemilau Emas Transaksi E-Banking.
E. Studi Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis juga melakukan perbandingan antara penelitian-penelitian yang terdahulu untuk mendukung materi dalam penelitian ini. Sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang mengangkat tema tentang hadiah diantaranya:
1. Pelaksanaan Pemberian hadiah dalam Produk Tabungan iB Hasanah Melalui Akad Wadi’ahdan Mudharabah di BNI Syariah Cabang Tasikmalaya.
Oleh Makdis Abdul Gani Mahasiswa Jurusan Muamalah (Hukum Ekonomi Syariah) UIN Sunan Gunung Djari 2013. Dalam penelitian ini bahwa pada produk tabungan iB Hasanah adanya program berhadiah yaitu cahaya rezeki hasanah, pada program ini penentuan pemenang yang berhak mendapatkan hadiah dengan cara undian poin. Saldo minimal yang diikutsertakan dakam program ini Rp 2.500.000,- dan saldo minimal tersebut setara dengan 5 poin. Dalam fatwa DSN-MUI No.02/DSN- MUI/IV/2000 tentang tabungan yang menggunakan akad wadi’ah dimana hadiah atau bonus tidak boleh disyaratkan diawal kecuali pemberian yang bersifat sukarela sesuai dengan kebijakan bank, dan hadiah atau bonus tidak diperjanjikan diawal.14
14Makdis Abdul Gani, Pelaksanaan Pemberian Hadiah dalam Produk Tabungan iB Hasanah Melalui Akad Wadi’ah dan Mudharabah di BNI Syariah Cabang Tasikmalaya, (Skripsi Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013).
2. Pelaksanaan Pemberian Hadiah Pada Program Lock And Win tabungan dan Giro iB Maslahah di Bank Jabar Banten Syariah KCP Cikurubuk Taiskmalaya.
Oleh Nurul Aisyah Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2016. Dalam penelitian ini pemberian hadiah pada program Lock and Win di Bank Jabar Banten Syariah KCP Cikurubuk Tasikmalaya dalam penyerahan hadiah kepada nasabah pihak bank menggunakan akad hibah bi syarth. Syarat-syarat disini merupakan syarat-syarat keikutsertaan program bukan syarat pembatasan barang yang dihibahkan. Jadi, hibah bi syarth dama program Lock and Win di perbolehkan.15
3. Pelaksanaan Program Lock and Win iB Maslahah dengan menggunakan Akad Hibah Bi Syarthdi PT Bank Jabar Banten Syariah KCP Subang Menurut Hukum Ekonomi Syariah.
Oleh Nafrah Alisti Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2018. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang dan tujuan program Lock and Win adalah untuk meningkatkan volume tabungan dan memperbaiki struktur DPK Bank Jabar Banten Syariah KCP Subang. Pelaksanaan program Lock and Win dalam pemberian hadiah menggunakan akad hibah bi syarth. Penyerahan hadiah dengan menggunakan akad hibah tidak sesuai, karena hadiah dan
15Nurul Aisyah, Pelaksanaan Pemberian Hadiah pada Program Lock and Win Tabungan dan Giro iB Maslahah di Bank Jabar Banten Syariah KCP Cikurubuk Tasikmalaya (Skripsi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunang Gunung Djati Bandung, 2016).
hibah itu memiliki tujuan atau makna yang berbeda, jika tujuan berbeda maka pelaksanaannyapun berbeda. Berdasarkan tujuan bank memberikan hadiah ialah sebagai bentuk penghormatan atas loyalnya nasabah terhadap bank, maka akad yang harus digunakan dalam penyerahan hadiah adalah akad hadiah. Pada program Lock and Win tujuan akad yang digunakan tidak sama, maka akad tersebut adalah akad yang fasad, karena salah satu asasnya tidak terpenuhi yaitu asas luzum (tidak berubah). Pemberian tersebut dilakukan dengan niat yang baik, tetapi dengan adanya ketidak sesuaian akad dari hadiah ke hibah, sehingga tujuan awal pemberian tersebut tidak tercapai.16
Dari beberapa penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis tulis, persamaanya yaitu sama-sama membahas mengenai hadiah. Namun perbedaanya penulis lebih memfokuskan meneliti tentang hadiah dalam program Kemilau Emas Transaksi E-Banking yang menggunakan Fatwa DSN-MUI No.62/DSN-MUI/XII/2007 tentang akad ji’alah, dalam ketentuan akad pada poin kedua objek ji’alah harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah, serta tidak menimbulkan akibat yang dilarang.
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
16 Nafrah Alisti, Pelaksanaan Program Lock And Win Tabungan iB Masalahah dengan menggunakan Akad Hibah bi Syarth di PT Bank Jabar Banten Syariah KCP Subang Menurut Hukum Ekonomi Syariah, (Skripsi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2018).
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat.
Berdasarkan ketentuan dalam perundang-undangan diatas bahwa kegiatan usaha bank meliputi; menghimpun dana masyarakat, menyalurkan dana masyarakat, selaian menghimpun dana dan menyalurkan dana bank juga memberikan jasa layanan untuk mendukung dan memperlancar segala kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana.17
Electronic Banking (E-Banking) merupakan suatu fasilitas layanan jasa
perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, dan melakukan transaksi sebagai kegiatan pembayaran melalui media elektronik yang dilengkapi sistem pembayaran. Secara umum layanan melalui media electronic banking yaitu:18
1. Automated Teller Machine.
2. Internet Banking.
3. Electronic Data Capture.
4. Mobile Banking.
5. Phone Banking 6. SMS Banking.
Hadiah merupakan pemberian yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yang bertujuan sebagai bukti ikatan silaturahmi. Hadiah dapat diartikan juga sebagai alat komunikasi kepada orang lain atau cara dalam menghormati orang lain dengan melalui pemberian hadiah. Adanya hadiah di dasarkan dalam
17 Kasmir, Manajemen Perbankan Edisi Revisi,…, hlm. 13.
18Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for IslamicBank, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2013), hlm. 361.
Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Al-Quran Surat an-Naml 35 dan 36 yang berbunyi:19
َنوُلَسْرُمْلا ُعِجْرَ ي َِبِ ٌةَرِظاَنَ ف ٍةَّيِدَِبِ ْمِهْيَلِإ ٌةَلِسْرُم ينِِّإَو (
٣٥ َلاَق َناَمْيَلُس َءاَج اَّمَلَ ف )
َنوُحَرْفَ ت ْمُكِتَّيِدَِبِ ْمُتْ نَأ ْلَب ْمُكاَتآ اَِّمِ ٌرْ يَخ ُوَّللا َ ِنِّاَتآ اَمَف ٍلاَِبِ ِنَنوُّدُِتَُأ (
٦ ٣ )
Artinya:Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu"(35).“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu (36).
Dan Hadist Riwayat Abu Hurairah mengenai hadiah yaitu:
سنَأ ْنَعَو قا
:ل قا ُلوُسَر ل ِوَّلل ىَّلَص َو ِوْيَلَع ُوَّللا َمَلَس
اْوَدَهَ ت : َةَّيِدَلَا َّنِإَف
ْذُت ُبِى
َرَحَو ِرْدَّصا
“Dari Anas, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Saling memberihadiahlah. Sesungguhnya hadiah itu menghilangkan rasa dengki".20
Hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW berpesan agar umat islam saling memberi hadiah. Tidak ada alasan untuk tidak memberi hadiah karena dalam hadiah terdapat nilai kasih sayang antara pemberi hadiah dan penerima. Jenis kualitas atau harga barang yang akan dihadiahkan tidak terlalu penting. Selain itu dengan memberikan hadiah juga dapat menghilangkan perasaan rasa dengki. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan rasa kasih sayang.
19Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 303.
20A. Hasan, Terjemaah Bulughul Maram, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 416.
Dan juga kadiah yang berbunyi:
َْلا َر َجا َضلا ِب َم نا
Artinya: Keuntungan adalah imbalan atas kesiapan menanggung kerugian.21
Maksud kaidah ini ialah orang yang berhak mendapatkan keuntungan ialah orang yang punya kewajiban menanggung kerugian. Jika hal itu terjadi, keuntungan ini menjadi milik orang yang berani menanggung kerugian karena jika barang tersebut suatu waktu rusak, maka dialah yang merugi. Jika kerugian berani ditanggung, maka keuntungan menjadi miliknya.
Hadiah dalam islam kerap kali diserupakan dengan hibah dan sedekah karena dianggap memiliki makna yang sangat berdekatan yang membedakannya hanya dalam tujuannya. Jika seseorang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan, maka itu adalah sedekah. Jika seseorang tersebut dibawa kepada orang yang layak mendapatkan hadiah sebagai penghomratan dan untuk menciptakan keakraban, maka itu adalah hadiah. Jika tidak untuk keduanya, maka itu adalah hibah.22
Hukum islam mempunyai prinisp-prinsip yang dapat membatasi manusia dalam bermuamalah. Seperti halnya prinsip-prinsip muamalah sebagai berikut:
1. Pada asalnya mu’amalah boleh dilakukan sempai ada dalil yang melarangnya
21https://rumaysho.com/3055-keuntungan-bagi-yang-berani-menanggung-resiko.html akses pada tanggal 28 April 2019 pukul 09 :00 WIB.
22Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adilatuhu 5,…, hlm. 523.
2. Mu’amalah itu hendaknya dilakukan dengan suka sama suka.
3. Mu’amalah yang dilakukan hendaknya mendatangkan maslahat dan menolak mudharat.
4. Dalam mu’amalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindarkan unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.23
Syarat-syarat dari rukun hadiah sama dengan syarat dan rukun hibah.
Adapun rukun hadiah yaitu:
1. Pihak yang memberi.
2. Pihak yang menerima.
3. Adab ijab dan qabul.
4. Ada barang yang diberikan.24
Mazhab hanbali menyebutkan bahwa dalam syarat hadiah benda atau barang yang diberikan adalah harta benda yang sah untuk di jual.25 Jika lembaga keuangan memberikan barang itu berbentuk uang tunai maka tidak memenuhi syarat-syarat barang yang dikemukakan oleh ulama hanbali, sama halnya hadiah dalam penghimpun dana jika lembaga keuangan memberikan hadiah terdapat penangguhan saldo di awal kemudian nasabah akan mendapatkan uang tunai maka proses tersebut termasuk kedalam riba nasiah karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.
23Yadi Janwari, Asuransi Syariah (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), hlm. 130.
24 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah; Fiqih Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 345.
25Wahbah az-Zuhaili, ,Fiqih Islam Wa Adilatuhu, Jilid 5,…, hlm. 530.
Unsur riba ini termasuk kedalam unsur yang dilarang oleh syariah berdasarkan QS Al-Baqarah ayat:275
اَبيرلا َمَّرَحَو َعْيَ بْلا ُوَّللا َّلَحَأَو …
…
Artinya: …Padahal Allah telah menghalalkan jualbeli dan mengharamkan riba…26
Jika lembaga keuangan memberikan berbentuk barang seperti emas maka memenuhi syarat-syarat yang dikemukakan oleh ulama hanbali, karena emas adalah barang yang bernilai dan sah untuk dijual berdasarkan hadits sebagai berikut:27
َلَاق:َلَاق َةَرْ يَرُى ِْبَِا ْنَع . ٍلْثِع ًلاْثِم ٍنْزَوَ ب اًنْزَو َبَىَّذلاِب ِبَىَّذلَا(ص ِللها ُلْوُسَر
ْاَب ُةَّضِفلاَو اًبَر َوُهَ ف َداَزَ تْسا ِوَاَداَز ْنَمَف ،ٍلْثِع ًلاْثِم ٍنْزَوَ ب اًنْزَو ِةَّضِفلا
ٌمِلْسُم ُهاَوَر )
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabada Rasulullah saw: jual-lah emas dengan emas sama timbangannya, sama bandingannya: dan perak dengan perak sama timbangannya, sama bandingannya. Barang siapa atau minta tambah, maka ia itu riba. (HR Muslim)
Berdasarkan hadits diatas karena emas adalah salah satu barang ribawi maka emas tidak bisa diperjualbelikan kecuali dengan nilai yang sama atau jumlah uang yang setara dengan nilai emas tersebut. Para ulama juga berpendapat bahwa emas bisa diperjualbelikan asal dibayar segera untuk menghindari terjadinya riba nasiah dan jual beli emas secara kredit atau yang belum ada barangnya dalam hal ini jual beli ghaib tidaklah diperbolehkan.
26 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya),…, hlm. 36.
27 A. Hasan, Terjemaah Bulughul Maram,.., hlm. 366.
Hadiah termasuk dalam kegiatan muamalah yaitu ji’alah. ji’alah adalah janji atau komitmen untuk memberikan imbalan (reward/’iwadh/ju’l) tertentu atas pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu pekerjaan.28 Sedangkan menurut.29 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah ji’alah adalah perjanjian imbalan tertentu dari pihak pertama kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas/pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama.
Adapun syarat-syarat dari rukun ji’alah sebagai berikut:30 1. Pihak yang membuat sayembara/penugasan (al-qaid/al-ja’il).
2. Objek akad berupa pekerjaan yang harus dilakukan (al-maj’ul).
3. Hadiah yang akan diberikan (al-ji’l).
4. Ada sighat dari pihak yang menjanjikan (ijab).
Dalam Fatwa DSN-MUI No. 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ji’alah terdapat beberapa ketentuan terkait akad dan hukum diantaranya akad ji’alah boleh dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa sebagaimana dimaksud dalam konsideran di atas dengan ketentuan sebagai berikut:31
1. Ja’il adalah pihak yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil pekerjaan (natijah) yang ditentukan.
2. Maj’ul lah adalah pihak yang melaksanakan Ji’alah.
3. Objek Ji’alah (mahal al-‘aqd/maj’ul ‘alaih) harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syariah, serta tidak menimbulkan akibat yang dilarang.
28 Fatwa DSN-MUI No.62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ji’alah.
29Tim Redaksi FOKUSMEDIA. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Bandung:
FOKUSMEDIA, 2008), hlm. 15.
30Abdul Rahman Ghazaly, Ghufran Ihsan, dan Sappiudin Shidiq Fiqih Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 143.
31Fatwa DSN-MUI No. 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ji’alah.
4. Imbalah Ji’alah (reward/’iwadh//ju’l) harus ditentukan besarnya oleh Ja’il dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran.
5. Tidak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka (sebelum pelaksanaan objek Ji’alah).
6. Imbalan Ji’alah hanya berhak diterima oleh pihak maj’ul lahu apabila hasil dari pekerjaan tersebut terpenuhi.
G. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini secara garis besar mencangkup penentuan metode penelitian, penentuan jenis data yang dikumpulkan, penentuan sumber data yang akan ditetliti, teknik pengumpulan data dan analisis data yang akan ditempuh. Dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan metode deskriptif yaitu metode yang mendeskripsikan satuan analisis secara utuh sebagai satuan yang dilakukan.32 Dalam penelitian ini. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Program Hadiah Kemilau Emas Transaksi E-Banking, data yang diperoleh pertama-tama dikumpulkan, disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.
2. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang
32Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyususnan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam.(Ciputat :PT. Raja Grafindo Persada Kencana. 2001),hlm. 62.
dipisahkan.33 Jenis data dalam penelitian ini meliputi data lapangan dan referensi atau teori-teori yang sesuai dengan masalah penelitian sebagai berikut:
a. Data lapangan adalah keterangan informasi atau penjelasan dari pihak terkait (Bank Syariah Mandiri KCP Cimahi Baros) yaitu data tentang Pelaksanaan Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking.
b. Data-data tentang rumusan Fatwa DSN-MUI No.62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ji’alah.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penellitian ini terbagi menjadi dua macam bagian yaitu:
a. Sumber data primer
Sumber data pokok dari data-data yang dikumpulkan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data Standar Operasional Produk (SOP) tentang program kemilau emas transaksi e-banking di Bank Syariah Mandiri Cimahi Baros dan hasil wawancara di lapangan yang diperoleh langsung dari tempat penelitian yaitu Bank Syariah Mandiri Cimahi Baros.
b. Sumber data sekunder
Sumber data yang penunjang data primer yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku, jurnal/makalah, yang membahas tentang perbankan syariah, konsep
33Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alafabeta, 2007), hlm. .9.
hadiah, konsep akad ji’alah, muamalah serta artikel-artikel pada media internet tentang masalah yang akan ditetliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penilitian ini, penulis berusaha dalam mengumpulkan data melalui berbagai macam cara. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:34
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk dialog yaitu bertujuan untuk memperoleh informasi dari para responden yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang konkrit dari sumber data yang telah diungkapkan diatas. Hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara terstruktur seputar pelaksanaan hadiah kepada sumber data, salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang peraturan pelaksanaan hadiah. Wawancara dilakukan langsung dengan Bapak Admiral Medical P sebagai Customer Service di BSM KCP Cimahi Baros atau pihak terkait lainnya.
b. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan, digunakan untuk mencari data atau informasi yang diperoleh melalui penelaah buku-buku. Seperti buku-buku dan sumber bacaan lainnya yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti. Dari data dan informasi tersebut kemudian dikembangkan dan
34Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif kualitatif dan R&D),…, hlm. 224.
dijabarkan. Sehingga akan menjadikan satu sama lain saling berkesinambungan
c. Studi Dokumentasi
Teknik studi dokumentasi, digunakan untuk mencari data dengan cara mencari bukti terkait objek yang diteliti, yang di dapat dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cimahi Baros yakni sejumlah dokumen yang berhubungan dengan masalah yang sedang ditetliti.
5. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, data yang dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan penelitian, data yang diperolah melalui wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi mengenai Pelaksanaan Program hadiah Kemilau Emas Transaksi E-Banking, yang digabungkan dengan data yang diperoleh dari buku-buku maupun literature lainnya. Penganalisisan data ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data, langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi tentang Pelaksanaan Program Hadiah Program Kemilau Emas Transaksi E-Banking.
b. Klasifikasi data, adapun langkah selanjutnya adalah dengan mengklasifikasikan data dalam satuan-satuan sesuai dengan masalah yang diteliti. Serta mereduksi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Menghubungkan data dengan teori yang sudah dijelaskan dalam kerangka pemikiran.
d. Menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan data-data yang diperoleh dengan memperhatikan rumusan masalah dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam penelitian.