• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses dimana pemerintah daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan melakukan mitra kerja dengan pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mengambil cara untuk pembangunan daerah dan mengembangkan serta memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara optimal (Arsyad, 2010:56).

Tujuan dari pembangunan ekonomi suatu daerah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu menciptakan kesempatan kerja atau setidaknya tingkat pengangguran yang rendah dan diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup (Tarigan, 2005:78).

Pertumbuhan ekonomi berasal dari adanya sumber daya lokal yaitu berupa Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM) yang memegang peranan sangat penting dalam perekonomian suatu daerah. Proses peningkatan pendapatan suatu daerah dalam jangka panjang dibutuhkan perencanaan pembangunan yang disesuaikan dengan adanya potensi dan kondisi dari masing-masing daerah. Suatu daerah memiliki ciri khas yang dapat dilihat dari potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan. Sumber daya alam yang terbatas di suatu daerah merupakan suatu masalah umum yang dihadapi oleh sebagian besar daerah untuk dapat meningkatkan perekonomian.

Mengingat setiap daerah memiliki keberagaman potensi, baik dari sisi sumber daya alam, manusianya, maupun kondisi geografis, maka kebijakan daerah tentu saja tidak secara langsung

(2)

mengadopsi kebijakan nasional, daerah induk pada tingkat administratif yang lebih tinggi, atau daerah lain yang dianggap berhasil. Sehingga dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah sesuai dengan potensi sumber daya lokal (Hartarto, 2016:45).

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu bagaimana kemampuan daerah tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada. PDRB dapat diartikan sebagai total nilai barang dan jasa yang diproduksi di daerah atau provinsi dalam waktu tertentu (satu tahun). Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing sektor ekonomi dalam penyumbangan nilai PDRB maka kesenjangan pendapatan di suatu daerah dapat ditekan karena dapat dilihat sektor-sektor yang dapat diproritaskan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh daerah.

Data laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ADHK 2010 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2017 (Persen)

No. Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017 Rerata

1 Kabupaten Paser 6.81 4.51 -0.89 -4.96 1.13 1.32

2 Kabupaten Kutai barat 2.84 1.88 -1.50 -0.81 3.58 1.20

3 Kabupaten Kutai Kartanegara 0.04 -1.08 7.17 -1.94 1.36 1.11

4 Kabupaten Kutai Timur 4.10 3.43 1.43 -1.05 3.17 2.22

5 Kabupaten Berau 10.38 8.23 5.94 -1.65 3.01 5.18

6 Kabupaten Penajam Paser Utara 7.46 2.76 0.14 -0.45 2.34 2.45

7 Kabupaten Mahakam Ulu 0.69 4.94 3.32 3.41 4.23 3.32

8 Kota Balikpapan 3.60 4.64 1.19 4.87 3.78 3.62

9 Kota Samarinda 4.93 5.43 0.04 0.53 3.62 2.91

10 Kota Bontang -5.72 -3.23 4.36 -1.38 0.68 -1.06

Provinsi Kalimantan Timur 2.25 1.71 -1.20 -0.36 3.13 1.11

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2018

Berdasarkan Tabel 1.1 laju pertumbuhan kota ballikpapan pada tahun 2013 sebesar 3.60%

dan laju pertumbuhan pada tahun 2013 tertinggi dipegang Kabupaten Berau dengan nilai sebesar

(3)

10.38% pada laju pertumbuhan di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 2.25%, pada tahun 2014 Kota Balikpapan mengalami peingkatan sebesar 4.64% dan laju pertumbuhan tertinggi tahun 2014 sebesar 8.23% dipegang kembali oleh Kabupaten Berau pada laju pertumbuhan di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1.71%, pada tahun 2015 Kota Balikpapan mengalami penurunan pertumbuhan yang signifikan sebesar 1.19% dan laju pertumbuhan tertinggi dipegang Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 7.17% namun laju pertumbuhan provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar -1.20, pada tahun 2016 Laju Pertumbuhan Kota Balikpapan kembali mengalami kenaikan menjadi 4.87 dan menmpatkan Kota Balikpapan menjadi kota dengan laju pertumbuhan tertinggi pada tahun 2016 namun laju pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar -0.36, laju pertumbuhan Kota Balikpapan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 3.62% dan laju pertumbuhan terbesar dipegang oleh Kabupaten Mahakam Ulu sebesar 4.23% dan Laju pertumbuhan Provinsi Kalimantan Timur mengaalmi peningaktan dari pada tahun sebelumnya sebesar 3.13% pada tahun 2017

Data kontribusi Produk Domestik Regional Bruto kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur disajikan pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2 Kontribusi PDRB Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan ADHK 2010 Tahun 2013- 2017 (Persen)

No. Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017 Rerata

1 Kabupaten Paser 7.59 7.80 7.82 7.46 7.32 7.60

2 Kabupaten Kutai Barat 4.23 4.24 4.23 4.21 4.23 4.23

3 Kabupaten Kutai Kartanegara 29.65 28.83 27.09 26.66 26.20 27.69

4 Kabupaten Kutai Timur 18.41 18.72 19.22 19.09 19.09 18.90

5 Kabupaten Berau 5.15 5.48 5.88 5.80 5.79 5.62

6 Kabupaten Penajam Paser Utara 1.41 1.43 1.45 1.45 1.44 1.43

7 Kabupaten Mahakam Ulu 0.31 0.32 0.33 0.35 0.35 0.33

8 Kota Balikpapan 15.03 15.46 15.84 16.67 16.77 15.95

9 Kota Samarinda 8.54 8.86 8.97 9.05 9.09 8.90

10 Kota Bontang 9.81 9.33 9.86 9.76 9.52 9.66

Provinsi Kalimantan Timur 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2018

(4)

Berdasarkan tabel 1.2 Kontribusi terbesar pertama (1) di sumbangkan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara selama 5 tahun berturut sebesar 29.65% pada tahun 2013 pada tahun 2014 28.83%

Kontribusi yang di hasilkan pada tahun 2015 27.09% pada Tahun 2016 kontribusi sebesar 26.66%

dan pada tahun 2017 kontribusi sebesar 26.20% diberikan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara dengan rata-rata sebesar 27.69%

Kontribusi terbesar kedua (2) di sumbangkan oleh Kabupaten Kutai Timur selama 5 tahun berturut sebesar 18.41% pada tahun 2013 pada tahun 2014 18.72% Kontribusi yang di hasilkan pada tahun 2015 19.22% pada Tahun 2016 kontribusi sebesar 19.09% dan pada tahun 2017 kontribusi sebesar 19.09% diberikan oleh Kabupaten Kutai Timur dengan rata-rata sebesar 18.90%

Kontribusi terbesar ketiga (3) di sumbangkan oleh Kota Balikpapan selama 5 tahun berturut sebesar 15.03% pada tahun 2013 pada tahun 2014 15.46% Kontribusi yang di hasilkan pada tahun 2015 15.84% pada Tahun 2016 kontribusi sebesar 16.67% dan pada tahun 2017 kontribusi sebesar 16.77% diberikan oleh Kota Balikpapan dengan rata-rata sebesar 15.95%

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sektor apakah yang menjadi sektor unggulan maupun sektor non unggulan di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur?

2. Sektor apakah yang memiliki daya saing di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur?

3. Sektor apakah yang potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur?

(5)

C. Batasan Masalah

Mengingat ruang lingkup pembangunan ekonomi daerah sangat luas maka peneliti membatasi pembahasan masalah pada sektor yang menjadi sektor unggulan maupun sektor non unggulan, sektor yang memiliki daya saing dan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis sektor unggulan maupun sektor non unggulan di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.

2. Untuk menganalisis sektor yang memiliki daya saing di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.

3. Untuk menganalisis sektor potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.

E. Manfaat penelitian 1. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk menrapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan menambah pengetahuan at wawasan serta mampu menjadi motivasi dalam mengkaji lebih lanjut terkait ekonomi regional Kota Balikpapan maupun daerah lainnya.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terkait sektor unggulan yang ada di Kota Balikpapan.

(6)

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ataupun gambaran mengenai kondisi sektor-sektor perekonomian di Kota Balikpapan, sekaligus dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan kebijakan atau rencana kerja pemerintah daerah kepada Pemerintah Kota Balikpapan terkait dengan pembangunan daerah Kota Balikpapan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan analisis sektor unggulan di Kota Balikpapan

Gambar

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto ADHK 2010  Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2017 (Persen)
Tabel 1.2 Kontribusi PDRB Kabupaten/kota Provinsi Kalimantan ADHK 2010 Tahun 2013- 2013-2017 (Persen)

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan emosional dan tingkat ketergantungan nikotin merupakan salah satu ciri kepribadian dan variabel individu lainnya yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perilaku,

Sifat fisis dan mekanis papan partikel yang dibuat dari satu jenis bahan baku lebih baik dibandingkan dengan papan partikel yang dibuat menggunakan dua campuran

Yang Mulia, saya ingin menguatkan apa yang disampaikan atau disaksikan oleh Saudara Bithsael Maraou tentang keabsahan dari Ketua KPU Sarmi, yaitu Saudara Helimansi, S.E …

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ideologi bukan satu-satunya penyebab dan masalah utama Hamas dan Fatah tidak bekerja sama untuk membebaskan Palestina dari pendudukan

Kebiasaan mengunyah sirih pinan tidak lepas dari kepercayaan masyarakat yang mempercayai bahwa mengunyah sirih pinang dapat memberikan kenikmatan seperti orang

Peserta didik melaporkan hasil rancangan motor listrik sederhana dan jadwal proyek di depan kelas yang akan dilakukan dengan meminta salah satu perwakilan kelompok untuk

Dilihat dari ukuran butir, sortasi, dan kemas batu ini, maka batu ini telah mengalami jarak transport yang tidak terlalu jauh dari sumber sedimen Transport yang tidak

Bilamana peraturan perundang-undangan atau kerangka pelaporan keuangan tidak melarang manajemen untuk membatasi perubahan atas laporan keuangan yang disebabkan