• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword : Teacher Competence, Higher Order Thinking Skills and In House Training Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Keyword : Teacher Competence, Higher Order Thinking Skills and In House Training Program"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MELALUI

PROGRAM IN HOUSE TRAINING (IHT) DI SDN 1 BARU KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2019

Nurlini Aryatni, S. Pd. SD Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Baru

Jl. Sukma Arianingrat, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat Abstract

Based on the pre-research, teacher competence in implementing the Higher Order Thinking Skills (HOTS) learning concept is still low. This is indicated by the learning that has been carried out has not made students active in thinking, learning has not made students able to form problems, the learning that has been carried out has not trained students' creativity. Based on these problems, this study aims to improve teacher competence in the application of the Higher Order Thinking Skills (HOTS) learning concept through in- house training (IHT) programs. This research was conducted at SDN 1 Baru. The total number of teachers who became the subject of the study were 32 people. Data collection was carried out from January 2019 to March 2019. The data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation techniques. In this pre-cycle, a score of 82 was generated, meaning that the competence of teachers in the application of the Higher Order Thinking Skills (HOTS) learning concept was sufficient, so it was necessary to continue the first cycle to further increase the competence of teachers in the application of the Higher Order Thinking Skills (HOTS) learning concept. In the first cycle, the teacher has begun to understand and be able to use the google classroom application and google form even though it is almost maximal because the score obtained from the observation is 168 with the criteria for the maximum score of each teacher: 3X 9 = 27 The maximum score of all teachers is 9 X 27 = 243 The expectation score is 75% X243= 182.25, which means that the teacher's competence in applying the Higher Order Thinking Skills (HOTS) learning concept is good. In cycle II, the teacher has started to understand and be able to use the google classroom application and google form and it is maximized because the score obtained from the observation is 237 with the criteria for the maximum score of each teacher: 3X 9 = 27 The maximum score of all teachers is 9 X 27 = 243 The expected score of 75% X243 = 182.25, which means that the teacher's competence in applying the Higher Order Thinking Skills (HOTS) learning concept is very good.

Keyword : Teacher Competence, Higher Order Thinking Skills and In House Training Program Abstraks

Berdasarkan pra penelitian, Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) masih rendah. Hal ini di tunjukkan dengan pembelajaran yang di laksanakan belum membuat siswa aktif dalam berpikir, pembelajaran belum membuat siswa dapat memformasikan masalah, pembelajaran yang di laksanakan belum melatih krativitas siswa. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini hendak meningkatkan kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) melalui program in house training (IHT). Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Baru. Jumlah seluruh dewan guru yang menjadi subyek penelitian adalah adalah 32 orang. Pengambialan data dilakukan pada tanggal Januari 2019 sampai dengan Maret 2019. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada pra siklus ini di hasilkan skor 82, artinya Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) cukup, maka perlu di lanjutkan siklus I untuk lebih miningkatkan lagi Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS). Pada siklus I, guru sudah mulai faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form walaupun sudah hampir maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 168 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 9= 27 Skor maksimal semua guru 9 X 27 =243 Skor harapan 75% X243= 182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) baik. Pada siklus II, guru sudah mulai faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 237 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 9= 27 Skor maksimal semua guru 9 X 27 =243 Skor harapan 75% X243= 182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) sudah sangat baik.

Keyword : Kompetensi Guru, Higher Order Thinking Skills dan In House Training Program PENDAHULUAN

(2)

Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai ujung tombak perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher centered) berubah menjadi berpusat pada siswa (student centered). Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran.

Terciptanya manusia Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilaksanakan diberbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan memberdayakan untuk berfikir tingkat tinggi (high order thinking).

Pemberian materi Sains disesuaikan dengan hakikatnya yaitu sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah, sehingga diharapkan akan terbentuk juga sikap ilmiah pada siswa. Penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis p r o y e k ( P ro j e c t b a s e d l e a r n i n g ) , pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), belajar penemuan (Discovery/ inquiry) menjadi peluang bagi g u r u u n t u k m e n e r a p k a n k e g i a t a n pembelajaran pada level HOTS (Higher order thinking skill). Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan karena guru harus menguasai materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan yang diajarnya.

Oleh karenanya peneliti yang di sini berperan sekaligus sebagai kepala sekolah hendak meningkatkan kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) melalui program in house training (IHT).

Dari latar belakang itulah maka penelitian ini mengambil judul: “Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Penerapan Konsep Pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) Melalui Program In House Training (IHT) di SDN 1 Baru Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2019”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Baru dengan subjek penelitian adalah guru yang ada di sekolah ini. Jumlah seluruh

dewan guru yang menjadi subyek penelitian adalah adalah 9 orang.

Kondisi di SDN 1 Baru adalah kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) masih rendah, oleh karena itu penulis akan melaksanakan program in house training (IHT) untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran HOTS.

Pengambialan data dilakukan pada tanggal Januari 2019 sampai dengan Maret 2019, dengan perincian kegiatan sebagai berikut:

1. Pra Siklus a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti belum mengadakan Program in house t r a i n i n g ( I H T ) . P e n e l i t i melaksanakan observasi awal untuk mengetahui kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS).

b. Tahap Pelaksanaan

Pra siklus adalah sebagai pembanding nanti bagaimana kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran HOTS sebelum di laksanakan Program IHT dan sesudah dilaksanakan Program IHT.

Pada pelaksanaan pra siklus, peneliti melakukan observasi dan wawancara terkait kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran HOTS.

c. Pengamatan

Pengamatan pra siklus d i l a k s a n a k a n m e l a l u i l e m b a r observasi yang sudah dibuat, penulis tinggal mengisi format lembar observasi saja.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan.

2. Siklus 1 a.Perencanaan

Pada tahap ini, yang penulis akan lakukan adalah merumuskan, mempersiapkan rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan

(3)

Program IHT, membuat lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan yang diperlukan dalam rangka analisis data.

b.Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari.

c.Pengamatan

Setelah proses Program IHT telah selesai dilaksanakan maka tahap selanjutnya akan dilakukan pengamatan terhadap kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran HOTS. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah Program IHT dapat meningkatkan kompetensi guru.

d.Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya kegiatan yang telah dilakukan.

Teknik pengumpulan data memiliki peranan penting dalam penelitian, hal ini disebabkan oleh pentingnya data yang akan dijadikan sebagai pegangan dalam melakukan penilaian. Menurut Arikunto (2006:), jenis metode pengumpulan data terdiri dari tes, angket atau kuesioner, interview, observasi, skala bertingkat, dan dokumentasi. Berdasarkan hal tersebut maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi, tes, wawancara dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pra siklus

Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian adalah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru di SDN 1 Baru.

b. Melakukan observasi lanjutan untuk m e n c a r i i n f o r m a s i t e n t a n g kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS).

c. Pada pra siklus, peneliti belum mengadakan program in house training (IHT) karena pra siklus ini sebagai pembanding nantinya, bagaimana hasil kompetensi guru d a l a m p e n e r a p a n k o n s e p

pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebelum diadakan program in house training (IHT) dan sesudah di adakan program in house training (IHT).

d. Pada pra siklus, kepala sekolah atau peneliti meminta masing-masing guru melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Tabel 1

Lembar Observasi Pra Siklus

NO Indikator Sangat

Benar Cukup Benar Kura

ng Bena

r 1 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam berpikir

2 Guru mampu mampu melaksanakan pembelajaran yang membuat siswa dapat memformasikan masalah 3 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang melatih krativitas siswa 4 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa menganalisis masalah 5 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mengkritik 6 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mencipta

(4)

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil Pra Siklus, dihasilkan skor 82, artinya Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) cukup, maka perlu dilanjutkan siklus I untuk lebih miningkatkan lagi Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS).

2. Siklus I a. Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti mempersiapkan hal-hal berikut:

a) Peneliti membriefing guru-guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi

b) P e n e l i t i m e n y i a p k a n l e m b a r observasi

c) Peneliti menyiapkan video tutorial bagaimana menggunakan aplikasi google classroom dan google form

b. Pelaksanaan

Dalam sebuah kegiatan sudah pasti terdapat waktu dan hari yang telah di tetapkan atau disepakati bersama dalam pelaksanaanya, begitu juga dengan Program in house training (IHT).

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yaitu dari tanggal 5-7 Februari 2019. Untuk lebih jelasnya maka jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Jadwal Kegiatan 7 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mengevaluasi 8 Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mengutarakan pendapat 9 Guru mampu

melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi

N

o Waktu Acara Narasumber

HARI PERTAMA 1 07.30 –

08.00 Registrasi

2 08.00 –

08.30 Pembukaan Kepala

Sekolah

3 08.30 – 10.00

Materi seputar tentang pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

4 10.00 –

10.15 Istirahat

5 10.15 – 11.45

Kriteria pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

6 11.45 –

12.45 Ishoma

7 12.45 – 14.15

Konsep pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

8 14.15 -

selesai Penyimpulan Hari I

HARI KEDUA 1 07.30 –

08.00 Registrasi

2 08.00 –

08.30 Small Talk

3 08.30 – 10.00

Soal-soal pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

(5)

c. Observasi

Observasi yang di lakukan peneliti adalah dengan menceklist lembar observasi yang telah di buat.

d. Refleksi

Pada siklus I ini, guru sudah m u l a i f a h a m d a n m a m p u menggunakan aplikasi google c l a s s r o o m d a n g o o g l e f o r m walaupun belum maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 168 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X9=27 S k o r m a k s i m a l s e m u a g u r u 9X27=243 Skor harapan 75%

X 2 4 3 = 1 8 2 , 2 5 , y a n g b e r a r t i Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) baik.

Berdasarkan penelitian dari siklus I maka dihasilkan:

a) Guru sudah mampu mendownload aplikasi google classroom dan google form.

b) Mampu melaksanakan pembelajaran y a n g m e m b u a t s i s w a d a p a t memformasikan masalah.

c) Dapat melaksanakan pembelajaran yang melatih krativitas siswa.

d) Mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa menganalisis masalah.

e) Melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mengkritik.

f) Melaksanakan pembelajaran yang dapat m e l a t i h k e m a m p u a n m e n c i p t a , mengevaluasi, mengutarakan pendapat dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

3. Siklus II a. Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti mempersiapkan hal-hal berikut:

a) Peneliti membriefing guru-guru u n t u k m e l a k s a n a k a n pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi

b) Peneliti menyiapkan lembar observasi

c) Peneliti menyiapkan video bagaimana tentang penerapan konsep pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

4 10.00 –

10.15 Istirahat

5 10.15 – 11.45

Latihan membuat soal pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

6 11.45 –

12.45 Ishoma

7 12.45 –

14.15 Tanya jawab guru dan nara sumber

8 14.15 -

selesai Penutup HARI KETIGA 1 07.30 –

08.00 Registrasi

2 08.00 –

08.30 Small Talk

3 08.30 – 10.00

Indikator pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

4 10.00 –

10.15 Istirahat

5 10.15 – 11.45

Praktek pembelajaran higher order thinking skills (HOTS)

6 11.45 –

12.45 Ishoma

7 12.45 –

14.15 Tanya jawab guru dan nara sumber

8 14.15 -

selesai Penutup

(6)

b. Pelaksanaan

Dalam sebuah kegiatan sudah pasti terdapat waktu dan hari yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dalam pelaksanaanya, begitu juga dengan Program in house training (IHT) yang ada di SDN 1 Baru jadwal siklus II yaitu di laksanakan selama dua hari.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan menceklist lembar observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi

Guru mulai faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 237 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X9=27 Skor maksimal semua guru 9X27=243 Skor harapan 75%X243=182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) sudah sangat baik.

Berdasarkan penelitian dari siklus II maka dihasilkan:

a) Guru sudah mampu mendownload aplikasi google classroom dan google form.

b) Mampu melaksanakan pembelajaran y a n g m e m b u a t s i s w a d a p a t memformasikan masalah.

c) Dapat melaksanakan pembelajaran yang melatih krativitas siswa.

d) Mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa menganalisis masalah.

e) Melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mengkritik.

f) Melaksanakan pembelajaran yang dapat m e l a t i h k e m a m p u a n m e n c i p t a , mengevaluasi, mengutarakan pendapat dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Pembahasan

Pada pra siklus ini di hasilkan skor 82, artinya Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) cukup, maka perlu di lanjutkan siklus I untuk lebih miningkatkan lagi Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Pada siklus I, guru sudah mulai

faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form walaupun sudah hampir maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 168 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 9= 27 Skor maksimal semua guru 9 X 27 =243 Skor harapan 75% X243= 182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) baik.

Pada siklus II, guru sudah mulai faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 237 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 9= 27 Skor maksimal semua guru 9 X 27 =243 Skor harapan 75% X243= 182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) sudah sangat baik.

Berdasarkan penelitian dari Siklus I- siklus II maka dihasilkan:

g) Guru sudah mampu mendownload aplikasi google classroom dan google form.

h) Mampu melaksanakan pembelajaran y a n g m e m b u a t s i s w a d a p a t memformasikan masalah.

i) Dapat melaksanakan pembelajaran yang melatih krativitas siswa.

j) Mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa menganalisis masalah.

k) Melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih kemampuan mengkritik.

l) Melaksanakan pembelajaran yang dapat m e l a t i h k e m a m p u a n m e n c i p t a , mengevaluasi, mengutarakan pendapat dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

KESIMPULAN

Hasil ahir penelitian ini adalah Pada pra siklus ini di hasilkan skor 82, artinya Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) cukup, maka perlu di lanjutkan siklus I untuk lebih miningkatkan lagi Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Pada siklus I, guru sudah mulai faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form walaupun belum maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 168 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 9= 27 Skor maksimal semua guru 9 X 27 =243

(7)

Skor harapan 75% X243= 182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) baik.

Pada siklus II, guru sudah mulai faham dan mampu menggunakan aplikasi google classroom dan google form dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 237 dengan kriteria Skor maksimal tiap guru: 3X 9= 27 Skor maksimal semua guru 9 X 27 =243 Skor harapan 75% X243= 182,25, yang berarti Kompetensi guru dalam penerapan konsep pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) sudah sangat baik.

SARAN

B e r d a s a r k a n k e s i m p u l a n d a r i penelitian, maka penulis pada bagian ini mengemukakan saran kepada:

1. G u r u a g a r t e r u s b e l a j a r d a l a m menggunakan aplikasi google classroom dan google form karena kurikulum bias sewaktu waktu berubah maka konsep penulisan RPP pun bias berubah.

2. Tiap lembaga sekolah hendaknya melakukan bimbingan husus kepada guru agar guru bisa memahami konsep penulisan RPP k13

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhson. 2004. Program in house training (IHT) Analisis Statistik dengan SPSS. Fakultas Ekonomi UNY. Yogyakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta Hamalik, Oemar. 2009. Perencanaan

Pengajaran Berdasarkan Pada Pendekatan Sistem. Bumi Aksara.

Jakarta:

Hanik, Umi dkk. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Pada Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pengabdhi Volume 6 Nomor 1. Universitas Trunojoyo Madura https://journal.trunojoyo.ac.id/

pangabdhi/article/view/7101

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan S e r t i f i k a s i G u r u . R e m a j a Rosdakarya. Bandung:

M u s f a h , J e j e n . 2 0 1 5 . P e n i n g k a t a n Kompetensi Guru melalui Program in house training (IHT) dan Sumber B e l a j a r Te o r i d a n P r a k t i k . Prenadamedia Group. Jakarta

Wibawa, Ramadhan Prasetya dan Agustina, Dinna Ririn. 2019. Peran Pendidikan Berbasis Higher Order Thinking Skills (Hots) Pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Era Society 5.0 Sebagai Penentu Kemajuan Bangsa Indonesia. Equilibrium:

J u r n a l I l m i a h E k o n o m i D a n Pembelajaran, Volume 7 Nomor 2 http://ejournal.unipma.ac.id/

index.php/equilibrium/article/view/

4779

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah dalam Corporate Culture ( nilai perusahaan ) ditemukan adanya nilai - nilai yang mengcu pada pemahaman laba secara abstrak, yaitu adanya rasa

Adapun alasan peneliti mengkaji diksi dalam penelitian ini adalah berdasarkan prariset peneliti, beberapa kata yang digunakan dalam mantra pengobatan masyarakat

Hasil penelitian didapatkan Ekonomi keluarga responden sebagian termasuk kategori kurang berjumlah 57 orang (55,9%) dan ada hubungan yang bermakna antara

Pemotongan PPh 21 wajib dilakukan oleh pemberi kerja (yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan imbalan lain sehubungan pekerjaan yang dilakukan pegawai

Dan produk yang dikirim disertai dengan adanya bukti pengiriman dari supplier yang akan dilakukan pengecekan produk oleh bagian gudang, selanjutnya akan diteruskan kepada

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan yang negatif antara dukungan sosial (orangtua) dan kecemasan mahasiswa

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor Keterangan Perumahan Tahun 2014 Triwulan 1 wilayah Kabupaten Brebes yang