KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR RATUN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) YANG DIBERI PUPUK
KASCING.
SKRIPSI
YUNUS I111 11 906
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR RATUN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) YANG DIBERI PUPUK
KASCING
Oleh :
YUNUS I111 11 906
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yunus
Nim : I 111 11 906
a. Karya skripsi saya adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Makassar, Februari 2018
Yunus
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah hasil penelitian yang berjudul “Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Ratun Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang Diberi Pupuk Kascing”.
Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Keluarga besar penulis, terutama kedua orang tua, Lego dan Hj. Nandong, ,kakak Jufriadi, Herman, dan Ramli Terima kasih atas segala dukungan moril, materil dan doa sehingga melancarkan segala urusan penulis dalam kebaikan.
2. Dr. Ir. Budiman ,MP. selaku pembimbing utama sekaligus dosen yang selalu memberikan dukungan moril dan motivasi kepada penulis layaknya bapak sendiri Kemudian Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP. selaku pembimbing kedua yang telah banyak pula membagi ilmunya kepada saya. Penulis berterimah kasih atas segala bantuan, nasehat, dukungan dan bimbingan sejak awal hingga akhir studi penulis.
3. Prof. Dr. Ir. Ismartoyo, M,Agr.Sc selaku penasehat akademik penulis yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis.
4. Dosen Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberi ilmu yang sangat bernilai bagi penulis.
5. Seluruh Staf dalam lingkungan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama menjalani kuliah hingga selesai..
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah seminar hasil ini, untuk itu penulis senantiasa membuka diri terhadap saran, masukan dan kritik yang sifatnya membangun demi meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam menyusun makalah serupa dikemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya demi mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama bagi diri penulis sendiri. Semoga rahmat dan hidayat-Nya senantiasa bersama di segala aktifitas keseharian kita, Amin.
Makassar, Februari 2018
Yunus
ABSTRAK
Yunus (I 111 11 906) Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Ratun Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) yang diberi Pupuk Kascing. Dibawah Bimbingan Budiman Nohong sebagai Pembimbing Utama dan Syamsuddin Nompo sebagai Pembimbing Anggota.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh level pemberian pupuk kascing terhadap protein kasar dan menurunkan serat kasar Ratun sorgum.(Sorghum Bicolor (L.) Moench) . Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu P0 = kontrol, P1 = 5 ton/ha, P2 = 10 ton/ha, P3 = 15 ton/ha, dan P4 = 20 ton/ha. Hasil penelitian ini memperlihatkan rata-rata kandungan protein kasar Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang diberi berbagai level pupuk kascing (%) adalah P0 = 8,31, P1 = 8,39, P2 = 9,61, P3 = 10,29, dan P4 = 11,46; dan rata-rata kandungan serat kasar (%) adalah P0 = 31,38, P1 = 30,49, P2 = 30,33, dan P3 = 29,20, dan P4 = 29,18.
Disimpulkan bahwa pemberian pupuk kascing sebanyak 20 ton/ha pada tanaman sorgum dapat meningkatkan kandungan protein kasar dan dapat menurunkan kandungan serat kasar.
Kata kunci : ratun, sorgum, pupuk kascing, protein kasar, dan serat kasar
ABSTRAC
Yunus (I 111 11 906) The content of coarse Protein and Fiber of Ratun (Sorghum Bicolor (L.) Moench) That gave kascing fertilizer. Guided by Budiman Nohong as a first advisor and Syamsuddin Nompo as member of advisor..
The aim of this research was to know the effect of the level kascing fertilizer to coarse protein and the decrease the coarse fiber Ratun Sorgum.(Sorghum Bicolor (L.) Moench) . This research used complete random design consisted of 5 treatments were P0= control, P1= 5 ton/ha, P2 = 10 ton/ha, P3= 15 ton/ha, dan P4= 20 ton/ha. The result of this research showed the average of content pf coarse protein Ratun Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) that gave level types of kascing fertilizer (%) were P0 = 8,31, P1 = 8,39, P2 = 9,61, P3
= 10,29, dan P4 = 11,46; and average of content of coarse fiber (%) were P0 = 31,38, P1 = 30,49, P2 = 30,33, and P3 = 29,20, and P4 = 29,18. It concluded that giving kascing fertilizer as much as 20 ton/ha to sorgum plant could increase the content of coarse protein and decrease the content of coarse fiber.
Keyword: Ratun, Sorgum, Kascing Fertiizer, Coarse Protein, Coarse Fiber
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
PENDAHULUAN... 1
Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 3
Tujuan dan Kegunaan ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Gambaran Umum Sorgum... 4
Ratun Sorgum ... 5
Kandungan Nutrisi Tanaman Sorgum ... 6
Pupuk Kascing... 7
Pengaruh Pemupukan ... 9
Hipotesis... ... 10
METODOLOGI PENELITIAN ... 11
Waktu dan Tempat Penelitian ... 11
Materi Penelitian ... 11
Metode Penelitian ... 11
Pelakasanaan Penelitian ... 12
Parameter yang diamati... 13
Prosedur Analisis ... 13
Analisis Data ... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
Protein Kasar ... 14
Serat Kasar ... 15
PENUTUP ... 17
Kesimpulan ... 17
Saran... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18 LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Kandungan Gizi Beberapa Bahan Pangan Dalam 100 Gram... 7 2. Komposisi Komponen-Komponen Kimia Pada Pupuk Kascing ... 8 3. Rata-rata Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tanaman Ratun
Sorgum Super 1 Yang Diberi Pupuk Kascing ... 14
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Tanaman Sorgum ... 4 2. Pupuk Kascing ... 8
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Data Analisis Protein Kasar ... 21 2. Data Analisis Serat Kasar... 22 3. Dokumentasi Penelitian Ratun Sorgum ... 23
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha peningkatan produksi bahan pangan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama makanan pokok terus meningkat sejalan dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak terbatas pada tanaman pangan utama melainkan penganekaragaman dengan mengembangkan tanaman pangan alternatif seperti sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench).
Sorgum tumbuh tegak dan mempunyai daya adaptasi agroekologi (ilmu lingkungan pertanian) yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, membutuhkan input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain. Sorgum dapat dibudidayakan secara intensif sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak ruminansia terutama pada musim kemarau (OISAT, 2011). Sorgum mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan dan komoditi eksporSetiap 100 g sorgum mengandung karbohidrat dan kalori yang tinggi, serta nutrisi lainnya seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1 dan air (Rivana, 2016)
Menurut Khrisnawati (2003), kascing adalah tanah bekas pemeliharaan cacing merupakan produk samping dari budidaya cacing tanah. Kasing di gunakan sebagai pupuk organik yang sangat baik meningkatkan kesuburan tanah.
Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu suatu hormon seperti giberelin, sitokinin, dan auxin mengandung
unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) sertaAzobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang membantu memperkaya unsur N yang diperlukan oleh tanaman.
Penambahan pupuk kascing dapat meningkatkan kandungan humus di dalam tanah. Humus merupakan koloid tanah dan merupakan bahan aktif, karena mempunyai ukuran fraksi sama atau lebih kecil dari fraksi liar. Dengan ukuran fraksi yang kecil berarti mempunyai luas permukaan yang besar, sehingga koloid pupuk kascing mampu menyerap atau menyangga ionion hara, terutama unsur hara nitrogen yang merupakan unsur yang paling mudah hilang dari dalam tanah, karena selain bersifat higroskopis juga mudah larut tercuci oleh aliran air (Radian, 1994).
Rumusan masalah
Kandungan nutrisi pada ratun sorgum utamanya pada protein kasar dan serat kasarnya dapat dijadikan perbadingan dengan tanaman utamanya sehingga salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut yaitu dengan mengetahui protein kasar dan serat kasar ratun (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang di beri pupuk kascing pada level yang berbeda.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh level pemberian pupuk kascing terhadap protein kasar dan menurunkan serat kasar Ratun sorgum.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya kepada petani peternak tentang penggunaan pupuk kascing sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan serat kasar tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench)
Tanaman sorgum termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam
areal yang terbatas. Di Indonesia sorgum dikenal sebagai palawija dengan sebutan cantel, jagung cantel, dan gandrung (Dogget, 1988).
Klasifikasi Sorgum menurut USDA (2008) sebagai berikut : Kingdom : Plantae – Plants
Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants Superdivision : Spermatophyta – Seed plants Division : Magnoliophyta – Flowering plants Class : Liliopsida – Monocotyledons
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Poaceae – Grass family
Genus : Sorghum Moench – sorghum
Species : Sorghum bicolor (L.) Moench – sorghum
Gambar 1. Tanaman Sorgum
Menurut Balai Penelitian Serealia (2015) sorgum varietas super 1 merupakan hasil perbaikan populasi Water Hamu Putih hasil koleksi plasma nutfah Balitseral. Sifat tanaman tidak beranak tetapi dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x dalam sekali tanam), umur panen 105-110 hari, tinggi tanaman rata- rata 204,8 cm, tahan rebah, bentuk malai lonjong, panjang mulai 26,7 cm, warna sekam coklat muda, warna biji putih, ukuran biji panjang 4,37 mm, lebar 4,03 mm, diameter 2,60 mm,bobot 1.000 biji 28,0 g. Potensi hasil varietas ini 5,7 ton/ha dengan rata-rata hasil 2,6 ton/ha, pada kadar air 10%, potensi etanol 4,3801 liter/ha potensi biomas 38,7 ton/ha biomas batang, kadar protein 12,9%, kadar karbohidrat 71,3% kadar gula (brix) 13,5%, dan kadar tannin 0,11%. Sorgum varietas super 1 tahan hama aphis, tahan penyakit antraknose, karat daun, cocok ditanam pada lahan kering beriklim kering dan adaptasi pada lingkungan luas, Varietas ini potensi dikembangkan secara luas untuk produksi bioetanol.
Ratun Sorgum
Ratun adalah tunas-tunas yang tumbuh setelah pemotongan batang.
Menurut Chauchan et al. (1985) dalam Puspitasari (2012), beberapa keuntungan dengan cara ini diantaranya adalah umurnya relative lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penggunaan benih, kemurnian genetik lebih terpelihara dan hasil panen tidak berbeda jauh dengan tanaman utama.
Keistimewaan tanaman sorgum adalah memiliki kemampuan tumbuh kembali setelah dipanen (Ratun).Peratunan dapat dilakukan 2-3 regenerasi.Tanam ratun tidak memerlukan benih, cukup menggunakan regenerasi tunas, dan merupakan sarana yang berguna untuk memulai budidaya pada kelembaban tanah terbatas.
Hasil penelitian Tsuchihashi dan Goto (2008) menunjukkan tanaman sorgum dapat menghasilkan ratun baik, pada musim kemarau maupun musim hujan, sehingga dapat dipanen 2-3 kali.Hasil penelitian Schaffert dan Borgonovi (2002) dengan sistem budi daya asal biji dan peratunan dua kali mampu menghasilkan 166 ton/ha bioma s sorgum dalam tiga kali panen. Opole et al.
(2007) juga menyatakan bahwa sorgum dengan kemampuan daya ratunnya dapat meningkatkan hasil dan pendapatan petani di Kenya.
Kandungan Nutrisi Tanaman Sorgum
Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yaitu 332 kalori dan 11,0 g protein/100 g biji dan bagian vegetatifnya (12,8% protein kasar) sehingga dapat dibudidayakan secara intensif sebagai sumber pakan hijauan bagi ruminansia terutama pada musim kemarau (OISAT, 2011).
Hijauan sorgum sangat palatabel terutama tanaman yang masih muda dan yang sedang berbunga. Nilai nutrisi yang dikandung sorgum pada fase vegetatif adalah 13,76%-15,66% kadar protein kasar (PK) dengan 26,06%- 31,85% kadar serat kasar (SK) (Purnomohadi, 2006). Hijauan sorgum juga dimanfaatkan sebagai hay. Hay sorgum yang berasal dari hijauan yang dipanen pada umur 50 hari mengandung 16,2% protein kasar (PK) dalam bahan kering
(BK). Kandungan gula dan sari buah yang terdapat pada tangkainya menyebabkan sorgum menjadi salah satu dari tanaman yang terbaik untuk dijadikan silase (Miller dan Stroup, 2004).
Sorgum merupakan biji-bijian yang mengandung nilai gizi yang baik, komposisi kimia biji sorgum didominasi karbohidrat. Menurut Ruchjaniningsih (2009), sorgum merupakan pengganti karbohidrat alternatif, karena masih satu famili dengan padi dan gandum (Suarni dan Patong, 2002). Kandungan gizi sorgum dibandingkan dengan pangan lain disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi beberapa bahan pangan dalam 100 g.
Sumber Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidra t (g)
Serat (g)
Energi (kcal)
Ca (mg)
Fe (mg)
Beras 7,90 2,70 76,00 1,00 362,00 33,00 1,80
Gandum 11,60 2,00 71,00 2,00 348,00 30,00 3,50
Jagung 9,20 4,60 73,00 2,80 358,00 26,00 2,70
Sorgum 10,40 3,10 70,70 2,00 329,00 25,00 5,40
Sumber : FAO (1995) Pupuk Kascing
Kascing adalah merupakan bahan organik dari kotoran cacing yang bercampur dengan tanah atau bahan organik lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukupbaik karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada tanah yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak mempunyai efek negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah dimana proses pelapukan sudah lanjut. Kandungan hara dan sifat kimia kascing lebih beragam dibanding dengan kompos dan pupuk organik lainnya.
Kascing merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki kelebihan dari pupuk organik yang lain (Lun, 2005). Kascing mengandung unsur hara makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Contoh kandungan hara kascing yang menggunakan cacing Eisenia foetida adalah nitrogen 0,63%, fosfor 0,35%, kalium 0,20%, kalsium 0,23%, magnesium 0,26%, natrium 0,07%, tembaga 17,58%, seng 0,007%, manganium 0,003%, besi 0,79%, boron 0,21%, kapasitas menyimpan air 41,23% (Mulat, 2003). Pupuk kascing mempunyai pH netral 5 sampai 7.4 dan rata-rata 6.9 komposisi kascing adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Komposisi Komponen-Komponen Kimia pada Pupuk Kascing.
Komponen-komponen kimiawi Komposisi (%)
Nitrogen (N) 1,1 – 4,0
Fosfor (P) 0,3 – 3,5
Kalium (K) 0,2 – 2,1
Belerang (S) 0,24 – 0,63
Magnesium (Mg 0,3 – 0,63
Besi (Fe 0,4 – 1,6
Sumber: Palungkun, 1999
Hal ini menunjukkan bahwa pupuk kascing memberikan unsur hara N yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis pupuk organik lainnya.
Gambar 2. Pupuk Kascing
Menurut Eti Farda Husin (1997) kotoran cacing tanah lebih banyak mengandung mikro organisme, mineral – mineral dan bahan organik dalam bentuk tersedia untuk dikonsumsi oleh tanaman dibanding tanah disekitarnya.
Bahan organik kascing termasuk bahan pembenahan tanah yang berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan ketahanan tanah terhadap proses erosi dan pencucian.
Pengaruh Pemumpukan
Pemupukan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik kascing merupakan pupuk organik plus, karena mengandung unsur hara makro dan mikro serta hormon pertumbuhan yang siap diserap tanaman. Kascing biasanya mengandung nitrogen (N) 0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,2%, kalsium (Ca) 0,23%, mangan (Mn) 0,003%, magnesium (Mg) 0,26%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, besi (Fe) 0,79%, molibdenum (Mo) 14,48%, bahan organik 0,21%, kapasitas menyimpan air 41,23% dan asam humat 13,88% (Mulat,2003).
Suriatna (1977) menyatakan, bahwa pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara ke dalam tanah yang langsung atau tidak langsung dapat meyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Selanjutnya dikatakan, bahwa 16 unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang diperoleh dari udara, tanah, air dan garam-garam mineral atau bahan-bahan organik. Akan tetapi unsur hara N, P dan K yang paling banyak digunakan bagi setiap tanaman dan persediaan dalam tanah terbatas.
Kandungan N, P dan K pada pupuk mempunyai peranan dalam merangsang
pertumbuhan vegetatif serta memacu dan mempercepat pertumbuhan jaringan tanaman terrutama pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah anakan dan daun (Setyamidjaja, 1986).
Hipotesis
Diduga bahwa makin tinggi level pemberian pupuk kascing akan meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat kasar ratun sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench ) .
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada lahan yang terletak diPerumahan Dosen UNHAS Tamalanrea dan di Laboratorium Nutrisi Ternak Dasar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar, mulai bulan September 2017 sampai November 2017.
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat-alat yaitu cangkul, botol, parang, meteran, tali rapiah, pisau pemotong (cutter), ember, oven, kertas koran, penggilingan dengan diameter lubang saringan 1 mm, timbangan, danseperangkat alat untuk analisis protein kasar dan serat kasar.
Bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman ratun sorgum, air, dan pupuk kascing yang digunakan mengandung N-total (0,61%), P2o5 (0,22%), K2O (0,82%), pH (6,04), C-organik (10,26%), Kadar air (59,31%) dan C/N (17).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun susunan perlakuannya sebagai berikut:
P0= Kontrol
P1= 5 ton/ha = 5.000 kg kascing/ha = 0,75 kg kascing/plot = 125 gram/tanaman P2= 10 ton/ha = 10.000 kg kascing/ha = 1,5 kg kascing/plot = 250 gram/tamanan P3= 15ton/ha = 15.000 kg kascing/ha = 2,25 kg kascing/plot = 375 gram/tanaman P4= 20 ton/ha = 20.000 kg kascing/ha = 3 kg kascing/plot = 500 gram/tanaman
Persamaan matematika dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut (Gaspersz, 1991) sebagai berikut :
Yijk =μ + τi + Ʃij
i = 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan), j = 1, 2, 3 (Ulangan) Keterangan :
Yijk : Hasil pengamatan peubah pada pemupukan ke-I dengan ulangan ke-j μ : Rata-rata pengamatan
τi : Pengaruh pemupukan ke-i
Ʃij : Galat percobaan dari galat ke-I pada pengamatan ke-j Pelaksanaan Penelitian
Peneltian ini adalah penelitian lanjutan terdapat petak yang berukuran 150 x 100 cm sebanyak 15 petak, jarak antara petak yaitu 50 cm mula-mula dibersihkan dari tanaman lain. Dalam 1 petak terdapat 6 tanaman sorgum yang telah dipotong. Pemupukan dilakukan setelah lahan dibersihkan dan sebelum penanaman. Tanaman yang ditanam dan dipotong adalah sorgum yang berasal dari Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah itu dilakukan penyiraman setiap hari pada pagi dan sore menggunakan air pada setiap petak.
Dilakukan pengukuran tinggi tanaman setiap minggunya selama 7 sampai dengan 8 minggu. Disamping itu dilakukan pembersihan gulma untuk menghindari persaingan tanaman dalam penyerapan unsur hara. Setelah tanaman tumbuh dilakukan pemupukan dengan menggunakan bahan yaitu pupuk kascing. Tanaman yang dipelihara selama 7 minggu kemudian dipanen pada minggu ke 8.
Parameter yang Diamati
Parameter yang diukur adalah sebagai berikut:
1. Kandungan protein kasar (PK) pada daun dan batang 2. Kandungan serat kasar (SK) pada daun dan batang Prosedur Analisis
Sampel yang telah dikeringkan dan ditimbang kemudian dilakukan analisis di laboratorium Nutrisi Ternak Dasar dengan metode analisis proksimat
Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah menggunakan SPSS 16, perlakuan yang berbeda diuji dengan menggunakan Uji Duncan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata protein kasar dan serat kasar tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang diberi berbagai level pupuk kascing dapat di lihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata kandungan protein kasar dan serat kasar tanaman ratun sorgum super 1 yang diberi pupuk kascing
Perlakuan
Parameter
Protein kasar (%) Serat kasar (%) P0
P1 P2 P3 P4
8,31±0,77b 8,39±0,74b 9,61±0,54ab 10,29±1,46a 11,46±1,50a
31,38±0,88b 30,49±1,43b 30,33±0,89ab 29,20±0,60a 29,18±0,84a
Keterangan : superskrip yang (ab) pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0.05) Protein kasar
Rata-rata kandungan protein kasar tanaman sorgum varietas super 1 disajikan dalam Tabel 3. Analisi sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan protein kasar tanaman sorgum super 1. Uji Duncan menujukkan bahwa pemberian pupuk kascing dengan dosis P1 dan P2 tidak berbeda (P>0,05) dengan dosis P0 dan P1 deangan P2 tidak berbeda nyata (P>0,05). Perlakuan P3 dan P4 berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan P0 dan P1, tetapi tidak berbeda (P>0,05) dengan P2. Rata-rata kandungan protein kasar bervariasi 8,31% - 11,46
%. Hasil Penelitian ini sama dengan kandungan protein tanaman utamanya, yang dilaporkan Virgiawan (2017) yaitu bervariasi 8,00% - 11,59%.
Pemberian pupuk kascing pada sorgum meningkatkan protein kasar 8,31%
- 11,46 hal ini disebabkan kandungan dan komposisi protein kasar dalam hijauan dipengaruhi oleh ketersediaan nitrogen dalam tanah Marliani (2010). Kandungan nitrogen yang tinggi pada saat pemupukan maka pada saat pembentukan asam amino, kandungan protein yang terbentuk menjadi tinggi pula, nitrogen yang tinggi juga berfungsi untuk memacu proses pembentukan daun tanaman, karena nitrogen merupakan unsur hara pembentuk asam amino dan protein sebagai bahan dasar tanaman dalam penyusunan daun (Keraf et al., 2015).
kadar protein suatu tanaman menurun sesuai meningkatnya umur tanaman, sedangkan kadar serat sebaliknya menjadi meningkat Menurut Crowder dan Chedda (1982).
Serat Kasar
Rata-rata kandungan protein serat kasar tanaman sorgum varietas super 1 disajikan dalam Tabel 3. Analisi sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan serat kasar tanaman sorgum super 1. Uji Duncan menujukkan bahwa pemberian pupuk kascing dengan dosis P1 dan P2 tidak berbeda (P>0,05) dengan dosis P0 dan P1 deangan P2 tidak berbeda nyata (P>0,05). Perlakuan P3 dan P4 berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan P0 dan P1, tetapi tidak berbeda (P>0,05) dengan P2. Rata-rata kandungan protein kasar bervariasi 29,18% - 31,38%. Hasil Penelitian ini sama dengan kandungan protein tanaman utamanya, yang dilaporkan Virgiawan (2017) yaitu bervariasi 29,55% - 32,37%.
Menurut Hasil penelitian Nasir, (1989) yang menggunakan level pupuk nitrogen yaitu kontrol, 25 kg/ha, 50 kg, 75 kg/ha, dan 100 kg/ha dengan mengahasilkan rata-rata serat kasar rumput raja yaitu 33.0%, 31.9%, 29.5%, 29.4% dan 28.2% yang menyatakan bahwa pemberian pupuk nitrogen dapat menurunkan kadar serat kasar rumput raja. Serat kasar akan berbanding terbalik dengan protein kasar. Jika serat kasar meningkat, maka protein kasar tanaman menurun dan begitu pula sebaliknya protein kasar tinggi maka serat kasar akan menurun Hindratiningrum (2010)
.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan P2 sebanyak 10 ton/ha pada tanaman sorgum dapat meningkatkan kandungan protein kasar dan dapat menurunkan kandungan serat kasar.
Saran
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pupuk kascing pada ratun sorgum tanpa melakukan pemupukan ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Serealia. 2015. Varietas Super-1 (Sorgum). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Maros.
Chauchan, J.S., B.S. Vergara, and S.S. Lopez. 1985. Rice Ratuning. IRRI Research Paper Series. Number 102. February 1985. IRRI Philippines.
Crowder L dan Chedda HR.1982. Tropical Grassland Husbandry.1st edition.
Logman, New York. London. 308-370.
Dogget, H. 1988. Sorghum 2nd edn. Longmans, Green and Co. Ltd. London.
Eti Farda Husin. 1997. Pendayagunaan Bioteknologi dalam Reklamasi Lahan Kritis di Daerah Tangkapan Air Singkarak Sumatera Barat. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Hal : 1 – 20.
Food and Agriculture Organization (FAO). 1995. Sorghum and Millets in Human Nutrition. Rome: Food and Agriculture Organization of The United Nations.
Gazperzs, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Gramedia Pustaka Utama.
Bandung.
Hindratiningrum N. 2010. Produksi dan kualitas hijauan rumput Meksiko. J Ilmiah Inkoma. 21 (3) : 111-122.
Krisnawati. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kentang. KAPPA (2003) Vol. 4, No.1, 9-12.
Keraf, F. K., Y. Nulik, dan M. L. Mullik. 2015. Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Umur Tanaman terhadap Produksi dan Kualitas Rumput Kume (Sorghum plumosum var. timorense). Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science). 17 (2): 123-130.
Miller, F. R and J. A. Stroup. 2004. Growth and Management of Sorghums for Forage Production. Proceedings National Alfalfa Symposium: 1 - 10.
Marliani. 2010. Produksi dan Kandungan Gizi Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) Pada Pemotongan Pertama Yang Ditanam Dengan Jenis Pupuk Kandang Berbeda. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau.
Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Nasir, A. 1989. Pengaruh Tingkat Pemupukan Nitrogen Terhadap Kandungan Protein dan Serat Kasar Tanaman Rumput Raja (Pennisetum purpupoides). Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
OISAT. 2011. Sorghum. PAN Germany Pestizid Aktions-Netzwerk e.V. PAN Germany.
Opole, R.A., C.M. Mburu, and J.Lumuli. 2007.Improving Ratun management of sorghum (Sorghum bicolor (L.) moench) for increasing yields in western Kenya. African Crop Science Conference Proceedings 8:143- 146.
Purnomohadi. 2006. Potensi Penggunaan Beberapa Varietas Sorgum Manis (Sorghum bicolor L. Moench) Sebagai Pakan Ternak.
http://journal.discoveryindonesia.com. Diakses pada tanggal 6 Mei 2017
Puspitasari, G., D. Kastono, S. Waluyo. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Sorgum Manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) Tanam Baru Dan Ratun Pada Jarak Tanam Berbeda. Jurnal Budidaya Pertanian Vol. 1 No.4.
Yogyakarta.
Rivana. E., Indriani .N.P., Khairani. L. 2016. Pengaruh Pemupukan Fosfor dan Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorghum (Sorghum bicolor L.). Jurnal Ilmu Ternak. Juni 2016. 16(1).
Lun. 2005. Pupuk Kascing Kurangi Pencemaran Lingkungan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Radian. 1994. Cara Pembuatan Kascing dan Peranannya dalam Meningkatkan Produktifvitas Tanah. Topik Khusus. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Suarni dan R. Patong. 2002. Tepung sorgum sebagai bahan substitusi terigu.
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 21(1):43-47.
Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan Tanah Pertanian. CV.
Simplex, Jakarta.
Suriatna, S. 1977. Pupuk dan Pemupukan. Cetakan Pertama. PT. Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Tsuchihashi, N. and Y. Goto. 2008. Year-round cultivation of sweet sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) through a combination of seed and Ratun cropping in Indonesia savanna. Plant Prod. Sci. 11(3):377-384 USDA. 2008. Classification for Kingdom Plantae Down to Species Sorghum
bicolor (L.) Moench (online). Didapat dari : http://plants.usda.gov/java/
ClassificationServlet?source=display& classid=SORGH2..
Vergiawan. S. 2017. Pengaruh Tingkat Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Kandungan Protein Kasar Dan Serat Kasar Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Super 1. Universitas Hasanuddin Makassar
Lampiran 1. Data Analisis Protein kasar
ANOVA
Hasil
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 21.277 4 5.319 5.120 .017
Within Groups 10.389 10 1.039
Total 31.666 14
Hasil
Duncan
Level_p
upuk N
Subset for alpha = 0.05
1 2
P0 3 8.3067
P1 3 8.3867
P2 3 9.6133 9.6133
P3 3 10.2900 10.2900
P4 3 11.4633
Sig. .050 .059
Lampiran 2. Analisis Data Serat kasar
ANOVA
Hasil
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10.532 4 2.633 2.805 .085
Within Groups 9.388 10 .939
Total 19.920 14
Hasil
Duncan
Level_p
upuk N
Subset for alpha = 0.05
1 2
P4 3 29.1800
P3 3 29.1967
P2 3 30.3300 30.3300
P1 3 30.4867 30.4867
P0 3 31.3833
Sig. .154 .232
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP
YUNUS, lahir di Latali pada tanggal 8 September 1992 anak ke-4 dari pasangan Lego dan Hj.Nandong. Penulis mulai menginjak bangku pendidikan pada tahun 1999 di SDN 1 Latali dan lulus pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP NEGERI 2 PAKUE Kabupaten Kolaka Utara dan lulus pada tahun 2008. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ditingkat yang lebih tinggi yaitu di SPP Negeri Rappang dan lulus pada tahun 2011. Setelah selesai di tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan disalah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia Timur tepatnya di Universitas Hasanuddin dan diterima di Fakultas Peternakan.