Page 0
MARKET BRIEF
PELUANG USAHA PRODUK LADA (HS 0904)
2015
ITPC MILAN
Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 [email protected]
Page 1 Daftar Isi
KATA PENGANTAR... 2
ABSTRAKSI ... 3
I. PENDAHULUAN ... 4
I.1. Pemilihan Produk ... 4
I.2. Profil Geografi Italia ... 6
II. POTENSI PASAR PRODUK LADA DI ITALIA ... 7
II.1 Ekspor Produk Lada Italia ke Dunia ... 7
II.2 Potensi Pasar Produk Lada di Italia... 10
II.3 Regulasi Produk Lada di Italia ... 14
II.4 Saluran Distribusi Produk Lada di Italia ... 17
II.5 Hambatan dan Tantangan ... 18
III PELUANG DAN STRATEGI ... 21
III.1 Peluang ... 21
III.2 Strategi ... 22
IV INFORMASI PENTING ... 23
REFERENSI ... 25
Page 2
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.
Pada topik ini dipilih produk lada (HS 0904) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk lada di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk lada.
Milan, Desember 2015
Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
Page 3 ABSTRAKSI
Indonesia adalah penghasil lada kedua terbesar di dunia setelah Vietnam. Sedangkan Italia adalah negara importir untuk produk lada HS 0904. Lada Indonesia yang terkenal di pasar Italia antara lain adalah lada Bangka, lada Lampung, dan lada Muntok. Menurut proyeksi dari CBI, lada Indonesia adalah salah satu jenis lada yang memiliki harga tinggi di pasar dunia. Selain itu, permintaan lada dunia terus meningkat, termasuk dari Italia. Produsen lada Italia sendiri tidak mampu memenuhi permintaan dalam negerinya. Karena itulah lada menjadi produk yang sangat potensial untuk diekspor ke Italia mengingat besarnya potensi pasar. Dilihat dari tren pertumbuhannya, nilai ekspor lada Indonesia terus meningkat di pasar Italia. Pesaing utama Indonesia adalah Vietnam yang merupakan pemasok utama diantara negara-negara Asia Tenggara. Italia adalah pengimpor produk lada terbesar ke-7 di Uni Eropa seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Meskipun merupakan produsen terbesar ketiga dunia, untuk pasar Italia, ekspor lada Indonesia berada di urutan kelima setelah Vietnam, Belanda, Jerman, dan India. Setiap jenis lada tersebut memiliki keunggulan baik dari warna maupun rasa. Tantangan yang dihadapi eksportir dari negara berkembang seperti Indonesia ketika memasuki pasar Italia adalah kemampuan menjamin konsistensi kualitas, rasa, aroma, dan warna yang sesuai dengan standar Uni Eropa. Selain itu, lada Indonesia juga menghadapi persaingan dengan lada dari negara lain.
Saat ini, lada menjadi peluang yang sangat baik mengingat harga lada terus meningkat di pasar Uni Eropa. Lada dari Indonesia sendiri merupakan jenis lada yang memiliki harga relatif lebih tinggi bila dibanding lada Vietnam. Analisis keunggulan dan kekurangan lada Indonesia akan disajikan di bagian hambatan dan tantangan.
Dari uraian potensi ekspor lada di Italia, ketentuan regulasi pasar, saluran distribusi, dan peluang, maka di akhir uraian market brief akan disajikan strategi untuk produk lada sebagai berikut:
Page 4
Strategi produksi.
Berupa penjajakan kemungkinan penanaman lada secara monokultur seperti yang dilakukan Vietnam dan pelatihan kepada petani untuk memenuhi standar lada internasional.
Strategi produk.
Penggunaan teknologi pengolahan lada paska-panen karena cara tradisional cukup rawan pencemaran.
Strategi promosi.
Pembentukan Asosiasi Lada Indonesia yang efektif dan mempromosikan lebih gencar produk lada unggulan Indonesia seperti lada Muntok, lada Bangka, dan lada Lampung.
I. PENDAHULUAN
I.1. Pemilihan Produk
Menurut International Pepper Community (IPC), selama beberapa tahun ke depan Indonesia akan kelebihan produksi lada.1 Prediksi ini didasarkan pada kemampuan produksi lada Indonesia yang jauh melebihi konsumsi domestik. Dari total produksi lada dalam negeri sebesar 20%
dikonsumsi pasar domestic dan sisanya (80%) diekspor. Ekspor lada memberi kontribusi sebesar 0,2% dari total ekspor Indonesia.2 Indonesia merupakan produsen lada terbesar ketiga di dunia setelah Vietnam dan India. Biaya produksi lada relatif murah bila dibandingkan dengan tanaman sawit atau karet, namun ketergantungan terhadap kondisi cuaca relatif tinggi.
Pada tahun 2013, Indonesia bersama dengan Brasil, India, Malaysia, Srilanka, dan Vietnam berkomitmen untuk meingkatkan promosi dan perdagangan lada dunia. Dengan biaya produksi yang relatif murah, sekitar
1 Wike Dita Herlinda, “Surplus Produksi Lada, Konsumsi dan Ekspor akan digenjot,” Industri, 2 Mei 2014, diakses pada 7 Desember 2015, http://industri.bisnis.com/read/20140502/12/224126/surplus- produksi-lada-konsumsi-dan-ekspor-akan-digenjot
2 Ibid.
Page 5 20% dari harga jualnya,3 dan terus meningkatnya permintaan di pasar dunia, maka produk lada menjadi pilihan yang menarik untuk dibahas dalam market brief ini.
Pasar Italia sendiri merupakan pasar potensial bagi lada Indonesia.
Neraca perdagangan Indonesia dan Italia dalam produk lada selalu positif dalam lima tahun terakhir, sejak 2010 hingga 2014. Pertumbuhan surplus neraca perdagangan juga positif, pada 2014 surplus meningkat sebesar 77% dibandingkan tahun 2013. Dalam skala yang lebih besar, Italia adalah importir lada dari dunia.
Tabel 1. Neraca Perdagangan Indonesia-Italia HS 0904 (dalam Juta USD)
Jenis produk lada yang dimaksud dalam market brief kali ini adalah yang termasuk dalam kode HS 0904, yaitu pepper of the genus piper; dried or crushed or ground fruits of the genus capsicum or of the genus pimenta.
Lada Indonesia memiliki ciri khas yang diminati pasar internasional, seperti jenis lada hitam Lampung dan lada putih Bangka.4 Di Italia sendiri, lada telah tercatat dalam resep masakan Italia sejak abad ke-17.5 Selain cita rasanya yang kuat, lada juga bermanfaat untuk kesehatan. Melihat potensi ekspor lada dan tingkat konsumsi Italia, lada menjadi pilihan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.
3 “Permintaan membludak, harga lada semakin pedas,” Kontan, 4 Mei 2015, diakses pada 7 Desember 2015, http://industri.kontan.co.id/news/permintaan-membludak-harga-lada-semakin- pedas
4 “Produsen Terbesar ke-2 Dunia: Lada Indonesia Sangat Diminati Pasar Internasional,”
Indotrading.com, diakses pada 8 Desember 2015, http://blog.indotrading.com/produsen-terbesar- ke-2-dunia-lada-indonesia-sangat-diminati-pasar-internasional/
5 Alberto Capatti dan Massimo Montanari, Italian Cuisine: a Cultural History, New York: Columbia University Press: 2003, 43,
https://books.google.nl/books?id=jprIxTqMCwEC&pg=PA41&lpg=PA41&dq=italian+consumption+of +pepper&source=bl&ots=Mzgh6TxF0s&sig=9z9a20T5Jp4usoi-
jmkgNB3hET8&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjwq5-
LzMnJAhWFXw8KHQM3CssQ6AEITDAI#v=onepage&q=pepper&f=false
2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
Export 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - -
Import 1.51 1.34 3.14 1.54 2.72 -6.89 76.72
Balance of Trade -1.51 -1.34 -3.14 -1.54 -2.72 Source: WTA/Istat
Page 6 I.2. Profil Geografi Italia
Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah- tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara- negara Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik. Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia- Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Page 7 Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
II. POTENSI PASAR PRODUK LADA DI ITALIA
II.1 Ekspor Produk Lada Italia ke Dunia
Produksi lada Italia ditujukan untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri. Italia merupakan negara importir lada dengan tingkat konsumsi produk lada yang terus meningkat. Produksi lada terkonsentrasi pada musim panas yang berlangsung dari bulan Juni hingga September.
Page 8 Perkebunan lada mayoritas berada di daerah selatan Italia seperti Sisilia, Puglia, Campania, dan Lazio.6 Tingkat konsumsi Italia terhadap produk lada terus meningkat. Sedangkan, di kawasan Eropa sendiri, produsen lada utama adalah Spanyol.7
Berdasarkan data yang disajikan oleh United Nations, pada tahun 2014, Italia mengekspor USD 12 Juta dan mengimpor USD 43 Juta. Data serupa juga disajikan oleh ISTAT (Istituto Nazionale di Statistica), dimana dalam lima tahun terakhir, produk lada Italia mencatatkan nilai ekspor ke dunia yang lebih kecil dari impornya dari dunia. Menarik dilihat pada pertumbuhan ekspor dan impor yang terus meningkat meski keadaan ekonomi Eropa mengalami krisis. Berdasarkan data ini dapat diasumsikan bahwa produk lada merupakan produk yang potensial karena tidak terpengaruh secara signifikan oleh melemahnya perekonomian Eropa di tahun 2012.
Tabel 2. Neraca Perdagangan Italia dengan dunia (dalam Juta USD)
6 “Italy: Open field pepper production mainly destined for processing,” Fresh Plaza, 27 Maret 2013, diakses pada 10 Desember 2015, http://www.freshplaza.com/article/107428/Italy-Open-field- pepper-production-mainly-destined-for-processing
7 Ibid.
Page 9 Sumber: ISTAT
Italia banyak mengekspor produk lada ke negara Eropa seperti Belanda, Jerman, Spanyol, Yunani, Perancis, Inggris, dan Denmark. Selain itu Italia juga mengekspor ke Amerika Serikat, Rusia, dan Australia. Untuk Indonesia sendiri, Italia adalah importir dan tidak memiliki nilai ekspor.
Berikut adalah negara sepuluh besar tujuan ekspor produk lada Italia.
Tabel 3. Sepuluh besar negara tujuan ekspor produk lada Italia (dalam Juta USD)
Bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Italia tidak termasuk dalam negara utama pengekspor produk lada. Berdasarkan data dari The Atlas of Economic Complexity, pada tahun 2013, negara eksportir
7.15 9.48 9.56 10.51 12.23
23.34
33.02
36.23 35.08
43.23
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00
2010 2011 2012 2013 2014
Export Import
Rank Country 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
World 7.15 9.48 9.56 10.51 12.23 13.09 16.32
1 Netherlands 3.30 4.23 2.93 2.59 1.94 -18.68 -25.01 2 United States 0.94 0.90 1.06 1.46 1.62 23.90 11.50 3 Russia 0.10 0.48 0.89 1.21 1.32 21.63 9.71 4 Germany 0.41 0.28 0.53 0.51 0.89 29.85 75.27 5 Spain 0.11 0.30 0.60 0.71 0.60 0.11 -14.67 6 Australia 0.00 0.03 0.01 0.04 0.57 561.85 1512.73 7 Greece 0.20 0.34 0.31 0.34 0.51 29.16 52.66 8 France 0.21 0.20 0.21 0.20 0.42 42.32 107.27 9 United Kingdom 0.16 0.21 0.42 0.35 0.41 -0.73 15.92 10 Denmark 0.22 0.17 0.17 0.15 0.32 36.81 108.90
Page 10 lada terbesar adalah Vietnam, diikuti oleh India, Indonesia, China, dan Brasil. Angka ekspor Italia bahkan tidak cukup signifikan untuk dapat ditampilkan di tabel berikut ini.
Tabel 4. Negara pengekspor lada di dunia.
Source: the Atlas of Economic Complexity
II.2 Potensi Pasar Produk Lada di Italia
Pada tahun 2015, Italian Trade Agency (ITA) membuka peluang kerjasama ke beberapa pengekspor di bidang pertanian dan perkebunan dari Indonesia, antara lain kelapa, kopi, lada, dan jagung.8 Cita rasa masakan Italia banyak menggunakan bumbu yang salah satunya adalah lada. Importir Italia mengklaim bahwa tren impor untuk produk bawang, wortel, kentang, lada, terung, dan buah-buahan akan meningkat. Hal ini dikarenakan permintaan domestik yang melebihi kemampuan produsen Italia sendiri.
Kualitas dan keamanan produk adalah isu utama yang menjadi perhatian pembeli dan konsumen Eropa, termasuk Italia. Asia Tenggara adalah pemasok terbesar kebutuhan lada Uni Eropa yaitu sebesar 62% dari
8 Lukas Hendra, “ITA Tawarkan Peluang Ekspor Produk Asal Sulut,” Industri, 9 9 Juni 2015, diakses pada 12 Desember 2015, http://industri.bisnis.com/read/20150609/12/441808/ita-tawarkan- peluang-ekspor-produk-asal-sulut
Page 11 total impor Uni Eropa di tahun 2014.9 Vietnam adalah pemasok utama diantara negara-negara Asia Tenggara. Italia adalah pengimpor produk lada terbesar ke-7 di Uni Eropa seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 5. Impor Lada Uni Eropa (dalam ribuan ton)
Potensi negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk memperluas pasar di Uni Eropa sangat besar. Kualitas lada hitam dan putih Indonesia telah dikenal oleh pasar Italia. Variasi lada yang terkenal adalah lada Lampung, Sarawak, dan Muntok. Lada banyak diproduksi di daerah Bangka dan Lampung. Daerah lain yang juga menjadi produsen lada adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Pembeli dari kalangan industri Uni Eropa biasanya juga mencampur jenis lada dari berbagai negara untuk variasi rasa, misalnya rasa kuat lada hitam Malabar (India) dicampur dengan lada Sumatra untuk memberi warna, dan lada Penang untuk kekuatan.10
Pada tahun 2014, Indonesia adalah partner impor Italia terbesar ke- 5 setelah Vietnam, Belanda, Jerman, dan India. Di periode tahun tersebut, Italia mengimpor USD 2,7 Juta produk lada dari Indonesia. Bila dilihat tren selama lima tahun, dari 2010-2014, Indonesia mengalami penurunan nilai
9 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe- pepper-southeast-asia-2015.pdf
10 Ibid.
Page 12 eskpor lada ke Italia setelah tahun 2012. Pada tahun 2010, nilai ekspor Indonesia adalah sebesar USD 1,5 Juta. Di tahun selanjutnya nilai tersebut menurun menjadi USD 1,3 Juta. Nilai ekspor tertinggi produk lada Indonesia ke Italia dicapai pada tahun 2012 sebesar USD 3,14 Juta. Selanjutnya, pada tahun 2013, nilai ekspor Indonesia menurun 50% menjadi USD 1,5 Juta. Nilai tersebut meningkat di tahun 2014 menjadi USD 2,7 Juta dan belum menyamai nilai ekspor di tahun 2012.
Menarik menjadi perhatian bahwa impor produk lada Italia dari dunia mengalami penurunan sebesar 30% di tahun 2013, lebih rendah dari penurunan impornya dari Indonesia. Bahkan impor lada dari Vietnam mengalami peningkatan meski tidak signifikan. Impor dari Belanda, yang sebelumnya lebih rendah dari Indonesia, mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2014 dan menduduki posisi kedua negara pengekspor ada ke Italia.
Di sepuluh besar negara pengekspor lada ke Italia, peningkatan yang cukup besar juga dialami oleh Brasil sebesar 149% dalam lima tahun.
Dari kawasan Asia Tenggara, selain Vietnam, Malaysia adalah negara pesaing yang menduduki posisi dua puluh besar. Hal ini berarti, kebutuhan konsumsi Italia akan lada terus meningkat, dan Indonesia harus terus meningkatkan daya saing di pasar Italia untuk dapat bertahan. Potensi yang terdapat di pasar Italia menjadi peluang yang baik bagi produsen dan eksportir lada Indonesia.
Tabel 6. Negara Partner Impor Italia (dalam juta USD)
Page 13 Source: ISTAT
Dengan tren peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Italia untuk produk lada, masih terdapat potensi besar untuk meningkatkan nilai ekspor.
Selain potensi konsumsi pasar Italia yang terus meningkat, Indonesia merupakan produsen jenis lada yang diminati pasar Italia seperti tersebut di atas.
Pasar untuk produk lada di Uni Eropa, termasuk Italia, berpotensi terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan karena tingginya tingkat konsumsi lada di kawasan ini.11 Selain itu, statistik menunjukkan bahwa harga produk lada dari kawasan Asia Tenggara meningkat sebesar 20%
per tahun.12 Untuk produk crushed or ground pepper Indonesia mengalami peningkatan ekspor yang jauh lebih tinggi dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Meskipun peningkatannya cukup tinggi namun secara market share masih jauh di bawah Vietnam.
11 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe- pepper-southeast-asia-2015.pdf
12 Ibid.
Rank Country 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (% )
10-14
Change (% ) 14/13
World 23.34 33.02 36.23 35.08 43.23 9.24 23.24
1 Vietnam - 4.39 7.41 11.09 11.79 13.33 9.67 13.04
2 Netherlands - 1.55 3.40 2.92 2.31 7.81 63.65 238.99
3 Germany - 2.52 3.03 3.07 4.24 5.13 29.34 20.86
4 India - 5.35 8.34 8.81 7.49 4.57 -27.96 -38.92
5 Indonesia - 1.51 1.34 3.14 1.54 2.72 -6.89 76.72
6 Spain - 2.39 2.73 2.13 2.45 2.34 4.88 -4.37
7 Brazil - 0.81 0.64 0.31 0.51 1.94 149.17 278.04
8 Austria - 0.75 0.89 0.85 1.14 1.27 22.49 11.13
9 China - 1.03 1.93 0.97 0.56 1.03 2.84 85.38
10 France - 1.06 0.89 1.04 0.74 0.82 -11.18 10.69
11 Sri Lanka - 0.05 0.08 0.07 0.09 0.49 157.38 460.27
12 Poland - 0.21 0.38 0.33 0.33 0.31 -3.19 -6.26
13 United Kingdom - 0.11 0.09 0.20 0.38 0.27 15.13 -29.87
14 Mexico - 0.10 0.04 0.04 0.23 0.22 126.51 -1.51
15 Uganda - 0.00 0.10 0.10 0.26 0.19 36.96 -26.97
16 Madagascar - 0.25 0.57 0.00 0.20 0.18 750.82 -6.73
17 Belgium - 0.07 0.40 0.28 0.05 0.17 -20.93 227.91
18 Hungary - 0.29 0.23 0.14 0.17 0.15 5.02 -8.95
19 Malaysia - 0.03 0.00 0.04 0.05 0.05 13.22 0.93
20 Kenya - 0.05 0.00 0.03 0.09 0.04 16.10 -49.75
Page 14 II.3 Regulasi Produk Lada di Italia
Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat General Food
Law
Regulation
(EC) No
178/2002
Merupakan peraturan yang berisi prinsip umum, persyaratan dan prosedur pembuatan keputusan dalam produksi makanan yang mencakup seluruh tahapan dalam proses produksi dan distribusi makanan.
http://ec.europa.eu/food/safety/general_
food_law/index_en.htm Standar
Internasional
ISO
5564:1982
Ketentuan standar internasional perihal kandungan piperine pada lada hitam dan lada putih.
http://www.iso.org/iso/catalogue_detail.
htm?csnumber=11634 Ketentuan
kadar kontaminan
Regulation (EC) No.
1881/2006 (Annex 2.1.9 dan 2.2.11)
Berisi peraturan mengenai kadar mycotoxins (aflatoksin, ochratoxin, dan lain-lainnya) dalam lada. Untuk lada, tingkat aflatoksin yang wajar adalah antara 5-10 µg/kg (total dari aflatoksin B1, B2, G1, G2). Sedangkan tingkat maksimum kadar ochratoksin adalah 15 µg/kg.
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:0200 6R1881-20140101&rid=2
Ketentuan peggunaan pestisida
Regulation 396/2005
Merupakan peraturan kadar residu pestisida yang boleh terkandung dalam makanan.
Page 15 Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:3201 4R1146&from=EN
Ketentuan kandungan zat adiktif dan buatan
Regulation EU 234/2011 dengan
amandemen Commison Implementing Regulation
(EU) No
562/2012
Berisi spesifikasi zat-zat dan substansi E-nomor yang dapat digunakan dalam pada lada. Hal ini untuk menghindari praktek-praktek illegal yang menguntungkan sebagian pihak.
http://ec.europa.eu/food/safety/food_im provement_agents/common_auth_proc _guid/index_en.htm
Keamanan dan
keterlacakan sistem manajemen bahan makanan (Ketentuan tambahan)
BRC Global Standar Food
Standar keamanan dan kualitas untuk pembuatan, pengemasan, penyimpanan dan distribusi.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/BRCGlobalStandardsFood/Englis h/AtAGlance_EN.pdf
International Featured Standards
Berisi ketentuan tentang proses pengemasan dan memastikan tidak adanya kontaminasi pada makanan selama proses pengemasan.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/IFSFoodVersion6/English/AtAGla nce_EN.pdf
Page 16 Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat Food Safety
System Certification 22000- FSSC22000
Sertifikasi produk sesuai standar ISO 22000, ISO 22003 dan spesifikasi teknis rantai produksi bahan makanan.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/FoodSafetySystemCertification22 000/English/AtAGlance_EN.pdf
Safe Quality Food
Program - SQF
Merupakan sertifikasi independen untuk memastikan sistem keamanan makanan dan jaminan mutu pemasok (supplier) sudah sesuai dengan peraturan di skala internasional dan domestik.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/SafeQualityFoodProgramSQF/En glish/AtAGlance_EN.pdf
Corporate Social
Responsibility
ISO 26000 Pembeli Uni Eropa menaruh perhatian pada proses operasi perusahaan produsen untuk memenuhi tanggung jawab terhadap dampak sosial dan lingkungan.
http://www.iso.org/iso/home/standards/i so26000.htm
Sertifikasi produk
berkelanjutan
Fairtrade Trade Standard
Sertifikasi tentang sistem perdagangan yang berdasarkan hubungan yang adil antara produsen dan konsumen. Sistem ini terutama menguntungkan pedagang kecil di negara berkembang.
http://www.fairtrade.net/about- fairtrade/what-is-fairtrade.html
Page 17 Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat Rainforest
Chain of Custody Standard
Sertifikasi skema pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan.
http://www.rainforest-
alliance.org/agriculture/certification/coc
II.4 Saluran Distribusi Produk Lada di Italia
Saluran distribusi produk lada termasuk dalam saluran distribusi rempah-rempah. dapat memasuki pasar Uni Eropa melalui importir, broker/agen, pemroses/penggiling (processor), sektor industri (food processor), dan pedagang retail.
Sumber: CBI
Importir adalah perantara antara eksportir dengan end user industri dan retail. Importir membeli dalam kuantitas bulk dan memiliki kontrak jangka panjang dengan pemasok. Selain importir pada umumnya, di Uni Eropa juga terdapat specialized importers yang fokus pada produk premium dan bersertifikat (organik, fair trade, dll), varian rempah berkualitas tinggi. Sedangkan broker/agen, tidak membeli produk dari pemasok, hanya mempertemukan penjual dan
Page 18 pembeli dan bekerja dengan komisi (0,5-2%)13. Memasuki pasar ekspor Italia melalui broker menjadi pilihan yang menarik bila ekspotir tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan pasar Italia dan berhubungan dengan importir baru.
Processor biasanya membeli rempah dalam partai besar dengan kualitas dan persyaratan yang spesifik. Perusahaan ini biasanya melakukan pemrosesan untuk dipasok ke kalangan industri besar. Untuk ekspor ke Sektor Industri, pengekspor diharuskan untuk dapat memenuhi standar kualitas tinggi dalam hal pelayanan, kualitas, dan volume produk. Biasanya Sektor Industri jarang mengimpor barang langsung dari negara produsen. Saluran distribusi terakhir adalah langsung ke pedagang retail. Namun pada prakteknya hal ini jarang dilakukan.
II.5 Hambatan dan Tantangan
Tantangan yang dihadapi eksportir dari negara berkembang seperti Indonesia ketika memasuki pasar Italia adalah kemampuan menjamin konsistensi kualitas, rasa, aroma, dan warna yang sesuai dengan standar Uni Eropa. Selain itu, pasar Italia juga semakin memberi perhatian lebih pada kesehatan. Sehingga, eksportir harus menjamin kualitas dan keamanan lada Indonesia yang masuk ke pasar Italia. Selain itu, eksportir juga harus menjamin bahwa pasokan ke pasar Italia konsisten secara jumlah dan kualitas, sesuai kesepakatan yang dibuat dengan pihak importir.
Pengelolaan paska panen lada Indonesia sebagian besar masih menggunakan cara tradisional dengan direndam di sungai,14 dan lada berpotensi tercemar bakteri.
Pesaing terbesar Indonesia adalah Vietnam. Upah buruh yang relatif lebih rendah di Vietnam, membuat produk lada Vietnam memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain. Sedangkan upah buruh
13 “Market Insights for Indonesian Spices,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 12 Agustus 2015, http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/tailored-information-indonesian-spices-eu-market- insights-indonesia-europe-spices-herbs-2013.pdf
14 “Pengolahan Pasca-Panen Tingkatkan Kualitas Lada,” Radar Bangka Online, 3 Maret 2012, diakses pada 9 Desember 2015,
http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/6035/pengolahan-pasca-panen-tingkatkan- kualitas-lada.html
Page 19 Indonesia lebih tinggi. Berikut analisis hambatan dan tantangan produk lada Indonesia dibandingkan dengan negara lain:15
Indonesia Negara lain
Upah Relatif lebih mahal. India, Brasil, dan China memiliki upah buruh yang hampir sama dengan Indonesia. Sedangkan Vietnam, Laos, dan
Kamboja memiliki
keunggulan dengan upah yang rendah.
Harga Harga lada Indonesia relatif lebih mahal
Lada Malabar dari India dan lada putih China adalah jenis lada paling mahal.
Sedangkan lada Vietnam, meski harganya terus meningkat namun relatif lebih murah dari Indonesia.
Produktivitas Produktivitas Indonesia relatif rendah dengan 0,5 ton/ha, karena biasanya masih ditanam di lahan multikultur (ditanam lebih dari satu jenis tanaman)
Produktivitas di Kamboja mencapai 6,6 ton/ha.
Thailand 3,3 ton/ha.
Vietnam dengan lahan monokulturnya mencapai 3,2 ton/ha. Brasil 2,3 ton/ha, dan China 1,8 ton/ha.
Sedangkan produktivitas terendah adalah di India dengan 0,4 ton/ha.
15 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe- pepper-southeast-asia-2015.pdf
Page 20 Profitabilitas Lebih rendah bila
dibanding Vietnam sehingga petani mudah beralih ke jenis tanaman lain. Namun, proyeksi
kenaikan harga
diharapkan dapat meningkatkan investasi di bidang ini.
Vietnam memiliki tingkat produktivitas yang tinggi sehingga petani lebih memilih menanam lada dibandingkan kopi atau karet. Di Brasil, India dan China, tingkat profitabilitas yang rendah membuat output juga berkurang.
Asosiasi industri
Asosiasi baru
berkembang akhir-akhir ini dengan keterlibatan di International Pepper Community.
Vietnam memiliki
Vietnamese Pepper Association yang membantu petani dan eksportir dengan informasi harga dan perencanaan ekspor jangka panjang.
Tingkat
pembangunan
Tingkat pembangunan Indonesia di sektor ini cukup maju bila dibandingkan negara lain kecuali Vietnam.
Petani Vietnam
mendapatkan pelatihan praktek pertanian untuk meningkatkan kualitas dan
memenuhi standar
internasional. Vietnam juga mendirikan fasilitas processing paska panen khusus untuk lada.
Daya tarik bagi investor
Investor biasanya lebih tertarik berinvestasi di negara yang memiliki upah rendah.
Vietnam cenderung lebih sukses karena investasi dilakukan sejak dini dan masih terus tumbuh hingga saat ini.
Page 21 III PELUANG DAN STRATEGI
III.1 Peluang
Harga lada terus meningkat di pasar Uni Eropa. Produsen dan eksportir memiliki posisi yang bagus dan dapat menentukan harga pasar.16 Hal ini menjadi peluang untuk Indonesia yang memiliki kapasitas ekspor yang cukup tinggi yaitu sebesar 80% dari total produksi lada Indonesia.
Permintaan lada Italia juga terus meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian Eropa paska krisis di tahun 2012. Indonesia juga merupakan anggota dari International Pepper Community (IPC) bersama negara produsen besar lainnya yaitu Brasil, India, Malaysia, Srilanka, dan Vietnam.
IPC berperan aktif dalam memajukan sector lada interasional.
Sebagai produsen lada terbesar kedua di dunia setelah Vietnam, Indonesia berpeluang untuk memenuhi kebutuhan lada Italia. Dari sisi kualitas dan jenisnya, Indonesia memiliki lada yang diminati pasar internasional termasuk Italia, yaitu lada Bangka, Lampung, Sarawak, dan Muntok. Selain itu, lada produksi Indonesia dikenal memiliki kadar residu pestisida yang lebih rendah dibandingkan produk negara Asia Tenggara lainnya karena sistem penanaman yang lebih alami.17
Permintaan akan produksi lada jenis crushed/ground pepper Indonesia juga semakin meningkat. Bila dibandingkan dengan Vietnam, peningkatan ekspor Indonesia ke Italia secara presentase lebih besar.
Dalam setahun terakhir (2013-2014), peningkatan ekspor Vietnam ke Italia meningkat sebesar 13% sedangkan Indonesia sebesar 76% (lihat tabel 5).
Ini berarti Indonesia berpeluang besar untuk meningkatkan pangsa pasar produk lada di Italia.
16 “Which trends offer opportunities on the European spices and herbs market,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 10 Desember 2015, https://www.cbi.eu/market-information/spices- herbs/trends/
17 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe- pepper-southeast-asia-2015.pdf
Page 22 III.2 Strategi
No Strategi Deskripsi Outcome
1 Strategi Produksi
Penanaman lada secara monokultur.
Dengan penanaman jenis
ini diharapkan
produktivitas lada Indonesia meningkat.
Selain lahannya yang luas, produktivitas menjadi faktor yang
penting untuk
meningkatkan ekspor dan menarik investasi di bidang ini.
Pelatihan petani intensif agar
memenuhi standar internasional seperti yang dilakukan Vietnam
Indonesia dianggap sudah maju dalam pengelolaan pertanian lada, namun hal ini tetap perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas lada Indonesia.
Dengan harga yang semakin meningkat di pasar diunia, lada Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan, 2 Strategi Produk Mesin pengolahan
paska panen
Biji lada lebih higienis dan mengurangi potensi tercemarnya bakteri.
3 Strategi Promosi
Pembentukan Asosiasi Lada Indonesia.
Seperti yang telah dilakukan oleh Vietnam, keberadaan asosisasi yang efektif dapat memberi informasi penting kepada petani dan membentuk pasar yang berkelanjutan untuk ekspor lada.
Mempromosikan lada Muntok, lada Bangka, dan lada Lampung secara intensif.
Dengan proyeksi meningkatnya harga lada Indonesia di pasar dunia, diharapkan keuntungan berinvestasi di produksi lada terus meningkat.
Page 23 IV INFORMASI PENTING
4. 1 Alamat dan Website Penting
1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia.
2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.
Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571- 3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.
Email: [email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President)
3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel:
+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian perdagangan Italiahttp://www.mincomes.it/. atau http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm
6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro
Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail:
mailto:[email protected]://www.euromonitor.com
7. International Chamber of Commerce. E-mail:
mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org 8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO
E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org 9. Organisasi Promosi Perdagangan Italia
ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 6- 59926900
Page 24 10. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National
Statistics (http://www.istat.it).
11. Peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk ekspor ke Italia dapat dilihat di situs CBI Ministry of Foreign Affairs di http://www.cbi.eu/
12. Referensi untuk syarat dan ketentuan memulai bisnis di Italia
disediakan oleh World Bank di situs
http://www.doingbusiness.org/data/exploreeconomies/italy/#enfor cing-contracts
4. 2 Asosiasi dan major player
1. European Spice Association – ESA
Reuterstrasse 151, 53113 Bonn. Tel: +49-228-210180. Fax: +49- 228-229460. Email: [email protected]
http://www.esa-spices.org
2. International Pepper Community – IPC
LINA Building, lantai 4, Jalan HR Rasuna Said Kav B7, Kuningan, Jakarta 12920, Indonesia. Tel: +62-21-5224902. Fax: +62-21- 5224902. Email: [email protected]
http://www.ipcnet.org 3. Bisetti srl.
Via Nichini 11, 28028 Pettenasco, Italia. Tel: +39-0323/89116.
Fax: +39-0323/89690. Email: [email protected] http://www.bisetti.com
4. La Cosentina SRL
Via Camigliatello Z.I., 87046 Montalto U. (Cs), Italy. Tel:
+390984934728. Fax: +390984937087. Email:
[email protected]. http://www.lacosentina.com/contattaci 5. Mercato del Gusto
Via Paolo Biganzoli 4 – 21040 Jerago con Orago, Italy. Tel:
+393404989030. http://www.mercatodelgusto.it/contatti
Page 25 REFERENSI
Wike Dita Herlinda. “Surplus Produksi Lada, Konsumsi dan Ekspor akan digenjot.” Industri. 2 Mei 2014. Diakses pada 7 Desember 2015.
http://industri.bisnis.com/read/20140502/12/224126/surplus-produksi-lada- konsumsi-dan-ekspor-akan-digenjot
“Permintaan membludak, harga lada semakin pedas.” Kontan. 4 Mei 2015.
Diakses pada 7 Desember 2015.
http://industri.kontan.co.id/news/permintaan-membludak-harga-lada- semakin-pedas
“Produsen Terbesar ke-2 Dunia: Lada Indonesia Sangat Diminati Pasar Internasional.” Indotrading.com. Diakses pada 8 Desember 2015.
http://blog.indotrading.com/produsen-terbesar-ke-2-dunia-lada-indonesia- sangat-diminati-pasar-internasional/
Alberto Capatti dan Massimo Montanari. Italian Cuisine: a Cultural History.
New York: Columbia University Press, 2003.
https://books.google.nl/books?id=jprIxTqMCwEC&pg=PA41&lpg=PA41&d q=italian+consumption+of+pepper&source=bl&ots=Mzgh6TxF0s&sig=9z9 a20T5Jp4usoi-jmkgNB3hET8&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjwq5-
LzMnJAhWFXw8KHQM3CssQ6AEITDAI#v=onepage&q=pepper&f=false
“Italy: Open field pepper production mainly destined for processing.” Fresh Plaza. 27 Maret 2013. Diakses pada 10 Desember 2015.
http://www.freshplaza.com/article/107428/Italy-Open-field-pepper- production-mainly-destined-for-processing
Page 26 Lukas Hendra. “ITA Tawarkan Peluang Ekspor Produk Asal Sulut.”
Industri. 9 Juni 2015. Diakses pada 12 Desember 2015.
http://industri.bisnis.com/read/20150609/12/441808/ita-tawarkan-peluang- ekspor-produk-asal-sulut
“CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe.” CBI Ministry of Foreign Affairs. Diakses pada 5 Desember 2015.
https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-pepper- southeast-asia-2015.pdf
“Market Insights for Indonesian Spices.” CBI Ministry of Foreign Affairs.
Diakses pada 12 Agustus 2015.
http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/tailored-information-indonesian- spices-eu-market-insights-indonesia-europe-spices-herbs-2013.pdf
“Pengolahan Pasca-Panen Tingkatkan Kualitas Lada.” Radar Bangka Online. 3 Maret 2012. Diakses pada 9 Desember 2015.
http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/6035/pengolahan-pasca- panen-tingkatkan-kualitas-lada.html
“Which trends offer opportunities on the European spices and herbs market.” CBI Ministry of Foreign Affairs. Diakses pada 10 Desember 2015.
https://www.cbi.eu/market-information/spices-herbs/trends/