PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE
PENGAJARAN, MEDIA PENGAJARAN, DAN PENGELOLAAN
KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
Studi Kasus: Siswa SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, YogyakartaSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Christina Merry Nilawati 051334055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE
PENGAJARAN, MEDIA PENGAJARAN, DAN PENGELOLAAN
KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
Studi Kasus: Siswa SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, YogyakartaSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Christina Merry Nilawati 051334055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan
kamu dicobai melampaui kekuatanmu Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar sehingga
kamu dapat menanggungnya.(I Korintus 10:13)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
¾ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria ¾ Bapak dan Ibu tercinta
v
MOTTO
• Tuhan jadikan semua indah pada waktunya
• Doa mengubah segala-galanya
• Selalu ada harapan untuk masa depan yang lebih baik
• Terimalah hidup apa adanya karena dengan belajar menerima
kita akan tahu apa arti hidup kita sebenarnya.
• Hak istimewa seumur hidup adalah menjadi diri sendiri (Joseph
Compbell)
• Sesungguhnya mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut
akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setianya
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kasih dan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh persepsi siswa tentang metode pengajaran media pengajaran dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi siswa”. Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan , bimbingan, semangat, motivasi, dan doa dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Benedecta Indah N., S.Pd., S.I.P, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan kritik maupun saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rita Eny Purwanti S.Pd., M.Si dan Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
ix
7. Mbak Aris dan Pak Wawiek serta segenap staff Administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberi informasi dan membantu kelancaran dalam proses belajar mengajar.
8. Bapak Drs. Suharno selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Segenap staff pengajar, tenaga administrasi dan siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2009/2010 SMA Negeri 1 Ngaglik atas bantuan dan kerja samanya selama penulis melakukan penelitian.
10. Kedua orang tuaku (Bapak dan Ibu) yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat dan motivasi.
11. Kakak-kakakku (danik dan siska) dan adikku (putra) yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, motivasi, bantuan dan nasehat. Thanks dah mau dengerin semua keluh kesahku selama ngerjain skripsi ini.
12. Mas Anton yang telah memberikan semangat dan motivasi. Makasih dah mau bantuin semua hal yang berhubungan dengan komputer.
13. Pakde dan Budhe: Pakde Yet, Pakde pur dan Budhe Yuni.
14. Saudara-saudaraku: Mbak dewi&sinyong, Tanti&Gewor, Deva, Desi, Rahmat, dan Deto.
15. Sahabatku: Rini dan Dwi (thanks atas doa, semangat, motivasi, bantuan dan kebersamaan yang kita lalui bersama selama ini. Tia (makasih dah mau bantuin ngurus surat ijin penelitian n kasih tahu cara ngolah data).
16. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2005: Rini, Dwi, Tia, Siska, Lusy, Galuh, Riri, Marsia, Lilis, Ocha, Katarina, Andri, Boim, Rina, Widhi, Asih, Chopy, Whilda, Avilla, Yudha, Maya, Tri, Novi, Rita, Wulan, Ertin, Budiman, Lilik, Eka, Febran, Yansen, Adi, Robert, Wika, Yanto, Kris, Dwi, Itok dan semua teman-teman lainnya. Terima kasih atas semangat dan kerjasamanya selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
x
Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Terimakasih
Yogyakarta, 17 Mei 2010
xi
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE
PENGAJARAN, MEDIA PENGAJARAN, DAN PENGELOLAAN
KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
Studi kasus pada Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ngagik
Christina Merry Nilawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi, (2) ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang media pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi, (3) ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi, (4) ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA Negeri 1 Ngaglik, tahun ajaran 2009/2010. Populasi adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Ngaglik yang mengikuti mata pelajaran ekonomi. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 1 Ngaglik yang berjumlah 113 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi (rx1y =
0,108 dengan thitung = 1,083 < ttabel = 1,984), (2) tidak ada pengaruh yang signifikan
persepsi siswa tentang media pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi (rx2y =
0,097 dengan thitung = 0,968 < ttabel = 1,984), (3) ada pengaruh yang signifikan persepsi
siswa tentang pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi (rx3y = 0,254
dengan thitung = 2,615 < ttabel = 1,984), (4) tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi
siswa tentang metode pengajaran, media pengajaran dan pengelolaan kelas secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi ((Rx1,2,3)y = 0,260 dengan Fhitung =
xii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF STUDENTS’ PERCEPTION OF
LEARNING METHOD, LEARNING MEDIA, AND CLASS
MANAGEMENT TOWARDS STUDENTS’ ECONOMICS
LEARNING ACHIEVEMENT
A Case Study on the Eleventh Grade of Social Department of Ngaglik 1 Senior High School
Christina Merry Nilawati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
The research aims to find out whether: (1) there is significant influence of students’ perception of learning method towards learning achievement in studying economics, (2) there is significant influence of students’ perception of learning media towards learning achievement in studying economics, (3) there is significant influence of students’ perception of class management towards learning achievement in studying economics, (4) there is significant influence of students’ perception of learning method, learning media, class management simultaneously towards learning achievement in studying economics.
It is a case study at Ngaglik 1 Senior High School, in 2009/2010 period. The population was students of Ngaglik 1 Senior High School who took economics. The samples were 113 students of the eleventh grade of Ngaglik 1 Senior High School. This research was done from November to December 2009. Samples of the research were draw by using purposive sampling technique. Techniques of data analysis were simple regression analysis and double regression analysis.
The result shows that: (1) there is no significant influence of students’ perception of learning method towards learning achievement in studying economics (rx1y = 0,108 tcount = 1,083 < ttable = 1,984), (2) there is no significant influence of
students’ perception of learning media towards learning achievement in studying economics (rx2y = 0,097 tcount = 0,968 < ttable = 1,984), (3) there is significant
influence of students’ perception of class management towards learning achievement in studying economics (rx3y = 0,254 tcount = 2,615 < ttable = 1,984), (4) there is no
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… HALAMAN PENGESAHAN………... PERSEMBAHAN……….. MOTTO……..……… PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI….……… KATA PENGANTAR………... ABSTRAK………. ABSTRACT………... DAFTAR ISI……….. DAFTAR TABEL……….. DAFTAR GAMBAR………. DAFTAR LAMPIRAN……….. BAB I. PENDAHULUAN………....
A. Latar Belakang Masalah……….. B. Identifikasi Masalah……….... C. Batasan Masalah………. D. Rumusan Masalah ……….. E. Tujuan Penelitian ………...
xiv
F. Manfaat Penelitian………..
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………. A. Belajar……….. B. Prestasi Belajar……… C. Persepsi………... D. Metode Pengajaran……….. E. Media Pengajaran……… F. Pengelolaan Kelas………... G. Kerangka Berpikir………... H. Paradigma Penelitian ……….. I. Hipotesis……….
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… A. Jenis Penelitian……… B. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. C. Populasi dan Sampel Penelitian………... D. Variabel dan Pengukurannya………... E. Teknik Pengumpulan Data……….. F. Instrumen Penelitian ………... G. Pengujian Instrumen Penelitian………... H. Teknik Analisis Data………...
xv
BAB IV. GAMBARAN UMUM……….. A. Sejarah Berdirinya Sekolah………. B. Visi Misi Sekolah……… C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah……….. D. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Ngaglik……….. BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… A. Deskripsi Data………. B. Analisis Data……… C. Pembahasan Hasil Penelitian………... BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN……… A. Kesimpulan ………. B. Keterbatasan………. C. Saran………... DAFTAR PUSTAKA………
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Pernyataan Sikap………. Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Penelitian Persepsi Siswa tentang Metode Pengajaran Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Persepsi Siswa tentang Media Pengajaran Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Validitas Metode Pengajaran………. Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Validitas Media Pengajaran………... Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Validitas Pengelolaan Kelas……….. Tabel 3.8 Instrumen Interpretasi Reliabilitas………... Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Reliabilitas……… Tabel 4.1 Daftar Sarana dan Ruang……… Tabel 4.2 Daftar Pengadaan Barang dan Gedung……….. Tabel 4.3 Daftar Guru……… Tabel 4.4 Daftar Nama Karyawan………... Tabel 4.5 Daftar Siswa………... Tabel 5.1 Interpretasi Persepsi Siswa tentang Metode Pengajaran……… Tabel 5.2 Interpretasi Persepsi Siswa tentang Media Pengajaran………... Tabel 5.3 Interpretasi Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas………... Tabel 5.4 Interpretasi Prestasi Belajar Siswa………...
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian (Kuesioner)………. Lampiran 2 Data Induk Penelitian………... Lampiran 3 Daftar Distribusi Frekuensi……….. Lampiran 4 Kategori Kecenderungan Variabel………... Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas………. Lampiran 6 Uji Normalitas dan Uji Linieritas………. Lampiran 7 Analisis Regresi Sederhana……….. Lampiran 8 Analisis Regresi Ganda……… Lampiran 9Tabel r,f dan t……… Lampiran 10Surat Ijin Penelitian……….
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang yang mengerjakan suatu aktivitas tertentu pasti berharap sukses
dan berhasil. Misalnya, seorang siswa yang belajar di Sekolah Menengah Atas
secara alami tentu berharap sukses dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya. Salah satu aspek yang menunjukkan keberhasilan seseorang dalam
pendidikan di sekolah adalah prestasi belajar. Ilmu-ilmu yang diperoleh siswa
dalam pendidikan bersifat kualitatif kemudian dinyatakan secara kuantitatif,
yaitu nilai-nilai atau prestasi belajar.
Prestasi belajar siswa di sekolah dioperasionalisasikan dalam bentuk
indikator yang berupa nilai raport. Raport merupakan rumusan terakhir yang
diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya
selama masa tertentu. Raport memperlihatkan nilai kemajuan anak dalam
menyerap materi pelajaran yang ditunjukkan dengan angka nol sampai sepuluh.
Raport juga mencantumkan peringkat atau ranking anak dalam kelasnya,
sehingga prestasi belajar anak tersebut dapat dibandingkan dengan prestasi anak
lainnya.
Setiap siswa pada prinsipnya memiliki peluang yang sama untuk bisa
bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, latar belakang keluarga serta kebiasaan belajar, sehingga
prestasi yang bisa dicapai oleh siswa juga berbeda-beda.
Undang-Undang RI No. 2 tahun 1989, pasal 27, ayat 3 mencantumkan
bahwa: tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat
dengan tugas utama mengajar, yang pada pendidikan dasar dan menengah
disebut guru, dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen. Guru sebagai
pendidik atau pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam
kesuksesan setiap usaha pendidikan. Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk
lebih kreatif dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai. Prestasi belajar mungkin juga dipengaruhi oleh
kemampuan keterampilan guru, seperti: kemampuan dalam penggunaan metode
pengajaran, penggunaan media pengajaran, serta kemampuan guru dalam
mengelola kelas (menciptakan situasi kelas yang kondusif). Tidak dapat kita
pungkiri bahwa banyak sekali guru yang saat ini “membosankan” bagi siswa
selama proses belajar mengajar. Kebosanan merupakan masalah yang selalu
terjadi dan orang selalu berusaha menghilangkannya atau setidak-tidaknya
mencoba mengurangi.
Kebosanan juga merupakan masalah besar di sekolah. Siswa-siswa duduk
dengan tenang mendengar dan melihat guru mengajar selama berjam-jam,
sambil terkantuk-kantuk dan penuh dengan kebosanan. Sebagian besar guru
dan berbicara dengan monoton mulai dari masuk kelas sampai akhir pelajaran.
Oleh sebab itu, siswa juga menginginkan adanya variasi dalam proses belajar,
sehingga menjadi lebih menarik dan lebih berhasil.
Usaha yang dilakukan seorang guru sebagai solusi dari masalah tersebut
adalah dengan menyusun metode pengajaran dengan baik, menggunakan media
pengajaran yang menarik dan efektif serta menciptakan pengelolaan kelas yang
baik. Dipilihnya media pengajaran dan metode pengajaran, didasarkan pada
pertimbangan dan faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar. Penggunaan
media dalam pembelajaran dapat menarik perhatian dan membuat siswa mudah
dalam memahami materi. Dipilihnya pengelolaan kelas, didasarkan pada
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal yang dapat mendukung dalam penggunaan media dan metode
pengajaran serta jalannya proses belajar mengajar yang efektif. Dengan dapat
dikelolanya tiga hal tersebut (metode pengajaran, media pengajaran dan
pengelolaan kelas) diharapkan tujuan mata pelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut tampak bahwa penggunaan
metode pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, penulis bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Persepsi Siswa tentang
Metode Pengajaran, Media Pengajaran, dan Pengelolaan Kelas terhadap
Prestasi Belajar Ekonomi Siswa”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, antara lain:
1. Minat siswa
2. Kecerdasan siswa
3. Lingkungan belajar siswa
4. Motivasi berprestasi
5. Proses belajar mengajar
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena banyaknya faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa maka peneliti hanya membatasi pada
proses belajar mengajar di sekolah yang menyangkut penggunaan metode
pengajaran, media pengajaran dan pengelolaan kelas. Ketiga variabel tersebut
dipandang dari sudut pandang siswa berupa persepsi siswa.
Metode pengajaran yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah metode
ceramah, tanya jawab, pemberian tugas belajar, dan kerja kelompok saja. Hal ini
bertujuan agar penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh persepsi siswa
tentang metode pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas terhadap
membatasi persepsi siswa tentang metode pengajaran, media pengajaran, dan
pengelolaan kelas terhadap guru ekonomi saja.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode
pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang media
pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang pengelolaan
kelas terhadap prestasi belajar ekonomi siswa?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode
pengajaran, media pengajaran dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa
tentang metode pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa
tentang media pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa
tentang metode pengajaran, media pengajaran dan pengelolaan kelas terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi para siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi siswa bahwa
persepsi siswa tentang metode pengajaran, media pengajaran dan pengelolaan
kelas ada kemungkinan mempengaruhi tercapainya prestasi belajar ekonomi
yang maksimal.
2. Bagi SMA
Penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi SMA
dalam mempersiapkan tenaga pengajar yang handal dan melakukan evaluasi
terhadap kompetensi guru.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang
metode pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas. Penelitian ini
juga merupakan kesempatan bagi penulis untuk berlatih menganalisis suatu
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan
bagi mahasiswa/mahasiswi Universitas Sanata Dharma untuk penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tersebut
tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, dan penyesuaian diri (Sardiman, 1986:13). Menurut Imron (1996:3),
belajar adalah suatu kegiatan pengumpulan pengetahuan. Pengetahuan
tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang disebut
dengan guru. Dimyati Mahmud (1989:121-122) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati secara
langsung, dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.
Dari berbagai pengertian yang disampaikan oleh para ahli di atas maka
belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku menuju
perkembangan manusia seutuhnya melalui serangkaian kegiatan yang
dibimbing oleh orang yang lebih tahu. Perubahan tersebut diakibatkan oleh
adanya interaksi dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik.
2. Ciri-Ciri Belajar
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diidentifikasi ciri-ciri
belajar sebagai berikut:
a. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat
diamati/pun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.
b. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku yang meliputi tingkah laku
kognitif, afektif, psikomotorik dan campuran.
c. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
pengalaman dan latihan.
d. Dalam belajar perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif
menetap.
e. Belajar merupakan suatu proses nyata, yang artinya belajar berlangsung
dalam kurun waktu yang cukup lama.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Mulyono (1990:700) prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya
ditunjukkan oleh nilai tes/angka yang diberikan oleh guru. Menurut Winkel
(1985:16) prestasi belajar merupakan suatu percakapan yang nyata yang
dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan. Menurut Masidjo
menggunakan alat ukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab dalam situasi yang telah distandarisasikan yang bertujuan untuk
mengukur hasil belajar individu atau kelompok.
Proses tersebut dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk
menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat
diukur dengan menggunakan alat ukur yang disebut tes, hasil yang diperoleh
merupakan suatu bentuk aktualisasi diri. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat diukur berdasarkan tolok ukur yaitu
berupa tes. Dengan demikian, hasil belajar yang berupa penilaian sebuah tes
dapat mencerminkan prestasi belajar siswa.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130) ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, misalnya:faktor
jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, faktor
psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, serta faktor
kematangan fisik maupun psikis. Menurut Tim Penulis Buku Psikologi
Pendidikan dari FIP-IKIP (1997:60), prestasi belajar dikelompokkan menjadi
dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang
belajar, dan faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor yang terdapat di
faktor fisik. Yang termasuk faktor psikis antara lain ialah:kognitif,
psikomotorik, campuran, kepribadian, dan yang termasuk faktor fisik antara
lain ialah: indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf dan organ-organ
dalam tubuh. Dari uraian ini jelas bila guru harus memperhatikan perbedaan
individu (dalam hal ini siswa) dalam memberi pelajaran kepada mereka,
supaya dapat menagani sesuai dengan kondisi siswanya untuk menunjang
keberhasilan belajar, karena faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa,
satu dengan yang lainnya berbeda.
C. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan proses dimana kita mengorganisir/mengatur dan
menginterpretasikan pola-pola pada suatu lingkungan. Setiap individu
memiliki kemampuan berpikir dan kepekaan yang berbeda-beda dalam
menanggapi suatu rangsangan yang ada disekitarnya. Rangsanga ini berupa
objek-objek yang dapat diketahui melalui panca indera. Dengan demikian,
pola apapun yang ada di sekitarnya dapat diolah dan diinterpretasikan
menurut pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki individu tersebut (Rita L
Atkinson:191). Linda L. Davidoff (1988:232) mengemukakan bahwa persepsi
adalah proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari
di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses dimana seorang
individu memiliki penilaian tersendiri mengenai suatu objek berdasar pada
pemahaman dan kepekaan yang dimiliki sehingga melahirkan pemahaman
tersendiri pada objek yang diketahui.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Linda L. Davidoff (1988:234), ada empat hal yang dapat
mempengaruhi persepsi, yaitu:
a. Kesadaran
Suasana hati seseorang akan mempengaruhi pandangan terhadap suatu
objek.
b. Ingatan
Dalam rangka memberikan arti secara terus-menerus maka orang akan
cenderung untuk terus-menerus membandingkan penglihatan, suara, dan
penginderaan lainnya dengan ingatan-ingatan masa lalu yang mirip.
c. Proses informasi
Kita sudah dapat menentukan dan memutuskan data mana yang akan
dihadapi berikutnya dibandingkan dengan situasi lalu dan saat ini, lalu
membuat interpretasi dan evaluasi.
d. Bahasa
Penggunaan bahasa adalah untuk menyampaikan maksud seseorang
Menurut Miftah Thoha (1988:145-152) terdapat macam-macam faktor
perhatian yang berasal dari luar dan dari dalam yang dapat mempengaruhi
proses seleksi persepsi, yaitu:
a. Faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar,
antara lain:
1) Intensitas
Apabila stimulus dari luar intensitasnya besar maka besar pula hal-hal
tersebut dapat dipahami.
2) Ukuran
Apabila semakin besar ukuran sesuatu obyek maka semakin mudah
untuk bisa diketahui atau dipahami.
3) Keberlawanan
Stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan obyek lain
akan semakin menarik perhatian
4) Pengulangan
Stimulus yang berasal dari luar yang diulang-ulang akan memberikan
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan obyek yang hanya
satu kali dilihat.
5) Gerakan
Orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang
bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dengan obyek
6) Baru dan familier
Situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat
dipergunakan sebagai penarik perhatian.
b. Faktor dari dalam diri seseorang, antara lain:
1) Proses belajar, semua faktor dari dalam yang membentuk adanya
perhatian kepada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya
persepsi yang didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan
kejiwaan selaras dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi
yang dipunyai oleh masing-masing individu.
2) Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari
dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi, antara lain
motivasi dan kepribadian yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan
dari proses belajar tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang
amat penting dalam proses pemilihan persepsi.
3) Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur kepribadian sangat erat
hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang mempunyai
D. Metode Pengajaran
1. Pengertian Metode Pengajaran
Metode pengajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran
(Sudjana, 1989:76). Metode pengajaran juga merupakan suatu alat yang dapat
merupakan suatu bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu
strategi belajar mengajar. Dan karena strategi belajar mengajar merupakan
sarana, alat untuk mencapai tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan
alat pula untuk mencapai tujuan belajar (Hasibuan, 1986:3). Dengan metode
pengajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan kegiatan belajar mengajar guru. Dalam interaksi ini guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai
penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini berjalan baik kalau siswa
banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar
yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam menggunakan sebuah atau
beberapa metode pengajaran (Ahmadi dan Prasetya, 1997:52-53) adalah
bahwa metode pengajaran yang dipergunakan harus dapat:
a. membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa
b. Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
d. Merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan
eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
e. Mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya
dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
g. Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama
yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Jenis-Jenis Metode Pengajaran
Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997:53-57) ada sepuluh jenis metode
pengajaran yaitu:
a. Metode Ceramah
b. Metode Tanya Jawab
c. Metode Diskusi
d. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
e. Metode Demontrasi dan Eksperimen
f. Metode Kerja Kelompok
g. Metode Sosio Drama
h. Metode Karyawisata
i. Metode Mengajar Beregu
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan pada bagian bab
pendahuluan maka jenis-jenis metode pengajaran yang akan dibahas disini
adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, dan
metode kerja kelompok. Hal ini bertujuan agar penelitian yang bertujuan
mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode pengajaran, media
pengajaran, dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi siswa ini
lebih terarah.
a. Metode Ceramah
1) Tujuan Penggunaan:
a) Menyampaikan sesuatu kepada orang banyak.
b) Merangsang siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
c) Menyampaikan materi yang cukup banyak dan dimungkinkan
tidak ada metode lain yang sesuai digunakan.
d) Menyampaikan bahan yang berupa instruksi.
2) Kelebihan:
a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan
sebanyak-banyaknya.
b) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan
pengelompokan siswa seperti pada metode lain.
c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan lebih mudah
d) Guru sebagai penceramah berhasil baik, maka dapat menimbulkan
semangat dan kreasi yang konstruktif.
e) Fleksibel, dalam arti jika waktu sedikit bahan dapat dipersingkat
dan diambil yang penting-penting saja.
3) Kelemahan:
a) Guru sulit untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
bahan-bahan yang diberikan.
b) Kadang-kadang guru cenderung ingin menyampaikan bahan yang
sebanyak-banyaknya hingga bersifat pemompaan.
c) Siswa cenderung menjadi pasif dan adanya kemungkinan kurang
tepat dalam mengambil kesimpulan karena guru menyampaikan
bahan pelajaran secara lisan.
d) Jika guru tidak memperhatikan segi-segi psikologis dari siswa,
ceramah dapat bersifat ngelantur dan membosankan. Sebaliknya
kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor,
maka inti dan isi ceramah menjadi kabur.
4) Saran-Saran:
a) Bahan pelajaran harus disesuaikan dengan taraf kejiwaan siswa,
lingkungan sosial siswa, serta lingkungan kebudayaan.
b) Bahasa supaya diperhatikan: ucapan, tempo, dan tekanannya.
c) Sikap dan cara berdiri guru sebagai penceramah harus
d) Dalam memberikan pelajaran supaya diadakan variasi: tanya
jawab, audio visual, dan sebagainya.
b. Metode Tanya Jawab
1) Tujuan Penggunaan:
a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan.
b) Sebagai selingan dalam pembicaraan.
c) Untuk merangsang siswa agar perhatiannya tercurah kepada
masalah yang sedang dibicarakan.
d) Untuk mengarahkan proses berpikir.
2) Kelebihan:
a) Kelas akan hidup karena siswa aktif berpikir dan menyampaikan
pikiran melalui berbicara.
b) Dapat melatih siswa agar berani mengembangkan pendapatnya
dengan lisan secara teratur.
c) Apabila ada perbedaan pendapat yang timbul diantara siswa atau
antara siswa dengan guru dapat membawa kelas pada suasana
diskusi.
3) Kelemahan:
a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk
b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian siswa,
terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan
menarik perhatiannya, tetapi bukan sasarannya yang dituju.
c) Dapat menghambat cara berpikir apabila guru kurang pandai
dalam menyajikan materi pelajaran.
d) Situasi persaingan bisa timbul apabila guru kurang menguasai
teknik pemakaian metode ini.
4) Saran-Saran:
a) Pertanyaan-pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas.
b) Giliran menjawab secara merata tidak hanya terpusat kepada siswa
tertentu.
c) Menerapkan kemungkinan jawaban pertanyaan, apakah
mengandung banyak masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban
“ya” atau “tidak”.
c. Metode Pemberian tugas
1) Tujuan Penggunaan:
a) Agar semua pengetahuan yang diterima siswa menjadi lebih
menetap.
b) Untuk mengaktifkan siswa agar mempelajari sendiri suatu masalah
dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba
c) Agar siswa menjadi lebih rajin.
2) Kelebihan:
a) Dapat mengisi waktu luang yang konstruktif.
b) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan
sebab dalam metode ini siswa harus mempertanggungjawabkan
segala sesuatu yang telah dikerjakan.
c) Membiasakan siswa giat belajar.
3) Kelemahan:
a) Seringkali tugas di rumah dikerjakan oleh orang lain sehingga
siswa tidak tahu-menahu mengenai pekerjaan tersebut.
b) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual siswa
dalam kemampuan dan minat belajar.
c) Seringkali siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup
menyalin hasil pekerjaan temannya.
d) Apabila tugas itu selalu banyak atau berat akan mengganggu
keseimbangan mental siswa.
4) Saran-Saran:
a) Tugas yang diberikan harus jelas sehingga siswa mengerti bentuk
apa yang harus dikerjakan.
b) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
c) Adanya kontrol yang sistematis sehingga mendorong siswa bekerja
d) Tugas yang diberikan kepada siswa bersifat:
• Menarik perhatian siswa
• Mendorong siswa untuk mencari, mengalami, dan
menyampaikan.
• Siswa mempunyai kemungkinan dapat menyelesaikan.
• Bersifat praktik dan ilmiah.
d. Metode Kerja Kelompok
1) Tujuan Penggunaan:
a) Bila kekurangan alat pengajaran (fasilitas) di dalam kelas.
Seandainya dalam suatu kelas hanya terdapat beberapa buah buku
saja sedangkan kelas terdiri dari siswa yang cukup banyak. Untuk
melaksanakan tugas tersebut harus dibagi dalam beberapa
kelompok sehingga masing-masing kelompok dapat memperoleh
sebuah buku.
b) Bila kemampuan individual siswa berbeda-beda. Dalam hal ini
siswa dapat bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa
yang kurang pandai begitu juga dengan siswa yang setaraf
kepandaiannya.
c) Apabila terdapat beberapa unit pekerjaan yang perlu diselesaikan
lebih baik untuk diperinci maka kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok menurut jenis kebutuhan dan setiap kelompok
bertanggung jawab terhadap tugas khusus tersebut.
2) Kelebihan:
a) Dapat meningkatkan kualitas kepribadian seperti kerjasama,
toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya.
b) Siswa yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya
memenangkan persaingan antar kelompok.
3) Kelemahan:
a) Memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila
dibandingkan dengan metode lain misalnya dengan metode
ceramah.
b) Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih
memburuk
c) Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam
kelompoknya dan memungkinkan mempengaruhi kelompoknya
sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal.
4) Saran-Saran:
a) Jumlah anggota kelompok jangan terlalu banyak, cukup empat
sampai enam orang setiap kelompok.
b) Kelompok hendaknya dibentuk secara demokratis dan merata,
c) Jumlah anggota dalam setiap kelompok harus seimbang dan
merata dalam hal perbandingan siswa yang pandai dan yang
kurang pandai, pertimbangan anggota pria dan wanita, dan
sebagainya.
E. Media Pengajaran
1. Pengertian Media Pengajaran
Media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis,
fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat
terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Kosasih (2007:11)
media adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran pada diri
siswa. Selain itu media secara mendasar berpotensi memberikan peluang
2. Jenis-Jenis Media Pengajaran
a. Media grafis
Termasuk di dalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan
dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual (menyangkut indera
penglihatan). Media grafis ini meliputi: gambar/foto, sketsa, bagan, grafik,
kartun, poster, peta/globe, papan panel, dan papan bulletin.
b. Media Audio
Media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal
(kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Media audio
meliputi:radio, alat perekam, pita magnetic (tape recorder), piringan
hitam, dan laboratorium bahasa.
c. Media proyeksi diam
Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti
menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis
dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan. Sedangkan pada media proyeksi diam, pesan tersebut harus
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Yang
termasuk media proyeksi diam antara lain film bingkai, film rangkai,
3. Kriteria Pemilihan Media
Kosasih (2007:14-15) mengungkapkan 5 kriteria pemilihan suatu media
yakni:
a. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling
pokok, sedangkan tujuan pengajaran yang lain merupakan kelengkapan
dari kriteria utama ini.
b. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari
benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila
yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media
fim atau video akan lebih tepat.
c. Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari benda
interindividual antara siswa. Misalnya kalau siswa terdorong tipe
auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan
media visual sedang yang tergolong visual dapat belajar dengan
menggunakan media auditif.
d. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan
Media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus
tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
e. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,
hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
F. Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan kondisi yang
optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan maupun
melakukan kegiatan remedial (Hasibuan,1985:85). Gilarso (1993:2)
menyatakan bahwa pengelolaan kelas menunjukkan pada kegiatan yang
menciptakan mempertahankan atau mengembalikan kondisi yang optimal
untuk berlangsungnya proses belajar mengajar, seperti: pembinaan “iklim”
yang baik di kelas, pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa serta
antara siswa dengan siswa, menanggapi gangguan yang timbul, menghentikan
tingkah laku siswa yang mengganggu atau mengalihkan perhatian/keterlibatan
kelas, memberi ganjaran/hukuman, penetapan norma kelakuan kelas, dan
2. Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas yang bersumber pada siswa dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu: masalah individual dan masalah
kelompok.
1. Masalah Individual
Dreikurs dan P. Cassel (Gilarso, 1993:5) membedakan empat
kelompok masalah pengelolaan kelas individual. Mereka berpangkal pada
anggapan bahwa semua tingkah-laku individu merupakan upaya untuk
mencapai tujuan pemenuhan suatu kebutuhan, khususnya kebutuhan akan
diri dan kebutuhan diterima dalam kelompoknya. Apabila kebutuhan dasar
tersebut tidak terpenuhi dengan cara-cara biasa dan wajar yang dapat
diterima oleh lingkungan, maka individu tersebut akan berusaha
mencapainya dengan cara-cara lain. Dengan kata lain ia akan berbuat tidak
baik: yakni dengan cara sosial. Perbuatan untuk mencapai empat macam
siasat, yakni:
1) Memancing perhatian, misalnya dengan membadut atau ramai di
kelas, atau bekerja serba lamban sehingga perlu menadapat perhatian.
2) Konfrontasi atau mencari kuasa, misalnya dengan cara membandel,
membantah, bertindak emosional, bermalas, atau selalu “lupa” akan
aturan-aturan yang berlaku.
3) Balas dendam (mungkin karena pernah tersinggung atau merasa
4) Memboikot, berlagak menyerah atau tidak berdaya, pasif, apatis, acuh
tak acuh, atau bahkan menolak sama sekali melakukan apapun.
2. Masalah Kelompok
L.V.Johnson dan M.A.Bany (Gilarso, 1993:6) mengemukakan tujuh
kategori masalah pengelolaan kelas, yakni:
1) Kelas kurang kompak karena adanya perbedaan jenis
kelamin/suku/status/sosial/timbulnya klik-klik dalam kelas.
2) Kelas “membandel” sukar diatur, suka berontak terhadap peraturan
dan “kebal” terhadap norma tingkah-laku dan ketentuan yang berlaku,
misalnya dengan sengaja berbicara keras-keras di perpustakaan,
membolos, ramai, teriak-teriak, dsb.
3) Kelas bereaksi negatif terhadap salah seorang anggota kelas, misalnya
dengan mengejeki, memojokkan, mengkambing-hitamkan, dsb.
4) Kelas justru membombong anggota kelas yang melanggar norma
kelompok, misalnya memberi dukungan kepada siswa yang
melakukan pelanggaran atau kepala badut kelas.
5) Kelas mudah sekali dialihkan perhatiannya dari tugas yang sedang
dikerjakannya, tidak konsentrasi atau mudah buyar perhatiannya.
6) Semangat kerja rendah, lamban dan malas, serta melakukan aksi protes
terhadap guru karena menganggap tugas-tugas yang diberikan terlalu
7) Kelas sukar menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya
perubahan jadwal dan pergantian guru.
3. Bidang Pengelolaan Kelas
a. BIDANG I: Menciptakan iklim kelas yang baik, dengan cara
pengelolaan kelas yang efektif, pengaturan pelajaran yang luwes dan
lancar, sehingga dapat mempertahankan keterlibatan siswa dan dengan
demikian mencegah terjadinya gangguan. Cara ini dapat disebut positif
atau preventif. Unsur-unsur keterampilan guru:
1) Sikap tanggap
2) Membagi perhatian
3) Memusatkan perhatian kelompok/kelas
4) Memberi petunjuk yang jelas
5) Menghindari kesalahan dalam mengetur kelancaran proses belajar
mengajar
6) Menghindari kesalahan dalam mengatur kecepatan proses belajar
mengajar
b. BIDANG II: Menanggapi permulaan gangguan untuk mempertahankan
keterlibatan siswa dalam kegiatan kelas. Cara ini dapat disebut tindakan
korektif, yang dapat dilaksanakan antara lain dengan jalan:
1) Menegur siswa
3) Menghindari kesalahan dalam mengatur kelancaran proses belajar
mengajar
4) Menghindari kesalahan dalam mengatur kecepatan proses belajar
mengajar
5) Menghindari kesalahan-kesalahan lain
6) Sikap guru dalam berinteraksi
c. BIDANG III: Mengembalikan kondisi belajar yang baik dengan tindakan
remedial/kuratif/represif bila terjadi gangguan yang berlangsung lama atau
siswa tidak terlibat lagi dalam tugasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara pendekatan:
1) Modifikasi (=membenahi) perilaku siswa
2) Menciptakan iklim sosio-emosional
3) Pengelolaan proses kelompok
4) Kombinasi atau sintesa cara-cara tersebut
G. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Pengajaran terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Siswa
Persepsi siswa tentang metode pengajaran adalah suatu penilaian dan
pemberian tanggapan yang dilakukan oleh siswa mengenai cara-cara mengajar
dengan menggunakan metode pengajaran yang tepat akan memotivasi siswa
untuk lebih mendalami mata pelajaran yang dipelajari.
Dengan demikian, seorang siswa akan melakukan usaha yang optimal.
Usaha yang optimal ini pada umumnya akan menghasilkan hasil belajar yang
optimal juga. Seorang guru yang menurut pandangan siswa mampu
menyajikan metode pengajaran yang tepat merupakan motivasi eksternal yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pengajaran yang dimaksud
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas serta mata pelajaran yang
ingin disampaikan sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti
pelajaran. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh
yang signifikan persepsi siswa tentang metode pengajaran terhadap prestasi
belajar ekonomi siswa.
2. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Media Pengajaran terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Siswa
Persepsi siswa tentang media pengajaran adalah suatu penilaian dan
pemberian tanggapan yang dilakukan oleh siswa melalui alat atau media yang
digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar. Media
pengajaran memiliki keterkaitan dengan prestasi belajar siswa. Seorang guru
yang dapat mempergunakan media sebagai alat komunikasi antara guru
dengan siswa dalam pelajaran, akan lebih membantu siswa dalam memahami
Dengan demikian, penggunaan media pengajaran akan lebih memacu
siswa untuk belajar sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Seorang
guru yang menurut pandangan siswa mampu mengkomunikasikan pelajaran
dengan menggunakan media pelajaran kepada siswa dapat lebih membuat
siswa memahami pelajaran yang dipelajari. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang
media pengajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.
3. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Siswa
Persepsi siswa tentang pengelolaan kelas adalah suatu penilaian dan
pemberian tanggapan yang dilakukan oleh siswa mengenai pengaturan dan
pengelolaan kelas yang dilakukan guru sehingga dapat tercipta kondisi yang
dapat memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan
optimal. Menurut pandangan siswa, guru yang memiliki keterampilan dalam
mengelola kelas adalah guru yang menciptakan memelihara atau
mempertahankan serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal apabila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar yang
menyenangkan dari adanya pengelolaan kelas, akan dapat memberikan
semangat pada siswa untuk belajar lebih giat. Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang
4. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Pengajaran, Media Pengajaran, dan
Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa
Seorang guru yang menurut pandangan siswa dapat menyajikan metode
pengajaran dengan menggunakan media pengajaran, dan memiliki
keterampilan dalam mengelola kelas akan dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih mendalam. Materi pelajaran yang diberikan oleh guru akan lebih
mudah diserap, apabila siswa telah termotivasi untuk belajar. Dengan
demikian diharapkan prestasi belajarpun meningkat. Berdasarkan uraian di
atas, maka ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode
pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas secara bersama-sama
H. Paradigma Penelitian
Paradigma Umum Penelitian
---
Keterangan :
X1 : Variabel bebas pertama yaitu variabel persepsi siswa tentang metode
pengajaran
X2 : Variabel bebas kedua yaitu variabel persepsi siswa tentang media
pengajaran
X3 : Variabel bebas ketiga yaitu variabel persepsi siswa tentang
pengelolaan pengajaran
Y : Variabel terikat yaitu prestasi belajar ekonomi siswa
: Pengaruh variabel bebas secara individual / parsial terhadap
variabel terikat.
: Pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat X1
X2
X3
I. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode pengajaran
terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.
2. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang media pengajaran
terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.
3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang pengelolaan kelas
terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.
4. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode pengajaran,
media pengajaran, dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian mengenai persepsi
siswa tentang metode pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas
terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa SMA Negeri 1
Ngaglik. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk SMA Negeri 1 Ngaglik.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik, Donoharjo, Sleman
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Desember
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Ngaglik
yang berjumlah 598 siswa.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling dengan menetapkan siswa kelas XI IPS sebagai sampel yang berjumlah 113 siswa. Pemilihan siswa kelas IX IPS sebagai sampel
didasarkan pertimbangan bahwa siswa kelas X belum memiliki pengalaman
yang lebih luas tentang penggunaan metode pengajaran media pengajaran dan
pengelolaan kelas yang digunakan oleh guru ekonomi dan kelas XII IPS
sedang persiapan Ujian Nasional.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel penelitian
a. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi
siswa. Prestasi belajar diukur dengan berdasarkan nilai raport yang
b. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode
pengajaran (XI), persepsi siswa tentang media pengajaran (X2), dan
persepsi siswa tentang pengelolaan kelas (X3).
2. Pengukurannya
Untuk mengukur mengenai persepsi siswa digunakan Skala Likert.
Terdapat dua kategori pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan
negatif yang dinilai dengan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Pembagian sikap menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya sikap
seseorang terhadap objek tertentu terdiri dari sikap mendukung (positif), dan
sikap menolak (negatif). Skor yang digunakan untuk menilai
pernyataan-pernyataan yaitu yang berupa pernyataan-pernyataan positif dan pernyataan-pernyataan negatif adalah
seperti tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Tabel Skoring Pernyataan Sikap Berdasarkan Skala Likert
Skor Kriteria Jawaban
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Hasil ini disajikan untuk menghindari jawaban yang asal saja dari responden.
Selanjutnya setelah data-data melalui kuesioner diperoleh maka dilakukan
perhitungan rata-rata data (mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul
(modus), dan simpangan baku (deviasi). Dalam melakukan analisis diskripsi
tersebut, penulis menggunakan bantuan komputer Program Statistik yaitu SPSS
(Statistical Product and Service Solution). Selanjutnya untuk mengetahui tinggi rendahnya persepsi siswa mengenai metode pengajaran, media pengajaran, dan
pengelolaan kelas maka dibuat penilaian berdasarkan Penilaian Acuan Patokan
(PAP) Tipe II.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Teknik ini digunakan untuk mengetahui persepsi siswa tentang metode
pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas di SMA Negeri 1
Ngaglik. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan dikutip dari skripsi
yang dibuat oleh Valentina Dewi Yunianti, Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
b. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi siswa
dengan melihat dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya
dengan penelitian ini yaitu berupa nilai raport siswa kelas XI dan gambaran
umum sekolah.
F. Instrumen Penelitian
Tolok ukur yang digunakan untuk menilai persepsi siswa tentang metode
pengajaran, persepsi siswa tentang media pengajaran, dan persepsi siswa tentang
pengelolaan kelas adalah seperti tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner
Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Tentang Metode Pengajaran
No Tolok Ukur Pernyataan Positif
(nomor item dalam
kuesioner)
Pernyataan Negatif
(nomor item dalam
kuesioner)
1 Membangkitkan motivasi,
minat atau gairah belajar
siswa
1,6 -
2 Menjamin perkembangan
kegiatan pribadi siswa
3 Memberikan kesempatan
bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya
- 8
4 Merangsang keinginan siswa
untuk belajar lebih lanjut
3 -
5 Mendidik siswa dalam teknik
belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan
melalui usaha pribadi
4 10
6 Meniadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan
pengalaman yang nyata
5 -
7 Menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai
dan sikap-sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan
cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kuesioner
Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Tentang Media Pengajaran
No Tolok Ukur Pernyataan Positif
(nomor item
dalam kuesioner)
Pernyataan Negatif
(nomor item dalam
kuesioner)
1 Ketepatan dengan tujuan
pengajaran
13 -
2 Dukungan terhadap isi bahan
pengajaran
12,17 -
3 Kemudahan memperoleh
media
11,14 -
4 Keterampilan guru dalam
menggunakannya
18,19 -
5 Tersedianya waktu untuk
menggunakannya
16 -
6 Sesuai dengan taraf berpikir
siswa
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Kuesioner
Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Kelas
No Tolok Ukur Pernyataan Positif
(nomor item dalam
kuesioner)
Pernyataan Negatif
(nomor item dalam
kuesioner)
A Bidang I: Menciptakan iklim
kelas yang baik
1 Sikap tanggap 20,26 -
2 Membagi perhatian - 21
3 Memusatkan perhatian
kelompok/kelas
22 -
4 Memberi petunjuk yang jelas 23 -
5 Menghindari kesalahan dalam
mengatur kelancaran proses
belajar mengajar
- 24
6 Menghindari kesalahan dalam
mengatur kecepatan proses
belajar mengajar
- 25
B Bidang II: Menanggapi
mempertahankan keterlibatan
siswa dalam kegiatan kelas
1 Menegur siswa - 27
2 Memberi bombongan 28 -
3 Menghindari kesalahan dalam
mengatur kelancaran proses
belajar mengajar
- 29
4 Menghindari kesalahan dalam
mengatur kecepatan proses
belajar mengajar
- 30
5 Menghindari
kesalahan-kesalahan lain
32 31
6 Sikap guru dalam berinteraksi 33 -
C Bidang III: Mengembalikan
kondisi belajar yang baik
dengan tindakan
remedial/kuratif/represif bila
terjadi gangguan yang
berlangsung lama atau siswa
tidak terlibat lagi dalam
1 Modifikasi (membenahi)
perilaku siswa
34 35
2 Menciptakan iklim
sosio-emosional
36 -
3 Pengelolaan proses kelompok 37 38
4 Kombinasi atau sintesa
cara-cara tersebut
39,40 -
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan bisa mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 1998:160). Menurut Arikunto
(1998:162) untuk menguji validitas instrumen penelitian digunakan rumus
korelasi Product Moment
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Keterangan :
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah responden
X : Skor item
Y : Skor total
Untuk menentukan apakah suatu item valid atau tidak, maka digunakan
ketentuan sebagai berikut:
. Jika rhitung>rtabel, maka item dikatakan valid
. Jika rhitung<rtabel, maka item dikatakan tidak valid
Untuk mengetahui validitas instrument atau kuesioner, terlebih dahulu
item instrument ini diujicobakan pada 30 responden. Kemudian mencari r
tabel yaitu dengan dk = n-1 dengan taraf signifikansi 5% (dk=30-2 = 28,
5%) sehingga diperoleh r tabel= 0,361. Dalam pelaksanaan perhitungan
uji validitas item pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution). Kriteria
pengambilan keputusan ini yaitu apabila rhitung.rtabel pada n = 30 dengan
taraf signifikansi 5% maka item instrument tersebut dinyatakan valid.
Sebaliknya apabila rhitung<rtabel maka item instrument tidak valid.
Adapun rangkuman dari hasil pengujian validitas tersaji pada tabel berikut
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Instrumen Persepsi Siswa tentang Metode Pengajaran
No Item r hitung r tabel Hasil Analisis
1 0,736 0,361 Valid
2 0,456 0,361 Valid
3 0,557 0,361 Valid
4 0,453 0,361 Valid
5 0,572 0,361 Valid
6 0,395 0,361 Valid
7 0,704 0,361 Valid
8 0,477 0,361 Valid
9 0,367 0,361 Valid
10 0,577 0,361 Valid
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Instrumen Persepsi Siswa tentang Media Pengajaran
No Item r hitung r tabel Hasil Analisis
1 0,650 0,361 Valid
3 0,621 0,361 Valid
4 0,740 0,361 Valid
5 0,501 0,361 Valid
6 0,791 0,361 Valid
7 0,429 0,361 Valid
8 0,608 0,361 Valid
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Uji Validitas
Instrumen Persepsi Siswa tentang Pengelolaan Kelas
No Item r hitung r tabel Hasil Analisis
1 0,364 0,361 Valid
2 0,631 0,361 Valid
4 0,369 0,361 Valid
6 0,617 0,361 Valid
7 0,444 0,361 Valid
8 0,362 0,361 Valid
9 0,486 0,361 Valid
10 0,462 0,361 Valid
11 0,386 0,361 Valid
13 0,379 0,361 Valid
14 0,689 0,361 Valid
17 0,441 0,361 Valid
18 0,444 0,361 Valid
20 0,389 0,361 Valid
21 0,439 0,361 Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1998:170). Dalam penelitian ini
teknik pengujian reliabilitas yang digunakan adalah teknik Alfa Cronbach,
dengan formula rumus sebagai berikut:
(
−)
⎪⎩⎪⎨⎧ − ⎪⎭⎪⎬⎫=
∑
22 1
1 St
Si K
K ri
Keterangan :
K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
Si2 : Jumlah varians butir/item
S
t2 : Varians totalUntuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas, pedoman yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Instrumen Interpretasi Reliabilitas
No Tingkat Kepuasan Kriteria Penilaian
1 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,60 – 0,79 Tinggi
3 0,40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil reliabilitas seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Penelitian ri k
1 Persepsi Siswa tentang
Metode Pengajaran
0,839 0,60
2 Persepsi Siswa tentang
Media Pengajaran
0,844 0,60
Pengelolaan Kelas
Semua variabel bebas dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach alpha
lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel, sebaliknya jika
nilai cronbach alpha kurang dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan
tidak reliabel (Nunnaly1967).
Berdasarkan instrument interpretasi reliabilitas di atas, variabel Metode
Pengajaran memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi, Variabel Media
Pengajaran memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi, dan Variabel
Pengelolaan Kelas juga memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian persyaratan analisis
regresi terlebih dahulu yakni dengan Uji Normalitas dan Uji Linieritas.
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan Analisis
Regresi Sederhana dan Analisis Regresi Ganda.
1. Pengujian Persyaratan Analisis Regresi
Pengujian persyaratan analisis korelasi dimaksudkan agar kesimpulan
yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya sebagai persyaratan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan di dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian Normalitas menggunakan uji satu sample dari
kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus Kolmogorof – Smirnov untuk normalitas adalah (Sugiono, 1999:255) sebagai berikut:
D = maksimum [Sn 1 (X) – Sn 2 (X)]
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Sn1 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn2 = Distribusi frekuensi yang diobservasi
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara
masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh
yang linier atau tidak. Pengujian linieritas menggunakan uji Tuna
Cocok Regresi Linier (Sudjana, 1996:332), yaitu:
e S
TC S
F 2
2
=
Keterangan :
S2TC : Rata-rata kuadrat tuna cocok
S2e : Rata-rata kuadran residu
Kriteria pengujian linieritas yaitu jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel
(Fhitung<Ftabel), dimana db pembilang adalah k – 2 dan db penyebut
adalah n – k dengan taraf signifikansi 5 %, maka model regresi linier
diterima. Demikian pula untuk kriteria yang sebaliknya.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu
Analisis Regresi Sederhana dan Analisis Regresi Ganda.
a