DARI KALIUM KLORIDA
DENGAN PROSES ELEKTROLISA
PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
L U T F I R A M L I
063101 0078JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PABRIK KALIUM HIDROKSIDA
DARI KALIUM KHLORIDA
DENGAN PROSES ELEKTROLISA
Oleh :
LUTFI RAMLI 063101 0078
Disetujui untuk diajukan dalam ujian lisan
Dosen Pembimbing
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat
menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Kalium Hidroksida Dari Kalium
Khlorida Dengan Proses Elektrolisa”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas
yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan
kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional Surabaya.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Kalium Hidroksida Dari Kalium
Khlorida Dengan Proses Elektrolisa” ini disusun berdasarkan pada beberapa
sumber yang berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah kimia, dan
internet.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas
Akhir ini kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Tatiek Srie Hajati, MT
Selaku Dosen Pembimbing.
6. Kedua orangtua kami yang selalu mendoakan kami.
7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Kami menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan dalam
sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Kimia.
Surabaya , Februari 2011
Perencanaan pabrik Kalium Hidroksida ini diharapkan dapat berproduksi
dengan kapasitas 18.000 ton Kalium Hidroksida / tahun dalam bentuk flake.
Pabrik beroperasi secara continuous selama 300 hari dalam setahun.
Kalium Hidroksida dibutuhkan dalam jumlah besar bagi keperluan industri
kulit dan tekstil disamping untuk industri kimia juga. Dalam industri kulit ,
Kalium Hidroksida mempunyai manfaat penting dalam proses penyamakan kulit,
pembuatan kulit remah, dan untuk mengkoagulasi latex karet. Secara singkat,
uraian proses dari pabrik Kalium Hidroksida sebagai berikut :
Pertama-tama methanol dan gas CO direaksikan membentuk methyl
formiat. Methyl formiat kemudian dihydrolisa menjadi Kalium Hidroksida.
Larutan produk hydrolisa kemudian diumpankan pada kolom distilasi untuk
proses pemisahan Kalium Hidroksida dengan methanol, kemudian methanol
dimurnikan dengan metode distilasi untuk kemudian dikembalikan ke reaktor.
Kalium Hidroksida dari kolom distilasi kemudian disimpan dalam bentuk liwuid
sebagai produk akhir.
Pendirian pabrik berlokasi di Manyar, Gresik dengan ketentuan :
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 164 orang
Sistem Operasi : Continuous
* Umur Pabrik : 10 Tahun
* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 29.221.001.777
* Working Capital Investment (WCI) : Rp. 71.356.981.787
* Total Capital Investment (TCI) : Rp. 100.577.983.564
* Biaya Bahan Baku (1 tahun) : Rp. 242.850.960.000
* Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 1.620.600.000
- Steam = 131,70 lb/hari
- Air pendingin = 176 M3/hari
- Listrik = 10.464 kWh/hari
- Bahan Bakar = 2.736 liter/hari
* Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 285.427.927.148
* Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 333.088.486.000
* Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 12%
* Internal Rate of Return : 23,81%
* Rate On Investment : 28,96%
* Pay Out Periode : 3 Tahun 10 Bulan
Tabel VII.1. Instrumentasi pada Pabrik ………... VII - 5
Tabel VII.2. Jenis Dan Jumlah Fire – Extinguisher ………. VII - 8
Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-6
Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-8
Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas
……….……….……….…… VIII-52
Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik
Dan Daerah Proses ……….………. VIII-53
Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik ……….……… IX - 7
Tabel X.1. Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….…… X - 10
Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja ……….…… X - 11
Tabel XI.1. Hubungan kapasitas produksi dan biaya produksi ….. XI - 9
Tabel XI.2. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal sendiri
……….……….……….…… XI - 10
Tabel XI.3. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal pinjaman
…..……….……….……….……… XI - 11
Tabel XI.4. Tabel Cash Flow ……….……….……. XI - 12
Tabel XI.5. Pay Out Periode ……….……….…….. XI - 14
Gambar IX.1 Lay Out Pabrik ……….……….………… IX - 8
Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ……….……….……… IX - 10
Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 11
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 13
HALAMAN JUDUL ……….……….………. i
KATA PENGANTAR ……….……….………. ii
INTISARI ……….……….……….……… iv
DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi
DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii
DAFTAR ISI ……….……….……….………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….……… I – 1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…… II – 1
BAB III NERACA MASSA ……….……….…… III – 1
BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….……….. V – 1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………. VI – 1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …. VII – 1
BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ……….. IX – 1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1
BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….… XI – 1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……….. XII – 1
I.1. Latar Belakang
Kalium hidroksida merupakan penamaan dalam bahasa Indonesia untuk
senyawa potassium hydroxide dan dikenal dengan nama lain seperti : caustic
potash, potassia, dan potassium hydrate. Kalium hidroksida merupakan senyawa
anorganik dengan rumus molekul KOH dimana unsur kalium ( K+ ) mengikat
sebuah gugus hidroksil ( OH- ). Seperti halnya natrium hidroksida, maka kalium
hidroksida merupakan basa kuat dan banyak digunakan pada industri kimia
sebagai pengontrol derajat keasaman suatu larutan maupun campuran.
Kalium pertama kali ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1807, dimana penemuan ini berhubungan dengan penemuan senyawa kalium
hidroksida. Kalium hidroksida pertama kali dielektrolisa menjadi unsur kalium
oleh Sir Humphry Davy. Penamaan kalium diambil dari bahasa Arab “Al Qaliy”
yang berarti abu hasil kalsinasi, kemudian dikenal luas dalam istilah “Alkali”
untuk kemudian diambil sebagai penamaan unsur “Kalium”.
Kalium hidroksida atau bisa disebut dengan Potassium Hydroxide sangat
diperlukan oleh berbagai industri kimia di Indonesia karena banyak dipergunakan
secara luas pada bidang industri kimia proses seperti pada industri kalium
karbonat, dimana kalium hidroksida merupakan bahan baku utama. Kalium
fosfat, kimia agro (agro chemical), baterai alkaline, dan pada industri tekstil.
Kalium hidroksida juga digunakan pada industri sabun sebagai bahan pemucat.
I.2. Tujuan
Perencanaan pabrik kalium hidroksida ini memiliki tujuan utama yaitu
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dimana kebutuhan akan kalium
hidroksida ini cenderung meningkat setiap tahunnya. Disamping itu mengingat
produk kalium hidroksida ini juga merupakan produk yang berorientasi pasar,
maka perencanaan pabrik kalium hidroksida ini juga dapat dipakai sebagai produk
komoditi ekspor sehingga mampu meningkatkan devisa negara.
I.3. Manfaat
Kalium hidroksida dibutuhkan dalam jumlah besar bagi keperluan
industri kimia proses berbasis kalium seperti industri kalium karbonat, kalium
fosfat, kalium sulfat dan lainnya. Disamping untuk industri kimia, kegunaan
kalium hidroksida dapat kita jumpai pada industri pertanian, agrochemical, tekstil,
dan industri sabun.
I.4. Aspek Ekonomi
Kebutuhan kalium hidroksida di Indonesia khususnya, semakin meningkat
dengan peningkatan pertumbuhan kapasitas pada bidang industri kimia.
Tabel I.1. Kebutuhan Kalium Hidroksida di Indonesia.
Tahun Kapasitas (kg/th)
2004 9.532.761
2005 8.340.028
2006 10.152.446
2007 9.320.400
2008 10.313.584
Sumber : BPS Surabaya
Berdasarkan data dari BPS, dapat kita lihat bahwa kebutuhan KOH
(potassium hydroxide) di Indonesia tidak terlalu besar yaitu antara 9.000.000 –
10.000.000 Kg/Thn. Sehingga dapat kita perkirakan untuk dua – tiga tahun
kedepan peningkatan produk KOH ± 12.000.000 kg/thn. Maka untuk kapasitas
terpasang pada pabrik ini, direncanakan kapasitas produksi pabrik berlebih 50%
untuk konsumsi dalam dan luar negeri, yaitu sebesar 18.000 ton/th.
Sedangkan harga bahan baku dan produk yang akan kita hasilkan untuk
pabrik ini yaitu :
1. Harga bahan baku KCl (Potassium Chloride) dipasaran umumnya berkisar
antara Rp. 9.000 – 14.000/Kg.
2. Harga jual produk yang akan dihasilkan yaitu KOH (Potassium
Hydroxide) dipasaran umumnya berkisar antara Rp. 16.000 – 22.000/Kg.
Harga diatas sewaktu-waktu juga akan terus berubah seiring
I.5. Sifat Bahan Baku Dan produk Bahan Baku :
I.5.A. Kalium Klorida (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)
Nama Lain : Potassium Chloride, Potassium
Muriate, Potash Muriate
Rumus Molekul : KCl
Rumus Bangun :
C l
K
Berat Molekul : 74,5
Warna : Putih
Bau : tidak berbau
Bentuk : kristal
Specific Gravity : 1,988
Melting Point : 790°C
Boiling Point : 1500°C
Solubility, Water : 27,6 gr/100 gr H2O (H2O=0°C)
Solubility, Water : 56,7 gr/100 gr H2O (H2O=100°C)
Komposisi KCl : (PT. Halim Sarana Cahaya Semesta)
Komponen % Berat
KCl 99,89%
KClO3 0,01%
H2O 0,10%
Produk : Produk Utama
I.5.B. Kalium Hidroksida (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)
Nama Lain : Potassium Hydroxide, Caustic
Potash, Potassia
Rumus Molekul : KOH
Rumus Bangun :
K
+
OH
-Berat Molekul : 56
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Bentuk : padatan higroskopis
Specific Gravity : 2,044
Melting Point : 380°C
Boiling Point : 1320°C
Solubility, Water : 97 gr/100 gr H2O (H2O=0°C)
Solubility, Water : 178 gr/100 gr H2O (H2O=100°C)
Kadar produk : minimum 90% (Chemicalland21)
Kegunaan : (Keyes : 675)
1. Industri Potassium Carbonate 25%
2. Industri Sabun 18%
3. Industri Tetra Potassium Pyro Phosphate 17% 4. Industri Potassium lainnya 10%
5. Industri Pupuk Liquid 5%
6. Industri Pencelupan 4%
Produk Samping
I.5.C. Hydrogen (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)
Nama Lain : Hydrogen Gas, LH2 (liquifying)
Rumus Molekul : H2
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 2
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
Bentuk : gas
Specific Gravity : 0,0709
Melting Point : -259,1°C
Boiling Point : -252,7°C
Solubility, Water : 2,1 cc/100 cc H2O (H2O=0°C)
Solubility, Water : 0,85 cc/100 cc H2O (H2O=80°C)
Kadar produk : minimum 95% (Wikipedia.org)
Kegunaan : (Keyes : 477)
I.5.C. Chlorine (Wikipedia & Perry 7ed : 1999)
Nama Lain : Chlorine Gas, Halogen Chlor
Rumus Molekul : Cl2
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 71
Warna : kuning kehijauan
Bau : berbau seperti sulfur
Bentuk : gas
Specific Gravity : 1,56
Melting Point : -101,6°C
Boiling Point : -34,6°C
Solubility, Water : 1,46 gr/100 gr H2O (H2O=0°C)
Solubility, Water : 0,57 gr/100 gr H2O (H2O=30°C)
Kadar produk : minimum 95% (Wikipedia.org)
Kegunaan : (Keyes : 249)
1. Industri Hydrocarbon terchlorinasi 59%
2. Industri Pulp and Paper 18%
3. Industri Kimia Anorganik 11%
4. Industri Pengolahan Air 6%
II.A. Tinjauan Proses
Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam
proses, Yaitu :
II.A.1. Pembuatan Kalium Hidroksida Dengan Proses Boiling II.A.2. Pembuatan Kalium Hidroksida Dengan Proses Elektrolisa
dimana bahan baku yang dipergunakan untuk kedua proses diatas
berbeda-beda.
II.A.1. Pembuatan Kalium Hidroksida Dengan Proses Boiling
Sumber : wikipedia.org
Pada proses boiling, bahan baku yang digunakan adalah kalsium
hidroksida (Ca(OH)2) dan kalium karbonat (K2CO3), dimana kedua bahan baku
merupakan larutan jenuh. Proses ini dilakukan dengan menguapkan air yang
terdapat pada campuran larutan kalsium hidroksida dan larutan kalium
karbonat sehingga menghasilkan endapan kalsium karbonat (CaCO3) dan
larutan kalium hidroksida (KOH). Calcium
Hydroxide
Potassium Carbonate
Solution Tank
Solution Tank Water
Water Boiling
Tank Precipitator Filter
Boiling Tank
Calcium Carbonate
Reaksi yang terjadi :
Ca(OH)2(Aq) + K2CO3(Aq)→ CaCO3(S) + 2 KOH(Aq)
Konversi reaksi = 45% - 50%
Campuran produk kemudian dipisahkan menjadi dua lapisan pada
precipitator untuk kemudian difiltasi pada filter untuk memisahkan endapan
kalsium karbonat dengan larutan kalium hidroksida. Larutan kalium hidroksida
kemudian diuapkan untuk mengurangi kadar air sampai didapat padatan kalium
hidroksida.
Metode boiling ini merupakan metode pertama kali digunakan untuk
pembuatan kalium hidroksida, dan pada akhir abad ke-19, metode ini sudah
tidak digunakan karena alasan ekonomis, dikarenakan bahan baku yang
dipergunakan relatif banyak dan tidak efisien.
Pada pembuatan kalium hidroksida dengan proses elektrolisa,
sebenarnya serupa dengan pembuatan natrium hidroksida dengan proses
elektrolisa, sehingga aliran prosesnya dapat diaplikasikan dengan catatan bahan
baku utama adalah larutan kalium klorida, karena apabila bahan baku diambil
dari brine (leburan garam) kadar kalium klorida pada brine sangat sedikit. hal
ini lebih menguntungkan, karena dengan bahan baku kalium klorida, maka
tidak memerlukan pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan impuritis.
Aliran prosesnya adalah sebagai berikut : pertama-tama kalium
klorida dalam bentuk padatan dilarutkan dalam air dengan suhu 60°C sehingga
membentuk larutan kalium klorida. Larutan kalium klorida kemudian
diumpankan pada sel elektrolisa untuk proses elektrolisa.
Larutan kalium klorida pertama-tama masuk pada bagian katoda (+),
dimana terjadi proses penguraian KCl menjadi unsur kalium (K+) dengan gas
klor (Cl-). Gas klor terakumulasi menjadi gas klorin (Cl2) untuk kemudian
dikeluarkan sebagai produk samping, sedangkan kalium (K+) diumpankan
menuju bagian anoda (-). Pada bagian anoda (-), kalium (K+) bereaksi dengan
senyawa air (H2O) membentuk kalium hidroksida (KOH) dengan melepas gas
hydrogen (H2) sebagai produk samping.
Reaksi yang terjadi :
2 KCl(Aq) + 2 H2O(L) → 2 KOH(Aq) + H2(G) + Cl2(G)
Larutan KOH yang terbentuk didalam sel elektrolisa sebesar 40 – 45%
kemudian diumpankan pada evaporator untuk proses pemekatan sampai
dengan kadar 61%. Larutan KOH 61% kemudian diumpankan ke salt separator
yang berfungsi untuk mengkristalkan KOH yang telah terelektrolisa. Campuran
kemudian difiltrasi untuk memisahkan larutan KCl dengan kristal KOH,
sedangkan larutan KOH kemudian dipekatkan kembali kedalam evaporator.
Larutan KOH 61% kemudian diumpankan pada fusion pot untuk
proses pembentukan padatan KOH dengan kadar 90%-92% dengan cara
penguapan air. Padatan yang terbentuk kemudian diumpankan pada flaker
untuk proses pembentukan flake KOH, sehingga didapat produk akhir KOH
II.B. Seleksi Proses
Berdasarkan uraian macam proses diatas, maka dapat ditabelkan
perbandingan masing-masing proses sebagai berikut :
Parameter Macam Proses
Boiling Elektrolisa
Bahan Baku Utama K2CO3 dan CaO KCl
Proses Pelarutan dan
Pengendapan
Pemisahan dan Elektrolisa Bahan Baku Pembantu Ca(OH)2 , H2O H2O
Produk samping CaCO3 H2, Cl2
Suhu operasi 105oC 60oC - 70oC
Utilitas Mahal Ekonomis
Aliran Proses Sederhana Komplek
Kadar Produk 45% - 50% minimum 90%
Dari tinjauan proses pembuatan kalium hidroksida diatas, maka dapat
kami buat kesimpulan bahwa proses yang dipilih adalah proses pembuatan
kalium hidroksida dengan proses elektrolisa dengan beberapa faktor pendukung :
a. Bahan baku mudah didapat dan ekonomis.
b. Kebutuhan utilitas lebih ekonomis dengan suhu operasi yang rendah.
c. Kadar produk yang dihasilkan memenuhi pasar.
d. Ketergantungan akan bahan baku hanya pada KCl.
e. Produk samping lebih memiliki nilai jual yang tinggi.
Flowsheet Dasar :
Flowsheet Pengembangan :
PC
CW S WP
S C C W R W T P
J - 111 J - 112
KCl
F - 110
F-113 30 1 1 WIC
L - 121 220 V
F-310
L - 211 F-320
L - 234
J - 241 TC S - 240 G - 232 E - 231
F - 233 V - 230
9 10 100 1 45 1 Cl2 G-311 G-321 H2
H - 250
60 1
R - 210
J - 251
F-330
KOH
J - 271
Udara
B - 260 G - 262
H - 261 Wasted Gas
100 120 1
E - 270 TC 1 30 1 2 60 1 3 60 1 4 60 1 5 60 1 6 32 1 11 30 1 13 30 1 12 40 1 14 32 1 LC TC FC PC TC LC PC TC PC PI PI 5,7 5,7 TC PC WIC FC FC M-120
E – 263 TC V - 220
8 1 7 15 16 1 171 181 19 TC 80 124 148 92
L - 221 LC 1
1
URAIAN PROSES :
Pada pra rencana pabrik kalium hidroksida ini, dapat dibagi menjadi 3
Unit pabrik, dengan pembagian :
1. Unit Pengendalian Bahan Baku Kode Unit : 100
2. Unit Proses Kode Unit : 200
3. Unit Pengendalian produk Kode Unit : 300
Pertama-tama bahan baku serbuk KCl (100 mesh) dengan kadar 99,80%
yang ditampung pada KCl stock pile F-110. KCl kemudian diumpankan pada silo
KCl F-113 (silo KCl berfungsi sebagai pengumpan pada tangki pelarut) dengan
belt conveyor J-111 dan bucket elevator J-112. KCl kemudian dilarutkan dengan
air proses pada tangki pelarut M-120 dengan suhu 60oC. Larutan KCl kemudian
diumpankan pada sel elektrolisa 210 pada bagian katoda. Pada sel elektrolisa
R-210 terjadi proses elektrolisa larutan KCl menjadi larutan KOH dengan melepas
gas Cl2 dan gas H2.
Larutan kalium klorida pertama-tama masuk pada bagian katoda (+),
dimana terjadi proses penguraian KCl menjadi unsur kalium (K+) dengan gas klor
(Cl-). Gas klor terakumulasi menjadi gas klorin (Cl2) untuk kemudian ditekan
dengan compressor G-311 sampai 5,7 atm dan ditampung pada tangki chlorine
F-310 sebagai produk samping, sedangkan kalium (K+) diumpankan menuju
bagian anoda (-). Pada bagian anoda (-), kalium (K+) bereaksi dengan senyawa air
(H2O) membentuk kalium hidroksida (KOH) dengan melepas gas hydrogen (H2)
yang kemudian ditekan dengan compressor G-321 sampai 5,7 atm dan ditampung
pada tangki hydrogen F-320 sebagai produk samping.
Reaksi yang terjadi :
2 KCl(Aq) + 2 H2O(L) → 2 KOH(Aq) + H2(G) + Cl2(G)
Konversi = 97%
Larutan KOH yang terbentuk kemudian diumpankan pada double
80% kemudian diumpankan ke crystallizer S-230 yang berfungsi untuk
mengkristalkan larutan KOH. Campuran kemudian difiltrasi pada rotary drum
vacuum filter H-240 untuk memisahkan larutan KCl dengan kristal KOH,
sedangkan kristal KOH kemudian diumpankan ke rotary dryer B-250 dengan
screw conveyor J-242.
Pada rotary dryer B-250 kristal KOH dikeringkan dengan udara panas
secara counter-current (berlawanan arah). Udara panas dihembuskan oleh
blower G-252 dan dipanaskan dengan heater E-253. Udara panas dan padatan
terikut kemudian ditangkap dengan cyclone H-251 untuk proses pemisahan
padatan dan gas, dimana udara panas (gas) dibuang ke atas, sedangkan padatan
tertangkap diumpankan secara bersamaan dengan produk bawah rotary dryer
menuju ke cooling conveyor E-260 untuk didinginkan sampai dengan suhu
32°C dan kemudian produk KOH ditampung pada silo KOH F-330 sebagai
produk akhir.
1. TANGKI PELARUT ( M - 120 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* KCl dr F-110 * KCl ke R-210
KCl 3400,186 KCl 3400,186
KClO3 3,407 KClO3 3,407
H2O 3,407 H2O 7545,9077
3407,000
* Air proses dr utilitas
H2O 7542,5007
Total 10949,5007 Total 10949,5007
2. SEL ELEKTROLISA ( R - 210 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* KCl dr M-120 * Campuran ke V-220
KCl 3400,186 KOH 2479,1692
KClO3 3,407 KCl 3,407
H2O 7545,9077 KClO3 402,0056
H2O 6749,0319
9333,6136
* Produk Cl2 ke F-310
Cl2 1571,6162
* Produk H2 ke F-320
3. EVAPORATOR ( V - 220 )
Massa masuk (kg/jam) Massa keluar (kg/jam)
Larutan KOH terdiri dari : Uap sbg steam ke evap 2
KOH 2479,1692 H2O 2254,2119
KCl 102,0056 Larutan KOH terdiri dari :
KClO3 3,4070 KOH 2479,1692
H2O 6749,0319 KCl 102,0056
KClO3 3,4070
H2O 4494,8199
Total 9333,6136 Total 9333,6136
4. EVAPORATOR ( V - 230 )
Massa masuk (kg/jam) Massa keluar (kg/jam)
Larutan KOH terdiri dari : Uap
KOH 2479,1692 H2O 3980,4402
KCl 102,0056 Larutan KOH terdiri dari :
KClO3 3,4070 KOH 2479,1692
H2O 4494,8199 KCl 102,0056
KClO3 3,4070
H2O 514,3797
5. CRYSTALLIZER ( S - 240 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Larutan KOH dr V-230 * Campuran ke H-250
KOH 2479,1692 KOH (C) 2475,7516
KCl 102,0056 KOH (L) 3,4176
KClO3 3,4070 KCl 102,0056
H2O 514,3797 KClO3 3,4070
H2O 514,3797
Total 3098,9615 Total 3098,9615
6. ROTARY DRUM VACUUM FILTER ( H - 250 )
Komponen Masuk (kg/jam) Komponen keluar (kg/jam)
Slurry terdiri dari :
Cake :
KOH 2475,7516
Liquid :
KOH 3,4176
KCl 102,0056
KClO3 3,4070
H2O 514,3797
H2O washing 618,9379
1242,1478
Filtrat :
KOH 3,2786
KCl 97,8564
KClO3 3,2684
H2O 1087,2188
1191,6222
Cake :
KOH 2475,8906
KCl 4,1492
KClO3 0,1386
H2O 46,0988
2526,2771
7. ROTARY DRYER ( B - 260 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Cake dr H-250 * KOH ke H-261
KOH 2475,8906 KOH 247,5891
KCl 4,1492 KCl 0,4149
KClO3 0,1386 KClO3 0,0138
H2O 46,0988 H2O 23,1326
271,1505
* Campuran ke E-270
KOH 2228,3015
KCl 3,7343
KClO3 0,1247
H2O 22,9662
2255,1267
Total 2526,2771 Total 2526,2771
8. CYCLONE ( H - 261 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
Ke udara :
KOH 247,5891 H2O(L) 23,1326
KCl 0,4149 KOH 2,4759
KClO3 0,0139 KCl 0,0041
H2O 23,1326 KClO3 0,0001
25,6128
Ke conveyor :
KOH 245,1132
KCl 0,4108
KClO3 0,0137
245,5377
9. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* KOH dr B-260 * KOH ke F-330
KOH 2228,3015 KOH 2473,4147
KCl 3,7343 KCl 4,1450
KClO3 0,1247 KClO3 0,1384
H2O 22,9662 H2O 22,9662
2255,1267
* KOH dr H-261
KOH 245,1132
KCl 0,4108
KClO3 0,0137
245,5377
1. TANGKI PELARUT ( M - 120 )
Komponen Masuk (Kkal/j) Komponen Keluar (Kkal/j)
≈ KCl dari F-110 ≈ KCl ke R-210
KCl 2752,1982 KCl 19355,4808
KClO3 3,5739 KClO3 25,0171
H2O 7,6099 H2O 118371,7577
2763,3819 137752,2556
≈ Air Proses dr Utilitas ≈ Q Loss
H2O 16846,9644 5429,8679
≈ Panas pelarutan
14974,4191
≈ Q supply
108597,3580
2. SEL ELEKTROLISA ( R - 210 )
Komponen Masuk (Kkal/j) Komponen Keluar (Kkal/j)
≈ KCl dari F-110 ≈ KCl ke V-220
KCl 19355,4808 KOH 11931,0017
KClO3 25,0171 KCl 580,6644
H2O 118371,7577 KClO3 25,171
137752,2556 H2O 105871,2616
118407,9448
≈ Produk Cl2 ke F-310
6551.7964
≈ Produk H2 ke F-320
≈ ∆H reaksi 5326,8641
2369554,4805 ≈ Q Elektrolisa
2377020,1308
Total 2507306,7361 Total 2507306,7361
3. EVAPORATOR ( V - 220 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ KCl dari R-210 Uap sbg steam ke evap 2
KOH 11931,0017 H2O 104410,8106
KCl 580,6644 Ke evaporator 2 ;
KClO3 25,0171 KOH 41928,9487
H2O 105871,2616 KCl 2068,4828
118407,9448 KClO3 87,9173
∆H steam H2O 250359,5841
403257,1987 294444,9328
∆H kondensat
91648,5336
Q Loss
4. EVAPORATOR ( V - 230 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ larutan dari Evap I ; Vapor :
KOH 41928,9487 H2O 102301,9407
KCl 2068,4828 Ke Crystalizer ;
KClO3 87,9173 KOH 25566,4321
H2O 250359,5841 KCl 1252,0032
294444,9328 KClO3 53,6081
∆H steam H2O 17370,0071
147900,9415 44242,0505
∆H kondensat 104392,2713
Q Loss 191409,6117
Total 442345,8743 Total 442345,8743
5. BAROMETRIC CONDENSER ( E - 231 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ Uap Air dari V-230 ; Uap H2O ke G - 232 :
H2O (G) 2251076,2587 H2O (G) 450215,2517
H2O ke F - 233 ;
H2O (L) 28585,8968
Q terserap 1772275,1101
6. CRYSTALLIZER ( S - 240 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ larutan KOH dari V-230 ; ≈ Campuran ke H - 250 :
KOH 25566,4321 KOH (C) 2139,7171
KCl 1252,0032 KOH (L) 3,2894
KClO3 53,6081 KCL 115,6284
H2O 17370,0071 KClO3 5,0034
44242,0505 H2O 1608,8371
3872,4753
Q Kristalisasi 570,7492 Q terserap 40940,3244
Total 44812,7997 Total 44812,7997
7. ROTARY DRUM VACUUM FILTER (H - 250)
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ larutan KOH dari S - 240 ; ≈ CAKE ke B - 260 :
KOH (C) 2139,7171 KOH (C) 4667,7463
KOH (L) 3,2894 KCl 10,2389
KCL 115,6284 KClO3 0,4425
KClO3 5,0034 H2O 313,7633
H2O 1608,8371 4992,1910
3872,4753
≈ Air pencuci dari Utilitas ;
1382,4625 Q Loss 262,7469
8. ROTARY DRYER ( B - 260 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ Cake dari H - 250 ; ≈ Produk ke E - 270 :
KOH (C) 4667,7463 KOH (C) 21197,2879
KCL 10,2389 KCl 45,8338
KClO3 0,4425 KClO3 1,9625
H2O 313,7633 H2O 775,5405
4992,1910 22020,6247
Udara Panas : ≈ Campuran ke H - 261 :
O2 23039,0210 KOH 2100,6638
N2 86670,6026 KCl 4,5507
109709,6236 KClO3 0,1951
H2O 13213,6422
O2 16246,0490
N2 61116,0891
92681,1899
Total 114701,8146 Total 114701,8146
9. HEATER ( E - 262 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ Udara bebas ; ≈ Udara ke B - 260 :
O2 1412,8963 O2 23039,0210
N2 4330,2060 N2 86670,6026
5743,1023 109709,6236
Q Supply 109438,4435 Q Loss 5471,9222
10. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )
Komponen Masuk (kkal/jam) Komponen Keluar (kkal/jam)
≈ Kristal KOH dari B - 260 ; ≈ Produk ke F - 330 :
KOH (C) 21197,2879 KOH (C) 2137,6974
KCl 45,8338 KCl 4,6986
KClO3 1,9625 KClO3 0,2033
H2O 775,5405 H2O 71,8318
22020,6247 2214,4310
≈ Kristal KOH dari H - 261 ;
KOH (C) 2079,6572
KCl 4,5052
KClO3 0,1931
2084,3555 Q terserap 21890,5491
SPESIFIKASI ALAT
1. GUDANG KALIUM KLORIDA ( F - 110 )
Fungsi : Menampung kalium klorida dari supplier
Dasar Pemilihan : Bahan berbentuk solid
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 10 hari
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung kalium klorida dari supplier
Kapasitas : 840,22 m3
Bentuk : empat persegi panjang
Ukuran : Panjang = 11,88 m
Lebar = 11,88 m
Tinggi = 5,9 m
Bahan konstuksi : Beton
Jumlah : 1 buah
2. BELT CONVEYOR ( J - 111 )
Fungsi : memindahkan bahan dari F-110 ke J-112
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in
- skirt seal : 2 in
Belt speed : (3 / 32) x 100 ft/mnt = 9,4 ft/min
Panjang : 51 ft
Sudut elevasi : 11,3 o
Power : 4 Hp
Jumlah : 1 buah
3. BUCKET ELEVATOR - 1 ( J - 112 )
Fungsi : memindahkan bahan dari J-111 ke F-113
Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ½ in
Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 46 ft
Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (3,0 / 14) x 225 ft/mnt = 49 ft/menit
Putaran Head Shaft = (3,0 / 14) x 43 rpm = 10 rpm
Lebar Belt = 7 in
Power total = 4 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan)
Jumlah = 1 buah
4. SILO KALIUM KLORIDA ( F - 113 )
Fungsi : Menampung kalium klorida.
Type : silinder tegak dengan tutup atas plat dan bawah conis
Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 1 hari
Spesifikasi :
Volume : 1560 cuft = 45 m3
Diameter : 12 ft
Tinggi : 36 ft
Tebal tutup atas : ¼ in
Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253)
Jumlah : 1 buah
5. MIXING TANK ( M - 120 )
Fungsi : Melarutkan KCl dengan penambahan air proses.
Type : Silinder tegak , tutup atas dished , tutup bawah conis dilengkapi
pengaduk.
Kondisi operasi : Tekanan Operasi : 1 atm (tekanan atmospheric)
Suhu Operasi : 60oC (suhu elektrolisa)
Waktu operasi : 1 jam (sistem continuous)
Spesifikasi : Dimensi Tangki :
Diameter Dalam Tangki : 6,4 ft
Tinggi Total : 14,26 ft
Tebal Bejana : 2/14 in
Tebal Tutup : 2/14 in
Diameter dalam Jacket : 8,4 ft
Tebal Jacket : 2/14 in
Sistem Pengaduk
Dipakai impeler jenis turbin dengan 6 buah flat blade dengan 2 buah impeller.
Diameter impeler : 2,133 ft
Panjang blade : 0,533 ft
Lebar blade : 0,426 ft
Power motor : 13,5 hp
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Jumlah tangki : 1 buah (Continuous)
6. POMPA - 1 ( L - 121 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari tangki M-120 ke R-210.
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 60°C (suhu elektrolisa)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 41,9 gpm
Total DynamicHead : 55,39 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
7. POMPA - 2 ( L - 211 )
Fungsi : mengalirkan bahan dari R-210 ke V-220
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 60°C (suhu elektrolisa)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 36,30 gpm
Total DynamicHead : 51,097 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,209 hp = 0,967 kW
Jumlah : 1 buah
8. EVAPORATOR ( V - 220 )
Fungsi : Memekatkan bahan sampai dengan kadar 35%.
Type : Standard Vertical Tube Evaporator ( calandria )
Kondisi Operasi : - Suhu = 148°C
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bagian Shell :
Diameter evaporator = 2,57 ft ≈ 1 m Diameter centerwall = 6,5 ft = 1,98 m
Tebal shell = 2/12 in
Tebal tutup = 2/12 in
Tube Calandria :
Ukuran = 3 in sch. 40 standard IPS
OD = 3,500 in = 0,3 ft
ID = 3,068 in = 0,256 ft
Panjang Tube = 10 ft
Jumlah Tube = 102 buah
Bahan konstruksi = Carbon steel SA – 203 Grade C ( 2 ½ Ni )
Jumlah evaporator = 1 buah
9. EVAPORATOR ( V - 230 )
Fungsi : Memekatkan bahan sampai dengan kadar 80%.
Type : Standard Vertical Tube Evaporator ( calandria )
Kondisi Operasi : - Suhu = 100°C
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bagian Shell :
Diameter evaporator = 3,13 ft ≈ 1 m
Diameter centerwall = 6,26 ft = 1,8 m
Tinggi shell = 6,87 ft = 2 m
Tebal shell = 2/12 in
Tube Calandria :
Ukuran = 4 in sch. 40 standard IPS
OD = 4,500 in = 0,375 ft
ID = 4,026 in = 0,336 ft
Panjang Tube = 12 ft
Jumlah Tube = 81 buah
Bahan konstruksi = Carbon steel SA – 203 Grade C ( 2 ½ Ni )
Jumlah evaporator = 1 buah
10. POMPA - 3 ( L - 221 )
Fungsi : mengalirkan bahan dari V-220 ke V-230
Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk tekanan rendah dan viskositas rendah
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 148°C (suhu larutan)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan Konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 27,97 gpm
Total DynamicHead : 28,56 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 0,57 hp = 0,458 kW
11. BAROMETRIC CONDENSER ( E - 231 )
Fungsi : mengkondensasi uap dan menjaga tekanan evaporator
Type : Multi jet spray
Dasar pemilihan : sesuai dengan kondisi tekanan yang vacuum
Kondisi Operasi : - Tekanan = 26 inHg = 0,63 atm
- Suhu = 100°C (suhu uap)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Carbon steel
Volumetrik uap : 102,4 cuft/mnt
Diameter pipa : 10 in ( asumsi aliran turbulent )
Panjang total pipa : 28,3 ft
Tekanan : 8,7582 psia
Air pendingin : 3042.6700 kg/jam
Jumlah alat : 1 buah
12. STEAM JET EJECTOR ( G - 232 )
Fungsi : memvacuumkan evaporator V-230
Type : Single stage steam-jet ejector
Dasar Pemilihan : sesuai untuk penjagaan tekanan vacuum
Kondisi Operasi : - Tekanan = 0,6 atm
- Suhu = 100°C
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Carbon steel
Inlet (suction) : 0,49 in
Outlet (discharge) : 0,37 in
Panjang : 4,41 in
Kapasitas design : 3,98 lb/jam
Kebutuhan Steam : 1107 lb/jam
Jumlah alat : 1 buah
13. HOT WELL ( F - 233 )
Fungsi : Menampung condensate selama 1 jam
Dasar Pemilihan : sesuai dengan bahan
Hotwell berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 45°C
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas : 3,2 m3
Bentuk : empat persegi panjang
Ukuran : Panjang = 1,7 m
Lebar = 1,7 m
Tinggi = 0,83 m
Bahan konstuksi : Beton
14. POMPA - 4 ( L - 234 )
Fungsi : Mengalirkan bahan dari V-230 ke S-240
Type : Reciprocating Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk tekanan sedang dan viskositas tinggi
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 100°C (suhu evaporator)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 10,034 gpm
Total DynamicHead : 52,14 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 0,50 hp = 0,40 kW
Jumlah : 1 buah
15. CRYSTALLIZER ( S - 240 )
Fungsi : Kristalisasi larutan KOH.
Type : Swenson-Walker Crystallizer
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk kristalisasi dengan pendinginan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 32°C (suhu kamar)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas : 114,824 cuft
Diameter : 4,82 ft
Luas Cooling Area : 109,60 ft2/ft3
Power : 2 hp
Jumlah : 2 buah (1 buah standby running)
16. SCREW CONVEYOR ( J - 241 )
Fungsi : Mengalirkan bahan dari S-240 ke H-250
Type : Plain spouts or chutes
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 32°C (suhu crystallizer)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas : 80,37 cuft/jam
Panjang : 46 ft
Diameter : 14 in
Kecepatan putaran : 12 rpm
Power : 1,2 hp
Jumlah : 1 buah
17. ROTARY DRUM VACUUM FILTER ( H - 250 )
Fungsi : memisahkan filtrat dan cake
Type : standard rotary drum vacuum filter
Kondisi Operasi : - Tekanan = 20 inHg (0,33 atm) (Hugot : 474)
- Suhu = 40°C
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 0,283 m3
Diameter = 0,61 m
Panjang = 1,8 m
Putaran = 7 ½ rpm
Power = 1,12 kW = 1,5 hp
Bahan konstruksi = Carbon Steel
Jumlah = 1 buah
18. SCREW CONVEYOR ( J - 251 )
Fungsi : memindahkan bahan dari H-250 ke B-260
Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 40°C (suhu RDVF)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas : 39 cuft/jam
Panjang : 50 ft
Diameter : 14 in
Kecepatan putaran : 12 rpm
Power : 1,5 hp
19. ROTARY DRYER ( B - 260 ) Spesifikasi :
Fungsi : mengeringkan bahan dengan bantuan udara panas
Type : Rotary Drum
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 100°C (titik didih air)
- Time of Passes = 13 menit
Kapasitas : 2526,2771 kg/jam
Isolasi : Batu isolasi
Tebal isolasi : 4 in
Tebal shell : 3/16 in
Diameter : 1,26 m
Panjang : 6,4 m
Tinggi bahan : 0,622 ft
Sudut rotary : 0,9°
Time of Passes : 13 menit
Jumlah flight : 12 buah
Power : 1,42 hp
Jumlah : 1 buah
20. CYCLONE ( H - 261 )
Fungsi : untuk memisahkan padatan yang terikut udara
Type : Van Tongeren Cyclone
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 92,1°C (perhitungan dryer)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas : 50 cuft/dt
Diameter partikel : 0,000029ft
Tebal shell : 3/10 in
Tebal Tutup atas : 3/10 in
Tebal Tutup bawah : 3/10 in
Jumlah : 1 buah
21. BLOWER ( G - 262 )
Fungsi : memindahkan udara dari udara bebas ke B-260
Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 2340 cuft/menit
Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas
Effisiensi motor : 80%
Power : 46 hp
22. HEATER ( E - 263 )
Fungsi : Memanaskan bahan dari 30°C sampai dengan 120°C
Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube)
Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 120°C
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG
Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square
Jumlah Tube , Nt = 220
Passes = 2
Shell : ID = 19,25 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area , A = 691 ft2 = 65 m2
Jumlah exchanger = 1 buah
23. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )
Fungsi : Mendinginkan bahan sampai dengan 32°C
Type : Plain spouts or chutes
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 32°C (suhu kamar)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas : 43,41 cuft/jam
Panjang : 80 ft
Diameter : 14 in
Kecepatan putaran : 12 rpm
Power : 2 hp
Tebal jaket standard : 2 in
Jumlah : 1 buah
24. BUCKET ELEVATOR - 2 ( J - 271 )
Fungsi : memindahkan bahan dari E-270 ke F-330
Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 32°C (suhu kamar)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ½ in
Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 40 ft
Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Putaran Head Shaft = (2,5 / 14) x 43 rpm = 8 rpm
Lebar Belt = 7 in
Power total = 3 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan)
Jumlah = 1 buah
25. TANGKI CHLORINE ( F - 310 )
Fungsi : menampung gas chlorine dalam bentuk liquid
(Liquifying)
Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Dasar Pemilihan : efisien untuk penyimpanan dengan tekanan tinggi.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 5,7 atm
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 6 hari
Spesifikasi :
Volume : 20116,8 cuft = 571 M3
Tekanan : 5,7 atm gauge
Diameter : 21 ft
Panjang : 59 ft
Tebal shell : 1 in
Tebal tutup : 1 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B (Brownell : 253)
26. COMPRESSOR - 1 ( G - 311 )
Fungsi : Menaikkan tekanan gas Chlorine sampai dengan 5,7 atm.
Type : Sliding Van Rotary Compressor
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 354,4 cuft/menit
Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas
Effisiensi motor : 80%
Power : 55 hp
Jumlah : 1 buah
27. TANGKI HYDROGEN ( F - 320 )
Fungsi : menampung gas hydrogen dalam bentuk liquid
(Liquifying)
Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Dasar Pemilihan : efisien untuk penyimpanan dengan tekanan tinggi.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 17 atm
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 6 hari
Spesifikasi :
Volume : 567 cuft = 16,8 M3
Diameter : 7 ft
Panjang : 21 ft
Tebal shell : 1 in
Tebal tutup : 1 ½ in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B (Brownell : 253)
Jumlah : 2 buah
28. COMPRESSOR - 2 ( G - 321 )
Fungsi : Menaikkan tekanan gas Hydrogen sampai dengan 17 atm.
Type : Sliding Van Rotary Compressor
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Waktu proses = continuous
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel
Rate Volumetrik : 325,4 cuft/menit
Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas
Effisiensi motor : 80%
Power : 76,25 hp
29. SILO KALIUM HIDROKSIDA ( F - 330 )
Fungsi : Menampung kalium hidroksida.
Type : silinder tegak dengan tutup atas plat dan bawah conis
Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30°C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 6 hari
Spesifikasi :
Volume : 3125,53 cuft = 90,33 m3
Diameter : 12 ft
Tinggi : 35 ft
Tebal shell : 1/3 in
Tebal tutup atas : 1/3 in
Tebal tutup bawah : 1/3 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253)
PERENCANAAN ALAT UTAMA
SEL ELEKTROLISA ( R - 210 )
Fungsi : Elektrolisa kalium klorida menjadi kalium hidroksida
Type : Tangki persegi dengan datar dilengkapi cell electrolyzer
Merk : Pulsar-6 , High Eficiency Series Cell Electrolyser
Kondisi operasi :
Tekanan operasi : 1 atm (atmospheric pressure)
Suhu operasi : 60oC (Keyes : 739)
Feed masuk :
Komponen Berat (kg/j) Fraksi berat ρ (gr/cc)
KCl 3400,1860 0,3106 1,988
KClO3 3,4070 0,0003 2,320
H2O 7545,9077 0,6891 1,000
Produk gas Chlorine = 1571,6162 kg/jam
Produk gas Hydrogen = 44,2719 kg/jam
Perhitungan :
ρ campuran = 62,43
komponen berat fraksi
1 ×
ρ
∑
= .... lb/cuft (1 gr/cc = 62,43 lb/cuft)ρ campuran = 62,43
1 0,6891 2,320
0,0003 1,988
0,3106
1 ×
+ +
= 74 lb/cuft
Rate massa = 10949,5007 kg/jam = 24139,4883 lb/jam (1 kg = 2,2046 lb)
ρ campuran = 62,43
komponen berat fraksi
1 ×
ρ
∑
= 74 lb/cuftrate volumetrik=
densitas massa rate
=
cuft lb
jam lb
/ / 74
24139,4883
= 326,22 cuft/jam
Waktu operasi = 1 jam continuous
Maka volume liquid = 326,22 cuft/jam x 1 jam = 326,22 cuft
Sel elektrolisa berbentuk persegi panjang.
Volume liquid = 326,22 cuft
Asumsi volume liquid mengisi 80% volume sel.
Maka volume sel = 326,22 cuft x (100/80) = 407,775 cuft
Perbandingan Panjang, Lebar dan Tinggi = 1 : 1,07 : 1,43
(Pulsar-6; www.intensys.com)
Volume Sel = P x 1,07 P x 1,43 P
407,775 = 1,5301 P3
Lebar = 1,07 P = 1,07 x 1,982 m = 2,121 m
Tinggi = 1,43 P = 1,43 x 1,982 m = 2,834 m
Panjang total = Panjang Bagian Katoda + Anoda
Panjang total = 2 x 1,982 m = 3,964 m
Perhitungan bagian katoda dan anoda :
Perbandingan Tebal cell dan Tinggi tangki = 1 : 16,67 (tero.ranta@bigfoot.com)
Tinggi tangki = 2,834 m
Tebal cell = 2,834 m / 16,67 = 0,17 m
Perbandingan Tebal cell dan Spasi Cell = 1 : 0,25 (tero.ranta@bigfoot.com)
Spasi cell = 0,17 m x 0,25 = 0,043 m
Total tebal cell = tebal cell + spasi cell
Total tebal cell = 0,17 + 0,043 = 0,213 m
Lebar Tangki = 2,121 m
Jumlah cell =
Cell Tebal Total
Tangki Lebar
= 0,213 2,121
≈ 10 buah
Jumlah cell katoda dan anoda = 10 buah
Perhitungan Produksi Gas Berdasarkan persamaan Faraday :
V =
z p F
t T I R
× ×
× × ×
Keterangan : V = Volume gas ; (lt)
R = Konstanta gas ideal ; (0,0820577 lt.atm/mol.K)
T = Temperatur ; (60oC = 333,15 Kelvin)
t = Waktu ; (3600 detik)
F = Konstanta Faraday ; (96485,31 As/mol)
p = Tekanan ; (1 atm)
z = Jumlah elektron ; (H2 = 2 , Cl2 = 2)
Volume Produksi Gas Chlorine :
Jumlah elektron Cl2 = 2 , maka z = 2
V =
z p F t T I R × × × × × = 2 1 96485,31 3600 333,15 1 0,0820577 × × × × ×
= 0,51 lt
Volume Produksi Gas Hydrogen :
Jumlah elektron H2 = 2 , maka z = 2
V =
z p F t T I R × × × × × = 2 1 96485,31 3600 333,15 1 0,0820577 × × × × ×
= 0,51 lt
Volume produksi gas total = 0,51 + 0,51 = 1,02 lt
Volume produksi gas total = 1,02 lt untuk 1 ampere
= 1,02 lt/A
Kuat arus tiap jam = 1,02 x 2,5423
= 2,593 A/lt.jam (1 lt/A = 2,5423 A/lt per cell)
Jumlah cell = 10 buah
Kuat arus cell = 2,593 x 10 = 25,93 A/lt.jam
Digunakan power faktor = 80%
Power terpakai = 80% x 12 V = 9,6 V
Kuat arus cell = 25,93 A/lt.jam
Maka kebutuhan listrik = 9,6 V x 25,93 A/lt.jam
= 248,93 W/lt.jam
Untuk katoda dan anoda = 2 x 248,93 W/lt.jam
= 497,86 W/lt.jam
Perhitungan volume produk gas hasil reaksi : Gas Chlorine :
Berat Cl2 = 1571,6162 kg/jam = 3464,82 lb/jam
Suhu operasi = 60°C = 333,15 K
BM Cl2 = 71
ρ gas Cl2 =
359 71 atm 1
atm 1 15 , 333
492 × ×
= 0,293 lb/cuft
Volume Cl2 =
cuft lb
jam lb
/ / 0,293 3464,82
= 11825,33 cuft/jam = 417,56 lt/jam
(1 lt = 28,32 cuft)
Kebutuhan listrik katoda = 248,93 W/lt.jam
Volume produk gas Cl2 = 417,56 lt/jam
Total Kebutuhan listrik katoda = 417,56 lt/jam x 248,93 W/lt.jam
Gas Hydrogen :
Berat H2 = 44,2719 kg/jam = 97,61 lb/jam
Suhu operasi = 60°C = 333,15 K
BM H2 = 2
ρ gas H2 =
359 2 atm 1
atm 1 15 , 333
492 × ×
= 0,009 lb/cuft
Volume H2 =
cuft lb
jam lb
/ / 0,009 97,61
= 10845,56 cuft/jam = 382,97 lt/jam
(1 lt = 28,32 cuft)
Kebutuhan listrik anoda = 248,93 W/lt.jam
Volume produk gas H2 = 382,97 lt/jam
Total Kebutuhan listrik anoda = 382,97 lt/jam x 248,93 W/lt.jam
= 95332,73 W
Kebutuhan listrik katoda dan anoda = 103943,22 W + 95332,73 W
≈ 199277 W ≈ 200 kW
Spesifikasi :
Fungsi : Elektrolisa kalium klorida menjadi kalium hidroksida
Type : Tangki persegi dengan datar dilengkapi cell electrolyzer
Merk : Pulsar-6 , High Eficiency Series Cell Electrolyser
Panjang : 3,964 m
Lebar : 2,834 m
Cell Electrolyzer : (Katoda dan Anoda)
- Panjang Cell = 1,982 m
- Lebar Cell = 2,121 m
- Tebal Cell = 0,17 m
- Spasi Cell = 0,043 m
- Jumlah Cell = 10 buah
Bahan Konstruksi Cell : Stainless Steel 304
Kapasitas power : 12 Volt
Power Faktor : 80%
Kebutuhan Listrik : 200 kW
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-283 grade C
VII.1. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat
instrumentasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal.
Pemasangan alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya
proses produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap –tiap unit dapat
dicatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan
selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan effisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat
segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
Tekanan, dan Radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan rate, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisik dan kimia,
seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
- Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.
- Ketelitian hasil pengukuran.
- Konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh di pasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis
pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau
otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan effektif, sehingga menghemat
tenaga kerja dan waktu, Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini ,
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus
dicapai.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari medium yang sedang dikontrol
menjadi signal yang bisa dibaca ( yaitu dengan tekanan fluida ).
2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca, digambarkan
dan dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi
bisa diatur sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing
element ke receiving element.
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap
yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan
digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan , yaitu dengan penambahan
variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor
untuk menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi. Instrumentasi pada perencanaan pabrik ini:
1. Flow Control ( F C )
Mengontrol aliran setelah keluar pompa.
2. Flow Ratio Control ( F R C )
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa
3. Level Control ( L C )
Mengontrol ketinggian bahan didalam tangki
dapat juga digunakan sebagai ( W C ) Weight Control
4. Level Indicator ( L I )
Mengindikasikan / informatif ketinggian bahan didalam tangki
5. Pressure Control ( P C )
Mengontrol tekanan pada aliran / alat
6. Pressure Indicator ( P I )
Mengindikasikan / informatif tekanan pada aliran / alat
7. Temperature Control ( T C )
Tabel VII.1. Instrumentasi pada Pabrik
NO KODE NAMA ALAT INSTRUMENTASI
1. F - 113 SILO KALIUM KLORIDA WIC
2. M - 120 TANGKI PELARUT FC , LC , TC
3. L - 121 POMPA – 1 LC
4. R - 210 SEL ELEKTROLISA TC , PC
5. L - 211 POMPA – 2 FC
6. V - 220 EVAPORATOR 1 TC , LC
7. L - 221 POMPA – 3 LC
8. V - 230 EVAPORATOR 2 TC , PC , LC
9. E - 231 BAROMETRIC CONDENSER TC
10. G - 232 STEAM JET EJECTOR PC
11. L - 234 POMPA – 4 LC
12. S - 240 CRYSTALLIZER TC
13. L - 241 POMPA – 5 FC
14. H - 250 ROTARY DRUM VACUUM
FILTER
PI , FC
15. G - 262 BLOWER FC
16. E - 263 HEATER TC
17. E - 270 COOLING CONVEYOR TC
18. F - 310 TANGKI CHLORINE PI
19. G - 311 COMPRESSOR - 1 PC
20. F - 320 TANGKI HYDROGEN PI
21. G - 321 COMPRESSOR - 2 PC
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori , yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat-zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini
terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada
VII.2.1. Bahaya Kebakaran A. Penyebab kebakaran.
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop
dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran listrik
seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
B. Pencegahan.
- Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses yang
dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan
tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh
dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan
cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran
C. Alat pencegah kebakaran.
- Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire-extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila
terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat
dilihat pada tabel VII.1.
- Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida.
- Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan
kantong-kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah-daerah
Tabel VII.2. Jenis dan Jumlah Fire-Extinguisher.
NO. TEMPAT JENIS BERAT SERBUK JARAK
SEMPROT JUMLAH
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pos Keamanan Kantor Daerah Proses Gudang Bengkel Unit Pembangkitan Laboratorium YA-10L YA-20L YA-20L YA-10L YA-10L YA-20L YA-20L 3.5 Kg 6.0 Kg 8.0 Kg 4.0 Kg 8.0 Kg 8.0 Kg 8.0 Kg 8 m 8 m 7 m 8 m 7 m 7 m 7 m 3 2 4 2 2 2 2
VII.2.2. Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian
pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan.
Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat
mengakibatkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai
kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya
dapat digunakan sebagai berikut :
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat
mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya :
- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan
ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan
pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan
lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai
dengan standar ASME ( America Society Mechanical Engineering ).
- Memperhatikan teknik pengelasan.
- Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan manhole dan handhole ( bila memungkinkan ) yang
memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger.
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena
kebocoran-kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah
terjadinya thermal expansion.
- Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
- Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara
sendiri-sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut.
Disamping itu juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak
terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi
C. Peralatan yang bergerak.
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati,
maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini
dapat dilakukan dengan :
- Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
- Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh
kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan.
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya , perpipaan juga harus
ditinjau dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang
kurang teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari,
seperti terbentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang
baik dapat menimbulkan juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kebocoran-kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan cara :
- Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besarhendaknya pada
elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan
kesulitan apabila terjadi kebocoran.
- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai
bahan konstruksi dari steel.
- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan
terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
- Pemberian warna pada masing-masing pipa yang bersangkutan akan
dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
E. Listrik.
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan
instalasi listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai
usaha pencegahannya dapat dilakukan :
- Alat-alat listrik dibawah tanah sebaiknya dibe