• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Induk Investasi Air Limbah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Induk Investasi Air Limbah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar 6-1: Septic Tank with (raised) effluent infiltration field

Teknologi 2.2: Septic Tank dengan Anaerobic Upflow Filter (‘Biotank’) dan buangan ke saluran drainase (ST/AUF)

Di daerah kepadatan penduduk menengah, efluen dari tangki septik mengalir langsung ke saluran air hujan, penerapan suatu upflow anaerobik filter sebelum dibuang adalah suatu penyempurnaan teknologi yang baik. Sistem ini juga tersedia sebagai bagian terpadu dari tangki septik, disebut 'Biotank' dan sering digunakan oleh pengembang perumahan. Lihat Gambar 6.23.

(2)

Gambar 6-2: Septic Tank dengan Anaerobic Upflow Filter (‘Biotank’) dan buangan ke saluran drainase (ST/AUF) (Source: TPPS)

Kami telah mempelajari kondisi spesifik setiap kecamatan untuk tahun yang berbeda dan mengidentifikasi teknologi yang paling sesuai. Kami menyajikan hasil analisis kami dalam Tabel 6.12.

Tabel 6.1: Rekomendasi teknologi sistem baru on-site

Sistem

2010-2015 2015-2020 2020-2030

Jumlah rumah tangga

% Jumlah rumah tangga

% Jumlah rumah tangga

%

1 Low Cost Septic Tank LCST 4 560 19% 4 680 9% 5 550 15%

1.1 Twin Leaching Pits TLP NR N

R NR

1.2

Improved (raised/collar) Low Cost

Septic

LP+ 5 040 21% 8 840 17% 5 550 15%

1.5 Low Cost Septic Tank with

Anaerobic Upflow Filter ST/AUF - - -

2 Septic Tank with effluent

infiltration pit (ST) ST/ei 14 400 60% 33 800 65% 25 900 70%

2.1

Septic Tank with / Infiltration Field ST /if - - -

2.2

Septic Tank with Anaerobic Upflow Filter (‘Biotank’) and discharge of effluent into storm water drains (ST/AUF)

ST/AUF - - -

Total 24 000 100% 47 000 91% 37 000 100% Catatan: NR mengindikasikan bahwa teknologi tersebut tidak direkomendasikan untuk diterapkan di Kota Bogor

Angka-angka yang disajikan pada Tabel 6.12 sedikit berbeda dengan angka yang disajikan pada Bab 5, Tabel 5.3 karena pendekatan bottom-up, sementara di Bab 5 digunakan pendekatan top down.

Error! No text of specified style in document./Error! No text of specified style in document./Error! No text of specified style in

(3)

Peningkatan bertahap pada sistem on-site dapat dilakukan sepanjang waktu seiring dengan peningkatan kesejahteraan pemilik rumah, atau sesuai keinginan untuk meningkatkan sistem pribadi. Beberapa penyempurnaan teknologi yang dapat dilakukan telah disebutkan sebelumnya di Bab 6.3.2, yaitu:  Cubluk tunggl digantikan dengan LCST atau cubluk yang disempurnakan atau dengan collar;

 Konstruksi tangki septik yang tidak memenuhi syarat diganti dengan tangki septik yang layak dengan sumur resapan.

Peningkatan lain terkait dengan konversi sistem on-site ke sistem intermediate::

 LCST atau ST terhubung dengan unit pengolahan komunal (Teknologi 3.1, Lihat Bab 6.4);  LCST atau ST terhubung dengsn sistem riol kecil (Teknologi 6, lihat Bab 6.4).

Pada tahun 2020-2030 sekitar 110.000 sistem perlu disempurnakan dengan cara tersebut di atas.

Pentahapan untuk berbagai sistem disajikan pada Tabel 6.12. Indikasi biaya disajikan pada Tabel 6.13. Mengingat besarnya kelompok masyarakat yang relatif miskin, kami menggunakan nilai Rp 3 juta/sistem untuk LCST, yaitu sekitar 50% dari biaya ‘normal’ tangki septik.

Tabel 6.2: Biaya program sistem on-site (Rp juta)

Biaya investasi sistem on-site 2010-2015 2015-2020 2020-2030 Total

- fasilitas on-site baru Rp 3 Juta/

Biaya operasi dan pemeliharaan terbatas pada biaya pengosongan sistem setiap satu atau dua tahun. Saat ini pemerintah kota mengenakan biaya Rp 200.000/perjalanan untuk pemakaian jasa truk tinja. Sehingga, biata tahunan adalah sekitar Rp 100.000/fasilitas atau sekitar 5% dari biaya investasi.

Sebagaimana dijelaskan di Bab 3.4 mengenai kondisi eksisting, terdapat berbagai resiko terkait

penggunaan sistem on-site. Pada Tabel 6.14, kami telah mengindikasikan berbagai resiko dan tindakan pencegahan untuk mengurangi resiko dan memastikan keuntungan lingkungan. Tindakan yang dimaksud bersifat motivasional (baik intrinsik dan ekstrinsik) dan bersifat membangun kapasitas (fisik, mental, finansial dan sosial/budaya).

Tabel 6.3: Resiko dan tindakan pencegahan pada sistem on-site

Resiko Kegiatan motivasional dan peningkatan kapasitas

Pengelolaan air timbah tidak Kampanye dan persuasi untuk menjelaskan keuntungan sistem on-site;

Error! No text of specified style in document./Error! No text of specified style in document./Error! No text of specified style in

(4)

Resiko Kegiatan motivasional dan peningkatan kapasitas

dipandang sebagai suatu masalj, pembangunan sistem on-stie memiliki prioritas yang sangat rendah, tidak ada minat untuk meningkatakan fasilitas yang sudah dimiliki atau untuk mendapatkan sistem baru

Peraturan yang mangatur properti secara 100% untuk dilengkapi dengan sistem on-site; Sanitasi sekolah Demonstarsi model LCST Toilet yang baik di Puskesmas dan institusi pemerintah lainnya; Penjelasan mengenai cara kerja sistem on-site dan kebutuhan perubahan perilaku

melalui media masa; Menyalahkan lingkungan yang memilikli sistem sanitasi on-site yang buruk; Penghargaan terhadap area dengan sistem on-site yang baik: pembangunan masjid

atau taman kanak-kanak.

Banyak rumah tangga berpendapat bahwa sistem on-site mahal, tidak ada yang ingin membeli sistem on-site

Memberikan solusi yang baik dan terjangkaku: pengenalan dan pemasaran LCST dengan resapan; Subsidi pembelian sistem on-site; Skema mikro kredit untuk membantu pembelian sistem on-site; Skema arisan untuk membeli sistem on-site.

Sistem eksisting gagal karena tidak pernah dikosongkan

Subsidi pengosongan LCST, atau bebas biaya; Memasukkan biaya pengosongan tangki dalam biaya pelayanan ketika membeli

LCST.

Sistem eksisting gagal karena konstruksi yang tidak baik dan sistem yang tidak sesuai

Mengembangkan toilet Bogor yang baik dan pemasaran yang baik; Media masa menginformasikan mengenai contoh-contoh yang sesuai.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi saat ini sebagaimana diidentifikasi pada Bab 3 dan untuk memenuhi kebutuhan masa depan sebagaimana diidentifikasi pada Bab 4.3, sejumlah fasilitas baru perlu dibangun. Pada wilayah berkepadatan tinggi (lebih besar dari 300 jiwa/ha), solusi on-site tidak mungkin diterapkan karena keterbatasan lahan, sementara solusi off-site tidak selalu dapat beroperasia atau tidak layak secara finansial. Sehingga dibutuhkan generasi sistem baru. Dalam kerangka kerja rencana induk air limbah ini, generasi baru ini disebut sebagai ‘sistem intermediate’. Meskipun istilah yang digunakan dapat memberi kesan suatu sistem yang tidak penuh, sistem intermediate yang direkomendasikan untuk Kota Bogor adalah sistem yang ‘matang’ dan dikembangkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan spesifik Kota Bogor.

Pada Bab 6.3.2 telah dijelaskan mengenai definisi sistem yang sesuai. Definisi sistem yang sesuai juga telah dikembangkan untuk sistem intermediate.

Pada Gambar 6.24, diindikasikan serangkaian opsi teknologi yang sesuai untuk kondisis spesifik Kota Bogor, yaitu:

Error! No text of specified style in document./Error! No text of specified style in document./Error! No text of specified style in

1.2

Sistem domestik intermediate dan pengolahan desentralisasi

(5)

 Kepadatan penduduk: jenis tertentu dari sistem intermediate, MCK ini berlaku untuk daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah (<150 cap / ha). Sistem Intermediate yang lebih rumit biasanya adalah solusi untuk yang kepadatannya lebih tinggi (tutup> 300 / ha). Di daerah ini hampir tidak pernah ada ruang untuk pembangunan fasilitas pengolahan air limbah;

 Penghasilan: kita membedakan antara yang berpenghasilan rendah (<Rp 1,1 juta/bulan atau PRAKS1

dan KS1), pendapatan menengah (Rp 1,1-3.000.000/bulan atau KS2/KS3) dan pendapatan tinggi (> Rp 3 juta/bulan atau KS3 Plus);

 Tingkat keterlibatan masyarakat diharapkan;  Cakupan fasilitas on-site eksisting

Gambar 6-3: Appropriate intermediate technology options for Bogor

Sehingga, serangkaian teknologi berikut sesuai dengan kondisi Kota Bogor:  3. MCK;

 3.1: Communal Treatment systems (CT) – sistem pengolahan komunal;  5: Shallow Sewerage (SS) – sistem perpipaan air limbah dangkal;  6: Small Bore Sewerage (SBS) – sistem riol skala kecil.

1 PRAKS, KS2/3 dan lainnya merupakan indicator kemiskinan nasional

Gambar

Gambar 6-1: Septic Tank with (raised) effluent infiltration field
Gambar 6-2: Septic Tank dengan Anaerobic Upflow Filter (‘Biotank’) dan buangan ke saluran drainase (ST/AUF) (Source: TPPS)
Tabel 6.2:Biaya program sistem on-site (Rp juta)
Gambar 6-3: Appropriate intermediate technology options for Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Suharsimi Arikunto,

Uji Normalitas data setelah di

Diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis kepada para Warga Indonesia yang memiliki minat untuk menjalankan bisnis atau usaha radio dengan memahami terlebih dahulu mengenai

Indikator Kinerja Kegiatan 001 Jumlah Penyelesaian Administrasi Perkara (yang Sederhana, dan Tepat Waktu) Ditingkat Pertama dan Banding di Lingkungan Peradilan Agama (termasuk

Perekaman EEG yang dilanjutkan pada pasien dengan aktifitas yang sangat berat dapat sangat membantu dalam penegakan diagnosis dengan kasus yang sangat sulit dengan serangan yang

Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Berdasarkan pengujian dan analisis data tentang integrasi dan implikasi portofolio diversifikasi terdapat hubungan intergrasi dalam keseimbangan jangka panjang (kointegrasi)