• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT SIDOARJO TERHADAP BERITA COVER STORY “MENCERMATI EMPAT TAHUN PENERAPAN PARKIR BERLANGGANAN di SIDOARJO” (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Sidoarjo Terhadap Berita Cover Story "Mencermati Empat Tahun Penerapan Parkir Berl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT SIDOARJO TERHADAP BERITA COVER STORY “MENCERMATI EMPAT TAHUN PENERAPAN PARKIR BERLANGGANAN di SIDOARJO” (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Sidoarjo Terhadap Berita Cover Story "Mencermati Empat Tahun Penerapan Parkir Berl"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Cover Story " Mencer mati Empat Tahun Penerapan Par kir Ber langganan" di

Sur at Kabar J awa Pos)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :

RIYANTISA AJ ENG P 0843010042

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Sidoar jo” di Sur at Kabar J awa Pos)

Disusun Oleh : RIYANTISA AJ ENG P

0843010042

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Pada Tanggal 20 Juni 2013

Menyetujui,

Pembimbing: Tim Penguji :

1. Ketua

Dr s. Kusnarto, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si

NIP. 195808011984021001 NPT. 367049500361

2. Sekr etaris

Dr s. Saifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 370069400351

3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si

NIP. 195808011984021001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “PERSEPSI MASYARAKAT SIDOARJ O TERHADAP BERITA COVER STORY

“MENCERMATI EMPAT TAHUN PENERAPAN PARKIR

BERLANGGANAN di SIDOARJ O dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Kusnarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Selain itu penulis juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Saifuddin Zuhri. Msi Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

4. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk segala ilmunya.

5. Kedua Orang Tua yang tidak berhenti memberikan dukungan serta doanya selama ini.

6. To all my great and best friends yang selalu mendengarkan segala

keluh kesah tentang skripsi, terima kasih doanya.

7. To all my big family yang turut mendoakan dan mendukung

diberbagai hal.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 11 Mei 2013

(5)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

2.1.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi ... 8

2.1.2 Komunikasi Intrapersonal ... 8

2.1.3 Pengertian Persepsi ... 9

2.1.3.1 Jenis Persepsi ... 12

2.1.3.2 Komponen Persepsi ... 14

2.1.3.3 Karekteritik Persepsi ... 16

2.1.3.4 Hal Yang Mempengaruhu Persepsi ... 17

2.1.3.5 Proses Terjadinya Persepsi ... 20

2.1.4 Pengertian Masyarakat ... 23

2.1.4.1 Unsur-Unsur Masyarakat ... 24

2.1.4.2 Kriteria Masyarakat ... 26

(6)

2.1.5.4 Ciri-ciri dan Sifat Surat Kabar ... 32

2.1.5.5 Fungsi Surat Kabar ... 33

2.1.6 Definisi Berita ... 35

2.1.6.1 Jenis Berita ... 37

2.1.6.2 Nilai Berita ... 39

2.2 Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Konsep ... 44

3.2 Definisi Operasional ... 47

3.2.1 Persepsi ... 47

3.2.2 Berita ... 48

3.2.3 Masyarakat ... 49

3.2.4 Cover story “Mencermati Empat Tahun Penerapan Parkir Berlangganan di Sidoarjo”. ... 49

3.3 Informan Penelitian ... 52

3.4 Unit Analisis ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.6 Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek penelitian ... 56

4.1.1 Gambaran Umum Sidoarjo ... 56

4.1.2 Sejarah Jawa Pos ... 59

4.2 Identitas Informan ... 61

(7)

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN I ... 84

LAMPIRAN II ... 85

LAMPIRAN 111 ... 86

LAMPIRAN IV ... 87

LAMPIRAN V ... 88

LAMPIRAN VI ... 89

(8)

viii

Ber langgana n" di Sur a t Kabar J a wa Pos).

Penelitian ini, berdasarkan pemberitaan yang terdapat pada Surat Kabar Jawa Pos mengenai Penerapan Empat Tahun Parkir Berlangganan di Sidoarjo, yang menunjukkan adanya kontroversi masyarakat. Berita itu, mengulas tentang adanya pemungutan ongkos jasa parkir oleh juru parkir tidak resmi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat, setelah menerima pesan atau informasi yang terkandung dalam berita cover story tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi intrepersonal. Komunikasi Intrerpersonal adalah komunikasi secara langsung atau face to face pada waktu dan tempat yang sama. Unsur dari komunikasi interpersonal yakni sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan permasalahan dengan sedalam-dalamnya.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah tiga informan dari lima informan mempersepsikan tidak setuju, serta persepsi setuju dari dua informan terhadap pemberitaan cover story Mencermati Empat tahun Penerapan Parkir Berlangganan di Sidoarjo. Kata Kunci: Persepsi, Pesan, Berita.

ABSTRACT

RIYANTISA Maya P, SIDOARJ O PUBLIC PERCEPTIONS OF NEWS COVER STORY " Obser ving FOUR YEAR SUBSCRIPTION APPLICATION OF PARKING IN SIDOARJ O" (Qualitative Descr iptive Study of Public Per ceptions Towar d Sidoar jo News Cover Stor y " Obser ving the Par king Implementation of Four -Year Subscr iption" in Newspaper s J awa Pos).

This study, based on the news contained in the Jawa Pos Newspaper on the Application of Four Year Subscription parking in Sidoarjo, which indicates the existence of public

controversy. The news, review about the services of collecting parking fees by parking

attendants are not authorized. The purpose of this study to determine the public perception, after receiving the message or any information contained in the news cover story.

The theory used in this study is intrepersonal communication theory. Intrerpersonal communication is direct communication or face to face at the same time and place. Elements of interpersonal communication that sensation, perception, memory and thinking. The method used in the study is a qualitative method that aims to explain the problems with the heartiest.

(9)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi menjadi sangat penting. Setiap orang, badan dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkunganya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan memasuki suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi menjadi sangat penting.

Setiap orang, badan, lembaga, organisasi kemasyarakatan mempunyai hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Informasi dan komunikasi tersebut menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pers, lembaga-lembaga informasi dan masyarakat. Untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan jaringan informasi guna tersalurnya kebebasan dalam rangka memperoleh informasi.

(10)

Salah satu media cetak yang menyajikan informasi secara actual adalah surat kabar. Isi surat kabar senantiasa apa yang benar terjadi dalam masyarakat sebagai peristiwa fisik yang menempati ruang dan waktu maupun sebagai kejadian abstrak yang mengambil tempat didalam otak dan hati masyarakat (Liliweri, 1991:27). Media massa cetak seperti surat kabar, pesannya dapat dibaca kapan dan dimana saja serta dapat diulang-ulang. Dengan demikian media cetak memiliki sifat menguasai waktu (Panuju, 2002:52).

Seperti pemberitaan pada cover story metropolis Surat Kabar Jawa Pos edisi 24 Februari 2013. Surat kabar yang terbit pada hari Minggu tersebut memberitakan tentang Mencer mati Empat Tahun Penerapan Par kir Ber langganan di Sidoar jo. Berita program parkir berlangganan adalah sebuah pesan atau informasi penting yang diberikan Jawa Pos untuk masyarakat Sidoarjo, melalui media surat kabar itu sendiri. Pada pemberitaan itu ada pesan yang ingin disampaikan oleh Jawa Pos tentang program parkir berlangganan yang telah berjalan selama empat tahun, namun Jawa Pos menemukan permasalahan, yaitu terjadinya pro dan kontra, antara Dishub dengan masyarakat Sidoarjo terkait pungutan biaya parkir yang masih diberlakukan oleh juru parkir kepada masyarakat yang telah mengikuti program parkir berlangganan, atau di tempat parkir bertanda khusus parkir berlangganan.

(11)

SAMSAT Sidoarjo. Besaran biaya yang dibayarkan berbeda-beda tergantung pada jenis kendaraan bermotor. Sebagai bukti, pemilik kendaraan akan diberikan stiker resmi parkir berlangganan untuk ditempelkan pada kendaraan.

Dalam membaca sebuah media seperti surat kabar, seorang individu berhak memilih bagian, rubrik atau berita mana yang akan dibaca oleh pembaca. Hal ini dikarenakan individu memiliki kebutuhan berbeda, seperti kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrative social maupun integrative personal. Dan dapat menimbulkan persepsi tertentu setelah membacanya.

(12)

diinginkannya tersebut. Persepsi tersebut nantinya akan mempengaruhi tindakan seseorang terhadap hal yang dipersepsikannya itu.

Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal individu yang memungkinkan individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sekitarnya, dan proses tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Persepsi merupakan inti komunikasi karena jika persepsinya tidak akurat maka tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi jugalah yang menentukan individu memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Persepsi merupakan suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasi kesan sensorik mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukan bahwa individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi memahaminya berbeda (Robbins, 2002: 46).

(13)

Penelitian ini dilakukan di wilayah Sidoarjo karena lokasi dari pemberitaan tersebut berada di kota tersebut, begitu pula dengan sasaran utama informan yang juga penduduk bertempat tinggal di Sidoarjo.. Menurut Graeme Burton, saat ini berita dapat dengan mudah dan secara bebas diakses dimanapun dan kapanpun oleh pembacanya. Sehingga siapapun yang telah membaca berita tersebut dapat dijadikan informan dalam penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah: Bagaimana Persepsi Masyarakat Sidoarjo terhadap berita pada Cover

Story Metropolis Jawa Pos “Mencermati Empat Tahun Penerapan Parkir

Berlangganan di Sidoarjo”?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Sidoarjo terhadap pemberitaan cover story Jawa Pos: Mencermati Empat Tahun Penerapan Parkir Berlangganan di Sidoarjo.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang penelitian mengenai persepsi yang berbeda pada tiap individu.

(14)
(15)

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki dan memiliki sejumlah arti kata. Kata "komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu

communis yang berarti "sama", atau communicare yang berarti "membuat sama"

(Mulyana, 2001:41). Demikian pakar komunikasi yang lain, Harold Laswell memaparkan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who says what in which channel to whom

with what effect (Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu).

Seorang psikologi eksperimen yang juga pelopor komunikasi Amerika dalam bukunya Intentional Influence (Hovland, Jannis and Kelly, 1953) yakni Carl L Hovland menyatakan: "Communication is the process to modify the

behaviour of other individuals" (Komunikasi adalah proses mengubah perilaku

(16)

2.1.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan kepada oarang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi karena didukung dengan adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Dari lima unsur tersebut bisa disebut juga sebagai komponen atau elemen komunikasi. Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. komunikator : Orang yang menyampaikan pesan; b. pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang; c. komunikan : Orang yang menerima pesan;

d. media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya; e. efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan (Effendy, 2002: 6).

2.1.2 Komunikasi interpersonal

(17)

Words don’t mean:people mean. Kata-kata tidak mempunyai makna: oranglah

yang memberi makna (2004:49).

Informasi akan diurai sebagaimana orang menerimanya untuk kemudian diolah, disimpan dan dihasilkan kembali. Proses pengolahan informasi ini disebut komunikasi interpersonal, yang meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon (Rakhmat, 2004:49).

2.1.3 Pengertian Persepsi

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio yang artinya menerima atau mengambil. Kata persepsi biasanya dikaitkan dengan kata lain menjadi persepsi diri, persepsi sosial dan persepsi interpersonal (Sobur, 2003: 445).

Percepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavit, 1978) menyebut persepsi sebagai hasil pengamatan.

(18)

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Pareek (1996:13) mengatakan bahwa persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mangartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data (Sobur, 2003:446).

Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal individu yang memungkinkan individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan sekitarnya, dan proses tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Persepsi merupakan inti komunikasi karena jika persepsinya tidak akurat maka tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi jugalah yang menentukan individu memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Brian Fellows menyatakan bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan manganalisis suatu informasi. Sedangkan menurut Joseph A.Devito persepsi adalah proses dengan apa kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita (Rakhmat, 2003:58).

(19)

Persepsi individu terhadap suatu hal dapat berbeda dengan persepsi individu yang lain. hal ini dikarenakan tiap manusia mangalami proses penerimaan (pemahaman) dan proses sosialisasi yang berbeda termasuk dalam memberikan perhatian terhadap rangsangan tertentu dan mengabaikan yang lain.

Menurut Wolberg (1967), manusia adalah makhluk social yang sekaligus makhluk individual, maka terdapat perbedaan terhadap individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.

Young (1956) mengatakan bahwa persepsi adalah aktivitas mengindera, menginterpretasikan dan memberikan penilaian pada objek-objek fisik maupun objek social, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus social yang ada dilingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain.

(20)

sebagai cara organisme memberi makna atau menurut Rudolf F. Verderber persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Mulyana, 2001:107).

Menurut Desiderato, persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian makna kepada stimulus inderawi (sensori stimuli). Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Rakhmat, 2003:51).

Levine dan Shefner mengemukakan, persepsi adalah cara dimana individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan (Eysenck, 1993:168).

2.1.3.1 J enis Per sepsi

Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:171), pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Persepsi terhadap objek lingkungan fisik

(21)

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuacayang membuat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke dalanm air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain.

c. Budaya yang berbeda.

d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi sesorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek.

2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut. Menurut Brehm dan Kassin, persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Persepsi sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan karena :

(22)

b. Persepsi sosial tidak hanya menanggapi sifat-sifat yang tampakdari luar namun juga sifat-sifat atau alas an-alasan internalnya.

Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang mempersepsi orang lain, orang lain tersebut tidak diam saja melainkan ikut mempersepsi orang tersebut (Mulyana, 2001:176).

2.1.3.2 Komponen Persepsi

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa inti dari komunikasi adalah persepsi, sedangkan inti dari persepsi adalah interpretasi atau penafsiran.Berikut ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persepsi selain dari penafsiran itu sendiri. Hal-hal yang berhubungan dengan persepsi atau komponen dari persepsi antara lain :

1. Penginderaan (sensasi)

Penginderaan dapat ditangkap melalui alat-alat indera kita antara lain : a. Mata sebagai indera penglihatan menyampaikan pesan nonverbal

ke otak untuk diinterpretasikan. Otak menerima kira-kira dua pertiga pesan melalui rangsangan visual sehingga dapat dikatakan penglihatan sebagai indera yang paling penting.

b. Telinga sebagai indera pendengaran juga menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk ditafsirkan dan suara ini dapat diterima dari semua arah.

(23)

d. Kulit sebagai indera peraba.

e. Lidah sebagai indera pengecap maupun perasa.

f. Hidung, kulit, serta lidah juga memiliki peranan penting dalam persepsi dan komunikasi.

2. Atensi

Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terelakkan sebab sebelum seseorang merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, orang tersebut terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang tersebut, dari pada rangsangan yang tidak menarik perhatiannya. Rangsangan yang tidak menarik perhatiaan seseorang akan cenderung diabaikan oleh orang tersebut.

3. Interpretasi

(24)

Tubbs dan Moss dalam Human Communication (2003:39-40) mengatakan bahwa komponen persepsi terdiri dari seleksi atau selektif, organisasi dan penafsiran. Persepsi adalah suatu proses aktif dimana setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Pemilihan stimuli tersebut bergantung pada minat, motivasi, keinginan, dan harapan. Manusia cenderung mengorganisasikan stimuli secara efektif, berarti bahwa stimuli diurutkan dan disajikan dalam sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap dan dapat diindera. Stimuli dipersepsi dan diorganisasi secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula. Artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang menerimanya sesuai masa lalu, asumsi perilaku, suasana hati, dan harapan orang tersebut. Oleh Mulyana (2001:169) dikatakan bahwa tiga tahap atau komponen persepsi baik sensasi, atensi, dan interpretasi atau seleksi (mencakup sensasi dan dan atensi), organisasi dan intrerpretasi pada dasarnya adalah sama.

2.1.3.3 Karakteristik Persepsi

Menurut Busch dan Houston (1985) yang dikuti oleh Ujang Sumarwan (2000:113), karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Bersifat selektif

(25)

lingkungan mereka. Masyarakat cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang berhubungan dengan urusan pribadi mereka.Mereka mengesampingkan urusan-urusan lain yang tidak berkaitan dengan urusan pribadi mereka.

2. Teroganisir dan teratur

Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari perangsang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan ke dalam suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan.Jadi ketika seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk mengatur.Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat didalamnya adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri. 3. Subyektif

Persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal-hal yang berasal dari sifat penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif, pengalaman, masa lalu, pola piker, dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu peran dalam persepsi.

2.1.3.4 Hal-Hal yang Mempengar uhi Persepsi

(26)

1. Persepsi berdasarkan pengalaman

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari sebelumnya.Menurut Gudy Kunst dan Kim dalam Mulyana (2001:158) bahwa persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka bergkaitan dengan orang, objek atau kejadian yang serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat seseorang akan menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering gagal mempersepsikan perbedaan yang sama dalam suatu objek lain yang mirip. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.

2. Persepsi bersifat selektif

(27)

a. Faktor internal seperti :

1. Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus, yang berhubungan dengan kebutuhan.

2. Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak.

3. Faktor sosial seperti : gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman, masa lalu dan kebiasaan.

b. Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan harapan.

Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan dan perulangan.

3. Persepsi bersifat dugaan

Sama seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui kelima inderanya. Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan seseorang menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat-alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut.

(28)

Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu yang pernah dialaminya, begitu pula setelah melakukan interpretasi pesan, seseorang akan tetap melakukan evaluasi berdasarkan pengalaman yang pernah dialami terdahulu untuk mencocokan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi dan subjektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual

Setiap rangsangan dari luar harus diorganisasikan.Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:191) menyatakan bahwa dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakan dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip-prinsip :

a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelangkapan.

b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suat u rangsangan

at au kejadian berdasarkan lat ar belakangnya.

2.1.3.5 Proses Terjadinya Persepsi

(29)

Pemilihan secara selektif hanya memberikan kesempatan pada proporsi yang kecil dari seluruh informasi yang ada. Proses seleksi ini berasal dari proses yang terkontrol, yaitu individu secara sadar memutuskan informasi mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan.

2. Organisasi (Organization)

Pada tahap ini seluruh informasi yang telah masuk seleksi pada tahap sebelumnya akan diorganisasikan. Adapun cara untuk mengorganisasi informasi secara efisien adalah schema. Schema adalah kerangka kognitif yang menggambarkan pengetahuan yang diorganisasi dengan pemberian konsep atau stimulus yang dibangun melelui pengalaman.

3. Interpretasi (Interpretation)

Setelah perhatian digambarkan pada stimulus tertentu dan informasi telah diorganisasi maka individu akan mencoba untuk memperoleh jawaban tentang makna dari informasi tersebut. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh causal attribution, yaitu sebuah percobaan untuk menjelaskan mengapa sesuatu terjadi seperti itu.

4. Pencarian kembali (Retrieval)

(30)

Jadi proses persepsi diawali dengan perhatian dan seleksi terhadap informasi yang ada, kemudian informasi yang telah terseleksi tersebut diorganisir, setelah itu mulailah tahap interpretasi yaitu individu mencoba memahami makna informasi tersebut. Ketika individu membutuhkan informasi tersebut, maka dilakukan tahap pencarian kembali.(Schermerhorn, 1994:153-155).

Menurut Alex Sobur (2003:449), proses terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya stimulasi alat indera (Sensory Stimulation)

Pada tahap pertama, alat-alat indera kita akan dirangsang. Setiap individu pasti memiliki kemampuan penginderaan untuk merasakan stimulus (rangsangan), walaupun kadangkala tidak sering digunakan. b. Stimuasi terhadap alat indera

Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas (proximity) atu kemiripan, sedangkan prinsip lain adalah kelengkapan (closure) atau kita mempersepsikan gambar atau pesan yang dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap. Apa yang kita persepsikan, juga kita tata kedalam suatu pola yang bermakna bagi kita. Pola ini belum tentu benar atau salah dari segi objektif tertentu.

c. Stimulasi alat indera ditafsirkan-dievaluasi

(31)

pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, system nilai, keyakinan, keadaan fisik dan emosi pada saat itu dan sebagainya yang ada pada diri kita. Karena walaupun kita sama-sama menerima sebuah pesan, cara masing-masing orang menafsirkan lalu mengevaluasinya tidak sama.

2.1.4 Pengertian Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab “syaraka” yang berarti ikut serta (berpartisipasi). Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan. Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang masyarakat, antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu,dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

2. Menurut Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

3. Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

4. W F Connell (1972:68-69) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah : a. Suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri

(32)

rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografls tertentu,

b. Kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan,

c. Seorang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keseluruhan yang terorganisasi.

2.1.4.1 Unsur-Unsur Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto, alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :

1. Berangotakan minimal dua orang 2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

(33)

yang merupakan unsure-unsur dari masyarakat menurut Koentjaraningrat (2002:143), yaitu:

a. Kategori Sosial (social category)

Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu. Contohnya, kategori warga di atas umur 18 tahun dan kategori warga umur di bawah 18 tahun pada suatu Negara, dimana kategori tersebut untuk membedakan antara warganegara yang mempunyai hak pilih dan warganegara yang tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum.

b. Golongan Sosial

(34)

c. Kelompok dan Perkumpulan

Suatu kesatuan manusia yang mempunyai system organisasi dan kepemimpinan, selalu tampak sebagai kesatuan individu-individu pada masa-masa yang secara berulang berkumpul dan yang kemudian bubar lagi. Contohnya, marga Tarigan, Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM), dan lain-lain.

d. Komunitas

Kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat, serta yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas.

2.1.4.2 Kriter ia Masyarakat

Anderson dan Parker ( Astrid Susanto, 1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Adanya sejumlah orang

2) Tinggal dalam suatu daerah tertentu 3) Mengadakan hubungan satu sama lain

4) Saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama 5) Merupakan suatu kesatuan sehingga mereka mempunyai persaan

solidaritas

(35)

7) Masyarakat merupakan suatu system yang diatur oleh norma-norma dan aturan- aturan tertentu

8) Menghasilkan kebudayaan

2.1.5 Pengertian Media Massa

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara. Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Berarti, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38).

Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya (McQuail, 1996: 5).

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big

Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua

(36)

termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu:

1. Koran atau surat kabar 2. Tabloid

3. Majalah 4. Buku

5. News letter

6. Buletin

2.1.5.1 Karakteristik Media Massa

Robert K. Avery, 1980 (dalam Wahyudi, 1986: 45- 46), memberikan karakteristik media massa dibandingkan dengan komunikasi tatap muka/ face to face communication/ interpersonal communication yang digolongkan enam macam, yaitu:

a. Komunikator tidak dapat berhubungan langsung dengan massa komunikan, karena saluran yang dipakai adalah media eletronik atau media cetak. Komunikasi tatap muka antara komunikator dan komunikan dapat berhubungan langsung.

b. Sistem komunikasi massa sangat kompleks dibandingkan dengan komunikasi tatap muka.

(37)

d. Pesan singkat dari komunikator melalui media massa dapat diterima oleh massa komunikan, dengan demikian media massa sangat efektif bila digunakan untuk media iklan.

e. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen, anonim, dan luwes tersebar luas, meskipun pada umumnya komunikan mempunyai persamaan perhatian, kepentingan dan orientasi.

Media massa dapat mengirimkan pesan kepada komunikan yang berbeda tempat diseluruh dunia secara mendadak dan berurutan.

2.1.5.2 Fungsi Media Massa

Menurut Wright (dalam Severin, 2009: 386) fungsi media terbagi menjadi 4, yaitu:

1. Fungsi pengawasan (surveillance), yaitu memberi informasi dan menyediakan berita. Fungsi pengawasan ini juga termasuk berita yang tersedia di media yang penting dalam ekonomi, publik dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu lintas, cuaca dan sebagainya. Fungsi pengawasan bisa saja menjadi disfungsi. Kepanikan bisa terjadi karena ada penekanan yang berlebihan terhadap bahaya atau ancaman terhadap masyarakat.

(38)

propaganda. Dalam menjalankan fungsi korelasi, media sering kali bisa menghalangi ancaman terhadap stabilitas sosial dan memonitor atau mengatur opini publik.

3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), yaitu dimana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Dengan cara ini, mereka bertujuan untuk meningkatkan kesatuan masyarakat dengan cara memperluas dasar pengetahuan umum mereka.

Fungsi hiburan (entertainment), sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekalipun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan bagian selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk mengisi waktu luang. Media mengekspos budaya massa berupa seni dan musik pada berjuta-juta orang, dan sebagian orang merasa senang karena bisa meningkatkan rasa dan pilihan publik dalam seni.

2.1.5.3 Sur at Kabar (Koran) sebagai Salah Satu Media Massa

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya.

(39)

proporsional. Kehadiran iklan dalam media cetak dengan kata lain telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar.

Berdasarkan pengalaman selama tahun 1970-1985 diketahui ternyata lebih banyak surat kabar dan majalah gulung tikar karena tidak mendapatkan iklan, sekalipun di Indonesia budaya membaca belum terlalu memasyarakat. Surat kabar merupakan media utama yang banyak digunakan dalam periklanan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1.Jangkauan distribusi surat kabar tidak dibatasi. 2. Jangkauan media lainnya, radio dan televisi dibatasi. 3. Harga satuan surat kabar murah dan dapat dibeli eceran. (Kasali, 1992 : 100)

Surat kabar adalah sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media massa cetak, yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala bisa harian, mingguan dan bulanan serta secara umum (Junaedhi, 1991:257).

Selain pendapat di atas pengertian surat kabar juga dikemukakan Onong Uchjana Effendy yaitu :

(40)

2.1.5.4 Cir i-ciri dan Sifat Sur at Kabar

Pada umumnya kalau kita berbicara mengenai surat kabar sebagai salah satu jenis media cetak, maka kita pun harus mengetahui ciri-ciri dari surat kabar itu sendiri, yaitu :

1. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.

2. Perioditas (Kontinuitas)

Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.

3. Universalitas

Universalitas adalah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia.

4. Aktualitas

Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita. (Effendy, 1986 : 120)

Dibandingkan dengan media elektronik yang menyiarkan pemberitaan seperti radio dan televisi, ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar menurut Effendy (2001:155-158), yakni:

1. Terekam

(41)

2. Menimbulkan perangkat mental secara aktif

Karena berita surat kabar mengunakan bahasa dengan huruf “mati” diatas kertas, maka pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif. Maka, wartawan harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim untuk memudahkan pembaca dalam mencernanya.

3. Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi, pesan yang disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya.

4. Efek sesuai dengan tujuan

Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar bergantung pada tujuan si wartawan sebagai komunikator.

2.1.5.5 Fungsi Sur at Kabar

Pada jaman modern sekarang ini, surat kabar tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsi surat kabar sekarang meliputi berbagai aspek, yaitu :

a. Menyiarkan informasi

(42)

pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.

b. Mendidik

Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

c. Menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human

Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.

d. Mempengaruhi

(43)

untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan. (Effendy, 1986 : 122-123)

2.1.6 Definisi Berita

Kata berita sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta Virit atau dalam bahasa Inggris disebut Write yang sebenarnya berarti "terjadi" atau "ada". Beberapa orang juga ada yang meyebut kata ini dengan kata Vritta yakni "kejadian" atau "yang sedang terjadi". Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (Muslimin dan Djuroto, 1991:1).

Menurut J.B Wahyudi (penulis buku Komunikasi Jurnalistik) berita adalah sebuah uraian tentang fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik.

Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (signifikan), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur seperti :

a. Baru dan penting,

(44)

Menurut penelitian terdahulu mahasiswa Universitas Sumatera Utara, definisi lain dari berita oleh Doug Newson dan James A. Wollert dalam

Media Writing : News for the Mass Media (1985:11), berita adalah apa saja yang

ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat (dalam Sumadiria, 2005:64). Dengan melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan. Batasan-batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh lain mengenai berita, yang dikutip Assegaff, 1983 (dalam Mondry, 2008:132-133) antara lain sebagai berikut :

1. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca.

2. Williard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena dia dapat menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut.

3. William S. Maulsby dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

(45)

2.1.6.1 J enis Berita

Ada sejumlah jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik, yang paling popular dan menjadi menu utama surat kabar adalah:

1. Berita Langsung

Berita langsung (straight news) adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi. Berita langsung dibagi menjadi dua jenis: berita keras atau hangat (hard news) dan berita lembut atau ringan (soft news).

2. Berita Opini

Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu peristiwa.

3. Berita Interpretatif

(46)

4. Berita Mendalam

Berita mendalam (depth news) adalah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (follow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.

5. Berita Penjelasan

Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung dan berseri.

6. Berita Penyelidikan

Berita penyelidikan (investigative news) dalah berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature (Romly, 2003 : 40-46).

(47)

1. Berita Singkat (spot news), yaitu berita atau laporan peristiwa yang sedang terjadi secara langsung atau siaran langsung.

2. Berita Basi, yaitu berita yang sudah tidak actual lagi.

3. Berita Bohong (libel), yaitu berita yang tidak benar atau tidak factual sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik.

4. Berita Foto, yaitu laporan peristiwa yang ditampilkan dalam bentuk foto lepas, tidak ada kaitan dengan tulisan yang ada di sekelilingnya.

5. Berita Kilat (news flash), yaitu berita yang penting segera diketahui publik, dimuat di halaman depan surat kabar.

6. Berita Pembuka Halaman (opening news), yaitu berita atau tulisan yang ditempatkan di bagian awal atau paling atas halaman surat kabar, semacam berita utama (headline) (Romly, 2003 : 47).

2.1.6.2 Nilai Berita

Pemberitaan suatu berita biasanya tidak terlepas dari nilai berita bersangkutan. Menurut Junaedhie (1991), nilai berita adalah ukuran baik-tidaknya suatu berita untuk dipilih dan dipublikasikan. Nilai-nilai berita yang tinggi biasanya selalu berkaitan dengan kecepatan penyajian, kedekatan berita dengan masyarakat, kaitannya dengan nama-nama mashyur, dampak berita, dan sentuhan terhadap unsur-unsur kemanusiaan.

(48)

1. Proximity, atau kedekatan berita dari segi psikologis maupun

geografis dengan khalayak pembaca. Kejadian yang dekat dengan pembaca akan menarik perhatian pembaca. Berita yang secara fisik dan psikologis dekat dengan khalayak akan semakin tinggi nilai beritanya.

2. Timelines, atau aktual bahwa berita tersebut sedang atau baru

terjadi. Waktu merupakan nilai berita yang amat penting. Berita adalah sesuatu yang baru, sedang berlangsung, dan seringkali adalah kelanjutan dari hari ini atau saat sebelumnya.

3. Unusualness, atau keluarbiasaan bahwa berita adalah sesuatu yang

luar biasa, bukan peristiwa biasa. Kejadian yang tidak lazim adalah berita besar. Nilai keluarbiasaan ini diteruskan oleh wartawan lewat kalimat-kalimat yang klise.

4. Newness, atau kebaruan bahwa berita adalah semua yang terbaru.

Kejadian-kejadian yang terbaru terangkum dalam berita.

5. Impact, atau akibat bahwa berita memiliki dampak yang luas.

Berita berkaitan dengan kejadian yang kemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.

6. Information, berita adalah informasi. Informasi adalah hal yang

(49)

fakta yang 11 diperoleh wartawan, kemudian fakta tersebut disampaikan kepada khalayak.

7. Conflict, berita adalah konflik atau pertentangan. Peristiwa mengenai perang, perkelahian, pergulatan politik, bisnis, olahraga sangat menarik minat pembaca.

8. Public figure, berita adalah tentang orang-orang penting. Publik

akan tertarik untuk membaca, mendengarkan atau menonton berita yang berkaitan dengan orang-orang penting dan dikenal.

9. Suprising, berita adalah kejutan yang datangnya tiba-tiba, di luar

dugaan. Berita berkaitan dengan hal-hal yang besar secara kuantitatif.

10.Human interest, ketertarikan manusia bahwa berita dapat

menggugah perasaan. Kejadian memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa menarik perhatian pembaca.

11.Sex, berita adalah informasi yang terkait dengan jenis kelamin,

terutama mengenai perempuan.

2.2 Kerangka Berpikir

(50)

sebagai kejadian abstrak yang mengambil tempat didalam otak dan hati masyarakat (Liliweri, 1991:27).

Dalam membaca sebuah media seperti surat kabar, seseorang individu berhak memilih bagian, rubrik atau berita mana yang akan dibaca oleh pembaca. Hal ini dikarenakan individu memiliki kebutuhan berbeda, seperti kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif social maupun integratif personal. Dan dapat menimbulkan persepsi tertentu setelah membacanya.

Levine dan Shefner mengemukakan, persepsi adalah cara dimana individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

“Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada objek-objek fisik maupun objek social, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus social yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain” (Young. 1956:78).

(51)

masyarakat Sidoarjo terhadap pemberitaan parkir berlangganan yang ada pada surat kabar tersebut.

Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Wawancara mendalam merupakan upaya untuk mendapatkan makna sebagai hasil persepsi individu terhadap suatu objek (berita) sesuai dengan proses penerimaan, pemahaman dan proses sosialisasi yang berbeda pada masing-masing individu tersebut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Berita cover story “Mencermati

Empat Tahun Penerapan Parkir Berlangganan di Sidoarjo”

(52)

3.1 Metode Penelitian

Definisi operasional adalah suatu pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penjelasan atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana yang digambarkan menurut konsepnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan menggunakan analisis kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kountur,2003:53).

Tipe penelitian deskriptif bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan veriabel beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variable (Rakhmat 2007:69).

(53)

1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrument pokok riset.

2. Perekam, yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti documenter.

3. Analisis data lapangan.

4. Melaporkan hasil termasuk diskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar.

5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap peneliti mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses penelitiaanya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi social. 6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi peneliti.

Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data. 7. Realitas adalah holistic dan tidak dapat dipilah-pilah. 8. Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang

terjadi dan individu-individu.

9. Lebih pada kedalaman (depth) dari pada keluasan (breadth).

10. Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur. 11. Hubungan antara teori, konsep, dan data: data

(54)

Pendekatan kualitatif dipilih dengan pertimbangan lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan informan, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi, meskipun mempunyai bahaya bias peneliti. Metode kualitatif yang digunakan adalah pendekatan fenomologis. Artinya peristiwa dan kaitan-kaitannya orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu dengan menekankan pada aspek subjektif dari perilaku orang, dan pendekatan interaksi simbolik, yang berasumsi bahwa pengalamn manusia dipengarui oleh penafsiran, dimana menjadi paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status social ekonomi, kewajiban peranan resep budaya, mekanisme pengawasan masyarakat atau lingkungan fisik lainnya. Peneliti berusaha “mengungkap proses interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang yang diteliti. Peneliti berusaha mendalami aspek “subjek dari perilaku manusia dengan cara masuk ke dunia konseptual orang-orang yang diteliti, sehingga dapat dimengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan pada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini bukan berarti peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang diteliti (Moleong,1996:4-13).

(55)

mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan serta memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim (Moleong,2002:121).

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik pokok yakni mementingkan makna dan konteks, dimana proses penelitiannya lebih bersifat siklus dari pada linier. Dengan demikian, pengumpulan data dan analisa data berlangsung secara simultan, lebih mementingkan ke dalam dibanding keluasan penelitian, sementara peneliti sendiri merupakan instrument kunci. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pengamatan berperan serta (participant observation) yang didefinisikan mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun dengan wawancara mendalam (indepth interview) (Bondan dan Moleong, 2002:117).

Pendekatan kualitatif sifatnya fenomenologis untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu, realitas sosial, memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial (moleong, 2002:9).

3.2 Operasional Konsep 3.2.1 Persepsi

(56)

huruf-hurufnya tampak jelas. Inilah sensasi. Ketika anda melihat huruf, merangkainya dalam kalimat dan mulai menangkap makna dari apa yang Anda baca, terjadilah persepsi. (Rakhmat, 2004:51).

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Desiderato. 1976:129).

Factor lain yang mempengaruhi persepsi dalam buku Jalaluddin Rakhmat yang berjudul Psikologi Komunikasi adalah perhatian (attention). Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Andersen, 1972:46). Dalam buku yang ditulis Kenneth E. Andersen, perhatian terjadi bila kita mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.

3.2.2 Berita

Pengertian berita dari Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writing yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New survey

Journalism) menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta

(57)

Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta atau ide atau opini actual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton (Charnley, 1975:44).

3.2.3 Masyarakat

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan menusia dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat saling berinteraksi. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut, masyarakat adalah kesatuan hidup menusia yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2002:143-147).

3.2.4 Cover story “Mencer mati Empat Tahun Penerapan Par kir

Ber langganan di Sidoar jo”.

(58)

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi/badan. Parkir berlangganan adalah penggunaan pelayanan parkir baik di tepi jalan umum maupun di tempat khusus parkir yang pembayarannya secara berlangganan. Pembayaran retribusi parkir berlangganan dilakukan setiap setahun sekali pada bersamaan dengan pembayaran pajak kendaraan bermotor di SAMSAT Sidoarjo. Besaran biaya yang dibayarkan berbeda-beda tergantung pada jenis kendaraan bermotor.

(59)

Pelaksanaan parkir berlangganan ini memberikan sumbangan pendapatan yang cukup besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan data dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kab. Sidoarjo pendapatan dari retribusi parkir berlangganan pada tahun 2011 mencapai Rp 20.258.103.000 sedangkan pada tahun 2010 mencapai 18 Miliar dan pada tahun 2012 sampai dengan tanggal 30 April telah mencapai 6 miliar rupiah, dan apabila dibandingkan dengan pendapatan parkir konvensional (non-berlangganan) perbedaannya terlihat sangat jauh. Pendapatan parkir konvensional untuk tahun 2010 hanya 108 juta rupiah, kemudian pada tahun 2011 hingga 30 April 2012 pendapatan dari parkir konvensional hanya mencapai 13 juta rupiah dan 36 juta rupiah.

Pelaksanaan parkir berlangganan menjadi sorotan dari masyarakat yang merasa kurang puas dengan kinerja pelaksana dari parkir berlangganan. Masyarakat Sidoarjo mengeluhkan mengenai tingkah laku jukir yang dianggap masih sering memungut biaya parkir meskipun berada di kawasan parkir berlangganan padahal masyarakat telah membayar sejumlah uang sesuai ketentuan secara berlangganan untuk retribusi parkir secara berlangganan. Sejumlah masyarakat, LSM, dan beberapa fraksi di DPRD Kabupaten Sidoarjo mengatakan apabila tidak ada perubahan menjadi lebih baik maka peraturan mengenai parkir berlangganan dicabut saja.

(60)

di lahan yang diklaim sebagai miliknya tersebut, sehingga jukir-jukir masih harus berbagi dengan pemilik lahan. Salah seorang jukir mengaku setoran kepada pemilik lahan bisa mencapai 3.5 juta per bulan sehingga demi mencukupi target tersebut tidak jarang dia masih harus memungut kembali biaya parkir kepada pengguna parkir di kawasan berlangganan.

3.3 Infor man Penelitian

Pada penelitian ini narasumber atau informan yang digunakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. masyarakat bertempat tinggal di Sidoarjo. b. berlangganan surat kabar Jawa Pos

c. mengetahui pemberitaan program parkir berlangganan di Sidoarjo.

d. memiliki kendaraan berkode daerah Sidoarjo (plat nomor kendaraan W).

Latar pendidikan dan struktur sosial beragam, yang terpenting adalah memahami permasalahan yang terjadi sesuai inti penelitian, serta bisa memberikan data yang diperlukan oleh peneliti.

3.4 Unit Analisis

(61)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan sumber data utama adalah wawancara mendalam (in-depth interview) yang menghasilkan data berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. teknik ini dinilai paling sesuai, karena hal tersebut memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti tidak sekedar menjawab pertanyaan (Mulyana, 2002:183).

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberaoa kali). Karena itu disebut juga wawancara intensif (Kriyantono, 2006:98).

Sebelum peneliti mengumpulkan data di lapangan dengan metode wawancara, sebaiknya peneliti menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara (interview guide) di lapangan. Namun daftar pertanyaan tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat ketat, padat mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi di lapangan. Selanjutnya, jawaban-jawaban informan dicatat dan direkam oleh peneliti.

(62)

1. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti dan jika periset merasa data yang terkumpul sudah jenuh (tidak ada sesuatu yang baru) maka peneliti bisa mengakhiri wawancara.

2. Menyediakan latar belakang secara detail (detailed background) mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dari wawancara ini terelaborasi beberapa elemen dalam jawaban, yaitu opini, nilai-nilai (values), motivasi, pengalaman-pengalaman, maupun perasaan informan.

3. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain. susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan (Denzin, 1989:105). Jadi, pertanyaannya tergantung pada apa yang ingin diperoleh dan berdasarkan jawaban informan yang dikembangkan oleh peneliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini analisis data diperoleh dari data mentah depth interview (Kriyantono, 2006:192)

(63)
(64)

4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Sidoarjo

"SIDOARJO PERMAI BERSIH HATINYA", Pertanian Maju, Andalan Industri, Bersih, Rapi, Serasi, Hijau, Sehat, Indah dan Nyaman.

Artinya, Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pertanian yang subur sebagai limbung pangan, mempertahankan pertanian yang maju agar bisa swasembada pangan dengan cara intensifikasi pertanian dan menggunakan mekanisme teknologi tepat guna. Disamping itu dukungan industri menjadi faktor penting sebagai perwujudan kesejahteraan, maka kedua hal tersebut harus berkembang secara serasi. Selain itu masyarakat Kabupaten Sidoarjo berbudaya hidup dengan lingkungan bersih, rapi, serasi, hijau dan nyaman.

Lambang Daerah, lambang daerah Kabupaten Sidoarjo terbagi 5 bagian, yaitu:

(65)

2. Sebuah bintang bersudut lima. Bintang berarti ke Tuhanan Yang Maha Esa, menggambarkan bahwa masyarakat Sidoarjo berkehidupan ber-Ketuhanan/Beragam lima.

3. Setangkai padi delapan belas butir dan sebatang tebu lima ruas dengan bentuk membulat. Menggambarkan hasil bumi yang paling penting di Sidoarjo. Bentuk membulat dari padi dan tebu menggambarkan kebulatan tekad untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur. Sedang 18 butir padi

menunjukan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

4. Ikan bandeng dan udang yang membentuk huruf "S". Menggamarkan hasil tamak dengan membentuk huruf "S" yang menunjukkan huruf pertama dari Sidoarjo.

5. Pita bertuliskan "Kabupaten Sidoarjo".

Keadaan Geografis:

a. Letak Geografis Kabupaten sidoarjo 112,5 - 112,9 Bujur Timur dan 7,3 - 7,5 Lintang Selatan. Berbatasan sebelah utara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan Kabupaten Pasuruan, sebelah barat Kabupaten Mojokerto, sebelah timur Selat Madura.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian yang lain yang menggunakan bagian lain dari Tamarindus indica yaitu bagian biji dan daunnya, terdapat penurunan kadar glukosa darah, namun tidak

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa total kompensasi yang dilakukan oleh PT.GWT adalah Rp 1.673.604, akibat adanya kompensasi tersebut menyebabkan PPN terutang PT.GWT menjadi

siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA NU Wahid Hasyim Salafiyah.. Jekulo Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017 ”, untuk itu, disini penulis

Argumentasi di atas, dikuatkan oleh pandangan Strauss and Carbin dalam Sukidin (2003:1) yang menandaskan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap berwujud adalah aktiva tetap yang dimiliki bentuk fisik, yang digunakan untuk

Dari uraian tersebut penggerak utama dipilih, yaitu motor bensin dengan alasan karena dalam perancangan mesin perajang ini tidak diperlukan daya yang terlalu besar, agar

Key words: Khamir selulolik / Cellulolytic yeast, khamir tanah/ soil yeast, Debaryomyces, Candida, Taman Nasional Gunung Halimun/.. Gunung Halimun

Dari hasil wawancara bersama salah satu infroman generasi penerus dapat dijelaskan bahwa tidak adanya ketertarikan terhadap dunia pertenunan dikarenakan proses