• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE ( Studi Deskriptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) Online Dari Jenjang SD Ke SMP Di Pemerintahan Kota Surabaya ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE ( Studi Deskriptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) Online Dari Jenjang SD Ke SMP Di Pemerintahan Kota Surabaya )."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

SD Ke SMP Di Pemerintahan Kota Sur abaya )

SKRIPSI

OLEH :

RENDY SUTANSYAH NPM : 0943010019

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Disusun Oleh :

RENDY SUTANSYAH 0943010019

Menyetujui Pembimbing Utama

Dr s. Kusnar to, M.Si NIP. 19.5808011984021001

Mengetahui, WS. D E K A N

(3)

Oleh :

RENDY SUTANSYAH NPM. 0943010019

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal 20 J uni 2013

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. KETUA

Dr s. Kusnar to, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si

NIP. 19.5808011984021001 NPT. 3.67049500361

2. SEKERTARIS

Dr s. Saifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 3.70069400351 3. ANGGOTA

Dr s. Kusnar to, M.Si NIP. 19.5808011984021001

Mengetahui, WS. D E K A N

(4)

Nya kepada peneliti sehingg skripsi dengan judul “MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE ( Studi Deskriptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) Online Dari Jenjang SD Ke SMP Di Pemerintahan Kota Surabaya ) dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada bapak Drs. Kusnarto, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah sangat sabar, selalu memberikan semangat tanpa henti dan banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasihat serta motivasi kepada peneliti. Dan juga peneliti mendapatkan bantuan dari banyak pihak baik berupa moril, spiritual dan meteril, untuk itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Drs. Sumardjijati, M.Si, selaku wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(5)

kesabaran yang diwujudkan dalam doa yang secara terus menerus tiada henti.

7. Sahabat dan teman-teman peneliti yang selalu memberikan dukungan baik secara motivasi dan masukan-masukan ide yang sangat membantu.

8. Seluruh pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu.terimakasi atas semangat yang telah diberikan secara terus menerus sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti sadar bahwa didalam skripsi ini banyak kekurangan untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang peneliti miliki semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang dan peneliti sendiri pada khususnya.

Surabaya, 27 Mei 2013

(6)

DAFTAR ISI………...………...…vi

DAFTAR PUSTAKA……….………ix

DAFTAR LAMPIRAN...………...……..……….…ix

DAFTAR GAMBAR……….………ix

ABSTRAKSI……….………..x

BAB I PENDAHULUAN………..……….1

1.1. Latar Belakang Masalah………1

1.2. Rumusan Masalah………..………9

1.3. Tujuan Penelitian……….……....10

1.4. Manfaat Penelitian………...………10

1.4.1. Manfaat Teoritis………..…10

1.4.2. Manfaat Praktis………...11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA………...….12

2.1.Penelitian Terdahulu……….…………....12

2.2. Landasan Teori……….15

2.2.1. Pengertian Komunikasi……….……..15

2.2.2. Fungsi Komunikasi……….18

2.2.3. Sifat Komunikasi………19

(7)

2.3.2. Komunikasi Interpersonal Saling Mengubah………25

2.4. Komunikasi Kelompok…………..………..25

2.5. Komunikasi Massa………..……….26

2.5.1. Ciri Utama Komunikasi Massa………...………….………...27

2.5.2. Fungsi Komunikasi Massa………..………27

2.5.3. Elemen-Elemen Komunikasi Massa………...……....27

2.6. Unsur Model Komunikasi Massa………...………..28

2.6.1. Model Komunikasi Satu Tahap………...….29

2.6.2. Model Komunikasi Dua Tahap.………..………29

2.7. Media Massa………....30

2.7.1. Fungsi Media Massa…….………..………31

2.7.2. Jenis-Jenis Media Massa……….…31

2.8. Pengertian Sosialisasi………...………32

2.8.1. Proses Sosialisasi………... 33

2.8.2. Jenis-Jenis Sosialisasi……… 36

2.8.3. Faktor Yang Mempengaruhi Sosialisasi……… 37

2.9. Pengertian PPDB On Line……….…………..38

(8)

3.3. Pembatasan Masalah………52

3.4. Lokasi Penelitian………..………53

3.5. Unit Penelitian……….53

3.6. Obyek dan Informan Penelitian………….………..54

3.7. Metode Pengumpulan Data………..55

3.8. Teknik Analisis Data……….………..56

BAB 1V PENYAJ IAN DAN ANALISIS DATA………...………….58

4.1. Gambaran Objek Penelitian……….…58

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya……….58

4.2. Penyajian Data……….60

4.2.1. SMP Yang Sudah Sosialisasi………....60

4.2.2. Identitas Responden………..61

4.3. Analisis Data…….………...67

4.4. Pembahasan………. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…..92

5.1. Kesimpulan………..…………92

(9)

Lampiran 2 Hasil Wawancara……….97 Lampiran 3 Foto Dokumentasi Wawancara……….…115 DAFTAR GAMBAR

(10)

with the phenomena that always comes from every years of the issue of preparing students to meet the new admission activities. This makes students parents’ worry when their children can not get a seat at the first public junior school in caused by intense competition and the amount of learners far more than the availability of the capacity in public schools. This leads to a lot of parents do not understand and have problems on the government programs that use the PPDB online system.

The purpose of this study is to know how understanding the parents of new students on the procedures PPDB online in five Regional Junior High School in Surabaya, the kind of the obstacle found by the parents’ and also what kind of communication models are used by the Education Department on the procedures of PPDB online .

This study used qualitative methods, with techniques of collecting and analyzing the data using in-depth interviews and a descriptive analysis. From the analysis, it can conclude that the two-stage model of communication used by Dispendik Surabaya is the best way and rich much successful because after the principal gave a lot of information on their socialization make much progress for the students parents’ and increased understanding of the procedure of PPDB online.

Key words : model of communication, PPDB Online, socialization

ABSTRAK

Setiap awal tahun ajaran baru orang tua calon peserta didik di sibukan dengan fenomena yang selalu muncul dari tahun ke tahun yaitu masalah persiapan menyongsong kegiatan penerimaan peserta didik baru. Ini membuat orang calon peserta didik kawatir bila putra-putri mereka tidak bisa mendapatkan tempat duduk di sekolah menengah pertama negeri di karenakan oleh ketatnya persaingan dan jumalah peserta didik yang jauh lebih banyak dari pada ketersediaan pagu di sekolah-sekolah negeri. Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang tidak paham dan mengalami hambatan akan program pemerintah yang menggunakan sistem PPDB online ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya dan Apa saja yang menghambat mereka lalu Model Komunikasi seperti apakah yang digunakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan

(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan

sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian ( mutual understanding ) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirim pesan atau informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. ( Tommy Soeprapto, 2011 : 5 ).

Hakikat manusia sebagai makhluk sosial mendorong manusia untuk saling berkomunikasi satu sama lain, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi, dengan demikian wawasan dan pengetahuan manusia dapat berkembang. Proses komunikasi ini terjadi sejak manusia ini hadir dalam kehidupan. Sejak manusia ini hadir dalam kehidupan sejak itu juga terjadi proses pertukaran ide, informasi, gagasan, keterangan, imbauan permohonan, saran, usul, bahkan perintah.

(12)

penyampaian pesan kepada makhluk yang bukan manusia ( hewan dan tumbuhan). ( Nurani, 2010 : 5 ).

Dalam kajian ilmu sosial (sosiologi), syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya (1) kontak sosial; (2) komunikasi. Komunikasi adalah suatu hubungan yang melibatkan proses ketika informasi dan pesan dapat tersalurkan dari satu pihak (orang dan benda / media) ke pihak lain. Tanpa adanya komunikasi, sejarah peradapan manusia tak akan dapat maju sebagaimana tak ada hubungan yang memungkinkan informasi atau pesan dapat dibagi terhadap orang lain yang membuat informasi, wawasan dan pesan dapat tersampaikan. Sejak manusia hadir dalam kehidupan, sejak itu pula terjadi proses pertukaran ide, informasi, gagasan, keterangan, imbauan, permohonan, saran, usul bahkan perintah. Dengan itu pula informasi atau pengetahuan yang dikemukakan oleh seseorang atau sekelompok manusia dapat di terima banyak orang dan akhirnya persepsi terhadap suatu hal mampu membuat masyarakat memahaminya secara bersama-sama. (Nurani, 2010 : 11-12 ).

(13)

Komunikasi memiliki variasi definisi yang tak terhingga seperti : saling bicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra dan masih banyak lagi. Hal ini adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para akademis : dapatkah kita secara layak menerapkan istilah sebuah subjek kajian ilmu tehadap sesuatu yang sangat beragam dan memiliki banyak sisi yang sebenarnya terjadi pada fenomena komunikasi manusia. ( John Fiske, 2012 :1 ).

Komunikasi bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Wilayahnya bisa makro dan mikro. ( Nurani, 2010 : 6 ).

Komunikasi dapat dikatakan positif apabila terjadi suatu komukasi dengan intensi adanya pencapaian pengertian yang sama antara kedua belah pihak terhadap pesan yang disampaikan dengan tetap melakukan respect ke dalam prosesnya kalau tidak ada kompenan dari yang diatas maka larinya komunikasi tersebut adalah negatif, artinya tidak ada komunikasi dan perolehan yang ditimbulkannya berdampak pada kebosanan, adanya asumsi image yang kurang baik mungkin perpecahan, kalau ada komunikasi positif semuanya dapat dilakukan dan akan berbuah sinergi. ( w w w .w ordpress.com )

(14)

Jika berbicara mengenai ilmu komunikasi sebenarnya tidak hanya komunikasi secara perorangan yang dilakukan pelaku komunikasi tetapi banyak juga pelaku komunikasi yang melakukan tindak komunikasi secara berkelompok dengan banyak orang untuk menyampaikan program yang berisi pesan-pesan untuk mencapai tujuan bersama, cara berkomunikasi yang demikian biasa kita sebut dengan bersosialisasi. ( Alvin A, 2006 : 7 ).

Baru-baru ini ditemui suatu kegiatan dalam bentuk sosialisasi yang membahas tentang masalah dalam dunia pendidikan. Sosialisasi tersebut membahas seputar permasalahan yang timbul di masyarakat.

Sosialisasi ini memberikan solusi serta informasi mengenai tata cara dan aturan dalam program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang sering membuat orang tua resah memikirkan putra-putrinya untuk mendaftarkan ke sekolah yang lebih tinggi, yaitu lulusan SD ke jenjang SMP.

Keresahan tersebut dapat dipahami karena sebagian orang tua masih banyak yang menghendaki putra-putrinya dapat diterima di sekolah negeri. Nyatanya jumlah tamatan SD dengan pagu SMP Negeri tidaklah berbanding lurus. Sehingga calon peserta didik harus bersaing yang relatif ketat.

(15)

diterima di sekolah negeri, tanpa memprioritaskan orang-perorang maupun golongan. ( Dr. IKHSAN, S.Psi., MM, Dispendik Surabaya ).

Seperti fenomena yang sekarang, walaupun pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya sudah mensosialisasikan tentang PPDB melalui media massa, namun masih banyak orang tua calon peserta didik baru yang datang berbondong-bondong ke sekolah-sekolah untuk menanyakan tentang tata cara Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ).

Ditemukan banyak kendala-kendala dalam sosialisasi PPDB melalui media massa maupun media online. Masih banyak warga masyarakat yang tidak mengerti atau tidak bisa memahami tata cara mendaftarkan putra-putrinya untuk masuk ke SMP secara Online.

Masyarakat kurang memahami isi pesan sosialisasi yang disampaikan oleh pihak Dinas Pendidikan karena hal ini masih baru bagi orang tua peserta didik.

Agar sosialisasi PPDB bisa berjalan lancar, maka pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya serta para kepala sekolah SMP negeri di Surabaya bekerja sama dalam mensosialisasikan tata cara Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) yang selanjutnya seluruh kepala sekolah akan melanjutkan sosialiasi PPDB ini ke seluruh warga di kecamatan masing-masing dan ada juga kepala sekolah di wilayah tertentu yang mengadakan sosialisasi di lingkungan sekolahnya.

(16)

keresahan para orang tuan calon peserta didik baru dalam menyambut datangnya tahun pelajaran baru. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah SMP di tiap Wilayah Surabaya, masyarakat cenderung menjadi lebih paham mengenai tata cara PPDB karena masyarakat dapat bertanya secara langsung.

Berdasarkan hal tersebut maka pihak kepala sekolah SMP di lima Wilayah memberi sosialisasi di Kecamatan dan di sekolah mereka masing-masing yang di sambut baik oleh peserta sosialisasi. Isi sosialisasi yang disampaikan pihak kepala sekolah di lima wilayah Surabaya mengenai PPDB tahun pelajaran 2013/2014 yang harus diperhatikan oleh orang tua/wali calon peserta didik, antara lain :

A. Jalur Umum seleksi akademis menggunakan nilai Ujian Nasional (UN) B. Jalur Sekolah Kawasan seleksi dilakukan dengan pembobotan Nilai Ujian Nasional (UN) dengan bobot 40% dan Tes Potensi Akademis (TPA) dengan bobot 60 %.

C. Calon Peserta Didik tamatan sekolah di Surabaya tetapi bukan warga Kota Surabaya (untuk selanjutnya disebut Rekomendasi Dalam Kota), diberi kesempatan untuk sekolah di Surabaya dengan pagu 1 % (satu persen) dari total Pagu Kota Surabaya dan total pagu masing-masing sekolah.

(17)

PPDB dengan konsep tanpa kertas ini masih dijadikan basis pelayanan dan terus ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dan orang tua (masyarakat) dalam melakukan pendaftaran. Orang tua calon peserta didik baru dapat melakukan pendaftaran di rumah, di sekolah-sekolah negeri yang siap membantu, di semua lokasi yang memiliki akses internet, dimana saja sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Hal ini disebabkan karena konsep yang digunakan dalam PPDB adalah berbasis WEB.

Meskipun demikian, PPDB yang berbasis WEB ini masih menimbulkan kekhawatiran Orang Tua calon peserta didik baru tentang sulitnya melakukan pendaftaran, maka Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerja sama dengan pihak SMP Negeri di ke lima wilayah untuk melakukan berbagai upaya agar kekhawatiran itu dapat diminimalisir, antara lain :

A. Menyederhanakan cara pendaftaran lewat internet

B. Semua calon siswa yang berasal dari SD/SDLB/MI/SMP/SMPLB/MTs sebanyak lebih kurang 85.000 calon siswa diberikan panduan bagaimana cara mendaftar

C. Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam sarana prasarana, sosialisasi, maupun membantu pendaftaran

D. Memberi kesempatan untuk mencoba (latihan pendaftaran) sebanyak 3 (tiga) kali.

(18)

Selain ketentuan diatas, ada sejumlah kriteria bagi calon peserta didik baru yang dikategorikan sebagai berikut :

A. Calon Peserta Didik Kategori Dalam Kota merupakan calon peserta didik yang berasal dari sekolah di Wilayah Kota Surabaya dan merupakan warga Surabaya yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK).

B. Calon Peserta Didik Kategori Mutasi merupakan calon peserta didik yang berasal dari sekolah di luar Wilayah Kota Surabaya dan merupakan warga Surabaya yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) dimana yang bersangkutan tidak termasuk dalam pagu 1%.

C. Calon Peserta Didik Kategori Rekomendasi Dalam Kota merupakan calon peserta didik yang berasal dari sekolah di Wilayah Kota Surabaya tetapi bukan warga Surabaya. Pagu yang tersedia adalah 1% baik dari pagu kota maupun pagu sekolah.

D. Calon Peserta Didik Kategori Luar Kota merupakan calon peserta didik yang berasal dari sekolah di luar Wilayah Kota Surabaya dan bukan warga Surabaya. Pagu yang tersedia adalah 1% baik dari pagu kota maupun pagu sekolah.

(19)

F. Jika calon peserta didik menjadi satu dengan orang tua kandung dalam satu Kartu Keluarga Kota Surabaya maka tidak diberlakukan pembatasan tanggal penerbitan Kartu Keluarga sebagaimana ketentuan ayat 5.

G. Calon Peserta Didik Kategori Khusus merupakan calon peserta didik sebagai berikut :

a. Calon Peserta Didik Prestasi Olah Raga;

b. Calon Peserta Didik Prestasi Akademis dan Non-Akademis c. Calon Peserta Didik Inklusif;

d. Calon Peserta Didik Mitra Warga;

e. Calon Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Satu Lokasi;

H. Pagu Calon Peserta Didik Baru Mitra Warga, sebesar 5% dari pagu masing-masing sekolah.

Program Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang bekerja sama dengan kepala sekolah di lima wilayah, diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan, agar masyarakat tidak lagi kebingungan dalam menyongsong tahun pelajaran baru. Untuk itu sosialisasi yang demikian dianggap efisien menanggulangi permasalahan tersebut di atas.

1.2. Rumusan Masalah

(20)

1. Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya ?

2. Apa saja yang menghambat pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya ? 3. Bagaimana Model Komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas

Pendidikan Kota Surabaya dalam mensosialisasikan PPDB online ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya, Apa saja yang menghambat pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya, Bagaimana Model Komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

(21)

Surabaya dan Model komunikasi apa yang digunakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online.

1.4.2. Manfaat Praktis

(22)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

(23)

Lalu penelitian kedua yang berjudul Model Komunikasi dalam Sosialisasi Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga yang diteliti oleh Susilastuti Dwi N., M. Edy Susilo, dan Zudiyatko Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik descriptive analysis ini menemukan bahwa, komunikator yang berperan sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi perlu mendapatkan perhatian. Komunikator dipilih berdasarkan latar belakang komunikasi yakni masyarakat sasaran kegiatan sosialisasi. Selama ini kegiatan sosialisasi Undang-Undang PKDRT yang dilaksanakan BPPM masih berasal dari internal BPPM dan belum banyak menggunakan variasai narasumber. Komunikator kegiatan sosialisasi tidak hanya sekedar menguasai Undang-Undang PKDRT namun harus mengkaitkan dengan persoalan penyebab masalah KDRT seperti persoalan sosial, Budaya, Agama, Ekonomi. BPPM DIY hendak lebih memfokuskan kegiatan sosialisasi untuk jajaran profensi, kota atau kabupaten dalam bentuk training, yang akan menjadi narasumber jenjang dibawahnya.

(24)

perbedaan dari penelitian terdahulu yang berjudul Model Komunikasi dalam Sosialisasi Pengarusutamaan Gender dan Anggaran Responsif Gender di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunakan teori PUG dan ARG, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini menggunakan beberapa teori penunjang seperti teori komunikasi kelompok, teori komunikasi interpersonal dan teori dasarnya menggunakan dua model komunikasi massa yaitu milik Black and Whitney, Peneliti tidak menggunakan teori PUG dan ARG karena itu lebih cocok digunakan untuk komunikasi antarbudaya.

(25)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dikenali oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikannya secara memuaskan. Komunikasi memiliki variasi definisi yang tidak terhingga seperti; saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi. Hal ini adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para akademisi; dapatkah kita secara layak menerapkan istilah ‘sebuah subjek kajian ilmu’ terhadap sesuatu yang sangat beragam dan memiliki banyak sisi seperti yang sebenarnya terjadi pada fenomena komunikasi manusia? Apakah ada harapan untuk menghubungkan kajian, contohnya; antara ekspresi wajah dengan kritik sastra? Apakah itu memang merupakan sebuah upaya pengkajjian yang perlu dilakukan?

Keraguan-keraguan yang berada dibalik pertanyaan-pertanyaan seperti mungkin memunculkan pandangan bahwa komunikasi bukan merupakan sebuah subjek didalam pengertian akademik normal, namun sebuah bidang ilmu yang multidisipliner. Pandangan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa apa yang telah dinyatakan oleh para pesikolog dan sosiolog mengenai perilaku, komunikasi manusia hampir sama sekali tidak memiliki kaitan dengan apa yang dinyatakan oleh kritikus sastra.

(26)

Kelompok ini juga sangat memperhatikan dengan hal-hal seperti efisiensi dan akurasi. Pandangan ini melihat komuniksi sebagai proses dimana seseorang memengaruhi prilaku atau cara berfikir orang lain. Jika efek yang muncul berbeda atau kurang dari yang diinginkan, mahzab ini cenderung untuk berbicara dengan istilah-istilah seputar kegagalan komunikasi, dan melihat berbagai tahapan didalam proses komunikasi untuk menemukan dimana kegagalan terjadi. Untuk lebih mudahnya john fiske akan menyebut pandangan ini sebagai kelompok ‘proses’.

(27)

kecenderungan untuk memfokuskan dirinya terhadap kerja ( works ) komunikasi. ( John fiske, 2012 :1-3 ).

Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa

dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa ( Laswell ).

2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.

3. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda-tanda ( alamiah atau universal berupa simbol-simbol berdasarkan perjanjian manusia ) verbal atau non verbal yang di dasari atau tidak di dasari yang bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain.

4. Komunikasi adalah proses dimana sesorang individu atau komunikator mengooperkan stimulant biasanya dengan lambang-lambang bahasa ( verbal maupun non-verbal ) untuk mengubah tingkah laku orang lain (

CARL I.HOVLAND ).

5. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol, ( Theodorson dan Thedorson ).

6. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain ( Edwin emery ).

(28)

8. Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan / lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk prilaku manusia dan adat kebiasaan ( William Albig ).

9. Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu ( Charles H. Cooley ).

10.Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktifitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut ( A. Winnet ).

11.Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbolingusitik, seperti sistem simbol verbal ( kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain ( tulisan, oral, dan visual ) ( Karlfried Knapp ). ( Tommy Suprapto, 2011 : 5-6 ).

2.2.2. Fungsi Komunikasi

(29)

a. Proses pengembangan mental ( Development of menthal process ) b. Penyesuaian dengan lingkungan ( adjustment of environment )

c. Manupulir lingkungan ( manipulation of environment ) ( Lukiati Komala, 2009 : 138 ).

2.2.3. Sifat Komunikasi

Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut : a. Komunikasi Verbal ( verbal communication )

1. Komunikasi Lisan ( oral communication ) 2. Komunikasi Tulisan ( written communication ) b. Komunikasi nirverbal ( nonverbal communication )

1. Komunikasi kial ( gesture/body communication ) 2. Komunikasi gambar ( pictorial communication ) c. Komunikasi tatap muka ( face to face communication )

d. Komunikasi bermedia ( mediated communication ) ( Onong Uchjana, 2000 : 53 ).

2.2.4. Tujuan Komunikasi

(30)

pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feedback

yang positif dari penerima pesannya.

Tujuan efektifitas dalam ruang lingkup Robert G King di artikan sebagai cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap unsur yang terlibat dalam proses komunikasi. Baik itu komunikator, media, pesan maupun komunikan harus memainkan perannya secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sebagai proses komunikasi mencapai tujuan. ( Lukiati Komala, 2009 : 139-140 ).

2.2.5. Hambatan Komunikasi

Secara umum, ada dua jenis gangguan dalam komunikasi:

A. Gangguan teknis, yaitu gangguan yang menyangkut hambatan yang ada pada saluran komunikasi yang menjadi media antara komunikator dan komunikan ( penerima pesan ) yang menyebabkan pesan tidak sampai. B. Gangguan semantik, yaitu gangguan yang berkaitan dengan masalah

pemahaman yang berbeda tentang makna dari simbol atau isi pesan yang disampaikan, misalnya masalah bahasa yang berbeda. ( Nurani, 2010 : 86-87 ).

( West and Turner. 2008 : 12 ). Komunikasi juga melibatkan gangguan (

noise ), yang merupakan semua hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber

informasi. Ada 4 jenis gangguan:

(31)

Misalnya saja, ketika salah satu dari kami menerima laporan medis dari dokter mata, kata-kata yang muncul adalah ‘ocular neuritis’. Dilated funduscopic

examination, dan papillary conjungctival changes. Ini adalah contoh gangguan

semantic karena diluar komunitas kedokteran, kata-kata ini memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki makna sama sekali, apalagi bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris.

Kedua, gangguan fisik ( eksternal )- physical ( eksternal ) noise, berada diluar penerima.

Ketiga, gangguan psikologis ( psychological noise ) merujuk pada prasangka, bias dan kesenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain atau terhadap pesan itu sendiri.

Keempat, gangguan fisiologis ( psysiological noise ) adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan semacam ini akan muncul apabila anda sebagai pembicara sedang sakit, lelah atau lapar. ( Lukiati Komala, 2009 : 128-129 ).

Pada hakikatnya, kebanyakan dari gangguan yang timbul, bukan berasal dari sumber atau salurannya, tetapi dari audience ( penerimanya). Manusia sebagai komunikan memiliki kecenderungan untuk acuh tak acuh, meremehkan sesuatu, salah menafsirkan, atau tidak mampu mengingat dengan jelas apa yang diterimanya dari komunikator. Setidak-tidaknya ada tiga faktor psikologis yang mendasari hal itu, yaitu:

1. Selective attention. Orang biasanya cenderung untuk mengespose dirinya

(32)

seseorang tidak berminat membeli mobil, jelas dia tidak akan berminat membaca iklan jual beli mobil

2. Selective perception. Suatu kali, seseorang berhadapan dengan suatu

peristiwa komunikasi, maka ia cenderung menafsirkan isi komunikasi sesuai dengan prakonsepsi yang sudah dimiliki sebelunnya. Hal ini erat kaitannya dengan kecenderungan berfikir secara streotipe.

3. Selective retention. Meskipun seseorang memahami suatu komunikasi,

tetapi orang berkencenderungan hanya mengingat apa yang mereka ingin untuk diingat. Misalnya, setelah membaca suatu artikel berimbang mengenai komunisme, seseorang mahasiswa yang anti komunis hanya akan mengingat hal-hal jelek mengenai komunisme. Sebaliknya mahasiswa yang prokomunis cenderung untuk mengingat kelebihan-kelebihan sistem komunisme yang diungkapkan artikel tersebut. ( Tommy Suprapto, 2001 : 14-15 ).

2.2.6. Komunikasi Yang Efektif

(33)

Sehubungan dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi individu dan komunikasi massa. Dalam komunikasi individu suatu komunikasi dikatan efektif apabila komunikan (

audience ) mampu memahami pesan sebgaimana yang dimaksud oleh pengirim

atau komunikator. Sementara dalam komunikasi massa, komunikasi dikatakan efektif apabila mampu menjangkau komunikasi secara lebih luas.

Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu: komunikator, pesan, dan komunikan. Dengan demikian, apabila dirunut dari proses komunikasi, maka faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif adalah:

1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator

(34)

2. kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan

suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila memenuhi kondisi sebagai berikut:

A. Menarik perhatian

agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format yang baik, pilihan kata yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.

B. Menggunakan lambang atau bahasa yang dipahami komunikan. C. Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan.

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil putusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik dan mental mampu menerima pesan. ( Sutrisna Dewi, 2007 : 14-16 ).

2.3. Komunikasi Interper sonal

(35)

2.3.1. Komunikasi Interpesonal Mencakup Perilaku Ter tentu

Perilaku sadar ( contrivedbebaviour ) adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada. ( Agus M, 2003 : 87 ).

2.3.2. Komunikasi Interper sonal Saling Mengubah

Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling member inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pikiran, perasaan, dan sikap yang sesuai dengan topik yang dibahas bersama. Karena itu, komunikasi intrapersonal dapat merupakan wahana untuk saling belajar dan mengembangkan wawasan pengetahuan, dan kepribadian. ( Agus M, 2003 : 90 ).

2.4. Komunikasi Kelompok

(36)

tiga, atau 4 individu, dia dapat juga terjadi dalam kelompok tatap muka yang lebih besar dan kelompok-kelompok tersebut lebih bersifat permanen dari pada kelompok-kelompok yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi. ( Alvin A, 2006 : 9 ).

2.5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses tempat suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen dan besar. Komunikasi massa dibedakan dengan jenis komunikasi lainnya karena komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu dan beberapa individu atau sebagaian khusus dari populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat tercapai pada saat yang sama dan semua orang yang mewakili berbagai lapisan sosial. ( Nurani, 2010 : 192 ).

(37)

2.5.1. Ciri Utama Komunikasi Massa

McQuail menyebutkan cirri utama komunikasi massa dari segi berikut ini : A. Sumber : bukan satu orang, melainkan organisasi formal,

pengirimnya sering merupakan komunikator professional.

B. Pesan : beragam dapat diperkirakan, dan diproses, di standarisasi, dan selalu diperbanyak.

C. Hubungan pengirim bersifat satu arah dan impersonal. D. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.

E. Mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dan banyak penerima. ( Nurani, 2010 : 194 )

2.5.2. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988 ) antara lain : (1) to inform ( menginformasikan ), (2) to intertain ( memberi hiburan ), (3) to persuade ( membujuk ), dan (4) transmission of culture ( transmisi budaya ). ( Nurudin, 20011 : 64 ).

2.5.3. Elemen-Elemen Komunikasi Massa

(38)

dalam media massa antara lain : komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan, gatekeeper, pengatur, filter dan efek. ( Nurudin, 2011 : 95 ).

2.6. Unsur Model Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai model tersendiri dalam proses aliran pesan-pesannya, hal ini terjadi karena unsur yang terlibat juga beda dengan bentuk komunikasi secara umum. Untuk memberikan pemahaman model komunikasi massa, berikut ini akan dikemukakan empat elemen yang mendasari dibuatnya model ( Hiebert, Ungurait dan, Bohn, 1985 ) sebagai berikut :

A. Partisipan ( audience ) dalam komunikasi massa berjumlah besar dan dapat meningkat secara drastic setiap saat. Sebagai contoh jumlah yang berlipat-lipat itu dapat dilihat pada penonton televisi, pembaca buku atau pembaca surat kabar. Akan tetapi yang lebih penting pengirim pesan berasal dari sesorang yang berada dalam sebuah lembaga dengan aturan tertentu. B. Pesan lebih personal dan umum, tahapan ini sangat mungkin terjadi sebab

penerimaan pesan berasal dari lapisan masyarakat yang jumlahnya relative besar.

C. Masing-masing audience secara fisik dan emosional dipisahkan oleh ruang dan waktu dari komunikator dalam komunikasi massa.

(39)

2.6.1. Model Komunikasi Satu Tahap

Model ini beranggapan bahwa saluran media massa berkomunikasi langsung dengan massa komunikan tanpa berlalunya suatu pesan melalui orang lain. Tetapi pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap individu komunikan. ( Nurani, 2010 : 197 ).

Saluran

pesan saluran

Gambar 2.6.1 : Model komunikasi satu tahap ( Nurudin, 2011 : 140 ).

2.6.2. Model Komunikasi Dua Tahap

Konsep yang di gagaskan oleh Lazarsfeld dan kawan-kawannya menganggap bahwa gagasan-gagasan yang dibawa oleh madia massa diterima oleh orang-orang yang memiliki ketokohan kemudian tokoh ini meneruskan kepada masyarakat. Jadi, ada dua tahap, tahap pertama dari sumbernya komunikator kepada para pemuka masyarakat yang biasanya adalah opinion

leader di masyarakatnya, sedangkan tahap kedua adalah dari tokoh itu ke para

pengikutnya. Model ini member perhatian pada peranan media massa dan komunikasi antar pribadi dalam menyampaikan informasi. ( Nurani, 2010 : 197-198 ).

(40)

Gambar 2.6.2. : Model komunikasi dua tahap ( Nurudin, 2011 : 141 ).

2.7. Media Massa

Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang. Dalam jangka waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain. ( Nurani, 2010 : 198 ).

Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian informasi dan komunikasi yang menyebarkan informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Sedangkan informasi massa merupakan informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara missal, bukan informasi yang hanya dikonsumsi secara pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik

sumber

Pemimpin opini

(41)

publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. ( Apriadi Tambukara, 2012 : 13 ).

2.7.1. Fungsi Media Massa

Adapun media massa yang menjadi institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang dihasilkan. Secara spesifik fungsi media massa adalah : a. sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis, b. sebagai institusi public yang bekerja sesuai aturan yang ada, c. keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela, d. menggunakan standart professional dan birokrasi, dan e. media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan. ( Apriadi Tambukara, 2012 : 13 ).

2.7.2. J enis-J enis Media Massa

Media massa dibagi menjadi beberapa bentuk, antara lain : Media cetak seperti surat kabar, memiliki cirri sebagai berikut :

A. Pesan yang disampaikan memiliki unsur reproduksi utama: simbol verbal, gambar dan warna.

B. Bersifat portable : relative nyaman dan mudah bisa di bawa kemana-mana, bisa dibaca dimana saja dan dapat dibaca secara berulang-ulang.

(42)

D. Sumber kehidupan industry media cetak adalah iklan dan penjualan ( eceran maupun langganan ).

E. Isi pesan yang ada utamanya bersifat informatif.

F. Bisa berfungsi sebagai ruang publik bagi penyampaian gagsan dari masyarakat ( biasanya ada ruang gagasan dan opini, yang disampaiakan oleh masyarakat dalam bentuk tulisan ), selain juga memuat perdebatan atas isu yang menjadi polemic.

G. Relatif bebas dari regulasi ( control melalui peraturan ), terutama di dalam masyarakat yang menganut system pers bebas.

H. Wilayah janglauaannya masih didominasi oleh masyarakat perkotaan ( urban ).

Media audio visual, misalnya internet memiliki ciri sebagai berikut :

A. Pesan di sampaikan melalui unsur reproduksi yang bersifat verbal, gambar, warna suara dan gerakan.

B. Bersifat serempak

C. Umpan balik verbal non verbal

D. Karakter public dan pengaturan yang ketat.

E. Berisi berbagai bentuk onformasi dan pesan ( berita, hiburan, pendidikan dan lain-lain ). ( Nurani, 2010 : 200-202 ).

2.8. Pengertian Sosialisasi

(43)

membimbing individu ke dalam dunia sosial. Menurut pandangan Kimball

Young (Gunawan, 2000), sosialisasi ialah hubungan interaktif yang dengannya

seseorang mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural yang menjadikan seseorang sebagai anggota masyarakat. Pendapat dua ahli tersebut sama-sama menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses individu menjadi anggota masyarakat.

Sedangkan Soekanto (1985) menyatakan bahwa dalam sosialisasi individu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebelumnya juga Susanto (1983) menyatakan bahwa sosialisasi ialah proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir kelompoknya, agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses individu dalam mempelajari keperluan-keperluan sosial dan kultural di sekitarnya yang mengarah ke dunia sosial. (http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial,http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisa si,http://budakbangka.blogspot.com/2010/01/pengertian-sosialisasi.html ).

2.8.1. Pr oses Sosialisasi

(44)

Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

Sedangkan menurut George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut : Tahap persiapan (Preparatory Stage), Tahap meniru (Play Stage), Tahap siap bertindak (Game Stage), dan Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized

Stage/Generalized other).

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (social interaction) dan sebagai syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan-hubungan antara orang perorang, antara kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang perorang.

(45)

masyarakat yang mewujudkan segi dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan hubungan satu dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorang maupun kelompok masyarakat.

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu :

a. Keluarga

Menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

b. Lingkungan (teman bermain)

Pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Teman bermain dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

c. Lembaga pendidikan

(46)

d. Media massa

Yang termasuk kelompok media massa disini adalah media cetak (surat kabar, majalh, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial,http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisa si,http://budakbangka.blogspot.com/2010/01/pengertian-sosialisasi.html ).

2.8.2. J enis-J enis Sosialisasi

Jenis atau bentuk sosialisasi meliputi,

A. Sosialisasi Primer peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk sekolah.

B. Sosialisasi Sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu di masyarakat. Bentuk sosialisasi sekunder sebagai berikut:

- Resosialisasi, adalah suatu proses sosialisasi dimana seseorang diberi identitas baru. Contoh: seorang yang dirawat di rumahsakit jiwa mendapat identitas baru sebagai orang yang sakit jiwa.

(47)

kedua proses tersebut berlangsung dalam instuisi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua instuisi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal. ( http://mazwaly.wordpress.com/2013/03/30/jenis-atau-bentuk-sosialisasi/ )

2.8.3. Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Sosialisasi

Terdiri beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi. Secara garis besar, ada dua faktor yang yang dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Faktor Intrinsik

Sejak lahir manusia sesungguhnya telah memiliki pembawaan-pembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuankemampuan khusus warisan orang tuanya. Hal itu disebut sebagai faktor intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang melakukan sosialisasi. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan beragam aktivitas dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat berpengaruh terutama dalam perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu sendiri.

Faktor Ekstrinsik

(48)

Nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas agar sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat. Perpaduan antara sfaktor intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan sosialisasi.

(http://www.psychologymania.com/2012/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_26.html ).

2.9. Pengertian PPDB Online

PPDB online adalah program pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang di sosialisasikan kepada masyarakat yang berisi tentang program-program pemerintah mengenai tata cara pendaftaran peserta didik baru dari jenjang SD ke SMP dan dari jenjang SMP ke SMA melalui media online. ( Dispendik Kota Surabaya tahun ajaran 2012-2013 ).

2.10. Kerangka Ber fikir

(49)

Dari pemahaman komunikasi yang baik antar lapisan masyarakat saat melakukan kegiatan sosial dan ekonomi, diharapkan mampu memberikan pengertian atau pemahaman dari berbagai segi permasalahan komunikasi khusunya tentang sosialisasi.

Baru-baru ini ditemui suatu kegiatan dalam bentuk sosialisasi yang membahas tentang masalah dalam dunia pendidikan. Sosialisasi tersebut membahas seputar permasalahan yang timbul di masyarakat dan memberikan solusi serta informasi mengenai tata cara dan aturan dalam program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang sering membuat orang tua resah memikirkan putra-putrinya untuk mendaftarkan ke sekolah yang lebih tinggi, yaitu lulusan SD ke jenjang SMP.

Keresahan tersebut dapat dipahami karena sebagian orang tua masih banyak yang menghendaki putra-putrinya dapat diterima di sekolah negeri. Nyatanya jumlah tamatan SD dengan pagu SMP Negeri tidaklah berbanding lurus. Sehingga calon peserta didik harus bersaing yang relatif ketat.

(50)

Seperti fenomena yang sekarang, walaupun pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya sudah mensosialisasikan tentang PPDB melalui media online maupun surat kabar, namun masih banyak orang tua peserta didik yang datang berbondong-bondong ke sekolah-sekolah untuk menanyakan tentang tata cara Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ).

Ditemukan banyak kendala-kendala dalam sosialisasi PPDB melalui media massa. Masih banyak warga masyarakat yang tidak mengerti atau tidak bisa memahami tata cara mendaftarkan putra-putrinya untuk masuk ke SMP secara Online. ( SMP Negeri 42 ).

Masyarakat kurang memahami isi pesan sosialisasi yang disampaikan oleh pihak Dinas Pendidikan karena hal ini masih baru bagi orang tua peserta didik.

Agar sosialisasi PPDB bisa berjalan lancar, maka pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengundang seluruh kepala sekolah SMP Negeri dari ke lima Wilayah Kota Surabaya untuk bekerja sama dalam mensosialisasikan tata cara Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) yang selanjutnya seluruh kepala sekolah akan melanjutkan sosialiasi PPDB ini ke seluruh warga di kecamatan masing-masing maupun di sekolah masing-masing-masing-masing.

(51)

ke lima Wilayah, masyarakat cenderung menjadi lebih paham mengenai tata cara PPDB karena masyarakat dapat bertanya secara langsung.

Dalam penelitian ini peneliti berusaha melihat dan memahami fenomena

komunikasi apa yang terjadi saat sosialisasi tersebut berlangsung melalui

pemahaman model komunikasi dalam sosialisasi. Model komunikasi dibuat untuk

membantu dalam memberikan pengertian tentang komunikasi dan juga

menspesifikasikaan bentuk-bentuk komunikasi yang ada dalam hubungan

masyarakat. ( Lukita Komala, 2009 : 94 ). Hasil penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat dan pengertian kepada khalayak luas atau pelaku komunikasi mengenai pemahaman dalam memanfaatkan media massa lalu cara mengatasi hambatan-hambatan yang di temui dalam menggunakan media massa dan bagaimana cara bersosialisasi yang baik dan efektif melalui pemahaman model komunikasi dalam sosialisasi.

DINAS

MEDIA MASSA KEPALA SEKOLAH

ORANG TUA CALON PESERTA DIDIK BARU

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian yang diambil peneliti adalah ingin mengetahui Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB online di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya, apa saja yang menghambat pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya dan bagaimana Model komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode yang tidak menggunakan statistik atau angka-angka tertentu. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam untuk memperoleh jawaban dari narasumber. Teknik wawancara mendalam digunakan, karena dengan wawancara secara langsung antara peneliti dengan informan, jawaban yang didapat akan lebih murni, tidak dimanipulasi, sebab dengan wawancara secara langsung bahasa yang muncul dari informan tidak hanya bahasa verbal melainkan non verbal pun juga tampak.

(53)

Meskipun pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya telah mensosialisasikan hal ini, masih banyak yang datang berbondong-bondong ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Dikarenakan keterbatasan pengetahuan masyarakat akan tata cara tentang penerimaan peserta didik baru ( PPDB ) online yang dianggap menghambat proses PPDB.

Dari beberapa fakta yang ditemui, peneliti menyusun interview guide yang terdiri dari beberapa pertanyaan untuk mencari dan menggali informasi dari para respondennya.

Menurut Prof Dr Sugiyono dalam penelitian kualitatif ‘masalah’ yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu ‘masalah’ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. ( Sugiyono, 2008 : 205 ).

Dalam bukunya metodologi penelitian kualitatif Lexy J Moleong, ( 2010 : 8-13 ) memberikan penjelasan bahwa dari hasil penelitian Bogdan dan Biklen mengajukan lima buah ciri sedangkan Lincoln dan Guba mengulas sepuluh buah ciri penelitian kualitatif. Uraian dibawah ini merupakan hasil pengkajian dan sintesis kedua versi tersebut.

Ciri ke 1 : Latar Alamiah

(54)

Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi: ( 1 ) tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan-dalam-konteks untuk keperluan pemahaman : ( 2 ) konteks yang sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan; dan ( 3 ) sebagai struktur nilai kontekstual bersifat determinative terhadap apa yang akan dicari.

Uraian tersebut diatas membawa peneliti untuk memasuki dan melibatkan sebagaian waktunya apakah disekolah, keluarga, tetanggga, dan lokasi lainnya untuk meneliti masalah pendidikan atau sosiologi. Peneliti mengadakan penelitian terhadap mahasiswa kedokteran, misalnya, mengikuti mahasiswa sebagai subjek penelitiannya kedalam ruang kuliah, laboratorium, rumah sakit, dan tempat yang biasanya digunakan oleh mereka untuk berkumpul seperti cafeteria, asrama, tempat pertemuan, dan sebagainya. Contoh lainya, suatu penelitian yang dilakukan Ogbu ( dalam Bogdan dan Biklen, 1982 : 27 ) di selesaikan dalam dua puluh satu bulan dengan jalan mengadakan pengamatan dan wawancara terhadap guru, siswa, kepala sekolah, keluarga, dan anggota dewan sekolah (school board). Ciri ke 2 : Manusia sebagai alat ( Instrumen )

(55)

Selain itu hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan dilapangan. Hanya manusia sebagai instrument yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor penganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian dia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya. oleh karena itu pada waktu mengumpulkan data dilapangan, peneliti berperan serta pada situs penelitian yang mengikuti secara aktif kegiatan kemasyarakatan. Penulis menamakan cara pengumpulan data demikian pengamatan-berperan serta atau partisipan observastion. ( catatan : Kuncaraningrat dan Emmerson, ed., 1982, menggunakan istilah pengamatan terlibat yang jika dilihat dari segi pengertiannya masih kurang dinamis ).

Ciri ke 3 : Metode Kualitatif

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaah dokumen. Metode kualitatif yang digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Ciri ke 4 : Analisis data secara induktif

(56)

data. Kedua, analisis induktif lebih dapat dibuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima analisi demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Ciri ke 5 : Teori dari dasar ( Grounded Theory )

(57)

dikumpulkan dan bagainnya diuji. Dalam hal ini peneliti tidak berasumsi bahwa sudah cukup yang sudah diketahui untuk memehami bagian-bagian penting sebelum mengadakan penelitian.

Ciri ke 6 : Deskriptif

Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan buka angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapaan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainya. Pada penulisan laporan mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu. Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu sudah memang demikian adanya.

Ciri ke 7 : Lebih mementingkan proses dari pada hasil

(58)

menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata lain, peranan peroses dalam penelitian kualitatif besar sekali.

Ciri ke 8 : Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungakan dengan interaksi antara peneliti dan fokus. Dengan kata lain, bagaimanpun, penetapan fokus sebagai pokok masalah penelitian penting artinya dalam usaha menemukan batas penelitian. Dengan hal itu dapatlah peneliti menemukan lokasi penelitian.

Ciri ke 9 : Adanya kreteria khusus untuk keabsahan data

(59)

gagal justru memberi kesempatan interaksi antara peneliti-responden dan peranan nilai.

Ciri ke 10 : Disaen yang bersifat sementara

Penelitian kualitatif menyusun disaen yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan dilapangan. Jadi, tidak menggunakan disaen yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama. Tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan jamak dilapangan. Kedua, tidak dapaat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan. Ketiga, bermacam-macam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalakan. Dengan demikian, disaen khususnya masalah yang dapat ditetapkan terlebih dahulu apabila peneliti kelapangan dapat saja diubah.

3.2. Definisi Operasional Konsep

Ada beberapa teori yang di definisikan di dalam definisi operasional konsep ini di antaranya : komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi kelompok, bentuk sosialisasi dan model komunikasi milik Black and Whitney.

(60)

langsung pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal di sertai ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan.

Komunikasi Massa dalam penelitian ini adalah ketika suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada masyarakat luas, heterogen dan besar. Komunikasi massa berbeda dengan jenis komunikasi lainnya karena komunikasi massa ditujukan kepada masyarakat luas baik dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu dan beberapa individu atau sebagaian khusus dari populasi. Komunikasi massa juga menggunakan alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat tercapai pada saat yang sama dan semua orang yang mewakili berbagai lapisan sosial.

Komunikasi kelompok dalam penelitian yang dilakukan ketika ada sekelompok komunikator yang menganggap dirinya sebagai kelompok berstruktur dan komunikannya juga di anggap sebagai kelompok yang kedua belah pihak melakukan komunikasi secara sadar dan memiliki kesadaran yang tinggi atas sasaran bersama.

Bentuk sosialisasi adalah ketika pihak komunikator yang berusaha memberikan pengertian kepada komunikan tentang program-program yang di anggap penting oleh kedua belah pihak melalui bentuk sosialisasi yang bertujuan agar komunikan sasarannya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang akan dituju bersama.

(61)

antara pihak Dinas pendidikan Kota Surabaya yang memberikan informasi PPDB melalui online kepada masyarakat dan ketika narasumber utama yaitu kepala SMP Negeri dari ke lima Wilayah Kota Surabaya yang menjadi narasumber utama sosialisasi PPDB dengan warga peserta sosialisasi. sehingga, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Kepala Sekolah dari ke lima Wilayah Kota Surabaya sebagai pembicara utama dan peserta sosialisasi dapat menciptakan pemahaman yang sama saat proses sosialisasi berlangsung.

Model komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 Model yaitu milik : Black and Whitney.

A. Model Komunikasi Satu Tahap

Model ini beranggapan bahwa saluran media massa dalam hal ini adalah media yang digunakan oleh komunikator sebagai sarana sosialisasi yang isi sosialisasinya ditujukan langsung dengan massa komunikan. tanpa melalui orang lain. Tetapi pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap individu komunikan.

B. Model Komunikasi Dua Tahap

(62)

mana yang digunakan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam rangka sosialisasi tata cara PPDB online sehingga calon peserta didik baru dapat memperoleh informasi dan mengerti tata cara mendaftarkan putra-putrinya dari jenjang SD ke SMP.

3.3. Pembatasan Masalah

Penelitian yang dilakukan peneliti ini menekankan pada pemahaman pesan orang tua calon peserta didik baru melalui media massa mengenai tata cara PPDB online yang di sampaikan Dinas dan apa saja yang menghambat mereka dalam pemahaman isi pesan di media massa mengenai tata cara PPDB online yang di sampaikan Dinas, lalu pada model komunikasi apa yang di gunakan Dinas dalam sosialisasi PPDB online yang di sampaikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya melalui media massa setelah itu di sampaikan oleh kepala sekolah SMP Negeri dari ke lima Wilayah untuk orang tua calon peserta didik baru di sekitar SMP tersebut.

(63)

Untuk itulah Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya, Apa saja yang menghambat pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya dan Bagaimana Model Komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online. Sehingga orang tua calon peserta didik baru dapat mengerti dan memahami bagaimana tata cara dalam mendaftarakan

putra-putrinya dari jenjang SD ke SMP.

3.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di lima Wilayah SMP Negeri Kota Surabaya, yang setiap Wilayahnya di ambil satu SMP untuk mewakili tiap Wilayah dan dirumah orang tua calon peserta didik baru yang telah mengikuti Sosialisasi PPDB.

3.5. Unit Penelitian

(64)

Unit analisis data dalam penelitian ini adalah informasi dari informan berupa catatan atau narasi yang didapat dari wawancara mendalam antara peneliti dengan informannya dalam hal ini adalah orang tua calon peserta didik baru yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini.

3.6. Obyek dan Infor man Penelitian A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah orang tua calon peserta didik baru yang menjadi peserta sosialisasi. Obyek penelitian berasal dari latar belakang kegiatan sosialisasi yang mereka ikuti lebih tepatnya kegiatan sosialisasi mengenai tata cara pelaksanaan PPDB.

B. Informan penelitian

Informan penelitian adalah orang-orang yang ada pada latar penelitian, fungsinya untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian ( Djam’an Satori, 2011 : 94 ).

(65)

Pertimbangan pengambilan informan tentu saja dilakukan peneliti dengan melihat bahwa orang tua calon peserta didik baru adalah sasaran utama dalam PPDB on line ini.

Kepala Sekolah SMP Negeri dari lima Wilayah Kota Surabaya bisa mengatasi masalah ketidaktahuan calon peserta didik baru tentang tata cara pelaksanaan PPDB on line melalui sosialisasi. Permasalahan pertama yang ada yaitu ketika bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line dan apa saja hambatan yang di temui orang tua calon peserta didik baru dalam memahami isi pesan sosialisasi PPDB yang di sampaikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya melalui Media Massa.

Peneliti berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan tujuan penelitian dari sumber tersebut. Peneliti berusaha mencari variasi informasi sebanyak mungkin dari informan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dari informan yang dianggap memenuhi, menjalani dan memahami permasalahan yang terjadi sesuai penelitian ini, dimana informan dapat mengartikan dirinya sendiri dan lingkungannya dengan bahasa mereka, istilah dan gaya mereka sendiri.

Informan dalam penelitian ini adalah orang tua calon peserta didik baru yang menjadi peserta sosialisasi. Mereka mengikuti kegiatan sosialisasi mengenai tata cara pelaksanaan PPDB online.

3.7. Metode Pengumpulan Data

(66)

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitain kualitatif sifatnya mendalam kerena ingin mengeksplorasi informasi secara jelas dari informan penelitian ( Djam’an Satori, 2011 : 130 ). Peneliti mengajukan pertanyaan- pertanyaan guna mendapatkan informasi yang diharapkan. Dalam melakukan wawancara, peneliti harus memiliki pedoman wawancara yeng kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti.

2. Observasi

Dengan menjadi observer, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. ( Sugiyono, 2009 : 64 ).

3. Studi Literatur

Adalah teknik pengumpulan data berdasarkan data dan mencari data penunjang dengan mengolah buku-buku dan sumber bacaan lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.8. Teknik Analisi Data

(67)
(68)

BAB IV

PENYAJ IAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Kota Sur abaya

Kota Surabaya sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Timur terletak di wilayah

utara Jawa Timur dan memiliki wilayah pantai dan laut. Kota Surabaya di utara

berbatasan dengan Selat Madura, di timur berbatasan dengan Selat Madura dan

Laut Jawa, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan di Barat

berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Sekarang Kota Surabaya telah terhubung ke

pulau madura oleh jembatan Suramadu.

Secara geografis, Kota Surabaya merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata antara 3-6 meter dpl tapi ada beberapa daerah yang tingginya

25-50 meter dpl. Luas wilayah Kota pahlawan mencapai 326,36 km2 yang dibagi

menjadi 31 Kecamatan dan 163 Kelurahan. Secara astronomis terletak diantara

07009’-07021’ Lintang Selatan dan 112036’-112054’ Bujur Timur. Iklim yang ada

di Kota yang namanya berasal dari kata Sura dan Buaya ini adalah iklim tropis

dimana hanya ada dua musim dalam setahun yaitu musim hujan dan kemarau.

Selain menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya juga dikenal dengan

Kota Pahlawan, Kota Perdagangan dan Jasa. Kot

Gambar

Gambar 2.6.1 : Model komunikasi satu tahap ( Nurudin, 2011 : 140 ).
Gambar 2.6.2. : Model komunikasi dua tahap ( Nurudin, 2011 : 141 ).

Referensi

Dokumen terkait

baru (PPDB) online di Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Dinas Pendidikan, Sekolah

Sekolah Negeri yang menyelenggarakan PPDB Online wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada jarak terdekat dari sekolah paling

PPDB merupakan kegiatan instansi pendidikan yaitu sekolah dimana melakukan penerimaan peserta didik baru untuk menyeleksi calon peserta yang akan mendaftarkan ke sekolah

Tahun ajaran 2016/2017 adalah tahun pertama diberlakukannya sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di beberapa sekolah di Kabupaten Semarang, terutama di SMA

Definisi konsepsional dari penelitian yang diteliti oleh penulis dengan judul Implementasi Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online di SMP Negeri 21

Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah dilaksanakan dari tahun 2017 sampai dengan sekarang dan pemerintah terus mengevaluasi kegiatan PPDB untuk

Jalur perpindahan tugas orang tua/wali ditujukan bagi calon peserta didik baru yang berdomisili di luar zonasi Sekolah yang bersangkutan dikarenakan kepindahan tugas calon peserta

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) daring (online) adalah kegiatan penerimaan calon peserta didik baru yang memenuhi syarat tertentu untuk memperoleh pendidikan pada jenjang