• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskkriptif tentang metode pengajaran dan perilaku anak di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi deskkriptif tentang metode pengajaran dan perilaku anak di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta."

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Studi Deskriptif Tentang Metode Pengajaran dan Perilaku Anak Di TK Negeri danTK Swasta Di Kota Yogyakarta

Wilis Mahardyaning Mientorosasi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini merupakan sebuah studi deskriptif yang bertujuan menggambarkan metode pengajaran yang dilakukan di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta dan menggambarkan perilaku yang banyak ditampakkan anak dalam menganggapi metode yang sedang diterapkan. Tema ini diambil dengan melihat fenomena perkembangan TK yang makin pesat. TK diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun. Fase usia ini termasuk dalam periode emas kehidupan seseorang. Pengalaman menjadi hal yang penting bagi usia ini. TK sebagai lembaga prasekolah diharapkan bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan melalui penggunaan metode pengajaran yang sesuai sehingga tahapan perkembangan anak berlangsung optimal.

Subjek penelitian adalah satu TK Negeri dan dua TK Swasta Katolik yang ada di kota Yogyakarta. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah, observasi awal, dan melakukan observasi lanjutan dengan mengikuti kegiatan kelas secara intensif selama dua minggu. Pencatatan data metode pengajaran melalui wawancara dan observasi dengan pencatatan naratif (kualitatif) dan teknik even sampling untuk mencatat frekuensi perilaku yang muncul (kuantitatif).

Hasil Penelitian menunjukkan, metode pengajaran yang paling banyak diterapkan di ketiga TK adalah metode pemberian tugas meskipun terdapat perbedaan cara dalam pengorganisasian kelas ketika metode dilaksanakan. Metode lain yang diterapkan adalah metode tanya jawab di TK Tarakanita dan TK Negeri 2 dan metode demonstrasi di TK Grha Asih anak. Perilaku yang banyak muncul ketika pelaksanaan metode pemberian tugas di ketiga TK adalah perilaku menyimak guru, perilaku mengerjakan tanpa banyak tanya dan perilaku mengerjakan sendiri dengan tekun. Secara sosial perilaku ini sesuai namun disisi lain memperlihatkan terhambatnya perkembangan kepribadian dalam hal spontanitas anak. Perilaku terbanyak saat tanya jawab di TK Tarakanita adalah perilaku menyimak guru. Di TK Negeri 2 adalah menyimak guru dan mengikuti dengan aktif. Perilaku saat metode demonstrasi dilaksanakan di TK Grha Asih Anak adalah perilaku mengikuti dengan aktif.

(2)

ABSTRACT

Studi Deskriptif Tentang Metode Pengajaran dan Perilaku Anak Di TK Negeri danTK Swasta Di Kota Yogyakarta

Wilis Mahardyaning Mientorosasi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

This was a qualitative descriptive research which is aimed to describe the education methods in government kindergaten and private kindergaten in Yogyakarta and also the children behavior when education method was given. The researcher was interest to this case since there was a social phenomenon which showed that kindergaten were grow rapidly. Kindergaten is a preschool for 4-6 years old children. This is the golden age for human. Experience is the most important things in this ages. Children will be able to explore it self when they have a good experience with the environment. Kindergaten by the education methods must be able to give the good experience for children.

The subject of the research was one government kindergaten and two private kindergaten in Yogyakarta. The subject was chosen using purposive sampling method. The data gathered using two methods. The first data implemented with narattive recording. Education methods data gathered from the interview with the principles and by intensive observation about education method in the classroom during two weeks period. Children behavior data gathered by class observed and from this data researcher make a social categorizing with the teacher. The second, data was gathered with implemented even sampling method for seeing children behavior when the education methods were done.

The result of the research showed that giving task method is the most methods was done. The other methods is interview in Tarakanita and Negeri 2, and demonstrate in Grha Asih Anak. The children behavior when a task method was given are giving attention, do the task without any ask, and do the task with it self. The children behaviors showed a good social behavior but in the other side it indicate that they are loosing their spontaneous. The children behavior when interview method was given in Tarakanita is giving attention. The other behavior combination when interview method was given in Negeri 2 are giving attention and active follow. Children behavior when demonstrate method was given in Grha Asih Anak is active follow.

(3)
(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini bagi :

Allah Bapa yang telah memberi cinta tak terhingga,

terimakasih atas nafas kehidupan ini.

Bunda Maria pelindungku,

Papa, Mama, Adikku,

Kakek-nenek dan keluarga besarku

Sahabat, Teman-teman,Orang-orang disekitarku

Yang menemani dan memberi pelajaran hidup yang indah bagiku...

(7)

HALAMAN MOTTO

“ Biarkan mereka berkembang dan berbunga Sejelek apapun bunganya,

Akan mempunyai daya tarik tersendiri”

-In memoriam R. Noto Boedojo-

(8)
(9)

ABSTRAK

Studi Deskriptif Tentang Metode Pengajaran dan Perilaku Anak Di TK Negeri danTK Swasta Di Kota Yogyakarta

Wilis Mahardyaning Mientorosasi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini merupakan sebuah studi deskriptif yang bertujuan menggambarkan metode pengajaran yang dilakukan di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta dan menggambarkan perilaku yang banyak ditampakkan anak dalam menganggapi metode yang sedang diterapkan. Tema ini diambil dengan melihat fenomena perkembangan TK yang makin pesat. TK diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun. Fase usia ini termasuk dalam periode emas kehidupan seseorang. Pengalaman menjadi hal yang penting bagi usia ini. TK sebagai lembaga prasekolah diharapkan bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan melalui penggunaan metode pengajaran yang sesuai sehingga tahapan perkembangan anak berlangsung optimal.

Subjek penelitian adalah satu TK Negeri dan dua TK Swasta Katolik yang ada di kota Yogyakarta. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah, observasi awal, dan melakukan observasi lanjutan dengan mengikuti kegiatan kelas secara intensif selama dua minggu. Pencatatan data metode pengajaran melalui wawancara dan observasi dengan pencatatan naratif (kualitatif) dan teknik even sampling untuk mencatat frekuensi perilaku yang muncul (kuantitatif).

Hasil Penelitian menunjukkan, metode pengajaran yang paling banyak diterapkan di ketiga TK adalah metode pemberian tugas meskipun terdapat perbedaan cara dalam pengorganisasian kelas ketika metode dilaksanakan. Metode lain yang diterapkan adalah metode tanya jawab di TK Tarakanita dan TK Negeri 2 dan metode demonstrasi di TK Grha Asih anak. Perilaku yang banyak muncul ketika pelaksanaan metode pemberian tugas di ketiga TK adalah perilaku menyimak guru, perilaku mengerjakan tanpa banyak tanya dan perilaku mengerjakan sendiri dengan tekun. Secara sosial perilaku ini sesuai namun disisi lain memperlihatkan terhambatnya perkembangan kepribadian dalam hal spontanitas anak. Perilaku terbanyak saat tanya jawab di TK Tarakanita adalah perilaku menyimak guru. Di TK Negeri 2 adalah menyimak guru dan mengikuti dengan aktif. Perilaku saat metode demonstrasi dilaksanakan di TK Grha Asih Anak adalah perilaku mengikuti dengan aktif.

(10)

ABSTRACT

Studi Deskriptif Tentang Metode Pengajaran dan Perilaku Anak Di TK Negeri danTK Swasta Di Kota Yogyakarta

Wilis Mahardyaning Mientorosasi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

This was a qualitative descriptive research which is aimed to describe the education methods in government kindergaten and private kindergaten in Yogyakarta and also the children behavior when education method was given. The researcher was interest to this case since there was a social phenomenon which showed that kindergaten were grow rapidly. Kindergaten is a preschool for 4-6 years old children. This is the golden age for human. Experience is the most important things in this ages. Children will be able to explore it self when they have a good experience with the environment. Kindergaten by the education methods must be able to give the good experience for children.

The subject of the research was one government kindergaten and two private kindergaten in Yogyakarta. The subject was chosen using purposive sampling method. The data gathered using two methods. The first data implemented with narattive recording. Education methods data gathered from the interview with the principles and by intensive observation about education method in the classroom during two weeks period. Children behavior data gathered by class observed and from this data researcher make a social categorizing with the teacher. The second, data was gathered with implemented even sampling method for seeing children behavior when the education methods were done.

The result of the research showed that giving task method is the most methods was done. The other methods is interview in Tarakanita and Negeri 2, and demonstrate in Grha Asih Anak. The children behavior when a task method was given are giving attention, do the task without any ask, and do the task with it self. The children behaviors showed a good social behavior but in the other side it indicate that they are loosing their spontaneous. The children behavior when interview method was given in Tarakanita is giving attention. The other behavior combination when interview method was given in Negeri 2 are giving attention and active follow. Children behavior when demonstrate method was given in Grha Asih Anak is active follow.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasih yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan yang diberikan banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan selama proses studi

2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku dosen akademik dan dosen pembimbing, terimakasih atas waktu dan kesabaran, dorongan dan bimbingan yang selalu diberikan sampai skripsi ini bisa selesai

3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. dan Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji terimakasih atas masukan dan saran yang diberikan

4. Bapak Siswo yang pernah menjadi dosen pembimbing akademik.

Terimakasih pak

5. Semua dosen fakultas Psikologi, terimakasih atas ilmu yang telah dibagi 6. Mas Muji, terima kasih atas cerita-cerita yang memberi semangat,

kebersamaan di lab yang begitu indah. Keep the spirit mas!

7. Pak Gi’, Mbak Nanik, Mas Gandung, Mas Doni; terima kasih atas

bantuannya selama ini

(12)

8. Bapak Suparno, KASI Pendidikan Anak Usia Dini di Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta. Terima kasih atas bantuan yang diberikan

9. Ibu Bernaditha Suwarsyah (Kepala Sekolah TK Tarakanita- Bumijo), Ibu CH. Purwanti (Kepala Sekolat TK Grha Asih Anak), Ibu Kadarsih (Kepala Sekolah TK Negeri 2). Terima kasih atas bantuan dan sharing yang berguna bagi saya

10. Ibu Nora, Ibu Tri, Ibu Warsih dan Ibu Kamti. Terima kasih atas kebersamaan di kelas. Suatu pengalaman yang menyenangkan menjalani proses bersama kalian

11. Adik-adik TK Tarakanita kelompok B5, TK GAA kelompok B dan TK Negeri 2 kelompok B4. terimakasih atas penerimaan, kerjasama dan pengalaman berharga yang telah kalian berikan. Begitu banyak ‘kejutan’ indah dari kalian yang memberi semangat dan menikmati kebersamaan. “It’s unforgettable”

12. Papa, Mama, de’ anjar. Terima kasih buat cinta dan semangat yang diberikan. Akhirnya lulus juga. “Love u much…”

13. Pakde dan bude Wahyudi terimakasih buat doanya. Maaf wilis selalu merepotkan ya..

14. Om Nyoman dan Tante Dewi, thanks buat pinjeman laptopnya tante.

Semoga selalu diberkati dan segera diberi anugerah di keluarga om-tante. 15. Mbah Tul’, Mba’ Nita, Mba’ Dina & Mas Veri, Ardi, Mas Andit, Mas Bayu

& Arine, Theo teblung terimakasih buat hiburan dan kebersamaan yang diberikan. Sepi tanpa kalian.

(13)

16. Mba’ Cipuk, thanks buat kamarnya ya..maaf beberapa barang berubah

letak..hee..

17. Mas Bagus… ternyata begitu rumit ya mas. Thanks buat kebersamaan dan cerita yang pernah ada. “It’s meaningfull”

18. Janu dan keluarga yang udah direpotin banyak hal..thanks buat kemudahan dan kasih yang diberikan.

19. Mba’ Neni, thanks buat cerita dan nasehat yang dibagi.. “u’r my best sister”. 20. Mas Noi, akhirnya aku bisa dapet satu ‘S’. Tungguin daku y buat ‘S-S’

selanjutnya..hehehe..

21. Mama Jand, mba’ cici, dek tety thanks buat doanya

22. Ala, thanks buat support yang “tanpa sadar” sudah kamu berikan. Ayo kamu bisa ! ☺

23. Tin2.. teman terbaikku. Thanks buat berbagi kisah selama ini. Be a good mother ya tin..

24. Nando, thanks buat support dan ceritanya..sukses buat kamu 25. Siska ’01 thanks buat bimbingan skripsinya

26. Clara dan keluarga. Ayo clar..smangat yo!

27. De’ rut, de’ siska dan keluarga mawar. Terimakasih buat doanya

28. Temen-temen psikologi angkatan 2001, khususnya Farah, Nining, Tyo, Ella,

Elis, Pati, Oho’, Eko, Agus, Adri, kobo, n semua anak-anak kelas A; Natalia, Vembri, Selly putih, Claudia Anita, dan temen-temen lain yang tidak bisa disebut satu persatu ..sukses buat kalian semua.. Gbu prend.

(14)

29. Yosie, Icha, thanks buat sharing & semangat yang diberikan. Tetap semangat buat cita-cita kita ya.. “ke Holland yuks lihat sunset” ☺

30. Mas Tius, Mas Anton, Mas heru, mas linggar dan mas-mba lainnya dimanapun kalian berada. Thanks buat persahabatan yang indah.

31. Mba’ Rani terimakasih buat bantuannya yang begitu berarti. Semangat mba’.

32. Keluarga besar Boedojo dan Muchid trimakasih banyak 33. Anton – Nando ‘Mysin’, thanks buat kebersamaannya 34. ICBC, thanks buat tempat dan waktunya

35. Brondi thanks buat hiburan penghilang penatnya. Kapan ya kita bisa maen lagi? miss u bron’

36. Semua pihak yang telah menemani jiwaku, mewarnai lembar hidupku, dan mengukir kenangan dalam setiap langkah yang telah kulalui. Kesuwun yo rek.. Gusti ngaberkahi.

(15)

Daftar Isi

Halaman Judul……….i

Halaman Persetujuan Pembimbing………..ii

Halaman Pengesahan………...iii

Halaman Persembahan……….iv

Halaman Motto………v

Pernyataan Keaslian Karya………..vi

Abstrak……….vii

Abstract………viii

Kata Pengantar……….ix

Daftar Isi………..xii

Daftar Tabel……….xvii

Daftar Skema………..xviii

Daftar Lampiran………...xix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ………..1

B. Rumusan Masalah ……….8

C. Tujuan Penelitian ………8

D. Manfaat Penelitian ………8

(16)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pengajaran pada Taman Kanak-kanak 1. Taman Kanak-Kanak dan Anak TK

a. Taman Kanak-Kanak ………10

b. Anak Taman Kanak-Kanak ………14 2. Metode Pengajaran Taman Kanak-Kanak

a. Metode Pengajaran ……….14 b. Faktor Yang Mempengaruhi Metode Pengajaran ………..17 c. Macam-macam Metode Pengajaran ………...20 B. Perilaku Anak TK

1. Perilaku Sebagai Hasil Nyata Metode Pengajaran ………..21 2. Kategori Perilaku Anak ………...23

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………26

B. Subjek Penelitian .………....27 C. Tahapan Penelitian

1. Perencanaan Penelitian ...………...27 2. Pelaksanaan Penelitian……….28 D. Metode Pengambilan Data Yang Digunakan ………..30 E. Definisi Operasional

1. Metode Pengajaran …….……….31

2. Perilaku Anak …….……….33

(17)

3. Taman Kanak-Kanak ………..35

F. Teknik Pengambilan Data ………...36

G. Prosedur Pelaksanaan ……….36

H. Analisis Data………37

I. Kredibilitas, Validitas, Reliabilitas ...………..39

BAB IV. PROSES, DEKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Proses Penelitian 1. Prosedur Awal Penelitian……… 45

2. Daftar TEMA dan Jadwalnya ………. 47

3. Waktu Pengambilan Data ………48

4. Proses Pengambilan Data a. Observasi Awal ……….49

b. Observasi Kelas ………50

c. Wawancara ………52

d. Angket Orang Tua ……….53

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Karakteristik Taman Kanak-Kanak..……….54

2. Deskripsi Karakteristik Kelas dan Kegiatan Yang Dilakukan ……..57

3. Deskripsi Pembuatan Satuan Kegiatan Harian..……….61

C. Analisis Data Observasi 1. Analisis Data Observasi Metode Pengajaran ………63

2. Analisis Data Observasi Perilaku Anak Di Kelas ………...67

(18)

D. Pembahasan

1. Metode Pengajaran Yang Diterapkan Pada Ketiga TK ………73

2. Perilaku Anak Saat Metode Diterapkan ………86

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...95

B. Kelemahan Penelitian ………. .96

C. Saran ……… .97

DAFTAR PUSTAKA ……….101

LAMPIRAN ………...104

(19)

Daftar Tabel

1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 2. Tabel 2. Blueprint Angket Orang Tua 3. Tabel 3. TEMA dan Jadwal Pelaksanaan 4. Tabel 4. Jadwal Pengambilan Data 5. Tabel 5. Karakteristik TK

6. Tabel 6. Karakteristik Kelas dan Kegiatan 7. Tabel 7. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan

8. Tabel 8a. Analisis Metode pengajaran TK Tarakanita 9. Tabel 8b. Analisis Metode pengajaran TK Grha Asih Anak 10. Tabel 8c. Analisis Metode pengajaran TK Negeri 2

11. Tabel 9a. Analisis Perilaku Anak TK Tarakanita 12. Tabel 9b. Analisis Perilaku Anak TK Grha Asih Anak 13. Tabel 9c. Analisis Perilaku Anak TK Negeri 2

14. Tabel 10. Persamaan-Perbedaan Pelaksanaan Metode 15. Tabel 11.Metode dan Perilaku Dominan Yang Muncul

(20)

Daftar Skema

1. Skema 1. Sistem Pendidikan Anak Usia Dini 2. Skema 2. Pembagian TK Berdasar Kepemilikan 3. Skema 3. Kerangka Berpikir

4. Skema 4a. Perilaku sebagai Hasil Nyata dari Pelaksanaan Metode 5. Skema 4b. Jenis Perilaku

(21)

Daftar Lampiran

A. Lampiran I

1. Surat Ijin Penelitian

2. Surat Keterangan Penelitian B. Lampiran II

1. Profile TK

2. Denah TK dan Pembagian Ruang 3. Profile Guru Kelas

4. Dokumentasi Foto C. Lampiran III

1. TK Tarakanita

a. Coding Metode Pengajaran b. Coding Perilaku Anak 2. TK Grha Asih Anak

a. Coding Metode Pengajaran b. Coding Perilaku Anak 3. TK Negeri 2

a. Coding Metode Pengajaran b. Coding Perilaku Anak D. Angket Pengkategorian Perilaku

(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pertama kali diperoleh anak dalam keluarga. Keluarga khususnya orang tua berperan sebagai pendidik utama bagi anak (Drost, 1998). Melalui orang tua, anak belajar tentang sikap, nilai, adat, kebiasaan dan budaya di lingkungan tempat ia dibesarkan. Proses pendidikan yang terjadi dalam keluarga diperoleh melalui pengalaman yang didapat secara langsung oleh anak. Pengalaman yang memberi efek perasaan menyenangkan akan membuat anak berani mengeksplorasi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman baru.

Seiring berjalannya waktu, anak wajib mengenal lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan keluarga. Salah satu lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan prasekolah tempat anak belajar mengenal dan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa diluar lingkup keluarga. Lingkungan prasekolah membantu orang tua untuk mengenalkan bentuk pendidikan formal pada anak.

Lembaga prasekolah yang dikenal secara umum di Indonesia adalah Taman Kanak-kanak (TK). Tokoh penting dalam perkembangan TK di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Beliau penggagas berdirinya Taman Indria di Kotagede Yogyakarta tanggal 3 Juli 1922. Taman Indria diperuntukkan bagi anak yang berusia dibawah tujuh (7) tahun. Konsep pendidikan yang ditawarkan adalah TK yang menyenangkan dengan desain pendidikan sesuai kodrat anak bahwa

(23)

anak suka bermain dan orang dewasalah yang bertugas membimbing dan memfasilitasi anak agar dapat berkembang sesuai sifat, bakat dan potensinya menuju adab yang baik (Suyanto, 2005).

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara menjadi titik tolak perkembangan TK di Indonesia. TK didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga ke pendidikan sekolah (Patmonodewo, 2003). TK berperan penting membantu anak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan khususnya dalam penyesuaian sosial di lingkungan yang lebih luas agar tidak muncul perilaku sosial yang buruk di kemudian hari (Santrock, 1995).

Salah satu keistimewaan TK adalah memberi bentuk pengalaman baru bagi anak melalui pengajaran yang menuntut relasi dengan banyak pihak misalnya kegiatan belajar di kelas. Kegiatan pengajaran di kelas secara tidak disadari menuntut kemampuan anak untuk bersosialisasi dan beradaptasi pada lingkungan baru. Pengalaman seperti ini yang sulit diberikan orang tua dalam lingkungan keluarga apalagi tuntutan pemenuhan ekonomi saat ini seringkali menyebabkan kedua orang tua terpaksa bekerja dan meninggalkan anak dirumah.

(24)

(meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat), nonformal (kelompok bermain, tempat penitipan anak, dan bentuk lain yang sederajat), dan informal (pendidikan keluarga atau yang diselenggarakan lingkungan) (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 78). Sebagai jalur pendidikan formal, TK wajib mengikuti standarisasi yang dibuat dan ditetapkan pemerintah berupa acuan kurikulum dasar pendidikan prasekolah meskipun dalam pelaksanaan harian pemerintah membebaskan pihak TK untuk modifikasi program pengajaran sesuai karakteristik TK yang bersangkutan.

Di negara khususnya wilayah ASEAN, kepemilikan TK didominasi oleh sektor swasta (private). Hal yang sama terjadi di Indonesia dimana lebih dari 99 % TK dikelola oleh swasta. TK Negeri adalah TK yang mendapatkan Surat Keputusan Kenegerian dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan sedangkan TK Swasta adalah milik perseorangan, kelompok orang, atau yayasan yang dikelola secara mandiri. Perbedaan kepemilikan ini secara otomatis berpengaruh pada kekhasan modifikasi program pengajaran yang diterapkan masing-masing TK. Kekhasan program pengajaran dipengaruhi oleh karaktristik TK dan visi serta misi yang dijadikan pedoman pendirian TK. Kekhasan yang dihasilkan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di masing-masing TK yang bersangkutan (Patmonodewo, 2003).

(25)

suatu sisi terpenting dalam perkembangan anak usia prasekolah. Hal ini semakin dipicu dengan diterapkannya tes masuk berupa tes baca, tulis, dan hitung pada beberapa Sekolah Dasar favorit (Sindo, Mei 2007).

Realita tuntutan kemampuan akademik seperti di atas memicu kekhawatiran orang tua berkaitan dengan kontinuitas pendidikan yang dijalani anak mereka. Kebanyakan dari mereka khawatir anaknya tidak bisa masuk di Sekolah Dasar karena belum mampu untuk membaca, menulis dan berhitung dengan baik. Dampaknya orang tua yang mampu secara finansial mengikutkan anak mereka pada les tambahan seperti membaca, menulis dan berhitung diluar jam kegiatan anak di TK. Semua ini dilakukan orang tua dengan harapan bahwa anak akan mempunyai bekal untuk kelanjutan pendidikan ke jenjang berikutnya. Secara tidak sadar orang tua menuntut anak untuk mengalami fase perkembangan yang lebih cepat dibandingkan fase yang seharusnya dilalui. Anak tidak lagi menjadi dirinya melainkan rekaan orang tua (Drost dalam Perilaku Anak Usia Dini, 2003).

(26)

Berdasar penelitian, perilaku sosial yang terjadi pada usia prasekolah cenderung menetap dalam diri anak hingga dewasa (Furman & Bierman, 1983 dalam Santrock, 1995). Perilaku yang kurang sesuai secara sosial seperti yang disebutkan diatas akan menghambat usaha pendidikan yang dilakukan orang tua dan guru. Tak jarang orang tua menyikapi perilaku ini secara keliru yaitu memarahi, memaksa bahkan menghukum anak yang tidak mau mengikuti kegiatan TK. Mereka lalai untuk memperhatikan dan mempertanyakan sebab eksternal yang mungkin dialami anak di TK sehingga mereka sampai bereaksi dengan menunjukkan perilaku yang dianggap kurang sesuai secara sosial. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan sosial anak dikemudian hari.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Diane Burts dan rekan-rekannya (1989) ditemukan bahwa praktik pembelajaran yang tidak cocok bagi perkembangan anak cenderung memunculkan perilaku yang berkaitan dengan stres (Santrock, 1995). Penelitian lain yang dilakukan Hirsh-Pasek dan rekan (1989) tidak menemukan adanya manfaat ataupun kelebihan yang berarti pada anak-anak yang mengikuti program pendidikan masa awal anak-anak dengan orientasi akademik yang tinggi dibandingkan anak-anak dengan orientasi akademik rendah, yang ditemukan adalah adanya beberapa pengaruh yang membahayakan seperti tingkat kecemasan yang lebih tinggi, kurang kreatif, dan respon yang kurang positif terhadap sekolah (Santrock, 1995). Penelitian lainnya berjudul Analisa Model Pendidikan Prasekolah Pada Pembentukan Anak Cerdas, Sehat dan Berkarakter yang dilakukan oleh Dr. Dwi

(27)

kelompok TK, KPSBB (sebuah kelompok prasekolah yang dibentuk dengan konsep menyertakan ibu secara aktif dalam kegiatan belajarnya), dan kelompok non TK (kelompok anak yang tidak ikut TK) menemukan bahwa tingkat stres pada kelompok anak TK ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok anak KPSBB dan non TK (www.halalguide.info/content/view).

Berbagai respon negatif yang muncul menunjukkan praktik pengajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan anak sehingga mereka tidak bisa menikmati fase perkembangannya dengan baik karena mendapat tekanan dan tuntutan berlebihan dari lingkungan. Sering kali tuntutan berlebihan dari lingkungan menghambat keinginan anak untuk bereksplorasi (Rahman, 2002).

Ketidaksesuaian praktik pendidikan TK yang terjadi juga menjadi sorotan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo dalam sebuah forum menyebut tes baca, tulis dan hitung yang diberlakukan bagi anak-anak calon SD sebagai suatu tes yang tidak proporsional. Menurut beliau anak usia tersebut masih dalam masa transisi atau peralihan lingkungan keluarga ke sekolah (Kompas, Maret 2006).

(28)

pendidikan usia prasekolah dimana orang tua harus jeli melihat perkembangan diri anaknya (Sindo, Mei 2007).

Realita pendidikan prasekolah yang menimbulkan dilema antar pola pikir satu pihak dan lainnya menjadi sebuah tantangan besar bagi dunia pendidikan prasekolah di Indonesia khususnya Yogyakarta sebagai kota didirikannya Taman Indria sebagai cikal bakal pendidikan prasekolah (TK) di seluruh Indonesia. Perbedaan kepemilikan antara TK Negeri dan TK Swasta dengan visi-misi yang menyertai berdirinya TK juga berpengaruh pada pengolahan materi pendidikan dalam bentuk kurikulum ke dalam metode pengajaran sesuai dengan fase perkembangan anak sehingga mendukung perkembangan kepribadian anak.

Beberapa pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada adalah bentuk metode pengajaran apa yang banyak dipilih guru dan bagaimana penerapan metode tersebut dalam kegiatan kelas pada TK Negeri dan TK Swasta. Peneliti juga ingin mengetahui perilaku apa yang banyak muncul ketika metode pengajaran tertentu dilakukan dalam kegiatan kelas di TK Negeri dan TK Swasta yang menjadi subjek penelitian.

(29)

B. Rumusan Masalah

1. Metode pengajaran apa yang banyak diterapkan oleh guru pada TK Negeri dan TK Swasta di Yogyakarta dan bagaimana penerapannya?

2. Perilaku apa yang paling banyak dimunculkan anak di dalam kelas ketika suatu metode pengajaran dilaksanakan pada TK Negeri dan TK Swasta yang dijadikan subjek penelitian di kota Yogyakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui metode apa yang paling banyak digunakan dalam kegiatan kelas, metode lain yang juga sering digunakan serta melihat perilaku yang paling banyak muncul ketika suatu materi diberikan melalui metode tertentu pada TK Negeri dan TK Swasta yang ada diwilayah kota Yogyakarta.

Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan bagi penelitian yang berhubungan dengan metode pengajaran TK dan perilaku anak sehingga dapat sesuai dengan tahap perkembangan yang dilalui anak.

D. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis :

• Sebagai wacana bagi para pemerhati pendidikan prasekolah khususnya

(30)

Manfaat Praktis :

• Bagi pendidik khususnya guru prasekolah, menambah wawasan dan

pengetahuan tentang metode pengajaran yang dilakukan di TK yang dijadikan sample penelitian sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dan pengembangan khususnya bagi pengembangan karya di TK masing-masing.

• Bagi orang tua, khususnya mereka yang mempunyai anak usia

kanak-kanak (3-6 tahun) dan ingin memasukkan anaknya kedalam lembaga pendidikan prasekolah. Hasil penelitian bisa menjadi wacana dan referensi dalam mempertimbangkan dan menentukan TK dengan metode pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.

• Bagi praktisi dan orang-orang yang menaruh perhatian khusus pada

pendidikan prasekolah. Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi penelitian lanjutan khususnya yang berhubungan dengan metode pengajaran.

• Bagi masyarakat umum, menambah wacana tentang pentingnya peran TK

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pengajaran pada Taman Kanak - kanak (TK) 1. Taman Kanak-kanak dan Anak TK

a. Taman Kanak - kanak

Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum bahwa selain pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi juga terdapat pendidikan prasekolah (Hawadi, 2001).

Dalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1990 disebutkan bahwa :

1) Pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang ditujukan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau pendidikan luar sekolah.

2) TK adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.

3) Anak didik adalah peserta didik pada pendidikan prasekolah. 4) Orang tua adalah ayah dan atau ibu atau wali anak didik yang

bersangkutan. (Patmonodewo, 2003).

(32)

TK terdapat di jalur pendidikan formal sedangkan kelompok bermain dan penitipan anak terdapat di jalur pendidikan nonformal (Lihat skema 1. Sistem Pendidikan Anak Usia Dini). TK bertujuan mempersiapkan anak untuk memasuki sekolah dasar (Padmonodewo, 2003).

Menurut sejarah perkembangannya di Indonesia, pendidikan anak usia

dini telah ada sejak lama yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia. Sejalan dengan kemajuan bangsa dan kesadaran akan pentingnya pendidikan, perkembangan TK maju dengan pesat sehingga hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak. Pengelolaan lembaga prasekolah ini tidak saja dikelola oleh pemerintah tapi juga oleh swadaya masyarakat (Jamaris, 2006). Ini yang menyebabkan munculnya pengelompokan TK berdasar kepemilikan. TK terbagi menjadi dua (2) kelompok besar yaitu TK Negeri (milik pemerintah) dan TK swasta/yayasan (milik swadaya masyarakat). TK Negeri adalah TK yang mendapat surat pengangkatan kenegerian dan mendapat subsidi dari pemerintah dibawah Direktorat Pendidikan Usia Dini yang bernaung dibawah pengawasan Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan TK swasta/yayasan dibangun, didirikan dan dibiayai oleh perseorangan atau kelompok orang dengan visi dan misi yang ditetapkan sendiri tanpa campur tangan pemerintah (Lihat skema 2. Pembagian TK Berdasar Kepemilikan).

(33)

%), Thailand (28,3 %), Filipina (14 %), bahkan Bangladesh menganggarkan 15,5 % pendapatan nasional bagi pendidikan (Sindo, 2007).

Lembaga pendidikan TK banyak dikelola oleh swasta namun tetap berada dalam pengawasan Departemen Pendidikan Nasional. Hal yang sama juga terjadi di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussallam dan Australia. Perbandingan kepemilikan Negeri dan Swasta terlihat dari tabel perbandingan jumlah TK dan SD baik Negeri maupun Swasta di wilayah DIY sebagai berikut :

Kabupaten/Kota Tingkatan

Sekolah Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY

TK Negeri 1 1 1 3 2 8

TK Swasta 299 490 540 459 204 1992

SD Negeri 311 373 453 403 141 1682

SD Swasta 60 69 53 111 84 377

Sumber : Dinas Pendidikan Propinsi DIY tahun 2004.

(34)

Skema 1. Sistem Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini

Formal Informal Nonformal

Keluarga Taman

Kanak-Kanak TPA

Playgroup

Skema 2. Pembagian TK Berdasar Kepemilikan

Taman Kanak-kanak

Negeri Swasta

Materi – Kurikulum Dinas Pendidikan

Metode Pengajaran yang diterapkan (Hasil modifikasi kurikulum

dan visi-misi TK)

Metode Pengajaran yang diterapkan (Hasil modifikasi kurikulum

dan visi-misi TK)

Visi-misi

Visi-misi

(35)

b. Anak Taman Kanak-kanak

Biechler dan Snowman (1993) menyebutkan batasan usia anak Prasekolah yaitu mereka yang berusia antara 3-6 tahun dan di Indonesia, anak usia 4-6 tahun umumnya mengikuti program Taman Kanak-kanak (Patmonodewo, 2003). Usia ini termasuk dalam rentang anak usia dini yaitu 0-8 tahun dengan perincian 0-1 tahun adalah usia bayi, 1-3 tahun adalah usia Batita (bawah tiga tahun), 4-6 tahun adalah usia prasekolah dan 7-8 tahun adalah usia SD kelas awal (Rahman, 2002).

Penetapan rentang usia anak prasekolah (TK) didukung oleh pendapat seorang tokoh pendidikan dari Eropa yaitu Langeveld. Beliau mengatakan bahwa pada usia tiga setengah tahun seorang anak sudah mampu menerima pendidikan. Usia tiga setengah tahun sampai lima tahun adalah masa pendidikan pendahuluan. Langeveld juga menengarai bahwa pada tahap Taman Kanak-kanak kemampuan yang hendak dicapai siswa antara lain berbahasa lisan, mengenal kehidupan sosial, mengerti dan menguasai ketrampilan, mengenal dirinya sendiri, dan berkhayal meskipun belum mampu memisahkan secara tegas antara kenyataan dan imajinasi belaka. (Riyanto-handoko, 2004) .

2. Metode Pengajaran Taman Kanak-Kanak a. Metode Pengajaran

(36)

diberi kebebasan untuk menjelajah dan bereksperimen dalam lingkungannya sehingga menumbuhkan rasa percaya dan kebebasan yang mendorong kemampuan inisiatif pada diri anak (Padmonodewo, 2003). Menurut Piaget tahap perkembangan kognitif mereka memasuki tahap praoperasional dimana proses berpikir anak berpusat pada penguasaan simbol-simbol yang mampu mengungkapkan pengalaman yang pernah didapat sehingga anak perlu mengalami sendiri suatu hal atau kejadian agar bisa belajar tentang suatu hal atau kejadian itu. Pengalaman awal pada anak akan berdampak bagi perkembangan pribadinya dikemudian hari (Rahman, 2005)

Keinginan belajar yang besar pada anak usia ini menjadikannya sosok yang aktif dan eksploratif. Hal ini perlu diimbangi dengan penerapan metode yang tepat dan tidak memberatkan bagi anak. Metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah metode pembelajaran yang mendorong aktivitas anak dalam melakukan berbagai kegiatan baik fisik maupun mental (Jamaris, 2006). Program yang kaya dengan pengalaman bermain yang merangsang keterampilan sosial dan emosional pada anak usia prasekolah berpengaruh sangat positif pada perkembangan intelektual anak.

(37)

suatu kurikulum untuk anak, guru harus memilih tujuan, cara mengorganisasikan isi kurikulum, memilih bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran dan bagaimana penilaian terhadap hasil belajar anak dan analisis program itu sendiri (Padmonodewo, 2003).

Metode pengajaran adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan mentrasfer pengetahuan antara guru dan murid secara baik (Pasaribu & Simanjuntak, 1983). Metode berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983) diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan. Mengajar berarti proses yang dilakukan seseorang dengan tujuan: a. memberi pelajaran (misalnya berhitung, membaca, dan sebagainya), b. melatih (misalnya menari, menyanyi, dan sebagainya). Metode pengajaran diartikan sebagai proses yang dilakukan seseorang dengan memberi pelajaran atau melatih melalui cara yang sistematis untuk mencapai sesuatu

Salah satu dokumen dikeluarkan oleh National Association for the Education of Young Children (NAEYC) berkaitan dengan praktik pengajaran

antara lain :

1. guru menyiapkan lingkungan bagi anak untuk belajar mengeksplorasi dan interaksi aktif dengan orang dewasa, anak-anak lain, dan benda-benda;

2. anak diijinkan memilih kegiatan mereka sendiri diantara kegiatan yang sudah dipersiapkan guru;

(38)

b. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran yang digunakan di TK yaitu apa karakteristik anak yang diajar dan bagaimana karakteristik tujuan kegiatan. Karakteristik anak yang dimaksud adalah bagaimana ciri khas anak usia TK. Pada umumnya mereka adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, senang bereksperimen, mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi, dan senang bicara (Moeslichatoen, 2004). Karakteristik anak usia dini yang khas ini penting untuk dipahami karena beberapa alasan seperti mengetahui hal-hal apa yang dibutuhkan anak, mengetahui tugas perkembangan anak, menaruh harapan dan tuntutan secara realistis, mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat dan mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.

(39)

1) Perkembangan fisiologis dan motorik; pada usia 4-6 tahun anak

memerlukan pelepasan energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik termasuk motorik kasar dan halus. Anak perlu dibimbing untuk melakukan beberapa gerakan untuk mengembangkan kemampuan otot motorik sesuai perkembangan fisiknya seperti naik-turun tangga, meloncat, berlari kencang, menulis, menggambar, menggunakan sendok-garpu, menulis, menggunting, membawa barang (Einon, 2005).

2) Perkembangan kognitif; berdasar teori Piaget, usia 2-7 tahun memasuki fase praoperasional dengan ciri egosentrisme dan intuitif yang kental. Pada fase ini anak secara intuitif mulai yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka namun belum sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu. (Santrock, 1995). Contohnya anak mulai bisa menulis namanya jika ditunjukkan contoh penulisan, atau anak bisa mengurutkan angka dari 1 – 10 tapi belum paham bahwa 7 lebih besar dari 3 (Einon, 2005).

(40)

pertanyaan pada guru dan menanggapi ucapan teman (Einon, 2005).

4) Perkembangan psikososial; memasuki tahap inisiatif vs rasa bersalah. Krisis yang terjadi pada anak adalah antara inisiatif dan melaksanakan inisiatif tersebut, serta rasa bersalah untuk melakukan apa yang ingin dilakukan anak. Apabila perkembangan rasa bersalah lebih besar dari inisiatif maka anak akan takut bertindak karena takut disalahkan (Jamaris, 2006).

5) Perkembangan seni. Pengembangan ini memungkinkan anak untuk bereksplorasi dan berekspresi atas perasaannya sehingga secara tidak langsung melalui seni anak dilatih untuk mengkomunikasikan perasaannya (Craft, 2003).

Karakteristik anak dan karakteristik tujuan adalah dua faktor penting yang menyebabkan beragamnya pemilihan metode pada TK bukan suatu hal yang sederhana dan mudah (Moeslichatoen, 2004).

Selain itu terdapat tiga faktor lain yang berpengaruh dalam pemilihan metode yaitu :

1. Tempat kegiatan dilakukan. Beberapa kegiatan lebih sesuai dilakukan di kelas namun kegitan lain lebih sesuai di luar kelas.

(41)

3. Pola kegiatan yang dilakukan. Terdapat tiga macam pola kegiatan

yang dapat dipilih guru TK untuk mencapai tujuan kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan pengarahan langsung, kegiatan yang berpola semi kreatif, kegiatan yang kreatif (Moeslichatoen, 2004) c. Macam-macam Metode Pengajaran

Sesuai dengan tahap perkembangannya, metode pengajaran di TK berbeda dengan metode yang diterapkan di Sekolah Dasar (Padmonodewo, 2003).

Metode pengajaran yang bisa digunakan di TK antara lain : 1. Metode bercerita; dilakukan secara lisan oleh guru.

2. Metode bercakap-cakap dan tanya jawab; dilakukan antara anak dan guru maupun anak dengan anak lainnya.

3. Metode karyawisata; mengajak anak mengunjungi objek yang sesuai dengan tema.

4. Metode demonstrasi; memperagakan suatu cara atau keterampilan. Misalnya bagaimana cara membuat teh.

5. Metode sosiodrama; dilakukan melalui bermain peran. Misalnya permainan peran dalam drama kemerdekaan, peran dalam drama natal. 6. Metode eksperimen; memberikan pengalaman kepada anak tentang

sesuatu dan mengamati akibatnya. Misalnya mengajak anak melakukan percobaan mencampur warna dengan media cat air.

(42)

tersedia. Misalnya menanam bunga di halaman TK, mempersiapkan sendiri suatu kegiatan.

8. Metode pemberian tugas; memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan. Misalnya tugas menggambar, berlatih lagu, dan sebagainya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004).

Sering kali program yang diterapkan di TK memaksakan adanya tes, pekerjaan rumah pada anak usia 4-5 tahun. Bahaya dari program ini menurut pakar perkembangan anak David Elkind adalah bahwa pendidikan prasekolah publik tak lebih dari suatu perluasan kebawah dari pendidikan dasar tradisional (Santrock, 1995). Pendidikan pada masa awal kanak-kanak (prasekolah) harus memiliki kurikulum, metode evaluasi manajemen kelas, serta program pelatihan guru secara mandiri.

Salah satu ciri metode pengajaran yang cocok diterapkan sebagai strategi pengajaran di dalam kelas antara lain guru berperan sebagai fasilitator yang menyiapkan lingkungan bagi anak untuk belajar melalui eksplorasi dan interaksi aktif dengan orang dewasa, membebaskan anak memilih sendiri berbagai kegiatan yang sudah disiapkan. (Santrock, 1995).

B. Perilaku Anak TK

1. Perilaku Sebagai Hasil Nyata dari Metode Pengajaran

(43)

terhadap objek (Sears, 1988). Perilaku yang ditunjukkan anak di dalam kelas merupakan reaksi terhadap metode pengajaran yang diberikan.

Sesuai dengan tahap perkembangan anak, penerapan metode pengajaran dalam kelas harus disesuaikan dengan karakteristik anak dan karakteristik tujuan yang akan dicapai (telah dijelaskan pada bagian terdahulu). Dalam aplikasi kurikulum, gurulah yang menentukan satuan kegiatan harian termasuk didalamnya metode apa yang diterapkan untuk menyampaikan suatu materi bagi anak didik.

Bukan suatu hal yang ringan untuk menentukan pemilihan metode yang tepat bagi anak usia awal kanak-kanak mengingat karakteristik mereka yang khas dan berada pada periode emas perkembangan. Guru perlu memahami kemampuan apa yang harus dikuasai anak didik untuk meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta. Guru harus paham tujuan yang hendak dicapai sesuai tugas perkembangan anak.

Menurut Carolyn Triyon dan J.W Lilienthal (1986) tugas-tugas perkembangan masa awal kanak-kanak antara lain :

1. berkembang menjadi mandiri

2. belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang 3. belajar bergaul dengan anak lain

4. mengembangkan pengendalian diri

(44)

7. belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar 8. mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan

9. menguasai kata-kata baru

10. mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan (Moeslichatoen, 2004)

Keberhasilan seseorang mencapai suatu tugas perkembangan dapat dilihat dari perilaku yang ditampakkan. Pada masa awal kanak-kanak, anak belajar berperilaku melalui pengalaman yang didapat dari lingkungan. Hal ini berdasar pada teori behaviorisme yang dikemukakan B.F Skinner. Teori ini menyatakan bahwa lingkungan bisa membentuk perilaku anak (Santrock, 1995). Hal ini dapat diartikan bahwa perilaku yang tampak bisa menjadi indikator bagi keberhasilan lingkungan membentuk perilaku anak. Pada lingkungan TK salah satu lingkungan yang membantu membentuk perilaku anak adalah lingkungan kelas. Dalam kelas guru membuat modifikasi lingkungan melalui metode pengajaran yang diberikan. Perilaku yang ditunjukkan diharapkan merupakan hasil dari suatu kegiatan belajar yang efektif ketika anak terlibat aktif dalam pembelajaran yang dilakukan (Departemen Pendidikan Nasional, 2004).

2. Kategori Perilaku Anak

(45)

(perilaku yang tidak diterima secara sosial yang dilakukan secara sengaja untuk melawan tuntutan sosial yang ada) (Hurlock, 1978).

Dalam perkembangan pada anak usia prasekolah, perilaku dikelompokkan kedalam tiga kategori. Pengelompokan ini berdasar pada masa perkembangan kognitif dimana anak belum mampu mengetahui secara persis apa yang mereka ketahui dan perkembangan psikososial dimana anak masih dalam proses mengenali hal-hal yang dianggap benar dan salah dalam lingkungannya. Ketiga kategori perilaku yang dimaksud adalah:

1. Perilaku yang disukai dan ingin agar lebih sering dilakukan oleh anak. 2. Perilaku kurang disukai dan ingin agar dikurangi oleh anak

3. Perilaku yang tidak disukai dan ingin agar sama sekali tidak dilakukan

oleh anak (Whitham, 2003)

Pengkategorian ini dilakukan secara fleksibel untuk memudahkan identifikasi perilaku anak sehingga baik orang tua, guru maupun orang dewasa yang ada disekitar anak menjadi lingkungan tumbuh kembang anak yang bisa membantu anak untuk mencapai perkembangan yang positif. Hal ini bisa dilakukan dengan mendorong (memberikan motivasi) anak untuk melakukan tindakan yang disukai, mengurangi tindakan yang tidak disukai dan menghilangkan tindakan yang tidak bisa ditolerir dan berbahaya.

(46)

(Santrock, 1995). Perilaku anak di kelas muncul secara alami tanpa adanya rekayasa. Perilaku ini bisa menjadi pendukung tercapainya tujuan pengajaran dalam bentuk indikator perilaku yang diinginkan sebagai hasil akhir dari proses pengajaran yang dilakukan. Perilaku yang dikategorikan sebagai perilaku yang disukai merupakan perilaku yang dianggap bisa mendukung usaha pengembangan yang dilakukan oleh guru. Perilaku yang tidak disukai dianggap bisa menghambat usaha pengembangan yang dilakukan guru. Perilaku inilah yang diobservasi peneliti.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya (Sukmadinata, 2005). Peneliti ingin melihat bagaimana penerapan metode pengajaran yang di beberapa TK di kota Yogyakarta dan bagaimana kecenderungan perilaku yang dimunculkan anak di kelas terhadap metode yang sedang diterapkan oleh guru.

Penelitian ini bersifat non-eksperimental. Dengan menggunakan strategi penelitian ganda (multiple research strategies) yaitu menggabungkan kedua pendekatan antara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung frekuensi metode dan perilaku yang ada di kelas. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggambarkan keadaan kelas selama pelaksanaan metode pengajaran secara naratif kualitatif. Hal ini bisa dilaksanakan dalam suatu penelitian deskriptif.

(48)

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 3 Taman Kanak-kanak di Yogyakarta. Terdiri dari 1 TK Negeri dan 2 TK Swasta katolik yang dipilih dengan teknik purposif sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian

(Sukmadinata, 2005).

C. Tahapan Penelitian 1. Perencanaan Penelitian

a. Penentuan tema sebagai langkah awal menentukan area penelitian. b. Melakukan perumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan

pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data.

c. Melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi awal bagi pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada semua subjek penelitian. d. Peneliti mempersiapkan panduan observasi kasar lalu melakukan

perbaikan dengan melihat garis besar kegiatan yang dilakukan dan mencatat perilaku yang dimunculkan dalam kelas ketika melakukan observasi awal.

(49)

f. Selanjutnya membuat pertanyaan sebagai guide interview untuk mendapatkan data macam metode yang digunakan dan bagaimana proporsi penggunaannya dalam menerapkan kurikulum.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Mengurus perijinan penelitian pada pihak-pihak terkait seperti Dinas Pendidikan Kota, penanggung jawab yayasan dan kepala sekolah.

b. Pengambilan data pertama kali dilakukan dengan melakukan wawancara pada kepala sekolah untuk mengetahui kurikulum dan aplikasi kurikulum yang ditetapkan dan dilakukan pada TK yang bersangkutan.

(50)

Jadwal pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :

No Tanggal /Waktu Tempat Kegiatan

1 20 November 2006 TK Tarakanita Mengurus perijinan dengan koordinator TK-SD Tarakanita

2 25 November 2006 / 08.00-09.30

TK Tarakanita Wawancara dengan Kepala sekolah

3 27 – 30 November 2006

Pukul 07.00 – 09.00

TK Tarakanita Observasi awal dan wawancara lanjutan 4 1 – 5 desember 2006

Pukul 07.15 – 10.00

TK Grha Asih Anak Observasi awal 5 8– 16 Desember 2006

Pukul 07.00-09.00

TK Tarakanita Observasi kelas

6 12 Desember 2006 TK Negeri 2 Mengurus perijinan 7 13 – 16 Desember

2006

Pukul 09.30 – 11.00

TK Negeri 2 Observasi awal

8 18 Desember 2006 / 07.00 – 09.00

TK Grha asih Anak Wawancara lanjutan dengan kepala sekolah 9 19 – 22 Desember

2006

Pukul 07.00-09.00

TK Tarakanita Observasi kelas

10 21 Desember 2006 TK Tarakanita Memberi isian biodata guru dan angket orang tua

11 8 – 19 Januari 2007 Pukul 07.15- 10.30

TK Graha Asih Anak

Observasi kelas 12 23 Januari – 5 februari

2007

Pukul 07.30 – 11.00

TK Negeri 2 Observasi Kelas

13 6 Februari 2007 TK Graha Asih Anak

Mengumpulkan biodata dan data tambahan (foto) 14 7 Februari 2007 TK Grha Asih Anak Penyebaran angket orang

tua

15 8 - 9 Februari 2007 TK Negeri 2 Mengumpulkan biodata dan data tambahan lainnya

(51)

D. Metode yang digunakan

1. Pengumpulan data tertulis berupa kurikulum dan silabus mingguan; Hal ini diperlukan untuk mengetahui topik-topik utama apa yang disertakan dalam kurikulum sekaligus mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Dilakukan dengan meminta data dari dinas pendidikan dan TK. 2. Wawancara awal;

Untuk perkenalan, penciptaan raport yang baik dan menilik kembali hal-hal lain yang bisa digunakan sebagai pelengkap data.

3. Observasi;

Merupakan kegiatan memperhatikan, mengamati secara akurat, mencatat fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar aspek dan fenomena tersebut (Poerwandari, 1998). Observasi dilakukan setiap hari selama 2 minggu di TK yang telah dipilih tanpa mengubah setting apapun. Pencatatan difokuskan pada pelaksanaan metode pengajaran dalam kegiatan yang dipilih guru di kelas dan perilaku anak saat kegiatan berlangsung.

(52)

menghindari hal-hal yang mungkin terlupa mengingat pencatatan banyak menggunakan simbol-simbol tertentu.

4. angket survai dan wawancara lanjutan;

Melakukan wawancara dengan guru (pihak sekolah) yang bisa dilakukan disela kegiatan. Wawancara menggunakan narative recording dengan pencatatan langsung atau alat bantu tape recorder. Panduan wawancara bisa dilihat pada lembar lampiran.

Angket survai diberikan pada guru untuk mengetahui pengalaman dan pandangan personal guru khususnya tentang metode pengajaran yang dilakukan. Selain itu memberi angket pada orang tua setelah observasi selesai dilakukan sebagai data tambahan berkaitan dengan kesesuaian sosial perilaku anak di rumah.

E. Definisi Operasional 1. Metode Pengajaran

Metode pengajaran / pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang diterapkan Metode yang biasa diterapkan di TK adalah :

(53)

b. Metode bercakap-cakap atau metode tanya jawab merupakan kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak dengan guru atau antara anak dengan anak. Bisa dalam bentuk percakapan bebas, percakapan bertema, atau berdasar gambar seri. Beberapa macam bentuk dialog yang terjadi adalah dialog memberi perintah (termasuk perintah berurutan), dialog tanya jawab, dialog dalam rangka memberi informasi (Moeslichatoen, 2004).

c. Metode karyawisata dilakukan dengan mengamati dunia sesuai dengan kenyataannya secara langsung sehingga anak memperoleh pengalaman sendiri dari panca indranya seperti mengajak anak berwisata ke kebun binatang (Moeslichatoen, 2004).

d. Metode demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Guru menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan apa yang sedang dilakukannya (Moeslichatoen, 2004).

e. Metode sosiodrama atau bermain peran adalah cara memberikan pengalaman kepada anak melalui bermain peran dimana anak diminta memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran yang dilakukan bersama-sama.

(54)

g. Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan. Contohnya menanam tumbuhan di halaman sekolah dan sebagainya.

h. Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan guru. Tugas bisa diberikan secara individu ataupun kelompok (Moeslichatoen, 2004).

(Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, Departemen Pendidikan Nasional, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, Jakarta, 2005).

2. Perilaku anak

Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang dimunculkan anak ketika mengikuti proses belajar di dalam kelas. Perilaku yang muncul sebagai reaksi ketika guru melaksanakan suatu metode dalam kegiatan kelas yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas.

Terdapat tiga perilaku khusus yaitu :

(55)

komunikatif dengan teman (mensupport teman), mengerjakan dengan semangat (misalnya sambil bernyanyi).

2. Perilaku yang tidak anda sukai dan ingin agar lebih jarang dilakukan anak; yaitu perilaku anak pasif dalam berkomunikasi (hanya mengikuti temannya), mengerjakan hal lain selain yang diinstruksikan, tidak berani bertanya pada guru (bertanya pada teman), lambat dalam mengerjakan, berkomentar negatif, tidak berani menunjukkan diri, mudah beralih perhatian, mengobrol hal lain selama kegiatan, selalu meminta support guru terhadap apa yang dikerjakan (kurang percaya diri), cenderung pendiam (kurang komunikatif), bermain/mengobrol ketika guru menerangkan (tidak menghargai orang lain),

3. perilaku yang tidak dapat di tolerir dan ingin segera dihentikan; yaitu perilaku tidak punya inisiatif (menunggu bimbingan guru), mencontek pekerjaan temannya (tidak percaya diri), meminta teman mengerjakan pekerjaannya (tidak bertanggung jawab), mengganggu teman, menolak mengerjakan tugas yang diberikan (Whitham, 2003).

(56)

3. Taman Kanak-kanak

Taman kanak-kanak (TK) adalah lembaga prasekolah di Indonesia yang dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar berdasar kepemilikan yaitu :

a. TK Negeri milik pemerintah dan mengikuti pedoman pendidikan dari pemerintah. Di kota Yogyakarta TK Negeri ada 2. Subjek pada penelitian ini adalah TK Negeri 2.

b. TK Swasta / yayasan adalah milik perseorangan atau kelompok orang (yayasan). Kurikulum mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan Anak Usia Dini, namun di kombinasikan dengan visi-misi dari yayasan itu sendiri. TK yang dipilih adalah TK Tarakanita dan TK Grha Asih Anak.

F. Tehnik pengambilan data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Peneliti ingin mengumpulkan selengkap mungkin data mengenai kurikulum dan silabus yang dibuat TK dengan melakukan observasi, wawancara (terstruktur), dan angket tentang metode pengajaran yang diterapkan.

(57)

dilakukan untuk melakukan eksplorasi terhadap topik itu yang tidak bisa dilakukan dengan metode lain (Banister dalam Poerwandari, 1998).

Wawancara dilakukan pada guru dan kepala sekolah (sebagai pihak sekolah) berkaitan dengan kurikulum yang telah ditetapkan, metode pengajaran kurikulum itu dalam kelas, pengalaman dan pengetahuan tentang metode pengajaran serta perilaku apa yang umumnya muncul pada anak di kelas. Peneliti juga meminta guru membuat kategorisasi perilaku dari item-item perilaku hasil pengumpulan data saat observasi awal. Hal ini dilakukan karena guru adalah orang utama yang menjadi pelaksana metode pengajaran didalam kelas.

G. Prosedur Pelaksanaan

Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data tertulis dari TK yang dipilih. TK yang dipilih adalah TK Negeri 2, TK Tarakanita, dan TK Grha Asih Anak. Observasi dilakukan selama 2 minggu pada masing-masing TK untuk melihat pelaksanaan metode dalam kelas berdasar acuan satuan pengajaran yang dibuat masing-masing guru sekaligus mengumpulkan data perilaku yang dihasilkan anak.

H. Analisis Data

(58)

terperinci. Analisis data dilakukan berdasar isinya (content analysis) atau disebut juga dengan analisis isi (Suryabrata, 1998).

Langkah-langkah analisis isi : 1. Organisasi data

Data yang disimpan dan diorganisasikan berupa :

a. Data mentah berupa tabel observasi perilaku dan narative

recording kasar tentang metode pengajaran dan temuan dalam kegiatan yang dilakukan.

b. Data-data mengalami tahap proses awal yaitu narative recording yang telah dilengkapi dan penghitungan perilaku berdasar frekuensi perilaku yang timbul

c. Data observasi yang telah melalui tahapan proses pengkodingan dan pengelompokan data

2. analisis data

Data observasi dan wawancara kemudian dianalisis dengan langkah sebagai berikut :

a. Observasi metode

Data dikelompokkan berdasar materi dan metode yang dilaksanakan oleh setiap TK yang dijadikan subjek penelitian. b. Observasi perilaku

(59)

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan langkah berikut :

1. membuat pelengkapan data observasi dengan data wawancara untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik TK

2. menemukan persamaan dan perbedaan antara satu TK dan lainnya

d. Angket pada orang tua

sarana untuk mengetahui perilaku anak dirumah sebagai cross cek data perilaku di kelas. Hasil angket berupa ratio angka

yang dikelompokkan kedalam kategori ratio angka yang telah ditentukan oleh peneliti (lihat blueprint pada tabel 2).

3. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan upaya memahami data dengan lebih mendalam (Kvale dalam Poerwandari, 1998). Hasil analisis data observasi, wawancara dan angket dikaitkan dan dibahas sehingga dapat memberikan gambaran tentang metode pengajaran yang dilakukan di TK dan perilaku yang banyak muncul di ketiga TK tersebut.

I. Kredibilitas, Validitas dan Reliabilitas Penelitian

(60)

1. penulis terlibat langsung sebagai partisipan di dalam kelas sejak jam

kegiatan dimulai hingga jam kegiatan berakhir setiap hari selama kurang lebih dua minggu. Kegiatan observasi ini berfokus pada kegiatan pengajaran di dalam kelas dan perilaku anak selama kegiatan berlangsung.

2. pengamatan dilakukan secara teliti dengan memfokuskan pada

penerapan metode yang diberikan dan perilaku anak saat metode diberikan.

3. penulis melakukan triangulasi data dengan membandingkan hasil pengamatan dengan data yang didapat dari satuan kegiatan harian dan wawancara yang dilakukan.

4. melakukan member checks yaitu dengan menunjukkan data yang didapat pada pihak sekolah (guru) untuk dilihat ketepatannya.

5. melakukan pengecekan kecukupan referensi data yang terkumpul 6. mendiskusikan dengan dosen dan teman yang berkompeten.

Validitas penelitian ialah sejauh mana ketepatan, kebermaknaan, kegunaan hasil penelitian mampu menggambarkan metode pengajaran yang dilakukan di TK dan perilaku yang muncul saat pelaksanaan metode tertentu (Tjundjing, 2004). Hal ini diupayakan dengan menggunakan : 1. Validitas ekologi

(61)

pemilihan subjek, desain dan proses analisis penelitian (Poerwandari, 1998).

2. Natural history

Kesesuaian penggambaran peneliti dengan situasi dan prosedur penelitian serta segala sesuatu yang terjadi selama berlangsungnya penelitian (Tjundjing, 2004).

3. Validitas konstruk

Peneliti menggunakan kerangka teori yang jelas sebagai dasar pengamatan metode pengajaran dan perilaku anak saat metode pengajaran dilakukan (Kerlinger, 2002).

4. Komplementer

Hasil penelitian yang diperoleh melalui masing-masing pendekatan dikombinasikan untuk memperkaya gambaran tentang metode pengajaran dan perilaku anak sehingga dapat menguatkan validitas penelitian (Hammersley dalam Alsa, 2004).

(62)

Sarantakos dalam Poerwandari mengungkapkan tiga hal dalam meningkatkan dependability (ganti dari istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif) meliputi :

a. Koherensi, yaitu metode yang dipilih membantu mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Keterbukaan, yaitu peneliti membuka diri dalam memanfaatkan

metode yang berbeda untuk mencapai tujuan dengan menuliskan secara lengkap perencanaan, proses, analisis dan hasil penelitian dengan menggunakan dua metode berbeda.

(63)

Skema 3. Kerangka berpikir

Pendidikan Anak Usia Dini

Metode

Pengajaran Materi

Pengajaran Karakteristik anak Karakteristik tujuan Aplikasi :

a. metode bercerita b. metode tanya jawab c. metode sosiodrama d. metode eksperimen e. metode proyek f. metode karyawisata g. metode demonstrasi h. metode pemberian

tugas

Kurikulum : a. memilih tujuan b. mengorganisasikan

isi

c. memilih bentuk pengalaman belajar d. menentukan urutan

pelajaran

e. penilaian terhadap hasil belajar anak dan program

Perilaku anak di kelas Dimana, apa temanya, bagaimana polanya Sebagai indikator pendukung keberhasilan metode yang digunakan

Keberhasilan belajar berupa indikator perilaku. Didapat dari hasil evaluasi yaitu pengamatan dan karya anak

Keterangan : Alur berpikir Areal Penelitian

(64)

Skema 4a : Perilaku di kelas sebagai hasil penerapan metode pengajaran Guru Tugas perkembangan anak Perilaku anak di kelas Aplikasi kurikulum di kelas dengan metode pengajaran Menjalankan kurikulum

dari Dinas Pendidikan Usia Dini Evaluasi keberhasilan

lewat pengamatan perilaku harian dan hasil karya

Keterangan : alur berpikir

Hal yang harus diketahui guru tentang anak TK Areal penelitian

Skema 4b : Jenis-jenis Perilaku

Perilaku Anak di kelas

Perilaku sosial

Perilaku yang tidak bisa di tolerir di kelas Perilaku tidak sosial

Pasif berkomunikasi mengerjakan hal lain,malu bertanya, lambat, berkomentar negatif, tidak berani

menunjukkan diri, mudah beralih perhatian, mengobrol hal lain,selalumeminta support guru,cenderung pendiam,bermain/mengobrol ketika guru menerangkan Menyimak guru, mengikuti percakapan dengan aktif, memahami instruksi, mengerjakan tugas, berani bertanya, berkomentar positif, cepat mengerjakan, berani menunjukkan diri, punya inisiatif, mengerjakan dengan semangat Menunggu bimbingan guru,mencontek pekerjaan teman,meminta teman mengerjakan pekerjaannya, mengganggu teman, menolak mengerjakan tugas

Perilaku yang tidak dikehendaki di kelas

Perilaku non sosial

(65)

Tabel 2. Blueprint Angket kepada Orang Tua

No Bidang Pengembangan Favourable Unfavourable

1. Pembiasaan 12.5 %

3

20,8 % 5

2. Bahasa 20,8 %

5

8,3 % 2

3. Kognitif 4,2 %

1

16,6 % 4

4. Seni 8,3 %

2 -

5 Fisik Motorik 4,2 %

1

4,2 % 1

Total 50 %

12

(66)

BAB IV

PROSES, DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Proses Penelitian 1. Prosedur Awal Penelitian

Peneliti melakukan survei pada beberapa Taman Kanak-kanak di wilayah kota Yogyakarta. Survei ini dilakukan setelah mendapatkan data berupa daftar TK dari Dinas Pendidikan kota Yogyakarta. Didapatkan pula informasi mengenai pembagian TK berdasar kepemilikan yaitu TK negeri dan TK swasta. Kriteria TK yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu :

a. Terletak di wilayah kota Yogyakarta.

b. Terdaftar di Dinas Pendidikan Anak Usia Dini wilayah kota Yogyakarta.

c. Mempunyai kepemilikan yang jelas.

d. Bersedia dan menerima apabila digunakan sebagai tempat

penelitian.

(67)

Sedangkan TK Grha Asih Anak adalah TK milik yayasan katolik yang baru berkembang dan belum mempunyai cabang.

Kemudian peneliti membuat surat ijin penelitian di fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Surat ijin ini ditujukan ke beberapa pihak yaitu pada Dinas Pendidikan kota Yogyakarta, penanggung jawab TK Tarakanita dan TK Grha Asih Anak.

Dinas Pendidikan kota Yogyakarta dalam hal ini diwakili Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini memberikan ijin dan membantu perijinan secara lisan pada sekolah-sekolah yang dituju. Peneliti menyampaikan tema dan tujuan penelitian pada pihak-pihak yang terkait.

(68)

2. Daftar TEMA dan Jadwal Yang Diterapkan Semua TK

TEMA ditetapkan oleh Dinas Pendidikan sebagai standarisasi kompetensi anak didik sehingga ketiga TK mengikuti ketentuan yang sama. Selain TEMA Dinas Pendidikan juga membuat kisi-kisi indikator perilaku hasil belajar. Satu tahun ajaran terbagi menjadi dua semester dengan perincian dan jadwal waktu pelaksanaan TEMA sebagai berikut :

Tabel 3. TEMA dan Jadwal Pelaksanaan

Periode Semester I (Juli-Desember)

Tema Waktu

Diri Sendiri 3 Minggu

Lingkunganku 4 Minggu

Kebutuhanku 4 Minggu

Kebersihan & Keamanan 3 minggu

Tanaman 3 minggu

Periode Semester ke II (Januari – Juni)

Tema Waktu

Rekreasi 4 Minggu

Pekerjaan 3 minggu

Air-Udara-Api 2 minggu

Alat Komunikasi 2 minggu

Tanah airku 3 minggu

(69)

3. Waktu Pengambilan Data Tabel 4. Jadwal Pengambilan Data

TK Kegiatan Waktu Keterangan

Tarakanita - Wawancara awal - Observasi awal

- Observasi kelas

- Isian biodata guru - Angket orang tua

25 November 2006 27 – 30 November 2006

8 – 16 Desember, 19 – 22 Desember 2006

21 Desember 2006 1 maret 2007

TEMA Tanaman Masa Pengayaan (Tidak ada TEMA) TK Grha Asih anak

- Obsevasi awal

-Wawancara lanjutan

- Observasi kelas

- Data tambahan - Angket

1 - 5 Desember 2006

18 Desember 2006

8 – 19 Januari 2007

6 Februari 2007 3 Maret 2007

TEMA

Kebersihan dan keamanan

TEMA Rekreasi

TK Negeri 2 - Observasi awal

- Wawancara awal - Observasi kelas

-Wawancara lanjutan - data tambahan - Angket orang tua

13 - 16 Desember 2006 (09.30-11.00) 22 Januari 2007 23 – 5 Februari 2007

7 Februari 2007

7 – 9 Februari 2007 3 Maret 2007

TEMA Tanaman

(70)

4. Proses Pengambilan Data a. Observasi awal

Observasi awal dilakukan selama tiga sampai lima hari di TK yang bersangkutan. Observasi awal dilakukan segera setelah peneliti mendapat ijin untuk melakukan observasi dari pihak pengelola TK dalam hal ini Dinas Pendidikan, Yayasan Tarakanita dan Yayasan Papa-Miskin.

Pada observasi awal ini peneliti menjadi partisipan di dalam kelas. Sesekali peneliti membantu guru dalam melaksanakan kegiatan kelas. Setelah diperkenalkan kepala sekolah pada guru kelas, peneliti dikenalkan guru pada anak didik sebagai teman sesama guru. Disini peneliti juga memperkenalkan diri secara langsung pada anak didik di depan kelas. Hal ini dilakukan untuk menciptakan raport awal sehingga anak didik tidak merasa terganggu atau berubah perilaku karena kehadiran peneliti. Cara ini dirasa cukup efektif karena anak didik mengetahui kehadiran orang baru dikelas dan tidak bertanya-tanya terus sehingga mengganggu konsentrasi.

Observasi ini memfokuskan perhatian pada metode yang dilakukan oleh guru dan perilaku yang dimunculkan anak ketika pelaksanaan suatu metode pengajaran. Observasi ini dilakukan dengan narative recording.

(71)

Perilaku yang terdata ini dikelompokkan kedalam tiga kategori perilaku anak di kelas. Pengkategorian ini dilakukan dengan bantuan guru kelas sebagai orang yang memegang peran utama di kelas. Ketiga kategori itu adalah perilaku disukai dan diharapkan, perilaku

Gambar

Tabel 2. Blueprint Angket kepada Orang Tua
tabel observasi perilaku. Peneliti meminta tolong pada guru untuk
Tabel 3. TEMA dan Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4. Jadwal Pengambilan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Based on the above description, the problems in this study are formulated as follows: (1) How is the arrangement of settlement and clearance of debtor's assets

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

3. Kewjiban lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan, misalnya: promes yang akan segera jatuh tempo. Lebih jauh lagi, laibilitas lainnya yang masuk klasifikasi jangka

Dalam penetapan biaya pendidikan yang dibebankan ke mahasiswa, Politeknik Indonusa Surakarta belum dapat menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga mahasiswa

independensinya ketika melakukan penugasan audit maka auditor tidak akan mudah untuk dipengaruhi oleh pihak manapun dalam memberikan opini atas laporab keuangan

Kemampuan yang dimaksud adalah: kemampuan melakukan analisis gangguan kebutuhan dasar klien dan keluarga, bersikap caring di setiap kesempatan memberikan asuhan keperawatan,

sanksi-­‐sanksi  tersebut  tidak  dirasakan  secara  langsung  dengan   memuaskan  sehingga  kurang  menjamin  kepentingan  manusia..  Kaedah  fundamentil