ABSTRAK
Abstrak Tesis, oleh Nurani Widaningsih, bejudul Pengaruh Penerapan Metode Storytelling Terhadap Kreativitas Figural Pada Anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia di Kota Bandung, di bawah bimbingan Dr. Jacqueline M.Tj.Psikolog sebagai pembimbing utama dan Jane Savitri M.Si.,Psikolog sebagai pembimbing pendamping.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode storytelling terhadap kreativitas anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia di Kota Bandung. TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia merupakan Taman Kanak-Kanak yang menjadikan kreativitas sebagai ikon utama dalam proses belajar yang diterapkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 orang peserta yang terbagi ke dalam dua kelompok yaitu 15 peserta sebagai kelompok kontrol (CG) dan 15 peserta sebagai kelompok eksperimen (EG). Terdapat tiga sesi storytelling yang dilakukan dalam penelitian ini. Sebelum diberikan kegiatan storytelling, semua partisipan diberikan kegiatan pre tes ,untuk mengukur tingkat kreativitas figural awal. Setelah pemeberian storytelling pada kelompok eksperimen, daiadakan pengukuran akhir skor kreativitas figural pada kelompok kontrol (CG) dan kelompok eksperimen (EG). Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan teknik pengambilan data pre test dan post test lalu keduanya diukur dan dibandingkan.
Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur kreativitas figural dari Utami Munandar (1999). Teori yang digunakan adalah teori kreativitas figural Utami Munandar dan teori storytelling Geisler (1997). Teori lain yang mendukung adalah tentang perkembangan anak usia dini berkaitan dengan perkembangan kognitifnya dari Piaget
Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa metode storytelling berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor kreativitas figural pada kelompok eksperimen (EG) TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia Kota Bandung. Metode storytelling berpengaruh terhadap peningkatan aspek-aspek kreativitas figural meliputi kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), elaborasi (elaboration) dan aspek orisinalitas (originality).
ABSTRACT
Thesis abstract, by Nurani Widaningsih, entitled Influence of Storytelling Methods Implementation to Figural Creativity on Pupils of PicuPacu Kreativitas Indonesia Kindergarten in Bandung, under the guidance of Dr. Jacqueline, M.Tj.Psi and Jane Savitri, M.Si.,Psikolog.
The background of the research is to know the influence of storytelling methods implementation to figural creativity on pupils of PicuPacu Kreativitas Indonesia Kindergarten in Bandung. PicuPacu Kreativitas Indonesia Kindergarten is the school that placed creativity as a prime icon in learning process. Population in the research is 30 which divide into two groups. There are 15 in Control Group (CG) and the others in Experiment Group (EG). Storytelling has three session in the research. Before storytelling, all of participants have pre test activity to measure first figural creativity level. Then, after storytelling, both CG and EG get the last measurement of figural creativity. The research used Quasi Experimental method with pre and post test.
The parameter used tool from Utami Munandar figural creativity tool. The research is using Utami Munandar (1999) figural creativity theory and Geisler (1997) storytelling theory. The other theory come from Piaget with his grow and development theory.
Result of the research: Storytelling method has significant influence to increase figural creativity score on Experiment Group (EG). Storytelling has influence to increase figural creativity aspects that include fluency, flexibility, elaboration, and originality
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK……….i
ABSTRACT……….………..……….ii
KATA PENGANTAR………..………iii
DAFTAR ISI………...……..…..………....vii
DAFTAR TABEL..………...………..….…ix
DAFTAR BAGAN……… ……….….………..…..x
DAFTAR LAMPIRAN………..……….………...…..xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN……….…11.2. RUMUSAN MASALAH……….7
1.3. MAKSUD,TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN……….7
1.3.1. Maksud Penelitian………...7
1.3.2. Tujuan Penelitian………..………….……..8
1.3.3. Kegunaan Penelitian……….……….……..8
1) Kegunaan Teoritis……..…..………...8
2) Kegunaan Praktis………….………..…….….8
3) Kegunaan Edukatif……….……..………...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. TEORI………..….11
2.1.1. Kreativitas Figural………..…....11
2.1.1.1 Pengertian Kreativitas Figural...……..………...11
2.1.5.1. Pengertian Storytelling dari Beberapa Sumber………27
2.1.5.2. Pengertian Storytelling menurut Geisler……...………...28
2.1.5.3 Sejarah dan Perkembangan Storytelling……..………..29
2.1.5.4 Jenis-jenis Storytelling….……….31
2.1.5.5 Proses Storytelling…….………32
2.1.5.5.1. Tahapan Storytelling………….………...…..32
2.1.5.5.1. Pihak yang Terkait saat Storytelling…………..……36
2.1.6. Perkembangan Kreativitas Figural Anak………..………….….37
2.2. KERANGKA PEMIKIRAN……..………..……..………..38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. RANCANGAN PENELITIAN……...……….51
3.2. VARIABEL PENELITIAN……….……….52
3.2.1. Independent Variable………..………..…..…52
3.2.1.1. Definisi Konseptual Independent variable………53
3.2.1.2. Definisi Operasional Independent Variable……….53
3.2.2. Dependent Variable 3.2.2.1. Definisi Konseptual Dependent variable………53
3.2.2.2. Definisi Operasional Dependent Variable……….53
3.3. SUBJEK PENELITIAN………...54
3.3.1. Karakteristik Subjek Penelitian………..……..………..54
3.4. ALAT UKUR……….…………..……….…54
3.4.1. Nama Alat Ukur………...……….…….54
3.4.2. Landasan………...………….….54
3.4.3. Bentuk Alat Ukur TKF………54
3.4.4. Kisi-Kisi Alat Ukur……….55
3.4.5. Penilaian………...………..55
3.4.6. Kategorisasi Alat Ukur………...………56
3.4.7. Validitas dan Realiabilitas………...………57
3.4.7.1. Validitas………...…….…...57
3.5.1. Tujuan Traetment Metode Storytelling………...……58
(1). Tujuan Instruksional Umum…………...………58
(2). Tujuan Instruksional khusus………...………58
3.5.2. Materi Treatment Metode Storytelling………..….……58
3.6. TEKNIK ANALISIS DATA………...……….…….60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN……….……...……….67
4.2. PENGUJIAN HIPOTESIS…….……….….84
4.3. PEMBAHASAN…….……….……….….88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN……….…………...………..93
5.2. SARAN…….……….……….…..93
DAFTAR PUSTAKA……….……..96
DAFTAR RUJUKAN………...…99
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Piaget………37
Tabel 3.4.1. Kisi-kisi Alat Ukur……….55
Tabel 3.4.2. Skoring Alat Ukur TKF……….55
Tabel 3.4.3. Konversi Nilai Skoring Kategori Kreativitas Figural……..56
Tabel 3.4.4. Kategori penggolongan Kreativitas Figural Utami
Munandar……….…..57
Tabel 3.5. Materi Treatment Storytelling….………..60.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin..62
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Populasi Berdasarkan Usia…………..63
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol (CG)
Berdasarkan usia………..64
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen (EG)
Berdasarkan usia………..64
Tabel 4.5. Hasil Uji Untuk Rata-Rata kreativitas Figural Awal……..70
Pada CG dan EG.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Awal ……….………73
Kreativitas Figural Kelompok Kontrol (CG)
Tabel 4.8. Hasil Uji T Berpasangan untuk Kreativitas Figural.……….68
Tabel 4.9. Data Akhir Distribusi Frekuensi Kreativitas Figural
pada Kelompok kontrol (CG)….………75
Tabel 4.10. Data Akhir Distribusi Frekuensi Kreativitas Figural
Pada kelompok Eksperimen (EG)……….76
Tabel 4.11. Uji Statistika untuk Rata-Rata Awal dan Akhir
Kreativitas Figural CG……….77
Tabel 4.12. Hasil Uji T Berapsangan untuk Kreativitas Awal
Dan Akhir pada Kelompok kontrol (CG)……..…………77
Tabel 4.13. Uji Statistika untuk Rata-Rata Skor Awal dan Akhir
Kreativitas Figural pada Kelompok Eksperimen ………...78
Tabel 4.14. Hasil Uji T untuk Kreativitas Figural Awal dan
Akhir pada Kelompok Eksperimen……….79
Tabel 4.15. Tabulasi silang Frekuensi Perubahan Skor Kreativitas
Figural Kelompok EG Terhadap Perubahan Skor
Kelancaran (Fluency)………...80
Tabel 4.16. Tabulasi silang Frekuensi Perubahan Skor Kreativitas
Figural Terhadap Perubahan Skor Fleksibilitas
(Flexibility)……….………...85
Tabel 4.17. Tabulasi silang Frekuensi Perubahan Skor Kreativitas
Figural Terhadap Perubahan Skor Elaborasi
Tabel 4.18. Tabulasi silang Frekuensi Perubahan Skor Kreativitas
Figural Terhadap Perubahan Skor Orisinalitas
(Originality)…………..……….………....83
Tabel 4.19 Tabulasi silang Frekuensi Perubahan
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.2. Kerangka Pikir……….………46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Alat Ukur TKF
Lampiran 2 Lembar cerita 1
Lampiran 3 Lembar cerita 2
Lampiran 4 Lembar cerita 3
Lampiran 5 Surat Permohonan Partisipasi Penelitian
Lampiran 6 Persetujuan partisipasi dalam Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian
Kreativitas merupakan suatu dinamika proses yang mengacu kepada
hal-hal baru yang positif. Setiap pembaharuan memerlukan proses kreatif. Kreativitas
merupakan suatu kegiatan yang bermakna dan bermanfaat. Kreativitas diperlukan
dalam meningkatkan kualitas hidup manusia karena kreativitaslah yang
memungkinkan perkembangan ilmu, teknologi dan seni (Wahyudin, 2007).
Kehidupan manusia mendambakan produktivitas, efektivitas dan efisiensi yang
lebih baik atau lebih tinggi dari apa yang sebelumnya dicapai, kreativitas
dijadikan dasar untuk menciptakan produktivitas tersebut. Pentingnya kreativitas
dalam kehidupan, menjadikan usaha-usaha yang dilakukan manusia dalam
berbagai konteksnya banyak melibatkan kreativitas.
Maju tidaknya suatu negara akan sangat tergantung kepada sumber daya
manusianya. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia menjadi
prioritas utama jika suatu negara ingin maju dan dapat bersaing dengan bangsa
lain. Faktor sumber daya manusia yang unggul dan kreatif menjadi hal yang
sangat penting, sehingga memerlukan dukungan dari berbagai bidang yang dapat
meningkatkan aspek tersebut, di antaranya adalah bidang pendidikan. Pendidikan
2
manusia. Semakin baik dunia pendidikan suatu negara maka semakin baik pula
sumber daya manusianya.
Di era pembangunan seperti saat ini, kreativitas merupakan salah satu
kualitas individu yang sangat penting, kualitas semacam ini sangat bermanfaat
untuk membantu memecahkan persoalan-persoalan yang setiap saat menghadang
proses pembangunan sebagaimana yang dihadapi bangsa Indonesia (Nashori dan
Diana, 2002). Perkembangan kreativitas anak memang diakui berkembang begitu
pesat terutama anak pada usia pra sekolah. seperti dikemukakan oleh Munandar
(1997), bahwa saat paling penting dan menentukan dalam upaya pengembangan
kreativitas adalah usia pra sekolah, karena pada usia pra sekolah tersebut seorang
anak memiliki daya khayal yang tinggi serta merupakan masa perkembangan
dengan daya kreativitas yang pesat. Cobb (1997) menyatakan bahwa masa
kanak-kanak dapat digeneralisasi sebagai fase yang sangat kreatif. Beberapa hasil
penelitian kreativitas yang dilaporkan oleh E. Paul Torrance (1964)
memperlihatkan bahwa imaginasi tertinggi terdapat pada anak dengan usia antara
empat tahun sampai lima tahun.
Permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan usia dini di Indonesia adalah
bergesernya paradigma pendidikan anak pra sekolah yang seharusnya lebih
menekankan kepada aspek tumbuh kembang, kreativitas dan karakter seperti
yang disebutkan oleh Armstrong (2012) bahwa fokus utama pendidikan anak usia
dini adalah kreativitas dan bermain, sekarang ini kenyataan di lapangan anak-anak
3
Beberapa pendapat dari hasil wawancara dengan orang tua TK adalah
bahwa orangtua mempunyai harapan yang sangat tinggi akan prestasi akaedmik
sejak anak masuk TK. Hal tersebut memicu sekolah melakukan beberapa
kegiatan belajar yang seharusnya belum dilaksanakan di tingkat TK, seperti
adanya PR setiap hari, anak TK sudah diharuskan menulis dan membaca dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang mengutamakan duduk berjam-jam di meja dan
kurang mendapatkan stimulasi untuk perkembangan sosial, emosional, fisik,
intelektual, kreativitas dan moral yang sebenarnya saling terkait.
Sikap pengajar atau guru dalam hal ini juga mempunyai peranan yang
penting. Guru yang kreatif akan menstimulasi anak-anak untuk bisa kreatif.
Berbagai pendekatan dan metode kreatif yang diberikan oleh guru akan
memberikan dampak bagi anak-anak. Guru yang mampu mengajar kreatif adalah
guru yang mampu menyediakan kegiatan belajar yang menyenangkan dan
memberikan pengalaman yang berharga bagi anak-anak, mendorong kreativitas
dan imajinasi (Asyfandiyar,2007).
Menurut Callahan dan Renzulli (1997), sebenarnya semua anak usia TK
baik cacat maupun normal mempunyai modal untuk kreatif, hanya masalah
utamanya kurangnya bahan kurikulum atau metode yang mendukung kreativitas
di tingkat taman kanak-kanak. Penyebab lainnya mengapa kreativitas tidak dapat
berkembang secara optimal adalah karena anak terlalu dibiasakan untuk berpikir
secara tertib dan dihalangi kemungkinannya untuk merespon dan memecahkan
4
dikembangkan oleh lingkungannya. Di Indonesia, hasil-hasil penelitian
mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan maupun orang tua cenderung untuk
mendidik siswa berpikir secara linier (searah) atau konvergen (terpusat). Subjek
didik kurang didorong untuk berpikir divergen (menyebar), yang merupakan ciri
kreativitas (Nashori dan Diana,2002).
Dalam penelitian Jellen-Urban (1987) yang mengungkap fakta bahwa
ternyata anak Indonesia memiliki skor kreativitas figural yang rendah dibanding
dengan negara – negara lain dalam Test for Creative thinking Drawing Production
(Utami Munandar, 1999). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utami
Munandar pada tahun 1977, hal tersebut disebabkan karena anak kurang diberi
kesempatan untuk berpikir kreatif dan menuangkannya dalam bentuk figural.
Anak terbiasa diberikan pilihan jawaban atau contoh gambar. Hal tersebut tidak
sejalan dengan stimulasi kreativitas terhadap anak yang memberikan kesempatan
bagi anak untuk mengekspresikan idenya dalam bentuk figural.
Menurut Utami Munandar, Kreativitas Figural adalah kemampuan
mengekspresikan ide dalam bentuk figural yang mencerminkan kelancaran
(fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) serta memperkaya (elaboration) dari suatu gagasan. Kreativitas tersebut dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : pribadi (person), proses (process), pendorong (press) dan produk (product). Berdasarkan teori kreativitas figural Utami Munandar tersebut, untuk memunculkan pribadi yang kreatif diperlukan proses dan pendorong kreativitas
5
adalah metode storytelling (Asfandiyar,2007). Metode storytelling tersebut dikemukan oleh Gleisler (1977). Menurut Gleisler, dalam storytelling terdapat aspek yang bisa menstimulasi kreativitas figural, yaitu tersampaikannya informasi
yang komplek kepada anak melalui suara dan gerakan sehingga memungkin
imajinasi anak untuk berkembang menggambarkan secara visual dalam pikirannya
tentang cerita yang didengar. Teori ini diperkuat diperkuat oleh Hernowo (2007 )
yang mengungkapkan bahwa seorang anak yang mendengarkan cerita atau
membaca buku cerita akan memvisualkan cerita tersebut dalam bentuk
figural/gambar di dalam alam pikirannya. Hal ini memberikan keleluasaan
imajinasi anak untuk berkembang tanpa ada batasan (borderless). Berbeda
dengan media film, misalnya, yang sudah membatasi imajinasi figural anak atau
siapapun yang menontonnya dengan gambaran yang sudah ditentukan oleh
pembuat film tersebut. Sehingga storytelling bisa masuk ke dalam dunia anak pra
sekolah karena kaya dengan imaginasi dan memberi kesempatan berekspresi.
Sesuai dengan tugas perkembangannya, anak TK sedang berada pada tahap pra
operasional. Pada tahap ini kemampuan kreativitas sudah mulai tumbuh, dalam
tahap ini anak mulai mempresentasikan dunia mereka dalam bentuk kata-kata,
bayangan dan gambar. Pemikiran-pemikiran simbolik berjalan melalui
koneksi-koneksi sederhana dari informasi sensorik dan tindakan fisik (Santrock, 2007).
Menurut Asfandiyar 92007), storytelling sangat penting bagi anak-anak sebagai bekal mereka menghadapi masa depannya. Bahkan sampai hari ini, di
6
dalam proses komunikasi pendidikan baik di pendidikan formal maupun
nonformal, dan dimulai dari jenjang pra sekolah sampai tingkat lanjut.
Salah satu TK di Kota Bandung yang mengedepankan aspek kreativitias
dalam visi dan misinya adalah TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia, yang terletak
di Jalan Yogyakarta No 1A Antapani Bandung. Picu Pacu Kreativitas merupakan
suatu lembaga dengan konsep “Rumah Kreatif” sebagai wadah aneka aktivitas
yang memicu dan memacu kreativitas yang diperuntukan bagi anak-anak,
orangtua, guru dan masyarakat umum dalam rangka mendukung era industri dan
kreatif.
Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini didirikan oleh Andi Yudha Asfandiyar,
seorang praktisi dalam bidang kreativitas anak, juga sebagai storyteller dan
penulis buku anak. Seiring waktu, kepercayaan orang tua karena konsep
kreativitas yang di usung maka banyak pihak yang menginginkan adanya kelas
Preschool di Picu-Pacu Kreativitas Indonesia.
Akhirnya pada awal tahun ajaran 2010, dibukalah Picu Pacu Preschool
and Kindergarten. Berawal dari hanya 7 orang anak pada tahun ajaran pertama, lalu bertambah jumlahnya menjadi 15 anak TK A dan 15 TK B serta 10
playgroup pada tahun ajaran ke-dua, dan total 60 anak di tahun ke-tiga.
Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan kepada orang tua ketika
pendaftaran, 92% orang tua memilih Picu Pacu Kreativitas Indonesia karena
konsep kreativitas yang diusung dan ketertarikan dengan berbagai metode yang
7
Menurut sebagian besar orang tua, dongeng banyak memberikan hal
positif dalam perkembangan moral dan kreativitas anak-anak. Karena di dalam
storytelling banyak stimulasi yang bisa mempengaruhi kreativitas anak-anak, diantaranya stimulasi supaya anak bisa mengembangkan imajinasinya, cara
berpikir, keberanian mengemukakan pendapat serta penanaman nilai-nilai positif
pada anak. Storytelling memberikan ruang kepada anak untuk berpikir secara
kreatif.
Kurikulum yang digunakan di Picu Pacu Kreativitas Indonesia juga
disusun khusus dan khas dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pada tahap
usia pra sekolah, diantaranya adalah aspek tumbuh kembang, nilai-nilai moral dan
kreativitas. Beberapa aspek yang ada dalam kegiatan hariannya adalah
knowledge, activity (storytelling, art, music, dance, science) portofolio, moral value. Sehingga dengan adanya kurikulum yang khas dengan mengedepankan kreativitas dan aspek tumbuh kembang itulah yang membuat peneliti mempunyai
ketertarikan untuk meneliti lebih intensif khususnya tentang pengaruh penerapan
metode strorytelling terhadap kreativitas figural anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia di kota Bandung.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah
8
1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
storytelling terhadap kreativitas figural pada anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia di Kota Bandung.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode strorytelling
sebagai salah satu variabel yang bisa mempengaruhi kreativitas figural pada
anak TK Picu Pacu Kreativitas di Kota Bandung.
1.3.3. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis,
praktis dan edukatif.
1) Kegunaan Teoritis
Beberapa kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan dunia
pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan dan
psikologi sosial.
2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan
penelitian mengenai topik penelitian yang serupa di tempat yang
9
2) Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada Picu Pacu Kreativitas mengenai
tingkat kreativitas anak TK Picu Pacu Kreativitas. Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan tinjauan program sekolah untuk
mengembangkan kreativitas pada anak- anak di sekolah tersebut.
2. Memberikan informasi kepada Picu Pacu Kreativitas, mengenai
kreativitas siswa TK Picu Pacu Kreativitas. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi kurikulum yang telah
dijalankan, sehingga visi dan misi sekolah tercapai.
3. Memberi masukan tentang pengembangan kurikulum yang
dikaitkan dengan metode pembelajaran yang bisa dilakukan.
4. Memberikan informasi kepada orang tua siswa mengenai
kreativitas anak-anak TK Picu Pacu Kreativitas. Informasi ini dapat
digunakan orang tua dalam usaha membantu pengembangan
potensi kreativitas figural anak di rumah.
1.4.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental, yaitu suatu
penelitian yang memiliki bentuk menyerupai dengan eksperimen. quasi
10
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah two group design, pre
test and post test design (before-After). Kondisi pre-test dan post-test yang dimaksudkan adalah penilaian tingkat kreativitas figural anak-anak TK Picu Pacu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan hasil penelitian pengaruh
metode storytelling terhadap Kreativitas Figural Anak TK PicuPacu Kreativitas Indonesia di Kota Bandung, maka dapat ditarik suatu gambaran umum mengenai
kreativitas figural pada anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia di Kota Bandung
, dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode storytelling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan skor kreativitas figural pada kelompok eksperimen (EG).
2. Metode storytelling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan skor aspek-aspek kreativitas figural yaitu kelancaran
(fluency), kelenturan (flexibility), elaborasi (elaboration) dan orisinalitas (originality)
5.2. SARAN
5.2.1. Teoritis
5.2.1.1. Saran Bagi Peneliti Lain yang Berminat Melakukan Penelitian Sejenis
Dapat mengadakan penelitian-penelitian dengan desain
94
untuk membahas perkembangan kreativitas figural dalam diri
individu dan pengaruh dari lingkungan sekitar
5.2.2. Guna Laksana
5.2.2.1. Bagi TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia
Dapat menggunakan informasi mengenai kreativitas figural
pada anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia untuk memberikan
gambaran mengenai kreativitas figural pada siswa serta
hubungannya dengan faktor yang turut mempengaruhinya, erat
kaitannya dengan pengembangan kreativitas figural dalam diri
siswa, dan informasi ini juga dapat di jadikan sebagai bahan
tinjauan program sekolah untuk mengembangkan kreativitas
figural pada anak-anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia Kota
Bandung.
5.2.2.1. Bagi Kepala Sekolah TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia
Dapat menggunakan informasi mengenai kreativitas figural
anak-anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia sebagai landasan
untuk mengevaluasi kurikulum yang telah dijalankan, sehingga visi
dan misi sekolah dapat tercapai. Kepala sekolah dan guru dapat
bersama-sama mengevaluasi kurikulum yang telah dijalankan
95
Sekolah juga bisa mengadakan pelatihan storytelling untuk orang
tua, sehingga orang tua bisa menerapkan metode tersebut di rumah.
5.2.2.1. Bagi Orang Tua Siswa di TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia Agar dapat menggunakan informasi mengenai kreativitas
figural pada anak TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia, dapat
digunakan oleh orang tua dalam usaha membantu pengembangan
potensi kreativitas figural siswa di rumah. Orang tua dan guru
diharapkan dapat bekerjasama untuk mengembangkan potensi
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong. (2012). The Best School. Bandung: Mizan.
Asfandiyar, A. Y. (2007). Cara Pintar Mendongeng. Bandung: Mizan.
Asfandiyar, A. Y. (2007). Kenapa Guru Harus Kreatif. Bandung: Mizan.
Baron, F. (1969). Creative Person and Ceative Process. New York: Rinehart and Winston.
Boulden, G. P. (2006). Thinking Creatively. Mishawaka, USA: Better Word Books.
Cobb, E. (1997). The Ecology of Imagination in Childhood. New York: Columbia University Press.
Cropley, A. (1994). Creativity Intellegence : a concept of 'true' giftedness. Eurepoan Journal For High Ability , 6-23.
Echols, J. M., & Shadily, H. (1975). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Fuad dan, N., Diana, M. R., Nashori, F., & Diana, R. M. (2002). Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Menara Kudus.
Geisler, H. (1997). Strorytelling Professionally: The Nuts and Bolts of A Working Performer. Englewood, Colorado: Libraries Unlimited, Inc.
Gravetter, F. J., & Wallnau, L. B. (2009). Statistic for the Behavioral Sciences Eight Edition. Belmont, California : Wadsworth.
Graziano, A. M., & Raulin, M. L. (2000). Research Methods; A Process of Inquiry Fourth Edition. Needham Height: Allyn & Bacon.
Guilford, J. P. (1957). Traits of Creativity. Baltimore: Penguin Publisher.
Haefele, J. W. (1962). Creativity and Innovation. Michigan University.
Hulbeck, C. R. (1945). Oilpaintings, Watercolors, Drawings. Feigl Gallery.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jellen, K. K., & Urban, G. H. (1987). Test for creative Thinking Drawing Production. Frankfurt: Swets test Services.
Malan, K. (1991). Children as a Storytellers. Australia: Laura St, Newtown.
Maranatha, U. K. (2005). Teknik Penulisan Laporan. Bandung: Magister Profesi Psikologi Universitas Maranatha.
Mellon, N. (1998). The Art of Storytelling. Melbourne: Element Books, Inc.
Munandar, S. (1983). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munandar, U. (2011). Buku Petunjuk Penggunaan Tes Kreativitas Figural. Jakarta: LPSP3 UI.
Munandar, U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Musbikin, I. (2004). Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Piirto, J. (1962). Creativity for 21st Century Skills. Netherland: Sense Publisher.
Renzulli, J. S., & Callahan, C. M. (1997). New Direction in Creativity. Australia: Creative Learning Press,Inc.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Strenberg, R. J. (1988). The Nature of Creativity. USA: Cambridge University Press.
Torrance, E. P. (1964). Teaching for Craetive. Georgia: The University of Georgia.
Vernon, F. (1982). Handbook of Creativity. Creativity: Retrospect and prospect. Journal of Creative Behavior, 5 , 77-87.
DAFTAR RUJUKAN
Cropley, A. (1994). Creativity Intellegence : a concept of 'true' giftedness. Eurepoan Journal For High Ability , 6-23.
Vernon, F. (1982). Handbook of Creativity. Creativity: Retrospect and prospect. Journal of Creative Behavior, 5 , 77-87.