i
HUBUNGAN ANTARA IKLIM SEKOLAH DENGAN BURNOUT PADA GURU DI SMP N 2 SUKOLILO, PATI
Oleh: Natalia Kristanti
802009028
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi : Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
2
The relationship between the School Climate on Teacher Burnout Junior High School 2 Sukolilo, Pati
Natalia Kristanti Berta Esti A. P Enjang Wahyuningrum
Faculty of Psychology Satya Wacana Christian University, 2014 ABSTRACT
This research is a correlational study aimed to determine the significance of the relationship between school climate with burnout in teachers. A total of 30 people were taken as the sample is done by using the technique of saturated samples. Research methods used in data collection methods scale, the scale of school climate and burnout scale. Data analysis technique used is the product moment correlation technique. From the analysis of data obtained correlation coefficient (r) -0.677 with P <0.05, which means there is a significant negative relationship between school climate with burnout in teachers. This means that the school climate is not conducive for lead teachers experiencing burnout.
3
Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Burnout Pada Guru SMP
Negeri 2 Sukolilo
Natalia Kristanti Berta Esti A. P Enjang Wahyuningrum
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, 2014 ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara iklim sekolah dengan burnout pada guru. Sebanyak 30 orang diambil sebagai sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data dengan metode skala, yaitu skala iklim sekolah dan skala burnout. Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Dari hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi(r) -0,677dengan P < 0,05 yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara iklim sekolah dengan burnout pada guru. Hal ini bermakna bahwa iklim sekolah yang kondusif tidak mengakibatkan guru untuk mengalami burnout.
