• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702012114 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702012114 Full text"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL

FACEBOOK

BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

(STUDI KASUS SD N SALATIGA 06)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Informatikan dan Komputer

Oleh :

Yiskaningtyas Nugraheni NIM : 702012114

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL

FACEBOOK

BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

(STUDI KASUS SD N SALATIGA 06)

1)Yiskaningtyas Nugraheni, 2) Dr. Dharmaputra Taludangga Palekahelu, M.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702012114@student.uksw.edu , 2)dharma.palekahelu@staff.uksw.edu Abstract

Nowadays, the development in technology and information is very rapid. Moreover, the development of social networks such as Facebook has served in all ages. There is no exception for primary school students. However, the policy requires the minimum age of Facebook users are 13 years old. And reveals that the users ofFacebookin recelty are children under the age of 13 years. Moreover, at those age children are very susceptible from any negative effect from the use of Facebook. The purpose of this study is to understand how many primary students have Facebook acounts, what activities they are doing and what effect can happen after using Facebook. The methodology used in this research is qualitative descriptive. The data were collected by observation, distribution of questionnaires and interviews held at SD N Salatiga 06. The results showed that 43% of 74 students at age range 8 - 12 years old are already using Facebook. Activities that mostly done by students in Facebook is looking at the latest news and uploading photos or personal videos. Facebook for students have no impact for them. It is only for entertainment purposes.

Keywords: Social Networks, Facebook, Facebook Policy, use of Facebook in Primary Schools, Impact of Facebook

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat pesat. Terlebih perkembangan jejaring sosial Facebook yang telah merambah di segala usia. Tak terkecuali bagi siswa sekolah dasar. Namun, kebijakan Facebook mengharuskan usia minimal penggunanya adalah 13 tahun. Dan ternyata pengguna Facebook beberapa tahun terakhir adalah anak-anak di bawah usia 13 tahun. Dimana usia ini sangat rentan untuk mendapatkan berbagai macam hal negatif dari penggunaan Facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak siswa sekolah dasar yang memiliki Facebook, aktivitasnya, dan dampak apa yang bisa terjadi setelah menggunakan jejaring sosial Facebook. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengambilan data dengan observasi, angket dan wawancara di SD N Salatiga 06. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43% dari 74 siswa usia 8 -12 tahun telah memiliki Facebook. Kegiatan yang paling banyak dilakukan siswa di Facebook adalah melihat berita terbaru dan mengunggah foto atau video pribadi. Facebook bagi siswa tidak memberikan dampak karena Facebook hanya untuk hiburan semata.

(7)

1. Pendahuluan

Kemajuan teknologi informasi saat ini sangat berkembang pesat. Banyak kemudahan yang kita dapatkan dengan adanya perkembangan teknologi informasi ini. Situs jejaring sosial Facebook menjadi salah satu yang digemari oleh banyak kalangan termasuk anak – anak. Menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya [2]. Tak hanya remaja atau orang dewasa saja yang menggunakan jejaring sosial Facebook , tetapi Facebook juga dimanfaatkan dan digunakan oleh anak-anak usia sekolah dasar. Padahal ketika akan memiliki account Facebook, usia yang diminta adalah di atas 13 tahun. Alasan Facebook membatasi usia 13 tahun karena kebijakan hukum yang diciptakan untuk melindungi privasi anak – anak di bawah umur 13 tahun. Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA) mewajibkan semua jejaring sosial memberikan perlakuan khusus untuk anak-anak berusia 13 tahun ke bawah. Undang - undang tersebut bertujuan menghentikan para predator pemasaran menggali informasi pribadi anak-anak atau menggunakan data mereka untuk beriklan. Semua situs wajib mendapatkan izin orang tua sebelum membolehkan anak-anak masuk, dan harus mengambil langkah untuk melindungi privasi [3].

Meskipun pihak Facebook sudah memberikan larangan bagi anak usia di bawah 13 tahun, data menunjukkan bahwa ternyata pengguna Facebook beberapa tahun terakhir adalah anak-anak di bawah usia 13 tahun [1]. Dimana usia ini sangat rentan untuk mendapatkan berbagai macam hal negatif dari penggunaan Facebook . Anak anak tersebut sebenarnya belum memiliki hak untuk mengakses dan bergabung dalam situs jejaring sosial karena pada dasarnya mereka adalah anak-anak yang belum cukup dewasa dalam mengelola jejaring sosial pribadinya. Mereka belum mampu memilih pesan-pesan atau tindakan-tindakan yang tepat untuk dilakukan pada jejaring sosial. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak siswa sekolah dasar yang memiliki Facebook, apasaja aktivitas yang dilakukan siswa dengan Facebook-nya, dampak apa yang bisa terjadi setelah menggunakan jejaring sosial Facebook.

2. Tinjauan Pustaka

(8)

ini mengatakan bahwa awal tertarik nya untuk mempunyai akunFacebook karena melihat orang tua dan saudara mereka yang tengah asik ber-Facebook. Anak juga memanfaatkan fasilitas laptop yang dimiliki oleh orang tuanya ataupun saudaranya yang tersambung dengan internet di rumah. Dengan kata lain anak lebih banyak mengakses internet dirumah. Selain menggunakan laptop, anak juga menggunakan smartphone yang mereka miliki. Bahkan terkadang tidak jarang anak juga meminjam smartphone temannya. Hal lain yang menarik adalah dengan memiliki akun Facebook, banyak aktivitas yang anak lakukan mulai dari meng-update status, memberikan komentar pada status teman-teman lainnya, bermain game dan chatting [4].

Nila dan Irsanti ( 2011 ) menjelaskan tentang Cyber Media di Dunia anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa terlalu dini nya usia anak-anak pengguna Facebook dan twitter menyebabkan mereka belum memahami etika berkomunikasi di dunia maya dan aturan hukum yang menyertainya. Dampak yang ditimbulkan akibat tidak di pahaminya etika berkomunikasi di dunia maya oleh anak-anak usia di bawah 13 tahun adalah pelanggaran terhadap etika berkomunikasi di dunia maya melalui ragam ekspresi mereka yang tertuang dalam akun Facebook dan twitter mereka [5].

Penelitian yang dilakukan oleh Susri dkk ( 2014 ) yaitu menjelaskan tentang aksesbilitas dan konstruksi diri pada anak. Namun penelitian oleh Susri hanya memaparkan bagaimana siswa memanfaatkan fitur pada Facebook. Sedangkan penelitian ini tidak hanya membahas tentang fitur Facebook saja, tetapi juga aktivitas dan dampak Facebook terhadap siswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nila dan Irsanti ( 2011 ) telah membuktikan bahwa terlalu dininya usia anak – anak pengguna Facebook berdampak pada pelanggaran etika berkomunikasi di dunia maya, namun tidak di jelaskan bagaimana awal siswa mendaftar di Facebook.

Jejaring sosial adalah bentuk situs yang memungkinkan koneksi sosial secara luas di dunia maya. Contoh situs ini adalah, Facebook, twitter, plurk, friendster, dan yang lainnya. Jika kita bergabung dengan situs tersebut, kita dapat mengundang atau diundang untuk menjalin pertemanan dengan relasi yang juga telah bergabung [6]. Dengan menggunakan jejaring sosial, kita dapat menjumpai berbagai macam karakter dan latar belakang yang berada dari seluruh penjuru dunia. Kita juga dapat menjalin persahabatan dan saling mengirimkan komentar dengan memanfaatkan situs tersebut, dan tentunya persahabatan ini terjadi di dunia maya [7].

(9)

sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat email suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini [8].

Menurut Adrianto M.Wijaya (2010:77) terdapat dampak negatif dan positif mengakses Facebook bagi pelajar yaitu:

Dampak negatif Facebook bagi pelajar:

● Banyaknya kasus kriminalitas baik penipuan atau sebagainya

● Menyita waktu belajar bagi pelajar

● Mengobsesi waktu para pelajar untuk selalu mengakses Facebook.

● Para pelajar tidak peduli dengan daerah sekitarnya

● Menghamburkan uang terlebih lagi jika mengakses Facebook di warnet

● Mengganggu kesehatan mata karena terus duduk di depan komputer.

● Timbulnya rasa malas, baik mandi, makan ataupun sebagai nya.

Dampak positif Facebook bagi pelajar:

● Mendapatkan mendapatkan teman yang banyak.

● Mempermudah berkomunikasi dengan kerabat di tempat yang jauh.

● Mendapatkan info-info tertentu dengan mudah.

● Sebagai tempat diskusi [9].

3. Metode Penelitian

(10)

pendekatan focus group discussion. Focus group discussion dapat didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau moderator [11]. Sedangkan dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mendapatkan data ataupun informasi dari siswa seberapa banyak siswa yang telah menggunakan Facebook dan dengan menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan siswa di jejaring sosial Facebook.

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas 4 sampai dengan kelas 6. Menurut Witherington (1952) yang dikemukakan Makmun (1995:50) bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak / siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya [12] . Siswa kelas 4 – 6 dipilih karena sifat ingin mengenal dirinya dan minat akan sesuatu yang baru seperti jejaring sosial cukup tinggi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu siswa kelas 4-6 dengan total 74 siswa. Dari 74 siswa akan diambil yang telah memiliki Facebook dan merupakan pengguna aktif.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut ini merupakan paparan data hasil penelitian tentang Perilaku Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Bagi Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 06.

4.1Berapa Banyak Pengguna Facebook Di kalangan SD

4.1.1 Karakteristik Responden

(11)

Diagram 1 Karakteristik Responden Kelas IV

Dari diagram diatas, berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki Facebook di kelas IV yaitu 8 putra dan 3 putri. Sedangkan siswa yang tidak memiliki Facebook sebanyak 4 putra dan 10 putri. Dari data diatas, dapat diketahui bahwa di kelas IV siswa yang tidak memiliki Facebook lebih banyak jumlahnya daripada siswa yang memiliki Facebook. Hal ini dikarenakan siswa belum memiliki gadget pribadi untuk mengakses Facebook.

Diagram 2 Karakteristik Responden Kelas V

Data diatas menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa laki – laki dan 3 siswi perempuan yang memiliki Facebook. Sedangkan 8 siswa laki - laki dan 5 siswi perempuan mengaku tidak memiliki akun Facebook. Dengan adanya data diatas diketahui bahwa siswa kelas V yang tidak memiliki Facebook lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan siswa yang memiliki Facebook.

0 2 4 6 8 10 12

Memiliki Facebook Tidak Memiliki

facebook

Laki - laki Perempuan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Memiliki Facebook Tidak Memiliki

facebook

(12)

Diagram 3 Karakteristik Responden Kelas VI

Hasil diatas menunjukkan bahwa terdapat 5 siswa laki – laki dan 7 siswi perempuan yang memiliki Facebook. Sedangkan 8 siswa laki - laki dan 7 siswi perempuan mengaku tidak memiliki akun Facebook. Jumlah siswa yang tidak memiliki Facebook lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki Facebook. Banyak siswa yang tidak memiliki Facebook karena memang tidak tertarik dengan jejaring sosial ini.

Dari hasil keseluruhan, siswa yang memiliki Facebook cukup banyak untuk di SD N Salatiga 06 yaitu sebanyak 32 siswa dari 74 siswa kelas 4-6. Padahal di sekolah siswa belum di ajarkan tentang cara berjejaring sosial. Mereka mengaku belajar Facebook dari orangtua dan teman sebayanya. Berdasarkan wawancara, alasan siswa mempunyai Facebook adalah karena penasaran dengan jejaring sosial Facebook. 4.1.2 Kepemilikan Facebook

Dari hasil angket, diketahui bahwa 32 siswa merupakan pengguna aktif Facebook. Berikut adalah data angket untuk mengetahui sudah berapa lama siswa memiliki Facebook berdasarkan kelas dan jenis kelamin.

Diagram 4 Kepemilikan Facebook Responden Kelas IV 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Memiliki Facebook Tidak Memiliki

facebook

Laki - laki Perempuan

0% 10% 20% 30%

<1 tahun 1 tahun 2 tahun > 2 tahun

Responden Kelas IV

(13)

Berdasarkan diagram diatas, kepemilikan Facebook di kelas IV masih di katakan baru, yaitu 28% siswa laki – laki memiliki facebok di kisaran 1 tahun dan 28 % ada yang kurang dari 1 tahun. Sedangkan sebaran siswi putri merata dari kurang dari 1 tahun, 2 tahun dan lebih dari 2 tahun sebesar 9 %.

Diagram 5 Kepemilikan Facebook Responden Kelas V

Data diatas menunjukkan bahwa kepemilikan Facebook di kelas V cukup lama. 33% siswa laki – laki dan 21% memiliki Facebook lebih dari 2 tahun. 11% siswa kelas V diketahui masih baru memiliki Facebook yaitu dalam waktu kurang dari 1 tahun sampai 1 tahun. Sedangkan 11% lainnya, siswa diketahui memiliki Facebook sejak 2 tahun.

Diagram 6 Kepemilikan Facebook Responden Kelas VI

(14)

Berdasarkan hasil kepemilikan Facebook di atas , rata – rata keseluruhan responden sudah memiliki akun Facebook cukup lama yaitu 34,4% dalam waktu lebih dari 2 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa di Facebook juga sudah berlangsung sejak lama di usianya yang kurang dari 13 tahun.

4.2Aktivitas Siswa Di Facebook

4.2.1 Bagaimana Siswa Mendaftar Facebook

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pengguna Facebook, didapatkan bahwa pada saat membuat akun Facebook sebagian besar siswa memakai alamat e-mail pribadi dibandingkan dengan menggunakan nomor telepon. Siswa dapat membuat alamat e-mail mereka sendiri tanpa kesulitan yang berarti. Meskipun, ada juga yang menggunakan alamat e-mail orangtuanya untuk mendaftar di akun Facebook, tetapi sebagian besar siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka menggunakan e-mail pribadi untuk mendaftar di Facebook. Dan hampir 90 % siswa pada saat mendaftar Facebook diajari oleh orang tua mereka. Itu artinya, orang tua ikut berperan dalam membuat Facebook anaknya.

Kemudian berdasarkan wawancara, diketahui 95 % siswa menuakan umur mereka agar dapat masuk dan mengakses Facebook. Hal ini sangat disayangkan karena siswa memanipulasi umur mereka untuk mengakses Facebook. Dampak dari manipulasi umur ini adalah siswa tidak jujur di profil Facebook mereka dan berpotensi menjadi korban cybercrime. Meskipun dampak yang ditimbulkan sangat besar, namun orang tua siswa mendukung anaknya membuat Facebook meskipun masih dibawah umur yang ditentukan. Dapat dilihat dari hasil angket bahwa orang tua mengijinkan siswa untuk membuka Facebook.

Diagram 7 Orangtua Mengijinkan Siswa Membuka Facebook

Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa 93,8 % siswa menjawab ya dan 6,3 % menjawab tidak tahu. Hal ini dapat dikatakan bahwa hampir semua siswa diijinkan mengakses Facebook oleh orangtua

93.7%

0% 0% 6.3%

0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0%

Ya Tidak Sering Tidak Tahu

(15)

mereka. Orang tua memiliki peran penting dalam mengawasi anak saat menggunakan jejaring sosial seperti Facebook, karena tidak dapat dipungkiri bahwa konten – konten Facebook tidak selalu cocok untuk anak usia di bawah usia 13 tahun.

4.2.2 Kegiatan Siswa Di Facebook

Diagram 8 Kegiatan Yang DilakukanMenggunakanFacebook

Dari data di atas, didapatkan bahwa kegiatan yang dilakukan menggunakan Facebook yaitu sebanyak 53,1 % responden menggunakan Facebook untuk melihat berita terbaru, sedangkan 15,6% digunakan untuk, update status,mencari informasi dan berkomentar di status teman. Berdasarkan wawancara kebanyakan siswa hanya melihat berita yang ada di Facebook seperti informasi terbaru yang sedang tren saat ini.

Diagram 9 Yang Siswa Unggah Di Facebook

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa sekitar 21,9% siswa mengunggah status pribadinya. Hasil observasi pada sebagian Facebook siswa menunjukkan bahwa status pribadi yang diunggah rata – rata adalah tentang kegiatan sehari – hari yang sedang / akan dialami

(16)

siswa. Siswa menceritakannya dalam status Facebook seperti gambar dibawah ini :

Gambar 1 Status Pribadi Siswa

Sebanyak 46,9% siswa mengunggah foto,video pribadi dalam akun Facebook nya. Berdasarkan wawancara dengan siswa, alasan mereka mengunggah foto karena ingin eksis di Facebook. Dampak nyata dari mengunggah foto di Facebook salah satunya adalah cyberbullying. Peneliti menjumpai pada salah satu upload foto siswa terdapat komentar yang mengandung unsur cyberbullying. Cyberbullying adalah istilah yang digunakan pada saat seorang anak atau remaja mendapat perlakukan tidak menyenangkan seperti dihina, diancam, dipermalukan, disiksa, atau menjadi target bulan-bulanan oleh anak atau remaja yang lain menggunakan teknologi Internet, teknologi digital interaktif maupun teknologi mobile [13]. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2 Yang Diupload Siswa

(17)

berupa gangguan psikis dan sosial, misalnya dijauhi teman, tekanan batin, perasaan dendam, serta meningkatnya angka kekerasan oleh anak [14] . Berdasarkan hasil observasi, penemuan cyberbullying hanya pada 1 akun siswa saja, untuk yang lainnya masih pada tahap yang wajar.

Sedangkan 28,1% siswa tidak pernah mengunggah apapun di Facebook. 3,1% siswa hanya membagikan kiriman orang lain di Facebook. Berdasarkan observasi kiriman yang dibagikan berupa informasi terkini yang sedang trend di kalangan masyarakat.

4.3Dampak Setelah Menggunakan Facebook

Diagram 10 Facebook Memberikan Dampak Positif Kepada Siswa

Berdasarkan data di atas, 31,3% siswa menjawab “ya” , itu artinya Facebook memberikan dampak positif bagi sebagian siswa. Berdasarkan wawancara, dampak positif Facebook kepada siswa adalah siswa dapat memperoleh informasi terbaru yang sedang tren saat ini, dan juga siswa dapat berinteraksi dengan temannya . Hanya saja, 53,1% siswa menjawab biasa saja. Persentase ini lebih besar dari siswa yang menjawab “ya” . berdasarkan wawancara, siswa berpendapat bahwa Facebook tidak memberikan dampak apa – apa karena siswa menggunakan Facebook hanya untuk hiburan semata. 6,3% siswa di ketahui bahwa Facebook tidak memberikan dampak positif pada mereka. Hanya 3,1% siswa yang menjawab tidak tahu.

31.3%

6.3%

53.1%

3.1% 0.0%

10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Ya Tidak Biasa Saja Tidak Tahu

(18)

Diagram 11 Facebook Memberikan Dampak Negatif Kepada Siswa

Berdasarkan diagram diatas, 59,4% siswa menjawab biasa saja. Ini berarti Facebook juga tidak begitu berdampak negatif terhadap siswa. Berdasarkan wawancara, menurut mereka Facebook hanya untuk mengisi waktu luang mereka saja, jadi tidak akan mengganggu pelajaran di sekolah. Sedangkan 12,5 % siswa menjawab ya. Berdasarkan wawancara, Facebook juga memberikan dampak negatif karena siswa menjadi lupa waktu untuk belajar. Sedangkan 12,5 % menjawab tidak dan 9,4 % siswa menjawab tidak tahu.

Diagram 12 Pentingnya Facebook Bagi Siswa

Data di atas menunjukkan pentingnya Facebook bagi siswa. 9,4 % siswa menjawab Facebook tidak penting bagi mereka, sedangkan 21,9 % siswa menjawab bahwa Facebook juga penting bagi mereka. Berdasarkan wawancara, Facebook penting sebagai sarana mencari informasi bagi siswa. Tetapi , 68,8 % siswa menjawab biasa saja. Itu artinya, Facebook tidak begitu penting bagi siswa. Berdasarkan wawancara, Facebook hanya digunakan sebagai hiburan bagi siswa. Facebook tidak begitu

12.5% 12.5%

Ya Tidak Biasa Saja Tidak Tahu

Persentase

Ya Tidak Biasa Saja Tidak Tahu

(19)

diprioritaskan siswa, karena siswa masih mementingkan sekolah daripada Facebook-an.

4.4Diskusi

Penggunaan jejaring sosial Facebook di kalangan anak – anak merupakan suatu fenomena yang tidak lagi mengejutkan saat ini. Penelitian ini menunjukkan berapa banyak siswa di SD N Salatiga 06 yang memiliki Facebook, apa saja aktivitas siswa pada saat mengakses Facebook dan dampak bagi siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata siswa sudah memiliki Facebook di usianya yang kurang dari 13 tahun [1]. Meskipun pihak Facebook sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah anak – anak di bawah 13 tahun untuk mengakses Facebook dengan menetapkan batas usia 13 tahun pada saat akan mendaftar. Alasan Facebook membatasi usia 13 tahun karena kebijakan hukum yang diciptakan untuk melindungi privasi anak – anak di bawah umur 13 tahun. Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA) mewajibkan semua jejaring sosial memberikan perlakuan khusus untuk anak-anak berusia 13 tahun ke bawah. Undang - undang tersebut bertujuan menghentikan para predator pemasaran menggali informasi pribadi anak-anak atau menggunakan data mereka untuk beriklan. Semua situs wajib mendapatkan izin orang tua sebelum membolehkan anak-anak masuk, dan harus mengambil langkah untuk melindungi privasi [3].

(20)

Untuk dampak siswa secara keseluruhan terhadap Facebook, berdasarkan diagram 8, 9 dan 10 dapat dilihat bahwa Facebook tidak begitu berdampak bagi siswa dikarenakan siswa menggunakan Facebook hanya untuk hiburan semata dan tidak dipakai sebagai media pembelajaran. Siswa mengganggap Facebook sebagai sarana mencari informasi saja.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan siswa dibawah umur 13 tahun sudah memiliki Facebook dengan lama kepemilikan antara 1 – 2 tahun. Siswa memanipulasi umur mereka agar dapat mengakses Facebook yang digunakan semata – mata sebagai hiburan saja. Aktivitas siswa di Facebook yaitu untuk melihat berita terbaru dan upload foto atau video pribadi. Dampak dari penggunaan Facebook pada siswa berdasarkan data angket diketahui bahwa Facebook tidak memberikan dampak apa – apa terhadap siswa.

6. Daftar Pustaka

[1] News,Okezone.2009.Kontroversi Seputar Facebook.

http://news.okezone.com/read/2009/11/22/283/277970/283/kontroversi-seputar-facebook. Diakses 6 Mei 2016

[2] Rmg. 2013. Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. Kominfo.

https://kominfo.go.id/content/detail/3415/kominfo-pengguna-internet-di-indonesia-63-juta-orang/0/berita_satker. Diakses 6 Mei 2016

[3] Reuters. 2012. 5 Juta Anak – Anak Menggunakan Facebook. VOA Indonesia.

http://www.voaindonesia.com/a/lima-juta-anak-anak-menggunakan-Facebook/1511413.html. Diakses 6 Mei 2016.

[4] Nopianti, H., & Adeni, S. 2014. Aksesibilitas Anak dan Konstruksi Diri pada Facebook.

[5] Widuri Asih, Inrsanti dan Nila. 2011. Cyber Media di Dunia Anak. Jakarta : Universitas Terbuka

[6] Noersasongko, Edi , dan Pulung Nurtantio Andono. 2010. Mengenal Dunia Komputer. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

[7] Madcoms. 2010. Mencari Teman Lewat Facebook dan Friendster. Yogyakarta : Penerbit Andi.

[8] Mardiana, Wati dan A.R,Rizky.2009. 5 Jam Menjadi Terkenal Lewat Facebook. Bandung : CV. Yrama Widya

[9] Adrianto M. Wijaya , Ssi,MT. 2010. Jurnal Social Media. Bandung : Universitas Nurpatio Bandung.

[10] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R & D. Bandung : Alfabeta.

[11] Indrizal, Edi. 2014. Diskusi Kelompok Terarah. Padang : Fisip Universitas Andalas

(21)

[13] NN.2009. What is Cyberbullying Exactly?. www.stopcyberbullying.org/what_is_cyberbullying_exactly.html. Diakses 20 Juni 2016

[14] Rokhanah,Siti.2015. Cyberbullying oleh anak – anak melalui Facebook.

https://prezi.com/f2wgcbgsmkxy/cyberbullying-oleh-anak-anak-melalui-Facebook/ . Diakses 20 Juni 2016

Gambar

Gambar 1 Status Pribadi Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Vaksin unggas yang dibuat harus cocok dengan virus yang akan mewabah, karena vaksin untuk infeksi sub tipe virus tertentu tidak efektif digunakan sebagai vaksin untuk infeksi

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemampuan dan kemudahan berpikir sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

3) Revolusi pertanian memanfaatkan teknik dan peralatan pertanian baru yang menuntut perluasan areal pertanian sehingga lahan yang semula hanya dikuasai para tuan

Berdasarkan pada tabel 3.1 diketahui bahwa variabel Kepemimpinan Transformasional untuk indikator pertama yaitu pemimpin adalah sosok yang memiliki kharisma (tegas dan

Perasaan adalah suatu aktivitas psikis dimana di dalamnya subjek (siswa SD) menghayati nilai-nilai suatu objek. Sikap adalah suatu kecenderungan dalam diri subjek untuk menolak

This research is focusing on translation quality of the positive politeness used by the characters in the story entitled Summer Term

Odum 1996 menyatakan bahwa kepadatan cenderung akan rendah dalam ekosistem yang secara fisika terkendali yaitu yang memiliki faktor pembatas fisika seperti suhu tanah dan

Intervensi untuk komuniti tersisih perlu melibatkan serangkaian polisi, institusi, sistem, program dan perkhidmatan sosial yang dapat membantu komuniti tersisih menjalankan