• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

THINK-PAIR-SAHRE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA

KATOLIK ST. THOMAS 3 MEDAN

T.A 2011/2012

Oleh :

Teodora Sipangkar

071244120043

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih sayang dan anugerah-Nya yang melimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi

Pembelajaran Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa di Kelas VIII SMP St. Thomas 3 Medan.”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan matematika di Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat berbagai masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bapak Prof.Dr.Mukhtar, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidkan Matematika, Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan selaku Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd.,salaku Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan membimbing dan arahan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. Togi , M.Pd

dan Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen penguji penulis yang telah memberikan saran dan masukan selama penulisan skripsi ini, Seluruh dosen dan pegawai (kak Mutia) yang telah capek dalam melayani kami dalam pemberkasan dan semua yang bersangkutan di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Bapak Drs. Udut Silaen, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

(4)

saya menyelesaikan skripsi ini, dan kepada kakanda J. Sipangkar/R. Br. Manihuruk, T. Sipangkar/I.Br. Sitanggang, Boiman Sipangkar, F. Br. Sipangkar/ W. Ambarita dan adik-adik saya Rohani sipangkar yang selalu memberikan motivasi, doa, tenaga (terima kasih dek telah membantu kakak dalam mengerjakan tugas kuliah, merawat kakak ketika kakak sakit, menjaga Bredo ketika kakak kuliah) Semoga kamu sukses dan jadi kebanggaan buat keluarga kita, Guido Sipangkar (sukses dan selamat berjuang dalam kuliah ito) dan Romulus Sipangkar. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih buat suami saya Hebertua B.S Simbolon dan secara khusus terima kasih buat anak saya Bredo Yunius Simbolon (kamu adlah semangat buat mama) dan terima kasih saya ucapkan buat semua edaku yang telah mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih saya ucapkan buat berry atas doa dan dukungan yang diberikan .

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Regina Sinaga, Henny Susanti Sitepu, Henny Astuti Simbolon, Windhy, Vitry, Dwy, Maya, Lestina Nurwahyudi, Dina, Hotmatua Sihaloho, Otto dan teman- teman lainnya di jurusan mateamtika Khususnya stambuk 2007 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut member semangat dan bantuan

kepada penulis.

Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2012

Penulis,

(5)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MA TEMA TIKA SISWA DI KELAS VIll SMP SWASTA

KA TOLIK St. THOMAS 3 ME DAN T.A 2011/2012

Teodora Sipangkar NIM 071244120043

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningatan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe TPS (Think Pair Share) pada materi keliling dan luas lingkaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (clasroom action reserch) yang dibagi dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP St. Thomas 3 Medan tahun ajaran 2011/2012 yaitu kelas VIII-2 yang beljurnlah 39 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi keliling dan luas lingkaran. Instrurnen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.

Hasil analisis tes kemampuan komunikasi matematika siswa pada siklus I setelah dilakukan penerapa model pembelajaran kooperatif tipe TPS, nilai rata-rata hasil observasi pembelajaran pada siklus I adalah 2,07 dan rata-rata-rata-rata observasi kegiatan kemarnpuan komunikasi siswa pada siklus I adalah 2,14. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 24 orang siswa (61,53%) dari 39 orang siswa dengan rata-rata kelas 58,58. Dengan melihat persentase kalasikal 85% dan ~ 65 secara individual, maka siklus I kemampuan komunikasi siswa belurn mencapai ketuntasan, sehingga perlu dilanjutkan pelaksanaan siklus II.

Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan model pembelajaran yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 34 orang siswa (87,17%) dari 39 orang siswa dan rata-rata kelas 84,35. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal. Dan nilai rata-rata hasil observasi pembelajaran pada siklus II adalali 3, 11 tergolortg kategori bail< dan rata-rata observasi pembelajaran kegiatan kemampuan komunikasi matematika siswa pada siklus II adalah 2,60 tergolong kategori baik.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Lampiran viii

Daftar Tabel ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 10

1.3. Batasan Masalah 10

1.4. Rumusan Masalah 10

1.5. Tujuan Penelitian 11

1.6. Manfaat Penelitian 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1. Pengertian Belajar 12

2.1.2. Pengertian Komunikasi 14

2.1.3. Komunikasi Matematik 15

2.1.4.Mengungkapkan Kemampuan Komunikasi Matematika 22

2.1.5. Hasil Belajar Siswa 23

2.1.6. Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share 24 2.1.7. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Think Pair Share 26 2.1.8. Langkah-Langkah Pembelajaran Think-Pair-Share 31

2.1.9. Uraian Materi Lingkaran 32

2.2. Kerangka Konseptual 36

2.3. Kajian Penelitian Yang Relevan 38

2.4. Hipotesis Tindakan 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 39

3.2. Lokasi Penelitian 39

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 39

3.3.1. Subjek Penelitian 39

3.3.2. Objek Penelitian 39

3.4. Prosedur Penelitian 40

3.5. Defenisi operasional 44

(7)

v

3.6.1 Tes 44

3.6.2 Lembar Observasi 45

3.7. Teknik Analisis Data 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 51

4.1.1. SIKLUS I 51

4.1.1.1 Permasalahan I 51

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 54

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 54

4.1.1.4. Observasi I 54

4.1.1.5. Analisis Data I 56

4.1.1.6. Refleksi I 65

4.1.2. SIKLUS II 66

4.1.2.1. Permasalahan II 67

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah 68

4.1.2.3. Pelaksanaan II 68

4.1.2.4. Observasi II 69

4.1.2.5. Analisis Data II 79

4.1.2.6 Refleksi II 79

4.2 Temuan Penelitian 79

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 80

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 82

5.2. Saran 83

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan besar dalam perkembangan teknologi modern dan terus berkembang dari zaman ke zaman. Peranan yang sangat besar itu telah hampir dirasakan oleh semua lapisan masyrakat pada umumnya. Hal ini dapat diketahui melalui setiap kegiatan manusia yang kerap sekali terkait dengan matematika. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat tergantung kepada perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah–sekolah terutama pendidikan matematika, matematika harus dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi secara menyeluruh supaya dapat menghasilkan SDM yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu diperlukan kemampuan tingkat tinggi (high order thingking), yaitu berfikir logis, kritis dan mampu bekerjasama dan berkomunikasi

secara proaktif.

Peranan matematika juga dapat ditemukan pada hubungan matematika dengan mata pelajaran yang lainnya, artinya kesuksesan mempelajari matematika akan memberikan kesuksesan bagi siswa pada saat mempelajari materi-materi pada mata pelajaran yang lainnya. Misalkan pada mata pelajaran Kimia yaitu pada sub pokok bahasan penghitungan nilai kesetimbangan reaksi dimana diperlukan penghitungan seperti pada perpangkatan bilangan, demikian juga untuk mata pelajaran yang lainnya seperti Fisika.

Menurut Kline (1973) dalam (Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer)

(9)

2

Oleh karena peranan matematika yang sangat besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan dapat menjalin komunikasi matematik dari siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagi aspek yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika.

Akan tetapi kenyataan yang sering ditemukan di lapangan adalah bahwa masih sering terjadi kritikan dan sorotan tentang rendahnya mutu pendidikan oleh masyrakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, maupun para pengajar

pendidikan terutama para guru matematika. Baik itu yang dilakukan secara terang–terangan melalui media cetak maupun media elektronik. Terutama terhadap pelajaran matematika, pada kenyataan sampai saat ini masih rendah apabila dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Crockfot (dalam Abdurrahman, 2003) bahwa :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan;(2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai ; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas ; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5)meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran dan keruangan ; dan (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah ”.

Perkembangan IPTEK saat ini telah memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia.Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, peran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan menjadi sangat penting. Pola pikir matematika selalu menjadi andalan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut.

(10)

www.komunikasimatematika.com) menyatakan bahwa: “matematika penting sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap”.

Oleh karena itu pendidikan matematika sebagai bagian internal dalam kurikulum sekolah memiliki potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mampu bertahan secara global.

Matematika merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkret melalui bahasa dan ide matematika secara generalisasi untuk memudahkan pemecahan masalah. Untuk itu Matematika sebagai disiplin ilmu

perlu dikuasai dan dipahami oleh siswa di sekolah.

Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Seperti yang dikemukakan oleh Suyatno (dalam http://opinibebas.epajak.org/blog) bahwa: “Salah satu masalah, khususnya dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil belajar siswa”. Rendahnya hasil belajar matematika tersebut dikemukakan oleh Suharyanto (http://www.smu-net.com) yang mengatakan: “Mata pelajaran matematika masihmerupakan penyebab utama siswa yang tidak lulus UN. Dari semua peserta yang tidak lulus. Sebanyak 24,44 persen akibat jatuh dalam mata pelajaran matematika. Hal senada juga diungkapkan oleh Bambang R (2008:22) bahwa:

“Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu kesulitan untuk mempelajari matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa. Seperti yang dikemukakan oleh I Wayan Sucita (dalam http://editorialpendidikan .blogspot.com/2010/06.html) bahwa:

(11)

4

49% (Tim PPPG Matematika, 2001:18). Dilanjutkan pada tahun 2002 penelitian Pusat Pengembangan Penataran Guru Mtematika mengungkapkan di beberapa wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke model matematika”.

Dari data di atas menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa Indonesia masih rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika juga terjadi pada siswa kelas VIII – 2 SMP Swasta St. Thomas 3 Medan. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi diperoleh data bahwa sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal tetapi tidak mampu menjelaskan jawaban yang mereka

berikan. Sebagian besar siswa hanya mampu menyelesaikan soal yang sudah ada contoh penyelesaiannya, siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang diberikan guru pada contoh soal. Namun ketika soal yang sedikit diubah maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut terutama pada saat ada soal cerita pada lingkaran. Mereka akan sulit memahami apa yang diketahui dan ditanya pada soal. Hal ini terjadi karena kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah mereka masih rendah. Selain itu rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran maupun lingkungan belajar saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa itu sendiri adalah kurangnya pemahaman siswa itu sendiri terhadap materi yang diajarkan.

Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator hasil belajar anatara lain Ujian Nasional (UN), temuan sejumlah penelitian, dan kontes Internasional matematika (Ansari, 2009:1). Salah satu data yang mendukung seperti hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) pada tahun 2006 menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-50 dari 57 negara pada kategori literature matematika.

Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak kendala yang dihadapi

(12)

menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya bidang studi matematika. Proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak selamanya efektif dan efisien seperti strategi pembelajaran yang terkadang tidak sesuai dengan topik pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa, bukan berarti bahwa strategi pembelajaran yang telah diberlakukan oleh guru terhadap siswa salah, namun kadangkala ada saatnya pada satu sub pokok bahasan tertentu diperlukan strategi pembelajaran yang lebih menekankan hubungan komunikasi antara para siswa.

Penulis juga telah melakukan wawancara langsung dengan beberapa siswa untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan hasil belajar siswa tersebut kurang optimal. Dari hasil wawancara tersebut, penulis mengambil

kesimpulan bahwa cara mengajar guru yang kurang menarik dan cenderung monoton menyebabkan siswa cenderung merasa bosan. Siswa tersebut mengatakan bahwa mereka akan lebih semangat jika diadakan diskusi dan siswa diberi kebebasan untuk saling mengajari selama proses belajar berlangsung.

Hal ini dapat disebabkan oleh, bagaimana kecanggungan para siswa terhadap guru masih sering ditemui dan hal ini tidak akan terjadi apabila mereka mendiskusikannya dengan para temannya. Proses komunikasi juga akan berjalan dengan lancar, kesulitan-kesulitan dan konsep yang kurang dipahami akan lebih terpecahkan saat para siswa berdiskusi antar sesama temannya.

Lingkaran merupakan salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran matematika SMP Kelas VIII. Pada pokok bahasan ini masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru mata pelajarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Lukman Sinurat, S.Pd. (Jumat, 28 Oktober 2011 jam 09.00 WIB), selaku guru matematika SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan,

(13)

6

Pada saat guru memberikan soal, dan murid diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal tersebut cara pengerjaan siswa sudah benar dan akan tetapi siswa belum mampu menerjemahkan apa yang ditanyakan oleh soal sehingga siswa memberikan jawaban yang salah. Kesalahan para siswa dalam menjawab soal adalah dikarenakan kurangnya kemampuan komunikasi Matematik siswa yaitu siswa kurang mampu memahami konsep tentang lingkaran, yang telah dijelaskan sebelumnya oleh guru bidang studinya, siswa juga kurang memiliki kemampuan untuk menerjemahkan bentuk soal cerita ke dalam bentuk kalimat matematika.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, terdapat kenyataan

bahwa siswa tidak mampu memahami konsep dari Lingkaran tersebut, sehingga terjadi kesalahan persepsi. Masalah yang berikutnya adalah bahwa para siswa kurang tertarik untuk menjawab pertanyaan dari gurunya, para siswa lebih senang untuk berbicara terhadap teman-temannya. Sebagian siswa yang mengetahui jawabannya lebih memilih diam, akan tetapi ada juga siswa yang mampu untuk menjawab pertanyaan dari gurunya. Semua tindakan siswa ini adalah fakta yang menunjukkan bahwa para siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di dalam sekolah maka para guru memerlukan terobosan baru dalam memperbaiki kemampuan berkomunikasi matematik para siswa yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baru, dimana dalam terobosan baru ini materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga para siswa lebih gampang mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih keras dari guru mata pelajaran, yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan membuat para siswa lebih aktif dalam belajar dan dalam berkomunikasi yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif. Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf (http://www.damandiri.or.if/file/yusufunsbab2.pdf) bahwa:

(14)

kelompok harus saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan”.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa siswa SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan,

“Matematika itu sulit dan membosankan, rumusnya sangat banyak dan membingungkan kami kadang bingung mau pakai rumus yang mana untuk soal yang seperti apa. Kami akan lebih senang kalau sistemnya tidak selalu seperti ini, misalnya belajar dengan cara berkelompok juga akan menyenangkan karena kami jadi tidak terlalu bosan dan kami memiliki teman untuk berbagi”.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dilakukan perbaikan strategi pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar kondusif dan melibatkan siwa. Salah satu strategi pembelajaran itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Lie (2002) bahwa : ” pembelajaran kooperatif ini merupakann model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil dimana siswa dituntut bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar mengajar”.

Suatu proses pembelajaran dapat mengeksplore kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Seperti yang telah mereka sebutkan bahwa terkadang belajar matematika itu pada saat sendiri akan menyebabkan kebosanan, oleh karena itu diperlukan teman berbagi ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Proses komunikasi yang kurang akan menyebabkan siswa tidak mampu berkomunikasi secara Matematik. Sehingga siswa tidak mampu mengungkapkan ide-ide yang ada pada mereka.

Dalam www.komunikasimatematika.com Arcnawa berpendapat bahwa : “Dominasi guru menyebabkan siswa menjadi pasif karena siswa kurang dapat mengemukakan pendapat yang dimilikinya bahkan dalam menyelesaikan soal–soal atau masalah matematika, siswa jarang diminta untuk mengungkapkan alasannya dan menjelaskan secara lisan dan tertulis, mengapa mereka memperoleh jawaban tersebut sehingga kurang terbiasa menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara sistematis”.

(15)

8

Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas intelektual serta kehidupan yang lebih baik adalah dengan pembelajaran matematika yang bermakna, siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu tetapi juga belajar memahami permasalahan yang ada. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui

berbagi aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dari Cocking dan Mestre (dalam http/www.geocities.com/executiviment) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesulitan siswa dalam berbahasa dengan kesulitan mereka

dalam mempelajari matematika. Dalam proses pembelajaran matematika terdapat beberapa strategi pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah Strategi Pembelajaran Think–Pair–Share. Strategi think-pair-share pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Arends (2001) menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi kelas. Prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak untuk berpikir, merespon, dan untuk saling membantu.

Menurut Anshari (2009:10) dalam buku komunikasi matematik :

“Strategi pembelajaran think-pair-share (saling bertukar pikiran secara berpasangan) merupakan struktur pembelajaran koperatif yang efektif untuk meningkatkan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehinggga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk partisipasi siswa”.

(16)

rasa canggung mereka seperti terhadap guru akan lebih sedikit saat berdiskusi dengan teman. Trianto (2007:61) menyatakan :”Teknik Think-pair-Share atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi serta optimalisasi siswa”.

Hal ini juga ditekankan juga oleh Lie (2008:57) bahwa :

”Teknik Think Pair Share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini unggul dalam membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berfpikir kritis dan kemampuan membantu teman saat mereka saling mendiskusikan suatu permasalahan”.

Ibrahim,dkk(2000:26) menyatakan bahwa : ”Teknik TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit (tidak berbelit-belit), siswa dapat bekerja secara mandiri serta bekerja sama dengan orang lain”. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan lebih efektif dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran matematika.

Sesuai dengan hal itu maka Strategi Pembelajaran Think Pair Share adalah strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi Matematik siswa dan mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa untuk mengungkkapkan pendapatnya di dalam kelas. Oleh karena itu diharapkan bahwa strategi pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik dan kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa. Berkaitan dengan hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share

(TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa di

Kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan Tahun Pelajaran 2011 /

(17)

10

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Tingkat komunikasi matematik para siswa SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan masih rendah.

2. Para siswa SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan.

3. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk mengekspresikan kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki oleh

siswa tersebut.

4. Siswa kurang mampu menjelaskan algoritma penyelesaian dari soal-soal lingkaran dengan bahasanya sendiri.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan komunikasi Matematik siswa pada sub pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 MEDAN tahun pelajaran 2011/2012 dan strategi pembelajaran yang diterapkan dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

1.4 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan tahun ajaran 2011/2012?

2. Upaya – upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa pada pokok bahasan lingkaran di SMP Swasta St. Thomas 3 Medan?

(18)

4. Apakah ada peningkatan komunikasi matematika siswa SMP Swasta St. Thomas 3 Medan pada pokok bahasan lingkaran pada setiap siklus?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan dengan menerapkan strategi pembelajaran Think–Pair-Share.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a) Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.

b)Siswa dapat meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas. c) Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Guru

Guru dapat memperoleh suatu variasi strategi pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memperoleh masukan untuk proses pembelajaran berikutnya.

4. Bagi Peneliti

(19)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Adapun letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal keliling dan luas lingkaran setelah akhir siklus II adalah (1) masih ada siswa yang kurang mampu memahami unsure-unsur lingkaran, (2) masih ada siswa yang

kurang mampu menyelesaikan soal-soal berbentuk cerita, (3) masih ada siswa yang kurang teliti menyelesaikan operasi perhitungan.

2. Pada siklus II komunikasi matematika siswa meningkat hal ini karena siswa diajak untuk lebih berpartisipasi atau berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mengadakan pendekatan kepada siswa dengan membantu siswa dalam menyelesaikan soal yang tidak dimengerti dengan cara menuntunnya yang pada akhirnya siswa menjadi bisa menyelesaikannya.

(20)

Thomas 3 Medan dan berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal telah mencapai target.

4. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan menerapkan strategi pembelajaran think-pair-share dapat dikatakan termasuk kategori baik dengan skor 2,59. Observer melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung sehingga observer mengamati secara langsung. Hal ini dilakukan supaya peneliti tahu untuk mengubah sistem pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik supaya pembelajaran menyenangkan dan siswa senang dalam belajar matematika.

5. Penerapan Strategi Pembelajaran think-pair-share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas VIII-2 SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan.

1.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika khususnya di SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, disarankan agar memperhatikan kemampuan komunikasi matematik siswa dan melibatkan peran akitf siswa dalam proses belajar mengajar sehingga kemampuan komunikasi matematika siswa akan berkembang dan selalu membuat Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang bertujuan lebih melatih siswa dalam menjawab soal.

2. Kepada siswa di SMP Swasta St. Thomas 3 Medan disarankan supaya lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dalam mengemukakan pendapat maupun menjawab soal dan berani bertanya hal-hal yang kurang dipahami kepada guru.

(21)

82

supaya menerapkan strategi pembelajaran Think-Pair-Share untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa .

4. Kepada peneliti lanjutan apabila ingin menggunakan strategi pembelajaran Think-Pair-Share, Model TPS ini memerlukan keaktifan siswa untuk berdiskusi sehingga diperlukan perhatian lebih dari peneliti untuk memotivasi dan membimbing siswa jika siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran maka model ini akan berjalan dengan baik pada materi ataupun subbahasan yang lain. Dan membuat soal dengan jawaban yang bervariasi tujuannya untuk mengajak siswa lebih aktif. ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Admin.2008.MengajarkanMatematika,http://malamindah.ooowebhost.info/?cat=3 (Acessed 05 Juni 2008).

Ansari,B.2009. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Jakarta : Pena .

Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Bambang,R.2008. Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika, komunikasi-matematika.html. (Acsessed 7 November 2008).

Fathoni, A. 2007. Bahasa Matematika

matematika.html (Acsessed 15 mei 2008).

FMIPA UNIMED.2009. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Medan.

Freire, Paulo.2006. Guru Demokratis, www.pikiran-rakyat.com (Acsessed 14 july 2008).

KTSP,2007. http://www.dikmanum.go.id/dataapp/kurikulum/4 (Acsessed 8 November 2008).

Kurniawan. 2008. Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Lie, A .2002 . Cooperative Learning, Penerbit Grasindo, Jakarta .

Lubis, Asrin.2006. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Medan, Medan.

Mulyono,Abdurrahman.2003. Pendidikan bagi Anak Kesulitan Belajar.Jakarta : Rineka Cipta

NCTM .2007. www.komunikasimatematika.com (Acssesed 10 juni 2008)

Nuniek Avianti Agus, 2008. Mudah Belajar Matematika untuk SMP /MTs .Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Puskur Balitbang. 2007. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Jakarta.

(23)

84

Suyadi .2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas .Yokyakarta : Diva Press.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam meminimalkan fobia siswa terhadap matematika dan

“Penerapan Metode Bamboo Dancing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Daur Air Siswa Kelas V SDN 01 Manjungan Ngawen Klaten Tahun

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

Judul Tugas Akhir ini adalah Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amoniak dan Asam Sulfat denngan Proses Netralisasi Kapasitas 25.000 Ton Per Tahun.. Adanya prarancangan pabrik

Judul Analisis Network Dalam Proses Produksi Roti Kecik Pada Perusahaan Roti Ganep Solo ini dapat diselesaikan dengan baik.. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi

[r]

Pengaruh cukup dalam diartikan bahwa orang tua tetap mengawasi dan menegur apabila melakukan tindakan merokok di rumah, namun apabila sudah di luar rumah kontrol

HUBUNGAN SELF TALK TERHADAP MOTIVASI DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET RENANG PADA KEJUARAAN WALIKOTA CUP BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |