• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 1693 - 7732

P ogram Pascasarjana

(2)

JURNAL PENDIDIKAN P ASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NamaJumal : TABULARASA

Periode Terbit : 2 kali setahun (bulan Juli dan Desember)

Susunan Redaksi

Penanggungjawab Pengarah

Pimpinan Redaksi Wakil

Sekretaris Anggota Redaksi

Penyunting Ahli

Penerbitan dan Sirkulasi

Desain cover

Alamat Redaksi

Rektor Universitas Negeri Medan

Direktur Program Pascasarjana UNIMED Syarifuddin, M.Sc., Ph.D.

: Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd. : Dr. Abdul Hamid K, M.Pd. : 1. Dra. Sri Milfayetty, M.S., Kons.

2. Dr. Ely Julia, M.Pd.

3. Dr. Hasruddin Lubis, M.Pd.

I. Prof. Dr. Usman Pelly, M.A., Ph.D. (UNIMED-Medan) 2. Prof. Dr. Agustiarsyahnur, M.A. (UNP-Padang) 3. Asruddin Barori Tou, M.A., Ph.D. (UNY-Yogyakarta) 4. Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. (UNIMED-Medan) 5. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D. (UNIMED-Medan) 6. Prof. Dr. D.P. Tampubolon (UNIMED-Medan)

: Faisal R. Dongoran, S.P. Akhmad Thabrani Hakim, S.E. : Faisal R. Dongoran, S.P.

: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Pasar V, Medan Estate- 20221

Telp. (061) 6636730, 6641343, fax. (061) 6636730

Pen

Jumal Pendidikan Tabularasa yang diterb menyajikan sepuluh tulisan. Kesepuluh tul dua macam pengembangan, pengembangl Walaupun tidak jelas benar batasnya, t Kepala Sekolah dalam MBS yang d_itul.is <l Pembelajaran Berkualitas yang dttuh~

Dianetik'Teknik Terpadu dalam Terap1 Yl Pendidikan Sains yang Bermuatan Peme oleh Ely Djulia; dapat dikat~gori~an.

permasalahan pendidikan secara msttltusto

Belferik Manullang, mengajukan model-n menjadikan sekolah sebagai factor. deteJ menyoroti bahwa mengimplemen~tkan

terkait dengan kebijakan dan kebtjakan pendidikan yaitu pedagogic akan me~ l memberi penegasan bahwa Guru p~ofes10

professional pengelolaan pembelaJaran d itu diuraikan dengan harapan dapat m demikianlah layanan pembelajaran yan mengajukan bahwa kehidupan efektif s emosi. Emosi negative akan selalu

rr

menghadang baik sebagai ~arisan ~as1 teknik yang dapat mengatast ~ala~ ?tke~

individu dan dianetik. Tekmk 101 da1

menyembuhkan diri sendiri. Ia berm~ kebugaran fisik dan kenyamanan perru berbasis budaya, sebagai upaya member mempelajari sains. Tujuannya ?apat d_icl sains itu sendiri dan memben kontnb1 Dalam penyelenggaraan pendidikan sain demikian sains dapat diperoleh dan yan manusia untuk memecahkan problema k

Tulisan lain seperti Pengembangan M< oleh Badiran; Strategi Pembelajaran K< oleh Hasruddin; Belajar dan Ingatan: 1 yang ditulis oleh Rosihan Anwar; Pendidikan dan Media Literacy (Melek Pengajaran Bahasa sebagai Pen~ajarat

Kompetensi Komunikatif Mahastswa Kuliaah Speaking di Unimed : Sebuah

Jurnal Per

(3)

~ABULARASA

ap peningkatan kebijakan yang

emberi dampak engetahuan dan dan terbetuknya dapat memberi an nyata, selain nwar mengulas roleh informasi, kuit saraf baru unya menguasai an. Bukti-bukti belajar menjadi gam. Untuk itu askan perlunya

·~ i bahasa sebagai

dirancang suatu pengembangan rjukan perlunya fomunikasi tidak

arsial atau tidak

ber 2006 si,

Sc., Ph.D.

PENGANTAR DAFTARISI

DAFfAR lSI

LANDASAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN

KEPALA SEKOLAH DALAM MBS 0/eh : Belferik Manu/lang

GURU PROFESIONAL DAN

PEMBELAJARAN BERKUALIT AS 0/eh : Amrin Saragih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

TEORI SENI RUP A 0/eh : Muhammad Badiran

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA

PEMBELAJARAN BIOLOGI

Oleh : Hasruddin

v

ASSIS, KONSELING DAN DIANETIK TEKNIK

TERP ADU DALAM TERAPI 0/eh : Sri Mil(ayetty

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SAINS YANG BERMUATAN

PEMECAHAN MASALAH BERBASIS BUDAY A 0/eh : Elv Djulia

BELAJAR DAN INGATAN : DARI SUDUT PAN DANG

PENDIDIKAN DAN KEDOKTERAN 0/eh : Rosihan Anwar

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN

TABULA RASA

(hal. i)

( hal. iii)

(hal. 01-14)

(hal. 15-20)

(hal. 21-32)

(hal. 33-42)

( hal. 43-49)

( hal. 50-55)

(hal. 56-63)

DAN MEDIA LITERACY (MELEK MEDIA) 0/eh : Filia Dina Anggaraeni ( hal. 64-73 )

PENGAJARAN BAHASA SEBAGAI

PENGAJARAN ILMU 0/eh : Mutsyuhito Solin

KOMPETENSI MOMUNIKATIF MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS DAN PEMBELAJARAN -MAT AKULIAH SPEAKING D1 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN:

SEBUAH. KAJIAN A W AL 0/eh : Sri Minda Murni

furna l Pendidikan PclSCt?::>a r;rma

Un iversitas Neger i

A'Iedmi

( hal. 74-85 )

(hal. 86- 102 )

(4)

TABULA RASA

kualitas

Pelangi

41

h Ed. New

Pendidikan Seni ional Pendidikan

Tesnya" Jurnal

· berprestasi dan mahasiswa jurusan Ekonomi" Jurnal

Pembelajaran.

Jakarta: PAU

Abstrak

TABlJLARASA

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

0/eh : Hasruddin

Selama ini banyak keluhan tentang siswa yang kurang mandiri, kurang menghargai pendapat orang lain, siswa kurang mau dan mampu bekerjasama atau membani?J ternan. Pembelajaran yang efektif untuk memperoleh keberhasilan semua pihak, baik keberhasi/an guru dan terutama keberhasilan siswa secara terus-menerus diupayakan, dicari, diujicoba, dan diteliti. Selain itu, tuntutan semakin kompleksnya persoalan di tengah kehidupan masyarakat, tuntutan pasar yang semakin kompetitif, teknologi semakin berkembang, maka tuntutan strategi pembelajaran yang efektif perlu dilakukan. Melalui pembelajaran kooperatif siswa terlatih bekerja sama da/am menanggapi isu sosial, ekonomi, lingkungan, etika, dan menilai secara kritis perkembangan sains dan teknologi. Selain itu juga siswa dilatih untuk memliki kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tulisan. Banyak cara yang dapat dilqkukan, salah satu di antaranya adalah srrategi pembelajaran kooperatif.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Hasil Belajar Biologi

A. Pendaltu/uan

Pembelajaran biologi di sekolah-sekolah pada dasarnya adalah sebagai wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Hasil belajar IPA-Biologi di sekolah-sekolah yang diharapkan adalah proses sains (biologi), penguasaan konsep biologi, kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, sikap, dan keterampilan berkomunikasi. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh pendekatan, model, strategi, metode, teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran sains-biologi, interaksi antarsiswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai dapat meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit (Slavin, 1995). Kinerja setiap anggota kelompok menentukan keberhasilan kelompok untuk memperoleh penghargaan. Adanya struktur penghargaan kelompok yang ditentukan ·oleh kinerja individual anggota kelompok mendorong timbulnya motivasi siswa untuk belajar, saling mendorong anggota kelompok untuk belajar, dan sating membantu anggota kelompok dalam · mencapai tujuan belajar. Sehingga semua anggota kelompok sukses dalam belajar.

Bagaimana membawa siswa agar sukses dalam mencapai proses dan basil belajar yang maksimal? Ini terus menerus menjadi tantangan bagi guru sains-biologi.

furnal Pendidikan Pascasarjnna

Universitas

Negeri lvfedall
(5)

TABULARASA

Selama ini pembelajaran biologi kurang memperhatikan dan menonjolkan kerja sama kelompok datam meningkatkan penguasaan konsep, aplikasi, keterampilan proses,

·Dr. Hasruddin, MPd. adatah dosen Jurusan Biotogi FMIPA UNIMED

kreativitas, sikap siswa, dan suka sating membantu ternan. Padahat siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka sating bertukar pikiran masalah tersebut dengan temannya. Bagaimana sosok strategi pembetajaran kooperatif, inilah yang akan dikaji dalam tulisan ini.

B. Apakah Pembelajaran Kooperatif itu?

Ada banyak definisi pembelajaran kooperatif.

1. Slavin ( 1991) : "Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and are responsible one another's learning as well as their own". 2. Newman dan Artzt (1990): "Cooperative learning is an approach that involves a

small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal".

3. Johnson dan Johnson ( 1991 ): "Cooperative learning is the intruction use of small groups so that students work together to maximize their own and each other's learning".

4. Cohen (1994): "Cooperative learning will be defined as student working together in a group small enough that everyone participate on a collective task that has been clearly assingned. Morever, stl,ldents are expected to carry out their task w"ithout direct and immediate supervision of the teacher".

34

Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah aktivitas belajar oleh sekelompok kecil siswa yang di dalamnya terjadi kerjasama, saling menyumbangkan pikiran untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok, pemecahan masalah, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian basil belajar secara individu maupun kelompok.

Menurut Nur (1996) bahwa pada pembelajaran kooperatifterdapat unsur-unsur dasar seperti berikut ini.

l. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka "tenggelam atau berenang bersama".

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sam a.

Jurnal Pendidikan Pascasarjrma

Unin~rsitn s

Negeri Medal!

Para siswa harus membagi tugal 4

" antara para anggota

~elo~pok.

, Para siswa akan dtbenkan _sa S. berpengaruh terhadap evalu_ast

~~

6. Para siswa berbagi kbepl~mtmpn

bekerjasama selam~ ~aJar. r Para siswa akan dtmmta

perta

7. k

ditangani dalam kelompo ·

C Bagaimanakah Karakteristik Pem

. S Iavin dalam Kauchak ( B kooperatif sebagai berikut.

1. Tujuan kelompok d(grkoup go I

kemampuan yang ti a ~a~a u bersama-sama mencapat tujuan 2 _ Tanggung jawab indivkidu

1 al

<,

bahwa setiap anggota e omp, anggota dinilai oleh ang_gota penting. Siswa yang terhbat mereka diharapkan untuk bel dapat menunjukkan bahwa me 3. Kesempatan yang

sa~a

untuk

pengertian bahwa settap ~g~ untuk menguasai maten

k~mampuan yang diperolehn)

Apakah Perbedaan MendtA

D.

.

V

Pembelajaran Konvenswna .

Pembelajaran konvens memasukkan (transfer)

penge~t

pada guru (teacher center), sts

koop~ratif,

land~an

filosofi

konstruktivistik. Stswa ~e~per<l g terus menerus dttenma.

yan . k t

kembali dengan mengatt an s nJ dimodifikasi dan dikembangka pengetahuan akan diciptakan d indera dengan lingkungannya.

Secara lebih rinci perbe konvensional atau tradisional al

(6)

siswa lebih jika mereka saling sosok strategi

that students work as their own". that involves a

complete a

working together · task that has out their task

bahwa kecil siswa yang menyelesaikan jawab terhadap

· tujuan yang

TABULARASA

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besarnya di antara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta pertanggungjawabannya secara individual materi yang ditangani dalam kelompok.

C. Bagaimanakah Karakteristik Pembelajaran Kooperatij?

Slavin dalam Kauchak (1998) mengemukakan tiga ciri khas pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

1. Tujuan kelompok (group goals), adalah menghargai anggota kelompok dari

kemampuan yang tidak sama untuk bekerja bersama dan membantu satu sama lain bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tanggung jawab individual (individual accountability), mempunyai pengertian

bahwa setiap anggota kelompok diharapkan untuk menguasai materi, dan setiap anggota dinilai oleh anggota yang la"in. Hal ini merupakan ide yang sangat penting. Siswa yang terlibat dalam belajar kooperatif akan memahami bahwa mereka diharapkan untuk belajar dan melakukan aktivitas bersama-sama serta dapat menunjukkan bahwa mereka dapat memahami isi materi pelajaran.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses (equal oppurtunity for success), mempunyai

pengertian bah~a setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menguasai mateii pelajaran dan mendapatkan penghargaan dari k((mampuan yang diperolehnya.

D.

Apakalt Perbedaan Mendasar antara Pembelajaran Kooperatij dan Pembelajaran Konvensional?

Pembelajaran konvensional memusatkan perhatian pada bagaimana memasukkan (transfer) pengetahuan ke dalam pikiran siswa. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher center), siswa cenderung pasif. Berbeda dengan pembelajaran

koop~ratif, landasan filosofi pembelajaran kooperatif ini adalah pandangan

konstruktivistik. Siswa memperoleh pengetahuan sebagai akibat dari proses konstruksi yang terus menerus diterima. Pengalaman-pengalaman diatur, disusun, dan ditata kern bali dengan mengaitkan struktur kognitif yang dimiliki siswa, sedikit demi sedikit dimodifikasi dan dikembangkan (Piaget dalam Bodner, 1986). Dengan demikian pengetahuan akan diciptakan dalam pikiran siswa sebagai basil dari interaksi panca indera dengan lingkungannya.

Secara lebih rinci perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran konvensional atau tradisional adalah seperti terdapat pada tabel 1 berikut ini.

furnal Pendidikan Pascasarjnna

Universitas

Negai

lvfeda11

(7)

I siswa Iebih mereka sating sosok strategi

students work as their own". that involves a

complete a

bahwa

kelompoknya mempelajari

iki tujuan yang

TABULARASA

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besamya di antara para anggota kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta pertanggungjawabannya secara individual materi yang ditangani dalam kelompok.

C. Bagaimanakah Karakteristik Pembelajaran Kooperatif?

Slavin dalam Kauchak (1998) mengemukakan tiga ciri khas p.embelajaran kooperatif sebagai berikut.

1. Tujuan kelompok (group goals), adalah menghargai anggota kelompok dari

kemampuan yang tidak sama untuk bekerja bersama dan membantu satu sama lain bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tanggung jawab individual (individual accountability), mempunyai pengertian

bahwa setiap anggota kelompok diharapkan untuk menguasai materi, dan setiap anggota dinilai oleh anggota yang lain. Hal ini merupakan ide yang sangat penting. Siswa yang terlibat dalam belajar kooperatif akan memahami bahwa mereka diharapkan untuk belajar dan melakukan aktivitas bersama-sama serta dapat menunjukkan bahwa mereka dapat me~ahami isi materi pelajaran.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses (equal oppurtunity for success), mempunyai

pengertian bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menguasai materi ·pelajaran dan mendapatkan penghargaan dari k(fmampuan yang diperolehnya.

D. Apakalt Perbedaan Mendasar antara Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional?

Pembelajaran konvensional memusatkan perhatian pada bagaimana memasukkan (transfer) pengetahuan ke dalam pikiran siswa. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher center), siswa cenderung pasif. Berbeda dengan pembelajaran

koopesatif, landasan filosofi pembelajaran kooperatif ini adalah pandangan konstruktivistik. Siswa memperoleh pengetahuan sebagai akibat dari proses konstruksi yang terus menerus diterima. Pengalaman-pengalaman diatur, disusun, dan ditata kern bali dengan mengaitkan struktur kognitif yang dimiliki siswa, sedikit demi sedikit dimodifikasi dan dikembangkan (Piaget dalam Bodner, 1986). Dengan demikian pengetahuan akan diciptakan dalam pikiran siswa sebagai hasil dari interaksi panca indera .dengan lingkungannya.

Secara lebih rinci perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran konvensional atau tradisional adalah seperti terdapat pada tabel 1 berikut ini.

furnal Pendidilam Pascasarjnna llniversitns Negai lvfeda11

(8)

TABULi\RASA

Tabel 1: Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional

Siswa belajar secara kelompok • Antar siswa saling bekerjasama • Keberhasilan individu bergantung • kepada keberhasilan ternan dalam kelompoknya.

Saling ketergantungan yang positif • Keanggotaan yang heterogen. •

Ditunjang oleh guru. •

Satu basil kelompok •

Evaluasi kelompok. •

Filosofi yang mendasari penge-tahuan • diperoleh siswa dari interaksi antara panca indera dengan lingkungan · kelompoknya.

Siswa belajar secara klasikal Antar siswa saling berkompetisi

Keberhasilan individu siswa tidak tergantung pada keberhasilan ternan temannya.

Tidak ada saling ketergantungan . Keanggotaan yang homogen . Diarahkan oleh guru . Beberapa basil individual. Evaluasi individual.

Filosofi yang mendasari pengetahuan diperoleh melalui transfer dari guru pada siswa.

E. Mengapa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif?

Alasan rasional mengapa pembelajaran kooperatif ini digunakan pada pembelajaran Biologi berlandaskan pada hasil-hasil penelitian yang telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Umumnya hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih banyak . meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran yang ber$ifat individual atau kompetitif.

Lord (200 1) menyatakan ada 101 alasan dari penelitian yang direview beliau terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif ini. Di antaranya bahwa:

1. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar (Light, 1990). 2. Pembelajaran kooperatif meningkatkan berpikir kritis siswa (Smith, 1984). 3. Pembelajaran kooperatif mengembangkan kemampuan pemecahan masalah sa ins

(Kulik & Kulik, 1979).

4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan kemampuan penalaran (Johnson, Johnson

& Smith, 1991).

36

5. Pembelajaran kooperatif mengefektifkan pembelajaran sains (Panitz & Panitz, 1997).

6. Pembelajaran kooperatif meningkatkan sikap positif siswa terhadap sains (Bligh, 1997).

7. Pembelajaran kooperatif meningkatkan keterampilan menu lis siswa (DiParto &

Freedman, 1988).

8. Pembelajaran kooperatif meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi siswa (Cohen & Willis, (1985).

Jurnal Pendidikan Pascasarjnna

Unin~rsitn:;

Negeri

lvfed.al!

Tugas-tugas belajar yang kritis, berpikir konseptual, m~~ pembelajaran kooperatif. Demtkt ditingkatkan selarna berlangsungn apabila siswa bekerja ~ecara k~mJ rnenunjukkan bahwa stswa lebth .1 daripada bersama gurunya. Pen~l~1 rnerniliki darnpak yang amat postttJ

1996).

F. Bagaimanakah Macam-macam 1

·• Ada banyak macam meto< dikernukakan 8 rnacam, yaitu:

1. STAD (Students Teams-1-ch~

Siswa dalam kelas dtbagt terdiri atas 4-5 orang siswa ca1 kelornpok terdapat siswa yar kelornpok dapat juga berdas2 sosial lainnya. Anggota-angg Keberhasilan anggota kelot kelompok. Sebaliknya, kebl keberhasilan individu siswa.

Pada jenis ST AD ini terc materi oleh guru, (2) kegiata skor peningkatan individu, dru

Tahap 1: Penyajian Materi

Setiap pembelajarar penyajian materi oleh guru. tujuan pembelajarrun, melll

pengetahuan prasyarat, men teknik rnenjelaskan drun st kemampuan siswa.

Tahap 2: Kegiatan Belajar

Siswa rnelakukan ~ Siswa secara berkelompok

lain, membahas masal~ d2 mendapat peran sebagat pl

Jumal

[image:8.618.19.422.32.648.2]
(9)

tidak ternan

pengetahuan

·guru pada

pad a telah banyak ukkan bahwa dibandingkan

ttz & Panitz,

sains (Bligh,

(DiParto &

SISWa

TABULA RASA

Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir konseptual, meningkatkan secara nyata pada saat digunakan pembelajaran kooperatif. Demikian juga berpikir tingkat tinggi lebih dapat ditingkatkan selama berlangsungnya diskusi dalam kelompok kooperatif daripada apabila siswa bekerja secara kompetitif atau secara individual. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar dari satu ternan ke ternan lainnya daripada bersama gurunya. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positifterhadap siswa yang rendah hasil belajamya (Nur,

1996).

F. Bagaimanakah Macam-macam Pembelajaran Kooperatij?

·· Ada banyak macam metode pembelajaran kooperatif, pada tulisan ini hanya dikemukakan 8 macam, yaitu:

1. STAD (Students Teams-Achievement Divisions).

Siswa dalam kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri atas 4-5 orang siswa campuran menurut kemampuan akademik. Dalam satu kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Variasi kelompok dapat juga berdasarkan jenis kelamin, ras, dan etnis atau kelompok

sosial lainnya. Anggota-anggota kelompok sa\ing belajar dan membelajarkan.

Keberhasilan anggota kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok. Seballknya, keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa.

Pada jenis ST AD ini terdiri atas lima komponen utama, yaitu ( 1) penyaj ian materi oleh guru, (2) kegiatan kelompok siswa, (3) quiz atau tes, (4) penentuan skor peningkatan individu, dan (5) penghargaan kepada kelompok.

Tahap 1: Penyajian Materi

Setiap pembelajaran dengan jenis STAD ini, selalu dimulai dengan penyajian materi oleh guru. Pada kesempatan awal penyajian, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat, menumbuhkan minat siswa melalui teknik tanya jawab, teknik menjelaskan dan sebagainya disesuaikan dengan isi bahan ajar dan kemampuan siswa.

Tahap 2: Kegiatan Belajar Kelompok

Siswa melakukan kegiatan bekerjasama mempelajari materi pelajaran. Siswa secara berkelompok saling melengkapi lembar kerja, bertanya satu sama lain, membahas masalah dan mengerjakan latihan. Setiap siswa berkesempatan mendapat peran sebagai pemimpin anggota-anggota di dalam kelompoknya,

Jurnal Pendidikan Pascasarjnna

llniversitns Negeri Medal!

(10)

38

TABULA RASA

dengan barapan babwa setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam kegiatan kelompok.

Pemeriksaan terbadap basil kegiatan kelompok dilakukan dengan penyajian basil kegiatan kelompok di depan kelas. Pada tabap kegiatan ini dibarapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan kelompok lain untuk saling melengkapi jawaban kelompok tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Pada kesempatan ini, anggota kelompok memperoleh kesempatan memperbaiki jawaban jika masib terdapat kesalaban-kesalaban.

Tahap 3: Kuis atau Tes

Siswa diberikan kuis atau tes secara perorangan. Pada tabap ini setiap siswa barus memperlibatkan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperolehnya pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dertgan kemampuannya. Pada saat mengerjakan kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri tanpa kerja sama dengan anggota kelompoknya. Tujuan dilakukan kuis atau tes adalab untuk memotivasi siswa agar berusaba dan bertanggung jawab secara individual. Siswa dituntut melakukan yang terbaik sebagai basil belajar kelompoknya. Selain harus bertanggung jawab secara individual, siswa juga barus bertanggung jawab terbadap keberhasilan kelompoknya. Keberbasilan individu akan berpengarub terhadap keberbasilan kelompoknya.

Tahap 4: Penentuan Skor

Hasil kuis atau tes diperiksa oleb guru. Setiap skor yang diperoleb siswa dimasukkan dalam daftar skor indivioual, untuk melibat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor peningkatan . individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian basil kelompok. Kriteria pemberian skor jenis ST AD ini dapat dilibat pada Tabel2 berikut ini.

'(abel 2. Kriteria Pemberian Skor

.:~;~~ii_:·;~-.-.<

:

~~c%~~~·~-~-~~::~~-:_)~~11!(!J{$"· 7

_~:· ~·:· ·::: ~; ~ .-~··: ·: :.··. ·• --~~·1! :P;i(f11~J:I~\J\

"

_-·: - t • . ·, : . !Tt_lfP:Ji!f•

·:·~X· ... -

t :' .· . .

~

· .·

~----··

·

: . __ :.

-... .

- .. :.. . ....

~

·.

-l.

2.

3.

. ,

4 .

5.

Lebib dari 10 poin di bawah skor awal

An tara 10-1 poin di bawab skor awal

An tara 0-10 poin di atas skor awal

Lebib dari 1 0 poin di atas skor awal

Hasil terbaik (mengabaikan skor awal)

Jurnal Pendidikan Pascasarfnna

Univ ersit n ~

Negeri Medm!

00

10

20

30

30

Tahap 5: Penghargaan terhadap

Berdasarkan skor penin Dengan demikian skor kelomp individu. Pemberian penghargaan rata kelompok seperti terdapat pa

Tabe\3: KJ:iteria Pemberian Pen

2.

20

3. 30

2• TGT (Team-Games Tourname~

Pembelajaran kooperatt STAD. Padajenis TGT ini, setel kerjasama dalam satu kelompo~

atau masalah-masalab yan~ dtl kelompoknya, masing-masm~

dengan anggota kelompok lam kuis atau tes pada jenis STAI: yang diperoleh masing-masing ~

Tabap 1 dan 2 pada jl STAD. Pada TGT tidak menggantikannya den?an turnaJ disesuaikan dengan tmgkat ke siswa pandai, siswa sedang hi

bertemu dengan siswa rendah d

Pada kelompok turna11 hati dan menjawab pertanyaan· pertanyaan. Siswa dalam satu 1 terdapat kesalaban-kesalahan. belakang kartu. Siswa yang m urutan kedua skor 40 dan ur diperoleh berdasarkan rata-rau

Tahap berikutnya pe11 termasuk dalam kategori kelot hebat, dan poin 50 dimasukkru

(11)

TABULA RASA

Tahap 5: Penghargaan terhadap Kelompok

Berdasarkan skor peningkatan individu · diperoleh skor kelompok. Dengan demikian skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu. Pemberian penghargaan kelompok mengacu pada perolehan skor rata-rata kelompok seperti terdapat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3: Kt:iteria Pemberian Penghargaan Kelompok

1. IS Kelompok Baik

2. 20 Kelompok He bat

3. 30 Kelompok Super

2. TGT (Team Games Tournaments)

Pembelajaran kooperatif jenis TGT merupakan pengembangan dari STAD. Padajenis TGT ini, setelah penyajian materi oleh guru, siswa melakukan kerjasama dalam satu kelompoknya untuk menyelesaikan tugas-tugas pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Setelah siswa belajar dalam kelompoknya, masing-masing anggota kelompok akan mengadakan Iomba dengan anggota kelompok lain. Kegiatan Iomba ini sebagai penggati kegiatan kuis atau tes pada jenis STAD. Penilaian kelompok berdasarkan jumlah skor yang diperoleh masing-rh.asing anggota kelompoknya.

Tahap I dan 2 pada jenis TGT ini sama dengan tahap I dan 2 jenis STAD. Pada TGT tidak dilakukan kuis atau tes individual, tetapi menggantikannya dengan tumamen dengan cara membentuk kelompok tumamen disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Siswa pandai bertemu dengan siswa pandai, siswa sedang bertemu dengan siswa sedang, dan siswa rendah bertemu dengan siswa rendah dari kelompok yang berbeda.

Pada kelompok fumamen ini, siswa secara bergiliran membaca dalam

~ati dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan pada kartu-kartu

pertanyaan. Siswa dalam satu kelompok diberi kesempatan menjawab jika masih terdapat kesalahan-kesalahan. Jawaban yang benar dituliskan pada bagian belakang kartu. Siswa yang menjawab dengan benar diberi skor 60. Selanjutnya urutan kedua skor 40 dan urutan ketiga skor 20. Selanjutnya skor kelompok diperoleh berdasarkan rata-rata skor individu setelah melakukan kegiatan Iomba.

Tahap berikutnya pemberian penghargaan, perolehan rata-rata skor 40 termasuk dalam kategori kelompok bagus, poin 45 dimasukkan dalam kelompok hebat, dan poin 50 dimasukkan dalam kelompok super.

]urnal Pendidikan

Pa .: ~casarj r m a

Universitas Negeri lv!edall

(12)

TABULARASA

3. TAl (Team Accelerated Instruction)

T AI merupakan bentuk pembelajaran yang mengkombinasikan belajar kooperatif dengan belajar individual. Pada pembelajaran kooperatif jenis TAl setiap siswa bekerja sesuai dengan unit-unit yang diprogramkan secara individu yang dipilih sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Menurut Slavin ( 1995) pembelajaran kooperatif jenis TAl terdiri atas delapan komponen, antara lain.

a. Kelompok siswa ditempatkan dalam kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5

orang, sepertijenis STAD dan TGT.

b. Tes penempatan (placement test) di awal program pembelajaran dilakukan untuk menempatkan siswa pada program individuaJ berdasarkan basil tes. c. Materi kurikulum disiapkan untuk siswa secara individual.

d. Setelah ujian penempatan, siswa memperoleh materi dari guru. Selanjutnya mulai unit materi secara individual. Setelah itu siswa bekerja dalam kelompok masing-masing.

e. Guru menghitung skor kelompok di akhir minggu. Skor kelompok merupakan jumlah rata-rata unit yang diperoleh anggota kelompok. Penghargaan pada kelompok dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan penampilan atau basil kelompok.

f. Pada saat guru menyampaikan materi baru, waktu yang digunakan guru untuk mengajarkan materi selama 10-15 menit. Tujuan penyampaian materi ini adalah untuk memperkenalkan konsep-konsep utama kepada siswa. Pada kesempatan ini, guru dapat menggunakan diagram, gambar, dan demonstrasi. Materi yang diajarkan dirancang benar-benar berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.

g. Tes diberikan kepada siswa secara individual.

h. Setiap tiga minggu untuk unit keseluruhan, guru menghentikan program individual dan menggunakan waktu seminggu untuk pemecahan masalah.

4. CffiC (Cooperative Integratde Reading and Composition)

Penekanan jenis kooperatif ini adalah kegiatan membaca, menulis, dan tatabahasa. Para siswa dalam satu kelompok saling mengecek kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa baik tulisan maupun lisan dalam kelompoknya.

5. JIGSAW

Pada jenis kooperatif ini, anggota kelompok diberi tugas yang berbeda satu dengan lainnya dari suatu pokok bahasan. Masing-masing anggota kelompok menjadi ahli sesuai dengan materi yang diperolehnya. Selanjutnya anggota

1\~lompok membentuk tim ahli baru yang berasal dari anggota ahli kelompok

lainnya. Pada kesempatan ini mereka bekerjasama untuk memecahkan masalah sesuai dengan materi yang diberikan. Mereka kembali lagi ke kelompok asalnya

40

Jurnal Pendidilam Pascasarjnna

Unin~rsitn:.:;

Negeri lviedmt

dan mengajarkan materi I kelompok asal mengkomb dengan pengetahuan sisv menyeluruh agar diketahui pokok bahasan yang dibahru

6. Gl (Group Investigation)

Pada jenis kooperatJ untuk merencanakan apa ) Selanjutnya kelompok kl Kelompok mempresentaSik bersama siswa melakukan e Semua orang di dalam ki menuliskan aspek-aspek khl

sukai atau teritang pertanya2

7. L T (Learning Together)

Pada jenis kooperl heterogen kemampuannya S!-lru. Satu kelompok ha~ diberikan berdasarkan hast bersama anggota kelompok

8. Cl (Complex Instruction)

Jenis kooperatif

CI

berorientasi pada penem pengetahuan sosial. Fokus ketertarikan semua anggo pemakaian bahasa ganda (

h

Dari kedelapan jer pembelajaran Biologi dises

G. Apakah Keuntungan yang

Kooperatif?

Ada delapan keuntung menerapkan pembelajaran koop 1. S iswa dapat membangun se 2. Memperkuat keterampilan !

3. Memberi kesempatan pada furna

(13)

dan

TABlJLARASA

dan mengajarkan materi kepada anggota kelompok asalnya. Para anggota kelompok asal mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari para ahli dengan pengetahuan siswa sebelumnya. Tes dilakukan dengan materi menyeluruh agar diketahui kemampuan anggota kelompok untuk keseluruhan pokok bahasan yang dibahas dalam kelompoknya.

6. GI (Group Investigation)

Pada jenis kooperatif GI ini masing-masing anggota kelompok dituntut untuk merencanakan apa yang akan diteliti dan juga rencana pemecahannya. Selanjutnya kelompok kooperatif mengimplementasikan rencana mereka. Kelompok mempresentaSikan basil investigasi mereka di depan kelas. Guru l>.ersama siswa melakukan evaluasi terhadap presentasi dan investigasi kelompok. Seinua orang di dalam kelas, baik guru maupun siswa termasuk presenter menuliskan aspek-aspek khusus berkaitan dengan rencana pelajaran yang merelca sukai atau tentang pertanyaan-pertanyaan atau komentar yang telah diberikan.

7. LT (Learning Together)

Pada jenis kooperatif LT ini, siswa dalam setiap kelompok yang heterogen kemampuannya bekerja menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan g,_uru. Satu kelompok hanya diberikan satu set lembar tugas. Penghargaan diberikan berdasarkan basil kerja kelompok dari basil tugas yang diselesaikan bersama anggota kelompok. .

8. CI (Complex Instruction)

Jenis kooperatif CI ini, menekankan pada pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan khususnya dalam sains, matematika dan pengetahuan sosial. Fokus pelaksanaan jenis kooperatif CI adalah membangun ketertarikan semua anggota yang heterogen pada kegiatan penemuan dan pemakaian bahasa ganda (bilingual).

Dari kedelapan jenis pembelajaran kooperatif ini, dapat dilakukan pada pembelajaran Biologi disesuaikan dengan kemampuan guru dan siswanya.

G. Apakah Keuntungan yang dapat Diperoleh hila Menerapkan Pembelajaran Kooperatif?

Ada delapan keuntungan menurut Orlich (1998) yang dapat diperoleh hila menerapkan pembelajaran kooperatif antara lain.

l. Siswa dapat membangun secara komprehensif kemampuan akademisnya. 2. Memperkuat keterampilan sosial siswa.

3. Memberi kesempatan pada siswa dalam pengambilan keputusan.

Jurnal

Pendidi1am Pascasarjnna

Universitas Negeri Medmz

(14)

TABULARASA

4. Menciptakan lingkungan belajar yang aktif.

5. Mendorong pemberian penghargaan bagi diri siswa. 6. Merayakan bermacam-macam gaya belajar.

7. M'eningkatkan respon siswa.

8. Berfokus pada keberhasilan pada setiap orang.

H. Penutup

Sebagai suatu strategi pembelajaran, bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep Biologi yang sulit, tetapi· juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, kemampuan sosial, menghargai ternan, dan lain sebagainya. Pembelajaran Biologi dapat berkontribusi membawa siswa menjadi lebih mandiri, meningkatkan rasa penghargaan pada pendapat orang lain, meningkatkan kerjasama, dan sikap-sikap positif lainnya. Oleh sebab itu, para praktisi pendidikan Biologi sudah saatnya berani mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif ini pada setiap kesempatan pembelajarannya.

Daftar R'"ujukan

Cohen, E.G. 1994. Restructuring the Classroom Condition for Productive Small Group.

Review of Educational Research, 64 (1 ), 1-3 5.

Jacobs, G.M. et al. 1996. Cooperative Learning: A Sourcebook of Lesson Plans for Teacher Education on Cooperative Learning. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre.

Johnson, D.W. dan Johnson, R.T. 1991. Learning Together and Alone, Cooperative, Co,;,petitive, and Individualistic Learning. Third Edition. Massachusets: Allyn and Bacon Publisher.

Kauchak, D.P. 1998. Learning and Teaching Research-Based Methods. USA: Allyn and Bacon.

Lord, T.R. 2001. 101 Reasons for Using Cooperative Learning in Biology Teaching in Biology Te~ching. The American Biology Teacher, 63 ( l ): 30-36.

Newman, R.M. dan _Artzt, A.F. 1990. Cooperative Learning. Matematics Teachers, 83 (6): 448-452.

Nur, M. 1996. Pembelajaran Kooperatifdalam Kelas IPA. Surabaya: IKIP Surabaya. Orlich, D.C. et al. 1998. Teaching Strategies: A Guide to Better Instruction. Fifth Ed.

Boston: Houghton Mifflin.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning, 2nd. Ed. Boston: Allyn and Bacon.

42

Jurnal Pendidilam Pasmsarjnna

Urziversitns Negeri Medal!

ASSIS, KONSELI!

TERPAI

Abstrak

Kehidupan efektif sehari-hari (~S) membuat hidup enak dan emos1 negl selalu muncul karena berbagai probl masa lalu maupun karena tekanan

n

dikerjakan secara professional, yait diujicobakan hasil!lya dapat menum diri sendiri. Ia bermanfaat secara h~

kenyamanan perasaan.

Kata kunci; Kehidupan efektif, em( dianetik.

1. Pendahuluan

Kehidupan efektif sehari-h; pengendalian emosi secara pos~tif. ' antusias, berbahagia dan peduh kep dapat dipertahankan. Pengal~ma

terluka, kegagalan dan berbaga1 pe emosi-emosi positif berubah mer pengalaman negatif ini secara Ian ketidak-berdayaan dan perasaan b< semangat hidup.

Pengalaman-pengalaman rna tahun setelah kejadian. Penga pembentukan pola pikir dan k~ 2 memori kejadian yang menyakltl kesehatan jasmani dan keseha~n

kehidupan efektif individu sehan-h Ketidakmampuan individu terhadap munculnya emosi-emosi ketidak berdayaan dan amarah.

fu rna/ E

(15)

Lampiran

7

LEMBAR

HASIL

PENILAIAN

SEJAWAT SEBIDANG

ATAU

PEER REVTEW

KARYA

ILMIAH

:

JURNAL

ILMIAH

Judul Karya Ilmiah (Artikel)

Penulis Jurnal Ilmiah

Identitas Jurnal Ilmiah

Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah (beri /pada kategori yang tepat)

Hasil Penilaian Peer Review '.

Hasruddin

a. Nama Jurnal

b. Volume,4,Jomor c. ISSN

d. Edisi (bulan/tahun)

e. Penerbit

f. Jumlah halaman

Pendidikan PPs Unirned (Tabularasa)

03 /

0l

1693-7732

Desember 2006

Program Pascasarj ana Unimed

33-42

(

10 ) halaman

T

T

V

"Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Biologi"

Jurnal Ilmiah Internasional

Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi Jurnal Ilmiah Nasional Tidak Terakreditasi

Komponen Yang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah

Nilai Akhir Yang Diperoleh Internasional

T

Nasional Terakreditasi

E

Nasional Tidak Terakreditasi

d

a. Kelengkapan unsur isi artikel (10%)

I

b. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)

/8

c. Kecukupan dan kemutahiran datalinformasi dan

metodologi (30%)

IF

d. Kelengkapan unsur dan kualitas penerbit (30%)

/B

Total

:

(100%)

A"

versitas Negeri Malang

L

S. Degeng,M.Pd

Medan, Agustus 2015

Prof. Dr. A. Duran Corebima,M.Pd

NIP. 19490212197903 1 002

Unit kerja : Guru Besar Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang

Reviewer

-l

g;ffi

(16)

Lampiran

7

LEMBAR

HASIL

PENILAIAN

SEJAWAT

SEBIDANG

ATAU

PEER REVIEW

KARYA

ILMIAH

:

JURNAL

ILMIAH

Judul Karya Ilmiah (Artikel)

Penulis Jurnal Ilmiah

Identitas Jumal Ihniah

Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah

(beri /pada kategori yang tepat)

Hasil Penilaian Peer Review :

Hasruddin

a. Nama Jurnal

b. VolumeAJomor c. ISSN

d. Edisi (bulan/tahun)

e. Penerbit

f. Jumlah halaman

: Pendidikan PPs Unimed (Tabularasa)

: 03 / 01

:1693-7732

: Desember 2006

: Program Pascasarjana Unimed

: 33-42

(

10 ) halaman

tl

tl

V

"Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Biologi"

Jurnal Ilmiah Internasional

Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi

Jurnal llmiah Nasional Tidak Terakreditasi

Komponen

Yang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal Ihniah

NilaiAkhir

Yang Diperoleh Internasional

n

Nasional Terakreditasi

n

Nasional Tidak Terakreditasi

g

a. Kelengkapan unsur isi artikel (10%)

7

b. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)

t9

c. Kecukupan dan kemutahiran datalinformasi dan

metodologi (30%)

p

d. Kelengkapan unsur dan kualitas penerbit (30%)

I9

Total

=

(100%)

L+

n I FMIPA Univ. Negeri Padang

, s.Pd.,

M.si

Medan, Agustus 2015

Reviewer -2

Prof. Dr. Lutfri, M.Si

NIP. 19610510 198703 1020

Unit kerja : Guru Besar Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Padang

n'

(17)

Lamptan

7

LEMBAR

HASIL

PENILAIAN

SEJAWAT SEBIDANG

ATAU

PEER REVIEW

KARYA

ILMIAH

:

JURNAL

ILMIAH

Judul Karya Ilmiah (Aftikel)

Penulis Jurnal Ilmiah

Identitas Jumal Ilmiah

Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah

(beri /pada kategori yang tepat)

Hasil Penilaian Peer Review :

Hasruddin

a. Nama Jurnal

b. VolumeA.,lomor c. ISSN

d. Edisi (bulan/tahun)

e. Penerbit

f..lumlah halaman

Pendidikan PPs Unimed (Tabularasa)

03/01

1693-7132 Desember 2006

Program Pascasarjana Unimed

3342

(

10)halaman

"Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Biologi"

n

Jurnal Ilmiah Internasionar

Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi

Jurnal Ilmiah Nasional Tidak Terakreditasi

Komponen

Yang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah

NilaiAkhir

Yang Diperoleh Intemasional

T

Nasional Terakreditasi

r

Nasional Tidak Terakreditasi

g

a. Kelengkapan unsur isi artikel (I0%)

I

b. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%)

ls

c. Kecukupan dan kemutahiran datalinformasi dan

metodologi (30%)

1g

d. Kelengkapan unsur dan kualitas penerbit (30%)

zo

Total

:

(100%)

6q

Medan,

Agustus 2015

Reviewer -3

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, MS, M.Sc

NIP. 19610626 1981 10 I 00r

Unit kerja : Guru Besar Pendidikan Biologi

Gambar

Tabel 1: Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional

Referensi

Dokumen terkait

The term “stakeholders” has a wider meaning that includes not only clients but also other parties that are stakeholders as defined in the IFSB Guiding Principles on

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Ditahap ini, penyusun mencoba untuk membuat sebuah aplikasi dengan pemrograman Visual Basic yang dapat meng capture citra dari webcam dan menyimpannya menjadi

Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif dan digunakan sebagai masukan untuk mendapatkan media yang lebih baik. Pendekatan

Sumber Dana: APBD; Lokasi

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya, yang telah memberikan kemudahan dalam proses penulisan dan penyusunan Buku ini. Tanpa

[r]

(2) Dalam hal contoh label yang disampaikan pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah memenuhi ketentuan, Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa