• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSEUM SEBAGAI SUMBER DALAM WISATA SEJARAH DI KABUPATEN SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSEUM SEBAGAI SUMBER DALAM WISATA SEJARAH DI KABUPATEN SAMOSIR."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Dian Lestiani. NIM. 309121013. Museum Sebagai Sumber Dalam Wisata Sejarah Di Kabupaten Samosir. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan 2013

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peranan keberadaan museum Kapusin Bona Pasogit Nauli dan museum Huta Bolon sebagai sumber dalam Wisata Sejarah di Kabupaten Samosir.

Penelitian ini merupakan penelitian Histories dengan data kualitatif. Dengan mengumpulkan data-data, penulis melakuan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku, dokumen, dan sejenisnya. Selain itu untuk mendukung data penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi, wawancara dan data dokumentasi yang berhubungan dengan museum Kapusin Bona Pasogit Nauli dan museum Huta Bolon sebagai sumber dalam wisata sejarah di kabupaten Samosir. Dalam penelitian penulis mendatangi dan memwawancarai orang-orang yang mengetahui mengenai museum Kapusin Bona Pasogit Nauli dan museum Huta Bolon, baik itu penjaga dan pengelola museum serta masyarakat sekitar.

(6)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Mamfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual... 9

1. Museum... 9

2. Wisata... 10

3. Sejarah... 10

4. Wisata Sejarah... 11

5. Sumber Sejarah... 11

6. Wisatawan... 12

7. Peranan... 13

B. Kerangka Berpikir... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 18

B. Lokasi Penelitian... 18

(7)

D. Teknik Analisis Data... 19

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Topografi... 20

a. Letak dan keadaan Geografis kecamatan Pangururan dan kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir... 20

b. Sejarah Batak... 26

c. Sistem Kepercayaan... 29

d. Sistem Kekerabatan... 32

B. Hasil Penelitian a. Defenisi dan Fungsi Museum... 38

b. Sejarah Museum Kapusin Bona Pasogit Nauli... 41

c. Koleksi Museum Kapusi Bona Pasogit Nauli... 45

d. Sejarah Museum Huta Bolon... 53

e. Koleksi Museum Huta Bolon... 54

f. Pengelolaan dan Manfaat Museum Kapusin Bona Pasogit Nauli, Pangururan dan Museum Huta Bolon, Simanindo... 58

g. Perkembangan dan Dampak Museum Kapusin Bona Pasogit Nauli, Pangururan dan Museum Huta Bolon, Simanindo terhadap masyarakat Kabupaten Samosir... 59

h. Peranan Museum Kapusin Bona Pasogit Naulu dan Museum Huta Bolon Sebagai Sumber Dalam Wisata Sejarah di Kabupaten Samosir... 61

(8)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 65 B. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Daftar nama informan

Lampiran 3. Peta lokasi penelitian

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kabupaten Samosir adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir. Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat lebih sejahtera. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, sebelah selatan berbatasn dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Phakpak Barat, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.

Ibu Kota Kabupaten Samosir terletak di Pangururan, yang saat ini dipimpin oeh Ir. Mangindar Simbolon sebagai Bupati dan Drs. H. Syahrul D. Sinambela, M.Si sebagai wakilnya. Luas wilayahnya ialah 1.419,5 km2dan kepadatan penduduknya 126,89 jiwa/km2. Terdiri dari 9 kecamatan dan 106 Kelurahan.Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan yaitu Siamanindo, Pangururan, Sianjur Mula-mula, Onan Runggu, Palipi, Harian Boho, Nainggolan, Si Tio-tio, Ronggur Ni Huta. 6 kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 kecamatan di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan. Seluruh Kecamatan yang ada di Samosir

(11)

memiliki potensi wisata yang berbasis pemandangan alam, wisata spiritual, wisata sejarah, wisata budaya dan lain-lain.

Di Kecamatan Simanindo terdapat objek wisata sejarah berupa Makam Raja Sidabutar, Batu Parsidangan, Museum Huta Bolon. Objek wisata seni dan budaya berupa pertunjukan Sigale-gale, dan atraksi seni budaya di Gedung Kesenian. Objek wisata alam berupa Batu Marhosa, Goa Marlakkop, Pagar Batu dan Bottean, Pantai Ambarita, Aek Natonang, Pulau Tao,Tuktuk Siadong, Bukit Beta Kite Internasional.

Di Kecamatan Pangururan terdapat objek wisata sejarah berupa Terusan Tano Ponggol, Museum St. Mikael, Persanggarahan, dan Patung Liberty Malau. Objek wisata alam berupa Pemandian air panas. Objek wisata seni dan budaya berupa Open stage tempat atraksi seni budaya dan Komunitas Tenun Ulos Batak. Begitu juga dengan 7 kecamatan lainnya hampir seluruhnya memiliki potensi wisata sejarah.

Kabupaten Samosir merupakan sebuah pulau yang menyimpan sejuta keindahan dan memiliki nilai sejarah budaya masyarakat setempat. Suku yang dominan menghuni pulau ini ialah Suku Batak Toba. Dengan mengunjungi Samosir banyak hal yang bisa kita dapatkan, mulai dari pemandangan panorama alam yang sangat menakjubkan, nilai budaya yang khas dan mengandung nilai sejarah yang sangat menarik dan penting untuk diketahui.

(12)

Batak sebagai sebuah peradaban yang menarik untuk diketahui. Hal ini berangkat dari banyaknya studi sejarah yang dilakukan masyarakat Indonesia maupun negara-negara asing untuk menggali studi sejarah terkait kehidupan batak zaman dahulunya.

Nama Batak berasal dari orang melayu; dipakai sebagai nama ejekan. Nampaknya arti awal yang cukup dikenal dalam dunia melayu secara umum. Kata batak berarti suatu penamaan untuk kelompok suku tua, yang termasuk bangsa perbutu, dan peramu, dan mengenal pertanian, berkeliaran di dalam hutan-hutan. Silsilah orang Batak dimulai dari Aji Tantan Dewa, yang memperanakkkan Singaraja Batak, yang menurut legenda turun dari langit dan samapai di Gunung Pusuk

Buhit. Salah satu anaknya melahirkan Siraja Batak yang menjadi

leluhur orang batak. Anak Siraja Batak adalah Guru Tetea Bulan dan

Isombaon. Suku Batak terdiri dari beberapa sub etnis, yaitu, Batak

Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing, Angkola. Diluar tanah Batak orang Batak Toba sering disamakan dengan orang Batak pada umumnya. (Sitanggang 2010:1)

Di era globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, dampak langsung globalisasi yang mencairkan batas-batas geopolitik suatu negara telah nyata membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya. Untuk mengantisipasi dampak dari kesejagatan tersebut, perlu adanya upaya perlindungan dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya Indonesia baik dalam skala nasional maupun regional antara lain salah satunya melalui institusi kultural seperti museum.

(13)

Peran museum untuk mendukung pengetahuan seseorang terkait sejarah amatlah penting dan dibutuhkan. Dimana dengan museum, orang akan mampu mengetahui seperti apa kehidupan zaman dahulunya dan mampu menghadirkan kehidupan itu dalam alam pemikiran mereka lewat koleksi yang dimiliki oleh museum.

Dalam hal ini Museum batak yang terletak dibawah Gereja Katolik Santo Mikael memiliki banyak koleksi peninggalan sejarah Batak dan tambahan koleksi modern. Gaya bangunan museum ini juga sungguh menarik dan artistik, karena museum ini menyatu dengan bangunan Gereja Katolik Santo Mikael. Dilantai dasar museum dan diatas museum terdapat bangunan gereja.

Bangunan museum selesai dibangun pada tahun 1995, yang diprakarsai oleh Pastor Leo Josteen. Museum ini telah banyak dikunjungi oleh orang-orang berkebangsaan Eropa yang hendak belajar mengenai Batak, mengingat museum Santo Mikael ini memiliki koleksi sekitar 200an lebih. Koleksi museum ini beragam, ada ulos batak dulu, patung ulubalang, photo-photo lampau, lak-lak ( tulisan aksara batak di kulit kayu ), miniatur patung-patung orang batak, tempat obat,dan banyak lagi koleksi lainnya yang menarik.

(14)

ini dan dapat belajar di museum ini baik anak sekolah, para turis wisatawan, juga terkhususnya bagi masyarakat Samosir.

Sementara, Museum Huta Bolon yang terletak di desa Simanindo juga tidak kalah menarik. Museum ini, memiliki banyak koleksi mengenai sejarah Suku Batak. Tidak hanya itu museum ini berbentuk sebuah perkampungan Batak yang ornamennya sangat khas. Disini kita tidak hanya melihat museum tapi kita juga akn melihat atraksi tari sigale-gale dan tari adat Suku Batak.

Posisi Museum ini tidak jauh dari Danau Toba, tidak sampai 500 meter ke arah utara museum ini, terdapat pelabuhan Simanindo yang dahulu sempat terkenal sebagi penghubung antara Nainggolan dengan Tongging. Namun pelabuhan sudah tidak seaktif dulu lagi dalam mengantarkan wisatawan. Museum ini sudah mulai lengang dari pengunjung, hal ini membuat museum ini sudah tidak terawat lagi. Hal ini dikarenakan minimnya biaya untuk perawatan museum ini, tentu saja penyebabnya adalah minimnya pengunjung.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ MUSEUM SEBAGAI SUMBER DALAM WISATA SEJARAH DI KABUPATEN SAMOSIR”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:

(15)

C.Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Mengapa Museum St. Mikael dan Museum Huta Bolon dapat menjadi sumber dalam wisata sejarah di Kabupaten Samosir ?

2. Bagaimana latar belakang berdirinya Museum St. Mikael dan Museum Huta Bolon sebagai sumber dalam wisata sejarah di Kabupaten Samosir ?

3. Bagaimana peranan dan fungsi museum sebagai sumber dalam wisata sejarah di Kabupaten Samosir?

D.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengapa museum dapat dijadikan sumber dalam wisata sejarah

2. Untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi berdirinya museum yang bisa dijadikan sebagai sumber dalam wisata sejarah

(16)

E. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan pengetahuan terhadap penulis tentang peranan museum sebagai objek wisata sejarah

2. Menambah wawasan pengetahuan terhadap penulis tentang sejarah dan budaya Suku Batak

3. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, khususnya mahasiswa pendidikan sejarah agar dapat mengetahui pentingnya museum sebagai objek wisata sejarah

4. Sebagai bahan masukan dan gambaran untuk perbendaharaan ilmu pengetahuan bagi lembaga pendidikan UNIMED khususnya pendidikan sejarah

5. Penelitian ini berguna sebagai bahan rekomendasi kepada pemerintah maupun instansi swasta untuk mengembangkan museum di Kabupaten Samosir sebagai tujuan wisata para wisatawan

6. Dapat di manfaatkan sebagai referensi bahan perbandingan terhadap hasi-hasil penelitian yang telah ada maupun yang akan dilaksanakan 7. Dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat

8. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai inventarisasi dan dokumentasi bagi museum-museum yang ada di kabupaten Samosir 9. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber informasi bagi

(17)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoca menyimpulkan Peranan Museum sebagai Sumber dalam Wisata Sejarah di Kabupaten Samosir sebagai berikut.

(18)

Manfaat dan fungsi didirikannya museum ini yakni:

1. Sebagai tempat menyimpan dan merawat barang-barang yang bernilai historis yang oleh pemiliknya sudah tidak digunakan lagi

2. Sebagai tempat mengoleksi barang-barang yang bernilai historis 3. Sebagai salah satu cara melestarikan adat istiadat masyarakat setempat 4. Sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan mengenai adat istiadat

masyarakat setempat maupun kehidupan masyarakat pada zaman dahulu

2. Museum Huta Bolon dulunya didirikan oleh Tunggane Huta/kepala suku masyarakat setempat sebagai tempat kuburan para raja-raja pamuka/ pembuka desa Simanindo tersebut. Namun setelah Indonesia terutama desa Simanindo bebas dari peperangan maka pemerintah setempat mulai membenahi daerah tersebut menjadi sebuah museum. Dan keberadaan museum Huta Bolon sudah pernah dilihat langsung oleh Presiden Soeharto pada masa orde baru. Letak Museum Huta Bolon berada di desa Simanindo yang menjadi ibu kota kecamatan Simanindo saat ini. Jika kita berjalan dari desa Ambarita sekitar15 km di utara maka kita akan menemukan desa Simanindo. Begitu sampai di museum Huta Bolon penulis melihat pemandangan makam-makam yang tertata rapi.

(19)

pagar, menampilkan etalase berderet di kiri dan kanan dengan tampilan sejumlah benda-benda khas kebudayaan Batak.

Manfaat dan fungsi didirikannya Museum ini:

1. Sebagai tempat menyimpan dan merawat barang-barang yang bernilai historis yang oleh pemiliknya sudah tidak digunakan lagi

2. Sebagai tempat mengoleksi barang-barang yang bernilai historis 3. Sebagai salah satu cara melestarikan adat istiadat masyarakat setempat 4. Sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan mengenai adat istiadat

masyarakat setempat maupun kehidupan masyarakat pada zaman dahulu 5. Sebagai tempat melihat atraksi budaya setempat dengan penyajian

tarian-tarian dari suku Batak Toba

B. Saran

1. Sebaiknya posisi Museum Kapusin Bona Pasogit Nauli dipisahkan dari gereja Katolik St. Mikael. Jika museum ini tetap berada di bawah gereja maka umat dari agama lain, tentu saja akan segan memasuki Museum ini. Dengan dipisahkannya bangunan museum Kapusin Bona Pasogit Nauli dan gereja Katolik St.Mikael maka tentu saja umat dari agama lain tidak akan segan memasuki museum.

(20)

harus memperhatikan bagaimana pengelolaan Museum Huta Bolon, agar pihak pengelola bisa melakukan tugasnya dengan baik. Dengan begitu maka akan sangat memungkinkan keberadaan museum ini dapat menjadi sumber devisa bagi pemerintah Simanindo dan pendapatan ekonomi bagai msayarakat setempat.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Antonius Simanjuntak, Bungaran. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak : Manusia, Agama, dan Budaya. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir. 2012. Samosir Dalam Angka.BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir.2012. Pangururan Dalam Angka. BPS Badiaraja Sianipar, Sutan. 1977. Sejarah Batak. Balige. Karl Sianipar Company Arif, Muhammad.2011. Pengantar Kajian Sejarah. Bandung. Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta. Rineka Cipta Causey, Andrew. 2006. Danau Toba. Medan.Bina Media Perintis

Joosten, Leo.2008. Pendirian, Pertumbuhan dan Kehidupan Paroki Pangururan. Kabanjahe

J.P. Sitanggang. 2010. Raja Napogos. Jakarta. Jala Permata Aksara

Kartodirdjo, Sartono.1993. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Ketut Wiradnyana. 2011. PRASEJARAH. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Museografia Majalah Ilmu Permuseuman Vol.III,No.3 Juli 2009 Direktorat Museum , Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Museografia Majalah Ilmu Permuseuman Vol.III, No.4 Desember 2009Direktorat Museum, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Pratomo, R Suyadi.1988. Menimba Ilmu Dari Museum. Jakarta. Balai Pustaka. Syafiie, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Cv. Mandar

Maju

Sinaga, Anicetus OFM Cap. 2007. Imamat Batak Menyongsong Katolik. Medan: Bina Media Perintis

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan itu, makalah ini juga bertujuan melihat bagaimana karya kesusasteraan Melayu tradisional yang terdiri daripada pelbagai genre seperti sastera hikayat, sastera

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri infusa daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Streptococcus pneumoniae. Metodologi: Daun

Hasil dari pengujian hipotesis berdasarkan persamaan regresi (2) dengan menggunakan uji residual menunjukkan bahwa QLODL TOBINS (nilai perusahaan) hasilnya sebesar

Faktor pendorong migrasi umumnya adalah harapan akan upah yang lebih tinggi (Todaro 1976). Migrasi merupakan solusi yang banyak dipilih dalam mengatasi keterpurukan

Data jumlah kedatangan dan jumlah produk yang terlayani hasil simulasi diolah dengan menggunakan program TORA untuk menghitung parameter-parameter antrian sehingga dapat

Hasil dari penelitian tersebut terbukti bahwa debt covenant yang diproksikan terhadap leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsrvatisme

Secara keseluruhan Media ice breaker talking pen saat uji coba satu lawan satu termasuk pada kategori sangat baik dengan perolehan skor total sebanyak 114 dari

PERANCANGAN KARAKTER ANIMASI 2D “HALMAHERA : PONGANA MO NYAWA” Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain S.Ds.. UNIVERSITAS MULTIMEDIA