• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok ... 22

2.3 Manfaat Bimbingan Kelompok ... 22

2.4 Unsur-Unsur Pembentukan Kelompok ... 23

2.5 Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok ... 26

2.6 Topik-Topik Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 28

2.7 Asas Bimbingan Kelompok ... 28

2.8 Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Kelompok .. 29

2.9 Pengertian Diskusi... 31

2.10 Tujuan Diskusi Kelompok ... 32

2.11 Bentuk-Bentuk Diskusi Kelompok ... 33

2.12 Ciri-Ciri Diskusi Kelompok ... 34

2.13 Cara Pelaksanaan Diskusi Kelompok ... 34

(8)

viii

3. Hasil Penelitian Siklus II ... 64

1. Perencanaan ... 64

2. Tindakan ... 65

3. Observasi ... 71

4. Refleksi ... 74

5. Evaluasi ... 75

C. Pembahasan ... 76

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran-saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pemberian Skor Angket ... 46

3.2 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Kemandirian Belajar ... 46

3.3 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belaj ... 47

3.4 Pemberian layanan bimbingan kelompok ... 47

4.1 Skor angket Kemandirian Belajar Sebelum Melaksanakan BKp... 51

4.2 Sebelum tindakan... 53

4.3 Penilaian Kemampuan konselor Siklus I... 59

4.3 Kemandirian Belajar Siklus I... 60

4.4 Perbandingan Kemandirian Belajar Siswa sebelum Tindakan Dengan Siklus I... 62

4.5 Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa iklus I... 64

4.6 Penilaian Kemampuan konselor Siklus II... 71

4.7 Kemandirian Belajar Siklus II... 72

4.8 Perbandingan Kemandirian Belajar Siswa Silus I dan Siklus II... 74

4.9 Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Siklus II... 76

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Model Desain Penelitian... 38

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan

peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam

lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan mencakup lingkungan fisik,

sosial, intelektual, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam

dan lingkungan buatan manusia yang merupakan sarana, prasarana, serta fasilitas

yang digunakan. Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar

pendidik dengan peserta didik, masyarakat serta orang lain yang terlibat interaksi

pendidikan. Lingkungan intelektual mencakup perangkat lunak seperti sistem dan

program-program pengajaran, perangkat keras seperti media dan sumber belajar,

serta aktivitas-aktivitas pengembangan penerapan kemampuan berpikir. Dan

lingkungan nilai merupakan tata kehidupan nilai, baik nilai kemasyarakatan,

ekonomi, sosial, etika maupun nilai keagamaan yang dianut dalam suatu daerah

atau kelompok tertentu.

Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat serta lingkungan-lingkungan kerja. Keluarga disebut sebagai

lingkungan pertama, karena dalam lingkungan keluarga anak pertama kali

mendapat pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan, dan latihan. Sedangkan

pendidikan di sekolah disebut sebagai lingkungan kedua, karena sekolah lebih

bersifat formal dan di sekolah terdapat kurikulum sebagai rencana pendidikan dan

(12)

2

pengajaran, ada guru yang profesional, ada sarana dan prasaranan serta fasilitas

pendidikan khusus sebagai pendukung proses pendidikan.

Dalam proses pendidikan terkait dengan nilai-nilai mendidik, berarti

memberikan, menanamkan, menumbuhkan nilai-nilai pada peserta didik yang

berfungsi untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu

mengembangkan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya kearah

yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Pembahasan mengenai kemandirian belajar siswa merupakan hal yang

sangat penting dilakukan. Karena dalam sistem pendidikan menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut aktivitas dan

partisipasi para peserta didik yang lebih banyak dalam proses pembelajaran.

Penekanan KTSP memaksimalkan proses pembelajaran dan mengembangkan

potensi peserta didik. Dengan proses belajar yang maksimal akan membuahkan

hasil yang berkualitas.

Sehingga peserta didik harus melakukan kegiatan belajar terstruktur secara

mandiri, yaitu belajar sendiri atau belajar secara kelompok serta mempelajari

mata pelajaran secara mandiri. Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang

didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa

bantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Siswa

dikatakan mampu belajar secara mandiri apabila ia telah mampu melakukan tugas

belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain.

Pada dasarnya, siswa belajar di sekolah selama ini tidak mandiri.

(13)

3

yang dilakukan oleh penulis, bahwasannya tidak pernah belajar dirumah,

tugas-tugas yang diberikan guru selalu dikerjakan di sekolah, bergantung pada orang

lain, tidak bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan, malas mengerjakan tugas,

tidak memiliki inisiatif dalam belajar, tidak disiplin, mencontek hasil kerja

temannya.

Oleh sebab itu peneliti mengadakan penelitian untuk menciptakan

kemandirian belajar siswa di sekolah diperlukan pemberikan layanan bimbingan.

Salah satu caranya adalah dengan menggunakan jenis layanan bimbingan

kelompok. Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam

suasana kelompok. Layanan bimbingan ini diharapkan dapat membantu siswa

dalam mengontrol kehidupannya, agar menjadi lebih baik dan dapat belajar

bertingkah laku secara realistis dan bertanggung jawab. Dalam skripsi ini, penulis

lebih menekankan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, karena

dengan menggunakan teknik diskusi siswa dapat menyelesaikan masalah yang

dihadapi secara bersama-sama. Ada beberapa alasan mengapa penulis memilih

menggunakan model bimbingan kelompok teknik diskusi salah satunya adalah

dengan pemberian layanan bimbingan kelompok ini siswa dapat menjadi lebih

mandiri dalam hal belajar serta akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri..

Menurut peneliti untuk mengetahui pencapaian keberhasilan siswa dalam

mengatasi permasalahan siswa yang disebabkan kurang mandiri siswa dalam hal

belajar, maka dari itu diperlukan satu penelitian yang mencoba menggunakan

layanan bimbingan kelompok tekhnik diskusi untuk menciptakan kemandirian

belajar siswa. Keberhasilan tercapainya kemandirian belajar siswa di ukur setelah

(14)

4

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis merasa penting untuk

mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan

Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kolompok

Teknik Diskusi Kelas VIII-1 SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran

2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat

beberapa masalah yang berkaitan dengan ke tidak kemandirian siswa dalam

belajar. Adapun masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran.

2. Siswa hanya mengandalkan kemampuan temannya dari pada kemampuan

dirinya sendiri.

3. Siswa hanya belajar saat dikelas tetapi tidak dibarengi dengan belajar

dirumah.

C. Batasan Masalah

Melihat dari latar belakang di atas yang sangat luas untuk di bahas dan di

teliti, dengan mempertimbangkan berbagai faktor keterbatasan yang dimiliki

penulis, maka untuk itu penulis membatasi penelitian ini agar jangan terjadi

penafsiran yang berbeda dan menyimpang dari batasan masalah peneliti tentang :

“Pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi Dalam meningkatkan

kemandirian belajar siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan T.A

(15)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Apakah layanan bimbingan kelompok teknik diskusi dapat

meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 6 Percut Sei

Tuan T.A 2013/2014”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : “Untuk

mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa melalui layanan bimbingan

kelompok teknik diskusi kelas VIII-1 SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan T.A

2013/2014”.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai

pihak antara lain :

1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah bagaimana cara meningkatkan

kemandirian belajar siswa dalam memberikan layanan bimbingan.

2. Bahan masukan bagi guru pembimbing untuk menambah pengetahuan,

keterampilan dan wawasan dalam melakukan layanan bimbingan agar dapat

meningkatkan kemandirian belajar siswa.

3. Bagi kepala sekolah sebagai masukan tentang tentang pemberian layanan

bimbingan terhadap kemandirian belajar siswa.

4. Bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian belajar

siswa melalui penyebaran angket sebelum melakukan tindakan mencapai 10 %

dengan kriteria sangat kurang, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I

mencapai hasil 40% dengan kriteria kurang, kemudian dilanjutkan dengan siklus

II mencapai hasil 80% dengan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hal itu, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa kemandirian belajar siswa dapat meningkat

melalui pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi pada siswa kelas

VIII-1 SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang berkaitan dengan hasil penelitian, yaitu:

1. Dengan adanya bukti bahwa kemandirian belajar siswa dapat ditingkatkan

dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi maka

diharapkan guru BK dapat meningkatkan kemandirian belajar melalui

pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi.

2. Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemandirian belajar, seperti

tanggung jawab belajar, lebih meningkatkan rasa percaya diri dalam

belajar, memecahkan masalah belajar, dan dapat memilih sumber belajar

yang tepat.

(17)

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat mendukung

kinerja guru BK dengan menyediakan fasilitas yang diperlukan, guna

melancarkan pemberian layanan bimbingan dan konseling.

(18)

81

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Alben. 2006 Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Dan Konseling. Yogyakarta: Araska

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamarah, Bahri. Syaiful. 2008. Psikologi Belajar (Edisi 2). Jakarta: RinekaCipta.

Hendra Surya (2003) & Chabib Thoha (1996). Kemandirian Belajar, (Online), (http://subliyanto.blogspot.com, disakses 17 Maret 2013).

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme

Guru (edisi 2). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukardi, Ketut. Dewa. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi. 2003. Metodologi penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyanto. Teknik Diskusi Kelompok, (Online),

(http://fitrika1127.blogspot.com, diakses 31 Mei 2013).

Tohirin. 2008. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis

Integrasi). Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Wibowo, Eddy. Munggin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT UNNES Press

Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembalajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

rasio keuangan tidak dapat memberikan prediksi yang baik terhadap. kebangkrutan namun dapat digunakan untuk memprediksi

Furthermore, the absence of significance testing on PLS-DA coefficients is replaced by permutation testing, which generated the coefficients distribution under null hypothesis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan bagi Sentra Pasar Batik Danar Hadi Surakarta tentang apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Pimpinan dan segenap

Untuk mengumpulkan data dari konsumen dan menilai persepsi dan perilaku mereka atas strategi yang diterapkan oleh Alfa Gudang Rabat, peneliti mendapatkan data tersebut dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan strategi yang dilakukan oleh Tim P4GN untuk mengatasi penyalahgunaan narkotika di Kabupaten sukoharjo,

Konsep Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (CSR) ... Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Pengembangan Wilayah Pesisir Terpadu ... METODOLOGI PENELITIAN ... Waktu dan

[r]