• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Persiapan Lahan dan Tingkat Kerapatan Tanaman pada Budidaya Jagung Semi di Dataran Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Persiapan Lahan dan Tingkat Kerapatan Tanaman pada Budidaya Jagung Semi di Dataran Tinggi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

105 : 77-174

Ii simulasi n P dan

mah serta ,anaP dan

e of Low-:s. Original

1 Manures.

availability

gor. ment and

Sci. 161 : nie Press.

dosls from

)n United n Service.

Studi Persiapan Laban dan Tingkat Kerapatan Tanaman Jagung Semi (Dwi Guntoro) 139

STUDIPERSIAPAN LABAN DAN TINGKAT KERAPATAN

TANAMAN PADA BUDIDA YA JAGUNG SEMI DI

DATARAN TINGGI

Study ofLand Preparation and Plant Density Level of

Babycorn Cultivation at Highland

Dwi Guntoro, Munif Ghulamahdi dan Cut Komalasari

Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor

ABSTRACT

The objective of the research was to study the effect of land preparation and plant density level on the growth and yield of Babycom at highland. The experiment was arranged in a split plot design with three replications. The land preparation (no tillage, minimum tillage and conventional til/age) as main plot

and row spacing (50 em x 12.5 cm, 50 em x 15.0 em, and 50 em x 17.5 em) as sub

plot. The results showed that land preparation affected on growth (plant height, diametre ofstalk, and leafarea index) and yield of Babycom (diametres ofear, fresh weight of ear, and weight of biomass). Plant density level affected on growth (diametre ofstalk and leafarea index) and yield of Babycom (length of ear and diametre of ear). Interaction between land preparation and plant density level did not affect on growth and yield ofBaby com.

Key words: babycom, land preparation, plant density

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh persiapan lahan dan

kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi jagung semi di dataran tinggi. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan tiga ulangan. Persiapan lahan sebagai petak utama terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa olah tanah, olah tanah minimum, dan olah tanah sempurna Jarak tanam sebagai anak petak terdiri dari tiga tarafyaitu 50 em x 12.5 em, 50 em x 15.0 em, dan 50 em x 17.5 em. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persipan lahan berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, indeks luas daun, diameter tongkol, bobot tongkol segar, dan bobot biomass. Kerapatan tanaman berpengaruh terhadap diameter batang dan indeks luas daun serta produksi jagung semi (panjang tongkol dan diameter tongkol). Interaksi antara persiapan lahan dan kerapatan tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi jagung semi.

(2)

140 Agrivet Vol 9. No. 2 Desember 2005: 77-174

PENDAHULUAN

Jagung merupakan bahan pangan penting sebagai sumber karbohidrat. Selain dibudidayakan untuk produksi pipilan, tanaman jagung juga dapat diusahakan untuk produksi jagung semi, yaitu tongkol muda yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Jagung semi biasanya dipanen pada saat awal perkembangannya, yaitu 2-4 hari setelah munculnya ram but. Meskipun jagung semi merupakan tongkol muda yang belum sempurna pertumbuhannya, namun jagung semi telah memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan beberapa sayuran nonlegum, seperti mentimun dan tomat (Yodpetch dan Bautista, 1983).

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan kesadaran gizi. masyarakat, permintaan terhadap komoditas jagung semi pun cukup besar. Hasil survey pada bulan Januari 2002 di empat supermarket Jakarta (Hero Kalimalang, Makro Pasar Rebo, Matahari Grandmall Bekasi, dan Carrefour Kuningan) menunjukkan bahwa kebutuhan jagung semi mencapai 1.2 tonlbulan, sedangkan di pasar tradisional Kranji Barn. Bekasi Barat mencapai 600 kglbulan. Jagung semi juga banyak dibutuhkan oleh perusahaan catering, restourant, dan warung-warung makan yang berkembang sejak adanya krisis ekonomi. Namun, produksi jagung semi sampai saat ini masih rendah dan belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Produksi jagung semi biasanya merupakan hasil samping dari produksi jagung pipilan atau jagung muda, yaitu dengan memanen tongkol kedua yang muncul setelah

tongkol utama

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung semi adalah dengan memanfaatkan lahan dataran tinggi pasca pertanaman kentang untuk penanaman jagung semi. Rotasi tanaman kentang di Pangalengan, Bandung, salah satu sentra produksi kentang, biasanya dengan menanam tanaman kubis. Namun pada saat panen. harga kubis tidak menguntungkan petani, sehingga kubis basil panen dikembalikan lagi ke lahan sebagai pupuk organik. Harga jagung semi yang jauh. lebih tinggi bila dibandingkan dengan sayuran kubis merupakan prospek yang cukup menjanjikan.

Untuk penanaman jagung semi di dataran tinggi perlu dikaji teknik budidaya jagung semi yang mudah diterapkan, efisien, serta tp.enguntungkan petani. Kondisi tanah pada daerah pertanam.an kentang yang biasanya cukup subur dan topografi miring sangat memungkinkan untuk diterapkannya persiapan lahan dengan memperhatikan aspek konservasi. Salah satu teknik persiapan yang perlu dikaji adalah persiapan laban dengan olah tanam minimum maupun tanpa olah tanah. Menurut Soepardi (1983) pengolahan tanah bertujuan untuk mendapatkan sifat olah yang baik, sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Anwar (1992) menyatakan bahwa pengolahan tanah akan meningkatkan produksi jagung semi. Olah tanab sempurna menghasilkan bobot tongkol bersih sebesar 0.766 tonlha dan olah tanah

Studi Persi minimm Susilow8! tanah del

「・イ「・、。セ@

4.59 tonll minimm Peng produksi. tertentu ( selanjutn: matahari bahwa jf daripada memberi1 tanam 6(

1.40 tonI1 dan ting} semi did

BAHAN

Perce di Panga pennub benihj8@ glifosat セ@ alat tanm danknap Perce dengan <l lahandm tarafyait Tanah S4 tarafyait (13). Satl 0.5 md81

pセ@

diambil !

(3)

05 : 77-174

Il"bohidrat. uga dapat ang dapat

l saat awal

Meskipun sempurna

gIZl yang

imWl dan

embangan semi pun permarket ill Bekasi, ung semi ru, Bekasi

hkan oleh

nembang aisaatini ksijagung pilan atau

;ul setelab

tni adalab :ang untuk

Bandung, nankubis. , sehingga ik. Harga .mm kubis

:aji teknik untungkan nya cukup rapkannya

am

teknik .ab tanam engolahan uai untuk

!han

tanah sempuma .lab tanah

Studi P'ersiapan Laban dan Tingkat Kerapatan Tanaman Jagung Semi (DwiGuntoro) 141

minimwn mengbasilkan bobot tongkol bersih sebesar 0.70 I ton/ba Menurut Susilowati (1999) pada tanaman jagung pipilan, persiapan laban tanpa olab tanab dengan menggunakan berbisida glifosat memberikan

basil

yang tidak berbeda dengan olah tanab sempurna dan olab tanah minimum, yaitu sebesar 4.59 ton/ba pada

laban

yang tidak diolah, 4.96 ton/ba pada laban yang diolab minimwn dan 4.61 tonlha pada laban yang diolab sempurna

Pengaturan jarak tanam juga

akan

berpengaruh pada pertumbuban dan

produksi. Peningkatan kerapatan tanaman per satuan luas sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil. akan tetapi penambaban jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil karena teIjadi kompetisi harn, air, radiasi matahari dan roang twnbub (Sutoro et al., 1988). Rifin (1992) melaporkan bahwa jagung semi dapat ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat daripada jagung yang dipanen bijinya Pada jarak tanam 30 em x 25 an

memberikan hasil bobot tongkol bersih sebesar 2.31

tonIha.

sedang pada jarak tanam 60 an x 12.5 em memberikan

basil

bobot tongkol bersih sebesar 1.40 tonIha Penelitian bertujuan untuk mengetabui pengaruh persiapan laban

dan tingkat kerapatan tmaman terhadap pertumbuhan dan produksi jagung

semi

di dataran tinggi. BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus 2002 di PangaIengan, Bandung J awa Barat dengan ketinggian 1 660 m di atas . pennukaan laut dan jenis tanab andosol. Baban yang digunakan antara lain benih jagtDlg hibrida C7, pupuk Urea, SP-36 dan KC1,

furadan

30, herbisida glifosat 240 g b.a/l dan Decis 2.5 EC. Peralatan yang digunakan antara lain aIat tanam, meteran, timbangan elektrik tipe

Accu1ab

VI-4kg, jangka sorong

dan knapsack sprayer.

Percobaan disusun dalam rancangan petak terbagi (split plot design) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor yang dicobakan yaitu persiapan laban dan jarak tanam. Persiapan laban sebagai petak utama, terdiri atas tiga tarafyaitu Tanpa Olab Tanab (TOT), Olab Tanab Minimum (OTM) dan Olab Tanab Sempurna (OTS). Jarak tanam sebagai

anak

petak terdiri atas riga tarafyaitu 50 em x 12.5 an (n), 50 em x 15.0 an (J2) dan 50 em x 17.5 an HjSIセ@ Satuan percobaan berupa petak berukuran 5

m x

3 m, jarak antar petak 0.5 m danjarak antar ulangan 1 m.
(4)

:

Agrivet Vol 9. No. 2 Desember 2005 : 77-174

142

berdasarkan kelas dan bobot hijauan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji

F

dengan uji lanjut Duncan's Multiple Range Test

(DMRT) pada taraf 5%.

Persiapan laban pada perlakuan Olab Tanab Sempurna (OTS) dilakukan dengan eara mencangkul seluruh pennukaan laban pada saat 15 hari dan 2 hari sebelum penanaman jagung semi. Persiapan laban pada perlakuan Olab Tanab Minimum (OTM) dilakukan dengan cara mencangkul hanya pada barisan tanaman selebar 30 em, pada saat 15 hari dan 2 hari sebelwn tanam. Persiapan laban pada perlakuan Tanpa Olab Tanab (TOT) dilakukan dengan cara menyemprotkan herbisida glifosat 240 g b.a/l dengan dosis 5 lIha dan volume semprot 400 lJha pada gulma yang tumbuh pada permukaan tanah yang dilalrukan pada saat15 hari sebelwn tanam jagung. Penyemprotan セ。ォオォ。ョ@ dengan menggunakan aIat knapsack sprayer. Pada saat dua hari sebelum penanaman jagung, gulma yang mati. direbahkan.

Penanaman jagung dilakukan sesuai dengan jarak tanam perlakuan.

Benih ditanam sebanyak satu benih per lubang. Furadan 3G diberikan pada

saat tanam dengan dosis 12 kglha. Dosis pupuk yang digunakan adaIab 200 kg Urealha, 100 kg SP-36/ha, dan 100 kg KClJha. Pupuk diberikan dengan cara aIur pada jarak kurang lebih 7 em dari barisan tanaman. Pupuk Urea diberikan dua tahap yaitu 1/3 dosis pada saat tanam dan 2/3 dosis pada saat 4 minggu setelab tanam (MST). Pupuk SP-36 dan KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam.

Penyiraman dilakukan pada saat 2 MST dan 4 MST. Penyiangan gulma dilakukan pada saat 3 MST dan 5 MST. Pengendalian hama ulat

tanah

dan belalang

dilalrukan

pada saat 3 MST dan 5 MST dengan meoggunakan Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l. Pembwnbunan dilakukan pada saat 4 MST. Pembuangan bunga jantan (detasseling) mulai dilakukan pada saat 12 MST dan pemanenan dimulai pada saat 13 MST.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persiapan laban dan jarak tanam secara tunggaI berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung semi. Persiapan lahan dengan TOT menunjukkan tinggi tanaman yang lebih tinggi pada 6-10 MST (Tabell), dan menghasilkan diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan OTM

dan OTS (Tabel2). Namun, perlakuan TOT menghasilkan indeks luas daun yang sebanclin.g dengan perlakuan OTM dan OTS. Sedangkan pada 12 MST, perlakuan TOT menunjukkan tinggi tanaman yang sebanclin.g dengan perlakuan OTS (Tabell). Hasil ini berbeda dengan basil penelitian Supartoto

et al., (1998) yang dilakukan pada dataran rendah bahwa TOT menurunkan

tinggi tanaman, diameter batang dan indeks luas daun. Hasil penelitian

Suwami (2002) pada dataran rendah juga menunjukkan babwa perlakuan TOT akan menurunkan tinggi tanaman dan diameter batang. Kondisi

Studi Persiap

demikian

<Ii

yang rata-r tidakoptim

Tabel 1. Tin

Perlakt

Persiapan ] TOT

OTM

OTS Jarak Tana 50 em x 12 50 emx 15 50 em xII Interaksi Keterangan

Jarak t tanam., dim Rochmab ( menyebabk antara persi pada penga

50 an x

dibanclin.gk

Tabe12. Di

Perlakuan

Persiapan TOT

OTM

OTS Jarak Tanf 50 emx

I:

50 emx I !

50 em x i セ@

(5)

W05: 77-174

n dianalisis

Range Test

:) dilakukan l5 hari dan a perlakuan

hanyapada

セ 「diャ@ tanam. Ikan dengan • 5 lIha

dan

.Ikaan tanah nyemprotan tat dua hari

perlakuan. erikan pada セ。ョ@ adalah k diberikan Ilan. Pupuk セ@ dosis pada

:1

diberikan ogan gulma It tanah dan rl3kan Decis saat4 MST. !I3t 12 MST

Ilh terhadap :ngan TOT 'abel 1), dan mganOlM :s luas daun da 12 MST,

Ing dengan

III Supartoto nenurunkan

J

penelitian

!l perlakuan Kondisi

Studi Persiapan Laban dan Tingkat Kerapatan Tanaman

Jagung

Semi (Dwi Guntoro) 143 demikian diduga sebagai akibat dari penyinaran matahari di lokasi penelitian yang rata-rata hanya berkisar antara

24

jam sehingga proses fotosintesis tidak optimum.

Tabel 1. Tinggi tanaman pada perlakuan persiapan lahan dan jarak tanam

Perlakuan Tinggi Tanaman {em}

2MST 4MST 6MST 8MST 10MST 12MST Persiapan Laban

TOT 14.0 34.1 a 78 .3 a 132.2 a 196.7 a 254.9 a OTM 15.2 34.1 a 6l.6 b 103.3 b 157.7 b 213.7 b OTS 12.7 27.6 b 60.1 b 110.3 b 174.0 b 237.8 a Jarak Tanam

50 em x 12.5 em 14.2 . 32.7 69.6 120.5 182.0 239.3 50emx15.0em 14.0 3l.6 65 .0 112.0 173.2 23l.7 50emxl7.5em 13.7 3l.5 65.3 113.4 173.2 235.5

Interaksi tn tn tn tn tn tn

Keterangan : Angka pada kolomyang sarna dan pada faktor yang sarna yang diikuti oleh huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.

Jarak tanam berpengaruh terlJ.adap diameter batang. Semakin lebar jarak tanam, diameter batang semakin besar (Tabel 2). Hasil ini didukung oleh Rochmah (1999) yang menyatakan bahwa semakin lebar jarak tanam akan menyebabkan tetjadinya peningkatan diameter batang. Pengaruh interaksi antara persiapan laban dengan jarak tanam terhadap diameter batang terlihat pada pengamatan 2 MST (Tabel 3). Pada perlakuan OTS pada jarak tanam 50 em x 12.5 em menunjukkan diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan jarak tanam yang lebih lebar.

Tabel 2. Diameter batang pada perlakuan persiapan laban dan jarak tanam

Perlakuan Diameter Batang {em}

2 4 6 8 10 12

Persiapan Lahan

TOT 0.43 1.09 a 2.11 a 2.66 a 2.86 a 2.96 a OTM 0.40 0.86 b l.62 b 2.21 e 2.53 b 2.66b OTS 0.39 0.91 b l.82 b 2.43 b 2.64 b 2.72b Jarak Tanam

50 em x 12.5 em 0.42 a .. 0 .98 1.88 2.38 b 2.56b 2.64b 50 em x 15.0 em 0.39b 0 .93 l.74 2.34 b 2.59b 2.71 b 50 em x 17.5 em 0 .40 a 0.95 1.93 2.58 a 2.87 a 2.99 a

Interaksi

*

tn tn tn tn tn [image:5.612.23.406.40.593.2]
(6)

Agrivet Vo19. No. 2 Desembet 2005 : 77-174 144

Tabel 3. Pengaruh interaksi antara perlakuan persiapan laban dengan jarak tanam terhadap diameter hatang pada 2 MST

Jarak Tanam Diameter Batang pada 2 MST (em)

TOT OTM OTS

50 em x 12.5 em 0.45 a 0.40 bed 0.43 ab

50 em x 15.0 em 0.44 a 0.39 bed 0.36 d

50emx17 .5em 0.41 abe 0.42ab 0.38ed

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolom dan baris yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf5%

Perlakuan TOT menghasilkan indeks luas daun yang sebanding dengan perlakuan OTS, tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan OTM. Jarak tanam 50 an x 12.5 an menghasilkan indeks luas daun yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya (Tabe14). Jarak tanam yang semakin sempit akan menyebabkan bertambahnya jumlab tanaman. Selain itu, kerapatan tanaman yang lebih tinggi akan menyebabkan tanaman lebih cepat menutupi pennukaan tanah dan teIjadi saling menanngi. Fadhly et al., (2000)

menyatakan babwa peningkatan populasi tanaman akan meningkatkan ll.,D sebingga radiasi surya akan dirnanfaatkan lebih baik dalam proses fotosintesis.

Tabel 4. Indeks luas daun pada perlakuan persiapan laban dan jarak tanam

Perlakuan Indeks Luas Daun

Persiapan Laban

TOT 10.58 a

OTM 9.31b

OTS 10.03 a

Jarak Tanam

50 em x 12.5 em 11.56 a

50 em x 15.0 em 9.78 b

50 em x 17.5 em 8.59 e

Keterangan : Angka pada kolom yang sarna dan pada faktor yang sarna yang . diikuti oleh hurufyang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata

pada uji DMRT taraf5%

Persiapan laban dan jarak tanam secara tunggal berpengaruh terhadap produksi jagung semi. Persiapan laban TOT menghasilkan bobot tongkol setengab kupas, bobot tongkol bersih, dan diameter tongkol yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan OTM dan OTS (Tabel 5). Hal ini diduga karena pada perlakuan TOT, dekompisi gulma yang mati akibat penyemprotan heIbisida dapat berperan dalam penambaban baban organik tanah, sehingga serapan hara tanaman dan pertmnbuhan tanaman menjadi lebih baik. Menurut Utomo (2002), TOT dapat meningkatkan baban organik

Studi Persia dan dapat penelitian babwa pt!

panjang to

Tabel5 . P Perlalo.

Persiapan 1

TOT OTM OTS Jarak Tana 50 em x Qセ@

50emx Qセ@

50emx 11 Interaksi Keterangar

Tabel6. Jl

ーセ@

Perlakuan Persiapan TOT OTM OTS Jarak; Tan 50 cmx 1 50 emx 1 50 cmx 1 Interaksi Keterang81

[image:6.612.44.433.26.648.2]
(7)

05 : 77-174 arak

['S l ab id

セ」、@

11 baris

MRT

18 dengan

l8Il OTM.

セ@ tertinggi

g semakin セ・ャ。ゥョ@ itu, ebih cepat

Studi Persiapan Laban dan Tingkat Kerapatan Tanaman Jagung Semi (Dwi Guntoro) 145 dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Hasil ini berbeda dengan basil penelitian Supartoto

et al.,

(1998) pada dataran rendah yang menWljukkan bahwa perlakuan OTS cenderung meningk.atkan diameter tongkol dan panjang tongkol.

Tabel 5. Produksi jagung semi pada perlakuan persiapan laban dan jarak tanam Perlakuan Bobot per Bobot Tongkol Bobot Tongkol Bobot Tongkol

Tongkol Berkelobot Y2 Kupas Bersih

2 2 2

is} (kg/4 m) (tonlha) (kg/4 m) (tonlha) (kg/4 m) (tonlha) Persiapan Lahan

TOT OTM OTS

Jarak Tanam 50 em x 12.5 em 50 em x 15.0 em 50 em x 17.5 em

9.1 4 .1 10.3 1.9a 4.9a 0.9a 2.3a 9.2 3 .7 9 .2 1.5b 3.8b 0.7ab 1.8ab 8.4 3 .0 7 .5 1.2b 3.0b 0.6b 1.5b

8.7 3.6 9.0 1.6 4.0 0.8 1.9

8.7 3 .8 9.6 1.5 4 .0 0.8 1.9

9.3 3 .4 8.4 1.5 3.8 0.7 1.8

71., (2000)

nkan ll..D K.eterangan : Angka pada kolom yang sarna dan pada faktor yang sarna yang diikuti oleh huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata m proses

pada uji DMRT taraf 5%

lam Tabel 6. Jumlab tongkol, panjang tongkol, dan diameter tongkol jagung semi pada perlakuan persiapan laban dan jarak tanam

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn

Perlakuan Juml3h Tongkol Panjang Tongkol Diameter Tongkol

(em) (em)

Persiapan Lahan

TOT 2.1 8.2 1.52a

OTM 2 .0 8.1 1.47e

OTS 1.8 8.0 1.49b

Jarak Tanam

50 em x 12.5 em 2.0 7.8b l.41b

yang lnyata

50 em x 15 .0 em 50 em x 17.5 em Interaksi

1.9 2.0 tn

7.9b 8.5a tn

1.49a l.58a tn Keterangan : Angka pada kolom yang sarna dan pada faktor yang sarna yang l terhadap

diikuti oleh huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata

L>t tongkol pada uji DMRTtaraf5%

セゥィ@ tinggi

ini diduga Jarak tanam berpengaruh terhadap panjang dan diameter tongkol (Tabel di akibat 6). Perlakuan jarak tanam. 50 em x 17.5 em menghasilkan hobot tongkol

III organik kotor, panjang tongkol dan diameter tongkol yang lebih besar bila

[image:7.612.14.406.36.657.2]
(8)

l Agrivet Vol 9. No. 2 Desember 2005: 77-174

146

ham, air, mineral dan cahaya yang dengan baik sehingga produksi lebih tinggi. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Yodpetch dan Bautista (1983) yang menyatakan bahwa panjang tongkol dan diameter tongkol bertambah kecil dengan mempersempit jarak tanam.

Perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh terhadap jwn1ah tongkol per tanaman dan padatan terlarut total. Padatan terlarut total rata-rata sebesar 5 (OSrix). Hal ini diduga disebabkan oleh sifat genetis tanaman jagung itu sendiri. Sifat genetis tanaman biasanya merupakan sifat bawaan yang diturunkan oleh induknya dan setiap lrultivar tanaman mem.iliki kemampuan sendiri untuk menggambarkan sifat genetiknya (Crowder, 1997).

Tabel7 . Bobot hijauan pada perlakuan persiapan lahan danjarak tanam

Perlakuan Bobot Hijauan (tonlha)

Persiapan Lahan (kg/4 m2) (tonlha)

TOT 13.77 a 34.44 a

OTM 9 .22 b 23 .05 b

OTS 12.49 a 31.22 a

JarakTanam

50 em x 12.5 em 12.47 31.19

50 em x 15.0 em 11.72 29.30

50 em x 17.5 em 11.29 28.22

Interaksi tn tn

Keterangan : Angka pada kolom yang sarna dan pada faktor yang sarna yang diikuti oleh huruf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%

Tabel 8. Padatan terlarut total tongkol jagung semi pada perlakuan persiapan lahan dan jarak tanam

Studi Pen; hijauan Kemati81

ュ・ョケ・「セ@

menurun sebingga perlakua pertumbl lebih bai Perl hijauan. digunala satuan

11

(1992) besarnya

KESIM

Pers tanaman tongkol, tinggi di hasil bO 34.4 tODJ Jaral diameter lainnya, 3l.19 to kotor/tall

Perlakuan Padatan Terlarut Total (OBrix) SOcmx

Persiapan Lahan

TOT 4 .56

DAFfA

OTM 4.89 Anwar,

1-OTS 4.89 Tanah

Fakull JarakTanam

50 em x 12.5 em 4.79 Crowder.

4991u

50 em x 15.0 em 4.87

50 emx 17.5 em 4.69 Fadhly, A

N dar

Interaksi tn Risa1a

Keterangan : angka pada kolom yang sarna dan pada faktor yang sarna yang Tanan diikuti oleh humf yang sarna menunjukkan tidak berbeda nyata Rifin,A

pada uji DMRT taraf 5% sayur.

Panga Perlakuan TOT menghasilkan hijaun sebesar 13.8 kg/4 m2 atau setara

(9)

OOS : 17-114

iuksi lebih tista (1983)

bertambah

ongkol per ata sebesar

jagung itu セ。。ョ@ yang :emampuan

m

Jha} 44a )5 b Z2a

.19 .30 .22 n a yang ,anyata

"slapan x)

lyang ,anyata

atau setara mgbasilkan

Studi Persiapan Laban dan Tingkat KerapatanTanaman Jagung Semi (Dwi Guntoro) 147

bijauan sebesar 12.5 kg/4 m2 atau setara dengan 31.2 tonlha (Tabel 7). Kematian gulma akibat perlakuan herbisida pada perlakuan TOT menyebabkan tingkat persaingan antara gulma dengan tanaman jagung semi menunm. Akibatnya, serapan hara dan air oleh tanaman menjadi lebih baik sebingga menyebabkan bobot bijauan lebih tinggi. Menurut Anwar (1992), perlakuan TOT akan meningkatkan aerasi dan kelembaban tanah, sebingga pertumbuhan relatif lebih baik dan perkembangan bobot bijauan tanaman lebih baile.

Perlakuan jarak tanam 50 an x 12.5 an cenderung meningk:atkan bobot bijauan. Hal ini tetjadi karena dengan semakin rapat jarak tanam yang diglloakan akan mengakibatkan tetjadi penambahan jumlah tanaman per satuan luas yang diduga akan meningkatkan bobot bijauan. Menurut Anwar (1992) dengan semakin rapatnya jarak tanam akan menyebabkan semakin besamya bobot bijauan.

KESIMPULAN

Persiapan lahan dengan cara TOT memberikan basil pertwnbuhan (tinggi tanaman, diameter batang dan indeks luas daun) dan produksi (diameter tongkol, bobot tongkol setengah kupas/4 m2, bobot tongkol bersihl4 m2, lebih

tinggi dibandingkan dengan OTM dan OTS. Perlakuan TOT memberikan hasil bobot tongkol bersih sebesar 2.3 tonlha dan bobot bijauan sebesar 34.4 tonlha

Jarak tanam 50 an x 12.5 em menghasilkan panjang tongkol dan diameter tongkol yang lebih kecil dibandingkan dengan jarak tanam tanam lainnya, dengan bobot tongkol bersih 1.93 tonlha dan bobot bijauan 31.19 tonlha Jarak tanam 50 an x 17.5 em menghasilkan bobot tongkol kotor/tanaman lebih tinggi dibandiogkan dengan jarak tanam 50 em x 12.5 em dan jarak tanam 50 em x 15 em.

DAFfAR PUSTAKA

Anwar, AA 1992. Usaha Peningkatan Produksi Jagung Semi dengan Pengolahan Tanah dan Pemberian Mulsa. Skripsi Sarjana. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 41 hal.

Crowder. 1997. Genetika Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 499 hal.

Fadhly, A. F., Subandi, A. Roslina, T. Fahdiana, dan E .O. Momuat. 2000. Pengaruh N dan kepadatan tanaman terhadap J>ertumbuhan dan basil tanaman jagung. Risalah Penelitian jagung dan sereaIia lain. Balai Penelitian dan Pengembangan Tanarnan Pangan. Bogor. 4: 3S-40.

(10)

Agrivet Vol 9. No.2 Desember 2005 : 77-174 148

Rochmah, L. 1. 1999. Evaluasi dan ' Seleksi Delapan Ge.notipe Jagung Kearah Pembentukan Jagung Semi Bertornd<:ol Banyak. Skripsi SaI]ana. Jurusan Budi Daya Pertanian, FakUltas Pertanian, lPB . Bogor. 69 hal.

Soepardi, G. 1983 . Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 haL

Supartoto, T. Widiatmoko dan Agus S. 1998. Evaluasi tanpa olah tanah jagung di daerah sungai Serayu. Laporan Hasil Penelitian Universitas SoeCIirman.

Purwokerto. 32 hal. .

Susilowati, D. 1999. Studi Aolikasi Mikoriza Vasikular-Arbuskular (V AM) dan Pengendalian Gulma pada ァ・「・イ。セ。@ Penyiapan Laban terhadap Pertumbuhan dan HasH Jagung. Tesis. Iilstitut Pertanian Bogor. 81 hal.

Sutoro, Y. Soelaeman dan Iskandar. 1988. Budidaya Tanaman jセN@ Da/am

Subandi1 M.Syam dan A.Widjono (eds.). Jagung. Pusat Penelitian dan Pengemoangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Hal 29-46. Suwarni, Suroto dan Diponegoro. 2002. Pengaruh saat aplikasi herbisida glifosat dan

pemberian legin terhadap hasil kedelai. Pro siding Seminar Nasional Konferensi XV HIGI. Yogyakarta. Hal 444-453 .

Utomo, M. 2002. Olah tanah konservasi untuk pengelolaan lahan berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Konferensi XV HIGI. Yogyakarta. Hal 1-35.

Yodpetch, C dan O.K. Bautista. 1983 . Young cob corn : Suitable varieties, nutritive value and optimum stage of maturity. PhilAgr. 66: 232-244.

Laju Degn

LA

OXYFI

D

Degn

onS

This pattern l?J

research 1

Developm Jatisari, t,

meters

fr<

research 1

The E

factors w,

compost,

factors WE

。ョ、Sォァセ@

The,

ゥョ」イ・。ウゥョセ@

、・ァイ。、。エゥ セ@

COW mom

and 0,026 The セ@

ratio oft} average h

matters, セ@

hyacinth (

days.

Keywords

Pene herbisida berbeda SI

(11)

105 : 77-174

Ii simulasi n P dan

mah serta ,anaP dan

e of Low-:s. Original

1 Manures.

availability

gor. ment and

Sci. 161 : nie Press.

dosls from

)n United n Service.

Studi Persiapan Laban dan Tingkat Kerapatan Tanaman Jagung Semi (Dwi Guntoro) 139

STUDIPERSIAPAN LABAN DAN TINGKAT KERAPATAN

TANAMAN PADA BUDIDA YA JAGUNG SEMI DI

DATARAN TINGGI

Study ofLand Preparation and Plant Density Level of

Babycorn Cultivation at Highland

Dwi Guntoro, Munif Ghulamahdi dan Cut Komalasari

Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor

ABSTRACT

The objective of the research was to study the effect of land preparation and plant density level on the growth and yield of Babycom at highland. The experiment was arranged in a split plot design with three replications. The land preparation (no tillage, minimum tillage and conventional til/age) as main plot

and row spacing (50 em x 12.5 cm, 50 em x 15.0 em, and 50 em x 17.5 em) as sub

plot. The results showed that land preparation affected on growth (plant height, diametre ofstalk, and leafarea index) and yield of Babycom (diametres ofear, fresh weight of ear, and weight of biomass). Plant density level affected on growth (diametre ofstalk and leafarea index) and yield of Babycom (length of ear and diametre of ear). Interaction between land preparation and plant density level did not affect on growth and yield ofBaby com.

Key words: babycom, land preparation, plant density

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh persiapan lahan dan

kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi jagung semi di dataran tinggi. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan tiga ulangan. Persiapan lahan sebagai petak utama terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa olah tanah, olah tanah minimum, dan olah tanah sempurna Jarak tanam sebagai anak petak terdiri dari tiga tarafyaitu 50 em x 12.5 em, 50 em x 15.0 em, dan 50 em x 17.5 em. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persipan lahan berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, indeks luas daun, diameter tongkol, bobot tongkol segar, dan bobot biomass. Kerapatan tanaman berpengaruh terhadap diameter batang dan indeks luas daun serta produksi jagung semi (panjang tongkol dan diameter tongkol). Interaksi antara persiapan lahan dan kerapatan tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi jagung semi.

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman pada perlakuan persiapan lahan dan jarak tanam
Tabel 3. Pengaruh interaksi antara perlakuan persiapan laban dengan jarak
Tabel 5. Produksi jagung semi pada perlakuan persiapan laban dan jarak tanam

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan ayam hutan yang diperoleh dengan cara membeli dan pemberian merupakan keturunan ayam hutan merah hasil persilangan... Responden yang tidak melakukan

Solusi yang ditawarkan adalah dengan melakukan modifikasi pada kulkas sehingga pengguna dapat mengecek isi kulkas melalui handphone dengan mengirim pesan singkat (SMS)

Semua program ini bertujuan untuk memberikan kesedaran kepada remaja agar tidak terjebak ke dalam masalah sosial (Utusan Malaysia, 26 Jun 1997).. Di samping itu juga

Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang penyelesaian membandingkan dan mengurutkan pecahan dengan bimbingan guru..

Dengan adanya sejarah, kita dapat belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa lampau, sehingga kita mempunyai visi kedepan di dalam membangun bangsa yang lebih

[r]

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan