• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatannya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan lain. Sebagai perusahaan yang mempunyai dua fungsi sekaligus sangatlah penting bagi perusahaan untuk membuat suatu kajian dalam persediaan perusahaan tersebut menyangkut bagaimana kontrol atas barang sampai metode persediaan apa yang nantinya akan digunakan perusahaan dalam membuat suatu kebijakan penentuan harga pokok penjualan.

Persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan (Syailendra, 2014).

Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya

operasi perusahaan yang dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi

barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan barang

(2)

Jika diibaratkan, persediaan merupakan kebutuhan primer dalam jenis usaha dagang dan manufaktur. Dapat dikatakan demikian, karena ketika terjadi masalah dalam persediaan, maka akan terganggu pula semua kegiatan operasional perusahaan (Syailendra,2014).

Persediaan memiliki andil yang besar dalam menjaga stabilitas operasional perusahaan. Begitu pentingnya peran persediaan, maka diperlukan suatu pemilihan metode akuntansi persediaan yang tepat bagi suatu perusahaan. Salah satu arti penting pemilihan metode akuntansi persediaan yaitu untuk proses pengendalian persediaan. Tidak semua perusahaan memiliki kebijakan yang sama dalam memilih metode akuntansi persediaan karena metode akuntansi persediaan yang digunakan juga harus memperhatikan jenis kegiatan operasional perusahaan (Setiyanto, 2012).

Karena itulah, penulis menganggap bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan menjadi hal yang penting dan menarik untuk diteliti.

Penerapan metode akuntansi persediaan yang berbeda akan menimbulkan dampak yang berbeda pula. Di dalam laporan laba perusahaan akan berbeda antara penggunaan metode penilaian persediaan FIFO dengan metode penilaian persediaan rata-rata (average).

Ada dua hal yang memotivasi sebagian besar manajemen perusahaan

untuk memilih metode penentuan persediaan. Pertama, pengaruh laba bersih

dimana manajer memilih untuk melaporkan laba yang lebih tinggi untuk

perusahaan mereka dan yang kedua, pengaruh pajak pendapatan dimana

(3)

manajer cenderung untuk memilih membayar pajak yang lebih rendah sejauh tidak melanggar aturan perpajakan tertentu. Konflik antara dua motivasi tersebut biasanya dipecahkan dengan memilih satu metode akuntansi untuk pelaporan eksternal dan metode yang berbeda untuk menyusun laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan (Sangeroki, 2013).

Maka dari itu, penulis menganggap ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan, antara lain variabilitas persediaan merupakan variasi dari nilai persediaan suatu perusahaan (Syailendra, 2014). Ukuran perusahaan menunjukan besar kecilnya perusahaan dengan melihat penjualan bersih perusahaan (Sangeroki, 2013).

Margin laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke periode berikutnya (Kasmir, 2008 dalam Setiyanto, 2012). Struktur kepemilikan dapat menimbulkan konflik kepentingan yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Konflik ini terjadi karena pemilik selalu berupaya untuk meningkatkan kekayaannya melalui peningkatan nilai saham yang dimiliki, sementara manajer tidak selalu bertingkah laku seperti yang diinginkan prinsipal (Syailendra, 2014).

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditemukan telah menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan dan ditemukan berbagai hasil penelitian yang berbeda.

Pada penelitian Srimonah dan Sulistyawati (2010) menggunakan variabel

ukuran perusahaan, variabilitas persediaan, struktur kepemilikan, financial

leverage, dan rasio lancar dalam penelitiannya. Hasil penelitian mereka

(4)

menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan variabilitas persediaan, struktur kepemilikan, financial leverage, dan rasio lancar tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

Marwah (2010) menggunakan variabel ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, dan laba sebelum pajak dalam penelitiannya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan variabel leverage, likuiditas, dan laba sebelum pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

Sangeroki (2013) hanya menggunakan dua variabel dalam penelitiannya, yaitu ukuran perusahaan dan margin laba kotor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan variabel margin laba kotor tidak berpengaruh signifikan.

Setijaningsih dan Pratiwi (2009) menggunakan variabel ukuran

perusahaan, intensitas persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, dan

variabilitas laba akuntansi. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa

seluruh variabel penelitian, yaitu ukuran perusahaan, intensitas persediaan,

variabilitas harga pokok penjualan, dan variabilitas laba akuntansi tidak

berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

(5)

Setiyanto (2012) juga meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Mereka menggunakan variabel variabilitas persediaan, besaran perusahaan, financial leverage, rasio lancar, intensitas persediaan, margin laba kotor dan variabilitas harga pokok penjualan dalam penelitian mereka. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa variabel variabilitas persediaan, besaran perusahaan, dan intensitas persediaan berpengaruh signifikan. Sedangkan variabel financial leverage, rasio lancar, dan variabilitas harga pokok penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan.

Berdasarkan hasil pemaparan dari latar belakang diatas, maka peneliti

ingin menguji tentang variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, margin laba

kotor, dan struktur kepemilikan terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Sangeroki (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sangeroki

(2013) yaitu penelitian ini menambahkan variabel independen variabilitas

persediaan dan struktur kepemilikan, sementara penelitian Sangeroki (2013)

hanya menggunakan variabel ukuran perusahaan dan margin laba kotor.

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah variabilitas persediaan berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan?

3. Apakah margin laba kotor berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan?

4. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan?

1.3 Pembatasan Masalah

Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada penulis, maka

penelitian ini dibatasi pada variabel variabilitas persediaan, ukuran

perusahaan, margin laba kotor, dan struktur kepemilikan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 yang

menggunakan satu metode persediaan saja, yakni metode persediaan FIFO

atau Rata-rata (Average), sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No.14 (IAI, Revisi 2012) yang menjelaskan bahwa perusahaan

hanya diperbolehkan untuk menerapkan metode FIFO dan Rata-rata untuk

persediaannya.

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menguji apakah variabilitas persediaan berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

2. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

3. Untuk menguji apakah margin laba kotor berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

4. Untuk menguji apakah struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menajemen dalam mempertimbangkan pemilihan metode penilaian persediaan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengembangan teori dan dapat menjadi pendukung dalam penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi pemilihan

metode penilaian persediaan khususnya pada perusahaan manufaktur.

(8)

c. Bagi Peneliti

Agar dapat menambah wawasan pengetahuan serta membuktikan secara empiris faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

d. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para

praktisi khususnya para pemakai laporan keuangan dan investor yang

ingin menginvestasikan uangnya agar memiliki pertimbangan dalam

keputusan berinvestasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis vegetasi habitat Dipterocarpus spp., di Desa Sot Boyak dan Bekemen untuk pohon yang berdiameter >10 cm disajikan pada Tabel 1.. pada kedua lokasi

Jika tidak ada pemberitahuan tersebut, maka dianggaplah bahwa sewa itu diperpanjang untuk waktu yang sama; dan (2) Pengaturan batas waktu hak sewa atas tanah Hak Milik bagi

Dari rencana pada masterplan Bandar Udara Pinang Kampai Dumai didapat kekuatan rencana perkerasan PCN 40 F/C/X/U untuk pesawat beroperasi maksimum yaitu Boeing 737-400

 kuih juga merupakan makanan tradisi masyarakat melayu dan turut digemari oleh masyarakat atau kaum lain seperti cina dan india..  Antara kuih-muih yang popular dalam

Yang Ditawarkan 6.0 Subsistem Informasi 6.1* Informasi Daerah Pembeli Mobil Yang Sering Membeli Mobil 6.2* Informasi Mobil Yang Sering Dipesan 6.3* Informasi Mobil Yang Sering

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menghasilkan sebuah website penjualan filter mobil yang akan membantu Toko Automotive Filter Mobil dalam mengelola

Civic Education dalam silabinya terdapat pembahasan seputar Konsep Dasar Demokrasi, Islam dan Demokrasi, serta Hak Asasi Manusia. Begitu juga dengan mata kuliah

Melihat sepak terjang Mahmud Yunus dalam rangka pembaruan pendidikan Islam di Indonesia dapat berjalan dengan baik, karena gerakan pemikiran Mahmud Yunus diawali