• Tidak ada hasil yang ditemukan

Entrepreneurial Marketing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM Di Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Entrepreneurial Marketing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM Di Palembang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Entrepreneurial Marketing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM Di Palembang

Retno Budi Lestari, Herry Widagdo

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MDP Email: retno@mdp.ac.id, herry@mdp.ac.id

Abstrak: Konsep entrepreneurial marketing atau pemasaran kewirausahaan adalah sebuah sebuah pendekatan yang dapat diterapkan pada UMKM yang memiliki keterbatasan sumber daya sebagai strategi pemasaran yang efektif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi pemasaran kewirausahaan yang terdiri dari orientasi pasar, orientasi konsumen, orientasi kewirausahaan dan orientasi inovasi terhadap kinerja UMKM di Palembang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling sebanyak 100 responden dari pemilik UMKM di Palembang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel orientasi pasar, orientasi konsumen dan orientasi inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM, sedangkan variabel orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM.

Kata kunci: Orientasi Pasar, Orientasi Konsumen, Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Inovasi, Entrepreneurial Marketing dan Kinerja UMKM

Abstract: The concept of entrepreneurial marketing is a marketing strategy approach that can be applied effec- tively in SME’s which have limited resources. This study aims to analyse the effect of entrepreneurial marketing consist of market orientation, customer orientation, entrepreneurial orientasion and innovation orientation to SME’s performance in Palembang. Respondents in this study are 100 SME’s owner in Palembang. Sampling method uses nonprobability sampling with accidental sampling technique. Data analysis using multiple regression and the result shows that market orientation, customer orientation and innovation orientation does not have signicance effect on SME’s Performance,while entrepreneur orientation have significant effect on SME’s Performance.

Keywords: Market orientation, customer orientation, entrepreneur orientation, innvoation orientation, entrepreneurial marketing and SME’s Performance

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) memiliki per an str ategis sebaga i penyokong perekonomian nasional dimana lebih dari 90 persen dari total entitas bisnis merupakan sektor UMKM.

Kontribusi sektor UMKM jika dilihat dari aspek penciptaan lapangan kerja mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97,02 persen dari total entitas bisnis.

Data tahun 2017 mencatat kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (Gross

Domestic Product) adalah 60 persen yakni 30 persen merupakan kontribusi usaha mikro. Namun UMKM hanya mampu berkontribusi sebesar 14.7 persen, kontribusi usaha mikro sebesar 1.26 persen dan usaha menengah adalah sebesar 10,53 persen dari total ekspor (www.kemenkopukm.go.id,2019).

Kondisi ini menggambarkan proporsi jumlah UMKM terpusat pada usaha mikro namun dari segi potensi ekspor terbesar pada usaha menengah.

Tingkat kontribusi ekspor masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain seperti Filipina 20 persen dan Thailand sebesar 29,5 persen (Mutmainah, 2016).

(2)

Jumlah UMKM akhir tahun 2017 di Propinsi Sumatera Selatan sebanyak 161.726 unit. Kota Palembang sendiri memiliki jumlah UMKM terbanyak dibanding kabupaten/kota lain yaitu sebanyak 28.766 unit usaha. Berdasarkan laporan kinerja Diskop Suma tera Selatan menunjukka n pencip taan wirausahaa baru di sektor UMKM meningkat menjadi 1258 di tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 698 UMKM. Jumlah tersebut belum mencapai ta rget 1500 unit UMKM (sumsel.tribunnews.com)

Berbeda dengan karakteristik usaha besar, usaha mikro kecil memiliki beberapa keterbatasan seperti permasalahan modal, informasi pasar, ketrampilan dan pengetahuan pemasaran yang artinya pemilik UMKM pada umumnya bergantung pada proses pengambilan keputusan yang tidak sistematis (Gilmore, Carson dan Rocks dalam (Astuti et al., 2018) Pendapat tersebut telah dibuktikan dengan penelitian tentang pemasaran UMKM lebih dari dua dekade dengan hasil secara umum usaha kecil memperlihatkan perilaku pemasaran yang berbeda dengan perusahaan skala besar.

Konsep pema saran kewirausa haan (Entrepreneurial marketing) mulai diperkenalkan sebagai solusi masalah yang berkaitan dengan pemasaran yang dihadapi UMKM.

Collinson dan Shaw dalam (Astuti et al., 2018) menyatakan bahwa konsep Entrepreneurial marketing (EM) paling tepat apabila diimplementasikan pada usaha kecil yang pada umumnya memiliki keterbatasan sumber daya sehingga fokus untuk mengintegrasikan kewirausahaan dan ilmu pemasaran.

Konsep EM ditujukan sebagai pendekatan strategi pemasaran yang efektif dalam lingkungan bisnis yang penuh turbulensi, persaingan, di satu sisi eksternal. Pada sisi internal pemasar menghadapi tekanan keterbatasan sumber daya dan kinerja.

Konteks EM berada pada lingkungan ketidakpastian (uncertainty) dimana pemilik usaha harus mampu berperan sebagai seorang wirausaha

(entrepreuneur) yang sekaligus sebagai inovator atau agen perubahan. Hal tersebut dibuktikan empiris bahwa tindakan/keputusan wirausaha sangat relevan dalam lingkungan yang cepat berubah ((Morris et al., 2002).

Bukti empiris EM terhadap kinerja dan dimensinya yaitu penelitian Astuti et al (2018). Hasil penelitian menghasilkan lima tipologi pemasar berdasarkan tujuh dimensi pemasaran keiwruasahaan. Penelitian (Becherer et al., 2012) membuktikan terdapat korelasi dimensi EM yang terdiri dari proactiveness, opportunity focused, leveraging, innovativeness, risk taking, value creation dan customer intensity terhadap hasil / kinerja kuantitatif dan kualitatif UMKM dan pengusaha.

Konsisten dengan hasil tersebut adalah penelitian dari (Hacioglu et al., 2012) yaitu “Entre- preneurial marketing memiliki usaha skala kecil, dan inovasi sebagai faktor penting untuk keunggulan kompetitive usaha kecil dan menengah. Hasil penelitian menunjukkan dimensi Entrepreneurial marketing yang terdiri da ri proa ctiveness, innovativeness, customer intensity, resource lever- aging berpengruh signifikan terhadap kinerja inovatif UMKM, sedangkan dimensi lain yaitu opportunity focus, calcualted risk dan value creation tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja inovatif UMKM.

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian sebelumnya oleh (Hadiyat i, 2009 ) berjudul

“Kajian Pendekatan Entrepreneurial marketing dan Kinerja Penjualan Usaha Kecil”. Dimensi Entrepreneurial marketing yang digunakan meliputi konsep, strategi, metode dan intelegensia pasar yang berpengaruh terhadap kinerja penjualan.

Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel stra tegi. Dari semua penelitian terda hulu menunjukkan pemasaran kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh entrepreneurial marketing EM terhadap kinerja usaha mikro dan kecil.

(3)

Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya, dimensi EM yang akan digunakan adalah menurut (Jones & Rowley, 2011) yang terdiri dari Customer Orientation, Market Orientation, Entrepreneurial Orientation dan Innovation Orientation.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dimensi EM yang terdiri dari Customer Orientation, Market Orientation, Entrepreneurial Orientation dan Innovation Ori- entation terhadap kinerja UMKM di Palembang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi EM terhada p kinerja UMKM di Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa sudut pandang sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai dapat menerapkan konsep maupun teori yang berhubungan dengan pemasaran kewirausahaan, dan implementasinya pada UMKM di Palembang.

2. Penelitian ini memberikan pengetahuan baru bagi para pemilik usaha mikro dan kecil untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha untuk meningkatkan keunggulan bersaing dengan menerapkan dimensi pemasaran kewirausahaan yang dapat berpengaruh terhadap kinerja usaha.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Entrepreneurial Marketing

Menurut (Morr is et a l., 2002)

Entrepreneurial Marketing (EM) atau Pemasaran Kewirausahaan adalah proses indentifikasi dan eksp lorasi peluang untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan melalui pendekatan inovatif dan manajemen risiko, pemanfaatan sumber daya dan penciptaan nilai (value creation).

Menurut (Morris et al., 2002) menjelaskan EM memiliki tujuh dimensi, yakni Proactiveness, calculated risk taking da n Innovativeness, opportunity focus yang merupakan penjabaran dari orientasi kewirausahaan.

Dimensi resource leveraging, merupakan penjabaran dari orientasi pemasaran dan customer intensity serta value creation yang merupakan penjabaran dari orientasi pasar.

Masing-masing dimensi tidak saling terpisah namun mempengaruhi satu sama lainnya. Perusahaan tidak harus menggunakan tujuh dimensi tersebut secara bersamaan tetapi dapat menekankan pada dimensi yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan tahap pengembangan. Dimensi EM di atas memiliki hubungan positif dengan kinerja usaha UMKM (Becherer et al., 2012, (Hacioglu et al., 2012). Secara konsep, entremarkeship merupakan gabungan da ri konsep entr epr eneurial (kewirausaha an) dengan kons ep marketing (pemasaran). Konsep ini sangat penting untuk menentukan keberhasilan peluncuran (launching) produk baru. Entrepreneurial diperlukan untuk membangun visi, sedangkan markeship diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan launching produk baru.

Konstruk EM menurut (Jones & Rowley, 2011) yang merupakan hasil pengembangan dari konsep sebelumnya dari (Collinson and Shaw et al, 2001, Morris et al, 2002). Menurut Jones dan Rowley dalam pembahasan EM harus mempertimbangkan menggunakan juga pendekatan yang berbasis pada inovasi, kewirausahaan dan customer engagement dan relationship. Dimensi EM untuk usaha kecil seperti pada gambar berikut.

(4)

Sumber: Jones dan Rowley, 2011

Gambar 1. Model Konseptual Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO) Jones dan Rowley mengintegrasikan empat

faktor kunci dalam literatur tentang EM. Pada model di atas, EM mengintegrasikan aspek inovasi dan hubungan dengan pelanggan. Sehingga menurut model tersebut Market Orientation (MO), Entrepreneurial Orientation (EO), Customer Orientation (CO) serta Innovation Orientation (IO) secara bersamaan merupakan komponen utama untuk mengukur dan memahami model EM.

Market Orientation (MO) merupakan keinginan dari perusahaan untuk mengadopsi konsep pemasaran dimana bertujuan untuk memberikan kepuasan pada konsumen secara berkelanjutan Menurut McCarthy dan Perreault (Ho et al., 2018).

Sebuah bisnis yang berorientasi pasar akan selalu

memfokuskan pada kebutuhan, keinginan untuk terus meningkatkan kepuasan dan menjalin hubungan yang berkelanjutan.

Entrepreneurial orientation (EO) merupakan proses, pra ktik dan pengambilan keputusan yang mengar ah ke input baru dan mempunyai empat aspek kewirausahaan yang inovatif, bertindak secara proaktif, berani mengambil risiko dan otonomi (Hendro dan Chandra dalam (Hatta, 2015). EO merupakan peran kunci bagi top manajer dalam proses pengambilan keputusan (Lu & Zhang, 2016). Untuk meningkatkan kinerja dalam mengelola usaha maka dapat diperoleh melalui pelatihan kewirausahaan (Octavia & Ali, 2017).

(5)

Menurut Appian Adu dan Singh (1998) dalam (Lu & Zhang, 2016) Customer Orientation (CO) pada dasarnya adalah filosofi berbisnis atau strategi yang berakar pada konsep pemasaran. Lebih jauh lagi Naver dan Slater dalam (Lu & Zhang, 2016) mendefinisikan Customer Orientation yaitu pema haman ya ng menyeluruh tentang ta rget konsumen untuk memberikan value yang terbaik dibanding pesaing. Dimensi pengukuran dari orientasi pelanggan ada lah responsiveness towards customers, communication wit h customers, understanding and delivering customer value (Jones & Rowley, 2011).

Pengetahuan tentang orientasi inovasi tersusun dari nilai-nilai yang dibagikan dalam sebuah organisasi dan dipahami sebagai panduan dan mengarahkan semua strategi dan tindakan organisasi yang tertanam pada sistem baik formal, maupun informal, perilaku, kompetensi dan proses organisasi perusahaan (Simpson et al., 2006). Sedangkan Manu

2.3 Hipotesis

H1: Orientasi pa sar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha

H2: Orientasi Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha

H3: Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha

H4: Orientasi Inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

dalam (Ionescu & Ionescu, 2015) mendefinisikan orientasi inovasi sebagai seluruh program inovasi dalam organisasi. Orientasi inovasi sebagai sebuah multi komponen yang terdiri dari perkenalan produk baru, biaya riset dan pengembangan dan strategi memasuki pasar Manu dan Syria (1996) dalam (Ionescu & Ionescu, 2015). Selanjutnya menurut Siguaw et al (2006) dalam (Jones & Rowley, 2011) dimensi pengukuran Innovation Orientation adalah encouraging, stimulating dan sustaining innovation.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dari landasan teori di atas, pendekatan en- trepreneurial marketing yang memiliki dimensi orientasi pasar, orientasi konsumen, orientasi kewirausahaan dan orientasi inovasi berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Kerangka pemikiran yang dikembangkan untuk penelitian ini adalah seperti gambar berikut.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yaitu adalah pendekatan penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dan lebih banyak menggunakan cara berpikir deduktif (Indrawan & Yaniawati, 2017). Penelitian ini merupakan studi deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat (karakteristik) suatu keadaan atau fenomena.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner terhadap 100 responden yang Gambar 2. Kerangka Pemikiran

(6)

merupakan pelaku UMKM di Palembang. Data sekunder diperoleh dari publikasi online, buku dan pustaka yang relevan.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha mikro dan kecil yang ada di Palembang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dengan ukuran sampel adalah 100 responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengisian kueisoner. Skala yang digunakan adalah skala likert lima tingkat dengan pilihan jawaban dari mulai sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.

3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). maka data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model yang digunakan untuk menganalisis data atau menguji hipotesis adalah Model Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression Model) menggunakan program SPSS.

Bentuk persamaan model regresi sebagai berikut:

Y = + 1 X1 + 2X2 + 3X3+ 4X4 e Dimana :

Y = Kinerja UMKM

= Konstanta

1 = Koefisien Orientasi pasar

2 = Koefisien Orientasi konsumen

3 = Koefisien Orientasi kewirausahaan

4 = Koefisien Orientasi inovasi X1= Orientasi pasar

X2= Orientasi konsumen

X3= Orientasi kewirausahaan X4= Orientasi inovasi

e = Faktor pengganggu (error)

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Demografis Responden

Berdasarkan tabel 1 mengenai karakteristik responden, dapat dilihat bahwa sebagian besar pemilik usaha yaitu sebanyak 62% adalah laki-laki, dan dilihat dari status pernikahan mayoritas pemilik usaha sudah menikah. Namun hampir 30% responden dengan sta- tus belum menikah dan sudah memulai usahanya.

Kondisi ini dapat dilihat dari usia responden yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 30%. Dari hasil data di atas dapat menggambarkan bahwa berwirausaha juga dapat dimulai ketika usia kurang dari 30 tahun atau ketika masih kuliah. Kemudian dari tingkat pendidikan sebanyak 20% pemilik usaha yang memiliki tingkat pendidikan S1 bahkan S2. Hal tersebut membuktikan jika karakteristik responden sebagai pemilik UMKM sangat beragam baik dari segi usia maupun tingkat pendidikannya.

Tabel 1. Gambaran Karakteristik Pelaku Usaha

Sumber: Data Primer Diolah

(7)

Tabel 2. Karakteristik Profil Usaha

Sumber: Data primer Diolah

Jika dilihat dari segi karakteristik UMKM seperti terlihat pada tabel 2 di atas, sebesar 46%

responden memulai usaha dengan invesatasi kurang

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Jika t-hitung<t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

dari 10 juta, sedangkan dilihat dari jumlah tenaga kerja sebesar 71% memiliki tenaga kerja 1-10 orang.

Berdasarkan pada jumlah omset per tahun mayoritas responden atau sebesar 73% merupakan kategori usaha mikro, 26 responden adalah kategori usaha kecil dan hanya 1 usaha yang merupakan kategori usaha menengah. Sebagian besar repsonden telah memanfaatkan media sosial untuk promosi usahanya, namun belum semuanya memanfaatkan media sosial untuk penjualan online.

Setelah diperoleh data hasil kuesioner, kemudian dilakukan analisis validitas dan reliabilitas instrumen, dimana hasil analisis validitas menunjukkan semua item kuesioner adalah valid. Demikian juga hasil analisis reliabilitas menggunakan alpha cronbach menunjukkan seluruh item kuesioner adalah reliabel. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan analisi regresi berganda.

4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dari hasil analisis regresi linier berganda di atas, dapat dilihat pada nilai t hitung untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas terhadap varaibel terikat secara parsial adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisis tabel 3 diatas menunjukkan variabel orientasi kewirausahaan memiliki nilai t- hitung>t-tabel, yaitu 4.292 > 1.985251, yang artinya adalah menerima Ha dan menolak Ho. Orientasi kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap kinerja usaha dibuktikan juga dengan nilai sginifikan yang lebih kecil dari 0.05. Sedangkan ketiga variabel bebas lainnya memiliki nilai t-hitung<t-tabel artinya Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(8)

Ha ditolak dan menerima Ho. Variabel orintasi pasar, orientasi konsumen dan orientasi inovasi

Berdasarkan hasil analisis uji F Anova di atas, menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 31,186 sedangkan untuk df1 = 4 dan df2 = 95 didapatkan F tabel sebesar 2.467494. Karena nilai F hitung > Ftabel maka Ha diterima dan menolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa semua var iabel X yang

Berdasarkan pada Tabel 5 di atas, nilai koefisien determinasi R square sebesar 0.549 yang artinya variasi perubahan kinerja usaha ditentukan oleh orientasi pasar, orientasi pelanggan, orientasi kewirausahaan dan orientasi inovasi sebesar 54.9 persen sedangkan sisanya sebesar 45,1 persen ditentukan oleh variabel lain.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Orientasi pasar Terhadap Kinerja U MK M

Orientasi pasar adalah keinginan dar i perusahaan untuk mengadopsi konsep pemasaran dimana bertujuan untuk memberikan kepuasan pada konsumen secara berkelanjutan. Dari hasil analisis uji hipotesis secara parsial menunjukkan orientasi pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Tabel 4. Hasil Analisis Uji F -Anova

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha.

merupakan dimensi Pemasaran kewirasuahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja usaha.

4.3 Koefisien Determinasi

kinerja usaha. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian (Hatta, 2015) (Octavia & Ali, 2017), yang menyatakan orientasi pasar tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja usaha.

Menurut (Hatta, 2015) orientasi pasar tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja pemasaran namun dimediasi oleh variabel kapablitias pemasaran.

Pengaruh Orientasi Konsumen Terhadap Kinerja Usaha

Orientasi konsumen merupakan sebuah pemahaman tentang kebutuhan dan keinginan dari target pasar dalam upaya memberikan value terbaik dibandingkan pesaing. Hasil penelitian menyatakan variabel orientasi konsumen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Sebagian besar riset yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

(9)

orientasi konsumen memiliki pengaruh positif terhadap kinerja usaha ((Lu & Zhang, 2016). Seperti penelitian (Pongwiritthon & Awirothananon, 2014), hasil riset tersebut menunjukkan orientasi konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha kecil di Thailand.

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha

Dari hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu oleh (Wardi et al., 2017) berjudul Orientasi Kewirausahaan pada Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sumatera Barat: Analisis Peran Moderasi dan Intensitas Persaingan, Turbulensi Pasar dan Teknologi; yang menyatakan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja UKM di Sumatera Barat. Namun berbeda dengan hasil penelitian (Farida, 2016) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran.

Pengaruh Orientasi Inovasi Terhadap Kinerja Usaha

Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan variabel Orientasi Inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Usaha. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Ionescu

& Ionescu, 2015), yaitu orientasi inovasi memiliki korelasi positif terhadap kinerja usaha. Semakin tinggi orientasi inovasi, maka akan semakin tinggi kinerja usaha perusahaan yang beroperasi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel orientasi pasar, orientasi konsumen dan orientasi inovasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM. Hal tersebut

dibuktikan dengan nilai t hitung yang lebih kecil dari nilai t tabel serta nilai signifikansi untuk ketiga variabel di atas lebih besar dari 0.05. Sedangkan untuk variabel orientasi kewirausahaan memiliki mengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 4.292 lebih besar dari nilai t tabel 0.985251.

5.2 Saran

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dari cakupan lingkup pengamatan dimana subyek responden adalah pemilik UMKM hanya terbatas di Kota Palembang. Penelitian ini juga hanya mengkaji pengaruh secara langsung dimensi pemasaran kewirausahaan terhadap kinerja usaha sehingga tiga variabel bebas tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja usaha.

2. Untuk penelitian kedepannya disarankan dapat memperluas cakupan pengamatan misalkan industri kerajinan atau industri kuliner dalam lingkup yang lebih luas bukan hanya di Kota Palembang. Disarankan untuk mengembangkan model pemasaran kewirasuhaan untuk melihat pengaruh tidak langsung dari variabel orientasi pasar, orientasi konsumen dan orientasi inovasi dengan menambahkan variabel intervening.

DAFTAR PUSTAKA

[1] _________,.https://sumsel.tribunnews.com/

2019/01/28/peran-umkm-masih-dibutuhkan- dalam-menekan-angka-kemiskinan-di-sumsel [2] _________, Perkembangan Data Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun 2018-2019 https://

www.kemenkopukm.go.id/uploads/laporan/

1617162002_SANDINGAN_DATA_UMKM_2018- 2019.pdf

[3] Astuti, R. D., Afiff, A. Z., & Balqiah, T. E.

2018, Entrepreneurial Marketing and Marketing Strategies of Smes On Marketing

(10)

Performance: An Empirical Analysis of Fit.

Pertanika Journal of Social Sciences and Humanities, 26 (August), 39–53.

[4] Becherer, R. C., Helms, M. M., & McDonald, J. P. 2012, The Effect of Entrepreneurial Marketing On Outcome Goals In SMEs, New England Journal of Entrepreneurship, 15(1), 7–18. https://doi.org

[5] Farida, N. 2016, Determinants of Marketing Performance: Innovation, Market Capabilities and Marketing Performance, Jurnal Dinamika Manaj emen, 7(1), 59.

https://doi.org

[6] Hacioglu, G., Eren, S. S., Eren, M. S., &

Celikkan, H. 2012, The Effect of Entrepreneurial Marketin g On Fi rms’

Innovative Performance in Turkish SMEs.

Procedia - Social and Behavioral Sciences, 58, 871–878. https://doi.org

[7] Hadiyati, E. 2009, Kajia n Pendekatan Pemasaran Kewirausahaan dan Kinerja Penjualan Usaha Kecil, Jurnal Manajemen dan Kewirau sahaan (Journal of Management and Entrepreneurship), 11(2), 183–192. https://doi.org

[8] Hatta, I. H. 2015, Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan, Kapabilitas Pemasaran dan Kinerja Pemasaran. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM), 13(4), 654–660. https://

jurnaljam.ub.ac.id

[9] Ho, K. L. P., Nguyen, C. N., Adhikari, R., Miles, M. P., & Bonney, L. 2018, Exploring Market Orientation , Innovation, and Financial Performance In Agricult ural Value Chain s In Emerging Economies, Journal of Innovat ion and Knowledge, 3(3), 154–163. https://doi.org

[10] Ionescu, A., & Ionescu, C. 2015, The Relationshi p Between The Innovation

Orientation and Organizati ons’

Performance in Romania, Romanian Journal of Economics, 40(c), 299–312.

[11] Indrawan Rully dan Poppy Yaniawati. 2017, Metodologi Penelitian, PT. Refika Aditama, Bandung.

[12] Jones, R., & Rowley, J. 2011, Entrepreneurial Marketing In Small Businesses: A Conceptual E xploration.

International Small Business Journal, 29 (1), 25–36. https://doi.org

[13] Lu, J., & Zhang, G. 2016, The Effect of Customer Orientation and Entrepreneurial Orientation On Performance of SMEs:

Comparison Between Chinese and South Korean SMEs, Global Journal of Management and Bus iness Research: A Administration and Management, 16 (12), 1–17.

[14] Morris, M. H., Schindehutte, M., & LaForge, R. W. 2002, Entrepreneurial Marketing: A Construct for Integrating Emerging Entrepreneurship and Marketing Perspectives, Journal of Marketing Theory and Practice, 10(4), 1–19. https://doi.org/

[15] Octavia, A., & Ali, H. 2017, International Review of Management and Marketing The Model of Market Orientat ion, Entrepreneurial Orientation and Business Performance of Small and Medium Enterprises, International Review of Management and Marketing, 7 (3), 331–

337. http:www.econjournals.com

[16] Pongwiritthon, R., & Awirothananon, T. 2014, Cust omer Orientation and Firm Performance Among Thai SMEs, International Journal of Applied Business and Economic Research, 12 (3), 867–883.

[17] Simpson, P. M., Siguaw, J. A., & Enz, C. A.

(11)

2006, Innovation Orientation Outcomes:

The Good and The Bad, Journal of Business Research, 59 (10–11), 1133–1141.

https://doi.org

[18] Wardi, Y., Susanto, P., & Abdullah, N. L. 2017, Orientasi K ewirausahaan p ada Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sumatera Barat: Analisis Peran Moderasi dari Intensi tas Persaingan, Turbulensi Pasar dan Teknologi, Jurnal Manajemen Teknologi, 16 (1), 46–61. https://doi.org/

Gambar

Gambar 1. Model Konseptual Entrepreneurial Marketing Orientation (EMO) Jones dan Rowley  mengintegrasikan empat
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Pelaku Usaha
Tabel 2. Karakteristik Profil Usaha
Tabel  4. Hasil Analisis Uji F -Anova

Referensi

Dokumen terkait

Namun, jika dilakukan perbandingan dengan hasil penelitian Tarmudji (2004) yang menggunakan tanaman pare ( Momordica charantia ) dapat diduga bahwa senyawa yang

Jika telah ada kesepakatan dengan pihak asing tentang pertemuan awal para pejabat daerah, maka dari itu akan terbuka untuk di sepakatinya LoI antara para pihak,

Pewarisan adalah suatu bagian yang sangat penting, proses pewarisan atau beralihnya barang-barang warisan dari pewaris kepada ahli waris, baik berlangsung semenjak pewaris masih

Keputusan Bapak Abdul Khodir untuk membuat grup tersendiri m Grup Kenthongan Dalan Laras adalah salah satu grup kesenian kenthongan yang ada di desa Kaesugihan,

Sebenarnya karya seni tato sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan merupakan suatu bentuk seni tertua yang memiliki beragam arti pada beberapa kelompok tato yang merupakan

Dari penelitian ini dapat ditarik simpulan Musik Lagu Rasa Sayange adalah metode yang efektif untuk meningkatkan pemahaman pantun bagi siswa pada mata pelajaran Bahasa

Bidang dan Kegiatan Usaha Beroprasi dalam bidang Jasa, Sumber Daya dan Infrastuktur Terkait Energi Jumlah saham yang ditawarkan 550.633.000 Saham Biasa Atas Nama dengan

Waktu makan utama dan juga jenis lauk/sayuran pendamping nasi yang dikonsumsi terbukti mempengaruhi nafsu makan sehingga berkecenderungan menjadi penyebab terjadinya