• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 10 LAPISAN BUMI LITOSFER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 10 LAPISAN BUMI LITOSFER"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 10 LAPISAN BUMI

Bumi pada saat ini merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh manusia. Bumi tersusun dari lapisan luar (litosfer), mantel luar, mantel dalam, inti luar, dan inti dalam. Litosfer, dan mantel berwujud padat, inti luar berwujud cair, sedangkan inti dalam berwujud padat.

Lapisan Bumi yang dikelola untuk kehidupan manusia adalah bagian yang paling luar, yaitu litosfer. Berikut ini adalah Bumi, dan lapisan-lapisan penyusunnya.

LITOSFER

Litosfer adalah lapisan batuan yang ada di bumi. Litosfer dalam arti sempit (kerak Bumi) ada dua macam, yaitu kerak benua (di daratan), dan kerak samudra (di dalam laut). Secara luas, litosfer merupakan seluruh bagian padat dari Bumi.

1. Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) Menurut Alfred Wegener, pada awalnya benua itu menyatu membentuk sebuah daratan yang disebut dengan Pangaea. Sejak 2000 tahun yang lalu, benua tersebut terpisah secara perlahan-lahan. Bukti yang mendukung kebenaran teori Wegener yang

menunjukkan bahwa pada awalnya, semua negara merupakan satu kesatuan daratan:

(2)

a. Ditemukannya fosil-fosil yang sama di beberapa negara.

b. Struktur batuan di beberapa negara memiliki kesamaan.

Kelemahan teori Wegener: Tidak dapat menjelaskan penyebab terpisah dan menjauhnya benua satu dengan benua lainnya.

2. Teori Pergerakan Dasar Laut (Seafloor Spreading) Teori pergerakan dasar laut

dikemukakan oleh Harry Hess. Menurut Harry, di bawah kerak Bumi tersusun dari bahan yang panas yang massa jenisnya lebih kecil sehingga naik ke punggung kerak samudera. Material tersebut selanjutnya bergerak ke samping bersama dasar kerak samudra sehingga membentuk patahan.

Magma dari dalam Bumi akan naik mengisi

patahan, kemudian mendingin membentuk kerak yang baru.

Kelebihan teori Harry:

a. Dapat menjelaskan terbentuknya lembah dan gunung bawah laut.

b. Dapat menunjukkan bahwa batuan di punggung kerak samudra baru terbentuk karena afek pergeseran dasar laut.

3. Teori Tektonik Lempeng.

Menurut Teori Tektonik Lempeng, bagian luar Bumi tersusun dari litosfer (lempeng) dan astenosfer yang bersifat plastis.

Lempeng seolah-olah mengapung dan bergerak di atas astenosfer.

Gerakan antarlempeng dapat saling mendekat sehingga bertumbukan, dan dapat pula bergerak saling menjauh. Gerakan saling mendekat

(convergent) akan mengakibatkan tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudra, sehingga lempeng samudra menyelusup di bawah lempeng benua (subduksi).

(3)

Tabrakan ini membentuk palung laut. Jika tabrakan terjadi pada dua lempeng benua yang saling bergerak mendekat, maka akan terbentuk pegunungan (misalnya Pegunungan Himalaya). Gerakan saling menjauh (divergent) akan mengakibatkan patahan/retakan.

4. Bahan Pembentuk Kerak Bumi

Di daerah benua tebal kerak bumi mencapai 40 km, sedangkan di dasr lautan kerak setebal kira-kira 8 km. Kerak bumi tersusun oleh batuan. Terdapat tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan metamorfik, dan batuan sedimen.

a. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk ketika magma berada di dalam bumi. Batuan ini mendingin, memadat dan membentuk kerak.

b. Batuan Metamorfik

Batuan ini terbentuk dari mineral-mineral. Batuan ini dipengaruhi oleh panas, tekanan dan waktu. Sabak, pualam, granit, dan batu bara adalah contoh batuan metamorfik.

c. Batuan Endapan/Sedimen

Batuan endapan adalah batuan yang terjadi karena pengendapan dari batuan yang terdapat di permukaan bumi yang mengalami perombakan atau proses kimia.

Gamping, batu lempung, gips, dan batu pasir adalah contoh dari batuan sedimen.

A. GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah getaran/guncangan yang terjadi pada bumi sebagai akibat tumbukan antarlempeng, patahan/sesar aktif, aktivitas gunung api, dan runtuhan batuan. Ilmu

(4)

yang mempelajari tentang gempa bumi ialah seismologi, alat yang digunakan untuk mendeteksi getaran gempa disebut seismograf, dan hasil catatan gempa dinamakan seismogram.

Gempa bumi akan terjadi pada daerah perbatasan lapisan. Kedua lapisan tanah ini akan mendorong satu sama lain. Titik di permukaan bumi tepat di atas titik pusat gempa disebut episentrum.

Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena pengaruh gerakan magma di dalam tanah yang terasa pada saat menjelang atau saat letusan. Sedang gempa guguran adalah gempa yang terjadi sebagai akibat dinding gua dalam tanah runtuh. Gempa guguran banyak terjadi di daerah pegunungan kapur dan daerah pertambangan.

Gempa dapat juga diakibatkan oleh meteorit yang cukup besar menabrak bumi. Gempa yang diakibatkan disebut gempa meteor.

Istilah-istilah yang perlu kamu ketahui yang berkaitan dengan gempa adalah sebagai berikut:

a. Hiposentrum, yaitu sumber peristiwa yang menyebabkan gempa yang berada di bawah tanah.

b. Makroseisme yaitu daerah yang mengalami getaran yang kuat berada di sekitar episentrum.

Mikroseisme merupakan daerah yang mengalami getaran kecil dan kadang tidak dirasakan oleh manusia hanya dapat ditangkap oleh pencatat gempa.

c. Seismograf yaitu alat pencatat gempa bumi.

d. Seismogram yaitu hasil catatan dari seimograf.

Proses pelapukan kerak bumi menguntungkan manusia, namun proses pelapukan oleh alam dan oleh manusia juga membahayakan lingkungan. Proses yang disebabkan oleh manusia adalah proses penambangan berbagai minneral, penambangan minyak dan gas bumi, penambangan bijih dan penebangan hutan.

Erosi tanah dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu:

a. Erosi oleh angin

Didaerah padang pasir, erosi angin memiliki pengaruh paling besar. Angin akan menghempaskan pasir. Angin yang membawa butiran pasir kasar dan partikel lapisan tanah ini beterbangan sekitar 1 m di atas tanah. Jika partikel yang bergerak cepat ini mengenai pilar karang, maka bagian bawahnya akan bisa terkikis.

b. Erosi oleh air dan gletser

Gletser adalah es yang mencair. Secara lambat gletser mengalir ke bawah, menuruni lereng gunung sehingga merusakkan tanah yang dilaluinya.

(5)

c. Erosi oleh air laut

Akibat dari erosi ini pantai semakin maju, sehingga perlu ada tindakan pengamanan.

Tindakan itu misalnya membangun tembok pemecah ombak/gelombang sehingga ombak tidak lagi berbahaya bagi pantai.

d. Erosi karena gerakan tanah

Gerakan tanah yang dimaksud adalah berupa longsoran. Gerakan tanah longsoran ada yang perlahan-lahan, tetapi ada juga yang cepat.

1. Jenis-jenis Gempa Bumi

Berdasarkan penyebabnya, gempa Bumi dikelompokkan menjadi tiga (3) jenis, yaitu:

a. Gempa bumi vulkanik, bersumber dalam tubuh gunung api aktif, pada umumnya berkekuatan kecil (maksimal 2 SR).

b. Gempa bumi runtuhan, diakibatkan oleh runtuhan batuan di daerah kapur karena adanya stalaktit yang jatuh dalam gua kapur. Runtuhan di daerah tambang (runtuhnya terowongan tambang). Kekuatan gempa berkisar antara 2-3 SR.

c. Gempa bumi tektonik, terjadi akibat aktivitas tektonik di zona batas antar lempeng dan patahan yang menagkibatkan sebaran getaran ke segala arah. Kekuatan gempa dapat mencapai skala besar hingga 9 SR.

2. Sebaran Gempa Bumi

Gempa Bumi dapat terjadi di mana saja, tapi hampir 80 % daerah di bumi ini yang sering terkena gempa ialah di daerah daerah Circum-Pacific (circum-pacific belt). Daerah ini meliputi Cili (sepanjang batas sebelah barat Amerika Utara dan Selatan), ke arah utara di Aleutians, Alaska, Jepang, Philipina, Indonesia, New Zealand, dan beberapa pulau tertentu di kepulauan pasifik. Daerah lain yang juga kerap mengalami gempa bumi (sekitar 15 % bumi ini) ialah Mediteranian & Transasiatic, meliputi daerah Karibia, Himalaya, Alpen, Spanyol, Italia, Yunani, dan India Utara. sisa yang 5 % tersebar di seluruh belahan bumi ini.

Daerah yang paling sering mengalami gempa ialah daerah pantai pasifik (Amerika Serikat), terutama di Kalifornia, dimana di daerah tersebut terdapat sebuah sesar aktif yang sangat terkenal ialah sesar San Andreas, membentang sepanjang ratusan km melewati daerah Kalifornia, Montana, Utah, dan Nevada.

3. Jenis Gelombang Gempa Bumi

Para ahli seismologi membedakan jenis gelombang gempabumi berdasarkan kecepatan rambatan dan arah getaran :

(6)

a. Gelombang P (pressure wave), disebut juga gelombang tekanan, dapat merambat di media padat dan cair, rambatan gelombangnya paling cepat.

b. Gelombang S (shear wave), gelombang geser, merambat dengan cara menembus batuan.

4. Sumber/Pusat Gempa Bumi

Sumber gempa Bumi dapat dijumpai di darat dan di bawah dasar laut.

a. Hiposenter, tempat terjadinya gempa bumi yang berada di bawah permukaan bumi.

b. Episenter, adalah proyeksi hiposenter di permukaan bumi dinyatakan dalam koordinat geografis, biasanya ada keterangan jarak dan arah.

c. Kedalaman gempa bumi adalah jarak tegak lurus episenter ke sumber gempa bumi.

Gempa dangkal (kedalaman < 33 km), gempa menengah (33-90 km), gempa dalam (> 90 km).

5. Intensitas dan Kekuatan Gempa

Tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadi gempa bumi disebut intensitas gempa bumi. Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang dihasilkan, pengaruh pada benda, bangunan, tanah, dan akibat pada manusia.

Ukuran/parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat gempa adalah mmi (modified mercalli intensity), diperkenalkan pada tahun 1902 oleh Giuseppe Mercalli, atau Wood-neumann scale (digunakan di amerika serikat). Kisaran angka yang digunakan mulai dari i—xii, angka i berarti ringan, dapat dideteksi oleh alat, xii menunjukkan kerusakan sangat parah.

Magnitudo adalah parameter gempa yang mengakibatkan kerusakan di daerah tertentu akibat goncangan pada sumbernya. Satuan yang digunakan ialah skala richter (SR), diperkenalkan oleh Charles F. Richter pada tahun 1934. Gempa bumi dengan kekuatan 8 skala richter setara dengan kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 Gigaton (1 milyar kilogram).

(7)

6. Dampak Akibat Gempa Bumi

Kerusakan akibat adanya gempa bumi : (1) tembok bangunan retak, bahkan runtuh, (2) bergesernya jalan raya, jalan kereta api, (3) runtuhnya jembatan, (4) retakan yang besar di tanah/daratan, dan (5) pergerakan/perubahan muka air laut.

Gempabumi yang sumbernya di laut sering menyebabkan terjadinya TSUNAMI.

Cara penyelamatan diri (Mitigasi) saat terjadi Gempa Bumi:

Sebelum gempa bumi terjadi:

1) Memastikan struktur dan letak rumah aman dari gempa bumi.

2) Mengevaluasi dan merenovasi bangunan rumah.

3) Mengenali lingkungan tempat tinggal/tempat kerja.

4) Belajar menggunakan P3K, pemadam kebakaran.

5) Menyiapkan makanan, minuman, lampu senter, selimut, dan terpal.

Pada saat gempa bumi terjadi:

1) Pada saat berada dalam ruangan; (a) melindungi kepala dan punggung dengan cara berlindung di bawah meja, kursi, atau ranjang, (b) jaga jarak dari tembok, jendela, dan barang yang mudah pecah, (c) membawa senter untuk penerangan di malam hari, (d) segera berlari keluar dari bangunan.

2) Pada saat di luar ruangan: segera menjauhi bangunan, hindari rekahan tanah dan retakan benda-benda di sekitar berdiri.

3) Jika sedang di mobil, segera keluar dari mobil.

4) Jika sedang berada di pantai, segera menjauh dari pantai, untuk menghindari terjadinya tsunami.

Setelah gempa bumi terjadi:

1) Pada saat berada di dalam bangunan, segera keluar dari ruangan/bangunan, menggunakan tangga biasa.

2) Periksa lingkungan sekitar yang berkaitan dengan; jaringan listrik, kran air.

3) Jangan berjalan di daerah gempa.

4) Selalu mengikuti perkembangan informasi dari pemerintah.

5) Jangan panik, dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa.

(8)

B. TSUNAMI

Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang laut Tsunami secara harfiah berarti Gelombang laut (yang menghantam) pelabuhan.

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu bergerak/menjalar dengan kecepatan hingga lebih dari 800-900 km/jam, tinggi gelombang dapat mencapai 70 m-an.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung dari kedalaman laut. Laut yang mempunyai kedalaman 7000 m, kecepatan menjalar gelombang tsunami dapat mencapai 942,9 km/jam, tapi ketinggian gelombang tidak lebih dari 60 m.

Terutama disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut. Beberapa penyebab lainnya ialah;

tanah longsor di dasar laut, letusan gunungapi di dasar laut, jatuhnya meteorit ke dalam laut (sangat jarang)

Syarat terjadinya tsunami adalah; (1) pusat gempa berada di dasar laut, dan (2) kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.

Gunung krakatau meletus pada tahun 1883, merupakan letusan yang dahsyat, letusannya menyebabkan terjadi gelombang tsunami yang menyapu pantai lampung dan Banten, sekitar 5000 kapal hancur, pulau-pulau kecil di sekitarnya tenggelam. Tinggi gelombang kira-kira 40 m, menghancurkan hampir 300 perkampungan dan menewaskan lebih dari 36.000 orang.

Terjadinya Tsunami

Gambar: Urutan Terjadinya Tsunami

Tsunami Aceh Darussalam

Pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi gempa bumi dengan kekuatan 9 skala richter di kedalaman 30 km dasar laut sebelah barat daya aceh. Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami dengan kecepatan awal sekitar 700 km/jam. Gelombang tersebut menjalar ke segala arah menyapu wilayah aceh dan sumatera utara dengan kecepatan 15-40 km/jam, tinggi gelombang 2—48 m. Korban jiwa mencapai lebih dari 250.000 orang, dan 3 jam

(9)

setelah gempabumi terjadi, negara-negara di kawasan samudera Hindia juga terkena tsunami (Malaysia, Thailand, Vietnam).

Tsunami di Aceh merupakan yang terhebat di Indonesia di abad 21 ini sepanjang kurun waktu 100 tahun lebih.

Cara penyelamatan diri (Mitigasi) akibat Tsunami:

1) Jika pada saat tsunami terjadi sedang berada di laut, maka bergeraklah menuju ke tengah laut.

2) Jika pada saat tsunami terjadi berada di daerah pantai, maka segeralah menjauhi pantai, dan menuju ke tempat yang lebih tinggi, misalnya tower atau memanjat pohon kelapa.

3) Tetap berada di tempat yang tinggi pada saat gelombang pertama surut, karena gelombang berikutnya biasanya jauh lebih tinggi dari gelombang pertama.

4) Jangan berada di sekitar sungai, karena aliran tsunami lebih deras dan besar.

5) Jangan menggunakan mobil pada saat evakuasi, karena sulit menembus kerumunan orang, dan jika terjebak tsunami tidak dapat keluar dari mobil, dan mobil kemasukan air.

6) Jika semula sudah dalam air, tetaplah berada di permukaan air dengan berpegangan pada benda-benda yang mengapung sebagai pelampung darurat.

7) Jangan membawa barang-barang yang berat, yang dapat mempersulit evakuasi.

HIDROSFER

Bumi yang kita huni diselimuti oleh air. Hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti Bumi. Hidrosfer meliputi air yang berada di kolam, sungai, danau, air tanah, dan uap air yang berada di udara.

Semua makhluk hidup memerlukan air, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada tumbuhan, air digunakan untuk membantu fotosintesis, hewan memerlukan air untuk minum, dan manusia memerlukan air untuk metabolisme dan kebutuhan hidup.

Air di Bumi tidak pernah habis karena mengalami siklus/daur yang disebut dengan daur hidrologi, yang terjadi secara berulang. Daur hidrologi diawali dari air laut dan air yang ada di darat mengalami penguapan (evaporasi), kemudian berkumpul di angkasa mengalami proses kondensasi (pengembunan). Embun-embun tersebut berkumpul membentuk awan, kemudian ditiup oleh angin, dan setelah sampai pada daerah tertentu akan turun menjadi hujan. Hujan turun ke Bumi, yang akan mengalir ke sungai, dan akhirnya ke laut lagi. Demikian proses ini erlangsung secara terus-menerus.

(10)

Gambar Siklus Air (Daur Hidrologi)

Curah hujan di masing-masing daerah setiap tahun tidak sama. Jika curah hujan di suatu daerah tinggi, maka tanah tidak mampu lagi menampung air hujan, sehingga terjadi banjir.

Banjir dapat terjadi karena:

1. Air banjir tersebut merupakan luapan air sawah, sungai, danau, waduk, yang tidak tertampung sehingga meluap ke daratan.

2. Sistem pengelolaan lingkungan yang buruk, karena kurang tertatanya drainase (saluran air).

3. Berkurangnya pepohonan yang berfungsi menyerap air.

4. Jalan-jalan banyak yang dibeton atau aspal sehingga tidak ada resapan air.

5. Perilaku manusia yang kurang tertib, karena membuang sampah ke sungai/saluran air.

6. Bangunan rumah di bantaran sungai yang mengurangi lebar sungai.

Akibat banjir antara lain:

1. Kerusakan bangunan, jalan, jembatan, sarana dan prasarana, serta korban jiwa.

2. Mencemari air bersih yang digunakan untuk kebutuhan hidup.

3. Kerusakan lahan pertanian, dan gagal panen.

4. Menjadi media penyebaran penyakit. Misalnya diare, dan penyakit kulit.

Mitigasi Bencana Banjir

Mitigasi benjana banjir dapat dilakukan dari sebelum bajir, pada saat banjir, dan sesudah banjir.

Hal-hal yang dapat dilakukan sebelum banjir:

1. Mengetahui sumber informasi banjir.

2. Mengenal tanda-tanda banjir.

3. Membersihkan saluran air setiap saat.

4. Menyimpan surat-surat penting, dan mengatahui tempat pengungsian.

5. Menyiapkan Kotak P3K, dan dapat melakukan pertolongan pertama.

6. Memperkuat bangunan rumah.

(11)

Hal-hal yang dilakukan pada saat banjir:

1. Perhatikan pengumuman dari pemerintah/kepala desa/Ketua RT.

2. Menampung air bersih dalam wadah.

3. Mengamankan benda-benda berharga dari genangan air.

4. Masukkan dokumen penting pada wadah kedap air.

5. Matikan kran air dan listrik.

6. Pada saat masih di rumah, pantau ketinggian air setiap saat.

7. Memeberitahu tetangga, dan mengungsi.

8. Mendahuluan anak-anak, orang berkebutuhan khusus, dan lanjut usia.

9. Ikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan.

10. Bergerak ke tempat yang lebih tinggi, dan aman.

11. Jangan mendekati lokasi banjir.

12. Jangan sentuh tempat melekatnya kabel-kabel listrik.

13. Larang anak-anak bermain di daerah banjir.

14. Jangan minum air banjir.

15. Jika berada dalam kendaraan saat banjir, segera keluar dan tinggalkan mobil.

Hal-hal yang dilakukan setelah banjir:

1. Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan aman.

2. Bantulah orang-orang lemah, cacat, dan lanjut usia.

3. Ketika sudah kembali ke rumah, periksa rumah dari hewan liar.

4. Periksa kerusakan dinding, pintu, dan atap rumah.

5. Periksa kabel, peralatan listrik, dan septic tank agar tidak mencemari lingkungan.

6. Buang bahan makanan yang terendam air.

7. Mencuci alat-alat rumah tangga yang akan digunakan.

8. Menjaga kebersihan makanan yang akan dikonsumsi.

9. Melaporkan kerusakan fasilitas umum kepada pemerintah.

ATMOSFER

Atmosfer tersusun dari lima lapisan utama, yaitu:

Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Di antara lapisan Mesosfer dan Termosfer terdapat lapisan yang berfungsi memantulkan gelombang elektromagnetik yang dimanfaatkan untuk komunikasi (radio dan televisi) yang disebut lapisan Ionosfer.

Lapisan Troposfer memiliki ketinggian dari permukaan laut (dpl) 0-10 kilometer, lapisan Stratosfer 10-50 kilometer,

(12)

Mesosfer 50-85 kilometer, Termosfer 85-400 kilometer, sedangkan Eksosfer lebih dari atau sama dengan 400 kilometer.

Masing-masing lapisan memiliki karakteristik yang berbeda:

Troposfer : Terjadinya cuaca, dan iklim (tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan, dll).

Tersusun dari uap air dan 75% gas.

Stratosfer : Wilayah penerbangan, dan terdapat lapisan ozon (O3).

Ozon berfungsi untuk melindungi Bumi dari radiasi Matahari.

Mesosfer : Lapisan tempat terbakarnya batu meteor (lapisan pelindung bumi dari meteor).

Termosfer : Lapisan untuk menempatkan satelit Bumi, mengorbitnya teleskop Hubble, dan Pesawat ulang-alik. Lapisan pelindung Bumi dari radiasi ultra violet/ultra ungu.

Teleskop Hubble digunakan untuk mengamati benda-benda luar angkasa.

Eksosfer : Tempat mengorbitkan satelit-satelit buatan.

Atmosfer tersusun dari berbagai gas, antara lain: Nitrogen(78%), Oksigen (21%), Karbon dioksida, Argon, dan lainnya (1%). Di samping itu, di atmosfer juga terdapat debu, dan awan.

Berkembangnya teknologi yang menyebabkan timbulnya asap kendaraan, dan asap pabrik mengakibatkan kadar CO2 di udara meningkat. Peningkatan gas CO2 ini dapat mengakibatkan pemanasan global.

Tekanan dan Suhu Udara

Tekanan udara di permukaan Bumi lebih besar dibandingkan tekanan udara di atasnya.

Semakin jauh dari permukaan Bumi, tekanan udaranya semakin kecil. Dengan demikian maka semakin tinggi sudatu tempat, kandungan udaranya semakin kecil, sehingga kadar oksigennya juga semakin sedikit. Suhu masing-masing

lapisan atmosfer berbeda, karena daya serap panas Matahari dari masing-masing lapisan atmosfer juga berbeda.

Grafik di samping menunjukkan bahwa Gunung Everest memiliki ketinggian sekitar 9000 m dpl, memiliki tekanan udara sekitar 30 kPa, atau 30.000 Pa = 30.000 N/m2.

(13)

Keterangan:

kPa = kilo pascal = 1000 pascal (Pa) Pascal = N/m2

Lapisan Ozon berperan menyerap radiasi ultraviolet yang menuju ke Bumi. Energi Matahari yang sampai ke Bumi hanya 50%. Sinar ultraviolet yang sampai ke Bumi hanya 1%, sedangkan 99% yang lain diserap oleh lapisan Ozon. Konsentrasi Ozon dipengaruhi oleh gas Chloroflourocarbon (CFC) yang tersusun dari atom Carbon (C), Flour (F), dan Chlorin (Cl). Gas CFC dihasilkan oleh AC (Air Conditioner), pendingin lemari es, parfum dengan bahan aerosol.

Pada saat berada di udara, sinar ultraviolet memisahkan molekul atom Chlor dari molekul CFC. Atom Chlor memisahkan molekul Ozon, kemudian satu atom O berikatan dengan atom Chlor, sedangkan dua atom O yang lain membentuk gas Oksigen. Molekul ClO, dan O2 akibat pecahnya molekul Ozon (O3) tidak dapat menyerap radiasi sinar ultraungu, sehingga semakin banyak sinar ultraviolet yang sampai di permukaan Bumi. Hal ini menyebabkan suhu permukaan Bumi semakin meningkat, sehingga terjadi pemanasan global.

(14)

Gambar

Gambar Siklus Air (Daur Hidrologi)
Grafik  di  samping  menunjukkan  bahwa  Gunung  Everest  memiliki  ketinggian  sekitar  9000 m dpl, memiliki tekanan udara sekitar 30  kPa, atau 30.000 Pa = 30.000 N/m 2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian model (uji-t) maka diketahui ternyata variabel bebas yang berpengaruh nyata pada taraf nyata lima persen terhadap penawaran ekspor serat sabut kelapa

Ciptakan keberuntungan dengan habits jangan menunggu keberuntungan (Siauw, 2014d: 94). Seorang pengemban dakwah yang selalu meluaskan pengetahuannya dengan membaca

Patofisologi terjadinya disfagia fase esofageal pada pasien merupakan akibat dari skleroderma terkait terjadinya atrofi dan fibrosis otot polos. Hal ini

masihbelumdapatberfikirabstrak.Utuk itu, penulis melakukan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&amp;D) menggunakan pendekatan saintifik yang bertujuan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta (2015), hotel merupakan suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara

Penilaian bahasa Inggris di tingkat Polindra dilakukan melalui dua tahap yaitu (1) penulisan ringkasan (bukan abstrak) dari karya tulis dalam bahasa Inggris, dan

Hasil pengujian yang penulis lakukan adalah dalam bentuk kuesioner yang terdapat pada lampiran 1 kepada 32 (tiga puluh dua) responden yang didokumentasikan pada lampiran

Masalah terdapat dalam peristiwa-peristiwa yang menyusun jalannya cerita; sedangkan tema sebuah karya sastra dapat disimpulkan dari keseluruhan cerita.. Kata tema berasal dari