• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA TUGAS AKHIR"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

DI PT MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA

TUGAS AKHIR

OLEH : KASTIANI NIM. 09 24 216

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

PANGKEP 2013

(2)

i

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

DI PT MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA

TUGAS AKHIR

OLEH : KASTIANI NIM. 09 24 216

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

PANGKEP 2013

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

DI PT MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA

TUGAS AKHIR

OLEH : KASTIANI NIM. 09 24 216

Sebagai salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Studi Pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Telah Diperiksa dan Disetujui :

Sriwati Malle, STP., M.Kes Ir. Muhammad Fitri, MP Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui Oleh :

Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si I Rivaldi, ST., M.Si

Direktur Ketua Jurusan

Tanggal Lulus : 11 September 2013

(4)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Terhadap Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia.

Nama Mahasiswa : Kastiani NIM : 09 24 216

Program Studi : Agroindustri Sarjana Terapan Tanggal lulus : 11 September 2013

Disahkan Oleh : Tim Penguji

1. Sriwati Malle, STP., M.Kes ( ...)

2. Ir. Muhammad Fitri, MP ( ...)

3. A. Ita Juwita, S.Si., M.Si ( ...)

4. Muh. Ali Arsyad, S.Pi., M.Si ( ...)

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Mahasiswa : Kastiani

NIM : 09 24 216

Program Studi : Agroindustri Sarjana Terapan

Perguruan Tinggi : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis dengan Judul : “ Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia ” adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan. Tugas Akhir ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pangkep, 11 September 2013 Yang Menyatakan

( Kastiani )

(6)

v ABSTRACT

Safety and Health Management System (SMK3) is part of the all of company's management system. Safety and Health Management System (SMK3) is required for the development, implementation, achievement, assessment and maintenance. Implementation of safety and health management system aims to control health risks associated with work activities in order to create a workplace that safe, efficient and produkatif. The purpose of this study is to analyze the implementation of safety management Systems (SMK3) at PT Mars Symbioscience Indonesia as prevention of occupational accidents.The method used in this thesis is quantitatif. Implementation of safety and health management system at PT Mars Symbioscience Indonesia has been implemented. This is shown by the majority of workers have used personal protective equipment and all departments have complete safety and health guidelines. Implementation of safety management system standards at PT Mars Symbioscience Indonesia since the year 2006-2013 has been implemented. This is shown by the majority of workers have used personal protective equipment. Accidents often happen is kind of near miss accidents, the accident rate decreased in year 2013, the department’s most experienced many accidents are part of the production.

Keyword: Management, Safety and Health .

(7)

vi RINGKASAN

KASTIANI, NIM. 09 24 216. Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia Dibawah bimbingan Sriwati Malle dan Muhammad Fitri.

Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produkatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) kecelakaan PT Mars Symbioscience Indonesia terhadap upaya pencegahan kecelakaan kerja. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah kuantitatif.

Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT Mars Symbioscience Indonesia sudah dilaksanakan ditunjukkan dari sebahagian besar pekerja yang bekerja pada perusahaan telah menggunakan alat pelindung diri.

Diterapkan diseluruh Departemen Juga telah dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja hampir seluruh bagian dari perusahaan.

Standar Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia sejak Tahun 2006-2013 sudah dilaksanakan ditunjukkan dari sebahagian besar pekerja yang bekerja pada perusahaan telah menggunakan alat pelindung diri Kecelakaan yang sering terjadi adalah jenis kecelakaan near miss (hampir celaka), tingkat kecelakaa menurun pada Tahun 2013, serta departemen yang paling banyak terjadi kecelakaan yaitu bagian produksi.

Kata kunci: Manajemen, Keselamatan dan kesehatan kerja.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang sehingga penulis menyelesaikan laporan kegiatan praktek kerja magang industri yang berjudul “ Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia ” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW, Nabi yang membawa rahmat bagi alam semesta.

Penyelesaikan laporan Magang industri ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari beberapa pihak baik itu langsung maupun tidak langsung. Teristimewa penulis hanturkan kepada Ayahanda Lakuba dan Ibunda Becce tercinta, adik, dan seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu penulis baik moral maupun motivasi dan iringan do’a dengan penuh kasih sayang kepada penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sriwati Malle, STP., M.Kes dan Ir. Muhammad Fitri, MP. Sebagai dosen

pembimbing yang telah memberikan pengarahan, petunjuk serta bimbingan kepada penulis serta pembimbing lapangan di PT Mars Symbioscience Indonesia kepada Bapak Muh. Iskandar, ST. Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Bapak Rivaldi, ST., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

3. Bapak Ir. Zaimar , MT. Selaku Ketua Program Studi Agroindustri.

4. Pimpinan dan seluruh karyawan PT Mars Symbioscience Indonesia, Makassar

(9)

viii

5. Dosen, Pengawai, dan Teknisi Program Studi Agroindustri pada khususnya, dan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep pada umumnya.

6. Rekan-rekan seperjuangan Agroindustri angkatan I dan rekan-rekan se-Almamater yang tidak dapat saya sebut satu-persatu, semoga persahabatan

dan kebersamaan yang tak mungkin terlupakan seumur hidup akan selalu ada.

7. Semua Sahabat-sahabat saya di Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Program Studi Agroindustri tanpa terkecuali, karena adanya semangat yang tak pernah padam dari kalian semua sehingga penulis dapat menyelesaikan segala sesuatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis sangat harapkan. Mudah-mudahan tugas akhir magang industri ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, amin.

Pangkep, 11 September 2013

Penulis

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAM AN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

ABSTRACT ... v

RINGKASAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan ... 5

1.4. Manfaat Kegiatan ... 5

1.5. Batasan Masalah ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 7

2.2. Pengertian Kecelakaan ... 15

2.3. Jenis-Jenis Kecelakaan yang Terjadi di Sektor Industri ... 19

(11)

x

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Halaman

BAB III. METODOLOGI ... 22

3.1. Metode Pelaksanaan ... 22

3.2. Waktu dan Tempat/Lokasi ... 22

3.3. Alat dan Bahan ... 22

3.4. Prosedur Kerja ... 22

3.5. Parameter Pengamatan ... 23

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1. Sistem Manajemen K3 yang di Terapkan di PT. MSI ... 24

4.2. Jenis dan Tingkat Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2013 ... 28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1. Kesimpulan ... 33

5.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 36

RIWAYAT HIDUP ... 42

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Teks

No. Halaman 1. Jenis dan Tingkat Kecelakaan Tahun 2006-2013 ... 29

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Teks

No. Halaman 1. Departemen Paling Banyak Terjadi Kecelakaan Tahun 2006-2013 ... 32

(14)

xiii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

__________________________________________________________________

Notasi/Singkatan Arti dan Keterangan

SMK3 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja K3 Keselamatan dan kesehatan kerja

K3L Keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan

LTI Lose time incident

HPLC High precition liquid cromatografi R & D Research dan develoment

M & R Maintenance dan repaired P & O Personel dan organisation

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Teks

No. Halaman 1. Kecelakaan Akibat Kerja PT MSI Tahun 2006-2013 ... 37 2. Departemen Paling Banyak Terjadi Kecelakaan Tahun 2006-2013 ... 41

(16)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan kualitas pekerjaan yang ada dan memperluas lapangan kerja yang terus bertambah serta perusahaan selalu menginginkan tidak terjadinya kecelakaan kerja. Kemajuan teknologi telah mampu meningkatkan produktivitas tanah, modal dan tenaga kerja. Inovasi dan penemuan baru di bidang ilmu dan teknologi telah berhasil mendorong industrialisasi dan memberikan kemudahan bagi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya, dan telah berhasil membuka lapangan kerja baru. Pengembangan ilmu penerapan teknologi baru telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat diseluruh Negara-negara di dunia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin komplek. Semakin kompleknya peralatan kerja yang digunakan, maka semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin. Penggunaan peralatan kerja sering tidak diikuti dengan penyediaan tenaga kerja yang berkualitas untuk mengoperasikannya dapat berakibat peralatan tersebut tidak termanfaatkan secara optimal dan benar. Akibat yang lebih fatal adalah timbulnya kecelakaan kerja baik operator peralatan itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan.

(17)

2 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak menderita, angka absen di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja maupun perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin tenaga kerja terpaksa berhenti bekerja sebab sakit sementara atau cacat tetap yang diakibatkan oleh proses kerja yang tidak aman atau peralatan kerja yang salah dalam pengoperasiannya.

Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja, maka untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja juga melindungi tenaga kerja, maka pemerintah mengeluarkan undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2 yang menyatakan “ Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas, kesehatan dan keselamatan kerja, moral kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja atau buruh guna mengwujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja ”.

Berdasarkan undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2, maka perusahaan mempersiapkan sarana dan prasarana sebagai upaya pencegahan kerja dan program-program yang dapat mengurangi angka kecelakaan kerja diperusahaan.

(18)

3 Salah satu programnya adalah program keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja. Program ini dibuat berdasarkan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Persiapan untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh faktor bahaya dan resiko kecelakaan kerja terdiri dari identifikasi bahaya, penilain potensi bahaya, organisasi dan sarana pengawasan operasional perencanaan tindakan darurat, penyebarluasan informasi kepada masyarakat di sekitar perusahaan mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah timbulnya bahaya pencemaran lingkungan dengan adanya pengelolaan limbah yang berasal dari perusahaan secara optimal, dengan adanya penyediaan dan persiapan sarana pengaman kerja yang memadai, maka tenaga kerja harus terlibat langsung dalam penggunaan teknologi tersebut yang digunakan agar dapat menjamin keselamatan dan kesehatannya.

Masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak terlepas dari kegiatan dalam industri secara keseluruhan, maka pola-pola yang harus dikembangkan didalam penanganan bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan pengadaan dan pengendalian potensi bahaya harus mengikuti pendekatan sistem yaitu dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan keja (SMK3). Seandainya manajemen keselamatan kerja mengingatkan sedini mungkin mengenai faktor bahaya dan resiko kecelakaan kerja serta mewajibkan penggunaan alat pelindung yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada di perusahaan maka para pekerja akan waspada pada saat ada di lokasi berbahaya dan beresiko kecelakaan kerja tersebut.

(19)

4 Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 Ayat 1 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa “ Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan ” Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) diatur dalam Permenaker RI.

No. Per. 05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1 dan 2 tentang sistem manajemen dan keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang menyatakan bahwa ” Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakaan, kebekaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

Dengan demikian tenaga kerja merasa aman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, hal ini dikarenakan perusahaan telah memperhatikan keselamatan dan kesehatan mereka dan memberikan jaminan jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak langsung para karyawan akan termotivasi untuk menjalankan pekerjaannya dengan baik sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan produktivitas karyawan juga akan meningkat.

Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia adalah untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja serta meningkatnya produktivitas kerja perusahaan.

(20)

5 1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah PT Mars Symbioscience Indonesia menerapakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) kecelakaan PT Mars Symbioscience Indonesia terhadap upaya pencegahan kecelakaan kerja.

1.4. Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan penelitian ini sebagai berikut :

1. Ilmu pengetahuan, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap kecelakaan kerja PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI).

2. Masyarakat, sebagai sumber informasi tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang diterapkan terhadap kecelakaan kerja.

3. Pemerintah, sebagai pertimbangan dalam rangka penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kerja di PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI).

(21)

6 1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah penulisan tugas akhir ini akan dibahas mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tingkat kecelakaan kerja selama 8 Tahun di PT Mars Symbioscience Indonesia.

(22)

7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produkatif.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resikoyang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempatkerja yang aman (Permenaker No. PER. 05/MEN/1996).

Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan menurut Tarwaka (2008) adalah:

1. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, inciden dan kerugian-kerugian lainnya.

(23)

8 2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja

keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.

3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan undangan bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran tentang keselamatan dan kesehatan kerja, khusunya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.

5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Konsep dasar sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) mencakup ketentuan pola tahapan “ Plan-Do-Check-Action ” sebagai berikut:

1. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan (SMK3).

3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran.

4. Mengukur dan memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.

5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

(24)

9 Dengan demikian sektor industri dapat memiliki dua dimensi yang sesuai dengan kemampuan dan polyci managementnya dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yaitu:

1. Innovative management dengan melakukan inovasi manajemen melalui

Unsafe condition minimalizers ” yang artinya adalah bagaimana kita dituntut untuk memperkecil atau mengurangi insiden yang diakibatkan oleh kondisi tempat kerja seperti, organisasi, peralatan kerja(mesin-mesin), lingkungan kerja dan sistem kerja.

2. Traditional System dalam penyelamatan pekerjaan melalui Unsafe act minimalizers ” yang artinya bagaimana kita dituntut untuk memperkecil atau mengurangi tingkah laku orang yang tidak aman.

Manajemen merupakan suatu ilmu yang mencakup aspek sosial dan nyata dan tidak terlepas dari tanggungjawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi.

Sistem manajemen adalah rangkain kegiatan yang teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada (Sucofindo, 1999).

Keselamatan dan kesehatan kerja secara filisofi suatu konsep pemikiran dan upaya untuk menjamin kelestarian tingkat kecelakaan pada khususnya dan setiap umat manusia umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai cita- cita masyarakat adil dan makmur serta sejahtera.

(25)

10 Keselamatan dan kesehatan kerja secara ilmu suatu ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerja yang dilakukan.

Keselamatan dan kesehatan kerja secara hukum suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat serta sumber-sumber proses produksi dapat dijalankan dengan aman, efisien dan produktif.

Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah skala proritas, karena dalam pelaksanaannya, selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu keteknikan dan ilmu kedokteran.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai

(26)

11 tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Menurut Tunggal S.W (1996), tahapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja memiliki beberapa tahapan antara lain:

1. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko

Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko dari kegiatan produk barang atau jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk

memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, karenanya harus dipelihara dan ditetapkan prosedurnya.

2. Peraturan Perundangan dan Peraturan Lainnya

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk inventarisasi dan pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan kegiatan organisasi yang bersangkutan. Manajemen organisasi juga harus menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap tenaga kerja.

3. Tujuan dan Sasaran Manajemen

Tujuan dan sasaran kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan oleh organisasi sekurang-kurangnya harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:

(27)

12 1) Dapat diukur

2) Satuan atau indikator pengukuran 3) Sasaran pencapaian

4) Jangka waktu pencapaian

4. Indikator kerja Keselamatan (Safety) adalah perlindungan terhadap pekerja agar tidak terluka

akibat kerja dan keselamatan ada yaitu:

1. Langsung adalah biaya perawatan dan penyembuhan, kehilangan (anggota tubuh) bahkan kematian, kehilangan sumber keuangan.

2. Tidak langsung adalah produktivitas, turnover, premi asuransi lebih tinggi, tanggung jawab sosial.

Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja menurut Suma’mur 1989 antara lain melindungi tenaga kerja:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

2. Menjamin setiap orang yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman.

Menurut Widodo Siswowardojo (2003), keselamatan kerja adalah keselamatan dan kesehatan kerja secara definitif dikatakan merupakan daya dan

(28)

13 upaya yang terancana untuk mencegah terjadinya musibah kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja.

Menurut Suma’mur (1996), keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keselamatan kerja merupakan suatu program perlindungan terhadap karyawan pada saat bekerja dan berada di dalam lingkungan tempat kerja dari resiko kecelakaan dan kerusakan mesin atau alat kerja untuk berusaha mencegah dan menimbulkan atau bahkan menghilangkan sebab terjadinya kecelakaan.

Menurut Widodo Siswowardojo (2003), kesehatan kerja adalah peningkatan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, mencegah dan melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor lain yang berbahaya, menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan yang sesuai dengan jiwa serta pendidikannya, meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, serta mengusahakan agar masyarakat lingkungan sekitar perusahaan terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi, bahan bangunan, dan sisa produksi.

Menurut Suma’mur (1996), kesehatan kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja ataupun masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif terhadap faktor-faktor pekerjaan, lingkungan kerja dan terhadap penyakit umum.

(29)

14 Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah suatu kondisi di lingkungan kerja yang bebas dari penyakit fisik dan mental.

Perusahaan menjalankan program kesehatan kerja untuk menjaga kesehatan kerja karyawannya secara fisik dan mental agar produktivitas mereka dapat pula terjaga dan meningkat.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja.

Dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 23 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk menwujudkan produktivitas kerja secara optimal, meliputi pelayanan kesehatan pencegahan penyakit akibat kerja.

Pelaksanaan produktivitas kerja maksimum dibutuhkan factor pendukung antara lain kesehatan pekerja. Adapun tujuan di selenggarakannya upaya kesehatan kerja dalam suatu industri antara lain:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Memelihara dan mempergunakan sumber produksi secara aman dan efisien (Suma’mur, 1992).

Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenega kerja bekerja atau

(30)

15 yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum republik indonesia.

Kemudian dalam penjelasannya pada pasal 1 ayat (1), dengan perumusan ini, maka ruang lingkup dari UU tersebut jelas ditentukan oleh tiga unsur:

1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.

2. Adanya tenaga kerja yang bekerja.

3. Adanya bahaya dan resiko kerja yang ada di tempat kerja.

Potensi bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan berupa cedera, penyakit kematian, kerusakan atau kemampuan melaksakan fungsi operasional yang telah ditetapkan.

Identifikasi potensi bahaya merupakan suatu proses aktivitas yang dilaksakan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja.

2.2. Pengertian Kecelakaan

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

(31)

16 Kecelakaan adalah sebagai kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerugian fisik (Physical harm) atas orang atau kerusakan atas milik atau harta benda (Property). Kerugian akibat kecelakaan kerja ada 2 yaitu :

1. Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi seperti berikut.

1) Biaya pengobatan dan kompensasi

Kecelakaan yang mengakibatkan cedera, baik cedera ringan, berat, cacat ataupun menimbulkan kematian. Cedera ini mengakibatkan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi produktivitasnya.

2) Kerusakan sarana produksi

Kerugian langsung lainnya adalah kerusakan sarana produksi akibat kecelakaan seperti kebakaran, peledakan, dan kerusakan. Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan kerusakan.

2. Kerugian tidak langsung adalah kerugian tidak terlihat sehingga sering disebut juga sebagai kerugian tersembunyi.

a. Kerugian jam kerja

Jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti sementara untuk membantu korban yang cedera, penanggulangan kejadian perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian.

b. Kerugian produksi

(32)

17 Kecelakaan membawa kerugian terhadap proses produksi akibat kerusakan atau cedera akibat pekerja.

c. Kerugian social

Kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial baik terhadap keluarga korban yang terkait langsung, maupun lingkungan social sekitarnya.

d. Citra dan kepercayaan konsumen

Kecelakan dapat menimbulkan citra negative bagi organisasi karena tidak peduli keselamatan, tidak aman atau merusak lingkungan.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja utama kecelakaan kerja karena :

1. Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe Action) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang

mungkin dilatarbelakangi oleh, berbagai sebab antara lain:

1) Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill)

2) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate capability) 3) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly

defect)

4) Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom).

5) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe attitude and Habits).

6) Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang baru dan belum dipahami.

(33)

18 7) Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru.

8) Penurunan konsentrasi (Difficulting in concerting) dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan.

9) Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja.

10) Kurang adanya motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja.

11) Kurang adanya kepuasan kerja (Low job satisfaction).

12) Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri.

2. Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Condition) yaitu kondisi tidak aman dari mesin, peralatan, pesawat, bahan,

lingkungan dan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan sistem kerja.

Lingkungan dalam artian luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu konsentrasi.

3. Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan. Apabila interaksi antara keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan kerja.

Menurut Suma’mur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil

(34)

19 keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidak cocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar.

2. Faktor mekanik dan lingkungan.

Keadaan dan alat-alat kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalahan letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat pelindung tidak dipakai, alat-alat kerja yang telah rusak.

2.3. Jenis-jenis Kecelakaan yang Terjadi di Sektor Industri

1. Elektronik

1) Teriris, terpotong 2) Terlindas, tertabrak

3) Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya 4) Kebocoran gas

5) Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan 2. Produksi metal

1) Terjepit, terlindas.

2) Tertusuk, terpotong, tergores.

3) Jatuh, terpeleset

4) Terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal.

(35)

20 3. Konstruksi

1) Kemungkinan jatuh dari ketinggian.

2) Kejatuhan barang dari atas.

3) Terinjak.

4) Terkena barang yang runtuh, roboh.

5) Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising.

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Tahun 1962 adalah:

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan 1) Terjatuh

2) Tertimpa benda jatuh

3) Tertumbuk atau terkena benda-benda 4) Terjepit oleh benda

5) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan 6) Pengaruh suhu tinggi

7) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya / radiasi.

2. Klasifikasi menurut penyebab 1) Mesin

2) Alat angkut dan angkat 3) Peralatan lain

4) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi

(36)

21 5) Lingkungan kerja

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan 1) Patah tulang

2) Diskolasi ( Keseleo) 3) Regang otot (Urat)

4) Memar dan luka dalam yang lain 5) Amputasi

6) Luka dalam permukaan 7) Gegar dan remuk 8) Luka bakar 9) Luka bakar

10) Keracunan-keracunan mendadak 11) Pengaruh radiasi

4. Klasifikasi menurut letak kecelakaan atau luka ditubuh 1) Kepala

2) Leher

3) Anggota atas.

(37)

22 BAB III. METODOLOGI

3.1. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode survei dan magang.

1. Metode survei yaitu suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh data dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual.

2. Metode magang adalah ikut aktif ke lapangan dalam melihat dan mempraktekkan pelaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.

3.2. Waktu dan Tempat /Lokasi

Penyusunan tugas akhir yang dilaksanakan selama kurang lebih 3 Bulan mulai Maret sampai Mei 2013 di PT Mars Symbioscience Indonesia yang terletak di Jalan Kawasan Industri Makassar 10 kav. A6, Makassar Provinsi Sulawesi selatan Indonesia.

3.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku, pulpen, safety helmet, safety shoes.

3.4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Magang industri selama 3 bulan di PT Mars Symbioscience Indonesia.

(38)

23 2. Menganalisis jenis dan tingkat kecelakaan berdasarkan tahun yang sering

terjadi selama 8 Tahun terakhir.

3. Menganalisis kecelakaan kerja berdasarkan Departemen (Produksi) yang sering terjadi selama 8 Tahun terakhir.

3.5. Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan penelitian ini adalah jenis dan tingkat kecelakaan berdasarkan tahun yang sering terjadi kecelakaan dan departemen yang paling banyak terjadi kecelakaan kerja selama Tahun 2006-2013.

Referensi

Dokumen terkait

gPROMS, ditargetkan untuk pemodelan dan simulasi sistem kontinu, didisain baik untuk lingkungan simulasi fledged penuh maupun sebagai engine simulasi yang dapat dimasukkan

Tambahkan variable dengan nama nilai3 yang bertipe data integer dan diberi nilai awal 100 kemudian lakukan pembagian yang disimpan pada variable hasil

Rp 160.000.000,00 (Seratus enam puluh juta rupiah) yang dibiayai Anggaran Dana Masyarakat Tahun Anggaran 2012, dengan ini diumumkan bahwa sebagai Penyedia Barang

Baxter (2010) menyebutkan peneliltian terdahulu mengenai kualitas komite audit yang dinilai malalui karakteristik komite audit, antara lain: penelitian Menon and

Nisbah kelamin jantan ikan nila merah tertinggi ada pada perlakuan pemberian hormon 20 mg/kg pakan (perlakuan C) sebesar 86,31% dan perlakuan pemberian hormon 20 mg/kg pakan

Jarak yang ditempuh dan kalori yang terbakar oleh pemain akan ditampilkan di sebelah kanan layar bersamaan dengan gambar yang dapat dilakukan hover oleh pemain untuk

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD selama proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan metabolism dapat meningkatkan aktivitas, dan

yang menjadi kewajiban atas kalian adalah menyampaikan, sedang Allah-lah yang -memperhitungkan orang orang yang mengingkari seruan dakwah yang hak dari Tuhan mereka, kerana itu