• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indeks daya saing pariwisata ada beberapa hal yang menjadi catatan sebagai acuan dalam pengembangan daya saing industri pariwisata diantaranya yaitu pengelolaan lingkungan berkelanjutan sebagai langkah untuk pemeliharaan lingkungan yang lebih baik, kebijakan industri pariwisata yang harus di perhatikan dan pembaruan kebijakan, infrastruktur yang harus menjadi peranan pendukung yang sangat penting sebagai fasilitas yang harus terpenuhi dengan baik yang memadai dan sesuai kebutuhan pariwisata, dan pengelolaan sumber daya alam dan budaya yang maksimal sebagai langkah untuk promosi pariwisata yang manjadi suatu keunikan tersendiri bagi suatu industri pariwisata di suatu negara (Badan Pusat Statistik, 2019).

Dalam meningkatkan infrastruktur di industri pariwisata di perlukan keterbukaan internasional sehingga bisa terciptanya peningkatan konektivitas tujuan yang memungkinkan lebih banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung.

Kemudian lingkungan bisnis yang mendukung juga menjadi perhatian khusus karena sabagai kemudahan dalam pengoperasian bisnis pariwisata, sehingga bisnis pariwisata dapat berkembang dan bersaing secara global dengan maksimal, dan pemaksimalan tenaga kerja yang terampil dalam pelayanan pelanggan yang lebih baik, produktivitas dan kemampuan untuk menigkatkan komunikasi dan peralatan teknologi yang semakin penting sebagai media untuk promosi pariwisata. Kemudian hal lain yang harus menjadi konsentrasi penting pada industri pariwisata ini yaitu pada bidang kesehatan, keamanan, kebersihan, dan kenyamanan para wisatawan, sehingga dapat meningkatkan nilai yang lebih tinggi pada persaingan global. Karena infrastruktur yang kurang memadai akan berdampak besar terhadap kualitas suatu pariwisata dan mempengaruhi kenyamanan para wisatawan. maka dari itu peningkatan pembangunan infrastruktur menjadi hal yang penting sebagai

(2)

2

kebutuhan pembangunan dan investasi yang harus di perlukan sehingga bisa mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

Perkembangan pariwisata di benua asia memiliki nilai rata rata yang cukup tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pada rata rata pariwisata dunia. Pendapatan benua asia jika di lihat dari jumlah GDP yaitu sebesar US$874.555,6 Million dan kedatangan wisatawan asing dari benua lain sebesar 290.868.1 ribu orang. Jumlah tersebut memperlihatkan perkembangan pariwisata di benua asia yang cukup tinggi.

jepang sebagai negara yang menduduki peringkat nomor 4 dunia dan menjadi peringkat nomor 1 di asia dengan nilai sebesar 5,4. Kemudian negara Indonesia sendiri menduduki peringkat 40 dunia dan menjadi peringkat nomor 12 di asia dengan nilai sebesar 4,3. Nilai tersebut di hitung berdasarkan dari 4 sektor utama yang terdiri dari Enabling Environment, Travel & Tourism Policy and Enabling Conditions, Infrastructure dan Natural and Resources dan 14 pillar lainnya yang terdiri dari Business Environment, Safety and Security, Health and Hygiene, Human Resources and Labour Market, ICT Readiness, Prioritization of Travel & Tourism, International Openness Price Competitiveness, Environmental Sustainability, Air Transport Infrastructure, Ground and Port Infrastructure, Tourist Service Infrastructure, Natural Resources, dan Cultural Resources and Business Travel yang menjadi penilaian The Travel and Tourism Competitiveness Report pada tahun 2019.

(3)

3

Grafik 1.1 Capaian Daya Saing Pariwisata Nasional Tahun 2019

Sumber : The Travel and Tourism Competitiveness Report 2019 (Data diolah) Seiring dengan berjalannya waktu, pariwisata di indonesia meskipun dengan berbagai kekurangan pada beberapa sektor penilaian negara Indonesia masih mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahunnya dan menjadi salah satu pendorong perekonomian dunia, pada peringkat global industri pariwisata sangat penting karena sebagai penyumbang Gross Domestic Product (GDP) suatu negara dan bagi daerah industri ini sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pariwisata hingga saat ini menjadi sektor pengutamaan pemerintah negara indonesia sebab di nilai dapat menjadi motor penggerak ekonomi negara indonesia, maka dari itu pemerintah terus berupaya meningkatkan pengelolaan sektor pariwisata untuk terus di kembangkan. Bermacam kebijakan terus dibuat oleh pemerintah indonesia agar menjadikan sektor kepariwisataan negara indonesia lebih berkembang dan di kenal di seluruh dunia sehingga bisa sebagai country branding serta menumbuhkan pendapatan devisa dan bisa menjadi penggerak bidang-bidang lainnya.

4,3

5,9 4,7

4,9 4,5

5,4 4,7

6,2 3,5

3,9 3,3 3,1

4,5 3,2

0 1 2 3 4 5 6 7

International Openness Prioritization of Travel & Tourism ICT Readiness Human Resouces & Labour Market Health & Hygiene Safety & Security Business Environment Price Competitiveness Environment Sustainebility Air Transport Infrastructure Ground & Port Infrastructure Tourist Services Infrastructure Natural Resources Cultural Resources & Business Travel

Capaian Daya Saing Pariwisata Nasional 2019

(4)

4

Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Pariwisata Nasional Pada PDB dan Devisa Tahun 2015-2019

Kontribusi Sektor Pariwisata Nasional Pada PDB dan Devisa Tahun 2015-2019

Indikator 2015 2016 2017 2018 2019

PDB Nasional (%) 4,25 4,13 5 5,25 4,8

Devisa (Trilliun Rp) 175,71 176,23 202,13 224 197 Sumber : Rencana Strategis Kemenparekraf/Baparekraf 2020-2024 (Data diolah)

Capaian sector pariwisata nasional pada periode 2015-2019 mengalami pertumbuhan secara konsisten dan signifikan walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun 2016. Capaian kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat dan mencapai target, sehingga pariwisata sebagai leading sector tercatat menduduki peringkat nomor tiga untuk saat ini sebagai penyumbang devisa negara paling besar setelah ekspor minyak sawit (CPO) dan batubara. sektor pariwisata indonesia pada tahun 2018 berhasil tercatat sebagai sektor pertumbuhan tertinggi yaitu nomor 9 di dunia, peringkat 3 di Asia, dan nomor 1 di kawasan Asia Tenggara menurut The World Travel & Tourism Council (WTTC).

Di daerah Jawa Timur sendiri, industri pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang sangat penting untuk di kembangkan. Dalam usaha menumbuh kembangkan industri pariwisata di indonesia di dukung dengan keberadaan UU Nomor 9 Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa “Keberadaan suatu obyek wisata daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkakan rasa cinta lingkungan, serta melestarikan alam dan budaya setempat”. Peningkatan dan perkembangan suatu daerah pada dasarnya selaras dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat setempat merupakan elemen dalam menunjang perkembangannya.

Bukan hanya dapat menciptakan sebuah produk dan sumberdaya saja namun juga harus dapat melestarikan dan dikelola secara efisien dan menciptakan kerjasama dalam jangka pajang. Pariwisata merupakan bisnis yang terus berkembang di negara indonesia. Kegiatan industri pariwisata memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu negara tujuan wisata, keuntungan dari sektor pariwisata adalah sumbangan terhadap neraca pembayaran dalam mendatangkan devisa negara, menciptakan

(5)

5

kesempatan kerja baru, serta adanya kemungkinan bagi masyarakat di negara penerima wisatawan tersebut untuk menigkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup (Saptutyaningsih,2003).

Perkembangan industri pariwisata di Jawa Timur sengatlah pesat jika di bandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Provinsi Jawa Timur dalam hal pariwisata sangatlah mengandalkan potensi wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Hal yang di lakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor industri pariwisata yaitu dengan mengadakan berbagai event kegiatan wisata tahunan yang di adakan di berbagai daerah kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur. Sehingga dengan dikembangkannya kawasan wisata melalui berbagai event kegiatan dapat berpengaruh terhadap kenaikan jumlah pengunjung wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk datang ke berbagai daerah di Jawa Timur. Salah satu event tahunan yang di adakan oleh pemerintah untuk menyedot wisatawan yaitu Malang Flower Carnival, salah satu event tahunan yang diadakan di daerah Kota Malang ini bisa dikatakan selalu sukses di setiap penyelenggaraanya. Dan hal ini jelas akan berakibat kenaikan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Malang dan berpengaruh juga terhadap kenaikan jumlah wisatawan di daerah- daerah sekitarnya yang saling berdekatan yaitu Kota Batu dan Kabupaten Malang yang juga akan berpengaruh terhadap perkembanagn dan perpuran ekonomi daerah.

Pembangunan Bidang Kepariwisataan dengan upaya membangun Citra dan image yang positif sekaligus menjadi pintu gerbang promosi/pemasaran terhadap jasa-jasa wisata/obyek-obyek wisata yang berkembang di kalangan masyarakat.

Empat pilar utama dalam pengembangan kepariwisataan yaitu meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata untuk senantiasa diupayakan penanganan yang terpadu lintas sektor, sehingga dapat menggambarkan satu bentuk daya tarik yang sinergi dalam menarik detinasi wisata, tidak terkecuali budaya/seni tradisi yang masih sangat membutuhkan sentuhan dan dukungan prasarana lebih mendukung.

(6)

6

Pembangunan menuju kondisi masa depan disesuaikan dengan keunggulan yang dimiliki oleh masing masing daerah di wilayah Malang Raya, yaitu keunggulan pariwisata. Malang Raya merupakan daerah yang berpotensi dalam hal kepariwisataan karena menjadi salah satu tujuan wisata terkemuka di provinsi Jawa Timur. Terlebih Malang Raya sendiri memiliki potensi keindahan alam yang sangat indah. Peningkatan status menjadi Kepariwisataan Internasional diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat, meningkatkan pendapatan asli daerah, meningkatkan investasi, dan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di wilayah Malang Raya. Di sisi lain, pengelolaaan pariwisata yang lebih menarik diharapkan mampu mendukung dan mendorong pembangunan di berbagai sektor- sektor lainnya.

Pemerintah daerah Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang berusaha terus memberikan dorongan kepada masyarakat dan pihak ketiga untuk mengembangkan destinasi pariwisata, sehingga diharapkan muncul banyak investor baru yang akan menyelenggarakan kegiatan pariwisata dari mulai pengelolaan destinasi pariwisata, pengelolaan tempat penginapan/hotel, pengelolaan angkutan, usaha rumah makan dan usaha wisata lain yang dapat berdampak langsung pada kesejahteraan dan ekonomi masyarakat sekitar objek wisata. Pemerintah daerah juga berkomitmen memberikan layanan pariwisata yang murah dan bersahabat bagi masyarakat. Pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat tersebut diharapkan tidak membebani anggaran Pemerintah daerah dan meningkatkan investasi pada berbagai sektor pendukung pariwisata.

Dari beberapa jumlah destinasi pariwisata yang berada di wilayah pembangunan Malang Raya, masih ada beberapa destinasi wisata yang kurang menjadi perhatian oleh pemerintah daerah, sehingga kurang nya pengelolaan yang di lakukan menyebabkan tempat wisata tersebut sulit berkembang dan dalam hal ini peran pemerintah menjadi hal yang sangat penting untuk perkembangan destinasi dan industri pariwisata di masing-masing daerah.

(7)

7

Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Menurut Wilayah Di Malang Raya Tahun 2015- 2019

Jumlah Kunjungan Wisatawan Menurut Wilayah Di Malang Raya Tahun 2015-2019

Tahun Kota Malang Kota Batu Kabupaten Malang

2015 3.385.476 2.249.201 3.654.482

2016 3.996.609 2.917.591 5.849.544

2017 4.347.945 4.188.910 6.504.360

2018 4.824.407 5.644.168 7.172.358

2019 5.186.809 6.047.460 8.049.829

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020 (Data diolah)

Kawasan wilayah pembangunan Malang Raya yang terdiri dari tiga daerah yaitu Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang merupakan daerah di Jawa Timur yang mempunyai banyak sekali tempat wisata khususnya wisata alam yang dimana daerah Malang Raya yang memiliki pemandangan alam yang sangat menakjudkan karena dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bisa di katakan menjadi penyedot utama pariwisata yang ada di Jawa Timur. Wilayah Malang Raya merupakan wilayah yang sangat berpotensi untuk di kembangkan menjadi daerah tujuan wisata, karena kawasan ini sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang di harapkan dapat memberikan efek pertumbuhan bagi daerah-daerah di sekitarnya. Pariwisata juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di wilayah Malang Raya, karena mampu menciptakan dan meningkatkan industri-industri baru baik industri besar maupun industri kecil dalam sektor industri pariwisata untuk bersaing dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dari sektor pariwisata.

Dalam penelitian ini peneliti ingin memperluas dari penelitian sebelumnya dengan memasukkan seluruh indikator daya saing dari The World Travel & Tourism Council (WTTC), yaitu Human Tourism Indicator (HTI), Price Competitiviness Indicator (PCI), Infratructure Development Indicator (IDI), Environment Indicator(EI), Technology Advancement Indicator (TAI),Human Resources

(8)

8

Indicator (HRI),Openess Indicator (OI) dan Social Development Indicator (SDI).

Yang selanjutnya dilakukan perhitungan dan perbandingan indeks daya saing pariwisata pada masing-masing wilayah di Malang Raya yang terdiri dari tiga daerah yaitu Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang dan terakhir melakukan analisis Tipologi Klassen pada rata-rata hasil indeks daya saing pariwisata dan rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna mengenahui gambaran pola tingkat daya saing sektor industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya. Pemlilihan destinasi tersebut karena mulai banyaknya tempat wisata baru dan berkembangnya industri pariwisata dalam beberapa tahun terakhir di wilayah Malang Raya, yang kemudian membandingkan daya saing industri pariwisatanya dengan masing-masing daerah yang terdiri dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebegai berikut :

1. Bagaimana kemampuan daya saing industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya ?

C. Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini hanya berfokus pada pembahasan mengenai perbandingan analisis daya saing industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya yang terdiri dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.

Dan data yang digunakan dalam penelitian ini hanya data dari tahun 2015-2019.

Yang di fokuskan pada perbandingan obyek wisata alami yang kemudian melakukan perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan dari The World Travel and Tourism Council Organization (2001) yang berjumlah 8 indicator perhitungan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kemampuan daya saing industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya.

(9)

9

2. Untuk mengetahui gambaran posisi daya saing industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya.

3. Untuk mengetahui tingkat kinerja industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya.

4. Untuk mengetahui gambaran tentang potensi dan permasalahan yang ada pada industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah. Di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukan mengenai gambaran posisi daya saing di wilayah pembangunan Malang Raya, serta sebagai landasan dalam perumusan kebijakan mengenai pengembangan sektor pariwisata dengan memperhatikan indikator-indikator penentu daya saing dan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor industri pariwisata.

2. Bagi pelaku industri pariwisata, di harapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan masukan untuk meningkatkan kinerja industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya.

3. Bagi masyarakat, di harapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang potensi dan permasalahan yang ada pada industri pariwisata di wilayah pembangunan Malang Raya.

4. Bagi peneliti, di harapkan peneitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan serta sebagai bahan rujukan untuk membuat penelitian serupa lainnya.

Gambar

Grafik 1.1 Capaian Daya Saing Pariwisata Nasional Tahun 2019
Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Pariwisata Nasional Pada PDB dan Devisa  Tahun 2015-2019
Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Menurut Wilayah Di Malang Raya Tahun 2015- 2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana sekolah pada umumnya guru di sekolah khusus SLB Marsudi Putra I Bantul juga mengajarkan hal yang sama yaitu tentang agama Islam, tetapi yang mempunyai

Sejalan dengan kebijakan desentralisasi penelitian oleh Ristekdikti, penelitian Dosen merupakan salah satu skema penelitian yang pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga

Metode ini digunakan untuk memahami suatu wacana ataupun tema dalam Alquran dengan mengompilasikan beberapa ayat dalam wacana yang sama dan dipahami secara utuh

Teknik ini merupakan yang sering digunakan dalam mempertahankan gigi,dan sangat efektif untuk perawatan abses periapikal (Catatan: bahkan jika nyeri telah hilang

Adapun pertimbangan yang dilakukan peneliti untuk mengambil obyek penelitian produk sikat gigi Oral - B adalah peneliti ingin mengetahui dengan desain produk sikat gigi Oral - B

[r]

SATU KAJIAN TENTANG REKA CORAK TEMBIKAR BABA DAN NYONYA PULAU

Dengan kata lain, pada praktiknya program pelatihan TOEIC ini juga diintegrasikan dengan materi pembelajaran yang mengarah pada tensi Dasar (KD) yang sudah ditetapkan dalam