PERAN MIPA DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Graha Sriwijaya, Universitas Sriwijaya Graha Sriwijaya, Universitas Sriwijaya Palembang, 22-24 Mei 2016 Palembang, 22-24 Mei 2016 Graha Sriwijaya, Universitas Sriwijaya Palembang, 22-24 Mei 2016
BKS-PTN Wilayah Barat Semirata 2016 Bidang MIPA Semirata 2016 Bidang MIPA Semirata 2016 Bidang MIPA
PROSIDING PROSIDING PROSIDING
ISBN: 978-602-71798-1-3
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya 2016 Akhmad Aminuddin Bama
Heron Surbakti Arsali
Supardi Aldes Lesbani Muharni Salni
Mardiyanto
Fitri Maya Puspita
Editor :
BKS-PTN Wilayah Barat BKS-PTN Wilayah Barat BKS-PTN Wilayah Barat
ISBN: 978-602-71798-1-3
Prosiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
vii
Daftar Isi
Kata Pengantar ... v
Tim Penyelia ... v
Sambutan Ketua Panitia ... vi
Daftar Isi ... vii
KELOMPOK MATEMATIKA
Difficulties analysis on procedural knowledge of students to solve mathematics questions Ade Kumalasari ... 1Estimating infant mortality rate and infant life expectancy of Lahat Regency South Sumatra Province in 2010 by using the New Trussel‟s Method Ahmad Iqbal Baqi ... 8
Troubleshooting information system to analyze the computer Alfirman ... 12
Eksplorasi etnomatematika masyarakat pelayangan seberang kota Jambi Andriyani, Kamid, Eko Kuntarto ... 17
Implementasi Column Generation Technique pada penugasan karyawan CV. Nurul Abadi Apriantini, Sisca Octarina, Indrawati ... 25
Forecasting passenger of Sultan Iskandar Muda International Airport by using Holt‟s Exponential Smoothing and Winter‟s Exponential Smoothing Asep Rusyana, Nurhasanah, Maulina Oktaviana, Amiruddin ... 34
Pengembangan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan problem solving matematis mahasiswa pada matakuliah Teori Bilangan Asep Sahrudin ... 42
Bilangan kromatik lokasi Graf Petersen Asmiati ... 50
Implementation of stad type cooperative learning model withrealistic mathematics education approach to improve mathematics learning result Atma Murni, Jalinus, Andita Septiastuti ... 54
Desain materi operasi hitung menggunakan papan permainan tentara melalui kartu soal dan flashcard Billy Suandito dan Lisnani ... 64
Pendekatan deterministik untuk kalman filter sistem singular Budi Rudianto ... 78
Penerapan metode multistep dan metode prediktor-korektor untuk menentukan solusi numerik persamaan differensial Bukti Ginting ... 83
Identifikasi kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika Chairun Najah, Sutrisno, Kamid ... 86
The implementation of metacognitive scaffolding techniques with scientific approach to improve mathematical problem solving ability Cut Multahadah ... 92
A hybrid autoregressive and neural network model for southern oscillation index prediction Naomi Nessyana Debarataja, Dadan Kusnandar, Rinto Manurung ... 97
Pengaruh penerapan model pembelajaran matematika realistik berdasarkan konflik kognitif siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah Dewi Herawaty dan Rusdi ... 103
Analysis ofstudent's difficulties in solving problem of discrete mathematics based on revised taxonomy bloom Dewi Iriani ... 107
Prosiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
Pengaruh elektrolit H3PO4 terhadap sifat listrik elektroda EDLC dari karbon tempurung biji karet
Olly Norita Tetra,Emriadi, Admin Alif, dan Gesti Upramita ... 1742 Kinerja panel surya Cu2O-CuO/Al pada lampu neon dan Sinar UV
Rahadian Zainul, Admin Alif, Hermansyah Aziz, Syukri Arief, Syukri ... 1746 An inspiring instructional scenario for building character of the 8th-grade students through chemistry
Rayandra Asyhar, Sufri, Fuldiaratman, Dhilla K. Ikbar, Hastuti Wibowo ... 1751 Studi peranan gugus karboksilat pada biosorpsi ion Cr(VI) oleh biomassa Cladophora fracta
Riski Dwimalida Putri, Mawardi, dan Bahrizal ... 1756 Development student worksheet based matacognitive to improve the ability ofcritical thinking
Roberto Putra kusuma Hutagaol ... 1760 Nanodot ctalyst S/TiO2 : Photocatalytic degradation of metanil yellow azo dye
Rudy Situmeang ... 1767 Kajian potensi tiga senyawa trifeniltimah (IV) hidroksibenzoat sebagai Inhibitor korosi pada baja lunak
pada media NaCl
Hapin Afriyani, Sutopo Hadi, dan Hardoko Insan Qudus ... 1772 Karakteristik minyak dari sampah plastik polipropilen dan pemanfaatannya sebagai bahan bakar alternatif
Sutrisno, Heriyanti, Restina Bemis ... 1777 Isolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi non polarkulit batang tumbuhan kenangkan (Artocarpus
rigida)
Tati Suhartati, Neneng Suryani, Jhons Fatriyadi Suwandi ... 1785 Peningkatan kemampuan anti-oksidan oleh proses transglikosilasi enzimatis ekstrak kulit manggis
Titania Tjandrawati Nugroho, Hilwan Yuda Teruna, Riryn Novianti, Yuana Nurulita, Miranti, Diah Amalia Indratni ... 1788 Formulated antacid suspension used suspending agent methocel E 15 dan veegum HV
Uce Lestari, Vinny Hosiana, Fifi Harmely ... 1793 Pengembangan media pembelajaran kesetimbangan kimiaberbasis multiple representatif untuk mahasiswa pendidikan kimia FKIP Universitas Jambi
Wilda Syahri, Muhaimin, Yusnaidar ... 1799 Peningkatan stabilitas enzim selulase dari bakteri isolat lokal Bacillus subtilis ITBCCB148 dengan
penambahan sorbitol
Yandri, Sundari Riawati, Putri Amalia, Mulyono, Tati Suhartati ... 1804 Test the antioxidant activity of the extract of the fruit Shorea sumatrana method of 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl (DPPH)
Yusnelti ... 1809 Pengaruh suhu pembakaran terhadap performance TiO2/C berpendukung keramik sebagai elektroda
superkapasitor
Admin Alif,Olly Norita Tetra,Emriadi, dan Aliza Rosdianty ... 1817 Uji toksisitas ion logam Pb2+ terhadap berbagai jenis ikan
Andi Arif Setiawan dan Arinafril ... 1822 The development of problem based learning to improve students competency in phase equilibrium
Ani Sutiani, Nurmalis, dan Rahmat Nauli ... 1829 The implementation environment -based learning to improve effectiveness of chemistry learning
Anita Herda ... 1835 Profil SCFA (short chain fatty acid) cairan rumen dengan perlakuan ransum total mix ration sawit pada
waktu inkubasi yang berbeda secara in sacco.
Armina Fariani, Gatot Muslim, Dyah Wahyuni, Langgeng Priyanto, Arfan Abrar ... 1845 Analisis pewarna rhodamin b pada lipstik yang beredar di pasar tradisional Kota Jambi
Armini hadriyati, Lia Anggresani, Lili Kurniati ... 1849 Biosurfaktandaripseudomonas peli pada berbagai sumber karbon sebagai agenanti kerakuntuk pipa
minyak bumi
Bambang Yudono, Widia Purwaningrum, Cinthia Fajri ... 1854 Aktivitas sitotoksikfraksi total flavonoid daun pala (Myristica fragrans Houtt) dengan metode brine
shrimp lethality (BSLT)
Binawati Ginting, Hira Helwati, Lamek Marpaung, Partomuan Simanjutak ... 1862
Prosiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
1862
ISBN: 978-602-71798-1-3
AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI TOTAL FLAVONOID DAUN PALA Myristica fragrans Houtt) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY (BSLT)
Binawati Ginting
1)Hira Helwati
2)Lamek Marpaung
3)Partomuan Simanjutak
4)1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, email: [email protected]
2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala email: [email protected]
3Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara email: [email protected]
4LIPI Cibinong dan Universitas Pancasiala Jakarta email: [email protected]
Abstrak
Penelitian tentang isolasi fraksi-fraksi total flavonoid daun Pala (Myristica fragrans Houtt) dan uji toksisitasnya dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) telah dilakukan. Daun Pala 3 Kg (3000 g) diekstraksi dengan metanol. Ekstrak metanol diekstraksi dengan etil asetat kemudian dipartisi lagi dengan n-heksana sehingga diperoleh total flavonoid (F1). Total flavonoid (F1) dihidrolisis dengan HCl 6N sehingga diperoleh total flavonoid hasil hidrolisis (F2). Total flavonoid (F2) dipisahkan fraksi-fraksinya dengan kromatografi kolom gravitasi dengan silika gel 60 G dan eluen n-heksana dan etil asetat (elusi gradien) diperoleh 10 fraksi Myristica fragrans Daun hasil Hidrolisis (MFDH 1-10). Masing-masing fraksi MFDH 1 – 10 ditentukan aktivitas sitotoksik terhadap benur udang pada konsentrasi 10, 100, dan 1000 ppm. Hasil uji aktivitas sitotoksik fraksi- fraksi total flavonoid MFDH 1-10 dengan metode BSLT menunjukkan bahwa yang mempunyai aktivitas sitotoksik yang paling kuat adalah fraksi MFDH 3 dan MFDH 9 dengan nilai LC50 berturut-turut 22,34 ppm dan 36,64 ppm.
Kata Kunci : Pala Myristica fragrans Houtt), Myristicaceae, fraksi total flavonoid, toksisitas, BSLT Abstract
Research on isolation of total flavonoid fractions of leaves Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) and toxicity test method Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) has been performed. Pala leaves 3 Kg (3000 g) were extracted with methanol. The methanol extract is extracted with ethyl acetate and then partitioned again with n-hexane to obtain total flavonoids (F1). Total flavonoid (F1) is hydrolyzed with 6N HCl to obtain total flavonoid hydrolysis (F2). Total flavonoid (F2) separated fractions by column chromatography on silica gel gravity of 60 G and the eluent n-hexane and ethyl acetate (gradient elution) to obtain 10 fractions Myristica fragrans Leaves results Hydrolysis (MFDH 1-10). Each faction MFDH 1-10 determined cytotoxic activity against shrimp seed at concentrations of 10, 100, and 1000 ppm. The results cytotoxic activity of total flavonoid fractions MFDH 1-10 with methods BSLT showed that having a cytotoxic activity of the most powerful is the fraction MFDH 2 and MFDH 9 with LC50 value of 22.34 ppm and 36.64 ppm respectively.
Keyword: Nutmeg Myristica fragrans Houtt), Myristicaceae, total flavonoid fraction, toxicity, BSLT
I. PENDAHULUAN
Indonesia tanaman pala (Myristica
fragrans Houtt)tersebar luas di daerah Aceh khususnya di Kabupaten Aceh selatan.
Masyarakat Aceh Selatan umumnya mengenal minyak pala sebagai obat luar dengan berbagai khasiat seperti pereda sakit perut, sakit gigi, digunakan untuk mengatasi susah tidur, meredakan gatal akibat gigitan serangga, mengurangi memar akibat benturan dan berbagai khasiat lainnya. Pala juga dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak pada bagian kulit aril atau fuli. Biji pala bisa dijadikan
bubuk untuk penyedap pada roti, kue, pudding, saos, sayuran, serta minuman penyegar dan sebagai bumbu masakan tradisional khas Aceh. Daging buah pala juga menjadi olahan berbagai jenis manisan yang menjadi ciri khas buah tangan di daerah Aceh (Idawani, 2015).
Masyarakat Aceh mengenal minyak pala
sebagai obat luar dengan berbagai khasiat
seperti pereda sakit perut dan sakit gigi,
digunakan untuk mengatasi susah tidur,
meredakan gatal akibat gigitan serangga,
mengurangi memar akibat benturan dan
berbagai khasiat lainnya. Pemanfaatan
tanaman pala di daerah Aceh khususnya Aceh
Prosiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
Selatan hanya terbatas pada buahnya saja, dimana biji Pala dimanfaatkan serbagai bumbu masakan. Kulit aril biji pala digunakan untuk memperoleh minyak essensial dan daging buah pala diolah menjadi makanan ringan yaitu manisan pala. Bagian lain dari tanaman pala seperti daun, batang dan akar masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal bagian lain dari tanaman pala seperti daunnya sangat melimpah dan selalu tersedia sepanjang waktu.
Ginting et al, 2014 melaporkan bahwa aktivitas sitotoksik fraksi total flavonoid dari daun pala dengan metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menunjukkan aktivitasyang kuat dengan nilai LC
5030,92 ppm, namun pengujian sifat sitoksik fraksi-fraksi total flavonoid daun pala belum dilaporkan.
Isolasi total flavonoid dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom, sebagai fase diam adalah silika gel dan n-heksana : etil asetat sebagai fase gerak (gadien elusi) diperoleh 10 fraksi gabungan (Ginting et al, 2016).
Brine Shrimp Lethality Test merupakan
salah satu metode uji toksisitas yang sering digunakan dalam penelusuran senyawa bioaktif yang bersifat toksik dari bahan alam.
Metode ini dapat digunakan sebagai bioassay- guided fractionation dari bahan alam, karena mudah, cepat, murah dan cukup reprodusibel.
Penentuan toksisitas akut dimana efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat dengan menggunakan metode BSLT, yaitu rentang waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis uji. Aktivitas fraksi-fraksi aktif atau isolat murni dari suatu ekstrak tanaman terhadap larva Artemia salina Leach dapat ditentukan dengan menghitung nilai LC
50dari masing-masing fraksi atau isolat murninya. Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode BSLT jika harga LC
50<
1000 μg/ ml (ppm) (Carballo, 2002).
LC
50adalah konsentrasi dari suatu senyawa kimia di udara atau dalam air yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi hewan uji atau makhluk hidup tertentu. Penggunaan LC
50dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melalui udara maka hewan uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media air. Nilai LC
50dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik suatu
senyawa sehingga dapat juga untuk memprediksi potensinya sebagai antikanker.
Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian uji sitosiksik fraksi-fraksi total flavonoid daun Pala terhadap Kista atau larva
Artemia salina Leach BSLT.2. KAJIAN LITERATUR 2.1 Myristica fragrans Houtt
Tanaman pala (Myristica
fragrans)berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada).
Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing.
Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.
Klasifikasi Tumbuhan pala (M. fragrans) Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Magnoliales Suku : Myristicaceae Marga : Myristica
Jenis : Myristica fragrans Houtt.
Nama umum : Pala
Nama daerah : Pala (Melayu); Falo (Nias); Pala (Jawa); Pala (Madura); Kapala (Bima); Bubula (Roti); Pal (Timor); Pala (Makasar); Pala (Bugis); Pahalo (Ambon);
Gosora (Ternate). Tanaman pala ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Tanaman pala
2.2. Senyawa Flavonoid
Senyawa flavonoid merupakan senyawa
polifenol yang mempunyai kerangka dasar
karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,
dimana dua cincin benzen (C
6) terikat pada
suatu rantai propan (C
3) sehingga membentuk
Prosiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
1864 suatu susunan C
6-C
3-C
6. Susunan ini dapat menghasilkan 3 jenis struktur, yaitu 1,3- diarilpropana atau flavonoid, 1,2-diarilpropan atau isoflavonoid dan 1,1 diarilpropan atau neoflavonoid.
Istilah "flavonoid" yang diberikan untuk senyawa fenol ini berasal dari kata flavan, yaitu nama dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan. Senyawa kimia flavan mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B dari 1,3-diarilpropan dihubungkan oleh jembatan oksigen, sehingga membentuk suatu cincin heterosiklik yang baru (cincin C) (Markham, 1988). Kerangka 2- fenilkroman dapat dilihat pada Gambar 2.
O
A C
B
1
4 2 3
Gambar 2. Kerangka 2-fenilkroman
Senyawa heterosiklik pada tingkat oksidasi yang berbeda terdapat dalam kebanyakan tumbuhan. Berdasarkan tingkat oksidasi dari rantai propan dari sistem 1,3- diarilpropan, maka senyawa-senyawa flavonoid ini dibagi menjadi beberapa jenis.
Kelompok senyawa kimia flavan dianggap sebagai senyawa induk dalam tatanama senyawa-senyawa turunan flavonoid karena mempunyai tingkat oksidasi terendah.
Suatu jembatan oksigen yang melibatkan atom karbon sentral dari rantai C
3dalam alam, hanya terdapat dalam jumlah yang terbatas, dalam hal ini, cincin heterosiklis yang terbentuk adalah dari tipe furan, yaitu kerangka C
15dari 2-benzil kumarin. Senyawa-senyawa auron misalnya termasuk dalam kelompok struktur ini. Selain sambungan atom karbon, senyawa flavonoid juga mempunyai pola oksigenasi dalam cincin benzennya. Substituen yang mungkin adalah –OCH
3, -O-CH
2-O- atau 0-glikosida.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium penelitian Kimia Organik Bahan Alam Jurusan Kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2016
3.2 Sampel dan Bioindikator
Sampel daun tumbuhan pala diambil didaerah yang berasal dari Desa Paya Peulumat, kecamatan Labuhan Haji Timur, kabupaten Aceh Selatan.
Bioindikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kista Artemia salina Leach yang diperoleh dari Lab. Laboratorium Kimia Bahan Alam Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong
3.3 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi berbagai alat gelas meliputi rotary
evaporator, erlenmeyer, gelas ukur, cawanpetri, timbangan, corong pisah, neraca elektronik, autoklaf, inkubator, kawat ose, autoklaf, blank disc, kapas, inkubator dan spektrofotometer.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: dietil eter, reagen Liberman-Bourchard (asam asetat glasial- H
2SO
4(P)), reagen Mayer (kalium tetra iodo merkurat), reagen Dragendorf (Bi(NO
3)
3) dan reagen Wagner (I
2dalam KI), n-heksana, metanol, etil astat, silika gel G-60 GF
254, plat KLT. Bahan yang digunakan untuk uji sitotoksik adalah air laut, etanol dan DMSO.
3.4. Uji fitokimia
Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui jenis metabolit sekunder yang terdapat pada sampel yang akan diuji. Uji fitokimia berdasarkan metode Harborne, (1996).
3.5 Ekstraksi dan Isolasi
Daun Pala dihaluskan, ditimbang
sebanyak 3 Kg, dimaserasi dengan pelarut
metanol selama 24 jam, kemudian disaring
sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Maserasi
terhadap ampas dilakukan sampai filtrat yang
diperoleh berwarna jernih dan disaring. Filtrat
diuapkan hingga diperoleh ekstrak metanol,
terhadap residu diekstraksi lagi dengan etil
asetat, disaring. Filtrat diuapkan hingga
diperoleh ekstrak etil asetat. Kemudian ekstrak
etil asetat dilarutkan dalam metanol, dipartisi
dengan n-heksana. Lapisan bawah (fraksi
metanol) diambil, diuapkan hingga diperoleh
total flavonoida yang bebas klorofil dan
senyawa non polar seperti triterpen. Kemudian
Prosiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
total flavonoid bebas klorofil dihidrolisis dengan HCl 6N, sehingga diperoleh total flavonoid yang terdiri dari senyawa aglikon.
3.6 Pemisahan Total Flavonoid
Total flavonoida bebas glikon sebanyak 2 g dikromatografi kolom gravitasi dengan silika gel 60G sebanyak 100 g sebagai fase diam dan fase gerak n-heksana : etil asetat yang ditentukan dari hasil uji kromatografi lapis tipis atau KLT (elusi gradien). Masing-masing fraksi sebanyak 10 mL dikumpulkan. Setiap fraksi yang diperoleh dianalisa dengan KLT dan fraksi yang mempunyai pola noda yang sama digabung dan fraksi gabungan yang diperoleh diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap Kista Artemia salina Leach.
3.7 Uji Toksisitas Dengan Metode BSLT 3.7.1 Penetapan Kista Artemia salina Leach
Kista A. salina Leach ditimbang kurang lebih 50 mg dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 500 mL air laut yang sudah disaring, kemudian dipasang aerator.
Biarkan salama 48 jam dengan pencahayaan lampu TL agar menetas sempurna. Larva yang sudah menetas dipipet ke dalam botol percobaan dan diberi ekstrak sesuai perlakuan.
3.7.2 Persiapan sampel
Pembuatan larutan masing-masing fraksi total flavonoid untuk konsentrasi 2000 ppm.
Sebanyak 20 mg ekstrak ditimbang dengan teliti, kemudian dilarutkan dalam 10 mL air laut. Untuk ekstrak yang sukar larut, dapat ditambahkan dengan DMSO 1% (5 tetes) untuk meningkatkan kelarutan. Konsentrasi 200 ppm dibuat dengan memipet 2 mL sampel 2000 ppm dan ditambahkan air laut sampai 20 mL. Konsentrasi 20 ppm dibuat dengan memipet 2 mL larutan konsentrasi 200 ppm dan ditambahkan air laut sampai 20 mL.
Larutan sampel 500 ppm dibuat dengan cara memipet 2,5 mL larutan ekstrak 2000 ppm dan ditambahkan air laut diaddkan sampai 10 mL. Konsentrasi 100 ppm dibuat dengan cara memipet larutan ekstrak 200 ppm sebanyak 5 mL dan ditambahkan air laut 5 mL.
Larutan sampel 10 ppm dibuat dengan cara memasukkan 5 mL larutan ekstrak 20 ppm dan ditambahkan 5 mL air laut.
3.7.3 Uji bioaktivitas
Uji bioaktivitas dilakukaan dengan memasukkan 15 ekor larva udang A. salina Leach yang berumur 48 jam ke dalam botol yang telah berisi larutan ekstrak dan air laut.
Untuk setiap konsentrasi dilakukan 3 kali ulangan (triplo). Sebagai kontrol adalah air laut yang tidak diberi ekstrak sampel. Botol percobaan disimpan di bawah pencahayaan lampu TL. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam. Jumlah larva udang yang mati dicatat kemudian dihitung persentase kematiannya.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis probit dengan program SPSS 11.5 dengan prosedur sebagai berikut 1. Klik program SPSS 11.5
2. Pertama masukkan data meliputi konsentrasi, jumlah total larva dan jumlah larva mati dengan mengklik
Analyse;
Regresi;
Probit
Response frequency= jumlah larva mati Total observe = jumlah larva hidup Factor = kosongkan
Covariete =konsentrasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tumbuhan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi di Herbarium Bogoriensis, bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Cibinong. Hasil determinasi menyatakan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Myristica fragrans Houtt (Pala), famili Myristicaceae.
4.2 Uji Fitokimia
Hasil uji fitokimia total flavonoid menunjukkan bahwa pada sampel tersebut hanya mengandung metabolit sekunder jenis flavonoid.
4.3 Isolasi Daun Pala
Maserasi daun 3 Kg daun pala dengan metanol diperoleh 417,60 g (13,92%) ekstrak metanol. Ekstrak metanol dilarutkan dengan etil asetat diperoleh 104,1 g (5,96%) ekstrak etil asetat daun Pala (. Hasil partisi ekstrak etil asetat dengan n-heksana diperoleh ekstrak etil asetat bebas tanin 32,76 g (31,47%). Hasil hirolisis ekstrak etil asetat bebas tanin dengan HCl 6% diperoleh 1,8 g (5,5%) total flavonoid
(bebas glukosida). Hasil pemisahan total
flavonoid menggunakan kromatografi kolom
dengan eluen n-heksana dan etil asetat secara
gradien menghasilkan 10 fraksi gabungan
(Ginting, et al, 2016). Masing-masing fraksi
Myristica fragrans Daun hasil HidrolisisProsiding SEMIRATA Bidang MIPA 2016; BKS-PTN Barat, Palembang 22-24 Mei 2016
1866 (MFDH) 1-10 diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap Kista Artemia salina Leach.
4.4 Uji Toksisitas Dengan Metode BSLT
Fraksi MFDH 1-10 yang diperoleh diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap Kista Artemia
salina Leach. Hasil uji sitotoksik fraksi MFDH1-10 daun Pala terhadap Kista Artemia salina Leach ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji toksisitas fraksi MFDH 1-10 dengan metode BSLT
Fraksi MFDH
KONSENTRASI (ppm)
LC50 (ppm) 10 Jumlah
larva hidup
Jumlah larva
mati
100 Jumlah larva hidup
Jumlah larva
mati
1000 Jumlah larva hidup
Jumlah larva
mati
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 - - - a
2 3 2 2 20 25 1 1 1 3 42 0 0 0 0 45 22,34
3 10 10 12 32 13 8 7 6 21 24 0 0 0 0 45 265,84
4 14 13 15 42 3 8 8 9 25 20 2 2 3 7 38 425,01
5 15 15 14 44 1 9 8 8 25 20 3 3 3 9 36 489, 18
6 10 11 10 31 14 4 4 6 14 31 1 0 0 1 44 62,55
7 13 15 14 42 3 8 9 9 26 19 4 2 2 8 37 369,16
8 10 12 11 33 12 8 8 8 24 21 3 3 3 9 36 328,19
9 7 10 8 25 20 2 2 0 4 41 0 0 0 0 45 36,64
10 12 6 9 27 18 2 3 1 6 39 0 0 0 0 45 45,78
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa fraksi yang mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap Kista Artemia salina Leach adalah berturut-turut fraksi MFDH 2, MFDH 9 dan MFDH 10 dan MFDH 6 daun pala dengan nilai LC
50berturut-turut 22,34; 36,64; 45,78 dan 62,55 ppm. Sedangkan fraksi MFDH 3, 4, 7, dan 8 kurang aktif. Jumlah fraksi MFDH 1 sangat sedikit sehingga tidak diuji. Dalam hal ini senyawa flavonoid diduga yang menyumbang keaktifan dalam menghambat pertumbuhan larva Artemia salina Leach dengan cara merusak struktur dinding sel, menghambat kerja enzim, menghambat fungsi membran sel, dan atau menghambat sintesis protein dan asam nukleat.
5. KESIMPULAN
1. Hasil pemisahan total flavonoid dengan kromatografi kolom menghasilkan 10 fraksi gabungan yaitu fraksi MFDH 1-10
2. Fraksi yang mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap Kista Artemia salina Leach adalah bertut-turut fraksi MFDH 2, MFDH 9 dan MFDH 10 dan MFDH 6 daun pala dengan nilai LC
50berturut-turut 22,34; 36,64; 45,78 dan 62,55 ppm.
6. REFERENSI
Carballo JL., 2002. Comparison between two brine shrimp assays to detect in vitro cytotoxicity in marine natural products. BMC Biotechnology.
Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L.
Marpaung., 2016, Uji Toksisitas Ekstrak Daun (Myristica fragrans Houtt) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Seminar Nasional Kimia Universitas Mulawarman, Samarinda
Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L.
Marpaung., 2016, Isolation and Identification of Flavonoid Compound from Nutmeg Leaves (Mirystica fragrans Houtt), Asian Journal Of Chemistry, 28 (1)
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Terjemahan dari Phytochemical Methods, oleh Padmawinata, K., dan dan Soediro, I. Penerbit ITB, Bandung.
Idawani, 2016, Pengembangan Usaha Komoditi
Pala Aceh,
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/
info-teknologi/775-pengembangan-usaha- komoditi-pala-aceh, tanggal akses 13 januari 2016
Markham, K.R., 1988, Techniques of Flavonoids Identification, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung