BAB IV
TINJAUAN MENGENAI SENSOR LASER
4.1 Laser
Laser atau sinar laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, yang berarti suatu berkas sinar yang diperkuat dengan cara merangsang pembentukan pancaran (emisi) dan radiasi.
Sinar laser dibandingkan dengan berkas sinar biasa mempunyai beberapa perbedaan penting, antara lain :
1. Laser mempunyai sifat terkolimasi yang sangat tinggi. Artinya berkas sinar laser mempunyai sudut pancaran yang sangat kecil sehingga dapat diarahkan pada arah tertentu dalam bentuk berkas sinar yang sempit untuk jarak yang cukup jauh.
2. Laser memiliki intensitas yang sangat tinggi, artinya daya per satuan luas dalam berkas sinar laser sangat tinggi. Sebagai contoh, suatu berkas langsung sinar laser sebesar 0,0006 Watt mempunyai intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu dengan daya sebesar 100 Watt. (Pitono, 1981).
3. Sinar laser merupakan gelombang monokromatik. Artinya sinar laser memancarkan sinar atau cahaya dari satu panjang gelombang saja.
4. Sinar laser mempunyai sifat koheren, yaitu sifat yang menyatakan bahwa jika dua
buha berkas sinar laser berinterferensi maka beda fasa dari kedua sinar laser
tersebut konstan walaupun fasa masing-masing sinar dapat berubah. Sifat koheren
ini berhubungan dengan daya yang dihasilkan sinar laser dan kemampuan untuk membuat berkas sinar yang sangat kecil.
4.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetis
Gelombang pada dasarnya hanyalah suatu cara perpindahan energi dari satu tempat ke tempat.Contoh sederhananya dapat kita lihat pada gelombang air. Ketika gelombang merambat pada permukaan air, yang melakukan perpindahan adalah energinya saja, sedangkan molekul-molekul air hanya melakukan gerak melingkar di sekitar kedudukan mulanya. Energi dipindahkan melalui pergerakan lokal yang relatif kecil pada lingkungan sekitarnya.
Sedangkan energi pada sinar berjalan karena perubahan lokal yang fluktuatif pada medan listrik dan medan magnet, oleh karena itu disebut radiasi elektromagnetik. Gambar 4.1 memberikan ilustrasi mengenai suatu berkas sinar yang memiliki bentuk seperti gelombang.
Gambar 4.1 Gelombang
Setiap gelombang mempunyai satu puncak dan satu lembah, di mana jarak antara dua puncak atau dua lembah dapat disebut sebagai panjang gelombang (wavelength , λ).
Banyaknya puncak yang merambat melewati satu titik disebut dengan frekuensi
gelombang (υ), di mana frekuensi diukur dengan satuan putaran per detik atau Hertz (Hz). Berikut adalah hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi.
c = λ υ (4.1)
di mana:
c = kecepatan cahaya υ = frekuensi
λ = panjang gelombang
Dari hubungan di atas dapat terlihat bahwa semakin besar panjang gelombang, maka semakin kecil frekuensinya, demikian pula sebaliknya. Setiap frekuensi mempunyai hubungan dengan energi :
E = h υ (4.2)
di mana:
E = energi cahaya h = konstanta planck υ = frekuensi
Dalam spektrum gelombang elektromagnetik dikenal beberapa jenis gelombang seperti x-
ray, ultraviolet, cahaya tampak, infra merah, microwave, dan gelombang radio. Gambar
4.2 menunjukkan pembagian spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya.
Gambar 4.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Dalam spektrum gelombang elektromagnetik, cahaya tampak (visible light) terletak di antara ultraviolet dan inframerah, dengan panjang gelombang berkisar 380 hingga 740 ηm, seperti yang ditunjukkan gamabr 4.3.
Gambar 4.3 Visible Light
4.3 Sensor Laser
Lidar adalah sistem pengideraan dengan memanfaatkan sinar laser. Prinsip kerjanya
adalah dengan menghitung jarak berdasarkan informasi selang waktu yang dibutuhkan
sinar laser menempuh perjalanan dari pemancar, memantul pada objek hingga kembali
pada receiver.
Gambar 4.4 Prinsip kerja LIDAR
Sistem LIDAR terdiri dari beberapa komponen seperti :
1. Sinar laser, umumnya digunakan spektrum ultraviolet, near-infrared, serta cahaya tampak (visible light).
2. Scanner dan alat optik, yaitu alat untuk menembakkan sinar laser serta alat optik untuk membagi arah tembak sinar laser.
3. Receiver, yaitu alat untuk menerima sinar laser yang ditembakkan oleh scanner.
4.4 Sensor Laser pada Airborne LIDAR
Airborne LIDAR adalah suatu metode pemetaan dengan menggunakan sensor LIDAR pada wahana terbang, umumnya pesawat terbang atau helikopter. Sensor LIDAR menembakkan sinar laser dari wahana terbang ke arah permukaan bumi dengan sudut pancaran tertentu, sehingga didapatkan informasi jarak antara wahana terbang dengan permukaan bumi. Jika posisi wahana terbang dapat diketahui dengan GPS dan INS, serta jarak antara wahana terbang dan permukaan bumi dapat diketahui dengan sensor LIDAR, maka titik-titik di permukaan bumi dapat diketahui posisinya. Karateristik dari sistem LIDAR dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
SCANNER /RECEIVER
OBJEK SINAR LASER
Lama waktu tempuh (t)
d
d = t/2 x kecepatan cahaya
Tabel 4.1 Spesifikasi Laser Scanner Airborne LIDAR
Spesification Typical Value
Wavelength 1.064 μm
Pulse Repetition Rate 5 – 33 kHz (50 kHz max)
Pulse Energy 100s μJ
Pulse Width 10 ns
Beam Divergence 0.25 – 2 mrad
Scan Angle (Full Angle) 40° (75° max)
Scan Rate 25 – 40 Hz
Scan Pattern zig-zag, parallel, elliptical, sinusoidal
GPS Frequency 1 – 2 times per second
INS Frequency 50 (200 max)
Operating Altitude 100 – 1000 m (6000 m max)
Footprint 0.25 – 2 m (from 1000 m)
Multiple Elevation Capture 1 – 5
Grid Spacing 0.5 – 2 m
Vertical Error 15+ cm
Horizontal Error 10 – 100 cm
Sumber : Fowler, 2001
Airborne LIDAR dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan spektrum sinar yang digunakan, yaitu :
1. Airborne tophographic LIDAR, yang menggunakan spektrum sinar near- infrared, untuk memetakan permukaan bumi yang tidak tertutupi dengan air.
2. Airborne LIDAR bathymetry, yang menggunakan spektrum sinar biru/hijau,
untuk mengukur kedalaman perairan hingga 50 meter.
Berkas sinar Spektrum sinar biru atau hijau dapat merambat pada badan air dengan baik hingga kedalaman 30 hingga 40 meter, sehingga sangat cocok untuk mengukur kedalaman perairan dangkal. Sedangkan berkas sinar spektrum infra merah sebagian besar dipantulkan pada permukaan air. Sehingga jika sistem airborne LIDAR menembakkan berkas sinar laser infra merah dan sinar biru/hijau secara serentak, dapat diketahui informasi kedalaman pada suatu perairan.
4.5 Multiple Return
Keunggulan utama dari sistem Airborne LIDAR adalah kemampuan untuk melakukan pengukuran multiple return (multi pantulan) dari setiap pulsa yang dipancarkan, sehingga sistem ini dapat memetakan tutupan lahan suatu daerah mulai dari yang paling atas hingga permukaan bumi. Banyaknya pantulan yang dapat dideteksi oleh sistem airborne LIDAR adalah dua hingga lima pantulan. Gambar 4.5 menunjukkan kemampuan sistem airborne LIDAR melakukan pengukuran multiple return.
Gambar 4.5 Sensor LIDAR yang menghasilkan lebih dari satu pantulan [www.airbornelasermapping.com]
PANTULAN PERTAMA
PANTULAN KEDUA