• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI ATURAN SINUS DAN COSINUS DI KELAS X SMAN 2 RAMBAH HILIR TAHUN AJARAN 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI ATURAN SINUS DAN COSINUS DI KELAS X SMAN 2 RAMBAH HILIR TAHUN AJARAN 2018/2019"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI ATURAN SINUS DAN COSINUS

DI KELAS X SMAN 2 RAMBAH HILIR TAHUN AJARAN 2018/2019

Halimatun Sakdiah, Yenita Roza, Maimunah

Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pasca Sarjana, Universitas Riau, Pekanbaru email :

[email protected]

Abstract. Important mathematical communication skills get attention in learning mathematics because through communication students can organize and unite mathematical thinking and can explore mathematical ideas. The purpose of this study is to describe the mathematical communication skills of students in sinus and cosinus rules in class X of SMA Negeri 2 Rambah Hilir 2018/2019. This research method is descriptive qualitative. This type of research is descriptive. Data analysis using descriptive. Data collection techniques with interviews and tests. The subjects of this study were class X students and became the object of class X MIA l, amounting to 10 students. Written tests use the indicator rubric of mathematical communication skills. Indicator of mathematical communication skills: a. The ability to communicate into mathematical ideas through writing, which is 58.3%. b. The ability to communicate daily events in the form of images and algebra, which is 47.5%. c. The ability to present daily problem solving, which is 41.7%. Based on the results of the research, mathematical communication skills in writing are still quite less.

Keywords: Mathematical communication skills, sinus and cosinus rules material.

Abstrak. Kemampuan komunikasi matematis penting mendapat perhatian dalam pembelajaran matematika karena melalui komunikasi matematis siswa dapat mengorganisasi dan menyatukan berpikir matematisnya serta dapat mengeksplorasi ide -ide matematisnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi aturan sinus dan cosinus di kelas X SMA Negeri 2 Rambah Hilir tahun ajaran 2018/2019. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Analisis data menggunakan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan tes. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas X dan menjadi objek kelas X MIA l yang berjumlah 10 siswa. Tes tertulis menggunakan rubrik indikator kemampuan komunikasi matematis. Indikator kemampuan komunikasi matematis: a. Kemampuan mengkomunikasikan kedalam ide matematis melalui tulisan, yaitu 58.3%. b. Kemampuan mengkomunikasikan peristiwa sehari-hari dalam bentuk gambar dan aljabar,yaitu 47.5%. c.

Kemampuan menyajikan penyelesaian permasalahan sehari-hari, yaitu 41.7%. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan komunikasi matematis secara tertulis masih tergolong kurang.

Kata kunci: Kemampuan komunikaasi matematis, materi aturan sinus dan cosinus.

PENDAHULUAN

Matematika adalah suatu ilmu dasar yang mendasari ilmu pengetahuan yang

lain, selain itu juga sebagai penelaah struktur abstrak yang didefenisikan secara aksioma

dengan menggunakan logika simbolik dan notasi (Hariwijaya, 2009). Menurut Chorida

(dalam Purba, 2016) bahwa matematika merupakan suatu bahasa. Matematika

(2)

suatu bahasa sangat diperlukan untuk dikomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan sehingga informasi yang disampaikan dapat diketahui dan dipahami dengan baik oleh orang lain.

Komunikasi matematis yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan (Ramellan, Musdi, & Armiati, 2012). Menurut Wahyudin (2012) bahwa komunikasi matematis bisa mendukung belajar para siswa atas konsep-konsep matematis yang baru saat mereka memainkan peran dalam situasi, mengambil, menggunakan obyek-obyek, memberikan laporan dan penjelasan-penjelasan lisan, menggunakan diagram, menulis dan menggunakan simbol- simbol matematis. Menurut Prayitno dkk (2013) komunikasi matematis adalah suatu cara siswa untuk menyatakan dan menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan maupun tertulis, baik dalam bentuk gambar, tabel, diagram, rumus, ataupun demonstrasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis terdiri atas, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan seperti: diskusi dan menjelaskan. Komunikasi tulisan seperti:

mengungkapkan ide matematika melalui gambar/grafik, tabel, persamaan, ataupun dengan bahasa siswa sendiri.

Menurut Ansari (2012) sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuh kembangkan di kalangan siswa.

Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, komunikasi antara guru dan siswa. Kemampuan komunikasi menjadi penting ketika siswa melakukan diskusi karena mereka akan berlatih untuk menjelaskan, menggambarkan, mendengarkan, menyatakan, menanyakan dan bekerja sama sehingga mereka dapat memahami konsep matematika dengan membangun pengetahuan mereka sendiri dengan bimbingan guru.

Mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa dibutuhkan beberapa

(3)

indikator yang dikemukakan oleh Sumarmo (2012), antara lain: (1) menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika, (2) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik atau bentuk aljabar (3) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, (4) mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika, (5) membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan, (6) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.

Kemampuan komunikasi matematis memiliki empat kriteria. Pertama, kemampuan menulis pernyataan matematis dan menulis alasan atau penjelasan dari setiap argumen matematis yang digunakannya untuk menyelesaikan masalah matematika. Kedua, kemampuan menggunakan istilah, tabel, diagram, notasi atau rumus matematis dengan tepat, serta memeriksa atau mengevaluasi pikiran matematis orang lain (Mayasari &

Mulyati, 2012). Adapun indikator komunikasi matematis tertulis dalam penelitian ini yaitu a. Kemampuan mengkomunikasikan kedalam ide matematis melalui tulisan.

b. Kemampuan mengkomunikasikan peristiwa sehari-hari dalam bentuk gambar dan aljabar. c. Kemampuan menyajikan penyelesaian permasalahan sehari-hari.

Kurangnya kemampuan siswa untuk menuliskan simbol dan rumus matematika membuat siswa enggan untuk membahas lebih lanjut tentang konsep matematika hal ini yang menyebabkan komunikasi matematis siswa lemah (Khashefi, Ismail, & Yusof, 2012). Kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu hal yang sangat mendukung untuk seorang guru dalam memahami kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika. NCTM dalam (Van de Walle, 2008) mengungkapkan bahwa tanpa komunikasi dalam matematika, guru akan memiliki sedikit keterangan, data, fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini adalah

deskriptif. Analisis data menggunakan deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu siswa

kelas X dan menjadi objek kelas X MIA l yang berjumlah 10 siswa. Teknik

pengumpulan data dengan wawancara dan tes. Hasil penelitian berdasarkan tes tertulis

menunjukkan hasil persentase pada rubrik penilaian kemampuan komunikasi

(4)

matematis.

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis secara umum dengan memberikan 4 soal uraian dan wawancara untuk melihat kemampuan komunikasi matematis secara lisan lebih mendalam berdasarkan tes yang telah diberikan. Setelah data terkumpul berupa lembar jawaban tes siswa, hasil tes dinilai dengan rubrik penilaian. Skor yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan siswa untuk menentukan siswa-siswa yang akan diwawancara.

Pedoman penskoran kemampuan komunikasi matematis untuk setiap indikator, yaitu : Skor 0 (tidak menjawab sama sekali), skor 1 (membaca soal atau hanya menulis yang ditanya dan diketahui saja), skor 2 (membaca dan menafsirkan data dengan jawaban kurang tepat), skor 3 (membaca dan menafsirkan data dengan jawaban yang baik dan lengkap).

Persentase rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dilihat berdasarkan indikator yang sudah ditentukan yaitu untuk kategori baik, untuk kategori cukup, untuk kategori kurang dan untuk kategori sangat kurang jika memperoleh persentase kurang dari 24,99.

Persentase dari indikator tersebut diperoleh dari hasil bagi dari nilai total dengan skor maksimum setiap indikator dikali dengan banyak siswa dan kemudian dikalikan dengan seratus persen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kategori tingkat kemampuan komunikasi matematis pada materi aturan sinus dan cosinus diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 1 Kategori Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis Aturan Sinus

dan Cosinus Setiap Butir Soal

(5)

Analysis jawaban siswa per butir soal :

1. Sebuah kapal berlayar ke arah timur sejauh 30 mil. Kemudian kapal melanjutkan perjalanan dengan arah sejauh 60 mil. Jarak kapal terhadap posisi saat kapal berangkat adalah..

Pada soal nomor 1 terlihat bahwa siswa-1 mengalami kesulitan dalam mengkuadratkan. Siswa-1 sebaiknya lebih banyak belajar konsep aljabar.

Siswa-2 mengalami kesalahan dalam menentukan nilai cos. Siswa diminta menghafal nilai perbandingan trigonometri.

2. Diketahui A dan B adalah adalah titik-titik ujung sebuah terowongan yang dilihat dari

C dengan sudut ACB adalah . Jika jarak CB = p meter dan CA = 2p meter,

maka panjang terowongan itu adalah ...

(6)

Pada siswa-1 mengalami kesalahan didalam menentukan nilai cos . Siswa diminta

untuk menghapal nilai perbandingan trigonometri.

(7)

3. Diketahui dengan besar sudut A adalah , sudut B adalah dan panjang sisi AC sama dengan 10 cm. Panjang BC pada tersebutadalah...

Pada siswa-1 mengalami kesulitan dalam penyederhanaan bilangan pecahan.

Meningkatkan komunikasi matematis siswa, siswa diminta untuk mengulang kembali bilangan pecahan.

Pada siswa-2 hanya membuat yang diketahui dan ditanya. Siswa-2 tidak mengerti konsep yang digunakan dalam menjawab soal. Siswa diminta kembali memahami konsep aturan sinus.

4. Diketahui suatu taman ditengah kota berbentuk segitiga sembarang. Jika sudut apit

sebesar dan dua sisi yang mengapitnya masing-masing panjangnya 18 meter dan

16 meter. Maka luas taman tersebut adalah...

(8)

Pada siswa-1 salah menentukan nilai sin . Meningkatkan komunikasi matematis siswa diminta menghafal nilai perbandingan trigonometri.

Pada siswa-2 mengalami kesalahan dalam menentukan nilai sin. Siswa diminta untuk menghafal kembali nilai perbandingan trigonometri.

Gambar 2 Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Diperoleh dari Setiap

Indikator

(9)

Berdasarkan diagram diatas diperoleh hasil persentase setiap indikator:

a. Kemampuan mengkomunikasikan kedalam ide matematis melalui tulisan, yaitu 58.3%. b. Kemampuan mengkomunikasikan peristiwa

i

sehari-hari dalam bentuk gambar dan aljabar, yaitu 47.5%. c. Kemampuan menyajikan penyelesaian permasalahan sehari-hari, yaitu 41.7 %.

Dari data tersebut diperoleh persentase rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi aturan sinus dan cosinus kelas X MIA 1 secara keseluruhan yaitu 49.17% . Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi aturan sinus dan cosinus di kelas X SMA Negeri 2 Rambah Hilir tahun ajaran 2018/2019 tergolong dalam kategori kurang.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi aturan sinus dan cosinus di kelas X SMA Negeri 2 Rambah Hilir, yaitu : Berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi matematis dari 10 siswa sebagai berikut: a. Kemampuan mengkomunikasikan kedalam ide matematis melalui tulisan, yaitu 58.3%. b.

Kemampuan mengkomunikasikan peristiwa sehari-hari dalam bentuk gambar dan aljabar, yaitu 47.5%. c. Kemampuan menyajikan penyelesaian permasalahan sehari- hari, yaitu 41.7 %.

Persentase rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi

aturan sinus dan cosinus di kelas X MIA I secara keseluruhan, yaitu 49.17%. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi aturan

(10)

sinus dan cosinus di kelas X SMA Negeri 2 rambah Hilir tahun ajaran 2018/2019 tergolong kategori kurang.

Adapun saran yang dapat penulis berikan: a. Guru hendaknya melatih siswa agar terbiasa mengerjakan permasalahan matematika dengan menuntut siswa lebih bernalar dan menyelesaikan masalah agar kemampuan komunikasi matematis siswa lebih meningkat. b. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan komunikasi matematis khususnya pada materi aturan sinus dan cosinus.

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B.I. 2012. Komunikasi Matematis dan Politik Suatu Perbandingan:

Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA.

Armiati. 2012. Komunikasi Matematis dan Pembelajaran Berbasis Masalah. Disajikan dalam Semnas Matematika UNPAR. Bandung.

Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.

[online] Tersedia dihttp://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf [diakses16-01- 2013]

Ha r ah ap , R., D ew i, I. , & S uma rno ,. (2 0 1 2 ). P e r b e d a a n p e n i n g k a t a n kemampuan komunikasi dan koneksi matematis siswa melalui pembelajaran kontekstual dengan kooperatif tipe STAD. Jurnal Pendidikan Matematika,5(2), 186-204. Diunduh dari: http:// www.download.portalgaruda.org/

article.php.

Hodiyanto. 2016. Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Posing dan Problem Solving dengan Pendekatan PMR Terhadap Prestasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Kreativitas Siswa Kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Surakarta: UNS. Tidak diterbitkan.

(Online),(https://digilib.uns.ac.id/dokume n/detail/50834/, diakses 11 April2017)

Khashefi, H., Ismail, Z., & Yusof, Y. M. (2012). The impact of blended learning on communication skills and teamwork of engineering students in multivariable calculus. Procedia- Social and Behav ioral Sciences ,56(2012), 341-347. Diunduh dari http://www.sciencedirect.com/science/

article/pii/ S1877042812041249.

Mayasari, D., & Mulyati, S. (2012). P e n e r a p a n m o d e l p e m b e l a j a r a n

kooperatif two stay two stray untuk meningkatkan komunikasi matematis

(11)

tertulis siswa kelas XI IPA 5 SMAN 1 P u r w o s a r i P a s ur u a n . J u r n al Onl ine Pendidikan Matematika, U n i v e r s i t a s N e g e r i M a l a n g , 1(2), 1- 10. Diunduh dari:, ( http:// jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/ ar ti kel E E A 1F0CF37BDA5639F 120B941C8A8508.pdf).

Prayitno, S., Suwarsono, & Siswono, T.Y. 2013. Identifikasi Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berjenjang pada Tiap-Tiap Jenjangnya. Konferensi Nasional Pendidikan Matematika V. Universitas Negeri Malang Tanggal 27-30 Juni 2013

Purba, O. N. 2016. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa MenggunakanPembelajaran Berbasis Lingkungan. Jurnal Mathematics Paedagogic. VII (1): 19 – 28

Ramellan, P., Musdi, E., & Armiati. (2012).Kemampuan komunikasi matematis dan pembelajaran interaktif, Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1) Part 2, 77-82, Diunduh dari: http://ejournal. unp.ac.id/students/index.php/pmat/ article/

download/1224/91.

Sapta, A. 2016. Publication of The Assessment Learning Outcomes Through Social Media. The 1 st

Annual International Seminar on Transformative Education and Educational Leadership. 480 – 483

Sumarmo, Utari. 2012. Pendidikan Karakter serta pengembangan berpikir dan disposisi Matematika dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada seminar pendidikan Matematika di NTT tanggal 25 Februari 2012

Van de Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:

Erlangga

Wahyudin, (2012), Filsafat dan Model-Model Pembelajaran Matematika.

Bandung: Mandiri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan kerak kalsum sulfat dalam pipa pada variasi suhu (30, 60 0 C) dan dihambat dengan aditif berupa asam sitrat

Haidlor Ali Ahmad (ed.) (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2012), 128.. dimana tempat ibadat itu dibangun,

Dalam rekayasa sosial terhadap rencana pembangunan RDNK diperlukan suatu tim dalam bentuk kelompok-kelompok, yang dapat membantu memberikan informasi, pemahaman dan

Sebagaimana sedemikian, bahwa sesuatu perkara yang inginkan tidak akan tercapai melainkan dengan menjalankan usaha yang bersungguh-sungguh dan menurut peraturan

Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham,

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan dikembalikan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk

SOLUSI YANG DITAWARKAN Solusi yang ditawarkanpada guru-guru SDN yang mengikuti studi lanjut di PGSD UPP Parepare tentang media sebagai alat bantu dan sumber belajar , di