62 BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Gresik
Gresik dikenal sejak abad ke-11 sebagai salah satu pusat perdagangan Internasional. Oleh sebab itu sebagai kota Bandar, Gresik banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari berbagai negara seperti Thailand (Siam), Vietnam (Champa), India (Gujarat), Arab, hingga China.
Gresik mengemuka dalam peradaban sejak berkembangnya agama Islam di daerah Jawa, yang di mana agama Islam tersebut dibawa dan disebarkan oleh Sunan Giri, Syech Maulana Malik Ibrahim, dan Nyai Siti Fatimah binti Maimun.51
Pesatnya persebaran agama Islam di Gresik sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam di tanah Jawadwipa, yang di mana perkembangan Islam tersebut tidak terlepas dari salah satu tokoh Gresik yakni Nyai Ageng Pinatih, seorang syahbandar kaya raya kala itu. Inilah yang nantinya akan kita temukan nama seseorang yang kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya Kota Gresik. Para pelaut Nyai Ageng Pinatih menemukan seorang bayi laki-laki yang dibuang ke laut oleh orang tuanya, yang pada akhirnya bayi tersebut diangkat oleh Nyai Ageng Pinatih sebagai anak dan diberi nama Jaka Samudra. Setelah menginjak masa remaja, Jaka Samudra dianugerahi gelar kesultanan (Raden Paku) yang kemudian
51 Internet : https://gresikkab.go.id/profil/sejarah di akses pada 7 Oktober 2019
63 membuatnya diangkat sebagai penguasa pemerintahan / Kadipaten yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah beliau kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri. Disamping kedudukannya sebagai Sultan/Prabu (Penguasa Pemerintahan) Sunan Giri juga dikenal menjadi salah satu wali songo, beliau juga memiliki nama lain yakni Prabu Satmoto atau Sultan Ainul Yaqin. Tahun di mana Sunan Giri dinobatkan sebagai penguasa pemerintahan (1487 M) kemudian ditetapkan menjadi hari lahirnya Kota Gresik. Beliau memerintah Kota Gresik mulai dari tahun 1487 M sampai 1517 M, dan dilanjutkan oleh keturunannya hingga 2 abad lamanya.52
3.2 Gambaran Umum Kabupaten Gresik 3.2.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Gresik memiliki luas 1.191,25 km². Wilayah Kabupaten Gresik yang termasuk didalamnya Pulau Bawean, berada pada ± 140 km lepas pantai. Secara administratif, Kabupaten Gresik terbagi menjadi 18 Kecamatan yang terdiri dari 330 Desa dan 26 Kelurahan.
Secara geografis Kabupaten Gresik terletak antara 112º - 113º BT dan 7º - 8º LS. Kabupaten Gresik tergolong sebagai dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 12 meter di atas permukaan air laut kecuali Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan air laut.
Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai dengan panjang 140 km, 69 km di daratan Pulau Jawa memanjang mulai
52 Ibid.
64 dari Kecamatan Kebomas, Kecamatan Gresik, Kecamatan Manyar, Kecamatan Bungah, Kecamatan Sidayu, Kecamatan Ujungpangkah dan Kecamatan Panceng, serta 71 km di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak yang lokasinya berada di Pulau Bawean.53 Berikut peta Kabupaten Gresik.
Gambar 3.1 Peta Administratif Kabupaten Gresik
Sumber Data: BAPPEDA Kabupaten Gresik Tahun 2016
3.2.2 Kondisi Demografis
Berdasarkan hasil registrasi penduduk oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah total penduduk Kabupaten Gresik hingga akhir tahun 2015 sebesar 1.303.773 jiwa, yang terdiri dari 655.460 jiwa penduduk laki- laki dan 648.313 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk Kabupaten Gresik pada tahun 2015 sebesar 1.094,46 jiwa/km². Dengan
53 Internet : https://gresikkab.go.id/profil/geografi di akses pada 7 Oktober 2019
65 demikian angka rasio jenis kelamin Kabupaten Gresik pada tahun 2015 sebesar 1: 1,011. Berikut ini komposisi rasio penduduk Kabupaten Gresik berdasarkan jenis kelamin tahun 2011-2015 :
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015
Tahun Years
Laki-laki Male
Perempuan Female
Total Quantity
2011 639.897 630.454 1.270.351
2012 658.786 649.209 1.307.995
2013 667.568 657.209 1.324.777
2014 664.288 655.026 1.319.314
2015 655.460 648.313 1.303.773
Sumber/Source: RPJMD Kabupaten Gresik Tahun 2016-2021
Pada tahun 2011 hingga 2013, jumlah penduduk mengalami peningkatan sebanyak 54.426 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata mencapai 2,12 persen. Sementara tahun 2014 dan 2015 jumlah penduduk mengalami penurunan, hal ini disebabkan reaktualisasi identitas penduduk pada pelayanan admnistrasi publik melalui perekaman e-KTP yang didukung pengalihan Sistem Informasi Penduduk (SIMDUK) ke Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK).54
54 www.gresikkab.co.id di akses 16 Oktober 2019
3.2.3 Kondisi Penggunaan
Kabupaten Gresik terdiri dari 18 kecamatan yang terbagi atas 330 desa dan 26 kelurahan. Potensi pengembangan wilayah bagi Kabupaten Gresik dapat diartikan sebagai pengembangan kemampuan wilayah. Hal ini mengingat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat,
berkembangnya sektor industri serta berbagai kegiatan jenis usaha lainnya baik dari segi perdagangan maupun jasa, yang tentu berdampak terhadap tuntutan pengembanga
terhadap pengembangan wilayah tersebut merupakan bentuk
dari kebutuhan masyarakat terhadap pemenuhan pelayanan baik dari sektor pendidikan, kesehatan,
pelayanan yang lainnya.
Gambar 3.
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik Tahun 2010
Hutan Produksi 1,017
0%
Pertanian 42,831.84
4%
Perikanan 21,678.38
2%
Kawasan Peruntukan Lainnya
Hutan Produksi Perikanan Industri Permukiman
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kondisi Penggunaan Lahan
Kabupaten Gresik terdiri dari 18 kecamatan yang terbagi atas 330 desa dan 26 kelurahan. Potensi pengembangan wilayah bagi Kabupaten Gresik dapat diartikan sebagai pengembangan kemampuan wilayah. Hal ini
engingat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, dan semakin berkembangnya sektor industri serta berbagai kegiatan jenis usaha lainnya baik dari segi perdagangan maupun jasa, yang tentu berdampak terhadap tuntutan pengembangan wilayah yang semakin besar pula. Dorongan terhadap pengembangan wilayah tersebut merupakan bentuk-bentuk tuntutan dari kebutuhan masyarakat terhadap pemenuhan pelayanan baik dari sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, komunikasi serta berbagai bentuk tuntutan pelayanan yang lainnya.
Gambar 3.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Gresik
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik Tahun 2010 -2030
Pertambangan 817,249
80%
Industri 12,448.03
1%
Peruntukan Peristiwa 82,851
8%
Permukiman 26,097.09
3%
Kawasan Andalan 8,555
1%
Kawasan Peruntukan Lainnya 6,644.01
1%
Pertanian Pertambangan Peruntukan Peristiwa Kawasan Andalan Kawasan Peruntukan Lainnya
66 Kabupaten Gresik terdiri dari 18 kecamatan yang terbagi atas 330 desa dan 26 kelurahan. Potensi pengembangan wilayah bagi Kabupaten Gresik dapat diartikan sebagai pengembangan kemampuan wilayah. Hal ini dan semakin berkembangnya sektor industri serta berbagai kegiatan jenis usaha lainnya baik dari segi perdagangan maupun jasa, yang tentu berdampak terhadap n wilayah yang semakin besar pula. Dorongan bentuk tuntutan dari kebutuhan masyarakat terhadap pemenuhan pelayanan baik dari sektor rta berbagai bentuk tuntutan
2030
Peruntukan Peristiwa
Permukiman 26,097.09
67 Berdasarkan diagram diatas, bahwa dengan luas wilayah Kabupaten Gresik 1.191,25 km² (yang terdiri dari 996,14 km² luas daratan; ditambah sekitar 196,11 km² luas wilayah kepulauan Bawean; dan luas wilayah perairan 5.773,80 km²) ini, penggunaan guna lahan terbesar adalah untuk kawasan pertambangan dengan luas ±817.249 Ha atau 80% dari luas wilayah Kabupaten Gresik. Sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah untuk hutan produksi seluas ±1.017 Ha atau hanya sebesar 0,14% dari luas wilayah. Sementara kebutuhan lingkungan hijau atau ruang terbuka hijau baik berupa hutan kota atau taman atau pedestrian baru mencapai ± 16%
dari luas wilayah perkotaan Kabupaten Gresik, meski keberadaannya juga tidak terlepas dari keberadaan ruang publik lainnya (RTNH) yang ada.
Disisi lain, ruang publik yang termasuk kedalam RTNH sendiri mengalami penurunan fungsi akibat faktor internal maupun eksternal.
Sebagai lokasi amatan adalah ruang terbuka publik berupa alun- alun/taman pada pusat perkotaan yang ada di Kabupaten Gresik. Akibat penurunan fungsi dan kebermanfaatannya yang tidak sesuai pada semestinya, sejak tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Gresik (Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Bidang Cipta Karya) gencar melakukan revitalisasi untuk meningkatkan fungsi keberadaannya terhadap wilayah dan pencegahan pengalihan lahan, disisi lain juga untuk mendukung peningkatan luasan RTH di Kabupaten Gresik.
68 3.3 Profil Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik
Pembentukan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Gresik, yang selanjutnya dalam pelaksanaan tugas terkait Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik diatur dalam Peraturan Bupati (PerBup) Kabupaten Gresik Nomor 48 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik.55
3.3.1 Visi Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 1 (12), visi merupakan rumusan masalah umum yang pada hakikatnya berisikan komitmen murni mengenai masa depan yang ingin dicapai DPUTR Kabupaten Gresik. Dengan memperhatikan arti dan makna visi, maka ditetapkan visi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik tahun 2016-2021 yakni:
“Terwujudnya Sarana Prasarana Urusan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang yang Andal untuk Mendukung Gresik yang Lebih Baik dan Berkualitas.” Maksud dari visi tersebut adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik dituntut dapat menyediakan, memanfaatkan serta memelihara infrastruktur yang dibangun dan melayani urusan pekerjaan umum dan tata ruang untuk masyarakat Kabupaten Gresik, guna menunjang
55 Penyesuaian data Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik Tahun 2018.
69 roda perekonomian demi kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kondisi lingkungan agar berdampak positif dan berkelanjutan.56
Dalam rangka mewujudkan visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan daerah, maka misi yang ditetapkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan manajemen urusan pekerjaan umum dan tata ruang yang berkualitas.
2. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana urusan pekerjaaan umum dan tata ruang yang berkualitas.
3. Mewujudkan pembinaan dan pelayanan urusan pekerjaan umum dan tata ruang yang prima.57
3.3.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 48 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik terdapat pada Gambar 3.3 yaitu terdiri atas:
56 Penyesuaian data Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik Tahun 2016-2021 Bab IV, Hal. 1
57 Ibid., Hal. 2
70
SEKSI PERENCANAAN DAN PENGATURAN
TATA RUANG
SEKSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
JASA KONTRUKSI SEKSI PEMBERDAYAAN
JASA KONSTRUKSI SEKSI PENGATURAN
JASA KONSTRUKSI BIDANG BINA JASA
KONSTRUKSI
SEKSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN RUANG
SEKSI PELAKSANAAN PENATAAN RUANG
UPT PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK UPT
PERALATAN UPT
WILAYAH BAWEAN UPT
WILAYAH SELATAN UPT
WILAYAH UTARA
Gambar 3.3 Susunan Struktur Organisasi DPUTR Kab. Gresik
Sumber: Renstra DPUTR Kab. Gresik 2016-2021
BIDANG TATA RUANG BIDANG
CIPTA KARYA
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR SEKSI PELAKSANAAN
SUMBER DAYA AIR SEKSI PERENCANAAN
SUMBER DAYA AIR BIDANG SUMBER DAYA AIR
SEKSI PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN SEKSI PELAKSANAAN
PLP DAN AIR MINUM SEKSI PERENCANAAN
DAN PENGENDALIAN
SEKSI PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PERENCANAAN
DAN EVALUASI BIDANG BINAMARGA
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN PROGRAM DAN
PELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
71 3.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Kabupaten Gresik
Adapun tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik dapat diuraikan sebagai berikut:
Kepala Dinas :
Kepala Dinas memiliki tugas untuk membantu tugas Bupati dalam melaksanakan tugas bidang pekerjaan umum dan tata ruang.
Sekretariat :
Memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga kantor serta koordinator penyusunan rencana program, informasi publikasi hingga evaluasi urusan pekerjaan umum dan tata ruang.
Terdapat beberapa bidang yang saling berkoordinasi dalam setiap pelayanan OPD Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik, yakni Bidang Sumber Daya Air; Bidang Bina Marga; Bidang Jasa Konstruksi; Bidang Cipta Karya; dan Bidang Tata Ruang.
Sebagaimana dalam penelitian yang penulis bahas terdapat dua bidang yang bersinergi dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi mereka yakni Bidang Cipta Karya dan Bidang Tata Ruang. Adapun Bidang Cipta Karya memiliki tugas yang berkaitan dengan urusan pekerjaan dan tata ruang di bidang Cipta Karya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Bidang Cipta Karya dikepalai seorang Kepala Bidang, dan terbagi menjadi
72 beberapa seksi antara lain: Seksi Perencanaan dan Pengendalian; Seksi Pelaksanaan PLP dan Air Minum; serta Seksi Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Sementara Bidang Tata Ruang memiliki tugas yang berkaitan dengan perencanaan tata ruang, pengendalian dan pemanfaatan tata ruang utilitas. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Bidang Tata Ruang dikepalai seorang Kepala Bidang serta terbagi menjadi beberapa seksi antara lain: Seksi Perencanaan dan Pengaturan Tata Ruang;
Seksi Pelaksanaan Tata Ruang; dan Seksi Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Tata Ruang.58
Dalam teknisnya Bidang Tata Ruang memberikan perencanaan pembangunan, selebihnya diserahkan kepada Bidang Cipta Karya.
Selanjutnya Bidang Cipta Karya mengawal proses pembangunan tersebut dari awal perencanaan hingga proses pelaksanaan pembangunan, kemudian melakukan pengawasan (monitoring hingga evaluasi) dari hasil pelaksanaan pembangunan untuk dipertanggung jawabkan kepada Kepala Dinas.
3.4 Profil BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah) Kabupaten Gresik
Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (BAPPEDA) Kabupaten Gresik berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Gresik. Adapun terkait tugas dan fungsi pokok (tupoksi) serta struktur organisasi BAPPEDA Kabupaten Gresik selanjutnya
58 Ibid.
73 diatur dalam Peraturan Bupati (PerBup) Kabupaten Gresik Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (BAPPEDA) Kabupaten Gresik.59
3.4.1 Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (BAPPEDA) Kabupaten Gresik
Sebagaimana komitmen Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gresik yang dibangun guna mewujudkan program pembangunan daerah di Kabupaten Gresik tertuang kedalam visi yang telah ditetapkan, yakni: “Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Aplikatif, Integratif, dan Berwawasan Masa Depan.”
Adapun dalam rangka mewujudkan visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan daerah, maka misi yang ditetapkan BAPPEDA Kabupaten Gresik antara lain:
1. Merumuskan, Menyusun dan Mengkoordinasikan Kebijakan dan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Aplikatif, Integratif, Partisipatif, dan Berwawasan Masa Depan.
2. Merumuskan, Menyusun dan Mengkoordinasikan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Secara Partisipatif.
59 Penyesuaian data Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (BAPPEDA) Kabupaten Gresik Tahun 2016-2021.
74 3. Mewujudkan Peningkatan Dukungan Data dan Informasi yang Tepat
dan Akurat Sebagai Bahan Perencanaan Pembangunan Daerah.60
3.4.2 Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Gresik
Struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah berdasarkan Peraturan Bupati Gresik Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik sebagaimana terdapat pada Gambar 3.4 yaitu terdiri atas: (pada halaman berikutnya)
60 Ibid.
75
Gambar 3.4 Susunan Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Gresik.
Sumber: BAPPEDA Kab. Gresik
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUBBAG KEUANGAN
SUBBAG PROGRAM DAN PELAPORAN
BIDANG SOSIAL BUDAYA DAN PEMERINTAHAN
BIDANG PEREKONOMIAN, PENDANAAN DAN
INVESTASI
SUBBIDANG KESEJAHTERAAN
RAKYAT
SUBBIDANG PENDIDIKAN, MENTAL DAN BUDAYA
SUBBIDANG PEMERINTAHAN
SUBBIDANG PEREKONOMIAN
SUBBIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
SUBBIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN &
INVESTASI
BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH, INFRASTRUKTUR
DAN LINGKUNGAN HIDUP
SUBBIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH
SUBBIDANG INFRASTRUKTUR
SUBBIDANG LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUBBIDANG KELITBANGAN UTAMA
SUBBIDANG KELITBANGAN PENDUKUNG
SUBBIDANG DATA PERENCANAAN DAN
KELITBANGAN
UPTB KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIS KEPALA BADAN
76 3.4.3 Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik
Adapun tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gresik dapat diuraikan sebagai berikut:
Kepala BAPPEDA :
Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan pengkoordinasian proses penyusunan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan daerah.
Sekretariat :
Memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pelayanan dan pengelolaan administrasi umum, tata usaha, kearsipan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan serta pengkoordinasian penyusunan rencana program hingga evaluasi dan pelaporan.
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Adapun dalam Sekretariat BAPPEDA terbagi atas Subbagian Umum dan Kepegawaian; Subbagian Keuangan; dan Subbagian Program dan Pelaporan.
Terdapat beberapa bidang yang saling berkoordinasi dalam setiap pelayanan Bappeda Kabupaten Gresik, yakni Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan; Bidang Perekonomian, Pendanaan dan Investasi; Bidang
77 Pengembangan Wilayah, Infrastruktur, dan Lingkungan Hidup; dan Bidang Penelitian dan Pengembangan.
Sebagaimana dalam penelitian saat ini, kesemua Bidang didalamnya berperan penting untuk saling berkoordinasi mewujudkan keselarasan pembangunan melalui komprehensifitas perencanaan dan inovasi daerah di Kabupaten Gresik. Adapun Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan memiliki tugas pengkoordinasian dalam perumusan kebijakan di bidang sosial budaya dan pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan dikepalai seorang Kepala Bidang, dan terbagi menjadi beberapa sub-bidang antara lain: Subbidang Kesejahteraan Rakyat; Subbidang Pendidikan, Mental dan Budaya; dan Subbidang Pemerintahan.
Bidang Perekonomian, Pendanaan dan Investasi memiliki tugas pengkoordinasian perumusan kebijakan perencanaan di bidang perekonomian, pendanaan dan investasi. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Bidang Perekonomian dikepalai seorang Kepala Bidang, serta terbagi atas beberapa sub-bidang antara lain: Subbidang Perekonomian; Subbidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat; Subbidang Pendanaan Pembangunan dan Investasi.
Bidang Pengembangan Wilayah, Infrastruktur, dan Lingkungan Hidup memiliki tugas yang berkaitan dengan koordinasi perumusan kebijakan di bidang pengembangan wilayah, Infrastruktur dan Lingkungan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Wilayah, Infrastruktur dan Lingkungan Hidup dikepalai seorang Kepala Bidang, dan
78 terbagi menjadi beberapa sub-bidang antara lain: Subbidang Pengembangan Wilayah; Subbidang Infrastruktur; dan Subbidang Lingkungan Hidup.
Dalam teknisnya Bidang Pengembangan Wilayah, Infrastruktur dan Lingkungan Hidup yaitu menyelenggarakan fungsi pengkoordinasian serta sinkronisasi terkait program pengembangan wilayah, infrastruktur dan lingkungan mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Hal ini juga terkait pembinaan teknis, verifikasi, monitoring hingga evaluasi terhadap program pengembangan wilayah, infrastruktur dan lingkungan hidup yang dilaksanakan didaerah untuk dipertanggung jawabkan kepada Kepala Badan.
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pengolahan Data memiliki tugas pengkoordinasian dalam perumusan kebijakan di bidang penelitian dan pengembangan. Adapun dalam Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pengolahan Data dikepalai seorang Kepala Bidang, serta terbagi atas beberapa sub-bidang yaitu: Subbidang Kelitbangan Utama; Subbidang Kelitbangan Pendukung; dan Subbidang Data Perencanaan dan Kelitbangan.