• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Upgrading crude bauksit merupakan tahap awal dalam pengolahan bijih bauksit sebelum diproses lebih lanjut menjadi logam aluminium maupun bahan kimia (chemicals) [Anonim, 2004]. Logam aluminium dihasilkan dari bauksit jenis smelter grade alumina (SGA) sedangkan bahan kimia diperoleh dari bauksit jenis chemical grade alumina (CGA) [Anonim, 2007a]. Sekitar 90% bijih bauksit dunia digunakan untuk memproduksi logam aluminium dan sisanya (10%) sebagai bahan baku untuk berbagai macam produk kimia. Ada sekitar 193 jenis produk kimia yang dapat dihasilkan dari bauksit jenis CGA, di antaranya adalah tawas, polialuminium klorida (PAC), bahan filler, dan pasta gigi [Anonim, 2007d].

Proses Bayer adalah salah satu tekologi yang paling menguntungkan dan sudah diterapkan di dunia untuk mengekstrak kandungan aluminium baik dalam bijih bauksit jenis SGA maupun CGA [Columbia Encyclopedia, 2008]. Dalam proses Bayer, bauksit tercuci (washed bauxite) yang dihasilkan dari proses peningkatan kadar (upgrading) diekstraksi dengan soda kostik dalam reaktor bertekanan (autoclave) pada suhu antara 140-175oC dan tekanan 4 atmosfir [Wikipedia Encyclopedia, 2008]. Hasilnya berupa larutan sodium aluminat (NaAlO2) yang apabila dihidrolisis membentuk aluminium hidroksida [Al(OH)3] [Anonim, 2007c]. Aluminium hidroksida yang dihasilkan ini langsung dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai macam produk kimia. Sedangkan bila ingin dijadikan logam aluminium, maka aluminium hidroksida harus dikalsinasi terlebih dahulu menjadi alumina sebelum dilebur menjadi logam aluminium [Anonim, 2007b].

Kegiatan penelitian pengolahan bauksit yang dilakukan tekMIRA sudah dimulai sejak tahun 2007. Bahan baku bauksit yang digunakan dalam penelitian berasal dari Kijang dan Tayan. Lingkup penelitian yang dilakukan meliputi peningkatan kadar (upgrading), pemanfaatan tailing pencucian untuk bahan kimia (PAC dan tawas) pada skala laboratorium [Husaini dkk, 2007]. Pada tahun 2010 ini, peralatan pilot plant upgrading bauksit dengan desain kapasitas 300 kg/jam sudah siap dioperasikan, akan tetapi karena bijih bauksit untuk keperluan uji kinerja peralatan belum tersedia, maka sebagai gantinya digunakan tras. Tras dipilih untuk keperluan uji coba di sini karena memiliki sifat fisika yang mendekati sama dengan bijih bauksit. Uji coba kinerja pilot plant dengan bahan baku bijih bauksit akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, karena masih menunggu kiriman bijih bauksit asal Tayan oleh PT. Antam. Sedangkan pengolahan dan pemanfaatan tailing hasil pencucian bauksit untuk pembuatan PAC baru sampai pada tahap skala laboratorium yang telah menghasilkan kondisi terbaik dan siap untuk ditingkatkan ke skala pilot plant yang nantinya akan diintegrasikan dengan pilot plant upgrading crude bauksit.

Dalam laporan ini akan dibahas mengenai hasil uji coba kinerja pilot plant proses upgrading bauksit dan hasil penelitian pembuatan PAC dari alumina hidrat yang diperoleh dari tailing pencucian crude bauksit. Kegiatan ini merupakan salah satu kerjasama yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) dengan PT. Antam yang ditandatangani MOU-nya pada tanggal 1 Mei 2007.

(2)

1.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 meliputi :

- Penyiapan lahan dan pembuatan bangunan pabrik (20 m x 15 m) untuk penempatan peralatan pilot plant

- Pengadaan sebagian peralatan untuk pengoalahan tailing hasil pencucian dan pembuatan alumina hidrat

- Pemasangan dan penyempurnaan rangkaian peralatan upgrading bauksit kapasitas 300 kg/jam

- Uji kinerja peralatan upgrading bauksit kapasitas 300 kg/jam dengan bahan baku tras - Uji coba pembuatan PAC cair skala laboratorium dengan bahan baku alumina hidrat

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada periode ini adalah :

- Merealisasikan pendirian pilot plant proses upgrading bauksit kapasitas 300 kg per jam - Mendapatkan kondisi proses yang optimal pembuatan PAC cair dari alumina hidrat

pada skala laboratorium.

1.4. Sasaran

Sasaran yang dicapai pada periode tahun 2010 ini adalah sebagai berikut:

- Terpasangnya unit peralatan upgrading bauksit kapasitas 300 kg per jam yang terdiri dari alat pengecilan ukuran (jaw crusher), pembawa (belt conveyor), pengumpan (hopper), pencuci/ pengayak (rotary drum scrubber dan vibrating screen).

- Berfungsinya peralatan upgrading bauksit skala pilot dengan baik

- Diperolehnya data kinerja peralatan untuk pencucian bahan baku (tras) yang nantinya dijadikan acuan dalam uji coba berikutnya (dengan bahan baku bauksit)

- Didapatkannya data hasil uji coba pembuatan PAC cair dari alumina hidrat pada skala lab, dengan komposisi produk 12% Al2O3, 9% Cl-, dan 1,35% SO4=.

1.5. Lokasi Kegiatan

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yaitu Pilot Plant Pengolahan Mineral Terpadu – Cipatat untuk uji coba peralatan pilot plant, penjajagan dan pengambilan sampel ke lokasi tambang bauksit Tayan, Kalimantan Barat, dan pengujian laboratorium dilakukan di Lab Pengolahan, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung. Bahan baku bauksit dalam jumlah 10 ton yang akan dicoba di pilot plant Cipatat sampai saat ini belum dapat terlaksana karena masih menunggu kiriman dari PT. Antam, Jakarta.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai tinjauan umum proses upgrading bauksit dan tinjauan umum mengenai proses pembuatan PAC.

2.1. Tinjauan Umum Proses Upgrading Bauksit

Proses peningkatan kadar (upgrading) bauksit ada beberapa macam, di antaranya adalah pemisahan dengan magnetik, flotasi, gravitasi, dan pengayakan [Krishna Moorthy, 1983].

(3)

Untuk menentukan cara yang paling cocok tergantung pada karakteristik bijih bauksit yang akan diolah. Untuk memisahkan kandungan besi dalam bijih bauksit dapat digunakan pemisah magnetik, untuk pengotor berukuran butir lebih halus dari bijih bauksit digunakan pengayakan, pengotor yang berat jenisnya cukup berbeda jauh dengan bijih bauksit dapat digunakan cara gravitasi. Bila dengan menggunakan berbagai macam cara tersebut tidak sesuai, maka cara lain yang mungkin dapat diterapkan adalah flotasi. Flotasi merupakan salah satu metoda pemisahan mineral dengan menggunakan bahan kimia (kolektor) untuk mengubah sifat permukaan yang semula hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat diapungkan bersama gelembung udara.

Secara umum tahapan proses peningkatan kadar bauksit adalah kominusi, scrubbing dan pengayakan.

2.1.1. Kominusi

Kominusi merupakan operasi pengecilan ukuran suatu bijih. Alat yang umum digunakan adalah peremuk (jaw crusher) dan penggerus (ball mill) [Peter, H.W., 1984, Perry, Robert H. 1984]. Dalam pengolahan bauksit, alat yang paling cocok dipakai adalah jaw crusher, karena produk bauksit yang dikehendaki adalah yang berukuran relatif kasar (+2mm). Adanya peremukan akan mempermudah pembersihan pengotor yang menempel pada permukaan bauksit.

2.1.2. Proses Pencucian (Scrubbing)

Scrubbing merupakan upaya untuk melepaskan mineral-mineral pengotor yang melekat pada permukaan bijih bauksit, dengan cara pengadukan pada persen solid tinggi (sekitar 50%). Penggunaan persen solid yang relatif tinggi ini dimaksudkan agar antar partikel saling bergesekan, sehingga mempermudah lepasnya partikel halus yang melekat pada butiran kasar. Jenis scrubber ini bisa berupa tangki berpengaduk (mixer), tangki berputar (mollen), trommol screen yang dilengkapi dengan alat penyemprot, serta rotary drum scrubber. Rotary drum scrubber adalah sejenis alat trommol screen yang dilengkapi dengan bak penampung air untuk merendan padatan yang mengalami penyaringan serta screw untuk membawa produk kasar yang terpisah dari butiran halus yang selalu tersuspensi di dalam air. Adanya mekanisme perputaran/pengadukan material yang selalu terendam dalam air serta dibantu dengan penyemprotan dengan air diharapkan akan mempermudah terlepas/terkelupasnya partikel halus yang menempel pada permukaan padatan kasar. Dengan terlepasnya pengotor (umumnya berukuran relatif halus) yang menempel tersebut akan mempermudah operasi pengayakan. Ukuran butiran bauksit yang relatif kasar (>2 mm) memiliki kadar alumina yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi ukuran butiran yang lebih halus (<2 mm) [Husaini dkk, 2008]. Oleh karena itu, pencucian bauksit di sini terutama dimaksudkan untuk mendapatkan butiran bauksit relatif kasar (> 2mm), dan membuang mineral-mineral pengotor seperti lempung, kwarsa dll. yang berukuran relatif lebih halus, sehingga diperoleh spesifikasi bauksit tercuci yang memenuhi syarat untuk proses berikutnya.

2.1.3. Pengayakan (Screening)

Dalam operasi pengayakan, umpan yang memiliki berbagai macam ukuran dapat dipisahkan menjadi beberapa fraksi ukuran sesuai dengan jumlah ayakan (dengan lubang bukaan berbeda-beda) yang digunakan. Efisiensi pengayakan ditentukan oleh tingkat

(4)

kesempurnaan pemisahan material ke dalam fraksi-fraksi ukuran baik partikel yang berukuran di atas maupun di bawah ukuran lubang ayakan yang digunakan.

Ada dua macam ayakan, yaitu ayakan diam (stationary screen) dan ayakanm bergerak (moving screen). Ayakan diam di antaranya adalah grizzly dan sieve bends. Sedangkan ayakan bergerak di antaranya adalah revolving screens/trommel screens; shaking screens; reciprocating screens; gyratory screens; dan vibrating screens [Sinha,R.K., (1961, http://www.quantumlynx.com]. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pengayakan secara laboratorium meliputi: berat sampel, intensitas goyangan dan pukulan, distribusi ukuran partikel dalam sampel, persentase partikel halus dalam sampel, jumlah partikel yang berukuran dekat dengan ukuran lubang, dan kandungan air dalam sampel [Sydney, Margery, and Johnstone, J., 1961].

2.2. Tinjauan Umum Mengenai PAC 2.2.1. Pengertian PAC

Poly Alumunium Chloride (PAC) adalah suatu persenyawaan anorganik komplek antara ion hidroksil (OH) dengan ion-ion alumunium yang mengalami klorinasi bertahap. Reaksi klorinasi tersebut sebagai pembentuk polyneuclean (atom berinti banyak) dengan rumus umum Aln(OH)mCl(3n-m) yang disebut sebagai PAC7. Rumus PAC berdasarkan hasil percobaan adalah Al0,5(OH)3,31Cl0,67 (SO4)0,04. PAC mampu mengkoagulasi zat tersuspensi atau dispersi koloid pada air menghasilkan flok yang baik dan dapat membantu terjadinya pengendapan dengan cepat.

Tabel 2.1 Keuntungan dan kerugian PAC dibandingkan dengan koagulan lain [http://www.quantumlynx.com]

Jenis Koagulan Keuntungan Kerugian

Feri klorida atau Fero Klorida

- Harganya murah

- Menghilangkan senyawa organik dengan baik

- Sisa besi yang tinggi mudah dideteksi

- Dosis yang tidak sesuai menyebabkan warna kemerah-merahan dan sisa besi yang tinggi

- Sisa besi yang tinggi dapat menyumbat penyaring dan menimbulkn noda pada pakaian

Alumunium Sulfat

- Harganya relatif murah - Keasamannya rendah

- Dosis yang tidak sesuai menyebabkan sisa alumunium yang berbahaya bagi

kesehatan

PAC

- Sisa alumuniumnya lebih rendah dibandingkan alumunium sulfat

- Hanya sedikit mempengaruhi pH dan kebasaan

- Harganya mahal

(5)

2.2.2. Jenis dan spesifikasi PAC

Ada dua jenis PAC di pasaran, yaitu PAC cair (liquid PAC) yang memiliki densitas 1,2 gr/mL dan kadar Al2O3 sekitar 10% serta PAC bubuk (powder PAC) berwarna kuning muda, memiliki densitas 0,85 gr/mL dan kadar Al2O3 sekitar 30% [Elmore, K.L., Mason, C.M., and Hatfield, J.D., 1945]. PAC bubuk mudah larut dalam air, sehingga apabila akan digunakan perlu dilarutkan dalam air dengan perbandingan berat PAC : air = 1 : 2. Spesifikasi PAC cair dan PAC bubuk ditunjukkan pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3

Tabel 2.2. Spesifikasi PAC

[Elmore, K.L., Mason, C.M., and Hatfield, J.D., 1945, Padhi, B.K., Harry, B.W., Mohanty, B.N.,]

Jenis PAC cair (umum) PAC bubuk

Bentuk Al2O3 Cl (%) Fe (%) As (ppm) Mn (ppm) Cd (ppm) Pb (ppm) Hg (ppm) Basicity Specific Grafity (25˚C) pH (25˚C) Viscosity (cp 25˚C) Freezing point (˚C) Cairan jernih 10,25 ± 0,25 9,0 ± 0,5 maks. 0,01 maks. 5 maks. 25 maks.2 maks. 10 Max 0,2 50,0 ± 5,0 1,2 ± 0,01 2,6 ± 0,3 4,0 ± 0,5 -1,2 ± 1,0 Bubuk higroskopis berwarna kuning muda

min. 30,0 26,5 ± 2,5 maks. 0,03 maks. 20 maks. 75 maks. 6 maks. 30 Max 0,6 50,0 ± 5,0 0,85 ± 0,5 - - - Tabel 2.3. Spesifikasi PAC cair khusus (grade A)

Specificatios Grade A Al2O3 (%) 10,5 ± 0,50 Chloride (%), min 9 ± 0,25 Sulfate (%), min 1,35 ± 0,25 Basicity (%) 30 – 50 Spesific Gravity (25ºC) 1,21 ± 0,03 pH 2,30 ± 0,30

Colour Water White to tan

2.2.3. Proses pembuatan PAC

PAC dapat dibuat melalui beberapa tahapan proses yaitu preparasi, pencampuran dan pelarutan, pengendapan dan penyaringan serta pengeringan.

(6)

Preparasi merupakan tahapan penyiapan peralatan dan bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan PAC yang meliputi alumina hidrat Al(OH)3, asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), dan kalsium karbonat (CaCO3). Pada tahap pelarutan, Al(OH)3 direaksikan dengan HCl sambil diaduk dan dipanaskan pada suhu 200ºC selama 90 menit. Sisa Al yang tidak larut direaksikan dengan asam sulfat berlebih. Kelebihan asam sulfat tersebut direaksikan dengan CaCO3 sehingga kandungan sulfat dalam larutan PAC dapat ditekan sekecil mungkin, karena sulfat merupakan pengotor yang dapat menurunkan mutu PAC [Thompson, R., 1995]. Produk yang dihasilkan dari reaksi-reaksi tersebut, selain PAC cair juga terbentuk gipsum berupa endapan. Adapun reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan PAC adalah sebagai berikut: [Mc.Cabe.W.L and Smith .J.C 1976]

2 Al(OH)3 + 6 HCl  2 AlCl3 + 6 H2O ...(1) 2 Al(OH)3 + 3 H2SO4  Al2(SO4)3 + 6 H2O ...(2) 2 AlCl3 + Al2(SO4)3 + CaCO3 + H2O CaSO4 + PAC ..…..(3)

Campuran berbentuk sluri yang dihasilkan diendapkan dan disaring untuk mendapatkan PAC cair jernih yang sudah terpisah dari gipsum. PAC cair dapat dikeringkan dalam spray drier menghasilkan PAC bubuk, sedangkan padatan gipsum basah dikeringkan dalam pengering menghasilkan gipsum kering [Perry .R.H and Green.D.W, 1999]. Bila dikehendaki konsentrasi tertentu, PAC dapat diencerkan sampai konsentrasi tertentu sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.

3. PROGRAM KEGIATAN 3.1. Penyiapan bangunan pabrik

Bangunan pabrik untuk pengolahan bauksit skala pilot (300 kg/jam bauksit tercuci) memiliki luas 20 m x 30 m dengan konstruksi beton bertulang, kerangka besi baja, dinding bataco, lantai dari beton dan beratap seng. Dalam bangunan ini terdapat ruang kerja dengan luas sekitar 5 m x 12 m. Ruang untuk peralatan pengolahan bauksit dan pemanfaatan tailing memerlukan luas sekitar 20 m x 25 m. Sedangkan luas ruangan untuk menyimpan bahan baku sekitar 8 m x 5 m.

3.2. Pengadaan sebagian peralatan

Peralatan yang diadakan pada tahun anggaran 2010 terdiri dari: autoclave, (1 unit), tangki berpengaduk (3 unit), bak-bak penampung (8 buah), bucket elevator (2 unit), filter press (1 unit), boiler (1 unit) dan roatry drier (1 unit).

3.3. Pemasangan dan penyempurnaan rangkaian peralatan upgrading bauksit kapasitas 300 kg/jam

Pada tahun 2010 ini, kegiatan litbang difokuskan pada persiapan dan uji coba peralatan upgrading bauksit yang sudah direncanakan. Peralatan untuk upgrading bauksit terdiri dari jaw crusher, belt conveyor, rotary drum scrubber, vibrating screen, bak-bak penampung, instalasi air dan listrik. Semua peralatan tersebut merupakan produk dalam negeri, sehingga ada beberapa peralatan utama yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan, seperti jaw crusher, belt conveyor, dan rotary drum scrubber.

(7)

3.4. Uji kinerja peralatan upgrading bauksit kapasitas 300 kg/jam dengan bahan baku tras

Setelah peralatan upgrading bauksit sudah terangkai dengan baik maka dilakukan uji kinerja peralatan dengan bahan baku tras. Tras dipilih untuk uji coba dengan pertimbangan sifat fisikanya mendekati sama dengan crude bauksit dan mudah didapat

3.5. Uji coba pembuatan PAC cair skala laboratorium dengan bahan baku alumina hidrat

Uji coba pembuatan PAC skala lab melalui beberapa tahapan proses yaitu preparasi bahan baku Al(OH)3, asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), dan kalsium karbonat (CaCO3), penyiapan peralatan, pencampuran dan pelarutan, pengendapan dan penyaringan serta pengeringan.

3.6. Evaluasi data hasil percobaan

Data hasil percobaan untuk pilot plant upgrading bauksit berupa kapasitas peralatan, karakteristik bahan hasil olahan yang terdapat pada fraksi + 2mm dan fraksi -2mm (baik yang berbentuk pasiran maupun yang sangat halus) ditinjau dari aspek distribusi ukuran, bentuk pertikel dan tingkat kesempurnaan hasil pengolahan. Sedangkan data hasil percobaan pembuatan PAC cair skala lab berupa produk PAC cair yang memiliki komposisi kimia dan daya penggumpal (berupa flok) dan kecepatan mengendap flok tertentu.

4. METODOLOGI

4.1. Untuk Uji Coba Kinerja Peralatan Upgrading

Pada tahun 2010 ini, kegiatan litbang difokuskan pada persiapan dan uji coba peralatan upgrading bauksit yang sudah direncanakan. Peralatan untuk upgrading bauksit terdiri dari jaw crusher, belt conveyor, rotary drum scrubber, vibrating screen, bak-bak penampung, instalasi air dan listrik. Semua peralatan tersebut merupakan produk dalam negeri, sehingga ada beberapa peralatan utama yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan, seperti jaw crusher, belt conveyor, dan rotary drum scrubber.

Secara keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan peralatan, uji coba peralatan, dan evaluasi data hasil uji coba.

4.1.1. Persiapan peralatan dan bahan untuk uji coba

Persiapan peralatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

- Perbaikan belt conveyor, meliputi pemotongan dan pengelasan rangka besi, pemasangan motor serta instalasi listriknya

- Penyetelan kemiringan belt conveyor untuk mempermudah pengumpanan bauksit ke dalam alat rotary drum scrubber

- Mengganti puley belt conveyor untuk menurunkan putarannya yang semula > 60 rpm menjadi hanya sekitar 20 rpm agar sesuai dengan kapasitas yang sudah direncanakan (300 kg bauksit/jam)

(8)

- Melakukan pengecatan alat belt conveyor

- Pemasangan jaw crusher di atas fondasi yang telah dibuat dan lokasinya berdekatan dengan belt conveyor

- Membuat talangan untuk keluaran produk jaw crusher agar produk peremukan mudah masuk ke dalam belt conveyor

- Memodifikasi (memperbesar) talangan untuk pengumpanan ke dalam rotary drum scrubber

- Memodifikasi rotary drum scrubber dengan menambah sekat-sekat di dalamnya agar waktu tinggal bahan dalam alat lebih lama, yang semula hanya memberikan waktu tinggal 2 menit diubah menjadi 5 menit untuk putaran 10 rpm

- Pembuatan bak-bak untuk penampungan bauksit tercuci dan tailing hasil pencucian serta sump. Bak penampung tersebut terbuat dari plat besi dengan ketebalan 3 mm berukuran panjang 120 cm, lebar 120 cm, dan tinggi 60 cm sebanyak empat (4) buah; dan sump berukuran panjang 75 cm, lebar 75 cm dan tinggi sekitar 70 cm. - Pemasangan instalasi air dan pemasangan pompa

- Pengadaan tras sebanyak 1 truk (5 ton) untuk uji peralatan

4.1.2. Uji Coba Peralatan Beban Kosong

Untuk mengetahui kondisi masing-masing alat, sebelum digunakan untuk uji coba dengan menggunakan bahan baku (tras) perlu dilakukan pengetesan. Apabila dari hasil pengetesan masih ditemui kelemahan-kelemahan, kendala, dan kurang sempurnanya jalannya alat, maka dilakukan penyempurnaan terlebih dahulu. Peralatan yang diuji dengan beban kosong terdiri dari jaw crusher, belt conveyor, rotary drum scrubber, dan vibrating screen.

4.1.3. Uji coba peralatan dengan bahan tras

Uji coba ini perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja dari peralatan upgrading bauksit yang telah direncanakan berkapasitas 300 kg/jam. Uji coba dilakukan dengan menggunakan bahan baku tras, mengingat bahan baku crude bauksit belum tersedia. Tras dipilih untuk uji coba dengan pertimbangan sifat fisikanya mendekati sama dengan crude bauksit dan mudah didapat. Uji coba didahului dengan pengujian alat rotary drum scrubber untuk mengetahui hubungan antara putaran dan kemiringan terhadap waktu tinggal bahan dalam alat. Uji kinerja peralatan ini dilakukan secara kontinu dengan variasi: laju pengumpanan, debet air, dan kemiringan rotary drum scrubber.

4.2. Uji coba pembuatan PAC cair skala laboratorium dengan bahan baku alumina hidrat

Prinsipnya adalah proses pencampuran beberapa bahan kimia yang meliputi Al(OH)3, HCl, H2SO4 dan CaCO3 [http://www.google.com/Bahan]. Siapkan sebanyak 97,27 gram Al(OH)3, larutan HCl, H2SO4, dan CaCO3 sesuai dengan yang dibutuhkan. Masukkan larutan asam sulfat ke dalam air yang volumenya sudah ditetapkan (sebanyak 60 mL), kemudian masukkan alumina hidrat ke dalam larutan tersebut sambil diaduk. Setelah itu panaskan sampai suhu 200°C selama 90 menit, dan lanjutkan dengan penambahan HCl ke dalam larutan yang dipanaskan, kemudian encerkan dengan akuades sampai volumenya 500 mL. Selama pemanasan, pengadukan terus dilakukan hingga Al(OH)3 larut semua, kemudian tambahkan CaCO3 secara perlahan sampai mencapai pH yang dikehendaki. PAC

(9)

cair yang diperoleh selanjutnya disaring untuk memisahkan endapan gipsum yang terbentuk dan lakukan pembilasan. PAC cair yang dihasilkan selanjutnya diuji kemampuan daya koagulasinya terhadap air keruh (air sungai) menggunakan metoda jar test.

Bahan kimia yang digunakan terdiri dari HCl, H2SO4, dan CaCO3 yang masing-masing memiliki kemurnian 34%, 98%, dan 99,8%. Sedangkan Al (OH)3 yang digunakan memiliki kemurnian sekitar 98%. PAC cair yang dibuat setiap kali percobaan volumenya 500 mL, sehingga untuk membuat konsentrasi Cl- dalam produk PAC cair sebesar 9,25, 8,75, dan 9% dibutuhkan volume HCl (konsentrasi 34%) masing-masing sebesar 145,93 mL, 138,04 mL, dan 141,99 mL. Sedangkan volume larutan H2SO4 (konsentrasi 98%) yang dibutuhkan untuk volume produk PAC yang sama untuk mendapatkan konsentrasi SO42- masing-masing 3,25%, 3,5 % dan 3,75% secara berturut-turut adalah 60,89 mL, 61,20 mL dan 62,5 mL. Penggunaan kapur adalah untuk mengatur pH yang dikehendaki, di sini pH divariasikan pada nilai pH 2,66, 2,75, dan 3,07.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil dan Pembahasan Uji Coba Peralatan Upgrading

Untuk mengetahui kinerja peralatan upgrading skala pilot, telah dilakukan uji coba dengan beban kosong dan menggunakan material tras.

5.1.1. Hasil uji coba beban kosong

Data hasil uji kalibrasi skala alat terhadap putaran alat rotary drum scrubber dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Hasil Kalibrasi Putaran Rotary Drum Scrubber

NO SKALA ALAT PUTARAN (RPM) KETERANGAN

1 7.5 4.06 10 putaran dalam 147.5 detik

2 10 5.43 10 putaran dalam 110.5 detik

3 12.5 6.90 10 putaran dalam 87.0 detik

4 15 7.97 10 putaran dalam 75.3 detik

5 17.5 9.60 10 putaran dalam 62.5 detik

6 20 10.81 10 putaran dalam 55.5 detik

5.1.2. Hail uji coba dengan bahan baku tras

Peralatan yang diuji terdiri dari vibrating screen dan rotary drum scrubber.

Vibrating Screen

Data hasil uji coba vibrating screen dengan bahan baku tras dapat dilihat pada Tabel 5.2. Vibrating screen yang digunakan memiliki 4 buah deck dengan lubang ayakan masing-masing 2mm, 18 mesh, 32 mesh dan 60 mesh, sehingga dari uji coba ini diperoleh 5 fraksi ukuran (+2mm, -2mm+18 mesh, -18+32 mesh, -32+60 mesh dan -60 mesh). Untuk uji pengayakan dengan bahan tras telah dihasilkan data dari masing-masing fraksi ukuran sebagai berikut: +2mm = 63,83%, 2mm+18 mesh = 1,52%, 18+32 mesh = 27,36%, -32+60 mesh =3,34%, dan -60 mesh = 3,95%.

(10)

Tabel 5.2. Hasil uji coba vibrating screen Fraksi Berat (kg) Berat (%)

Produk (V1) 21.0 63.83 Produk (V2) 0.5 1.52 Produk (V3) 9.0 27.36 Produk (V4) 1.1 3.34 Produk (V5) 1.3 3.95 Jumlah 33 100

Rotary Drum Scrubber

Pengaruh laju pengumpanan (putaran dan kemiringan rotary drum scrubber dijaga tetap, masing-masing 6,9 rpm dan 16/227,5) terhadap waktu tinggal material dalam alat dapat dilihat pada Tabel 5.3. Di sini terlihat bahwa makin besar laju pengumpanan material, maka waktu tinggal material dalam alat semakin singkat. Dengan laju pengumpanan sebesar 133 kg/jam, waktu tinggal material dalam alat sekitar 60 menit, kemudian menurun sampai 10 menit bila laju pengumpanan diperbesar sampai 750 kg/jam. Desain kapasitas alat ini adalah 300 kg/jam untuk waktu tinggal antara 5-7,5 menit. Dengan demikian alat rotary drum scrubber ini memiliki kapasitas yang melebihi desainnya, sehingga lebih menguntungkan ditinjau dari segi ekonomi. Diharapkan untuk bijih bauksit juga akan memberikan kapasitas produksi yang mendekati sama mengingat karakteristik tras yang mendekati sama dengan bauksit.

Sedangkan pengaruh putaran terhadap waktu tinggal material dalam alat dapat dilihat pada Tabel 5.4. Di sini nampak bahwa semakin tinggi putaran alat (kemiringan dan laju pengumpanan dijaga tetap masing-masing 16/227,5 dan 750 kg/jam), maka waktu tinggal material dalam alat semakin singkat. Untuk putaran 4,06 rpm, waktu tinggal material dalam alat sekitar 10 menit atau kondisi stabilnya sikitar 16 menit. Bila putaran diubah menjadi 15 rpm maka waktu tinggal material dalam alat hanya 4 menit (stabil 8 menit). Berdasarkan data pada Tabel 4 tersebut, maka kondisi terbaik untuk mengoperasikan rotary drum scrubber adalah pada putaran 6,90 rpm dengan kemiringan 16/227,5 dan laju pengumpanan sekitar 750 kg/jam (untuk material trass). Diharapkan kondisi ini juga akan berlaku untuk pengolahan bijih bauksit.

Tabel 5.3. Pengaruh laju pengumpanan terhadap waktu tinggal

No Putaran (skala) Putaran (rpm) Kemiringan Laju pengumpanan (kg/jam) Waktu tinggal (menit) 1 12,5 6,9 16/227.5 133 60 2 12,5 6,9 16/227.5 300 35 3 12,5 6,9 16/227.5 300 35 4 12,5 6,9 16/227.5 600 15 5 12,5 6,9 16/227.5 750 10

(11)

Tabel 5.4. Pengaruh putaran terhadap waktu tinggal No Putaran (skala) Putaran (rpm) Kemiringan Laju pengumpanan (kg/jam) Waktu tinggal (menit) 6 7,5 4,06 16/227.5 750 10 (16)* 7 10 5,43 16/227.5 750 8 (13)* 8 12,5 6,90 16/227.5 750 6 (9)* 9 15 7,97 16/227.5 750 4 (8)* 10 17,5 9,60 16/227.5 750 5 (9)* *) mulai stabil

Hasil uji scrubbing tras dengan rotary drum scrubber

Berdasarkan data analisis ayak terhadap produk hasil peremukan (crushing), pencucian fraksi ukuran +2mm, fraksi lolos 2mm (pasiran), dan fraksi halus (over flow) diperoleh data sebagai terlihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6 di bawah.

Tabel 5.5. Data berat hasil uji coba scrubbing tras menggunakan rotary drum scrubber

No. Perc Produk crusher (kg) Produk crusher ukuran +10 mesh (kg) yang terdapat pada fraksi ukuran +2mm Produk pencucian ukuran +10 mesh (kg) yang terdapat pada fraksi ukuran +2mm Produk pencucian fraksi pasir ukuran -10 mesh (kg) Produk pencucian fraksi over flow ukuran -60 mesh (kg) Produk pencucian fraksi over flow ukuran -200 mesh (kg) 1 200 151.24 22 (11%)*) 64 (32%)*) 114 (57%)*) 62.51 (31,25%)*) 2 300 210.21 62 (20,67%)*) 110 (36,67%)*) 128 (42,67%)*) 51.99 (17,33%)*) 3 300 255.24 95 (31,67%)*) 106 (35,33%) *) 99 (33%)*) 17.56 (5,85%)*) 4 600 444.24 222 (37%)*) 181 (30,17%)*) 197 (32,83%)*) 59.81 (9,97%)*) 5 750 528.90 266 (35,47%)*) 280 (37,33%)*) 204 (27,20%)*) 33.01 (4,40%)*) 6 375 308.18 211 (56,27%)*) 119 (31,73%)*) 45 (12,00%)*) 7 375 317.33 179 (47,73%)*) 143 (38,13%)*) 53 (14,13%)*) 8 375 315.34 115 (30,67%)*) 120 (32,00%)*) 140 (37,33%)*) 9 375 265.46 82 (21,87%)*) 215 (57,33%)*) 78 (20,80%)*) 10 375 353.81 61 (16,27%)*) 248 (66,13%)*) 66 (17,60%)*)

(12)

Tabel 5.6. Data hasil analisis ayak uji coba scrubbing trass menggunakan rotary drum scrubber

No. Perc Produk crusher

ukuran +10 mesh (%) yang terdapat pada fraksi ukuran +2mm Produk pencucian ukuran +10 mesh (%)yang terdapat pada fraksi ukuran +2mm Produk pencucian fraksi pasir ukuran -10 mesh (%) Produk pencucian fraksi over flow ukuran -60 mesh (%) Produk pencucian fraksi over flow ukuran -200 mesh (%) 1 75,62 48,71 100 100 54,83 2 70,07 98,84 100 100 40,62 3 85,08 99,58 100 100 17,74 4 74,04 99,48 100 100 30,36 5 70,52 98,15 100 100 16,18 6 82,18 99,42 100 100 6,31 7 84,62 99,16 100 100 39,72 8 84,09 99,19 100 100 25,69 9 70,79 99,31 100 100 20,39 10 94,35 99,35 100 100 11,07 Rerata 79,14 94,12 100 100 26,29

Berdasarkan data pada Tabel 5.6 di atas, umpan rotary drum scrubber (keluaran jaw crusher) yang memiliki persen berat fraksi ukuran +2mm rata-rata 79,14%, setelah diolah dengan rotary drum scrubber yang didalamnya dilengkapi saringan 2 mm menghasilkan produk +2mm rata-rata 94,12%. Ini menunjukkan bahwa efisiensi saringan yang digunakan dalam rotary drum scrubber ini mencapai sekitar 94,12%. Dengan demikian produk hasil pencucian relatif baik. Dari 10 percobaan, hanya satu yang menghasilkan efisiensi sekitar 48,7%, hal ini disebabkan pada percobaan pertama ini, rotary drum scrubber belum berfungsi dengan baik (lubang aliran air terlalu kecil). Setelah diperbesar ukuran lubangny, ke 9 percobaan lainnya menghasilkan efisiensi rata-rata di atas 99% (sangat baik). Sedangkan produk hasil pencucian fraksi -2mm (pasiran) memiliki ukuran -60 sebesar 100% dan fraksi overflow memiliki ukuran -200 mesh rata-rata sebesar 26,29%. Rendemen yang didapat untuk masing-masing fraksi ukuran +2mm, -2mm (pasiran), -2mm (-60 mesh), dan 2mm (-200 mesh) berturut-turut berkisar antara 11-37%, 32-37,33%, 27,20-57%, dan 4,40-31,25% atau rata-rata adalah 27,16%, 34,3%, 38,54%, dan 13,76%.

5.2. Hasil dan Pembahasan Percobaan Pembuatan PAC Cair Skala Lab

Percobaan pembuatan PAC skala laboratorium ini dilakukan dengan memvariasikan pH, konsentrasi HCl dan H2SO4. Komposisi kimia PAC cair yang diperoleh dianalisis kandungan Al2O3, Cl- danSO42-. Data hasil percobaan yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel di bawah. Untuk mengetahui mutu PAC cair yang didapat, dilakukan uji penjernihan air dengan membandingkan PAC yang ada di pasaran (eks PT. Lautan Luas).

5.2.1. Variasi pH

Percobaan pembuatan PAC cair variasi pH (pH 2,66; 2,75, dan 3,07) dilakukan dengan kondisi : waktu pengadukan 90 menit, suhu 200°C. Untuk memperoleh pH yang dikehendaki, diatur dengan penambahan kapur (CaCO3). Data hasil percobaan ditunjukkan pada Tabel 5.7.

(13)

Tabel 5.7. Hasil Percobaan Variasi pH

PAC pH

Komposisi PAC Cair (%) CaCO3 (gram) Volume PAC Cair (mL) Al2O3 Cl- SO4 2-1 2,66 6,3 7,87 7,91 50 300 2 2,75 7,74 7,87 4 96,09 300 3 3,07 8,10 6,46 1,28 130 300

Dari Tabel 5.7 nampak bahwa pH sangat berpengaruh terhadap komposisi PAC cair yang dihasilkan. Dengan kondisi percobaan sebagaimana yang dijelaskan di atas, semakin besar pH maka semakin besar pula kadar Al2O3 dalam PAC cair yang dihasilkan, sebaliknya kadar Cl- dan SO42- menurun. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komposisi PAC cair ini adalah waktu pemanasan, banyaknya CaCO3 dan air yang ditambahkan. Waktu pemanasan sangat berpengaruh terhadap banyaknya Al dalam alumina hidrat yang terlarut. Semakin lama waktu pemanasannya maka Al yang terlarut juga semakin banyak. Sedangkan penambahan CaCO3 berpengaruh terhadap kadar SO42- yang dihasilkan. Semakin besar pH yang diinginkan maka semakin banyak pula kapur yang dipakai dan kadar SO42- yang dihasilkan dalam produk PAC akan semakin kecil karena CaCO3 disini berfungsi sebagai penjerap asam berlebih yang terdapat dalam slurry. Penambahan air dalam proses pembuatan PAC juga sangat berpengaruh, yaitu bila air yang ditambahkan semakin banyak, maka larutan tersebut akan menjadi encer, yang menyebabkan kadar Cl -yang dihasilkan kecil. Pada percobaan ini, pH terbaik -yang diperoleh adalah 3,07 (PAC4) seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.1 di mana kadar Al2O3 dalam PAC cair yang dihasilkan paling besar yaitu 8,10 % serta memiliki kadar SO42- yang lebih rendah yaitu 1,28 % jika dibandingkan dengan produk yang dihasilkan dengan variasi pH lainnya (di bawah 3,07) yaitu PAC1 dan PAC2.

5.2.2. Variasi HCl

Percobaan pembuatan PAC cair variasi konsentrasi HCl (8,75, 9, dan 9,24%) dilakukan dengan kondisi : waktu pengadukan 90 menit, suhu 200°C. Untuk mendapatkan pH 3,07 diatur dengan penambahan kapur (CaCO3). Data hasil percobaan ditunjukkan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Hasil Percobaan Variasi Cl-

Dari Tabel 5.8 nampak bahwa konsentrasi HCl juga sangat berpengaruh terhadap komposisi PAC cair yang dihasilkan. Dengan kondisi percobaan sebagaimana yang dijelaskan di atas, semakin besar konsentrasi HCl maka semakin besar pula kadar Al2O3 dan Cl- yang dihasilkan, sebaliknya kadar SO42- yang didapat menurun. Hal ini dikarenakan dengan semakin besarnya konsentrasi HCl maka semakin banyak alumunium yang bisa larut dan kebutuhan sulfat sebagai pembantu dalam proses pelarutan ini akan berkurang jumlahnya sehingga kadar sulfat dalam produk PAC cair yang dihasilkan rendah

PAC Konsentrasi HCl (%)

Komposisi PAC Cair (%)

pH CaCO3 (gram) Volume PAC Cair (mL) Al2O3 Cl- SO4 2-4 8,75 9,04 6,61 2 3,07 130 300 5 9 9,14 6,70 1,55 3,07 125 300 6 9,25 9,23 7,37 1,19 3,07 115 300

(14)

(semakin sedikit kandungan sulfat dalam produk PAC maka semakin baik). Pada percobaan ini, hasil yang terbaik diperoleh pada PAC6 dengan kadar Cl- 9,25 % seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5.2 bahwa Al2O3 yang dihasilkan sebesar 9,23 % dan SO4 2-1,19 % jika dibandingkan dengan PAC4 dan PAC5.

5.2.3. Variasi H2SO4

Percobaan pembuatan PAC cair variasi konsentrasi H2SO4 (3,25, 3,5, dan 3,75%) dilakukan dengan kondisi : waktu pengadukan 90 menit, suhu 200°C dan pH 3,07. Data hasil percobaan ditunjukkan pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Hasil Percobaan Variasi H2SO4 PAC Kadar H2SO4

(%) Komposisi (%) pH CaCO3 (gram) Volume PAC Cair (mL) Al2O3 Cl- SO4 2-7 3,25 8,33 7,01 2,09 3,07 130 300 8 3,5 8,241 7,07 2,14 3,07 130 300 9 3,75 8,197 7,1 2,19 3,07 130 300

Dari Tabel 5.9 nampak bahwa konsentrasi H2SO4 juga sangat berpengaruh terhadap komposisi PAC cair yang dihasilkan. Dengan kondisi percobaan sebagaimana yang dijelaskan di atas, semakin besar konsentrasi H2SO4, maka semakin besar pula kadar Cl -dan SO42- yang dihasilkan, sebaliknya kadar Al2O3 dalam PAC cair yang didapat menurun. Hal ini dikarenakan Al dalam alumina hidrat yang terlarut dan terserap semakin banyak, sehingga mengakibatkan kadar Al2O3 dalam produk PAC menurun. Selain itu sebagian produk PAC cair masih ada yang menempel pada gypsum saat proses pencucian berlangsung yang berpotensi menurunkan perolehan PAC cair. Untuk menekan hilangnya PAC cair tersebut, perlu dilakukan pembilasan walaupun efeknya akan menurunkan kadar Al dalam produk. Pada percobaan ini, hasil yang terbaik diperoleh pada PAC7 dengan kadar SO42- 2,09 % seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 yaitu Al2O3 yang dihasilkan sebesar 8,33 % dan Cl- 7,01 %.

5.2.4. Pembuatan PAC Cair dengan menggunakan kondisi terbaik

Percobaan pembuatan PAC dengan kondisi terbaik dilakukan dengan kondisi : waktu pengadukan 90 menit, suhu 200°C, konsentrasi Cl- 9,25 % , SO42- 3,5 % , dan pH 3,07. Komposisi PAC cair yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Hasil Optimasi Pembuatan PAC Cair Berat Al(OH)3 (gram) Kadar H2SO4 (%) Kadar HCl (%) Suhu (oC) Waktu Pengadukan (menit) pH

Komposisi PAC Cair (%) Volume PAC Cair (mL) Al2O3 Cl- SO4 2-97,27 3,5 9,25 200 90 3,07 9,23 7,37 1,19 300

Dengan menggunakan kondisi percobaan terbaik (konsentrasi HCl 9,25 %, H2SO4 3,5 % dan pH 3,07) diperoleh komposisi PAC cair (kode PAC6) sbb: Al2O3 9,23 % , Cl- 7,37 % dan SO42- 1,19 % atau memiliki rumus molekul Al0,5(OH)3,31Cl0,67, ini mendekati

(15)

spesifikasi produk PAC yang ada di pasaran (eks PT. Lautan Luas) yang memiliki komposisi Al2O3 10%, Cl- 9 % dan SO42- 1,35 %.

Adapun penyebab perbedaan yang terjadi antara PAC hasil percobaan dengan PAC yang ada di pasaran, mungkin disebabkan antara lain oleh ketidakmurnian bahan, kurangnya waktu pengadukan, sehingga menyebabkan Al tidak larut sempurna. Selain itu, proses pencucian gypsum yang kurang bersih, sehingga terdapat PAC yang menempel pada gypsum.

5.2.5. Uji Pengendapan (Jartest)

Uji jartest dilakukan untuk mengetahui kemampuan daya koagulasi dari PAC dengan mengamati kecepatan pengendapan flok yang terbentuk. Data hasil uji jar test untuk beberapa jenis PAC (hasil variasi pH) dapat dilihat pada Gambar 5.1 sampai Gambar 5.4.

Gambar. 5.1. Grafik laju pengendapan flok dengan menggunakan PAC Variasi pH

Gambar 5.2 Grafik laju pengendapan flok dengan menggunakan PAC Hasil Variasi HCl

Gambar 5.3 Grafik laju pengendapan flok dengan menggunakan PAC Hasil Variasi H2SO4

(16)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, kecepatan pengendapan untuk variasi pH yang paling cepat yaitu pada PAC3, sedangkan untuk variasi HCl yang paling cepat adalah PAC6 dan untuk variasi konsentrasi H2SO4yang terbaik adalah PAC9. Namun dari ketiga variasi tersebut, yang memiliki kecepatan pengendapan tercepat yaitu PAC6, yang hanya membutuhkan waktu pengendapan selama 53 detik untuk jarak tempuh 8 cm, sehingga kondisi percobaan yang menghasilkan PAC6 dijadikan sebagai PAC optimum. PAC optimum dan PAC eks PT. Lautan Luas diuji dengan metoda jar test untuk melihat kinerja dari kedua jenis PAC tersebut, sehingga dapat diketahui mutu PAC hasil percobaan ini apakah sudah menyamai produk PAC yang ada di pasaran dalam hal ini PAC eks PT. Lautan Luas.

Gambar 5.4. Grafik laju pengendapan flok dengan menggunakan PAC hasil percobaan dibandingkan PAC Lautan Luas

Dari Gambar 5.4 dapat dilihat bahwa kecepatan pengendapan flok yang dihasilkan dengan menggunakan PAC hasil percobaan optimum (PAC6) adalah 8 cm dalam 53 detik atau 9,06 cm/menit ini mendekati sama dengan kecepatan pengendapan yang menggunakan PAC eks PT. Lautan Luas yang besarnya sekitar 9,6 cm/menit. Waktu pengendapan flok yang terbentuk dengan menggunakan PAC PT. Lautan Luas sedikit lebih cepat dibandingkan dengan PAC hasil percobaan yaitu sekitar 50 detik untuk jarak tempuh yang sama (8 cm). Hal ini dikarenakan konsentrasi Al2O3 pada PAC PT. Lautan Luas lebih besar yaitu 10 %, bila dibandingkan dengan PAC hasil percobaan yang hanya berkadar Al2O3 9,23 %. Namun PAC hasil percobaan ini dapat ditingkatkan kadar Al2O3 dengan mengurangi kandungan airnya melalui penguapan. Berdasarkan hasil uji coba jar test ini, terbukti bahwa semakin besar kadar Al2O3 dalam larutan PAC yang digunakan dalam penjernihan air, maka proses pembentukan flok semakin cepat dan flok-flok yang terbentuk semakin besar sehingga kecepatan pengendapannya semakin besar pula.

(17)

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil uji coba peralatan upgrading dengan bahan baku tras dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

- Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, peralatan upgrading bauksit dapat berfungsi dengan baik

- Dengan menggunakan bahan baku tras, produk hasil pencucian (berukuran +2mm) menunjukkan hasil yang baik terlihat secara visual dari bersihnya permukaan tras tersebut dengan bentuk yang membulat.

- Dari hasil uji coba diperoleh data kapasitas rotary drum scrubber (RDS) sebesar 750 kg umpan tras/jam, dengan kemiringan RDS 16cm/227.5 cm, putaran 12.5 (skala), waktu tinggal sekitar 6 menit (stabil 9 menit)

- Umpan yang digunakan (keluaran jaw crusher) berukuran 1.5-2 cm yang menghasilkan produk pencucian +2 mm = 230 kg/jam, dengan debet air masuk RDS sebesar 5 liter/25 detik

- Dengan kemiringan 17 cm/227.5 cm, masih memberikan kinerja (performance) yg baik hanya waktu tiggal lebih pendek yaitu hanya 4 menit (stabil 6 menit).

- Jaw crusher yang diperbaiki sudah berfungsi dengan baik, di mana keluarannya dapat diatur sampai ukuran 0.5 cm

Sedangkan dari hasil penelitian pembuatan PAC cair dengan bahan baku alumina hidrat pada skala laboratorium dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Produk PAC cair yang dihasilkan memiliki komposisi kimia yang mendekati sama dengan PAC pasaran (eks PT. Lautan Luas) sehingga dapat dikatakan sesuai dengan spesifikasi PAC pasaran.

- Kondisi proses optimum yang didapat adalah pH 3,07, konsentrasi HCl 9,25%, dan H2SO4 %, yang menghasilkan PAC cair dengan komposisi sbb: Al2O3 9,23 % , Cl- 7,37 % dan SO42- 1,19 % atau memiliki rumus molekul Al0,5(OH)3,31Cl0,67 dengan kode produk PAC6.

- Dari hasil uji jar test waktu endap flok yang didapat dengan menggunakan PAC6 adalah 9,06 cm/menit, sementara dengan menggunakan PAC eks PT. Lautan luas 9,6 cm/menit untuk jarak tempuh flok 8 cm.

6.2. Saran

Dari data hasil percobaan dan pembahasan di atas dapat disarankan dua hal sebagai berikut:

- Untuk pilot plant upgrading bauksit, disarankan lubang screw (lebarnya) yang terdapat dalam rotary drum scrubber diperbesar dari sekitar 1 cm menjadi 1.5-2 cm agar memperlancar mengalirnya air ke over flow.

- Sedangkan hasil percobaan pembuatan PAC cair skala lab ini perlu dilanjutkan ke skala pilot plant yang diintegrasikan dengan proses pengolahan tailing pencucian (tailing hasil upgrading bijih bauksit) menjadi alumina hidrat, karena alumina hidrat merupakan bahan baku untuk pembuatan PAC.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, (2004), Indonesia, Bauxite and alumina, http // www.riu.com.au/pdf/Ripm/deposits,2004.pdf. 2. Anonim,(2007a), Alumina Process, htm.Doc, http // www.qal.co.au

3. Anonim, (2007b), Aluminium, http // www.htm.kuleuven.ac.be / education / non matur courses / Mat /5-c% / 2520 aluminium.doc.

4. Anonim, (2007c), Bauxite, The Free encyclopedia, htm

5. Anonim, (2007d), Bauxite Mineral, Bauxite Information, Uses of Bauxite, Bauxite Suppliers,htm 6. Columbia Encyclopedia, 2008, Bayer Process, Sixth Edition. Copyright 2008 Columbia University Press 7. Das, B., Graeffe, M., Toscano, A., Brancewicz, C., and Rasmussen, D.H., 2002, Precipitation of

Nanoscale Hydrous Alumina from Sodium Aluminate Solutions, Mat. Res. Soc. Symp. Proc. Vol. 704, Materials Research Society

8. Elmore, K.L., Mason, C.M., and Hatfield, J.D., 1945, Mechanism of the Precipitation of Alumina from Sodium Aluminate Solutions, 1945, 67 (9) J. Am. Chem. Soc., hal 1449-1452

9. Husaini dkk, (2007), Optimalisasi Upgrading Bauksit dan Tailing Pencucian bauksit Tayan dan Kijang, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara , Badan Litbang Energi dan Dumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

10. Husaini dkk, (2008), Optimalisasi Upgrading Bauksit dan Tailing Pencucian bauksit Tayan dan Kijang, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara , Badan Litbang Energi dan Dumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

11. Krishna Moorthy, (1983), Examination of Minerals, Ores and Their Feasibility Studies, Edisi pertama, Khana Publishers, Delhi, India, hal. 73-74, 108-114

12. Mc.Cabe.W.L and Smith.J.C ( 1976), Unit Operation of Chemical Engineering, Edisi ketiga,McGraw Hill International Book Company, Tokyo, Hal-

13. Peter, H.W., (1984), The Industrial Minerals Handy Book, edisi kedua, Division metal Buletin PLC, London, UK, hal. 16-19.

14. Perry .R.H and Green.D.W, (1999), Chemical Engineers’ Handbook, Edisi ke tujuh, Mc.Graw-Hills Companies INC, New York,hal : 6-(34-35) dan 12- (52-64), 19-(40-47)

15. Padhi, B.K., Harry, B.W., Mohanty, B.N., Preparation of nano aluminium trihydroxide by forced hydrolysis in presece of emulsifying agent

16. Sinha,R.K., (1961), Industrial Minerals, Mohan Primlani for Oxford & IBH Publishing Co, New Delhi, India, Edisi 1, hal. 72-96

17. Sydney, Margery, and Johnstone, J., (1961), Minerals for the Chemical and allied Industries, Edisi kedua, John Wiley & Sons Inc, New York, USA, hal. 5-28

18. Thompson, R., 1995, Industrial Inorganic Chemicals : Production and Uses, The Royal Society of Chemistry, Cambridge CB4 4WF, UK.

19. Wikipedia Encyclopedia, 2008, Bayer Process, http://en.wikipedia.org/wiki/Bayer_process

20. Perry, Robert H. 1984. Perry’s Chemical Engineers Handbook Sixth Edition. McGraw-Hill International Edition. Japan : Kosaido Printing Co.,Ltd

21. http://www.quantumlynx.com.Diperoleh tanggal 13 Januari 2010 22. http://www.google.com/Bahan Kimia Penjernih Air (keunggulan PAC)

(19)

LAMPIRAN Tabel L1. Spesifikasi Alat

No Alat Spesifikasi Keterangan

1 Jaw Crusher Tinggi total 90 cm, lebar total 47 cm, panjang total 124 cm;

mulut jaw 27 cm x 18 cm, tinggi jaw 45 cm, lebar jaw 25 cm, motor 5.5 Kw, 1440 rpm, 3 ph, diameter pulley motor 21.5 cm, diameter pulley jaw 65 cm, rpm 476 (normal putaran 200-300 rpm)

2 Belt Conveyor Panjang 900 cm, lebar 60 cm, kemiringan (sin α =287/900)

Motor 1.5 Kw, reducer 1:20, kecepatan membawa 22.39 m/menit

3 Rotary drum

Scrubber

Panjang silinder total 358.5 cm; panjang silinder yg ada saringan 227.5 cm; diameter silinder/saringan 82 cm;

diameter pengeluaran washed bauxite 34.5 cm dan panjang 20 cm; diameter silinder kedua 60 cm dan panjang 20 cm;, lebar roda besi 7.5 cm; silinder plat dekat ujung pengeluaran 28 cm; panjang silinder plat ujung lainnya 46.5 cm + 7.5 cm (roda besi) + 19 cm).

Spiral luar: tebal plat 6 mm, jarak antar spiral 27 cm, tinggi spiral 7.5 cm; Spiral dalam: tebal plat 6 mm, jarak antar spiral 24 cm, tinggi spiral 7.5 cm; Motor 11 Kw (15 Hp), 1460 rpm, 3 ph, Reducer type 135, ratio 1:10

4 Vibrating Screen Panjang 200 cm, lebar 74 cm; motor 5.5 Kw, 1420 rpm, 3 ph,

4 deck (ukuran lubang paling besar 2 mm)

Gambar L1. Skema alat Rotary Drum scrubber 227.5 cm 28 cm 82 cm 46.5 cm 7.5 cm 19 cm 31.5 cm 20 cm 60 cm 34.5 cm 7.5 cm 20 cm

(20)

Tabel L2. Data Hasil Percobaan Pencucian Trass (Data Asli)

PERC - 1 PERC - 2 PERC - 3 PERC - 4 PERC - 5

Umpan Trass Trass Trass Trass Trass

Berat umpan (kg) 200 300 300 600 750

Lama perc. (jam) 1.5 1.0 1.0 1.0 1.0

Feed rate (kg/jam) 133.33 300 300 600 750

Waktu alir air (det/5 liter) 25 25 25 25 25

- Over flow 20 25 25 25 25

- Screw 30 30 60 50 kental

Laju alir air (liter/menit) 25 22 17 18

Persen solid (%) 35.71

Putaran Rot Drum Scrub (RDC) (skala) 12.5 12.5 12.6 12.5 12.5

Putaran Rot Drum Scrub (RDC) (rpm) 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9

Kemiringan RDC (sin α) Lebih

rendah dr 2 s/d 4

16/227.5 16/227.5 16/227.5 16/227.5

Waktu tinggal bahan dalam RDC (menit)

60 35 35 10-15 10-15

Produk Jaw Crusher (kg) 200 300 300 600 750

Produk RDC (+2 mm) (kg) 22 (11%) 62 (20.67%) 95 (31.7%) 222 (37%) 266 (35.5%) Produk RDC (-2 mm) (kg) 64 110 106 181 280

Produk RDC (over flow) (kg) 14 53 86 153 134.5

Material tertinggal dalam RDS + yang hilang (sangat halus)

(21)

Tabel L3. Data Hasil Percobaan Pencucian Trass (lanjutan) (Data Asli)

PERC - 6 PERC - 7 PERC - 8 PERC - 9 PERC -10

Umpan Trass Trass Trass Trass Trass

Berat umpan (kg) 375 375 375 375 375

Lama perc. (jam) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

Feed rate (kg/jam) 750 750 750 750 750

Waktu alir air (det/5 liter) 25 25 25 25 25

- Over flow (det/5L) 25 25 25 40 40

- Screw (det/5L) 10 10 10 10 10

- O/S (+2mm) (det/5L) 10 10 10 10 10

Laju alir air (liter/menit) Persen solid (%) Putaran Rot Drum Scrub (RDC) (skala)

7.5 10 12.5 15 17.5

Putaran Rot Drum Scrub (RDC) (rpm)

4,06 5,43 6,90 7,97 9,60

Kemiringan RDC (sin α) 16/227.5 16/227.5 16/227.5 16/227.5 16/227.5

Waktu tinggal bahan dalam RDC (menit)

10 (16)* 8 (13)* 6 (9)* 4 (8)* 5 (9)*

Produk Jaw Crusher (kg)

Produk RDC (+2 mm) (kg) 211 179 115 82 -66 (?)

Produk RDC (-2 mm) (kg) 119 143 120 215 248

Produk RDC (over flow) (kg)

45 53 65 78 193

Material tertinggal dalam RDS + yang hilang (sangat halus)

Catatan: * mulai stabil; produk (+2mm) untuk putaran pada skala 15 dan 17.5 masih kotor (membawa air)

Tabel L4. Data Hasil Percobaan Pencucian Trass (lanjutan) (Data Asli)

PERC - 11 PERC - 12

Umpan Trass Trass

Berat umpan (kg) 375 375

Lama perc. (jam) 0.5 0.5

Feed rate (kg/jam) 750 750

Waktu alir air (det/5 liter) 25 25

- Over flow (det/5L) 25 35

- Screw (det/5L) ukuran pasir -2mm Mendekati nol 15

- O/S (+2mm) (det/5L) Mendekati nol

Laju alir air (liter/menit) Persen solid (%)

Putaran Rot Drum Scrub (RDC) (skala) 12.5 12.5

Putaran Rot Drum Scrub (RDC) (rpm)

Kemiringan RDC (sin α) 17/227.5 15/227.5

Waktu tinggal bahan dalam RDC (menit) 4 (6)* 6 (12)*

Produk Jaw Crusher (kg) Produk RDC (+2 mm) (kg) Produk RDC (-2 mm) (kg) Produk RDC (over flow) (kg)

Material tertinggal dalam RDS + yang hilang (sangat halus)

Keterangan Air yg mengalir ke ukuran

pasir -2mm mendekati nol. Bahan baku yg digunakan hasil pengolahan sebelumnya

(sudah bersih)

Banyak air yg keluar bersama ukuran pasir -2mm. Bahan

baku yg digunakan hasil pengolahan sebelumnya

(22)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (Data Asli) No Ukuran Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (OF) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (OF) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 1 +10 mm 232.43 37.04 -10 mm+5 mesh 197.55 31.48 -5+10 mesh 44.54 123.47 7.10 48.71 -10+20 mesh 37.14 66.32 84.43 5.92 26.16 29.44 -20+40 mesh 25.57 13.92 74.17 4.07 5.49 25.86 -40+60 mesh 19.59 9.07 56.9 3.12 3.58 19.84 -60+100 mesh 37.75 17.11 38.93 6.52 6.02 6.75 13.57 3.40 -100+140 mesh 22.11 13.3 20.35 33.16 3.52 5.25 7.09 17.27 -140+200 mesh 8.66 7.48 9.62 47.03 1.38 2.95 3.35 24.50 -200 mesh 2.21 2.83 2.43 0.35 1.12 0.85 0.00 -200+325 mesh 58.24 30.34 -325 mesh 47.02 24.49 Jumlah 627.55 253.5 286.83 191.97 100 100 100 100.00

(23)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 2 +10 mm 495.02 555.68 40.74 53.33 -10 mm+5 mesh 150.03 346.95 12.35 33.30 -5+10 mesh 206.32 127.23 16.98 12.21 -2mm (-10 mesh) 12.1 1.16 -10+20 mesh 96.27 142.66 7.92 23.74 -20+40 mesh 43.64 113.01 3.59 18.80 -40+60 mesh 43.52 98.19 3.58 16.34 -60+100 mesh 70.39 99.86 9.04 5.79 16.62 5.93 -100 mesh 109.79 9.04 0.00 -100+140 mesh 56.62 34.73 0.00 9.42 22.78 -140+200 mesh 44.31 46.77 0.00 7.37 30.67 -200 mesh 46.34 7.71 -200+325 mesh 23.59 15.47 -325 mesh 38.34 25.15 Jumlah 1214.98 1041.96 600.99 152.47 100 100 100 100

(24)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 3 +10 mm 723.75 801.21 64.17 73.23 -10 mm+5 mesh 138 267.19 12.23 24.42 -5+10 mesh 97.92 21.09 8.68 1.93 -2mm (-10 mesh) 4.64 -10+20 mesh 45.08 124.18 4.00 21.54 -20+40 mesh 25.18 109.7 2.23 19.03 -40+60 mesh 17.11 119.16 1.52 20.67 -60+100 mesh 45.47 113.92 8.87 4.03 19.76 6.78 -100 mesh 35.41 3.14 0.00 -100+140 mesh 62.74 52.66 10.88 40.24 -140+200 mesh 33.33 46.12 5.78 35.24 -200 mesh 13.54 2.35 -200+325 mesh 8.52 6.51 -325 mesh 14.7 0.00 11.23 0.00 Jumlah 1127.92 1094.13 576.57 130.87 100 99.57591877 100 100

(25)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 4 +10 mm 656.19 583.78 50.10 66.48 -10 mm+5 mesh 162.88 264.29 12.43 30.10 -5+10 mesh 150.77 25.46 11.51 2.90 -2mm (-10 mesh) 4.62 -10+20 mesh 83.87 114.69 6.40 21.16 -20+40 mesh 57.04 104.37 4.35 19.26 -40+60 mesh 50.24 109.16 3.84 20.14 -60+100 mesh 69.12 103.87 11.81 5.28 19.16 8.63 -100 mesh 79.77 6.09 0.00 0.00 -100+140 mesh 59.93 30.63 11.06 22.38 -140+200 mesh 34.92 52.88 6.44 38.63 -200 mesh 15.1 0.00 2.79 -200+325 mesh 17.69 12.92 -325 mesh 23.88 17.44 0.00 Jumlah 1309.88 878.15 542.04 136.89 100 99.47 100 100

(26)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 5 +10 mm 525.82 868.27 43.32 62.47 -10 mm+5 mm 228.98 460.56 18.87 33.13 -5 mm+10 mesh 101.12 49.29 8.33 3.55 -2mm (-10 mesh) -2mm (-10 mesh) 11.89 0.86 -10+20 mesh 70.86 60.02 5.84 17.82 -20+40 mesh 55.05 58.76 4.54 17.44 -40+60 mesh 42.57 54.22 3.51 16.09 -60+100 mesh 56.24 61.54 32.6 4.63 18.27 20.47 -100+140 mesh 47.9 43.91 52.69 3.95 13.03 33.09 -140+200 mesh 33.86 28.58 48.19 2.79 8.48 30.26 -200 mesh 51.32 29.87 4.23 8.87 -200+325 mesh 16.49 10.36 -325 mesh 9.27 5.82 Jumlah 1213.72 1390.01 336.9 159.24 100 100 100 100

(27)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 6 +10 mm 360.89 590.19 49.62 73.93 -10 mm+5 mm 139 189.6 19.11 23.75 -5 mm+10 mesh 97.79 13.88 13.45 1.74 -2mm (-10 mesh) -2mm (-10 mesh) 4.62 0.58 -10+20 mesh 31.27 52.98 4.30 27.49 -20+40 mesh 18.79 44.28 2.58 22.97 -40+60 mesh 12.2 29.38 1.68 15.24 -60+100 mesh 24.44 23.49 5.58 3.36 12.19 6.05 -100+140 mesh 20.03 48.99 0.00 10.39 53.10 -140+200 mesh 14.89 31.87 0.00 7.73 34.54 -200 mesh 7.69 0.00 3.99 -200+325 mesh 4.76 5.16 -325 mesh 1.06 1.15 -100 mesh 42.86 5.89 Jumlah 727.24 798.29 192.74 92.26 100 100 100 100

(28)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 7 +10 mm 527.42 439.91 64.13 47.02 -10 mm+5 mm 103.36 433.47 12.57 46.33 -5 mm+10 mesh 65.15 54.36 7.92 5.81 -2mm (-10 mesh) -2mm (-10 mesh) 7.85 0.84 -10+20 mesh 22.77 42.61 2.77 22.49 -20+40 mesh 19.4 44.21 2.36 23.33 -40+60 mesh 15.35 36.95 1.87 19.50 -60+100 mesh 28.63 27.96 2.44 3.48 14.76 2.93 -100+140 mesh 19.29 26.51 0.00 10.18 31.87 -140+200 mesh 10.94 21.19 0.00 5.77 25.47 -200 mesh 7.52 0.00 3.97 -200+325 mesh 22.03 26.48 -325 mesh 11.01 13.24 -100 mesh 40.37 4.91 Jumlah 822.45 935.59 189.48 83.18 100 100 100 100

(29)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 8 +10 mm 326.17 449.42 49.12 68.66 -10 mm+5 mm 168.81 189.05 25.42 28.88 -5 mm+10 mesh 63.41 10.8 9.55 1.65 -2mm (-10 mesh) -2mm (-10 mesh) 5.29 0.81 -10+20 mesh 19.76 31.2 2.98 18.00 -20+40 mesh 15.35 29.93 2.31 17.26 -40+60 mesh 11.44 26.87 1.72 15.50 -60+100 mesh 17.88 31 19.17 2.69 17.88 16.63 -100+140 mesh 24.3 30.98 0.00 14.02 26.88 -140+200 mesh 13.99 35.49 0.00 8.07 30.80 -200 mesh 16.08 0.00 9.27 -200+325 mesh 24.36 21.14 -325 mesh 5.24 4.55 -100 mesh 41.25 6.21 Jumlah 664.07 654.56 173.37 115.24 100 100 100 100

(30)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 9 +10 mm 289.02 674.19 35.43 69.07 -10 mm+5 mm 164.36 257.38 20.15 26.37 -5 mm+10 mesh 124.02 37.81 15.21 3.87 -2mm (-10 mesh) -2mm (-10 mesh) 6.71 0.69 -10+20 mesh 48.57 53.94 5.95 26.60 -20+40 mesh 38.98 53.46 4.78 26.37 -40+60 mesh 32.76 36.94 4.02 18.22 -60+100 mesh 51.84 24.01 42.16 6.36 11.84 36.98 -100+140 mesh 16.69 28.15 0.00 8.23 24.69 -140+200 mesh 10.41 20.44 0.00 5.13 17.93 -200 mesh 7.3 0.00 3.60 -200+325 mesh 17.64 15.47 -325 mesh 5.61 4.92 -100 mesh 66.09 8.10 Jumlah 815.64 976.09 202.75 114 100 100 100 100

(31)

Tabel L5. Data Hasil Analisis Ayak Percobaan Scrubbing Trass (lanjutan) No Ukuran Produk Jaw Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) Produk Crusher Produk +2mm Produk -2mm (pasir) Produk -2mm (over flow) (g) (g) (g) (g) (%) (%) (%) (%) 10 +10 mm 592.31 730.82 74.01 76.00 -10 mm+5 mm 133.41 217 16.67 22.57 -5 mm+10 mesh 29.34 7.47 3.67 0.78 -2mm (-10 mesh) -2mm (-10 mesh) 6.37 0.66 -10+20 mesh 5.46 35.74 0.68 21.23 -20+40 mesh 4.79 45.28 0.60 26.90 -40+60 mesh 4.8 29.7 0.60 17.64 -60+100 mesh 13.9 22.81 29.9 1.74 13.55 22.36 -100+140 mesh 18.55 52.45 0.00 11.02 39.23 -140+200 mesh 11.16 36.56 0.00 6.63 27.34 -200 mesh 5.1 0.00 3.03 -200+325 mesh 11.24 8.41 -325 mesh 3.55 2.66 -100 mesh 16.25 2.03 Jumlah 800.26 961.66 168.34 133.7 100 100 100 100

(32)

LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN

Foto 1. Pembuatan dudukan jaw crusher Foto 2. Pemasangan Jaw Crusher

Foto 3. Pembuatan kerangka belt conveyor

Foto 4. Modifikasi Rotary Drum Scrubber Foto 5. Modifikasi Rotary Drum Scrubber (Sekat-sekat yang akan dipasang di dalam RDS) (Sekat-sekat yang sudah terpasang di dalam RDS)

(33)

Foto 6. Bak penampung air Foto 7. Pompa air

Foto 8. Peralatan upgrading bauksit Foto 9. Pengoperasian alat upgrading bauksit

Foto 10. Sampling tailing -2 mm Foto 11. Sampling produk +2mm

(34)

Foto 13. Umpan (trass) berbentuk halus Foto 14. Umpan (trass) berbentuk bongkah

Foto 15. Produk tercuci (+2mm) Foto 16. Tailing berbentuk pasir (-2mm)

Foto 17. Tailing berbentuk halus (-200 mesh) Foto 18. Perbandingan (A) umpan, (B) produk (+2mm), (C) taling pasir, dan (D)tailing -200 mesh

A B

C D

(35)

Gambar

Tabel 2.1 Keuntungan dan kerugian PAC dibandingkan dengan koagulan lain  [http://www.quantumlynx.com]
Tabel 5.2. Hasil uji coba vibrating screen   Fraksi   Berat (kg)  Berat (%)
Tabel 5.4. Pengaruh putaran terhadap waktu tinggal  No  Putaran  (skala)  Putaran (rpm)  Kemiringan  Laju  pengumpanan  (kg/jam)  Waktu tinggal  (menit)  6  7,5  4,06  16/227.5  750  10 (16)*  7  10  5,43  16/227.5  750  8 (13)*  8  12,5  6,90  16/227.5  7
Tabel 5.6. Data hasil analisis ayak uji coba scrubbing trass menggunakan rotary drum  scrubber
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ketersediaan sistem yang hebat dan jenis alat pengelolaan jarak jauh ini, perusahaan dapat mengurangi jumlah panggilan yang diterima dari pengguna akhir, serta

Seluruh LKP yang ada ada di SUMUT , Penelitian ini sebagai gambaran Penerapan TQS (Total Quality Services), yang bisa menjadi acuan standar ketercapaian

tanggal 17 Juni 2013 maka dengan ini maka dengan ini kami Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.. Kantor SAR Kelas A Semarang mengumumkan pemenang untuk Pekerjaan

Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa Konstruksi pada Satuan Kerja Kantor SAR Kelas A Semarang, yaitu Pekerjaan Pembangunan Gudang Pos SAR Cilacap Seluas 120 M 2 , dengan

Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa Konstruksi pada Satuan Kerja Kantor SAR Kelas A Semarang, yaitu Pekerjaan Pembangunan Gudang Pos SAR Yogyakarta Seluas 120 M 2

Adapun tujuan daripada penelitian ini yaitu pertama untuk mengetahui dinamika kasus ahmadiyah dan pengaturan tentang identitas keagamaan pada kartu tanda penduduk,

dengan menerapkan metode diskusi bisa membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti. kegiatan

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk non verbal dalam foto lebih diarahkan