• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SINGKATAN... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... ABSTRACT...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SINGKATAN... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... ABSTRACT..."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix ABSTRAK ... x ABSTRACT ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Batasan Masalah ... 5 1.4 Tujuan Penelitian ... 6 1.5 Manfaat Penelitian ... 6 1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Buah Klimaterik dan Non Klimmaterik ... 8

2.2 Landasan Teori... 2.2.1 Teori Kebijakan Publik ... 13

A. Definisi ... 13

2.2.1.1 Tahapan Kebijakan Publik ... 15

2.2.1.2 Konsep Implementasi Kebijakan ... 17

2.2.1.3 Model Implementasi Kebijakan ... 18

(2)

2.2.2.1 Pemberdayaan Masyarakat ... 19

2.2.2.1.2 Tahapan Pemberdayaan ... 22

2.3 Kerangka Pemikiran... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian... 28

3.2 Sumber Data... 29

3.3 Unit Analisis ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Informan ... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6 Teknik Analisis Data... 34

3.7 Teknik Penyajian Data ... 36

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk dari tahun ketahun membawa dampak dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan kesehatan ekonomi serta diiringi juga dengan banyaknya permasalahan yang ikut bermunculan seperti salah satu masalah yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yaitu masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan terjadi di setiap daerah di Negara Indonesia tidak terkecuali di Provinsi NTT yang bahkan menjadi provinsi termiskin ketiga di Negara Indonesia. Pemerintah Provinsi NTT mengambil sikap untuk menaggulangi masalah kemiskian yang terjadi di daerahnya dengan membuat sebuah program Implementasi Kebijakan Program Desa Mandiri Anggur Merah dengan sasarannya desa-desa miskin yang ada di provinsi NTT. Berdasarkan permasalahan diatas peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui implementasi program serta apa saja tantangan dan hambatan yang terjadi selama program dijalankan.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu masalah paling besar yang di hadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang salah satunya Negara Indonesia. BPS merilis data pada bulan september 2016 jumlah penduduk miskin di Negara Indonesia mencapai 27,76 juta orang atau 10,70% berkurang sebesar 0,25 juta orang dibandingkan dengan bulan maret 2016 yang sebesar 28,01 juta orang (10,86%), walaupun berkurang jumlah penduduk miskin di Negara Indonesia masih terbilang tinggi. Masalah kemiskinan yang ada di Negara Indonesia menurut Suharto (2009: 131) merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus menerus sebab masalah kemiskinan telah lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini.

Menanggapi masalah kemiskinan yang terjadi di Negara Indonesia, maka pemerintah Negara Indonesia membentuk berbagai program penanggulangan kemiskinan baik secara langsung dari pusat maupun di daerah. Penanggulangan kemiskinan yang dilakukan langsung di daerah bertujuan agar pemerintah daerah dapat menanggulangi kemiskian sesuai dengan keadaan yang terjadi di daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dimana pemerintah daerah diberi kuasa untuk menjalankan pemerintahannya sendiri serta membangun dan mengatasi permasalahan yang terjadi di daerah masing-masing termasuk masalah kemiskinan.

Negara Indonesia sendiri masih banyak daerah-daerah yang tergolong miskin salah satunya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi NTT berada di peringkat ke tiga sebagai provinsi termiskin dengan angka kemiskinan sebesar 22,58% (lintasnasional.com, 2016). Pembangunan untuk mensejahterakan warga yang selama ini dilakukan dirasakan belum berjalan maksimal. Data kehidupan bernegara di NTT sebagaimana yang dipublis

(4)

BPS, menunjukan bahwa penduduk miskin provinsi NTT pada tahun 2009 sebanyak 1.013.200 orang (23,03%). Sedangkan pada tahun 2010 penduduk miskin bertambah menjadi 1.014.100 orang (23,31%), ( antaranews.com, 2016 ).

Bertolak pada realitas kemiskinan di tahun 2010 ini, maka di Tahun Anggaran 2011 Pemerintah Provinsi NTT melalui Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah dibuat dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan telah menetapkan kebijakan operasional pembangunan berbasis desa/kelurahan, yaitu Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah. Setahun setelah berjalan program, pemerintah NTT mengeluarkan Petunjuk teknis Penyaluran dan Pengelolaan Bantuan Program Anggur Merah yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2012 untuk menjadi petunjuk dalam menjalankan program . Untuk pelaksanaan program desa/kelurahan mandiri anggur merah ini, Bappeda Provinsi NTT di awal program ini telah menganggarkan dana sebesar Rp.73.328.500.000. Pemerintah Provinsi NTT mengalokasikan dana untuk 287 desa/kelurahan dengan nilai per desa/kelurahan sebesar Rp.250.000.000. Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah rencananya akan dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan semua stakeholders melalui pengembangan ekonomi produktif dengan pemberdayaan masyarakat desa sesuai dengan karakteristik dan potensi desa/kelurahan.

Setiap tahun akan ada desa yang diberikan dana program ini dimana desa/kecamatan yang menerima dana bantuan dipilih langsung oleh pemerintah Provinsi NTT. Pemilihan desa penerima dana bantuan disesuaikan dengan tingkat KK miskin, Infrastruktur pelayanan sosial dasar (air bersih,sanitasi pemukiman dan rumah layak huni) relatif rendah, Sumber Daya Manusia relatif rendah ( tingkat pendidikan, presentase angka putus sekolah, angka buta huruf), pembangunan dibidang kesehatan rendah, luas wilayah, termasuk desa tertinggal dan

(5)

kurang memiliki akses pembangunan, sumber daya potensi untuk melaksanakan program serta syarat-syarat administratif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi NTT. Di setiap desa penerima dana ini akan dibantu oleh seorang fasilitator yang adalah sarjana untuk membantu masyarakat dalam memahami setiap proses dari Program Anggur Merah tersebut. Program ini bersifat pinjaman dimana desa yang menerima dana harus mengembalikan sesuai waktu yang di tetapkan.

Provinsi NTT tepatnya di Pulau Sumba Kabupaten Sumba Timur, desa pertama yang menerima dana Anggur Merah adalah Desa Lukukamaru yang terletak di kecamatan Kota Waingapu. Desa Ini dinyatakan pantas mendapat dana bantuan dikarenakan kondisi Desa Lukukamaru yang terbilang miskin dengan jumlah KK miskin sebanyak 141 dari 178 KK, desa ini hanya berjarak 41km dari ibu kota kabupaten dengan luas wilayah terluas kedua sekecamatan kota yaitu 2.100 hektar are, namun desa ini tidak dilengkapi dengan fasilitas listrik, jauh dari sumber air, fasilitas pendidikan yang ada hanyalah 1 buah Sekolah Dasar dan fasilitas kesehatan yang sangat kurang dikarenakan hanya memiliki 1 buah puskesmas. serta akses ke desa Lukukamaru yang sangat sulit. Mata pencaharian penduduk di Desa Lukukamaru hanyalah beternak, hal ini dikarenakan curah hujan yang kurang serta sulitnya mendapatkan air (Laporan Pelaksanaan Kegiatan Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah 2016)

Selama berjalannya program Anggur Merah di Desa Lukukamaru yang telah berjalan semenjak tahun 2011 ini tidak luput dari berbagai macam masalah antara lain yang pertama, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengembalikan dana sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Yang kedua, jarak rumah warga penerima bantuan yang jauh dan akses yang sulit. Ketiga, adat istiadat yang masih mengikat masyarakat sehingga lebih mementingkan urusan adat dibandingkan menjalankan program yang telah disepakati. Keempat, fungsi monitoring dan evaluasi oleh Bappeda Provinsi NTT selaku pengelola program dan fungsi

(6)

pengendalian, pembinaan, dan pengawasan yang tidak optimal dikarenakan tidak mengetahui secara nyata bagaimana kondisi yang terjadi di desa.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka secara garis besar penulis ingin meneliti lebih mendalam tentang program Desa Mandiri Anggur Merah yang berkaitan dengan implementasi di lapangan, terkhusunya di Desa Lukukamaru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi Program Desa Mandiri Anggur Merah Di Desa Lukukamaru ?

2. Apa hambatan dan tantangan yang ada dalam implementasi Program Anggur Merah di Desa Lukukamaru?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan judul penelitian diatas ada beberapa permasalahan yang dijadikan batasan oleh peneliti, diantaranya :

1. Penelitian dilakukan di Bappeda Kabupaten Sumba Timur yang bertugas untuk menangani hal yang berkaitan dengan Program Anggur Merah di Kabupaten Sumba Timur. Hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. 2. Penelitian ini hanya dilakukan di Desa Lukukamaru yang merupakan desa pertama

penerima Program Anggur Merah di Kecamatan Kota Waingapu.

1.4 Tujuan Penelitian

(7)

1. Mengetahui implementasi dari Program Desa Mandiri Anggur Merah, apakah sudah sesuai dengan yang telah di rencanakan di Desa Lukukamaru.

2. Mengetahui apa hambatan dan tantangan yang ada dalam implementasi Program Anggur Merah di Desa Lukukamaru.

3. Mengetahui Rekomendasi Kebijakan yang dapat membantu diambil pemerintah guna mensukseskan Program Anggur Merah di Desa Lukukamatu.

1.5 Manfaat Penelitian

Terkait dengan tujuan penelitian diatas, maka adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmiah yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap program desa mandiri anggur merah.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan kepada pemerintah Kabupaten Sumba Timur dalam menyikapi program desa mandiri anggur merah.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada BAB I peneliti menjelaskan Pendahuluan, Bagian pendahuluan ini merupakan bagian awal yang menggambarkan gambaran umum tentang masalah yang akan diangkat. Dalam bab 1 ini terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, Bagian ini lebih fokus pada Tinjauan Pustaka, terdiri Dari Kajian Pustaka, Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran berbagai teori-teori yang berkaitan dengan judul.

(8)

BAB III Metodologi, Bagian ini lebih fokus menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian. Bab ini berisikan tentang jenis terdiri dari Jenis Penelitian, Sumber Data, Unit Analisis, Teknik Penentuan Informan, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Teknik Penyajian Data.

BAB IV Pembahasan, Pada bagian lebih fokus pada pembahasan mengenai apa yang kita angkat pada penelitian tersebut, bab ini berisikan tentang gambaran umum dan hasil temuan serta analisis.

BAB V Penutup, Pada bagian ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang biasanya dalam bab ini berisikan kesimpulan serta saran.

Referensi

Dokumen terkait

Dari keempat kumpulan puisi tersebut dicari puisi yang memiliki tema keagamaan (religius), baik dari segi pilihan kata, tema, dan idiom-idiom keagamaan yang

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Dari hadis diatas rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya , agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu tersebut,

Menurut O’Brien & Marakas (2009) sistem informasi manajemen memiliki pengertian sebagai bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi.. pemanfaatan manusia,

* Balik daging sapi panggang saat waktu memanggang melewati setengahnya. Setelah dipanggang, bungkus daging sapi panggang dengan kertas aluminium dan biarkan di dalam oven selama

Ikan Famili Chaetodontidae atau lebih dikenal dengan butterflyfishes (kepe- kepe) merupakan jenis ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang dengan mengkonsumsi

Temuan yang diperoleh dari kotak M 17 (terletak di bagian tengah ruangan gua), yang didominasi oleh fragmen tulang dari berbagai jenis binatang, alat tulang, alat batu, dan

[r]