1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tsunami yang menimpa Pulau Legundi pada Tahun 2018 yang disebabkan oleh erupsi Gunung Krakatau menyebabkan rusaknya puluhan rumah di Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2018, Tsunami dengan ketinggian 3 (tiga) meter ini menyebabkan korban jiwa sebanyak 168 orang tewas, 30 orang hilang dan 745 luka-luka. Selain itu dampak dari tsunami juga menyebabkan rusaknya 556 rumah penduduk, 9 hotel, 60 warung dan 350 kapal penduduk. Akibat dari bencana tersebut Pemerintah Provinsi Lampung melakukan relokasi hunian pasca terjadinya bencana untuk warga yang terdampak tsunami. Pemukiman Relokasi hunian pasca bencana ini berupa rumah tinggal sederhana Tipe 36 yang dibangun sebanyak 137 unit. Pemukiman Relokasi hunian pasca bencana pada kawasan ini memiliki luas area sekitar 15.650 m2 atau 1,565 Ha. Dimana dengan keterbatasan lahan yang ada ini maka diperlukan perencanaan drainase yang baik, guna untuk mengalirkan serta membuang air hujan maupun air buangan agar tidak menimbulkan genangan air bahkan banjir yang dapat merugikan masyarakat.
Konsep penerapan drainase yang banyak diterapkan di Indonesia yaitu konsep drainase konvensional. Dimana pada konsep ini air hujan yang masuk ke dalam drainase langsung dialirkan atau dibuang secepatnya ke sungai. Jika semua air hujan yang jatuh pada drainase langsung dibuang ke sungai maka tanah tidak memiliki kesempatan untuk meresapkan air sebanyak-banyaknya. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka nantinya akan mengalami kekeringan pada saat kemarau, karena tidak adanya upaya untuk meresapkan air kedalam tanah. Maka dengan itu diperlukan suatu upaya penerapan Eco-Drainage untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pulau Legundi merupakan pulau yang letaknya terpisah dari Pulau Sumatera, sehingga untuk ke pulau ini dibutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan
2 menggunakan kapal dari Dermaga Ketapang. Kondisi ini merupakan kondisi yang cukup sulit untuk dihadapi oleh masyarakat di Pulau Legundi jika mereka mengalami musibah, misalnya pada musim kemarau, apabila musim kemarau tiba masyarakat di Pulau Legundi mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya apabila musim hujan tiba masyarakat di Pulau Legundi rawan mengalami banjir hingga tsunami karena tidak efektifnya fungsi saluran drainase yang ada dan kurangnya daerah resapan air dan juga karena pulau ini merupakan pulau yang terhubung langsung dengan laut lepas. Selain itu di pulau ini masyarakat menggunakan air payau sebagai kebutuhan air sehari-harinya. Maka dengan itu dibutuhkan penerapan Eco-Drainage yang cocok untuk diterapkan di lokasi penelitian, mengingat diketahui tinggi muka air tanah pada lokasi penelitian adalah ± 2 meter sehingga dapat disimpulkan penerapan yang tepat adalah dengan menggunakan kolam retensi untuk lokasi penelitian ini. Kolam retensi dipilih karena selain berfungsi sebagai upaya konservasi air tanah juga diharapkan dapat menampung kelebihan air hujan di lokasi penelitian.
Sebagai contoh penerapan Eco-Drainage berdasarkan dari jurnal penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa kolam retensi merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah seperti genangan air, banjir, ataupun untuk mengendalikan kelebihan air hujan di suatu wilayah. Adapun salah satu contoh penerapan kolam retensi yaitu di Kota Balikpapan tepatnya di Pantai Selatan Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki luas ± 503,30 Km2. Kota Balikpapan mengalami perkembangan yang cukup pesat dari daerah pantai sampai ke daerah bukit. Seiring berjalannya waktu, Kota Balikpapan mengalami perubahan tata guna lahan dan tanpa memperhatikan untuk membuat bangunan penunjang seperti bendungan dan lainnya, sehingga dampaknya mengakibatkan terjadi banjir di kota ini. Hal ini dikarenakan tidak adanya daerah resapan air yang cukup dan tidak berfungsinya drainase dengan baik. Adapun untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan perencanaan kolam retensi di bagian hulu Sungai Ampal. (Adiputra,2018)
Selain itu terdapat contoh kasus lainnya yaitu pada sub sistem drainase di Sungai Tenggang dan Sungai Sringin di Kota Semarang yang sering mengalami banjir, akibatnya masyarakat di sekitar mengalami dampak negatifnya seperti kerugian
3 sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Topografi pada wilayah ini cukup landai dan setiap tahunnya pada wilayah ini megalami penurunan tanah yang cukup tinggi, sehingga dibutuhkan sistem polder dan kolam retensi untuk mengatasi masalah di wilayah ini. Adapun perencanaan sistem polder ini diterapkan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Tenggang dan Sringin. Perencanaan sistem polder ini terdiri dari perbaikan sungai, stasiun pompa, perencanaan kolam retensi, dan perbaikan tanggul laut. Kolam retensi direncanakan memiliki luas kolam sebesar 126 hektar dengan kedalaman kolam sebesar 3,4 meter. (Yudi,2017)
Contoh penerapan lainnya yaitu di Kota Semarang tepatnya di Kecamatan Tembalang, daerah ini dulunya merupakan daerah yang dipenuhi dengan lahan terbuka hijau yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air tetapi seiring perkembangan daerah ini mengalami perubahan menjadi daerah pemukiman dan kampus. Adapun dampak dari perubahan tata guna lahan pada daerah ini mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air dan terganggunya DAS Krengseng yang menyebabkan terjadinya genangan di beberapa lokasi jika hujan tiba, karena limpasan air hujan yang jatuh tidak dapat lagi ditampung oleh drainase yang ada. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah genangan ini yaitu dengan mengendalikan debit aliran permukaan yang melewati kawasan tersebut. Perencanaan kolam retensi merupakan langkah yang tepat yang bisa dilakukan, selain berfungsi untuk mengendalikan debit banjir juga dapat dimanfaatkan sebagai upaya konservasi air tanah. (Prakoso,2017)
Dari referensi penerapan Eco-Drainage di atas, maka metode yang tepat untuk diterapkan di lokasi penelitian berdasarkan kondisi klimatologi dan topografi pada lokasi penelitian adalah kolam retensi. Sehingga dapat menjadi solusi bagi masyarakat setempat, umumnya dalam penerapan Eco-Drainage di Pemukiman Relokasi Hunian Pasca Bencana di Desa Legundi Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran dengan memanfaatkan keterbatasan lahan dan menerapkan drainase berwawasan lingkungan. Kolam retensi ini juga dipilih selain sebagai kolam tampungan air hujan, fasilitas umum berupa taman juga sebagai upaya konservasi air tanah.
4 1.2. Identifikasi Masalah
Berikut merupakan identifikasi masalah yang ada pada penelitian ini, yaitu: 1. Belum diketahuinya karakteristik hidrologi di lokasi penelitian;
2. Belum diketahuinya karakteristik hidrolika di lokasi penelitian;
3. Dibutuhkan suatu konsep Eco-Drainage yang tepat berdasarkan kondisi topografi di lokasi penelitian.
1.3. Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah yang terdapat dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik hidrologi di lokasi penelitian?
2. Bagaimana karakteristik hidrolika di lokasi penelitian?
3. Bagaimana konsep Eco-Drainage yang tepat dilokasi penelitian dalam hal ini adalah kolam retensi?
1.4. Tujuan
Berikut tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Menghitung karakteristik hidrologi yang ada di lokasi penelitian;
2. Mengevaluasi penampang drainase yang ada apakah mampu menapung limpasan permukaan di lokasi penelitian;
3. Membuat desain kolam retensi yang tepat di lokasi penelitian sebagai penerapan Eco-Drainage.
1.5. Batasan Masalah
Adapun pada penelitian ini terdapat batasan-batasan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian ini dibatasi pada Pemukiman Relokasi Hunian Pasca Bencana di Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran; 2. Curah hujan yang digunakan hanya 10 (sepuluh) tahun yaitu tahun 2011
sampai tahun 2020 dari 2 (dua) stasiun penakar hujan terdekat;
3. Penelitian ini dibatasi pada pengaplikasian kolam retensi sebagai Metode penerapan Eco-Drainage dalam upaya konservasi air tanah;
4. Analisis kebutuhan kolam retensi dibatasi sampai perhitungan dimensi kolam retensi dan volume tampungan kolam retensi;
5 5. Data jenis tanah pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh
dari konsultan perencana pada lokasi penelitian; 1.6. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah dalam menjaga konservasi air tanah dan memberikan manfaat penelitian untuk pemerintah agar dapat menerapkan drainase berwawasan lingkungan (Eco-Drainage) dalam perencanaan drainase kota dan sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan tentang sistem drainase berwawasan lingkungan (Eco-Drainage). Dan secara khusus bermanfaat bagi masyarakat di Pulau Legundi pada musim kemarau agar tidak mengalami kekeringan dan pada musim hujan agar tidak mengalami genangan maupun banjir yang akan menggangu kenyamanan penduduk di Pulau Legundi .
1.7. Novelty Penelitian
Lokasi penelitian berada di Pemukiman Relokasi Hunian Pasca Bencana Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran. Lokasi penelitian ini terpisah sekitar ±25 km dari Pulau Sumatera dan juga terhubung langsung dengan laut lepas, tinggi muka air pada lokasi penelitian berada pada ±2 m. Sehingga dengan data-data dan kondisi yang ada pada lokasi penelitian harus dapat menyesuaikan Metode Eco-Drainage yang tepat untuk diterapkan di lokasi penelitian. Dan juga pada lokasi penelitian ini memanfaatkan lahan yang tersisa untuk menerapkan Eco-Drainage berupa kolam retensi sebagai upaya konservasi air tanah.
1.8. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam menyusun laporan ini, adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat penelitian, novelty penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi mengenai tinjauan umum dan metode yang digunakan dalam penelitian seperti ketentuan umum atau peraturan dalam merencanakan dan menganalisis data.
6 BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi pembahasan mengenai lokasi penelitian, tahapan penelitian, data pendukung penelitian, metode analisis penelitian, penelitan terdahulu dan diagram alir penelitian.
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi mengenai hasil dan pembahasan masalah berupa analisis maupun data-data.
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
Berisi mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan.