1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbitnya Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang seiring dengan makin menguatnya keprihatinan global terhadap isu pemanasan global dan pembangunan berkelanjutan yang harus menjadi salah satu perhatian utama dalam pembangunan baik di negara maju maupun negara berkembang. Di dalam negeri sendiri, Undang-undang tersebut juga sejalan dengan semakin kritisnya kondisi lingkungan di Indonesia yang ditandai dengan fenomena semakin sering dan besarnya banjir, serta tanah longsor yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa. Dalam rangka merespon hal-hal tersebut, berbeda dengan Undang-undang terdahulu, pada Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, muatan terkait dengan isu lingkungan hidup semakin ditekankan. Salah satunya adalah rencana penyediaan dan pemanfatan ruang terbuka hijau (RTH).
Pertumbuhan penduduk akan disertai dengan meningkatnya kebutuhan akan rumah dan fasilitas-fasilitasnya. Pertumbuhan tersebut juga akan berdampak pada pengalihfungsian lahan menjadi lahan terbangun maupun tidak terbangun, akibatnya proporsi ruang terbuka menjadi berkurang dan tidak dapat berfungsi secara optimal. Selain itu juga akan berdampak pada kualitas lingkungan yang cenderung kurang optimal karena berkurangnya publik space maupun ruang terbuka hijau.
Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap
2 pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan.
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai kolam-kolam retensi.
Ruang terbuka hijau publik, merupakan salah satu ruang terbuka yang memiliki fungsi sosial dan dikelola oleh pemerintah. Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik tersebut, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non-hijau, telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas, tawuran antar warga), serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial.
Dalam upaya mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka publik, khususnya RTH di perkotaan.
Kota Karanganyar merupakan ibukota dari Kabupaten Karanganyar. Kota Karanganyar berdasarkan Rencana Detail Tata
3 Ruang Kota Kecamatan Karanganyar terdiri dari 12 kelurahan, diantaranya Kelurahan Cangakan, Karanganyar, Jungke, Lalung, Bolong, Tegalgede, Bejen, Popongan, Gayamdompo, Delingan, Jantiharjo dan Gedong. Di kelurahan-kelurahan tersebut sebenarnya sebagian sudah memiliki ruang terbuka hijau, akan tetapi keberadaan yang ada sampai saat ini belum dapat berfungsi secara optimal, dan bahkan ada yang tidak terawat sebagaimana mestinya.
Padahal sebenarnya keberadaan mereka akan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan dimasa yang akan datang. Oleh karena itulah, keberadaan ruang terbuka publik diharapkan mampu memenuhi perannya secara maksimal demi kemaslahatan masyarakat banyak.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana peran dan efektifitas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
C. Tujuan Dan Sasaran Studi
Tujuan dari penyusunan studi ini adalah untuk mengkaji peran ruang terbuka hijau publik yang ada di Kota Karanganyar dalam upaya menjaga keberlanjutan kualitas lingkungan dengan berpedoman pada peraturan atau standart yang berlaku untuk keberlanjutan dimasa yang akan datang.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini, diantaranya:
a. Mengetahui sebaran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
b. Mengetahui proporsi luas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
c. Mengetahui fungsi ruang terbuka hijau publik bagi masyarakat di Kota Karanganyar
d. Mengidentifikasi penyebab kurang maksimalnya fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
4 e. Rekomendasi strategi sebagai arahan untuk mengoptimalkan
fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup materi. Penjelasan masing-masing ruang lingkup tersebut diantaranya:
1. Ruang lingkup wilayah studi
Ruang lingkup wilayah dalam studi ini adalah Kota Karanganyar yaitu Kecamatan Karanganyar yang terdiri dari 12 kelurahan, yaitu Kelurahan Cangakan, Karanganyar, Jungke, Lalung, Bolong, Tegalgede, Bejen, Popongan, Gayamdompo, Delingan, Jantiharjo dan Gedong.
2. Ruang lingkup materi
Ruang lingkup kajian materi dalam penelitian ini hanya mengkaji peran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar serta persoalan apa yang menjadikan kendala dalam pengelolaannya. Adapun ruang terbuka hijau publik yang dikaji meliputi hutan kota, taman kota, jalur hijau, pemakaman dan lapangan olah raga yang berada di Kota Karanganyar.
E. Pendekatan Dan Metode Studi
Penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dan primer melalui kegiatan survey dan observasi lapangan untuk mengetahui keadaan riil mengenai keberadaan ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar. Metode penelitian analisis data sekunder menurut Msri Singarimbun (1995) adalah upaya pengkajian yang berlandaskan pada data statistik yang telah dipublikasikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah ditambah dengan rujukan pada karya-karya ilmiah yang ada kaitannya dengan penelitian. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti (Ida Bagus Mantra,
5 2000). Lebih lanjut dinyatakan sebelum melaksanakan observasi, maka perlu terlebih dahulu dibuat catatan mengenai hal-hal yang perlu diamati sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini peta digunakan sebagai perlengkapan untuk menggambarkan tempat observasi dan juga fenomena lingkungan, sosial budaya yang memungkinkan dapat dipetakan. Dari bermacam fenomena yang diletakkan ke dalam peta, beberapa kesimpulan dapat ditarik.
1. Penentuan Daerah Penelitian
Obyek studi penelitian ini yaitu Kota Karanganyar yang meliputi 12 kelurahan seperti yang sudah disebutkan diatas, lokasi tersebut dipilih karena kota tersebut menjadi ibu kota dari Kabupaten Karanganyar dan sebagai pusat berbagai kegiatan di Kabupaten Karanganyar, terlebih lokasinya yang sekarang dilintasi jalur tembus antar propinsi nantinya akan berpengaruh pada perkembangan kota.
2. Teknik Pengambilan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui survey lapangan dan survey instansional.
Survey lapangan a. Observasi
Pengambilan data melalui pengamatan lapangan, data bisa diperoleh dalam bentuk foto-foto yang menunjukkan keadaan konkret yang terjadi di lapangan.
b. Interview
Interview dilakukan untuk memperoleh informasi- informasi yang tidak terbukukan. Pada studi ini, interview akan dilakukan pada pihak instansi terkait pengelolaan dan kendala dalam meningkatkan peran ruang terbuka
6 hijau publik serta sebagian masyarakat sebagai pihak pengguna.
c. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tambahan. Kuisioner ditujukan pada pengunjung atau yang berada didekat lokasi taman kota, hutan kota, jalur hijau, pemakaman dan lapangan olah raga.
Survey instansional
Yaitu dengan cara menyalin atau mengkopi data yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Karanganyar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, Pemerintah Kecamatan Karanganyar, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Karanganyar. Data-data yang diperlukan diantaranya data jumlah penduduk di kecamatan Karanganyar, lokasi dan luasan sebaran ruang terbuka hijau publik di kecamatan Karanganyar. Dan untuk kebutuhan peta, yaitu peta administrasi maupun peta lain yang disesuaikan dengan kebutuhan tema. Selain data-data tersebut, diperlukan juga data kebijakan ruang dari dokumen RTRW Kabupaten Karanganyar atau dari RDTRK Karanganyar.
3. Data yang digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Kebutuhan data tersebut dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada perwakilan beberapa masyarakat di Kota
7 Karanganyar, wawancara pada instansi terkait, dan observasi lapangan untuk melihat kondisi di lapangan.
Sasaran pengumpulan data primer melalui kuisioner bagi masyarakat ditujukan untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi dari keberadaan ruang terbuka hijau publik bagi mereka.
Bagi instansi terkait, data primer diperoleh melalui wawancara. Hasilnya akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran mereka (instansi terkait) dalam mengimplementasikan ketentuan yang diberlakukan dengan yang ada di lapangan serta peran mereka dalam menjaga dan melestarikan fungsi dari ruang terbuka hijau publik di wilayah studi.
b. Data Sekunder
Jenis data ini diperoleh melalui studi kebijakan atau data instansional yang berkaitan dengan perkembangan wilayah studi untuk memperoleh gambaran awal mengenai ruang terbuka hijau publik di wilayah studi dan untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas selanjutnya.
Data yang diperoleh berupa peta administrasi, peta penggunaan lahan, jumlah penduduk, deskripsi kondisi geografis, tabel luas pemakaman, tabel luas hutan kota serta tabel luas taman kota yang diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan data tersebut. Data yang berupa peta antara lain peta administrasi, peta penggunaan lahan dan peta persebaran ruang terbuka hijau. Dan data yang diperoleh berupa data kependudukan, data luasan penggunaan lahan dan data yang terkait dengan lokasi dan luasan ruang terbuka hijau publik yang berada di Kota Karanganyar. Berikut tabel kebutuhan data yang diperlukan:
8 Tabel 1.1
Kebutuhan Data
No Jenis
Analisis Metode Analisis Kebutuhan
Data Indikator Sumber
1 Analisis peran RTH publik
• Analisis
kualitatif Kondisi &
peran yang ada saat ini :
- Kualitas RTH - Pemanfaatan
oleh masyarakat
Seberapa besar mampu memberikan manfaat kepada masyarakat di kota tersebut yang disesuaikan dengan peran yang seharusnya ada diperaturan perundangan.
Observasi lapangan+hasil kuesioner
2 Uji efektifitas
RTH publik • Analisis kuantitatif :
- Ukuran (Luasan) - Persentase
hijau
Analisis deskriptif
- Luas dan sebaran RTH publik - Tingkat
kepuasan/
kenyamanan
Sudah memenuhi 20 % dari luas wilayah atau belum sesuai dengan UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Lama waktu yang digunakan saat berkunjung ke lokasi RTH publik dan tingkat kepuasan
pengunjung
Instansi terkait (Bappeda, DKP)
Interview+hasil
kuesioner pengunjung taman, masyarakat yang tinggal disekitar lokasi dan hasil observasi lapangan
- Penyebab kurang maksimalnya fungsi RTH publik - Kendala
dalam pengelolaan
Hal-hal apa saja yang menjadi kendala bagi pihak pengelola dalam mengoptimalkan fungsi RTH publik.
Interview dengan pihak instansi
Sumber : Peneliti 2010
9 4. Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis tersebut meliputi :
a. Analisis Peran Ruang Terbuka Hijau Publik
Analisis ini menggunakan analisis deskriptif terkait dengan peran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar yang ada saat ini.
b. Uji efektifitas Ruang Terbuka Hijau Publik
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran ruang terbuka hijau publik yang sudah ada dengan membandingkan fungsi yang seharusnya.
1) Aspek fisik
a) Persentase Hijau
Meliputi proporsi hijau ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar pada masing-masing kelurahan dan masing-masing lokasi ruang terbuka hijau publik.
b) Ukuran
Analisis ini mengacu pada ketetapan SNI 03- 1733-2004 dan UU no.26 tahun 2007, yaitu untuk menghitung proporsi ruang terbuka hijau publik.
Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh angka jumlah serta luasan ruang terbuka hijau publik yang seharusnya dimiliki wilayah studi tersebut sehingga akan diketahui apakah wilayah studi tersebut sudah memiliki proporsi ruang terbuka hijau publik seperti ketetapan yang berlaku. Ketetapan tersebut sebagai berikut :
10 Tabel 1.2
Ketentuan dalam SNI 03-1733-2004
No Jenis Sarana Jmlh penduduk pendukung (jiwa)
Kebutuhan luas lahan min. (m2)
Standard (m2/jiwa)
Radius Pencapaian
(m)
Kriteria lokasi dan penyelesaian 1 Taman/tempat
main 250 250 1 100 Ditengah kelompok
tetangga 2 Taman/tempat
main 2500 1.250 0,5 1.000 Di pusat kegiatan
lingkungan 3 Taman & Lap.
Olahraga 30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin
berkelompok dengan sarana
pendidikan 4 Taman & Lap.
Olahraga 120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan
utama.
Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana
pendidikan
5 Jalur hijau - 15 m
6 Pemakaman 120.000 Mempertimbangkan
radius pencapaian dan area yang
dilayani
Sumber : SNI 03-1733-2004
c) Kelengkapan Sarana Elemen Pendukung
Untuk mengetahui kelengkapan ditiap lokasi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar.
d) Desain
Bertujuan untuk mengetahui bagaimana muatan-muatan desain yang baik untuk taman kota.
e) Kondisi fisik
Menjelaskan mengenai kondisi fisik yang ada di lapangan pada masing-masing lokasi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar.
2) Aspek Non Fisik
Aspek ini meliputi 3 hal, yaitu kenyamanan, keamanan dan keselamatan serta aksesibilitas. Aspek ini bertujuan untuk mengetahui persepsi atau tingkat kepuasan masyarakat atau pengunjung.
11 c. Analisis Strategi Pemecahan Masalah
Analisis SWOT digunakan untuk mendapatkan strategi pemecahan masalah atas kendala yang dihadapi terkait pengelolaan. Analisis SWOT ini meliputi empat aspek yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang nantinya akan mendapatkan suatu kesimpulan sebagai upaya untuk mengoptimalkan perannya.
F. Kerangka Pikir
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Pertambahan penduduk perkotaan
Perkembangan aktivitas kota
Peningkatan kebutuhan lahan
Kualitas lingkungan menurun (RTH publik)
Faktor penyebab kurang optimalnya fungsi ruang terbuka hijau publik Analisis peran ruang terbuka
hijau publik Uji efektifitas ruang terbuka hijau publik
Kajian teori - UU no.26 th 2007 ttg
Penataan Ruang - Permen PU no.05 th
2008 ttg Pedoman Penyediaan &
Pengelolaan RTH Perkotaan
- SNI 03-1733-2004 ttg Tata Cara Penyediaan Lingkungan Perumahan - UU no.32 th 2009 ttg
Perlindungan &
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Hasil studi dan rekomendasi
12 Kerangka Pikir Penelitian
Rekomendasi sebagai masukan dan arahan dalam mengoptimalkan peran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
Rancangan Penelitian
Kebutuhan Data Analisis
Latar belakang :
Meningkatnya jml penduduk
& aktivitas kota
menyebabkan alihfungsi lahan & menurunnya kualitas lingkungan
Rumusan masalah : Mengetahui peran dan efektifitas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
Tujuan : mengkaji peran dan efektifitas ruang terbuka hijau publik
Sasaran :
1. Mengetahui sebaran ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
2. Mengetahui proporsi luas ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar dengan peraturan perundangan
3. Mengetahui peran ruang terbuka hijau publik bagi masyarakat di Kota Karanganyar
4. Mengidentifikasi penyebab kurang maksimalnya fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar
Pengumpulan &
kompilasi data
Data sekunder :
Peta Kota Karanganyar
Monografi penduduk
RDTRK / RTRW Karanganyar
Data sebaran dan luas RTH publik
Data primer :
Kuesioner
Interview
Survey lapangan
Tinjauan teori :
Ekologi
Ruang publik
Ruang terbuka hijau
Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Kuantitatif Kualitatif
Kompilasi data
Identifikasi ruang terbuka hijau publik : Luas.
Peran & fungsi
Analisis peran &
efektifitas
Penyebab kurang optimalnya fungsi RTH publik
Analisis Rekomendasi
13 Kerangka Teori
Judul : Studi Peran dan Efektivitas Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota.Karanganyar
RTH
Privat e
Publik Taman kota
Lapangan Hutan kota Pemakaman
Jalur hijau Jalur hijau
Kondisi saat ini Fungsi & peran saat ini
Pengelolaan ( instansi &
kesadaran masyarakat)
- UU no.26 th 2007 ttg Penataan Ruang
- Permen PU no.05 th 2008 ttg Pedoman Penyediaan
& Pengelolaan RTH Perkotaan
- SNI 03-1733-2004 ttg Tata Cara Penyediaan Lingkungan Perumahan - UU no.32 th 2009 ttg
Perlindungan &
Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Analisis peran RTH publik b. Uji efektifitas RTH publik
c. Faktor penyebab kurang optimalnya fungsi RTH publik
Rekomendasi sebagai masukan & arahan dalam mengoptimalkan fungsi RTH Ekologi
Pembangunan berkelanjutan &
berwawasan lingkungan Ruang terbuka
hijau Ruang publik
14 G. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menguraikan latar belakang studi, perumusan masalah, persoalan, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup yang meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka pemikiran, pendekatan dan metodologi serta sistematika penyusunan laporan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendasari penyusunan penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi teori ekologi, lingkungan hidup, ruang publik dan ruang terbuka hijau. Selain itu dalam bab ini juga membahas mengenai teori yang menjadi dasar atau faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di perkotaan serta mengenai konsep yang menjadi dasar dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berawawasan lingkungan dan kebijakan- kebijakan/peraturan pemerintah.
BAB III GAMBARAN KOTA KARANGANYAR
Bab ini berisi gambaran atau profil dari daerah penelitian, yaitu kebijakan daerah terkait, keadaan wilayah yang berada di Kota Karanganyar baik meliputi keadaan fisik dan sumber daya alam, kondisi kependudukan, kondisi ruang terbuka hijau publik serta sarana dan prasarana penunjang ruang terbuka hijau publik yang berada di wilayah penelitian.
BAB IV ANALISIS
Dalam bab ini akan membahas mengenai analisis- analisis yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi identifikasi sebaran ruang terbuka hijau publik, kebutuhan ruang terbuka hijau publik, peran dan fungsi
15 sekarang ini, serta faktor penyebab kurang efektifnya fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi hasil pembahasan yang kemudian akan dijadikan rekomendasi sebagai arahan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi ruang terbuka hijau publik di Kota Karanganyar.
DAFTAR PUSTAKA