1
KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN
Lina Humaeroh1)
Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi [email protected]
Riantin Hikmah Widi2)
Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi [email protected]
Betty Rofatin3)
Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, dengan tujuan untuk mengetahui Keragaan Pemasaran Gula Aren dilihat dari saluran pemasaran, marjin pemasaran, farmer’s share, persentase biaya dan persentase keuntungan. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus pada dua orang petani pengrajin gula aren di Desa Wangunsari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam pemasaran gula aren dari Desa Wangunsari terdapat dua tingkat saluran pemasaran, yaitu saluran nol tingkat (petani – konsumen akhir) dan saluran tiga tingkat (petani – pedagang pengumpul - pedagang besar – pedagang pengecer- konsumen akhir). Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yaitu fungsi pembelian, penjualan,penanggungan resiko, penyimpanan, pengangkutan, pembiayaan dan informasi pasar. Marjin pemasaran pada saluran nol tingkat tidak ada, sedangkan pada saluran tiga tingkat Rp 7.000,00. Farmer’s share atau bagian harga yang diterima petani pada saluran nol tingkat sebesar 100 persen dan saluran tiga tingkat 50 persen. Persentase biaya pemasaran pada saluran tiga tingkat 22,21 persen. Sedangkan persentase keuntungan pemasaran pada saluran tiga tingkat 77,79 persen.
Kata Kunci : Saluran Pemasaran, Marjin, Farmer’s Share, Persentase Biaya dan Keuntungan.
2 ABSTRACT
The research was conducted in Wangunsari village subdistrict of Bantarkalong Tasikmalaya Regency, with the purpose to determine the variability of palm sugar marketing on marketing channels, marketing margin, farmer's share, the percentage of cost and percentage of profits. The method used is the case study at two palm sugar farmers in Wangunsari village. Results of this study indicate that in the marketing of palm sugar in Wangunsari village there are two channels of marketing, namely channels zero level (farmer - consumer) and channel three levels (farmers - wholseller- retailers- consumer). Marketing functions are performed on marketing channel as a purchasing functions, sales functions of finance, function of storage, transport function ,financial functions and market information function. Marketing margins at the zero level channel does not exist, while in the three-level channel 7,000, 00. Farmer's share or part of the price received by farmers at the zero level is 100 percent and at three-level channel 50 persen. Percentage of marketing costs on three levels channel is 22,21 percent. While the percentage of profit at three levels marketing channel is 77,79 percent.
Key Word: Marketing Channels, Margin, Farmer's Share, Cost and Profit Presentages PENDAHULUAN
Pohon aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan pohon yang menghasilkan bahan-bahan industri yang sudah lama kita kenal. Hampir semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi, baik dari bagian-bagian fisiknya maupun dari hasil-hasil produksinya. Selama ini permintaan produk-produk dari tanaman aren masih dilayani dengan mengandalkan tanaman aren yang tumbuh liar (tidak ditanam). Komoditas gula aren sebenarnya sudah sangat lama dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan sangat prospektif sebagai komoditas ekspor. Secara nasional gula aren berpotensi menjadi salah satu komoditas substitusi gula pasir andalan di dalam negeri di samping dapat berperan untuk menekan ketergantungan terhadap impor gula.
Desa Wangunsari memiliki potensi yang besar dalam pertanian, hal ini dapat dilihat dari luas lahan untuk pesawahan dan perkebunan mencapai 5.931,51 ha. Atau sebesar 50,88 persen dari luas lahan yang ada di Desa Wangunsari. Potensi pertanian yang paling menonjol di desa ini adalah dari tanaman aren, sebagian besar penduduk Desa Wangunsari bermata pencaharian sebagai petani aren.
3
Tabel 1. Hasil Produksi Gula Aren di Kecamatan Bantarkalong Pada Tahun 2012
No Desa
Luas Baku/Lahan Yang Di Tempati (Ha)
Produksi (Ton) Bahan Mentah
(Nira)
Hasil Olahan (Gula Aren)
1 Hegarwangi 2,00 12,90 2,58
2 Simpang 3,00 32,25 6,45
3 Sirnagalih 9,75 100,00 20,00
4 Parakanhonje 9,25 87,08 17,41
5 Pamijahan 11,50 119,33 23,86
6 Sukamaju 16,25 100,00 20,00
7 Wakap 13,50 122,55 24,51
8 Wangunsari 15,00 1290,00 25,58
Jumlah 80,25 703,05 140,61
Sumber : (BPP Kecamatan Bantarkalong diolah, 2012)
Pemasaran gula aren sebenarnya memiliki prospek yang baik dan menguntungkan karena mengingat banyaknya permintaan terhadap gula aren itu sendiri. Namun demikian didalam kegiatan pemasaran khususnya pemasarn hasil-hasil pertanian, sering terjadi pertentangan kepentingan (conflict of interest). Di satu sisi petani produsen menghendaki harga jual yang tinggi, sementara di sisi yang lain konsumen akhir menghendaki harga yang relatif murah serta lembaga pemasaran yang menginginkan keuntungan yang tinggi.
Kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa produsen (petani) seringkali mendapat keuntungan yang relatif kecil, karena harga jual yang terlalu rendah bila dibandingkan dengan biaya atau modal yang digunakan selama proses usahataninya, sehingga produsen (petani) tidak mendapat bagian (share) yang adil. Sama halnya dengan pengrajin gula aren bahwa produsen (pengrajin) seringkali mendapat keuntungan yang rendah bila dibandingkan dengan biaya atau modal yang dikeluarkan, seperti pada kasus pengrajin gula aren yang ada di Desa Wangunsari.
Petani aren di Desa Wangunsari pada umumnya menjual hasil produksinya kepada pedagang pengumpul, dengan alasan pedagang pengumpul dapat memberi pinjaman modal dan dapat menampung hasil panen mereka. Namun, penentuan harga yang terjadi sepenuhnya diatur oleh pedagang pengumpul itu sendiri sehingga petani tidak bisa menetapkan harga sesuai dengan keinginan mereka. Petani mengikuti harga
4
yang sesuai dengan yang ditawarkan atau ditetapkan oleh pedagang pengumpul, sehingga bargaining position atau daya tawar petani sangat lemah, oleh karena petani memproduksi dalam jumlah kecil dan petani tidak mendapat informasi yang akurat mengenai harga gula aren atau produk lain dari aren yang mereka produksi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang keragaan pemasaran gula aren dari Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana saluran pemasaran dan fungsi apa saja yang dilakukan setiap lembaga pemasaran gula aren di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong ? (2) Berapa besarnya margin pemasaran, Farmer’s Share, persentase biaya pemasaran dan persentase keuntungan pemasaran yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui saluran pemasaran dan fungsi yang dilakukan setiap lembaga pemasaran gula aren di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong. (2) Untuk mengetahui besarnya margin pemasaran, Farmer’s Share, persentase biaya pemasaran dan persentase keuntungan pemasaran yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Studi Kasus pemasaran gula aren di Desa Wangunsari sampai di pasar Cikurubuk. Penentuan lokasi dan responden dilakukan secara purposive (sengaja) di Desa Wangunsari Kecamatan Bantarkalong dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan sentra penghasil gula aren yang ada di Kecamatan Bantarkalong dan responden yang diteliti adalah dua orang petani pengrajin, satu orang pedagang pengumpul, satu orang pedagang besar, dan satu orang pedagang pengecer.
Penentuan responden untuk tingkat lembaga pemasaran yang terlibat menggunakan metode Snowball Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara berantai dengan cara mencari informasi dari petani produsen sampai kepada lembaga berikutnya yang terlibat dalam kegiatan pemasaran.
5
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis biaya dan margin pemasaran yaitu dengan menghitung margin pemasaran, persentase biaya dan keuntungan serta farmer’s share pada tiap lembaga perantara pada berbagai saluran pemasaran. Analisis data yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut :
a. Marjin Pemasaran
Menurut Sudiyono (2004), perhitungan marjin pemasaran menggunakan rumus sebagai berikut:
M = Pr - Pf
Keterangan:
M = marjin pemasaran
Pr = harga di tingkat konsumen akhir Pf = harga di tingkat produsen
b. Biaya, Keuntungan dan Farmer’s share
Besarnya bagian biaya untuk setiap lembaga pemasaran adalah:
% Pr 100
Pf SBi Bi
Sedangkan besarnya bagian keuntungan untuk setiap lembaga pemasaran adalah:
% Pr 100
Pf SKi Ki
Keterangan:
SBi = bagian biaya setiap lembaga pemasaran ke-i
Bi = biaya yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran ke-i Pr = harga di tingkat pengecer
Pf = harga di tingkat petani
SKi = bagian keuntungan setiap lembaga pemasaran ke-i
Ki = keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran ke-i
Perhitungan farmer’s share menurut Kohls Richard L dan Joseph N Uhl.
(2002) menggunakan rumus sebagai berikut:
FS = x 100%
6 Keterangan:
Fs = bagian yang diterima oleh petani (farmer’s share) Pf = harga di tingkat petani
Pr = harga di tingkat pengecer HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaku pemasaran menggunakan saluran pemasaran yang menunjukkan bagaimana arus komoditi gula aren mengalir dari produsen sampai ke konsumen akhir.
Para pelaku pasar yang terlibat dalam proses pemasaran gula aren dari petani responden adalah pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat 2 saluran pemasaran pada proses pemasaran gula aren di Desa Wangunsari, yaitu :
Saluran nol tingkat : Petani – Konsumen Akhir
Saluran tiga tingkat : Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Besar - Pedagang Pengecer - Konsumen Akhir.
Saluran Nol Tingkat
Saluran nol tingkat ini sering disebut dengan saluran langsung, karena dalam proses penyaluran barangnya langsung dari produsen ke konsumen akhir dengan tanpa melalui perantara. Harga jual di tingkat petani Rp 10.000,00 per kilogram. Harga jual gula aren dari petani kepada konsumen merupakan harga ditingkat konsumen akhir pada saluran nol tingkat.
Saluran Tiga Tingkat
Saluran tiga tingkat dimulai dari petani yang menjual gula aren ke pedagang pengumpul yang berada di desa tersebut. Pedagang pengumpul kemudian menjual ke pedagang besar. Harga jual di tingkat petani Rp 7.000,00 per kilogram. Harga jual dari pedagang pengumpul Rp 8.000,00 per kilogram. Pedagang besar kemudian menjual gula aren ke pedagang pengecer yang ada di pasar Cikurubuk. Harga jual dari pedagang besar Rp 10.00,00 per kilogram. Harga jual gula aren dari pedagang pengecer ke konsumen akhir Rp 14.000,- per kilogram.
7
Berdasarkan uraian dari kedua saluran di atas, saluran yang paling baik untuk kedua petani responden yaitu saluran nol tingkat karena dilihat dari Farmer’s Share yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan saluran tiga tingkat.
Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran menurut Abdul Kadir Hamid (1972), adalah semua jasa-jasa atau kegiatan dan tindakan-tindakan yang diberikan dalam proses pengaliran barang dari tangan produsen ke tangan konsumen. Dalam proses pengaliran barang terdapat beberapa fungsi yang harus ditampung dan dilakukan baik oleh produsen, perantara, maupun oleh konsumen. Dalam pemasaran terdapat tiga fungsi saluran pemasaran, yaitu: fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas.
Soekartawi (1989) menyatakan, bahwa masing-masing lembaga pemasaran sesuai kemampuan pembiayaan yang dimiliki akan melakukan fungsi pemasaran ini secara berbeda-beda. Lembaga pemasaran ini pada akhirnya juga akan melakukan kegiatan fungsi pemasaran.
Tabel 2. Fungsi Pemasaran
Keterangan : B = Pembelian, J = Penjualan, Sm = Penyimpanan,
Pn = Pengangkutan P = Pembiayaan, PR = Penanggungan Resiko, S = Standarisasi dan Grading, IP = Informasi Pasar.
1) Pedagang Pengumpul
Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu fungsi pengangkutan, dimana pedagang pengumpul mengangkut gula aren yang dibeli dari petani untuk kemudian dijual ke pedagang besar.
Fungsi Lembaga Pemasaran
Pertukaran Fisik Fasilitas
B J Sm Pn P PR S IP
Ped.Pengumpul
- - -
Ped. Besar
- - -
Ped. Pengecer
- -
8
Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu pembiayaan dan informasi pasar. Pembiayaan yaitu pembayaran gula aren dilakukan secara tunai oleh pedagang pengumpul kepada petani. Sedangkan untuk informasi pasar yaitu berupa pencarian informasi harga.
2) Pedagang Besar
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang besar dalam proses pemasaran gula aren adalah fungsi pertukaran yaitu dengan membeli gula aren dari pedagang pengumpul untuk dijual ke pedagang pengecer. Fungsi fisik yaitu berupa fungsi pengangkutan dimana pedagang besar mengangkut gula aren untuk dijual ke pedagang pengecer yang ada di pasar Cikurubuk. Proses pengangkutan gula aren dilakukan dengan menggunakan mobil bak.
Fungsi fasilitas yang dilakukan pedagang besar yaitu pembiayaan dan informasi pasar. Pembiayaan yaitu pembayaran gula aren yang dilakukan secara tunai kepada pedagang pengumpul. Informasi pasar yang dilakukan pedagang besar yaitu berupa pencarian informasi harga gula aren yang ada di pasaran.
3) Pedagang Pengecer
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer berupa fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yaitu dengan membeli gula aren secara tunai kepada pedagang besar dan menjualnya kepada konsumen akhir.
Fungsi fisik yang terjadi yaitu penyimpanan gula aren didalam kios sebelum dijual, lama penyimpanan kurang lebih sekitar 2-3 minggu. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu penanggunagn resiko, pembiayaan dan informasi pasar.
Informasi pasar terkait dengan harga diperoleh dari pasar setempat.
Marjin, Farmer’s Share, Persentase Biaya dan Persentase Keuntungan Pemasaran
Marjin pemasaran gula aren pada setiap saluran pemasaran di Desa Wangunsari tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. menunjukkan bahwa di saluran nol tingkat tidak terdapat lembaga pemasaran yang terlibat karena dari petani sebagai produsen langsung menjual kepada konsumen akhir, sehingga tidak terdapat marjin pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran tiga tingkat terdiri dari pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer dengan total marjin pemasarannya sebesar Rp 7.000,00 per
9
kilogram. Marjin pemasaran yang diterima oleh pedagang pengumpul yaitu Rp 1.000,00 per kilogram, pedagang besar yaitu Rp 2.000,00 per kilogram dan pedagang pengecer yaitu Rp 4.000,00 per kilogram.
Tabel 3. Marjin, Farmer’s Share, Persentase Biaya dan Persentase Keuntungan Pemasaran Tembakau Mole pada Setiap Lembaga Pemasaran dan Saluran Pemasaran
Jenis Lembaga Pemasaran
Saluran Nol Tingkat
Saluran Tiga Tingkat
Rp/kg % Rp/kg %
Petani 10.000 7.000
Pedagang pengumpul - Harga beli
- Biaya
- Transportasi - Pengangkutan - Keuntungan
- Marjin - Harga jual
- - - -
- - - -
7.000 114 100 786 1.000 8.000
14,28 Pedagang besar
- Harga beli - Biaya
- Transportasi - Keuntungan - Marjin - Harga jual
- - - -
- - - -
8.000 1.000 1.000 2.000 10.000
28,57 Pedagang pengecer
- Harga beli - Biaya
- Bongkar muat - Pengemasan - Keuntungan - Marjin - Harga jual
- - - - - -
- - - - - -
10.000 200 140 3.660 4.000 14.000
57,15 Konsumen
Harga beli 10.000,00 - - -
Marjin Pemasaran Total - Biaya Total
- Keuntungan Total Farmer’s share
- - - -
- - - 100
7.000 1.554 5.660 -
100,00 22,2 80,85 50 Sumber : Data primer diolah, 2013
10
Besarnya bagian harga yang diterima oleh petani pada saluran pemasaran nol tingkat yaitu 100 persen dan pada saluran pemasaran tiga tingkat bagian harga yang diterima petani sebesar 50 persen.
Persentase biaya pada setiap saluran menunjukkan bahwa persentase biaya pemasaran saluran tiga tingkat sebesar 22,21 persen. Persentase keuntungan pada saluran tiga tingkat sebesar 77,79 persen.
Sistem Penentuan Harga dan Cara Pembayaran
Penentuan harga di tingkat petani ditentukan oleh pembeli, petani tidak memiliki kekuatan dalam menentukan harga dikarenakan para petani kurang mengetahui harga gula aren di pasaran. Harga jual gula aren petani pada saluran nol tingkat (Petani - Konsumen Akhir) Rp 10.000,00 per kilogram,dan saluran tiga tingkat Rp 7.000,00 per kilogram. Cara pembayaran yang dilakukan baik oleh konsumen akhir maupun oleh pedagang pengumpul kepada petani adalah secara tunai.
Pedagang pengumpul menjual gula aren ke pedagang besar dengan adanya tawar menawar dan disesuaikan dengan harga gula aren di pasaran. Pedagang pengumpul menjual gula aren dengan harga Rp 8.000,00 per kilogram. Cara pembayaran yang dilakukan oleh pedagang besar kepada pedagang pengumpul adalah secara tunai.
Pedagang besar yang menjual ke pedagang pengecer, harga ditentukan dengan adanya tawar menawar dan disesuaikan dengan harga gula aren di pasaran yakni dengan harga Rp 10.000 per kilogram. Sedangkan pedagang pengecer menjual gula aren ke konsumen akhir dengan harga yang sudah ditentukan oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 14.000 per kilogram.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Terdapat dua saluran pemasaran gula aren, yaitu saluran nol tingkat (petani – konsumen akhir) dan saluran tiga tingkat (petani – pengumpul - pedagang besar – pengecer – konsumen akhir). Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yaitu fungsi penjualan, pembelian, pembiayaan, penanggungan resiko, informasi pasar, penyimpanan dan transportasi.
11
2) Pada saluran nol tingkat tidak terdapat keuntungan dan biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran, sehingga nilai marjinnya nol. Sedangkan pada saluran tiga tingkat, marjin pemasaran sebesar Rp 7.000,00 per kilogram, persentase biaya 22,21 persen, persentase keuntungan 77,79 persen dan farmer’s share 50 persen.
Dengan demikian bagi petani lebih menguntungkan saluran tingkat nol, karena bagian harga yang dibayarkan konsumen sepenuhnya dicapai oleh produsen dan tidak ada biaya pemasaran.
Saran
Saran dari hasil penelitian dan pembahasan pemasaran gula aren yaitu sebagai berikut :
1) Petani diharapkan mampu memilih saluran pemasaran gula aren yang memberikan bagian harga paling tinggi dalam sistem pemasaran gula aren.
2) Lembaga pemasaran yang terkait khususnya pedagang pengumpul agar dapat memberikan penawaran harga kepada petani secara adil, agar petani sebagai produsen dapat berjalan usahanya, dan pasokan gula aren dapat kontinyu.
3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan adanya penelitian lebih mendalam mengenai strategi pemasaran gula aren.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Hamid. 1972. Tata Niaga Pertanian. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Balai Penyuluhan Pertanian. 2012. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Propinsi Jawa Barat menurut Kecamatan dan Keadaan Tanaman. Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya.
Kohls Richard L dan Joseph N Uhl. 2002. Marketing of Agricultural Product. Prentice Hall. New Jersey.
Soekartawi.1989. Prinsip Dasar Manajemen Hasil-hasil Pertanian. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudiyono. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.