• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Studi Hotel Bintang Tiga Di Wilayah Kota Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun oleh:

Bayu Muhammad Ramdhan NIM. B.211.12.0136

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

2017

(2)

PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI

(3)

PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI

(4)

PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI

(5)

PENGESAHAN REVISI SKRIPSI

(6)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Aku tidak peduli atas keadaan susah atau senangku karena aku tak tahu manakah yang lebih baik bagiku” -Umar Bin Khattab RA-

“Jalani hidup dengan Ikhlas dan berharap hanya kepada-Nya maka kamu akan menemukan ketenangan yang luar biasa” -Bayu M.R-

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Kedua orangtua yang saya sayangi

 Keluarga besarku

 Kakak.ku yang selalu mendukungku

 Semua teman-temanku

 Orang-orang yang kubanggakan

 Almamater Universitas Semarang

Terimakasih atas semua doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang telah diberikan.

(8)

Abstrak

Persaingan hotel di Kota Semarang bakal semakin sengit. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya investor yang membangun hotel di Kota Atlas.

Ketua persatuan hotel dan restauran Indonesia (PHRI) Kota Semarang, Dedy Sumardi mengatakan pergerakan bisnis hotel di kota Semarang mengarah ke bintang dua dan bintang tiga.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemakai, progam pelatihan dan pendidikan, kapabilitas personal dan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sampel penelitian ini sebanyak 40 responden dengan menggunakan convinien sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis linier berganda dengan program SPSS 20.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Keterlibatan pemakai berpengaruh negatif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan pelatihan dan pendidikan, kapabilitas personal berpengaruh dan Manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Kata Kunci : Keterlibatan Pemakai, Pelatihan dan Pendidikan, Kapabilitas Personal, Manajemen Puncak, Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

(9)

Abstract

Competition in Semarang will be more fierce. This is indicated by the number of investors who build a hotel in the city of Atlas. Chairman of the union of hotel and restaurant Indonesia (IHRA) Semarang, Dedy Sumardi said the move by the hotel business in the city of Semarang leads to a two-star and three-star.

This study was conducted to determine the effect of the user, training and education programs, personal capabilities and top management on the performance of accounting information systems. he research sample of 40 respondents using convenience sampling. Data analysis was performed using multiple linear analysis using SPSS 20.

The results showed that Involve users negative effect on the performance of the accounting information system. While training and education, personal capabilities influential and top management positively affects the performance of the accounting information system.

Keywords : User Involvement, Training and Education, Personal Capability, Top Management, Accounting Information System Performance.

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : ”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Hotel Bintang Tiga Di Wilayah Kota Semarang)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. Kesi Widjajanti, S.E, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

2. Bapak Drs. Eddy Sutjipto M.Com selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

3. Ibu Dr. Dyah Nirmala, SE, MSI selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini serta telah memberikan banyak masukan kepada saya.

(11)

4. Ibu Dr. Dyah Nirmala, SE, MSI selaku selaku dosen wali memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi saya.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama proses perkuliahan.

6. Kedua Orang Tua dan kakak-kakaku tercinta yang saya cintai dan banggakan.

Penulis menghaturkan sembah sujud kepada Allah S.W.T sebagai ucapan terima kasih yang tentunya penulis belum mampu membalas pengorbanan.

Bapak dan ibu yang telah membesarkan, mendidik dan akan selalu memberikan doa dan restu, perhatian, kasih sayang, serta dukungan yang tidak ternilai harganya demi kelancaran dan keberhasilan penulis dalam segala hal.

7. Kepada Kakaku Widayanti telah mendukung dari masa kecil sampai saat ini terimakasi telah dikasih masukan dan bimbingan selama perkuliahan.

8. Kepada pacar saya (Lindha Handayani) terima kasih untuk Doa, Semangat dan Motivasi berbagai hal dan yang diberikan dalam proses penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi terselesaikan.

9. Teman-teman angkatan 2012. Dyah Ayu Wulandari, Dwi Agus Santoso Dwi Bagus Anggara , dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kalian semua.

10. Temen Setia dari kecil Abdul Aziz (Toying)

11. Teman Setia Royal susah sedih senang gembira saat masa perkuliahan dari awal sampai lulus bersama Dyah Ayu Wulandari (Gendut) Semoga Sukses

(12)

12. Hotel Siliwangi, Hotel Puri Garden, Hotel Pondok Seratta ,Hotel Grasia di Kota Semarang saya ucapkan terima kasih terhadap bantuannya sehingga sekripsi yang saya kerjakan dapat selesai sesuai jadwal yang saya buat.

13. Bapak dan Ibu bagian Tata Usaha yang telah memberikan bantuan atas skripsi.

14. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang telah menyediakan materi-materi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya.

Berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta membalas segala kebaikan semua pihak yang memberikan bantuan kepada penulis.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb

Semarang, 22 Februari 2017

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ... v

PERNYATAAN ORISINAL SKRIPSI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

Abstract ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Technologi Acceptance Model (TAM)... 10

2.1.2 Kinerja Sistem informasi Akuntansi ... 12

2.1.3 Keterkaitan Pemakai ... 13

(14)

2.1.4 Pelatihan dan Pendidikan ... 14

2.1.5 Kapabilitas Personal ... 15

2.1.6 Manajemen Puncak ... 17

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel ... 18

2.2.1 Keterkaitan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 18

2.2.2 Keterkaitan Pelatihan dan Pendidikan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 19

2.2.3 Keterkaitan Kapabilitas Personal Pemakai SIA terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 20

2.2.4 Keterkaitan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 22

2.3 Penelitian Terdahulu ... 22

2.4 Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

3.1.1 Variabel Penelitian ... 28

3.1.2 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.2 Objek Penelitian, Unit sampel, Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Objek penelitian dan Unit Sampel ... 32

3.2.2 Populasi dan Sampel ... 33

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.5 Metode Analisa ... 34

3.5.1 Uji Validitas dan Uji Reliabel ... 35

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.5.2.1 Uji Normalitas ... 36

(15)

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas ... 36

3.5.2.3 Uji Heteroskdastisitas... 37

3.5.3 Uji Linier Berganda ... 37

3.5.3.1 Uji Derteminan (R2) ... 38

3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 38

3.5.3.3 Uji Parsial (t-Test) ... 39

BAB IV PEMBAHASAN ... 40

4.1 Deskripsi Responden ... 40

4.1.1 Gambaran Umur Responden Penelitian ... 41

4.1.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 41

4.1.1.2 Usia Responden ... 42

4.1.1.3 Pendidikan Responden ... 42

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 43

4.2 Analisis Data ... 51

4.2.1 Pengujian Kualitas Data ... 51

4.2.1.1 Uji Validitas ... 51

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 53

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 54

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 56

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.2.3 Analisis Linier Berganda... 59

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 61

4.2.4.1 Koefisien Determinan ... 61

4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan ... 62

4.2.4.3 Uji Parsial (t-Test) ... 63

4.3 Pembahasan ... 64

4.3.1 Pengaruh Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 64

(16)

4.3.2 Pengaruh Pelatihan dan Pendidikan Teknologi Informasi

terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 65

4.3.3 Pengaruh Kapabilitas Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 66

4.3.4 Pengaruh Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 67

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Simpulan ... 68

5.2 Saran Penelitian ... 68

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 69

5.4 Agenda Penelitian yang Akan Datang ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 30

Tabel 4.1 Distribusi Pengumpulan Koesioner ... 40

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden ... 41

Tabel 4.3 Distribusi Usia Responden ... 42

Tabel 4.4 Distribusi Pendidikan Responden ... 42

Tabel 4.5 Hasil Diskriptif Keterlibatan Pemakai ... 45

Tabel 4.6 Hasil Diskriptif Pelatihan dan Pendidikan ... 46

Tabel 4.7 Hasil Diskriptif Kapabilitas Personal ... 47

Tabel 4.8 Hasil Diskriptif Manajemen Puncak ... 48

Tabel 4.9 Hasil Diskriptif Kinerja SIA ... 49

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ... 51

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 53

Tabel 4.12 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 56

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 59

Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Regresi Linier ... 60

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinan ... 61

Tabel 4.16 Hasil Uji Simultan ... 62

Tabel 4.17 Hasil Uji Perhitungan Uji t ... 63

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 27

Gambar 4.1 Histrogram ... 54

Gambar 4.2 Normal P-Plot ... 55

Gambar 4.3 Scaterplot... 58

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesionel

Lampiran 2 : Hasil Olah data SPSS Lampiran 3 : Data Penelitian Lampiran 4 : Surat Ijin Riset

Lampiran 5 : Kartu Konsultasi Skripsi

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan hotel di Kota Semarang bakal semakin sengit. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya investor yang membangun hotel di Kota Atlas.

Akhir tahun ini ada satu hotel yang akan dibangun di kawasan Pandanaran. Di Jantung kota Semarang itu akan dibangun Hotel Premier Inn Pandanaran Semarang & Office Tower. Maraknya pembangunan hotel itu semakin meningkatkan citra Kota Semarang sebagai Kota Mice (Meeting, Incentive, Converence, Exhibition). Owner Hotel Premier Inn Imanuel Ivander Setiawan mengatakan, hotel Premier Inn Pandanaran Semarang berdiri di atas tanah seluas 3.200 meter persegi. Januari 2017, Hotel Premier Inn Pandanaran Semarang &

Office Tower ditargetkan sudah bisa soft launching. “Gedung dibangun 10 lantai plus skylounge dan basement ini terdiri dari dua bagian. Bagian depan diperuntukkan sebagai kantor yang disewakan untuk perusahaan- perusahaan.

Sedangkan bagian belakang untuk hotel yang terdiri atas 160 kamar. “Tumbuhnya dunia perhotelan, khususnya di Semarang juga kian menaikkan pamor Semarang sebagai kota MICE. Semakin banyak hotel yang berdiri di Semarang, semakin ketat pula persaingan, maka kualitas juga diharapkan meningkat,” ucapnya.

Ketua persatuan hotel dan restauran Indonesia (PHRI) Kota Semarang, Dedy Sumardi mengatakan pergerakan bisnis hotel di kota Semarang mengarah ke bintang dua dan bintang tiga. Hal itu dibuktikan dengan munculnya banyak hotel

(21)

2

budget beberapa tahun terakhir ini. "Memang pengaruh ke okupansi sih (dengan munculnya banyak hotel). Kalau dulu rata-rata bisa 80 persen, sekarang agak turun di kisaran 70 persen," katanya ditemui di jalan Brigjend Sudiarto, Selasa (16/9/2014). Ia mengatakan, bisnis hotel dianggap masih menguntungkan para pengusaha. Jika okupansi mencapai 30 persen pun, pengusaha hotel sudah mengalami break even poin. Setelah 30 persen, yang ada adalah profit. Ia berujar, banyaknya hotel bintang dua dan bintang tiga yang muncul karena kebutuhan bisnis.

Dengan menurunnya tingkat okupansi diperlukan perencanaan yang baik dalam perencaan anggaran dalam kegiatan operasional. Untuk menghadapi hal tersebut perlunya sistem informasi akuntansi yang baik dalam memberikan informasi yang membantu dalam pembuatan kebijakan sehingga kegiatan operasional hotel dapat berjalan lancer. Banyaknya orang kesemarang karena urusan bisnis. Tipe orang yang keperluanya mencari uang membuat mereka mencari hotel yang efektif yang berada di pusat kota semarang atau yang stategis.

hotel berbintang di kota Semarang mencapai 35 hotel. Sedangkan di hotel nonbintang mencapai 40 unit. Oleh karena itu dalam pemilihan hotel orang melihat budget yang ada serta efektif dan efisien dalam melakukan urusan pekerjaa. (tribunnews, 2014).

Dewasa ini perkembangan teknologi di dunia semakin maju yang dibuktikan dengan munculnya banyak perangkat teknologi sebagai sarana penunjang hidup masyarakat. Perkembangan tersebut juga merambah pada ranah bidang informasi khususnya bidang informasi akuntansi pada dunia perusahaan. Perkembangan

(22)

yang terjadi pada bidang informasi akuntansi menyebabkan berkembangnya kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dibutuhkannya proses serta kinerja yang berkualitas dalam menghasilkan informasi. Persaingan antar perusahaan juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk tetap dapat eksis secara kompetitif dan menjawab setiap tantangan perusahaan dari masyarakat. Selain itu, saat ini banyak perusahaan yang mengalami kendala dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi yaitu terletak saat proses menghasilkan informasi tersebut. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang pesat dibanding waktu dulu, misalnya yang terdapat pada bidang komunikasi.

Perkembangan pengolahan data merupakan salah satu pengaruh dari teknologi komunikasi tersebut. Berbagai macam alat komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya seperti internet, telepon seluler, dan sebagainya. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi (SIA). Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah merubah pemprosesan data yang semula manual menjadi secara otomatis. Akan tetapi penerapan sistem dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu permasalahan.

Sistem informasi yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, manfaat yang diperoleh dari sistem informasi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk perancangan dan pembuatan sistem, sistem yang dibuat tidak

(23)

4

sesuai dengan ukuran atau kapasitas perusahaan, sistem informasi yang ada terlalu canggih untuk perusahaan yang kecil sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian karena biaya yang dikeluarkan sangat besar dimana sebenarnya dengan sistem yang sederhana juga dapat memenuhi kebutuhan sistem informasi perusahaan dan sebaliknya perusahaan yang besar justru menggunakan sistem informasi yang sederhana sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan sistem informasi perusahaan. Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhannya sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer perusahaan dalam melaksanakan pertanggung jawabannya. Kinerja mengarah pada tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode tertentu (Biwi, Atmaja, & Darmawan, 2015).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja SIA adalah keterlibatan pemakai. Menurut (Rusmiati, 2012 dalam Damana & Suardikha, 2015) keterlibatan pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok. Baroudi, et al. (1986) dalam Damana & Suardikha, (2015) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem memberikan kepastian secara langsung baik kepuasan pemakai maupun penggunaan sistem. Hal serupa juga dinyatakan oleh Hajiha dan Azizi, (2011) dalam (Alannita, 2014) partisipasi pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi adalah faktor efektif yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Tjhai (2002) dalam Darmawan & Suardikha (2016) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan

(24)

pendidikan pemakai diperkenalkan. Hal tersebut di perkuat oleh pernyataan (Sadatt dan Syar’ie, 2005 dalam Darmawan & Suardikha, 2016) yang menyebutkan, pelatihan merupakan sesuatu yang terpenting guna memberikan latar belakang yang bertujuan mendekatkan pemakai dengan penggunaan teknik komputer secara umum sebagai bagian dari proses penggunaan sistem yang spesifik. Menurut (Tian-hui, 2009 dalam Darmawan & Suardikha, 2016), pelatihan dan pendidikan pemakai bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan informasi dan keterampilan dalam pengambilan keputusan.

Kapabilitas teknik personal pemakai sistem informasi berperan penting dalam pengembangan sistem informasi untuk dapat menghasilkan informasi guna menciptakan laporan perencanaan yang akurat. Oleh karena itu, setiap karyawan harus dapat menguasai penggunaan sistem berbasis komputer agar dapat memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegrasi, dapat menyimpan data dan mengambil data dalam jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan matematik, menghasilkan laporan tepat waktu dalam berbagai bentuk, serta dapat menjadi alat bantu keputusan (Yullian, 2011:6 dalam Biwi, et al, 2015).

Dukungan manajemen puncak diartikan sebagai pemahaman manajemen puncak tentang sistem komputer dan tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan tentang SI atau komputerisasi (Lee & Kim, 1992 dalam Biwi, et al, 2015). Penelitian mengenai efektivitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi merupakan penelitian yang telah banyak dilakukan. Walaupun demikian, hasil penelitian antara peneliti yang satu dengan yang peneliti yang lain sebagian mendukung dan sebagian masih kontradiktif.

(25)

6

Acep Komara (2005) dalam Prabowo, et al, (2013) dalam penelitiannya, mengungkapkan bahwaadanya keterlibatan pengguna SIA, kapabilitas personal sistem informasi, pengaruh ukuran organisasi, pengaruh top management, dan pengaruh formalisasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Menurut hasil penelitian (Almilia & Briliantien, 2007 dalam Prabowo, et al, 2013), hanya dukungan manajemen puncak yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dalam bentuk kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaiannya. Menurut (Sudibyo & Kuswanto, 2011 dalam Prabowo, et al, 2013), baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi itu sendiri.

Variabel penelitian ini diambil dari hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten penelitian yang dilakukan oleh Darmana & Suardhika (2016) menyatakan bahwa pemakai sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja akuntansi, semakin banyak keterlibatan pemakai maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat. hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, et.al (2014) dan Prabowo & Hamidin (2013) yang menyatakan bahwa pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian yang dilakukan Perbarini & Juliarsa (2012) bahwa pemaki, pelatihan & pendidikan dan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berbedan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, et.al, (2014) yang menyatakn bahwa kapabilitas personal dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh

(26)

terhdap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian yang dilakukan biwi, et.al (2015) menunjukan bahwa variabel kapabilitas personal dan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas dan research gap dalam penelitian – penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Hotel Bintang 3 Di wilayah Kota Semarang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Seperti telah dikemukan pada latar belakang, Hotel dalam perkembangannya banyak menggunakan sistem informasi akuntansi dalam kegiatan usahanya. Keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi tidak lepas dari kesiapan sumber daya yang dimiliki untuk menggunakan teknologi informasi.

Oleh karena itu dirumuskanlah beberapa pertanyaan yang diperinci sebagai berikut:

1. Apakah pemakai memberikan pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

2. Apakah pelatihan dan pendidikan memberikan pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

3. Apakah kapabilitas pemakai memberikan pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

4. Apakah manajemen puncak memberikan pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

(27)

8

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

2. Untuk menganalisis pengaruh pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

3. Untuk menganalisis pengaruh kapabilitas pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

4. Untuk menganalisis pengaruh manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Dengan dicapainya tujuan penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan yang luas, serta menerapkan teori- teori selama perkuliahan dan kemampuan dalam menganalisis pengaruh sistem informasi didalam dunia kerja.

2. Bagi Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan yang berarti dalam mengembangkan ilmu ekonomi. Khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan

(28)

pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

3. Bagi dunia usaha

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi khususnya perhotelan yang berada di wilayah Semarang untuk

mempertimbangkan dampak penggunaan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja karyawannya dan Memberikan masukan tentang pentingnya pemahaman mengenai pemanfaatan sistem informasi akuntansi sehingga mampu

meningkatkan kinerja.

4. Bagi Karyawan Dan Pemilik Usaha

Diharapkan para karyawan dapat memanfaatkan sistem informasi akuntansi dengan baik sehingga mempermudah dalam membuat laporan keuangan.

Diharapkan juga menguasai sistem informasi akuntansi sehingga tidak mengalami kesilitan dalam mengimplementasi.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model theory of Reasoned Action (TRA) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut (Davis, 1989 dalam Agusti & Syafari, 2014). Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user) (Agustian & Syafari, 2014).

Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari beberapa faktor sebagai berikut:

a. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas pengguna.

b. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kinerja pengguna.

(30)

c. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses yang dilakukan pengguna.

Faktor-faktor diatas akan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi. Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah pengguna pernah mencoba teknologi tersebut atau pengguna berpengalaman buruk terhadap penggunaan teknologi tersebut. Pengalaman buruk dapat berupa pengalaman menggunakan teknologi yang sejenis ataupun pengalaman setelah menggunakan teknologi yang disediakan (Simanjuntak, 2011).

Faktor penyebab pengalaman sebenarnya berkaitan erat dengan faktor kedua dari TAM yaitu persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi. Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu (Wijaya, 2006 dalam Simanjuntak, 2011):

a. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri misalnya pengalaman pengguna terhadap penggunana teknologi yang sejenis. Pengalaman baik pengguna akan teknologi sejenis akan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap teknologi baru yang disediakan, begitu pula sebaliknya.

b. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh pengguna akan mendorong keyakinan penguna akan kemudahan penggunaan teknologi

(31)

12

tersebut,demikian pula sebaliknya. Teknologi yang dimaksud bukan hanya teknologi yang akan diadopsi tetapi juga teknologi lain yang sejenis dengan teknologi yang akan diadopsi.

c. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme support yang handal.

Mekanisme support yang terpercaya akan mempengaruhi kepercayaan pengguna akan kemudahan teknologi misalnya pengguna merasa yakin bahwa terdapat mekanisme support yang handal jika kesulitan menggunakan teknologi maka mendorong persepsi pengguna kearah lebih positif.

2.1.2 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Luciana Spica Amalia dan Irmaya Briliantien (2007) dalam Biwi et.al, 2015) baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat dari kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi itu sendiri. Menurut W. Gerard Cole dalam Baridwan (2002), sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. American Accounting Asociation mendefinisikan akuntansi yaitu proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi yang bersifat keuangan yang bertujuan memungkinkan pengguna untuk menilai masalah fasilitas keuangan dan mengambil keputusan yang tepat. Menurut Moscove dalam Baridwan (2002), sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisis, dan

(32)

mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar. Hasil dari sistem informasi akuntansi yang diterima oleh pemakai informasi harus mempunyai prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh, agar informasi yang dihasilkan tidak menyesatkan. Suatu sistem informasi akuntansi dapat dilakukan secara manual maupun secara komputerisasi tergantung dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing suatu perusahaan, tetapi tetap berpedoman pada sebuah konsep akuntansi (Zaki, 2002).

Menurut (Dey, 2007 dalam Damana & Suardhika, 2016), Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen lainnya. SIA dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan SIA. Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah mengubah pemprosesan data akuntansi dari secara manual menjadi otomatis (Damana &

Suardikha, 2016).

2.1.3 Keterkaitan Pemakai

Aplonia (2014) dalam Damana & Suardikha (2016), menerangkan bahwa keterlibatan pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.

Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap

(33)

14

kemampuan sistem. Menurut (Rusmiati, 2012 dalam Damana & Suardikha, 2016) keterlibatan pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok. Partisipasi yang dilakukan oleh pemakai berupa aktivitas pemakai dala pengembangan sistem. Pemakai sistem informasi adalah siapa saja yang membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan (Wildows, 2014 dalam Artanaya & Yadnyana, 2016).

Sistem informasi yang canggih tidak dapat berjalan dengan baik apabila penggunanya merasa tidak nyaman menggoperasikan dan kemudian menolaknya (Kustono, 2009 dalam Artanaya & Yadnyana, 2016). Sistem dianggap berhasil apabila pemakai merasa puas selama menggunakan sistem tersebut dalam pekerjaannya. Kepuasan pemakai didefinisikan sebagai pengungkapan perasaan senang atau tidak yang timbul dari diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikannya selama pemakaian sistem. Adanya partisipasi pemakai sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas sistem informasi, karena suatu sistem infomasi tidak akan efektif dalam membantu pekerjaan apabila tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi (Artanaya, 2016).

2.1.4 Pelatihan Dan Pendidikan

Menurut (Marthis & Jackson, 2002), “Pelatihan adalah suatu proses dimana orang orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi”. Sedangkan pendapat dari (Simanjuntak, 2005) menyatakan pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dengan demikian

(34)

meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan untuk pelatihannya biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, dan diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja yang dimaksud sebelumnya. Payaman Simanjuntak (2005) mengemukakan bahwa “pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia”. Maka, pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan SDM dan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian akan meningkatkan produktivitas kerja. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa “kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program program pelatihan dan pendidikan pengguna diperkenalkan”. Montazemi (2002) dalam Acep Komara, 2006) menyebutkan dengan diadakannya suatu pelatihan dan pendidikan, maka pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi, selain itu kemampuan ini dapat mangarah pada peningkatan kinerja (Acep, 2006).

2.1.5 Kapabilitas Personal

Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi dibedakan kedalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. “Kemampuan pengguna sistem informasi akuntansi diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personil (pengguna) sistem informasi akuntansi” (Soegiharto, 2001). (Tjhai, 2002) berpendapat bahwa “semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi “. (Robbins,

(35)

16

2005) pun menyatakan bahwa kemampuan pemakai terdiri dari dua faktor yaitu kemampuan intelektual (intelctual ability), yang merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental. Kemudian faktor kemampuan fisik (physical ability), yang merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.

Kemampuan pemakai sistem informasi akuntansi menurut Robbins (2007:42) yaitu dapat dilihat dari “Knowledge, Ability, and Skills”. Berikut penjelasan dengan indikator-indikator yang ada, yaitu:

a. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan diartikan sebagai dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan dalam pekerjaan. Pengetahuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:

1) Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi.

2) Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pemakai sistem informasi.

Maka, indikator yang digunakan dalam pengukuran penelitian yaitu kemahiran dalam mengoperasikan aplikasi sistem informasi.

b. Kemampuan (Ability)

Kemampuan diartikan sebagai kesanggupan bawaan sejak lahir atau hasil praktek. Kemampuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:

1) Kemampuan menjalankan sistem informasi yang ada . 2) Kemampuan untuk mengoperasikan kebutuhan informasi . 3) Kemampuan mengekspresikan bagaimana sistem seharusnya.

(36)

4) Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.

5) Kemampuan menyelaraskan kemampuan dengan tugas

Maka, indikator yang digunakan dalam pengukuran penelitian yaitu memiliki kemampuan dalam menjalankan sistem informasi.

c. Keahlian (Skills)

Keahlian diartikan sebagai kemampuan untuk mengekspresikan pekerjaan secara mudah dan cermat dan membutuhkan kemampuan dasar. Keahlian sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari :

1) Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.

2) Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam pekerjaan.

Maka, indikator yang digunakan dalam pengukuran penelitian yaitu memiliki kemampuan spesialis dalam menjalankan sistem.

2.1.6 Manajemen Puncak

Menurut Chen dan Paulraj (2004) dalam (Fani, Darmawan, &

Purmamawati, 2015) mendefinisikan dukungan manajemen puncak yaitu berkomitmen pada waktu,biaya, dan sumber daya untuk mendukung supplier agar terjadi kemitraan pada jangkapanjang dan perusahaan juga dapatberlangsung berproses secara stabil. Salahsatu hal yang penting bagi manajemenpuncak dalam menjalankan bisnis adalahharus dapat selalu mengembangkan danmenciptakan satu nilai bagi perusahaan agardapat meningkatkan kinerja organisasi.Dukungan Manajemen Puncak juga memilikipengaruh terhadap penggunaan sisteminformasi

(37)

18

akuntansi, karena sistem yang dipilih oleh manajemen puncak pasti bertujuan untuk memajukan perusahaan. Menurut Alannita dan Suaryana (2014), dukungan manajemen puncak diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja dan perilaku yang baik bagi karyawan, pengendalian manajemen merupakan proses dimana manajer dapat mempengaruhi masing-masing anggota untuk mengimplementasikan sebuah stategi, proses pengendalian manajemen merupakan perilaku interaksi bawahan dengan atasan. Dukungan manajemen puncak dikonseptualisasikan sebagai keterlibatan dan dukungan manajemen puncak dalam organisasi di bidang tehnologi informasi. Sedangkan menurut (Ratnaningsih & Suaryana, 2014), berpendapat bahwa dukungan manajemen puncak adalah keterlibatan manajemen dalam melaksanakan sistem informasi dan stategi pengembangan untuk sistem informasi yang akan diimplementasikan.

Manajemen puncak dalam memberikan dukungan merupakan suatu panduan mengenai komitmen dan dukungan atas segala sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan.

2.2 Hubungan Logis Antar Variabel

2.2.1 Keterkaitan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pemakai sistem informasi akuntansi dinilai sebagai orang yang paham mengenai seluk beluk sistem informasi akuntansi yang digunakannya. Berbagai kendala teknis maupun non teknis pasti dialami oleh pemakai sistem. Oleh sebab itu pemakai harus dilibatkan dalam proses pengembangan suatu sistem. Partisipasi pemakai untuk mencapai keberhasilan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sehingga

(38)

pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai. Aplonia (2004) dalam Damana & Suardhika (2016) menerangkan bahwa keterlibatan pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem. Menurut (Rusmiati , 2012 dalam Damana & Suardhika, 2016) keterlibatan pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok. Dari penjabaran tersebut diatas diduga bahwa keterlibatan pemakai mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H1: Keterlibatan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.2.2 Keterkaitan Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan diadakanya program pendidikan dan pelatihan pemakai yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansiyang akan digunakan. Selain itu tujuan diadakanya program pendidikan dan pelatihan pemakai ini yaitu akan membuat pemakai merasalebih puas dan akan menggunakan sistem yangtelah dikuasai dengan baik dan lancar.

(39)

20

Sehinggamembantu menyelesaikan pekerjaan pemakai secara lebih efektif dan efisien. Tjhai (2002) dalam Damana & Suardhika (2016) berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Sebuah penelitian tentang keutamaan dari sistem informasi yang dikemukakan oleh Forthe dalam (Soegiharto 2001 dalam Daman & Suardhika, 2016) yaitu "pendidikan pengguna" sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Mulyadi (2001:54) dalam Damana & Suardhika (2016) menyatakan bahwa dalam tahap implementasi perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan karyawan yang akan diteliti dalam pelaksanaan sistem akuntansi.

Karyawan yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi dua golongan yaitu karyawan pemakai informasi dan karyawan pelaksana sistem.

Pelatihan karyawan ditujukaan kepada karyawan yang akan mengoperasikan sistem informasi. Karyawan yang mengoperasikan sistem terdiri dari karyawan yang bertugas untuk menyiapkan masukan, mengelola data, mengoperasikan sistem informasi. Dari penjabaran tersebut diatas diduga bahwa pelatihan dan pendidikan mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H2: Pelatihan dan pendidikan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.2.3 Keterkaita Kapabilitas Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi

(40)

akuntansi lebih tinggi. Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik baik yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman menggunakan sistem akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi, sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan kemampuan memadai ( Hary, 2014:5 dalam Biwi, et al, 2015). Menurut (Laudon, 2008 dalam Mardia, 2013), para pemakai (user) perlu mengetahui dan memahami teknologi informasi yang digunakan perusahaan dalam sistem informasinya.

Apabila pemakai memiliki keahlian dan pemahaman terhadap sistem yang digunakan pemakai akan merasa lebih memiliki sistem yang digunakan itu, sehingga mereka dapat menggunakan sistem dengan baik. Dengan pemahaman yang baik dari pemakai, arus informasi pun akan tersampaikan dan dapat diinterpretasikan dengan baik, serta diharapkan kualitas informasi yang dihasilkan juga baik. Penerapan sistem informasi akuntansi dapat mempertimbangkan pemakai sistem informasi yang diterapkan agar dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai (Mardia, 2013).

Dari penjabaran tersebut diatas diduga bahwa kapabilitas personal mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H3: Kapabilias personal berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

(41)

22

2.2.4 Keterkaitan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Dukungan Manajemen Puncak jugamemiliki pengaruh terhadap penggunaansistem informasi akuntansi, karena sistemyang dipilih oleh manajemen puncak pastibertujuan untuk memajukan perusahaan. Manajemen puncak juga memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem dan akan berpengaruh pula pada kepuasan pengguna. Dukungan yang diberikan manajemen puncak kepada sistem informasi akuntansi merupakan faktor yang penting dalam mencapai kesuksesan sistem informasi yang berkaitan dengan aktivitas. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pengguna informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pengguna informasi tersebut, (Fitri, 2012 dalam Biwi, et al, 2015).

Dari penjabaran tersebut diatas diduga bahwa manajemen puncak mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H4: Manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian terdahulu yang berguna untuk memperkuat hasil dari penelitian yang sedang dilakukan dan untuk

(42)

membandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Berikut ini ringkasan penelitian terdahulu yang digunkan dalam penelitian ini yang terdiri dari:

Penelitian yang dilakukan oleh Damana dan Suardhika dengan judul pengaruh keterlibata pemakai, pelatihan, ukuran organisasi dan keahlian pemakai terhadap kinerja sisitem informasi akuntansi yang dilakukan di lembaga perkreditan desa di Kabupaten Klungkung dengan sampel sebanyak 51 orang.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa variabel keterlibatan pemakai, pelatihan, ukuran organisasi, dan keahlian pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh biwi, Atmaja dan Darmawan tentang kinerja sistem informasi akuntansi pada karyawan PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi dengan sampel sebanyak 48 orang dibagian keuangan dan pemasaran. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa bahwa kapabilitas personal berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dan dukungan manajer puncak berpengaruh positif terhadap sistem informasi akuntansi.

Kapabilitas personal da dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi.

Penelitian yang dilakukan prabowo, mahmud dan murtini dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang dilakukan di lingkungan pemerintah kabupaten temanggung. Sampel pada penelitian adalah seluruh populasi dengan jumlah 46 responden yang menggunkan sistem informasi akuntansi. Dari penelian yang dilakukan diperoleh kesimpulan

(43)

24

faktor keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan pimpinan bagian tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi dan progam pendidikan dan pelatihan menunjukan pengaruh positif terhadap kinerja sisitem informasi akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, Sukimin dan Hamidi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi di Bank Umum Kota Surakarta dengan sampel karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi secara komputerisasin pada Bank di Kota Surakarta. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa adanya pelatihan dan pendidikan pengguna sistem informasi akuntansi, kemampuan pengguna sistem informasi akuntansi, dukungan top management memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Untuk adanya keterlibatan pengguna sistem informasi akuntansi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dan formalisasi pengembangan sistem tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh Perbarini dan Juliarsa tentang analisis faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Denpasar Utara. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa keterlibatan pemakai, dukungan manajemen puncak, progam pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan kemampuan teknik personal dan formalisasi pengembangan sistem tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di LPD di Kecamatan Denpasar Utara.

(44)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan tahun

Sampel dan periode penelitian

Variabel dan metode

Analisi Hasil

1 Agus Wahyu Arya Damana dan I Made Sadha Suardhika (2016)

Sampel : Sampel sebanyak 51 dari

karyawan LPD di Kabupaten Klungkung Periode penelitian:

2015

Variabel Independen : 1. Keterlibatan

Pemakai 2. Pelatihan

3. Ukurang Organisasi 4. Keahlian Pemakai Variabel Dependen:

Kinerja SIA

Metode Analisis:

Regresi linier berganda

Berdasarkan analisis yang dilakukan keterlibatan pemakai, pelatihan, ukuran organisasi, keahlian pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di LPD Kabupaten Klungkung

2 Arzia Biwi, Ananta Wikrama Tunggal Atmaja dan Myoman Ari Surya Darmawan (2015)

Sampel:

Sampel yang digunakan sebanyak 48 orang karyawan bag.

keuangan &

pemasaran Periode penelitian:

2015

Variabel Independen:

1. Kapabilitas Personal 2. Dukungan Manajmen

Puncak

Variabel Dependen:

Kinerja SIA Metode Analisis:

Regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kapabilitas personal dan dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT Tirta mumbul Jaya Abadi.

3 Galang Rahadian Prabowo, Amir Majmud dan Henny Murtini (2014)

Sampel:

Sampel yang digunakan adalah 45 PNS yang bekerja di bagian keuangan pemerintah Kabupaten Temanggung Periode penelitian:

2013

Variabel Independen:

1. Keterlibatan pemakai

2. Kemampuan teknik Personal

3. Dukungan

Manajemen Bagian 4. Progam Pendidikan

dan pelatihan Variabel Dependen:

Kinerja SIA Metode Analisis:

Regresi linier berganda.

Hasil penelitian adalah keterlibatan pemakai tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal menunjukan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, dukungan

manajemen bagian

menunjukan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dan pendidikan dan pelatihan menunjukan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

(45)

26

No Peneliti dan tahun

Sampel dan periode penelitian

Variabel dan metode

Analisi Hasil

4 Rizki Respati Prabowo, Sukirman dan Nurhasan Hamidi (2013)

Sampel:

Sampel digunakan adalah pengguna sistem informasi akuntansi di bank umum di Kota Surakarta Periode penelitian:

2012

Variabel Independen:

1. Keterlibatan Pengguna

2. Progam Pendidikan dan Pelatihan 3. Kemampuan

Pengguna 4. Dukungan

Manajemen Puncak Variabel Dependen:

Kinerja SIA Metode Analisis:

Regresi linier berganda

Hasil penelitian progam pendidikan dan pelatihan, kemampuan pengguna dan dukungan manajem puncak mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sedangkan keterlibatan pengguna tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

5 Ni Kadek Ayu Perbaiki dan Gade Juliarsa (2012)

Sampel:

Periode penelitian:

2011

Variabel Independen:

1. Keterlibatan Pemakai 2. Dukungan

Manajemen Puncak 3. Formalisasi

pengembangan SIA 4. Progam Pendidikan

dan Pelatihan Variabel Dependen:

Kinerja SIA Metode Analisis:

Regresi linier berganda

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sisitem, progam pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Utara.

Sumber: Berbagai Jurnal Penelitian, 2016.

2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori diatas, dapat diketahui bahwa TAM berfokus pada sikap terhadap pemakai teknologi informasi, dimana pemakai mengembangkannya berdasarkan persepsi manfaat dan kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi. Hubungan antara pengguna sistem dan tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukan secara tidak langsung bentuk–bentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan secara positif.

(46)

Hubungan antara perasaan kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan organisasi, orang-orang membentuk tujuan-tujuan terhadap perilakunya yang diyakini akan meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

H1

H2

H3

H4

Pemakai (X1)

Pelatihan dan Pendidikan

(X2)

Kapabilitas Personal (X3)

Kinerja SIA (Y)

Manajemen Puncak (X4)

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai.

Teori mengekspresikan fenomena-fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. Construct adalah abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati. Variabel , dengan demikian, merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel merupakan mediator antara construct yang abstrak dengan fenomena yang nyata. Variabel memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena yang digeneralisasi dalam construct.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel:

1. Variabel Independen (bebas): variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen adalah keterlibatan pemakai, pelatihan dan pendidikan, kapabilitas personal, dan manajemen puncak.

2. Variabel Dependen: tipe variabel yang menjelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kinerja sistem informasi akuntansi.

(48)

3.1.2 Definisi Operasional

a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Kinerja sistem informasi akuntansi mengacu pada tingkat bagaimana sistem informasi yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan dan digunakan rutin dalam pekerjaan. Variabel kinerja sistem informasi akuntansi diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai poin 5 yang menyatakan sangat setuju. Variabel kinerja sistem informasi akuntansi diukur dengan menggunakan 7 item pertanyaan.

b. Keterlibatan Pemakai

Keterlibatan pemakai mengacu pada tingkat bagaimana pemakai menngunakan sistem informasi dan berpartisipasi dengan pengembangan sistem.

Variabel keterlibatan pemakai diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai poin 5 yang menyatakan sangat setuju.

Variabel keterlibatan pemakai diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan.

c. Pelatihan dan Pendidikan

Pelatihan dan pendidikan mengacu pada tingkat bagaimana perusahaan menyediakan pelatihan dan pendidikan dalam menjalankan sistem di perusahaan.

Variabel pelatihan dan pendidikan diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai poin 5 yang menyatakan sangat setuju. Variabel pelatihan dan pendidikan diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan.

(49)

30

d. Kapabilitas Personal

Kapabilitas personal mengacu pada tingkat pemakai mampu menjalankan sistem yang terkomputerisasi dan mampu mengoperasikan aplikasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Variabel kapabilitas personal diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai poin 5 yang menyatakan sangat setuju. Variabel kapabilitas personal diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan.

e. Manajemen Puncak

Manajemen puncak mengacu pada tingkat bagaimana atasan mengetahui sistem informasi dan mahir dalam mengoperasikan komputer dan mendapat dukungan dari atasan. Variabel manajemen puncak diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sampai poin 5 yang menyatakan sangat setuju. Variabel manajemen puncak diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel

Penelitian Definisi Variabel Indikator Sumber

1 Kinerja SIA Tujuan kinerja sistem informasi akuntansi adalah untuk

memberikan gambaran apakah suatu sistem telah memberikan hasil yang sesuai dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan.

1. Saya sering

mengoperasikan aplikasi sistem informasi

(software) pada pekerjaan rutin.

(50)

No Variabel

Penelitian Definisi Variabel Indikator Sumber

Selain itu kinerja bertujuan untuk evaluasi

pengembangan yang menekankan perubahan- perubahan pada periode tertentu, pemeliharaan sistem, serta untuk dokumentasi keputusan- keputusan bila terjadi peningkatan.

2. Saya selalu bersedia untuk mengoperasikan aplikasi sistem (software) pada pekerjaan maupun tugas yang diberikan.

3. Aplikasi sistem yang digunakan sudah sesuai

kebutuhan pada

departemen saya.

4. Aplikasi sistem yang saya gunakan, hasilnya akurat.

5. Tampilan dari aplikasi sistem menarik (enak dilihat) sehingga memudahkan dalam operasionalnya.

6. Aplikasi sistem yang digunakan praktis dan lebih efisien.

7. Aplikasi sistem yang digunakan dapat merekam catatan waktu aktifitas operasional saya pada komputer.

Respati Prabowo (2013)

2 Keterlibatan Pemakai

keterlibatan pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.

1. Frekuensi penggunaan sistem informasi

2. Ketersediaan saya untuk menggunakan sistem informasi

3. Tingkat partisipasi saya dalam mengembangkan sistem.

4. Tingkat pengaruh saya dalam pengembangan sistem.

Soegiharto (2001) Respati Prabowo (2013)

3 Pelatihan dan Pendidikan

Pelatihan dan

Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan SDM dan dapat meningktakan keterampilan bekerja, dengan demikian akan meningkatkan

produktivitas kerja

1. Perusahaan menyediakan program diklat untuk mengetahui cara menjalankan sistem.

2. Adanya keahlian yang saya dapat dari program diklat tersebut

3. Saya sangat menantikan adanya program diklat / diklat lanjutan yang fokus pada aplikasi sistem di pekerjaan rutin karyawan.

Respati Prabowo (2013)

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Peneliti dan  tahun  Sampel dan periode  penelitian
Tabel 3.1  Definisi Operasional
Tabel 4.10  Hasil Uji Validitas
Tabel 4.11  Hasil Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan telah ditetapkannya Standar Operasional Prosedur (SOP) ini diharapkan akan menjadi acuan oleh staf pelaksana dan pejabat pada Badan kepegawaian dan

Hal ini juga tidak sejalan dengan tujuan dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh CV Cabai Merah, karena kurang menyadarkan, kurang bisa koordinasi, kurang

kenyamanan berbelanja, promosi, suasana, dan personil secara serempak terhadap perilaku pembelian konsumen makanan balita pada supermarket Reny, supermarket Bilka,

Hasil penelitian yang dilakukan pada 84 responden didapatkan hasil yang memiliki kategori tinggi dalam melakukan penyalahgunaan minuman keras yaitu 42 orang (50%) data

[r]

1.. mewujudkan kemanfaatan tanah dalam bidang ekonomi yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, perumahan dan pemanfaatan yang lainnya yang berdaya guna dalam

Ketentuan yang di atur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) terhdap Pasal 66 adalah terdakwa tidak dibebani

Rancang Bangun Alat Simulator Alarm, Power Window, dan Power Mirror Pada Mobil.. ( 2015 : 14 + 118 Halaman + Daftar Gambar + Daftar Tabel