TAHUN 2004-2015
Oleh:
Ira Fitrotus Syariyah [email protected]
133401041
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
2016
(Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya PO BOX 164)
ABSTRACT
This study aims to determine the economic growth, per capita income, poverty Country of the human development index in West Java years 2004-2015. Analysis of the data in this study using multiple linear regression method. Test hypotheses using partial test (Uji t) and simultaneous (Uji F). The data used in this research is data human development index, economic growth, per capita income, poverty in West Java years 2004-2015. The result using partial test (Uji t) is the economic growth has negative and significant impact on the human development index; per capita income has positive and non significant impact on the human development index; poverty has positive and significant impact on the human development index. Simultaneously (Uji F) the economic growth,per capita income and poverty have a significant impact influence on the human development index in West Java years 2004-2015.
Keywords : Human Development Index, Economic Growth,Per Capita Income, Poverty.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Barat tahun 2004-2015. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data indeks pembangunan manusia, laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan tahun 2004-2015. Hasil dengan menggunakan uji parsial (uji t) adalah laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia;
pendapatan per kapita berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia; kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Secara simultan (uji F) laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Barat tahun 2004-2015.
Kata kunci : indeks pembangunan manusia, laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, kemiskinan.
PENDAHULUAN
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator tingkat pembangunan manusia suatu wilayah, yang dihitung melalui perbandingan dari kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak. UNDP (United Nation Development Programme) mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan- pilihan bagi penduduk.
IPM erat kaitannya dengan pembangunan manusia, karena apabila IPM rendah akan berdambak kepada pertumbuhan ekonomi yang melambat, jadi untuk mencegahnya pembangunan manusia harus di tingkatkan supaya menciptakan mutu modal manusia yang berkualitas dengan mengasah kemampuan masyarakat guna untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, keberhasilan pembangunan manusia tidak terlepaskan dari kinerja pemerintah yang berperan dalam menciptakan pembangunan manusia yang diinginkan dari individualisme maupun kelompok agar mampu bersaing.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia diantaranya adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah pengembangan potensi output nasional suatu negara atau potensi riel GNP-nya, dengan kata lain pengembangan kekuatan ekonomi untuk berproduksi (Paul A. Samuelson, 1986).
Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita, dengan kata lain, dalam konteks yang kedua ini pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup yang diukur dengan output riil per orang (Boediono, 1981). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi terjadi ketika terdapat lebih banyak output dan dapat meliputi penggunaan input lebih banyak dan
perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak
Pendapatan Per Kapita (Per Capita Income / PCI) adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam satu periode tertentu. Penghitungan pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk dalam sebuah negara (Dumairy, 1999). Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Dan pendapatan per kapita yang meningkat merupakan salah satu tanda bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk telah meningkat.
Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum (Kuncoro, 2000). Permasalahan standar hidup yang rendah berkaitan pula dengan jumlah pendapatan yang sedikit, rumah yang kurang layak untuk ditempati, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang buruk, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah sehingga berakibat pada rendahnya sumber daya manusia dan banyaknya pengangguran.
Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara, terutama negara sedang berkembang. Pengertian kemiskinan secara luas adalah keterbatasan yang disandang seseorang, keluarga, komunitas, atau bahkan negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan hukum dan keadilan serta hilangnya generasi serta hilangnya generasi bangsa.
Badan Pusat Statistik merilis dari tahun ketahun nilai Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia mengalami kenaikan hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan pula terhadap IPM diberbagai provinsi, salah satu provinsi yang secara konsisten menggunakan IPM sebagai indikator utama dalam perencanaan pembangunan adalah provinsi Jawa Barat, dengan angka IPM provinsi yang ditargetkan mencapai lebih dari 80 poin, karena provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Inonesia yaitu sebesar 37,98 juta jiwa. Perkembangan IPM Jawa Barat dikategorikan sedang dan menduduki peringkat ke 12 dari seluruh provinsi Indonesia.
untuk pencapaian IPM Jawa Barat masih di bawah target karena rendahnya pencapaian IPM Jawa Barat masih dibawah target karena rendahnya pencapaian yang disebabkan oleh tidak tercapainya target daya beli.
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita, Kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Barat tahun 2004-2015.
a) Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series), yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu. Dalam penelitian data yang digunakan diperoleh dari World Bank dan Badan Pusat Statistik (BPS).
b) Metode Penelitian
Model penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah model regresi semi log linier. Uji regresi semi log linier ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia, baik secara persial maupun bersama-sama. Adapun persamaan regresi semi log linier, yaitu :
+ e
Dimana:
Y = Indeks Pembangunan Manusia
= Intercept
i = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi log X2 = Variabel Pendapatan Per Kapita log X3 = Variabel Kemiskinan
e = error terms
PEMBAHASAN
Dari hasil pengolahan data didapat persamaan regresi dalam bentuk persamaan ekonometrika sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2 log X2 + β3 log X3 + e
Y = -198,7400 + -1,707124 LPE + 1,016097 log PP + 16,94844log K Hasil regresi semilog
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 09/12/17 Time: 15:08 Sample: 2004 2015
Included observations: 12
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -198.7400 90.82946 -2.188057 0.0601 X1 -1.707124 0.496221 -3.440251 0.0088 LOG(X2) 1.016097 1.161222 0.875024 0.4071 LOG(X3) 16.94844 5.030065 3.369428 0.0098 R-squared 0.728243 Mean dependent var 69.12583 Adjusted R-squared 0.626333 S.D. dependent var 1.759176
Sum squared resid 9.251084 Schwarz criterion 3.406013 Log likelihood -15.46627 Hannan-Quinn criter. 3.184535 F-statistic 7.146005 Durbin-Watson stat 1.439325 Prob(F-statistic) 0.011869
Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa koefisien tiap variabel bebas untuk Laju pertumbuhan ekonomi mempunyai koefisien sebesar -1,707124, untuk pendapatan per kapita mempunyai koefisien sebesar 1,016097, untuk kemiskinan mempunyai koefisien sebesar 16,94844.
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi Secara Parsial terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95%, dapat disimpulkan bahwa variabel laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembngunan manusia di Jawa Barat. Artinya setiap kenaikan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan meningkatkan indeks pembangunan manusia Jawa sebesar - 1,707124 poin dengan asumsi variabel lain konstan. Hubungan ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Berarti, ketika laju pertumbuhan ekonomi menurun maka indeks pembangunan manusia meningkat.
Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Denni Sulistio Mirza (2011) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan belanja modal terhadap IPM jawa tengah”. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.
Dimana pertumbuhan ekonomi berhubugan negatif dengan indeks pembangunan manusia. Ketika laju pertumbuhan naik makan indeks pembanguan turun dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat terus meningkat tiap tahunnya, tetapi indeks pembangunan manusia mengalami penurunan. Hal ini di karenakan sebagai besar masyarakat Jawa Barat yang berkonstribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi bekerja sebagai pelaksana atau buruh di bagian operasional, akan tetapi yang berperan sebagai investor atau pemilik modal hanya sedikit. Sehingga meskipun laju pertumbuhan meningkat, tidak akan memberikan perubahan yang berarti terhadap masyarakat. Pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah di berbagai bidang merupakan salah satu stimulus yang diharapkan mampu meningkatkan indeks pembangunan manusia.
Kebijakan dalam pengembangan indeks pembangunan manusia di Jawa Barat dalam human development report (2004:18) menjelaskan bahwa perkembangan pembangunan manusia selama ini sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan tersebut memungkinkan manusia untuk mengalokasikan pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan, sementara pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan relatif sedikit.
Pengaruh Pendapatan Per Kapita Secara Parsial terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95%, dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan per kapita berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Barat. Artinya setiap kenaikan pendapatan per kapita sebesar 1% akan meningkatkan indeks pembangunan manusia Jawa Barat sebesar 1,016097% dengan asumsi variable lain konstan.
Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis peneliti, yang berarti ketika pendapatan per kapita naik akan tetapi tidak memiliki berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia. Bahwa untuk meningkatkan IPM bukan upaya dari masyarakat yang di persatukan oleh faktor lain yang secara langsung, akan tetapi di pengaruhi oleh pengeluaran pemerintah di Jawa Barat diantaranya pengeluaran dalam bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli. Tetapi hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hadi Sasana (2012) dengan judul “Pengaruh belanja pemerintah daerah dan pendapatan per kapita terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah”.
Penelitian ini mengatakan bahwa pendapatan perkapita masyarakat di daerah kabupaten/kota Jawa tengah belum mampu meningkatkan IPM di daerah tersebut.
Kondisi ini berakibat pada alokasi konsumsi kebutuhan primer yang lebih besar, sehingga pengeluaran untuk bidang pendidikan dan kesehatan relatif terbatas, akibatnya kualitas IPM kurang menjadi perhatian atau terabaikan oleh masyarakat.
Hal ini pun di rasakan oleh masyarakat Jawa Barat, masyarakatnya kurang tertarik dengan indikator pendidikan dan kesehatan. Dimana pendapatannya hanya untuk meningkatkan daya beli saja dan kurang memperhatikan terhadap pendidikannya juga kesehatannya. Berarti pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Jawa Barat tidak berhasil dalam menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya indeks pembangunan manusia yang berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan per kapita.
Jadi, meskipun pendapatan per kapita terus mengalami peningkatan belum tentu bisa berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan manusia, serta kemerataan pembangunan antar wilayah di Jawa Barat yang belum merata kemungkinan adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor tersebut yang menyebabkan besaran pendapatan bervariasi antar daerah, karena pendapatan perkapita sebagai cerminan daya beli masyarakat, dimana daya beli masyarakat antar daerah di Jawa Barat berbeda.
Pengaruh Kemiskinan Secara Parsial terhadap Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan hasil regresi dengan tingkat keyakinan 95%, dapat disimpulkan bahwa variabel kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Barat. Artinya setiap kenaikan kemiskinan sebesar 1%
akan meningkatkan indeks pembangunan manusia Jawa Barat sebesar 16,94844 poin dengan asumsi variabel lain konstan.
Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, yang berarti ketika kemiskinan naik indeks pembangunan manusia pun ikut naik. Selain itu hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adelfina (2014) dalan jurnal yang berjudul
“Pengaruh pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan belanja daerah terhadap IPM kabupaten kota Provinsi Bali”. Dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kemiskinan berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.
Hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah yang dikeluarkan pada pendidikan, kesehatan serta daya beli untuk masyarakat kurang mampu atau miskin memberikan dampak yang signifikan. Dimana kebijakan tersebut adalah BOS dan KIP pada pendidikan, BPJS dan KIS pada kesehatan serta subsidi di beras melalui program RASKIN (beras miskin). Sehigga mendorong masyarakat miskin untuk sekolah maupun berobat.
Akan tetapi kenaikan jumlah masyarakat miskin di Jawa Barat juga terjadi karena kebijakan kesejahteraan yang masih timpang, dimana pemerintah belum bisa memperbaiki kemiskinan serta tidak efektifnya berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak pro dengan kemiskinan, karena untuk memenuhi kebutuhan primer atau dasar masih rendah. Dimana terkadang terjadi kenaikan harga-harga barang pokok yang membuat masyarakat miskin tidak mampu untuk membeli. Meskipun terkadang pemerintah melakukan operasi pasar namun hanya dilakukan pada saat menjelang hari besar keagamaan. Dan inflasi tinggi akan mendorong kenaikan BBM, serta tarif dasar listrik yang ikut naik. Oleh karena itu pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat miskin tersebut hanya bisa digunakan untuk kebutuhan pokok saja, sehingga dapat mempengaruhi kenaikan jumlah miskin di Jawa Barat.
Serta akses infrastruktur yang terkadang mengahambat pendidikan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan umum ini juga dapat menimbulkan efek domino lainnya, dimana ketika anak dalam keluarga tersebut terhambat untuk mengakses pendidikannya, maka dia memiliki daya jual yang rendah pada saat mencari pekerjaan atau kualitas SDM yang rendah. Sehingga akan meneruskan rantai kemiskinan termasuk akibat dari rendahnya daya jual seseorang.
Sebab, pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial dan ekonomi masyarakatnya, termasuk salah satunya adalah kemiskinan. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 alinea keempat, mengamanatkan bahwa tugas pokok Pemerintah Republik Indonesia adalah “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Maka dari itu, dalam mewujudkannya pemerintah harus memperhatikan masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhannya dengan memberikan pendidikan gratis dengan sasaran yang tepat dan merata antara perkotaan juga non perkotaan guna untuk keberhasil suatu pembangunan.
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Secara Bersama-sama.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa hasil regresi variabel laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap indeks pembangunan manusia
Jawa Barat. Dari hasil perhitungan dengan tingkat keyakinan 95%, diperoleh F-hitung sebesar 7,146005 dan F-tabel 5,12. Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel indeks pembangunan manusia.
Kenaikan laju pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan kenaikan konsumsi dan produksi masyarakat suatu provinsi, dimana konsusmsi yang tinggi dapat diikuti dengan kenaiakan produksi itu sendiri yang mana dengan semakin banyak yang diproduksi maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Begitu pula dengan konsumsi apabila terjadinya perubahan pada konsumsi masyarakat yang tinggi maka menunjukkan bahwa daya beli masyarakat meningkat.
Pendapatan per kapita mencerminkan semakin tinggi daya beli menunjukan kemampuan masyarakat yang meningkat, jadi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan terpuhi dan menjadikan masyarakat yang sejahtera.
Kemiskinan sebagai acuan terhadap keberhasilan pembangunan manusia, kemiskinan yang turun maka akan meningkatkat kesejahteraan. Hal ini dikarenakan keberhasilan pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin akan mensejaterakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya guna untuk keberlangsungan hidup dan akan berdampak besar terhadap IPM, dimana masyrakat kini tertarik terhadap pendidikan juga kesehatan.
PENUTUP Kesimpulan
Tujuan utama penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia Jawa Barat tahun 2004-2015, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara parsial dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% variabel laju pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, sedangkan pendapatan per kapita memiliki hubungan positif tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia, dan kemiskinan memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembanagunan manusia.
2. Secara bersama-sama semua variabel bebas yaitu laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia tahun 2004-2015.
Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia tahun 2004-2015 dan saran apa yang bisa diberikan kepada:
lebih mampu mengeduksi masyarakat akan pentingnya pendidikan serta kesehatan bagi kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang. Karena pendapatan per kapita masyarakat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Barat, dan menjadi tolak ukur kesejahteraan guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Bagi masyarakat yang akan meneliti mengenai indeks pembangunan manusia dapat menambah variabel lain yang belum dimasukkan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adel Fina. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Belanja daerah terhadap IPM 2005-2013
Agus Widarjono, 2006. Ekonometrika Terori Dan Aplikasi Untuk Ekonomi&Bisnis.
Yogyakarta: Ekonisia
Albert Kurniawan, 2014. Metode Riset Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta Angga Tia Ariza. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia 2008-2012
Astri Winarti. 2014. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Bidang Pendidikan, Kemiskinan, dan PDB terhadap IPM di Indonesia 1992-2012
Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, United Nations Development Programme (2008) Indonesia Human Development Report 2008, Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, United Nations Development Programme (2002) Indonesia Human Development Report 2002, Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2017) Analisis dan Perhitungan Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2017, Jawa Barat: BPS Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2017) Analisis dan Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2017, Jawa Barat: BPS Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2017) Analisis dan Perhitungan Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017, Jawa Barat: BPS Jawa Barat.
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.
Damodar, Gujarati. 1997. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Denni Sulistiyo Mirza. 2011. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal Terhadap IPM 2006-2009
Dumairy, 1999. Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Erlangga.
Dumairy, 2002. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Hadi Sasana. 2012. Pengaruh belanja pemerintah daerah dan pendapatan per kapita terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah
Hastu Saskoro. 2016. Belanja Daerah, Dana Alokasi umum, Dana Alokasi Khusus, dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap IPM 2012-2014
Ibnu Pranata. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia 2009-2013
Kuncoro, M. 2006. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kuncoro, M. 2003. Metote Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Lincolin Arsyad. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi 5, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Michael P, Todaro. 2013. Ekonomi Pembangunan. Edisi 11, Jakarta: Erlangga.
Nur baeti. 2013. Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah terhadap IPM 2007-2011
Nurikhmah Amalia Hasan. 2015. Pengaruh PDRB, Belanja Modal, Kemiskinan terhadap IPM 2008-2014
Paul, Samuelson A. 1986. Makro Ekonomi. Edisi 4, Jakarta: Erlangga.
Septian Jepri Alif Utama. 2015. Pengaruh PDRB, Belanja modal dan Kemiskinan Terhadap IPM 2004-2013
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukirno, sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. edisi ketiga. penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Todaro, Michael P. 2009. Pembangunan Ekonomi, edisi sembilan, Erlangga, Jakarta.
Tri Maryani. 2012. Analisis IPM di Provinsi Jawa Tengah 2007-2010