PELAKSANAAN PROGRAM PADAT KARYA
DIREKTORAT SANITASI
Ir. Prasetyo, M.Eng
Direktur Sanitasi Rabu, 15 Juli 2020
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2 Arahan Presiden Republik Indonesia
Pada Ratas Tentang Akselerasi Implementasi Program Infrastruktur 10 Desember 2019
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM PADAT KARYA
MELALUI DANA APBN
4 RUANG LINGKUP
PROGRAM PADAT KARYA
melalui APBN
SANIMAS Reguler
Fokus pada penanganan air limbah domestik rumah tangga oleh masyarakat dengan merencanakan, membangun serta memelihara prasarana dan sarana sesuai kebutuhan.
SANITASI Perdesaan Padat Karya
Kegiatan pemberdayaan masyarakat marginal/MBR yang bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja dan teknologi lokal dalam rangka
mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menurunkan angka prevalensi stunting
TPS 3R
Merupakan pengelolaan persampahan skala
komunal/kawasan dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat, termasuk untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di permukiman padat dan kumuh.
Terdapat 3 (tiga) jenis kegiatan pada Program Padat Karya yang dilaksanakan oleh Direktorat Sanitasi, yaitu Sanimas Reguler, Sanitasi Perdesaan Padat Karya dan TPS 3R.
Tanggap Kebutuhan
Text
Seleksi Mandiri Calon Lokasi Pilihan Teknologi
Partisipasi Masyarakat
TextKesetaraan Gender Berkelanjutan
Multi Pendanaan Akuntabel
5 Prinsip Program Padat Karya
6 Mekanisme Pelaksanaan Program Padat Karya
• Sosialisasi & Survey Lokasi
• Penyiapan Tenaga Fasilitator
• Sosialisasi tingkat desa / kelurahan
• Pemetaan sosial
• Penentuan titik lokasi
• Pembentukan/Penguatan Kelembagaan Masyarakat (KSM)
• Pembentukan Kelompok Pemelihara & Pengelola (KPP)
• Pembentukan Tim Barjas
• Penyusunan RKM
• Pelaksanaan konstruksi oleh masyarakat melalui KSM
• Serah terima sarana
Kegiatan operasi dan pemeliharaan oleh
masyarakat melalui KPP dan Pengembangan Sarana
PERSIAPAN PERENCANAAN KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI
Semua tahapan kegiatan pelaksanaan program dilakukan bersama-sama oleh masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk melalui proses pendampingan dari Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) yang diatur dalam pedoman teknis masing-masing program
Masyarakat sasaran dengan didampingi TFL, akan melakukan analisa situasi dengan mengangkat kondisi sosial masyarakat sasaran,
memunculkan kebutuhan akan
permasalahan kondisi rawan sanitasi.
Jika sudah terdapat lembaga swadaya masyarakat di
tingkat desa yang
berpengalaman mengelola kegiatan pemberdayaan atau sejenisnya, maka lembaga tersebut dapat difungsikan sebagai KSM dengan di SK-kan kembali oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) sebagai KSM Program Air Limbah Perdesaan Padat Karya.
Dilakukan oleh
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan didampingi oleh TFL dan Fasilitator Kabupaten yang
memiliki kemampuan teknis dan sosial
kemasyarakatan
7 Pola Penyelenggaraan Program Padat Karya
1. SPALD Terpusat yang terdiri dari
• Sub-sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
• Sub-sistem Pengumpulan dan
• Sub-sistem Pelayanan dengan jumlah minimal 70 KK
2. Kombinasi MCK dan SPALD Terpusat Skala
Permukiman (MCK minimal 4 bilik dan Sub-sistem Pelayanan dengan jumlah minimal 25 KK)
Sanimas Reguler
8 Opsi Teknologi Program Padat Karya
1. SPALD Setempat yang terdiri dari
• Tangki Septik Individual dengan toilet
• Tangki Septik Komunal dengan toilet
• Kombinasi Tangki Septik Individual dan Komunal dengan toilet
2. Tempat Sampah Perdesaan (TSP)
• TSP Individual
• TSP Komunal
• Kombinasi TSP Individual dan Komunal
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
1. Fasilitas Pengolahan Sampah Organik 2. Fasilitas Pengolahan Sampah Lapak
3. Pengolahan Residu (harus mendapat persetujuan Dit. Sanitasi) 4. Waste to Energy (harus mendapat persetujuan Dit. Sanitasi)
TPS 3R
9 Kriteria Lokasi Sanimas Reguler dan TPS 3R
Sanimas Reguler
1. Kepadatan penduduk ≥ 150 jiwa/Ha;
2. Berada di daerah rawan sanitasi serta memiliki kebutuhan untuk penanganan permasalahan sanitasi sesuai dengan dokumen SSK;
3. Diutamakan bagi MBR;
4. Cakupan pelayanan minimal 70 KK atau setara dengan ± 350 jiwa;
5. Memiliki tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.
TPS 3R
1. Berada di daerah rawan sanitasi serta memiliki kebutuhan untuk penanganan permasalahan sanitasi sesuai dengan dokumen SSK;
2. Diutamakan bagi MBR;
3. Mampu melayani minimum 200 KK atau 1000 – 1600 jiwa yang setara dengan 3-6 m3 per hari;
4. Lahan yang dibutuhkan untuk TPS 3R minimal luasnya adalah 200 m2;
5. Memiliki tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.
10 Kriteria Lokasi Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Keluarga yang termasuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan:
1. Memiliki ibu hamil;
2. Memiliki bayi dibawah usia 3 tahun (BATITA);
3. Memiliki anak stunting;
4. Memiliki anggota keluarga yang berkebutuhan khusus (disabilitas);
5. Masih melakukan BABS dan tidak mempunyai akses sanitasi;
6. Belum mempunyai akses sanitasi berupa tangki septik dan toilet yang layak;
7. Tidak mempunyai mata pencaharian tetap;
8. Tidak mempunyai akses sanitasi atau limbah domestik belum dikelola dengan baik;
9. Calon penerima manfaat diatas mempunyai ketersediaan air untuk penggelontoran
11 Organisasi Pengelola dan Pelaksana Kegiatan Sanimas Reguler dan TPS 3R
Organisasi pengelola dan pelaksanaan kegiatan Sanimas Reguler tidak berbeda dengan TPS 3R.
Pelaksanaan kegiatan TPS 3R juga didukung oleh Advisory TPS 3R di masing-masing provinsi.
12 Organisasi Pengelola dan Pelaksana Kegiatan Sanitasi
Perdesaan Padat Karya
Penyaluran dana dari KPPN ke Rekening KSM dibagi menjadi 2
tahap:
Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah oleh PPK pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Dana kegiatan untuk masing- masing lokasi disalurkan melalui
dokumen anggaran/DIPA Balai Prasarana Pemukiman Wilayah
Provinsi;
1) Kontrak kerja atau Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh PPK pada Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Provinsi dengan KSM
2) Sebelum pembuatan Kontrak Kerja atau perjanjian kerjasama oleh PPK pada Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Provinsi maka KSM diwajibkan membuka rekening;
3) Pembukaan rekening untuk Program Sanimas dan TPS 3R dilakukan oleh KSM. Buku Tabungan dibuat atas nama KSM ditandatangani oleh 3 orang (Ketua KSM, Bendahara KSM dan satu orang dari calon penerima manfaat);
1. Tahap I sebesar 70% dari total dana bisa diproses setelah Rencana Kerja Masyarakat (RKM) terverifikasi
2. Tahap II sebesar 30% dari total Dana bisa diproses jika ; a. Pencapaian progres fisik minimal 60%,
b. Laporan Pertanggungjawaban (LPj) tahap I telah diserahkan ke PPK pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah.
13 Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan Pemerintah
POTRET KEBERFUNGSIAN PROGRAM IBM
SANITASI PERDESAAN
BERFUNGSI 100%
2018 - 2019
Berfungsi Tidak Berfungsi
POTRET KEBERFUNGSIAN PROGRAM IBM
SANIMAS
95.4 % 2016 - 2019
Berfungsi Tidak Berfungsi
92,6%
2011 - 2015
4,6 7,4
POTRET KEBERFUNGSIAN PROGRAM IBM
TPS 3R
81.1 % 2016 - 2019
Berfungsi Tidak Berfungsi
43,5%
2011 - 2015
18.9 % 57,5 %
93% 90% 89% 93% 93% 96% 99% 99% 99%
29% 26% 36% 46% 40%
55%
80% 100%80% 100%81%
0%
50%
100%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sanimas TPS3R Sandes
2011 – 2014
Tanpa advisory Pusat dan Monitoring sistem berbasis database.
(Bangunan dan Sarana dibangun oleh kontraktor, aset diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah)
2015 Dengan Advisory
Pusat
2016 – 2019 Dengan Advisory Pusat dan Sistem Informasi Monitoring Kegiatan IBM, serta
• Perjanjian kerja sama
• Peningkatan Kapasitas TFL, Pemda, KSM/KPP
Tahun 2011 – 2015 terdapat 1.441 dari 2.666 lokasi yang tidak memiliki data keberfungsian
Jenis Kegiatan
Total Pemanf
aat (KK)
Total (HOK)
Total Tenaga
Kerja (Jiwa) SANIMAS 30,039 171,248,085 9,217
TPS 3R 161,904 43,916,533 3,366 SANITASI
PERDESAAN 127,263 896,795 39,534
14 Indikator Kinerja Program (Outcome)
Program Padat Karya
Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Pagu DIPA: Rp287.000.000.000,-
Lokasi: 820 lokasi pada 82 kabupaten/kota di 19 provinsi
Sanimas Reguler
Pagu DIPA: Rp84.500.000.000,-
Lokasi: 169 lokasi pada 78 kab/kota di 26 provinsi
TPS 3R Pagu DIPA: Rp59.796.780.000,-
Lokasi: 94 lokasi pada 61 kabupaten/kota di 24 provinsi
Citarum Harum
Pagu DIPA: Rp56.100.000.000,-
Lokasi: 113 lokasi pada 8 kab/kota di provinsi Jawa Barat
15 Program Padat Karya TA. 2020
2.535
1.230 12.300
690855
Perkiraan Jumlah Tenaga Terserap180 1
82169 820
4657 12
Target Lokasi
49,2 84,5 287,0
28,538,1 10,59678 Pagu DIPA (M)
Keterangan:
1. Jumlah tenaga kerja per lokasi 15 orang.
2. Rata-rata waktu kerja 3 bulan dengan 25 hari kerja dalam sebulan.
3. Upah per orang per hari Rp100.000
190.125
92.250 922.500
64.125 51.750 13.500 Jumlah HOK2
Keterangan:
Sanitasi
Perdesaan Padat Karya
TPS 3R Reguler
Sanimas Reguler
TPS 3R Citarum
Sanimas Citarum
19.012.500
9.225.000 92.250.000
6.412.500 5.175.000 1.350.000
Perkiraan Total Upah Tenaga Kerja (Rp Ribu)3
Unit Cost = 500.000.000
Unit Cost = 350.000.000 Unit Cost = 600.000.000
Unit Cost = 500.000.000
TOTAL PAGU DIPA:
Rp487.396.780.000
TOTAL TARGET LOKASI:
1.186 Lokasi
TOTAL PERKIRAAN TENAGA TERSERAP:
17.790 Orang
TOTAL HOK: 1.334.250
TOTAL PERKIRAAN TOTAL UPAH TENAGA KERJA:
Rp132.076.350.000
TPS 3R KSPN Unit Cost = 883.065.000
Unit Cost = 600.000.000
16 Program Padat Karya TA. 2020
17 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya TA. 2020
Jan '20 Feb '20 Mar '20 Apr '20 Mei '20 Jun '20 Jul '20 Ags '20 Sep '20 Okt '20 Nov '20 Des '20 1 Persiapan
a Rekrutmen TFL
b Peningkatan Kapasitas TFL Tahap 1 (e-Learning) c Peningkatan Kapasitas TFL Tahap 2
d Mobilisasi TFL e Mobilisasi Advisory 2 Perencanaan a Sosialisasi
b Pembentukan KSM c Pemetaan Sosial
d Penyusunan Longlist Calon Penerima Manfaat e Pembentukan KPP
f Penyusunan RKM g Kontrak Kerja (KSM-PPK) 3 Pelaksanaan
a Penyaluran Dana Tahap 1 b Pengelolaan Dana Tahap 1 c LPJ Dana Tahap 1
d Penyaluran Dana Tahap 2 e Pengelolaan Dana Tahap 2 f LPJ Dana Tahap 2
g Konstruksi h Uji Coba Sistem
i Promosi PHBS
4 Serah Terima Sarana dan Prasarana 5 Pemanfaatan dan Pengelolaan
No Nama Kegiatan Waktu (Bulan)
18 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sanimas Reguler dan TPS 3R TA. 2020
Okt '19 Nov '19 Des '19 Jan '20 Feb '20 Mar '20 Apr '20 Mei '20 Jun '20 Jul '20 Ags '20 Sep '20 Okt '20 Nov '20 Des '20 1 Persiapan
a Peminatan Program (Longlist) b Sosialisasi/Desk IBM 2020 c Penetapan Lokasi d Rekrutmen TFL
e Peningkatan Kapasitas TFL Tahap 1 (e-Learning) f Peningkatan Kapasitas TFL Tahap 2
g Mobilisasi TFL h Mobilisasi Advisory 2 Perencanaan
a Sosialisasi Sanimas Tingkat Kelurahan/Desa b Promosi Sanitasi
c Rembuk Kelurahan 1 (Selotif) d Rembuk Pembentukan KSM/KPP e Penyusunan RKM
f Verifikasi RKM
g Pembukaan Rekening oleh KSM h Kontrak Kerja (KSM-PPK) 3 Pelaksanaan
a Penyaluran Dana Tahap 1 b Pengelolaan Dana Tahap 1 c LPJ Dana Tahap 1 d Penyaluran Dana Tahap 2 e Pengelolaan Dana Tahap 2
f LPJ Dana Tahap 2 g Konstruksi h Uji Coba Sistem
4 Serah Terima Sarana dan Prasarana 5 Pendampingan Pasca Konstruksi
Nama Kegiatan
No Waktu (Bulan)
Foto Kegiatan
Kegiatan : Comissioning Test
Desa Labuan Rano Kec. Tapalang Barat Kab.
Mamuju Prov Sulawesi Barat. Sanitasi Perdesaan Padat Karya
Konstruksi Pembuatan Manhole
Kabupaten Majene Lokasi Sendana, Provinsi Sulawesi Barat, Sanimas Reguler
Foto Kegiatan
Sanimas Reguler Citarum Harum
Desa Cikahuripan Kab. Bandung Barat, Jawa Barat
Pelatihan Tukang dan Pekerja
Desa Mekarwangi Kec. Haurwangi Kab. Cianjur Citarum Harum
Foto Kegiatan
Sanimas Reguler
Pulau Moti, Kota Ternate TPS 3R
Desa Maburai, Kec. Murung Pudak, Kab. Tabalong
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM PADAT KARYA
MELALUI DANA ALOKASI KHUSUS
Pembangunan sanitasi dilakukan dengan berdasarkan pada lokasi prioritas dan rencana pengembangan sistem sanitasi dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
Mendukung terwujudnya layanan sanitasi yang berkelanjutan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 bidang sanitasi serta dukungan dalam pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) air limbah
Mendukung percepatan pembangunan sanitasi melalui peningkatan akses layanan sanitasi di kabupaten/kota prioritas pengembangan wilayah dalam RPJMN 2020-2024, program percepatan penurunan kematian ibu dan stunting, serta penanggulangan kemiskinan akibat dampak COVID-19 secara nasional
Peningkatan akses layanan sanitasi dilakukan melalui kegiatan Pengembangan dan Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) Terpusat dan Setempat, serta Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah
1 2
3 4
23 Arah Kebijakan Penyelenggaraan DAK Bidang Sanitasi
KONTRAKTUAL
SWAKELOLA
Kegiatan Kontraktual dilakukan oleh kontraktor dan dilakukan pengawasan oleh konsultan supervisi, antara lain:
• Pengadaan truk tinja.
• Penambahan jaringan perpipaan dan SR untuk IPAL skala perkotaan yang sudah mempunyaiUPTD.
• Kegiatan pada DAK Afirmasi dilaksanakan dengan Kontraktual Pola Padat Karya. (Memaksimalkan pemanfaatan tenaga kerja setempat; penyedia jasa dengan mandor, kepala tukang dan tukang; penyedia jasa mengumumkan pendaftaran calon pekerja dari masyarakat; serta jika masyarakat tidak berminat bekerja, maka penyedia jasa dapat merekrut tenaga kerja)
Kegiatan Swakelola dilaksanakan oleh masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan mendapat pendampingan dari Tenaga Fasilitator (TFL).
• Semua menu kegiatan selain yang dikerjakan secara kontraktual
IPAL Komunal Kota Dumai
24 Metode Penyelenggaraan DAK Bidang Sanitasi
SPALD Terpusat SPALD Setempat Sarpras Pengelolaan Sampah Pembangunan IPAL Skala Permukiman
minimal 25 KK Pembangunan tangki septik skala
komunal (5-10 KK) Pembangunan TPS 3R
Pembangunan IPAL Skala Permukiman
minimal 50 KK Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan minimal 50 KK
Pembangunan baru IPAL Skala
Permukiman kombinasi MCK minimal 25 KK
Pembangunan tangki septik skala individual perkotaan
Pembangunan baru IPAL Skala
Permukiman kombinasi MCK minimal 50 KK
Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk kabupaten/kota yang telah memiliki SPALD-T (skala kota dan
permukiman) yang masih memiliki idle capacity
25 Menu Kegiatan yang dilaksanakan dengan
Metode Swakelola Berbasis Masyarakat
KONTRAKTUAL
• Penetapan Lokasi
• Pembentukan Pokja Pengadaan Barang dan Jasa
Penyusunan Dokumen perencanaan / DED oleh konsultan
Pelaksanaan konstruksi oleh oleh Penyedia Jasa /
Kontraktor dengan memaksimalkan
pemanfaatan tenaga kerja setempat
Kegiatan operasi dan
pemeliharaan oleh OPD/UPT
SWAKELOLA
• Penetapan Lokasi
• Penyiapan Tenaga Fasilitator
• Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang di-SK-kan oleh kepala dinas
• Pembentukan/Penguatan Kelembagaan Masyarakat
• Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) oleh KSM
• Pemilihan Prasarana &
Sarana Sanitasi oleh KSM
Pelaksanaan konstruksi oleh
masyarakat melalui KSM Kegiatan operasi dan pemeliharaan oleh masyarakat melalui KPP
PERSIAPAN PERENCANAAN KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI
26 Mekanisme Pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi
Kriteria Umum
Kesiapan program investasi, yang dilihat dari kepemilikan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). Kegiatan DAK yang diusulkan kabupaten/kota harus sudah masuk dalam dokumen SSK dan diprioritaskan di wilayah dalam zona 3 dan 4 baik untuk kegiatan air limbah maupun persampahan.
Kriteria Khusus
a. Menu Pengembangan dan Pembangunan SPALD Terpusat Skala Permukiman dan Rincian Menu Pembangunan Tangki Septik Komunal dilaksanakan pada kabupaten/kota yang mempunyai kawasan/kluster permukiman dengan kepadatan >150 jiwa/Ha;
b. Menu Pengembangan dan Pembangunan SPALD Terpusat Skala permukiman dengan atau tanpa prasarana Mandi, Cuci, Kakus (MCK) terdiri dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) kota dan/atau permukiman, jaringan pengumpul, dan SR;
c. Rincian menu pembangunan tangki septik komunal dan tangki septik skala individual perdesaan terdiri dari tangki septik, SR, jamban dan bilik toilet. Penambahan bilik toilet dapat dilakukan dengan syarat posisi berada di dalam rumah atau jarak maksimal 2 meter apabila berada di luar rumah.
27 Kriteria Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
TAHAP 1 (25% dari pagu alokasi)
TAHAP II (45% dari pagu alokasi)
TAHAP III (Selisih jumlah dana yang telah disalurkan s/d tahap II dengan nilai rencana kebutuhan danauntuk penyelesaian kegiatan)
paling cepat paling cepat paling lambat paling cepat paling lambat paling lambat
PMK No 130/PMK.07 Tahun 2019
Tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik
*Note:
▪ Tahap I paling lambat tanggal 21 Juli
▪ Tahap II paling lambat tanggal 21 Oktober
▪ Tahap III paling lambat tanggal 15 Desember
*Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur atau hari yang diliburkan, batas waktu bergeser pada hari kerja berikutnya
28 Tahapan Penyaluran DAK Fisik
29 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan DAK Fisik Bidang Sanitasi TA. 2020
Nov '19 Des '19 Jan '20 Feb '20 Mar '20 Apr '20 Mei '20 Jun '20 Jul '20 Ags '20 Sep '20 Okt '20 Nov '20 Des '20 1 Persiapan
a Penyusunan Rencana Kegiatan b Sosialisasi Tingkat Kab/Kota c Peningkatan Kapasitas TFL d Mobilisasi TFL
2 Perencanaan
a Sosialisasi Tingkat Kelurahan/Desa b Pemetaan Sanitasi
c Pelaksanaan Selotif
d Rembuk Pembentukan KSM/KPP e Penyusunan RKM
f Verifikasi RKM
g Pembukaan Rekening oleh KSM h Kontrak Kerja (KSM-PPK) 3 Pelaksanaan
a Penyaluran Dana Tahap 1 b Penyaluran Dana Tahap 2 c Penyaluran Dana Tahap 3 d Konstruksi
e Uji Coba Sistem
4 Serah Terima Sarana dan Prasarana 5 Operasional dan Pemeliharaan
No Nama Kegiatan Waktu (Bulan)
Tahap I
❑ Syarat:
• RK yang telah disetujui K/L
• Daftar Kontrak Kegiatan (memuat data perkiraan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk penyelesaian kegiatan)
• Surat Pernyataan Kesanggupan Daerah untuk menyelesaikan kegiatan sampai dengan akhir TA 2020
❑ Dokumen persyaratan paling lambat disampaikan tanggal 31 Agustus 2020
❑ Dilaksanakan paling cepat bulan Juli dan
paling lambat minggu kedua bulan September sebesar 50% pagu.
Tahap II
❑ Syarat:
• Laporan realisasi penyerapan dana paling sedikit 75% dan capaian output paling sedikit 50% sampai dengan tahap I (memuat pemutakhiran jumlah tenaga kerja yang digunakan sampai dengan penyelesaian kegiatan
• laporan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyelesaian kegiatan (NRPK)
• foto dengan titik koordinat
❑ Dokumen persyaratan paling lambat disampaikan tanggal 7 Desember 2020
❑ Dilaksanakan paling cepat minggu ketiga bulan September dan paling lambat bulan Desember sebesar selisih antara jumlah dana salur sampai tahap I dengan NRPK
30 Tahapan Penyaluran DAK Fisik dalam Pengelolaan Dana Cadangan TA. 2020
PMK No 76/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Cadangan DAK Fisik TA 2020
Penyaluran Cadangan DAK dilakukan per jenis dalam 2 tahap (Tahap I 50%; Tahap II 50%)
KPP sudah tidak aktif
KELEMBAGAAN
SOP tidak dijalankan
TEKNIS
Kurangnya dukungan pengaturan pengelolaan Sanimas
PENGATURAN
Rendahnya penerapan PHBS ditingkat masyarakat
PERAN SERTA MASYRAKAT
Kurang berjalan iuran rutin masyarakat
PEMBIAYAAN
Pendampingan paska konstruksi
TEKNIS
Mendorong Pemda membuat pengaturan dan kelembagaan yang mendukung kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat
REGULASI/PENGATURAN
- Sosialisasi secara berkelanjutan tentang pembayaran iuran - Rencana pengembangan usaha/business plan
- Menggali potensi CSR
PEMBIAYAAN
- Peningkatan Kapasitas KPP (Kelompok Pengguna Pemelihara) - Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah
KELEMBAGAAN
Sosialisasi mengenai penerapan PHBS
PERAN SERTA MASYARAKAT
31 Isu Pelaksanaan Kegiatan dan Strategi Penanganan
Program Padat Karya
Foto Kegiatan
IPAL Komunal
Kec. Curup Selatan, Kab. Rejang Lebong IPAL Komunal
Kab. Bone Bolango
Foto Kegiatan
IPAL Komunal
Desa Dauh Peken, Kab. Tabanan IPAL Komunal Kombinasi MCK
Foto Kegiatan
Rapat Koordinasi Pelatihan TFL, KSM, KPP
Kab. Pekalongan Rapat Koordinasi Pelatihan TFL, KSM, KPP Kab. Berau
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM PADAT KARYA
DALAM RANGKA PENCEGAHAN COVID-19
36 Mekanisme Pelaksanaan Program Padat Karya dalam rangka Pencegahan COVID-19
Pembentukan
Satgas COVID-19 Sosialisasi Pembentukan
KSM Pemetaan
Pembentukan KPP Pelaksanaan
Infrastruktur Pembuatan RKM
Terdiri dari PPK dan KSM dalam rangka pengendalian penyebaran, penanganan dampak dan memudahkan koordinasi pelaporan terkait COVID-19
• Koordinasi dengan kepala desa/lurah dan tenaga sanitarian/Kesehatan Lingkungan setempat
• Pembatasan jumlah peserta pertemuan
• Memaksimalkan
penggunaan sosial media
• Memprioritaskan organisasi atau kelompok
masyarakat yang sudah ada/pernah mengelola BLM
• Rembug warga digantikan dengan pembagian
formulir kepada setiap rumah
• Membentuk tim seleksi kampung sendiri (SKS)
• Kepala desa dan KSM menjadi bagian SKS
• Menyiapkan data dari kantor desa dan data kesehatan dari puskesmas
• TFL menyusun ringkasan peta kampung
• Melakukan pembagian formulir kepada setiap rumah
• Dilakukan bersamaan dengan pembentukan KSM
• TFL dan KSM terlebih dahulu menyiapkan
rencana penyusunan RKM, tatap muka dilakukan sesuai protokol kesehatan
• TFL disarankan tinggal di lokasi dampingan untuk mengurangi perjalanan Menerapkan mekanisme
penerapan SOP
pencegahan COVID-19 pada setiap tahap pelaksanaan konstruksi Sumber : Protokol Pencegahan
Covid-19 dalam Pelaksanaan Kegiatan IBM Bidang PLP yang mengacu pada Instruksi Menteri PUPR No. 2/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran COVID- 19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
terima kasih
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Sanitasi