1. Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Toko Gunung Agung Tbk (“Perusahaan” atau “Induk Perusahaan”) didirikan dengan nama CV Ayumas Jakarta pada tahun 1973 dan diubah menjadi perseroan terbatas (PT) berdasarkan akta No. 30 tanggal 6 Juni 1980 dari Darsono Purnomosidi, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/83/20 tanggal 30 Januari 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 6 Juni 1980, Tambahan No. 2092. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 19 tanggal 13 Agustus 2008 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-87047.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008, Tambahan No.28913.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan eceran buku-buku, alat tulis dan alat kantor serta usaha sejenis lainnya.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juni 1980. Perusahaan berdomisili di Jakarta. Per 30 Juni 2010, Perusahaan mempunyai 30 cabang yang tersebar di 8 kota di Indonesia. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jalan Kwitang 6, Jakarta. Pada tahun 2010, Perusahaan membuka satu cabang di Bekasi dan menutup satu cabang di Jakarta.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 6 Januari 1992, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif No.S- 16/PM/1992 dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) untuk melakukan penawaran umum atas 1.000.000 saham dengan nilai nominal Rp.5.000 dan pencatatan 25.000.000 saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia..
Sesuai dengan Akta No.27 tanggal 15 September 1997 dari P.S.A. Tampubolon, S.H.,notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari Rp.1.000 menjadi Rp.500 per saham, sehingga meningkatkan jumlah saham dari 26.000.000 menjadi 52.000.000 saham.
Pada tanggal 30 Juni 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 52.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan lebih dari 50% pada anak perusahaan berikut ini:
Tahun Operasi
Domisili Bidang Usaha Komersial 2010 2009 2010 2009
% % Rp Rp
PT Ayu Masagung Jakarta Perdagangan valuta asing 1976 99,99 99,99 9.055.624.471 7.219.396.120 PT Perdana Makmur Perdagangan buku dan
Agung Jakarta peralatan 2004 90,00 90,00 8.480.092.791 7.871.801.781
PT Timpani Agung Jakarta Percetakan dan Penerbitan 2006 99,00 99,00 721.520.353 557.590.985 Kepemilikan
Persentase
(Sebelum Eliminasi) Total Aktiva
Anak Perusahaan
1. Umum (Lanjutan)
d. Karyawan, Komisaris dan Direktur
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana didokumentasikan masing-masing dalam Akta No. 12 tanggal 12 Juni 2009 dan No.10 tanggal 13 Juni 2008, keduanya dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Putra Masagung
Komisaris : Angela Meilany Basiroen
Komisaris Independen : Winarto
Direktur Utama : Ryan Pascal Masagung
Direktur : Franky Montung Setjoadinata
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Susunan Komite Audit Perusahaan per 31 Maret 2010 adalah sebagai berikut:
Ketua : Winarto
Anggota : CHR Gunawan Adjie
: Jhon Henry Gultom
Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) adalah 1.726 karyawan tahun 2010 dan 2.071 karyawan tahun 2009 (Induk Perusahaan: 1.669 karyawan tahun 2010 dan 2.012 karyawan tahun 2009).
Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada komisaris dan direksi masing- masing sebesar Rp 941.732.578 tahun 2010 dan Rp 704.499.549 tahun 2009.
Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Toko Gunung Agung Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 29 Juli 2010, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No.
VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan serta SE- 02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perdagangan.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan)
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat, atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.
Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya.
Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah.Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
d. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah :
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries) ;
2. Perusahaan asosiasi;
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh seacra signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor) ;
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota dekat orang-orang tersebut ; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
e. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank, termasuk kas yang merupakan persediaan mata uang asing, yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
g. Piutang
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.
h. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
i. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode eceran (retail method) melalui pendekatan metode rata-rata, yang disesuaikan dengan penurunan nilai di bawah harga jual normal (marked down), potongan dan retur pembelian serta barang hilang.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.
j. Investasi dalam bentuk saham
Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham minimal 20% dan tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan deviden. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih
perusahaan asosiasi disesuaikan dengan goodwill yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu 5 tahun.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
k. Biaya Dibayar Dimuka dan Sewa Jangka Panjang
Biaya dibayar dimuka dan sewa jangka panjang diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) l. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya. Apabila beban- beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa dating dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Perlengkapan toko dan kantor 4 - 5
Perbaikan bangunan sewa 5
Kendaraan 4 - 8
Instalasi listrik 5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan serta terdiri dari biaya konstruksi dan biaya langsung lainnya yang tidak disusutkan sampai dengan dipindahkan ke masing- masing aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) m. Sewa
Sewa dimana Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessor tetap mempertahankan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessee, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodic yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lesse akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan harus disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
n. Biaya Tangguhan Hak Atas Tanah
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hokum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya
o. Penurunan Nilai Aset
Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.
Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan.
Pendapatan sewa ruangan diakui selama masa sewa berdasarkan metode garis lurus.
Pendapatan bunga diakui pada saat diperoleh berdasarkan jangka waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku.
Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis)
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) q. Imbalan Kerja
Imbalan Kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan social. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto, sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
r. Pajak Penghasilan
1. Pajak Penghasilan Final
Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Dilain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam
perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau pajak yang masih harus dibayar.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) r. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
2. Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa dating.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tariff pajak yang berlaku atau secara subctansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda.
Tambahan kewajiban pajak diakui pada saat hasil pemeriksaan diterima, atau jika Perusahaan melakukan keberatan, ketika hasil banding tersebut telah diterapkan.
s. Laba (rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan
3. Kas dan Setara Kas
2010 2009
Rp Rp
Kas
Rupiah 4.215.102.627 2.080.006.070
Valuta asing
Dolar Amerika Serikat 1.887.084.080 3.251.509.100
Ringgit Malaysia 1.128.653.126 -
Dolar Australia 742.127.332 113.966.010
Baht Thailand 409.115.759 189.291.233
Riyal Saudi Arabia 400.622.519 266.709.002
Euro Eropa 238.031.914 428.142.734
Yuan Chinese 104.830.264 -
Dolar Singapura 61.052.656 16.217.668
Dollar Brunei 57.922.200 -
Yen Jepang 37.544.581 116.071.542
Dollar Hongkong - 211.861.796
Pound Sterling Inggris - 53.521.331 Arab Emirates Dirham - 24.168.833
Dolar New Zealand - 47.442.466
Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp 40 juta) 99.176.096 149.591.339
Jumlah 5.166.160.527 4.868.493.054
Jumlah 9.381.263.154 6.948.499.124
Bank Rupiah
PT Bank Mega Tbk 708.893.772 642.934.326
PT Bank Central Asia Tbk 937.468.656 1.113.771.241
PT Bank Permata Tbk 42.360.538 327.458.694
PT Bank CIMB Niaga 210.156.364 477.263.662
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 4.370.085 82.565.240
PT Bank Mandiri Tbk 273.539.279 23.253.494
PT Bank OCBC NISP Tbk 537.743.388 515.199.633
Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp.50 juta) 1.025.737 1.025.737
Jumlah 2.715.557.819 3.183.472.027
Mata uang asing Dolar Amerika Serikat
PT Bank CIMB Niaga Tbk 8.533.388 10.626.536
The HSBC Ltd.,cabang Jakarta - - Bank UOB Indonesia - -
Jumlah 8.533.388 10.626.536
Dolar Singapura
The HSBC Ltd.,cabang Jakarta - -
Jumlah - -
Jumlah 2.724.091.207 3.194.098.563
Time Deposit Rupiah
PT Bank Rabobank Internasional
Indonesia 7.750.895.510 6.537.159.831
PT Bank OCBC NISP Tbk 1.759.988.540 2.751.798.197
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.112.580.247 1.045.844.598
Jumlah 10.623.464.297 10.334.802.626
Jumlah 22.728.818.658 20.477.400.313
3. Kas dan Setara Kas (Lanjutan)
Pada tahun 2010, tingkat suku bunga deposito berjangka per tahun berkisar antara 6.25% - 7%.
Kas dalam mata uang asing masing-masing sebesar Rp 5.174.693.915 tahun 2010 dan Rp 4.879.119.590 tahun 2009 (Catatan 32), termasuk persediaan mata uang asing milik anak perusahaan, PT Ayu Masagung sebesar Rp.5.174.693.915 tahun 2010 dan Rp.4.879.119.589 tahun 2009 (Catatan 24).
Per 30 Juni 2010 dan 2009, kas dan bank serta kas dalam perjalanan diasuransikan kepada PT Asuransi Asoka Mas, pihak ketiga, terhadap risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing- masing sebesar Rp 15.61 miliar (Induk Perusahaan: Rp.4,10 miliar) Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
4. Piutang Usaha
Rincian dari piutang usaha adalah sebagai berikut :
2010 2009
Rp Rp
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa ( Catatan 31 )
Hotel Nikko 37.232.156 30.206.960 PT Wisma Nusantara Indonesia 3.657.381 4.189.860
Jumlah 40.889.537 34.396.820
Pihak ketiga
Kartu kredit 293.456.955 201.993.418 SMP 1 Kuningan 70.000.000 - PT Asuransi Asoka Mas 19.046.220 35.868.870 PT Perusahaan Gas Negara 2.298.100 5.807.550 Pemda Sumenep - 44.000.000 PT Indosat - 29.950.000 PT Jamsostek - 10.115.000
Lain-lain 49.578.004 108.981.487
Jumlah 434.379.279 436.716.325
Jumlah 475.268.816 471.113.145
b. Berdasarkan Umur (hari)
Rincian umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
< 1 bulan 450.770.351 391.220.516
1-3 bulan 11.715.035 41.264.888
3-6 bulan 12.783.430 38.627.741
Jumlah 475.268.816 471.113.145
Per 30 Juni 2010 dan 2009, semua piutang usaha dalam mata uang Rupiah.
Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena berdasarkan penelaahan masing-masing akun piutang, manajemen berpendapat seluruh piutang dapat tertagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga.
5. Piutang Lain-lain
2010 2009
Rp Rp
Pihak ketiga 1.937.579.251 2.347.229.704
Jumlah 1.937.579.251 2.347.229.704
Dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu (1.473.754.848) (1.473.754.848)
Jumlah - Bersih 463.824.403 873.474.856
Piutang lain-lain- pihak ketiga timbul dari transaksi antara lain kelebihan pembayaran atas majalah kepada Sihite Agency, piutang biaya pemeliharaan, piutang sewa ruangan usaha dari PT Biru Fast Food (restoran A&W).
Mutasi penyisihan piutang Induk Perusahaan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Rp Rp
Saldo awal tahun 1.473.754.848 1.473.754.848
Penghapusan - -
Saldo 1.473.754.848 1.473.754.848
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang dari pihak ketiga pada tanggal 30 Juni 2010, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
6. Persediaan Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Rp Rp
Peralatan (Stationery) 30.212.659.578 21.802.676.664
Buku 10.202.546.550 11.515.620.473
Jumlah 40.415.206.128 33.318.297.137
Per 30 Juni 2010 , persediaan Perusahaan telah diasuransikan pada PT Kurnia Insurance Indonesia, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp.38,50 miliar (Induk Perusahaan: Rp.38,50 miliar). Per 30 Juni 2009,
persediaan perusahaan telah di asuransikan pada PT Asuransi Asoka Mas 6. Persediaan (Lanjutan)
dan PT Asuransi Purna Artanugraha, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp.27,65 miliar (Induk Perusahaan: Rp.27,65 miliar).
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut karena manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan dapat terjual dengan harga wajar.
7. Pajak Dibayar Dimuka
Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Rp Rp
Pajak Penghasilan
Pasal 21 5.471.250 -
Pasal 22 216.350.186 187.146.658
Pasal 23 1.847.677 3.095.507
Pasal 25 70.476.454 275.220.838
Pasal 28A 197.293.003 -
PPh Ps.4 ayat 2 final 41.445.000 -
Fiskal Luar Negeri - 6.000.000
Pajak Pertambahan Nilai - Net 4.249.118.669 1.756.511.128
Jumlah 4.782.002.239 2.227.974.131
8. Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Rp Rp
Biaya dibayar dimuka
Sewa 4.714.532.777 4.439.228.586
Lain-lain 682.894.617 611.542.492
Uang Muka 1.492.718.326 3.716.329.017
Jumlah 6.890.145.720 8.767.100.095
9. Sewa Di bayar Dimuka Jangka Panjang
Akun ini merupakan pembayaran sewa yang belum diamortisasi atas ruang pertokoan untuk cabang Perusahaan dan berada di kota-kota sebagai berikut:
2010 2009
Rp Rp
Jakarta 1.936.485.341 5.568.006.938
Bogor 1.539.723.553 1.563.348.803
Bandung 599.766.614 1.853.744.672
Surabaya 190.378.011 1.206.522.971
Banten 611.873.047 481.365.085
Denpasar 182.095.354 213.654.462
Jumlah 5.060.321.920 10.886.642.931
Pada bulan Maret 2008, Perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara operasional cabang Bogor.
10. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Investasi dalam saham pada perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas secara konsolidasi adalah sebagai berikut:
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba Penerimaan
Kepemilikan 01 Januari 2010 Penyertaan (rugi) Bersih Dividen 30 Juni 2010
Rp Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49,0% 304.625.955 - - - 304.625.955
PT Komputa Agung 42,5% 118.979.068 - - - 118.979.068
Jumlah 423.605.023 - - - 423.605.023
Penyisihan penurunan nilai (423.605.023) (423.605.023)
Jumlah-Bersih - -
Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2010 dan 2009
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Pantja Indohitech Komputer (PIK) tanggal 15 Juni 2006, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha PIK, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tersebut sebesar nilai tercatatnya.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa PT Komputa Agung (KA) tanggal 7 Januari 2002, para pemegang saham menyetujui untuk menon-aktifkan (membekukan) segala kegiatan usaha KA, sejak tanggal tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai atas investasi pada perusahaan asosiasi tesebut sebesar nilai tercatatnya sejak tahun 2002.
10. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi (Lanjutan)
Investasi dalam saham Induk Perusahaan pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang dihitung dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut :
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba
Kepemilikan 1 Januari 2010 Penyertaan (rugi) Bersih 30-Jun-10
Rp Rp Rp Rp
PT Pantja Indohitech Komputer 49,00% 304.625.955 - - 304.625.955
PT Komputa Agung 42,50% 118.979.068 - - 118.979.068
PT Ayu Masagung 99,99% 6.394.518.585 - 1.431.429.427 7.825.948.012
PT Timpani Agung 99,00% (762.864.794) - (126.603.706) (889.468.500) PT Perdana Makmur Agung 90,00% 304.185.286 - 31.989.178 336.174.464
Jumlah 6.359.444.100 - 1.336.814.899 7.696.258.999
Penyisihan penurunan nilai (423.605.023) (423.605.023)
Jumlah-Bersih 5.935.839.077 7.272.653.976
Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2010
Penambahan
Persentase (Pengurangan) Bagian Laba
Kepemilikan 1 Januari 2009 Penyertaan (rugi) Bersih 30-Jun-09
PT Pantja Indohitech Komputer 49,00% 304.625.955 - - 304.625.955 PT Komputa Agung 42,50% 118.979.068 - - 118.979.068 PT Ayu Masagung 99,99% 5.105.508.637 - 1.275.114.044 6.380.622.681 PT Timpni Agung 99,00% (463.139.500) - (148.850.302) (611.989.802) PT Perdana Makmur Agung 90,00% 620.096.384 - 37.518.139 657.614.523 Jumlah 5.686.070.544 - 1.163.781.881 6.849.852.425
Penyisihan penurunan nilai (423.605.023) (423.605.023)
Jumlah-Bersih 5.262.465.521 6.426.247.402
Perusahaan Asosiasi
Perubahan selama tahun 2009
11. Aset Tetap Konsolidasi
1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2010
Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Tanah 9.768.482.721 - - - 9.768.482.721
Bangunan dan prasarana 10.184.720.048 - - - 10.184.720.048
Perlengkapan toko dan kantor 31.156.557.715 917.773.865 (518.034.252) 579.141.277 32.135.438.605 Perbaikan bangunan disewa 15.237.274.929 410.207.290 (53.242.283) 501.990.098 16.096.230.034 Kendaraan 5.719.411.367 - (2.200.000) - 5.717.211.367 Instalasi listrik 8.058.222.028 284.076.816 (74.590.600) 279.627.563 8.547.335.807 Aktiva dalam penyelesaian 910.040.601 581.656.820 - (1.360.758.938) 130.938.483 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan 2.075.000.000 473.450.000 - - 2.548.450.000 Jumlah 83.109.709.409 2.667.164.791 (648.067.135) - 85.128.807.065
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 8.611.927.324 254.617.998 - - 8.866.545.322 Perlengkapan toko dan kantor 28.413.546.299 855.262.157 (425.032.295) (443.170.000) 28.400.606.161 Perbaikan bangunan disewa 12.517.282.953 650.173.634 (37.415.431) 443.170.000 13.573.211.156 Kendaraan 5.310.063.232 92.400.410 (1.650.000) - 5.400.813.642 Instalasi listrik 7.091.349.233 281.097.121 (74.590.600) - 7.297.855.754 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan 276.666.664 231.172.500 - - 507.839.164 Jumlah 62.220.835.705 2.364.723.820 (538.688.326) - 64.046.871.199
Nilai Buku 20.888.873.704 21.081.935.866
Perubahan selama tahun 2010
01-Jan-09 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30-Jun-09
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Tanah 9.768.482.721 - - - 9.768.482.721 Bangunan dan prasarana 10.184.720.048 - - - 10.184.720.048 Perlengkapan toko dan kantor 30.751.303.926 403.021.805 (383.982.542) (256.772.500) 30.513.570.689 Perbaikan bangunan disewa 14.661.368.367 160.518.990 - 591.205.421 15.413.092.778 Kendaraan 6.190.986.867 - (10.500.000) - 6.180.486.867 Instalasi listrik 7.745.264.268 137.790.135 - 29.400.000 7.912.454.403 Aktiva dalam penyelesaian 304.056.133 351.911.851 - (363.832.921) 292.135.063 Aktiva sewa guna usaha
Kendaraan - 2.075.000.000 - - 2.075.000.000 Nilai Buku 79.606.182.330 3.128.242.781 (394.482.542) - 82.339.942.569
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 8.102.691.328 254.617.998 - - 8.357.309.326 Perlengkapan toko dan kantor 27.312.891.742 1.139.981.228 (387.089.479) (443.170.000) 27.622.613.491 Perbaikan bangunan disewa 11.322.925.757 655.472.179 (688.703) 443.170.000 12.420.879.233 Kendaraan 5.546.188.227 107.225.252 - - 5.653.413.479 Instalasi listrik 6.569.675.533 312.372.797 - - 6.882.048.330
Aktiva sewa guna usaha -
Kendaraan - 69.166.666,00 - - 69.166.666,00 Jumlah 58.854.372.587 2.538.836.120 (387.778.182) - 61.005.430.525
Nilai Buku 20.751.809.743 21.334.512.044
Perubahan selama tahun 2009
11. Aset Tetap (Lanjutan)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut (Catatan 26):
2010 2009
Rp Rp
Beban penjualan 1.680.045.630 1.780.555.464
Beban umum dan administrasi 684.678.190 769.848.848
Jumlah 2.364.723.820 2.550.404.312
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 merupakan pekerjaan bangunan dan partisi yang diperkirakan selesai masing-masing pada bulan September 2010 dan September 2009.
Pengurangan aset tetap selama tahun 2010 dan 2009 merupakan penjualan aset tetap dengan perincian sebagai berikut :
2010 2009
Rp Rp
Harga Jual 53.675.000 8.200.000
Nilai Buku 17.327.602 -
Keuntungan (kerugian) penjualan 36.347.398 8.200.000
Konsolidasi
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6, Jalan Kwitang 38 dan Jalan Kramat Buntu 12 Jakarta dengan Hak Guna Bangunan berjangka waktu selama 20 tahun sampai dengan 2013, 2027 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat masalah atas perpanjangan hak atas tanah tersebut karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan dokumen legal yang memadai.
Aset tetap tanah yang terletak di Jalan Kwitang 6 dan Jl. Kwitang 38, Jakarta, dengan HGB No.
487/Kwitang, No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang digunakan sebagai jaminan hutang bank (Catatan 14) dan surat hutang jangka menengah (Catatan 18) per 30 Juni 2010 . Aset sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 19).
Per tanggal 30 Juni 2010 , aset tetap , kecuali tanah, telah diasuransikan pada PT Kurnia Insurance Indonesia, PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Central Asia dan PT Tugu Insurance, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 34,55 miliar.
Per tanggal 30 Juni 2009, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan pada PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Mitra dan PT Asuransi Wahana Tata, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp.44,38 miliar.Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aktiva tetap pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.
12. Biaya Tangguhan Hak atas Tanah
Merupakan biaya legal perolehan hak guna bangunan atas tanah dan bangunan Induk Perusahan yang berlokasi di Jl. Kwitang No.6 dan Jl. Kwitang No.38, Jakarta Pusat. Hak atas tanah di amortisasi selama 20 tahun.
2010 2009
Rp Rp
Biaya tangguhan hak atas tanah 328.023.341 328.023.341
Akumulasi amortisasi (147.459.926) (132.611.402)
Jumlah 180.563.415 195.411.939
Konsolidasi
Jumlah beban amortisasi masing-masing sebesar Rp.7.424.262 tahun 2010 dan 2009, dan dibukukan sebagai bagian dari “Beban usaha – umum dan administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 26).
13. Aset Lain-lain Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Rp Rp
Uang Jaminan
Sewa 3.095.176.560 2.943.737.128
Jasa pelayanan 1.405.008.021 1.623.391.510
Listrik 312.886.400 315.460.400
Telepon 193.293.200 199.293.200
Lainnya 49.049.887 102.474.546
Aset lainnya 247.420.972 1.701.361.413
0 0
Jumlah 5.302.835.040 6.885.718.197
Konsolidasi
14. Hutang Bank
2010 2009
Rp Rp
PT Bank Rabobank International Indonesia*) (Rabobank) Fasilitas I
Fasilitas II 13.535.062.153 7.170.525.837
Jumlah 13.535.062.153 7.170.525.837
14. Hutang Bank (Lanjutan)
Pada tahun 2006, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran II dari Rabobank sejumlah maksimum Rp.6.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan 23 September 2010.Pinjaman ini dijamin dengan HGB No.487/Kwitang (Catatan 11). Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 15% per tahun.
Pada tahun 2005, Induk perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran I dari Rabobank sejumlah maksimum Rp 13.000.000.000. Jangka waktu fasilitas pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan 23 September 2010. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka pada Rabobank sebesar Rp. 13.000.000.000 atas nama pengurus Perusahaan . Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 8,5 % - 12,75 % pertahun pada tahun 2010 dan 12% per tahun pada tahun 2009.
Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Rp.203.156.234 pada tahun 2010 dan sebesar Rp.7.063.053 pada tahun 2009.
15. Hutang Usaha
Merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan untuk pembelian persediaan barang dagangan. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Pemasok :
2010 2009
Rp Rp
PT ECS Indo Jaya 2.314.354.272 -
PT Freshindo Marketama 1.769.059.981 1.904.772.510
PT Elexmedia Komputindo 1.276.344.648 -
PT Agromedia Pustaka 404.905.235 416.325.991
PT Citra Sarana Kreasi 2.052.539.118 2.075.106.310
PT Asaba 1.888.643.064 1.671.628.392
PT Prima Niaga 1.103.974.113 1.154.268.295
PT Gramedia Pustaka Utama 1.246.303.841 1.056.264.552
PT Maharupa Gatra 1.325.504.622 1.253.927.393
CV Gema Insani Press 489.139.942 -
PT Transmedia Pustaka 220.682.750 -
PT Erafone Artha Retailindo 4.373.627 363.865.940
PT Samafitro 365.335.142 257.720.565
PT Dasary Jaya Karya 551.899.805 977.073.972
NV Bambi 388.881.353 295.795.566
PT Erlangga 344.273.288 303.146.450
PT Niaga Swadaya 243.187.286 230.853.265
Dalini Guna Usaha - 400.485.857
Etnobook - 215.590.985
PT Maxfos - 178.638.269
UD Setia Kawan - 118.903.072
Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp 300 juta) 41.804.556.539 47.410.842.668
57.793.958.626 60.285.210.052
15. Hutang Usaha (Lanjutan)
b. Berdasarkan Umur
Analisa umur hutang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut :
2010 2009
Rp Rp
< 15 hari 6.358.925.883 6.111.016.843
15 - 30 hari 5.061.726.180 5.545.258.091
31 - 60 hari 8.285.838.994 8.834.489.917
61 - 90 hari 8.760.160.956 10.174.370.123
91 - 120 hari 4.984.103.411 5.178.861.271
121 - 150 hari 2.938.800.464 4.368.641.349
> 150 hari 21.404.402.738 20.072.572.458
Jumlah 57.793.958.626 60.285.210.052
16. Hutang Pajak
Akun ini terdiri atas :
2010 2009
Rp Rp
Pajak penghasilan
Pasal 21 100.732.896 68.098.465
Pasal 23 207.230.209 232.000.947
Pasal 25 - -
Pasal 29 114.208.189 242.058.185
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 666.543.501 703.838.320
Jumlah 1.088.714.795 1.245.995.917
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self assessment). Berdasarkan Undang-Undang No.2008 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari sebelumnya 10 tahun) setelah terhutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir tahun pajak 2013.
17. Biaya yang Masih Harus Dibayar Akun ini terdiri atas :
2010 2009
Rp Rp
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 31)
Bunga atas surat hutang jangka menengah (Catatan 18) 381.130.362 660.735.233 Pihak ketiga
Karyawan 2.384.061.496 3.970.426.969
Listrik 414.110.265 439.083.923
Jasa Profesional 181.600.000 158.100.000
Sewa gedung 310.885.023 195.009.470
Telepon 129.473.163 152.003.805
Promosi 97.085.161 195.840.797
Insentif - 125.659.789
Lain-lain (masing-masing dibawah
Rp.50 juta) 2.456.796.296 879.484.391
5.974.011.404 6.115.609.144
Jumlah 6.355.141.766 6.776.344.377
18. Surat Hutang Jangka Menengah
Terdiri dari:
2010 2009
Rp Rp
MTN I 10.000.000.000 10.000.000.000
MTN II 5.000.000.000 5.000.000.000
Jumlah 15.000.000.000 15.000.000.000
Penerbitan Surat Hutang Jangka Menengah/Medium Term Notes (MTN) sampai dengan sejumlah Rp 40.000.000.000 telah disetujui oleh RUPSLB tanggal 10 Juni 2005, yang didokumentasikan dengan Akta No. 11 dari Sjaaf De Carya Siregar,S.H., notaris di Jakarta.
Pada tahun 2005, Induk Perusahaan menerbitkan MTN sejumlah Rp. 15.000.000.000, yang dibagi dalam dua sertifikat masing-masing MTN I sebesar Rp. 10.000.000.000 dan MTN II sebesar Rp.
5.000.000.000, keduanya diterbitkan kepada salah satu pemegang saham.
Sesuai perjanjian, fasilitas MTN dengan Akta No. 52 dan No. 9 masing-masing bertanggal 22 Juni 2005 dan 6 September 2005 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., notaris di Jakarta, dikenakan bunga sebesar 15% per tahun untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun yang berakhir masing- masing pada tanggal 22 Juni 2008 dan 6 September 2008.
Berdasarkan Akta No. 5 dan No. 4 tanggal 11 September 2009 dari Sjaaf De Carya Siregar, S.H., notaries di Jakarta, fasilitas tersebut masing-masing diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2011 dan 5 Agustus 2011. Fasilitas tersebut dijamin dengan HGB No. 702/Kwitang, No. 853/Kwitang dan No. 935/Kwitang atas nama Perusahaan.
Beban bunga atas hutang MTN adalah sebesar Rp.1.125.000.000 pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 17,27 dan 31)
19. Kewajiban Sewa Pembiayaan
Berikut adalah pembayaran sewa pembiayaan minimum masa yang akan datang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan antara Perusahaan dan anak perusahaan dengan perusahaan sewa pembiayaan :
2010 2009
Rp Rp
a. Berdasarkan Umur
Pembayaran yang jatuh tempo tahun:
2009 - 308.125.200
2010 372.061.200 616.250.400
2011 744.122.400 616.250.400
2012 281.933.992 154.061.992
2013 21.280.620 -
Jumlah pembayaran sewa pembiayaan minimum 1.419.398.212 1.694.687.992
Bunga (179.222.830) (312.902.505)
Nilai sekarang pembayaran sewa pembiayaan
minimum 1.240.175.382 1.381.785.487
Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu
tahun 294.342.427 210.817.204
Hutang sewa pembiayaan yang akan jatuh
tempo dalam waktu lebih dari satu tahun 945.832.955 1.170.968.283
Kewajiban sewa pembiayaan berjangka waktu antara 1 hingga 3 tahun dengan tingkat suku bunga tetap 14,78% per tahun dan dibayar pada jumlah tetap setiap bulan. Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang disewa (Catatan 11).
20. Modal Saham
Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan registrasi yang dibuat oleh PT Edi Indonesia, Biro Administrasi Efek Perusahaan dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
2010
Jumlah Persentase Jumlah
Saham Kepemilikan Modal Saham
Rp
Putra Masagung 10.901.000 20,96% 5.450.500.000
Deutsche Bank AG 9.880.000 19,00% 4.940.000.000
CS AG Hongkong TR AC 9.860.000 18,96% 4.930.000.000
PT Macro Target 8.602.000 16,54% 4.301.000.000
PT Ciptadana Sekuritas 4.678.000 9,00% 2.339.000.000
CB Hongkong S/A 4.600.000 8,85% 2.300.000.000
Masyarakat lainnya (Kepemilikan
masing-masing dibawah 5%) 3.479.000 6,69% 1.739.500.000
Jumlah 52.000.000 100,00% 26.000.000.000
Nama Pemegang Saham
20. Modal Saham (Lanjutan)
2009
Jumlah Persentase Jumlah
Saham Kepemilikan Modal Saham
Rp
Putra Masagung 10.901.000 20,96% 5.450.500.000
Deutsche BK 9.880.000 19,00% 4.940.000.000
GSI-Episode Holding INC 9.360.000 18,00% 4.680.000.000
PT Macro Target 8.602.000 16,54% 4.301.000.000
PT Ciptadana Sekuritas 4.673.000 8,99% 2.336.500.000
CB Hongkong S/A 4.600.000 8,85% 2.300.000.000
Masyarakat lainnya (Kepemilikan
masing-masing dibawah 5%) 3.984.000 7,66% 1.992.000.000
Jumlah 52.000.000 100,00% 26.000.000.000
Nama Pemegang Saham
21. Tambahan Modal Disetor
Merupakan selisih antara jumlah nilai nominal saham dengan hasil yang diterima sesuai harga pasar saham yang berlaku pada saat penawaran saham perdana kepada masyarakat.
22. Hak Minoritas
Hak Monoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan
Merupakan bagian kepemilikan minoritas atas aset bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2010
PT Perdana PT Timpani
Makmur Agung Agung Jumlah
Rp Rp Rp
Modal saham 50.000.000 2.000.000 52.000.000
Saldo laba (defisit) (12.647.282) (10.984.530) (23.631.812)
Jumlah 37.352.718 (8.984.530) 28.368.188
2009
PT Perdana PT Timpani
Makmur Agung Agung Jumlah
Rp Rp Rp
Modal saham 50.000.000 2.000.000 52.000.000
Saldo laba (defisit) 23.068.280 (8.181.715) 14.886.565
Jumlah 73.068.280 (6.181.715) 66.886.565
22. Hak Minoritas (Lanjutan)
Hak Minoritas atas Laba (rugi) Bersih Anak Perusahaan
Merupakan bagian kepemilikan minoritas atas laba (rugi) bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2010 2009
Rp Rp
PT Perdana Makmur Agung 3.554.353 4.168.682
PT Timpani Agung (1.278.825) (1.503.538)
Jumlah 2.275.528 2.665.144
23. Penjualan Bersih
Rincian dari penjualan bersih Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
2010 2009
Rp Rp
Penjualan buku dan perlengkapan 108.510.378.424 114.140.818.822
Potongan penjualan (171.972.306) (323.661.476)
Jumlah - bersih 108.338.406.118 113.817.157.346
Penjualan mata uang asing 611.558.253.472 558.772.182.380
Penjualan - bersih 719.896.659.590 672.589.339.726
Pada tahun 2010 dan 2009, tidak terdapat penjualan kepada satu pelanggan yang melebihi 10%
dari jumlah penjualan bersih.