• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran. perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran. perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gender

2.1.1 Defenisi

a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).

b. Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki- laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode waktu tertentu (WHO, 2001).

c. Gender adalah perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh budaya (Azwar, 2001) d. Gender adalah jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk

menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin (Suryadi dan Idris, 2004).

2.1.2 Teori Dasar Tentang Gender a. Teori Kodrat Alam

Menurut teori ini perbedaan biologis yang membedakan jenis kelamin dalam memandang jender (Suryadi dan Idris, 2004). Teori ini dibagi menjadi dua yaitu:

1) Teori Nature

Teori ini memandang perbedaan gender sebagai kodrat alam yang tidak perlu dipermasalahkan

(2)

2) Teori Nurture

Teori ini lebih memandang perbedaan gender sebagai hasil rekayasa budaya dan bukan kodrati, sehingga perbedaan gender tidak berlaku universal dan dapat dipertukarkan

b. Teori kebudayaan

Teori ini memandang gender sebagai akibat dari konstruksi budaya (Suryadi dan Idris, 2004). Menurut teori ini terjadi keunggulan laki-laki terhadap perempuan karena konstruksi budaya, materi, atau harta kekayaan.

Gender itu merupakan hasil proses budaya masyarakat yang membedakan peran sosial laki-laki dan perempuan. Pemilahan peran sosial berdasarkan jenis kelamin dapat dipertukarkan, dibentuk dan dilatihkan.

c. Teori Fungsional Struktural

Berdasarkan teori ini munculnya tuntutan untuk kesetaraan gender dalam peran sosial di masyarakat sebagai akibat adanya perubahan struktur nilai sosial ekonomi masyarakat. Dalam era globalisasi yang penuh dengan berbagai persaingan peran seseorang tidak lagi mengacu kepada norma-norma kehidupan sosial yang lebih banyak mempertimbangkan faktor jenis kelamin, akan tetapi ditentukan oleh daya saing dan keterampilan (Suryadi dan Idris, 2004).

d. Teori Evolusi

Menurut teori ini semua yang terjadi di jagat raya tidak berlangsung secara otomatis tetapi mengalami proses evolusi atau perubahan-perubahan yang berjalan secara perlahan tapi pasti, terus-menerus tanpa berhenti.

(3)

Kesetaraan gender merupakan gejala alam atau tuntutan yang menghendaki kesetaraan, yang harus di respon oleh umat manusia dalam rangka adaptasi dengan alam. Berdasarkan teori ini pembagian tugas dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan pada zaman dahulu tidak pernah dipermasalahkan karena lamanya menuntut demikian. Sekarang tuntutan kesetaraan gender menjadi permasalahan yang menjadi perhatian manusia di seluruh dunia juga karena alam menuntut demikian disebabkan adanya perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang berlaku di masyarakat yang memungkinkan peran laki-laki dan perempuan bisa sama atau dipertukarkan.

2.1.3. Penyebab Kesenjangan Gender

Masalah gender atau pemilahan peran sosial laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari konstruksi sosial dan budaya melalui pembiasaan, sosialisasi, budaya dan pewarisan budaya sejak anak dilahirkan ke dunia yang dipengaruhi oleh waktu dan tempat (Suryadi dan Idris, 2004).

Pada prinsipnya gender bisa berbeda dan dipengaruhi oleh waktu dan tempat sehingga tidak bisa berlaku universal dan tetap menetap (Suryadi dan Idris, 2004).

2.2 Pengambilan Keputusan

Keputusan bersifat kompleks, terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain:

a. Fisik didasarkan pada rasa yang dialami tubuh seperi rasa sakit, tidak nyaman atau nikmat. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang

(4)

menimbulkan rasa tidak senang atau sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan

b. Emosional didasarkan oleh perasaan dan sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjektif

c. Rasional didasarkan pada pengetahuan. Orang-orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya

d. Praktikal didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakannya. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuan dalam bertindak

e. Interpersonal didasarkan pada pengaruh jaringan-jaringan sosial yang ada.

Hubungan antara satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual

f. Struktur didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.

Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu

Jenis-jenis pengambilan keputusan

1. Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup

2. Pengambilan keputusan intuitif sifatnya segera, langsung diputuskan karena keputusan tersebut dirasakan paling tepat

3. Pengambilan keputusan yang terpaksa karena harus segera dilaksanakan 4. Pengambilan keputusan yang reaktif seringkali dilakukan dalam situasi

marah atau tergesa-gesa

5. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggung jawab

(5)

6. Pengambilan keputusan secara berhati-hati dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan (Saraswati dan Hakim, 2002).

2.3 Pelayanan Kebidanan 2.3.1. Defenisi

Pelayanan kebidanan terintegrasi dalam pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan tergantung pada sikap soasial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan paham parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan.

Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan antara lain:

a. Perbaikan status gizi ibu dan bayi

b. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan c. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan d. Menurunkan angka kematian neonatal e. Cakupan penanganan resiko tiinggi

f. Meningkatnya cakupan pemeriksaan neonatal

Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah aspek yang paling penting dalam pelayanan kebidanan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan:

a. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai

b. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani c. Adanya penelitian untuk mengembangkan/ meningkatkan pelayanan d. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan

(6)

Tingkat ketersediaan tersebut di atas merupakan syarat utama untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai dengan kebutuhan klien dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun.

Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik yaitu memperhatikan aspek bio psiko sosio dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan.

Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik sebagai berikut: psiko sosio dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan.

Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Semangat untuk melayani b. Simpati

c. Empati d. Tulus ikhlas

e. Memberikan kepuasan

Setelah itu bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal seperti di bawah ini:

a. Aman b. Nyaman

c. Menghargai hak pribadi d. Alami

e. Tepat

(7)

Bidan adalah tenaga pelayanan profesional yang memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan ilmu dan kiat kebidanan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien diperlukan data masukan.

Data tersebut dikumpulkan dengan format pengumpul data yang didesain sesuai dengan kasus yang ada. Tekhnik pengumpul data memakai metode wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, dan auskultasi serta pemeriksaan penunjang lainnya.

2.3.2 Tempat Memberikan Pelayanan Kebidanan

Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan dapat bekerja di rumah masyarakat, klinik umum/ klinik bersalin, rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya.

2.3.3 Istilah Terkait dengan Pelayanan Kebidanan a. Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan memberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri ini. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada perempuan selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga

(8)

medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang ttua, dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.

Bidan sebagai tenaga pemberian pelayanan kebidanan, pelayanan KB dan pelayanan kesehatan masyarakat harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan. Di bawah ini di bahas tentang pelayanan kebidanan. Keikutsertaan suami pasien dalam kelahiran, dan menjaga mutu pelayanan kebidanan.

b. Kebidanan

Kebidanan adalah profesi yang peduli terhadap peningkatan kesehatan perempuan, berfokus pada kesehatan reproduksi dan pemahaman sepanjang siklus kehidupan perempuan atau dengan pendekatan yang bersifat holistik (Sofyan, 2001).

2.4 Persalinan

Persalinan atau partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono Prawirohardjo, 1999).

(9)

2.5 Keikutsertaan Suami dalam Pelayanan Kebidanan/ Kelahiran

Dalam memberikan pelayanan kebidanan/ kelahiran, bidan dituntut untuk mengaplikasikan beberapa disiplin keilmuan, baik ilmu sosial, psikologi, kebutuhan dasar manusia secara holistik, komunikasi serta ilmu kebidanan itu sendiri. Interaksi pasien dengan lingkungannya merupakan faktor pendukung terjadinya proses kelahiran yang fisiologis.

Suami adalah orang terdekat yang menyebabkan proses kehamilan terjadi, kehadiran suami dalam persalinan masih dianggap janggal. Beberapa tempat pelayanan persalinan belum memperbolehkan kehadiran suami dalam proses persalinan istrinya. Apabila ada seorang pasien yang menginginkan suaminya menunggu pada saat istrinya melahirkan sebaiknya bidan memperbolehkan dengan lebih dahulu memberikan wawasan, pengertian dan penjelasan kepada suaminya dan tidak menunggu jalannya persalinan. Sebelumnya suami pasien diberi penjelasan tentang persalinan yang meliputi: mekanisme persalinan, hal-hal yang dialami oleh istrinya, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang akan terjadi. Semua penjelasan yang diberikan oleh bidan ditindaklanjuti dengan penandatanganan informed consent.

Kehadiran suami mendampingi istrinya saat melahirkan sangat diharapkan, karena untuk memberikan dukungan kepada istrinya, agar istrinya merasa nyaman, dan berbesar hati. Sehingga kelahiran akan berjalan lancar dan normal. Kehadiran suami akan lebih mendekatkan hubungan keluarga, yaitu antara istri, anak dan suami. Peristiwa kelahiran adalah peristiwa yang sakral dan otentik yang perlu disadari dan dihayati oleh suami, karena itu suami selalu diikutsertakan.

Referensi

Dokumen terkait

01 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar Tenaga Kerja Organisasi : 2...

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa bakteri kitinolitik yang diisolasi dari cangkang rajungan ( Portunus pelagicus )

Dengan banyaknya permintaan dari kecamatan tersebut sehingga Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang kesulitan dalam memutuskan kecamatan mana yang lebih

menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari mudharabah, musyarakah, murabahah dan ijarah secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan

1. Faktor pendorong guru sosiologi dalam menggunakan media pembelajaran yaitu sebagai berikut: a). lebih membuat tertarik dan termotivasi dalam belajar, dengan menggunakan

Analisis postur kerja dengan metode REBA pada Pekerja Proses Pengasahan Batu Akik sangat perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, permasalahan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap siklus dengan menerapkan pembelajaran kooperatif

CMIFed dapat merubah lingkungan penyajian multimedia yang berisi gabungan komponen multimedia ditambah dengan interaksi pengguna.Berdasarkan pemaparan tersebut, dibangunlah