• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER. Oleh :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBER HEAD TOGETHER Oleh :

Epirina, Saur Tampubolon, Nedin Badruzzaman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Kota Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan. Bogor.

2012

Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV melalui penerapan model pembelajaran Number Head Together.

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Kota Bogor sebanyak 40 siswa dengan komposisi perempuan 24 siswi dan laki-laki 16 siswa. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai aktifitas belajar pada siklus I sebanyak 70,03% siswa yang aktif, dan siklus II sebanyak 80,70% siswa yang aktif: artinya terjadi peningkatan aktifitas belajar siswa. Begitu pula dengan peningkatan hasil belajar siswa siklus I sebesar 47,5% mencapai KKM, dan berhasil pada siklus II sebesar 82,5% mencapai KKM.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dapat meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran Matematika kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Kota Bogor. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Keaktifan, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Number

Head Together

(2)

ABSTRACT

Efforts to Increase the activity Learning Mathematics Through Application Learning Model Number Head Together At Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Bogor. Thesis Teacher Education Program Elementary School Teacher Education And Science University Pakuan. Bogor. 2012 This research approach to action research, commissioned jointly and two cycles. The main objective of this study was to determine the increase in activity of learning mathematics fourth grade students through the application of learning models Number Head Together.

The subjects were teachers and students of class IV Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Bogor, 40 students with a composition of 24 female students and 16 male students. The experiment was conducted in semester academic year 2012/2013.

The results showed that the learning activities as much as 70.03%

padasiklus I students are active, and the second cycle as much as 80.70% of the students are active: means an increase in the activity of student learning.

Similarly, the increase in students' first cycle of 47.5% to reach KKM, and succeeded on the second cycle of 82.5% reached KKM.

This study concluded that the implementation of cooperative learning model type Number Head Together to increase the activity of learning Mathematics at Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Bogor. In addition, the application of this learning model can improve student learning outcomes.

Keyword : activity, Math, Learning Model Kooperatif Number Head Together

Pendahuluan

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang kompetitif.

Kebiasaan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran

Matematika hanya menggunakan

metode ceramah yang monoton

sehingga membuat pembelajaran

menjadi kurang menarik dan

kurang efektif. Dalam

pembelajaran Matematika, guru

juga biasanya tidak menggunakan

alat peraga yang menarik sehingga

konsep Matematika kurang

dipahami oleh siswa. Selain itu

faktor guru kurang menguasai

materi pelajaran Matematika

membuat peserta didik semakin

(3)

tidak memahami konsep Matematika. Sehingga siswa lebih banyak hanya mendengar, melihat penjelasan guru, tidak aktif bertanya dan tidak memiliki rasa ingin tahu.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai informasi guru kelas IV SD negeri Ciluar 1 Bogor, dari 40 siswa didalam kelas yang aktif hanya 10-15 siswa atau hanya 25- 37,5% saja, Tidak aktifnya siswa dalam kelas dapat menimbulkan turunnya hasil belajar siswa.

Menurunnya hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes yang dilakukan guru kelas pada mata pelajaran Matematika. Dari tes tersebut diperoleh hasil siswa belum sempurna karena perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka diatas 70, pada kenyataannya hanya mencapai angka 65.

Sehingga dari 40 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah sebanyak 55%, sedangkan 45% belum mencapai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal matematika yang ditentukan oleh Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Kota Bogor yaitu 70. Dari hasil observasi di atas maka diketahui bahwa guru belum berhasil dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa yang memicu hasil belajar siswa yang rendah, guru belum menemukan metode atau model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Matematika.

Model Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together menawarkan alternative solusi

dalam permasalahan ini. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat mengerjakan soal pemecahan masalah dengan cara berbicara, mengemukakan pendapat, dan berdiskusi antar siswa untuk dapat menemukan jawaban dari masalah yang di diskusikan pada kegiatan kelompok. Pada model pembelajaran ini setiap siswa dikelas saling berpengaruh dan aktif dalam kegiatan belajar Matematika.

Dalam kelompok Number Head Together juga guru dapat melihat dan menilai perilaku dan pengetahuan siswa. Atas dasar latar belakang inilah peneliti mengangkat tema penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dalam pembelajaran Matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Kota Bogor.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti upaya meningkatkan keaktifan belajar Matematika melalui penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka

masalah yang dapat

diidentifikasikan dalam proses pembelajaran adalah:

1. Apakah hanya beberapa siswa yang aktif dalam kelas?

2. Apakah alat peraga dalam

pembelajaran Matematika

kurang?

(4)

3. Apakah hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab dan bertanya?

Kajian Teori

Adapun teori yang mendukung tentang penerapan model pembelajaran kooperatif bermain peran dalam meningkatkan hasil belajar Matematika diantaranya:

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:19) aktif berarti bekerja dan berusaha, keaktifan berarti kegiatan dari bekerja dan berusaha atau aktifitas.

Menurut Agus Suprijono (2011:16) bahwa Keaktifan siswa adalah salah satu yang terdapat dari perilaku siswa, teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam prespektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas (respons).

Menurut Gagne dalam buku Ratna Wilis Dahas (2006:118) Terdapat empat kemampuan siswa yang dapat dilihat (keaktifan siswa) dan dikembangkan oleh seorang guru untuk meningkatkan hasil belajar. Pertama, Keterampilan Intelektual memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan gagasan-gagasan.

Kedua, penggunaan Strategi Kognitif yaitu siswa perlu menunjukan penampilan yang kompleks dalam suatu situasi yang baru dimana diberi sedikit bimbingan. Ketiga, Sikap atau mungkin sekumpulan sikap yang

dapat ditunjukan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan Sains.

Dan Keempat, yang merupakan faktor pendukung yaitu informasi verbal dan keterampilan motorik siswa.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:110) bahwa prinsip aktifitas, dalam proses belajar mengajar aktifitas anak didik yang diharapkan tidak hanya aspek fisik, melainkan juga aspek mental. Anak didik bertanya,

mengajukan pendapat,

mengerjakan tugas, berdiskusi, menulis, membaca, membuat grafik dan mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru merupakan sejumlah aktifitas anak didik yang aktif secara mental maupun fisik.

Berdasarkan kajian teoritik diatas dapat disintesiskan bahwa keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam bentuk mental dan fisik.

sedangkan kajian teori model pembelajaran kooperatif tipe number head together diungkapkan oleh Nurhadi (2004:

61) dalam Thobroni dan Mustopa.

(2011) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa) untuk menghindari

ketersinggungan dan

kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Number Head

Together yang dikembangkan oleh

(5)

Spencer Kagan. Menurut Nurhadi dalam Muhammad Thobroni (2004:67),

Langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together adalah sebagai berikut.

1) Langkah Pertama Penomoran (Numbering)

Pada langkah pertama, guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan tiga sampai limaorang dan memberi mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda.

2) Langkah Kedua Pengajuan Pertanyaan (Questioning) Pada langkah kedua ini guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa.

Pertanyaan dapar bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.

3) Langkah Ketiga Berfikir Bersama (Head Together) Selanjutnya dilangkah ketiga para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban tersebut.

4) Langkah Keempat Pemberian Jawaban (Answering)

Dilangkah keempat ini guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Pada langkah keempat ini maka akan timbul

sedikit perbedaan yang mengakibatkan terjadinya diskusi sekolah yang dipimpin oleh guru.

Menurut Agus Suprijono (2011:92) berdasarkan jawaban- jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam , sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

Berdasarkan kajian teoritik diatas dapat disintesiskan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together dalam prakteknya yaitu siswa dibentuk menjadi empat sampai dengan lima kelompok, setelah masing- masing kelompok berdiskusi guru menyebut satu nomor untuk semua kelompok, dan masing-masing siswa dalam kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh siswa. Dalam model pembelajaran ini setiap siswa dikelas saling berpengaruh dan aktif dalam kegiatan belajar Matematika.

Menurut Bell dalam Soetopo (2004:30) bahwa pembelajaran aktif Matematika menunjukan betapa pentingnya pemahaman para guru tantang teori-teori yang terkait dengan bagaimana siswa belajar dan mengaplikasikan teori tersebut di kelas. Hendaknya para guru dapat menggunakan dengan tepat keunggulan setiap teori belajar yang lain saling melengkapi.

Pembelajaran Matematika

adalah pembelajaran Ilmu

(6)

Pengetahuan yang konkrit dimana mata pelajarannya bersifat fakta dan ilmu pembelajaran matematika ini sangat berhubungan dengan semua mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar.

Berdasarkan kajian teori di atas dapat disintesiskan bahwa Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar Matematika mengenai hal-hal yang logis dan konkrit yang dapat dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IV SDN Ciluar 1 Kota Bogor pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number head together.

Dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Bogor pada bulan Agustus-September. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV/B Sekolah Dasar Negeri Ciluar 1 Bogor yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini berupa observasi, tes tertulis, dan dokumentasi.

Temuan Penelitian

Berdasarkan temuan pada saat penelitian maka ditemukan Peningkatan aktifitas siswa kelas IV B ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Tabulasi Aktifitas Siswa Kelas IV B Pada Siklus I Dan Siklus II

Peningkatan aktifitas siswa kelas IV B pada siklus I dan siklus II ini sangat cukup signifikan dapat dilihat melalui diagram histogram dibawah ini yang dapat memnggambarkan presentasi keaktifan siswa secara individu.

Gambar 3.1

Peningkatan Rata-Rata Nilai Aktifitas Siswa Kelas IV B

Pada Siklus I & II

Berdasarkan diagram histogram tersebut terlihat, bahwa pada data siklus I mengenai aktifitas siswa kelas

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Siklus I Siklus II

70,03 80,70

40 Resp Siklus Ketera ngan

1 2

Jumlah

2101 2422 Menin gkat Rata-rata

52,5 60.6 Menin gkat

% 70,0

3%

80,70

%

Menin

gkat

(7)

IV B rata-rata yang diperoleh yaitu 52,5 atau 70,03% dengan interprestasi cukup baik, dan terjadi perubahan pada penelitian siklus II berdasarkan data angket yang diisi oleh siswa maka ditemukan nilai rata-rata 60,6 dengan presentase 80,70% dengan interprestasi baik. Dengan demikian dapat terlihat, bahwa adanya peningkatan aktifitas siswa dari siklus I ke siklus II dengan selisih nilai rata-rata 10,67%

Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Number Head Together. Peneliti mengalami adanya peningkatan terhadap kinerja guru, aktifitas siswa, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.

Pada siklus I, data yang diperoleh nilai rata-rata dari tim kolaborator mengenai kinerja guru yaitu sebesar 3,6 dengan interprestasi cukup baik.

Dampak dari kinerja guru yang belum optimal dalam mengajar berpengaruh terhadap aktifitas siswa kelas IV B. Berdasarkan data yang diperoleh siswa kelas IV B Presentase aktifitas kelompok memperoleh rata-rata 3,6 atau interpretasi cukup baik. Dan aktifitas individu hanya 70,03%

masih belum sesuai dengan harapan peneliti, harapan peneliti presentase minimal yaitu 75%.

Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang masih belum mencapai KKM.

Berdasarkan perolehan data hasil belajar siswa nilai siswa yang mencapai KKM 70 hanya 19 siswa atau 47,5%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 21 siswa atau 52,5%, sehingga memperoleh nilai rata- rata 64,5, masih belum masuk katagori tuntas.

Pada siklus II, data yang diperoleh mengenai kinerja guru maendapat nilai rata-rata 4,3 dengan interprestasi baik. Ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan.

Dengan adanya peningkatan terhadap kinerja guru, maka berdampak pula terhadap aktifitas siswa dalam belajar. Data yang diperoleh siswa kelas IV B Presentase aktifitas kelompok memperoleh rata-rata 4,46 atau interpretasi baik. Dan aktifitas individu 80,70% sudah sesuai dengan harapan peneliti, harapan peneliti presentase minimal yaitu 75%. Dengan demikian tujuan penelitian telah tercapai, selain tujuan utama telah tercapai peneliti juga berhasil meningkatkan nilai hasil belajar siswa.

Di siklus II ini secara

keseluruhan mengalami

peningkatan tidak hanya obyek

yang dijadikan sasaran peneliti

yaitu Keaktifan belajar siswa, tetapi

berdampak pula pada peningkatan

hasil belajar siswa. Berdasarkan

hasil belajar yang diperoleh siswa

(8)

pada siklus II ini nilai rata-rata siswa kelas IV B yaitu 76,25. Ini dikarenakan banyaknya siswa yang telah mencapai nilai KKM 70.

Dengan jumlah 40 siswa, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM 70 sebanyak 33 siswa atau 82,5%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 7 siswa atau 17,5%. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV B ini, maka peneliti telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara meningkatkan keaktifan siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number head together pada pembelajaran faktor dan kelipatan dapat meningkatkan keaktifan belajar Matematika siswa kelas IV Sekolah Dasar Negri Ciluar 1 Bogor pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian tentang aktifitas belajar pra-siklus sebanyak 51,25% siswa yang aktif, siklus I sebanyak 70,03% siswa yang aktif, dan berhasil pada siklus II sebanyak 80,70% siswa yang aktif.

Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe number head together dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat

pada data nilai siswa kelas IV semester I pada pelajaran Matematika pembelajaran Faktor dan Kelipatan pada pra-siklus sebesar 37,5% mencapai KKM, siklus I sebesar 47,5% mencapai KKM, dan berhasil pada siklus II sebesar 82,5% mencapai KKM.

Daftar Pustaka

Bahri, Djamarah Syaiful. 2011.

Psikologi Belajar. Jakarta:

RinekaCipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Sekolah Dasar. 2011.

Pembelajaran Matematika di Sekolah [online].Tersedia di : Http://www.sekolahdasar.net/2 011/07/05pembelajaran- matematika-di-sekolah.html/.

[05 Juli 2012]

Soetopo. 1987. Psikologi Belajar.Surakarta: Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa.

Suprijono, Agus. 2011 . Cooperative learning dan aplikasi PAIKEM. Jogyakarta:

Pustaka Belajar

Thobroni, Muhamad dkk. 2011.

Belajar dan Pembelajaran.

Jogyakarta: AR-Ruzz Media Wilis Dahas, Ratna. 2006. Teori- teori Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: Erlangga

(9)

Biodata Penulis

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 September 1990, diberi nama Epirina. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak A. M. Sianipar dengan Ibu Rosimah Purba.

Beragama Kristen Protestan.

Penulis bertempat tinggal di Jalan Tanah Baru Perum. Ciluar Asri Blok D5 No.24, Bogor.

Pendidikan Formal yang telah

diselesaikan yaitu pada tahun 2002

Lulus dari SD Negeri Sindangsari

Bogor, pada Tahun 2005 Lulus dari

SMP Negeri 15 Kota Bogor, dan

pada tahun 2008 Lulus dari SMA

Negeri 8 Kota Bogor dengan

jurusan yang diambil yaitu Ilmu

Pengetahuan Alam. Lalu pada

tahun 2012 Lulus dari Universitas

Pakuan Bogor Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara budgeting participation terhadap job relevant information pada sektor

Model fungsi transfer pada TR 450VA dan 1300VA setelah dilakukan analisis deteksi outlier memiliki hasil parameter yang signifikan, uji asumsi residual white noise

Tingkat pelayanan persimpangan jalan adalah suatu kualitas perjalanan yang arti luas menggambarkan kondisi lalu lintas yang mungkin timbul pada suatu jalan akibat dari berbagai

Muhammad Hassan Massaty. PENGEMBANGAN CERITA INTERAKTIF DAN GAME EDUKASI SEJARAH KERAJAAN DI INDONESIA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID. Skripsi, Fakultas

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa para investor yang ingin melakukan investasi pada suatu perusahaan dapat mempertimbangkan harga saham, volume perdagangan

Anda diminta untuk mengisi kode java untuk setiap konstruktor dan method yang diimplementasikan (kurung yang kosong). Langkah 3: Simpan implementasi queue yang anda

Jika ditinjau berdasarkan pada nilai kala ulang debit banjir pada Sungai Penggaron, Dombo Sayung dan Dolok yang dianalisis dengan menggunakan Metode Nakayasu

Yaitu aktifasi kamera scanner untuk menampilkan objek 3D Augmented Reality ; Tata Ruang Jurusan Teknik Informatika, Struktur Organisasi, Informasi Tentang