29 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini difokuskan pada pasangan yang sudah menikah dengan proses pacaran dan proses ta’aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.
3.2. Metode Penelitian
Ada dua jenis pendekatan dalam penelitian, yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan suatu bentuk pendekatan yang menekankan pada pengolahan data yang bersifat deskriptif dengan bantuan dari hasil data yang diperoleh dengan wawancara, observasi serta pada pencatatan ketika dilapangan.
Sedangkan pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada angka-angka yang ada
pada data yang sudah ada dan data-data tersebut harus jelas dan pasti. Metode
kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif, penggunaan metode ini disesuaikan dengan
jenis penelitian yang lebih mengarah pada pendekatan kuantitatif dibandingkan
dengan pendekatan kualitatif.
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas dan Terikat
Adanya variabel dalam penelitian kuantitatif adalah untuk menjelaskan fokus atau topik penelitian itu sendiri (Prasetyo & Jannah, 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah dengan proses pacaran dan ta’aruf. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pra nikah sebagai variabel yang mempengaruhi, sementara variabel terikatnya adalah kepuasan pernikahan sebagai variabel yang memberikan reaksi atau respon dari pendekatan pra nikah.
3.3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan empiris yang dapat diukur berdasarkan dengan konsep operasional dari variable yang terdapat pada penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Kepuasan pernikahan merupakan evaluasi dari pasangan suami-istri mengenai pernikahan itu sendiri antara harapan dengan kenyataan.
b. Proses pacaran merupakan proses dimana ada pertemuan antara laki-laki dan perempuan yang memiliki keterikatan emosi, serta keintiman untuk menjajaki kemungkinan kesesuaian untuk dijadikan pasangan hidup.
c. Proses ta’aruf merupakan suatu proses pengenalan dimana saling
mengenal dan memperkenalkan diri yang mengarah pada pernikahan
antara pria dan wanita dalam rangka saling memantapkan diri sebelum
kejenjang pernikahan dengan bantuan dari mediator atau pendamping.
3.4. Alat Ukur Penelitian
3.4.1 Skala
Dalam pengambilan data peneliti menggunakan skala sebagai alat untuk mengumpulkan data. Untuk mengukur kepuasan pernikahan, digunakan skala yang mencakup aspek adanya perasaan bahagia pada masing-masing individu pasangan suami-istri, saling memenuhi kebutuhan emosional pasangan, saling memperkaya aspek-aspek kehidupan pasangan masing-masing, rasa saling pengertian dan penerimaan terhadap pribadi pasangan, saling menjaga dan memperhatikan kesejahteraan dan menghargai.
Jawaban yang diberikan dapat dinilai dari tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dengan angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5 untuk tingkat sangat tidak penting (STP) dan sangat tidak memuaskan (STM), tidak penting (TP) dan tidak memuaskan (TM), tidak tahu (TT) dan ragu-ragu (RR), penting (P) dan memuaskan (M), sangat penting (SP) dansangat memuaskan (SM).
Tabel 3.1 Teknik Penilaian Jawaban
Harapan Favorabel Kenyataan
Sangat Tidak Penting 1 Sangat Tidak Memuaskan
Tidak Penting 2 Tidak Memuaskan
Tidak Tahu 3 Ragu-ragu
Penting 4 Memuaskan
Sangat Penting 5 Sangat Memuaskan
Tabel 3.2 Blueprint Alat Ukur Kepuasan Pernikahan
Faktor Indikator No. Item Jumlah
a. communication 1. Bebas menyampaikan pendapat
2. Bebas mengekspresikan perasaan
1,5,40 8,33
3 2
b. Leisure Activity 1. Aktivitas individu atau aktivitas bersama 2. Pilihan bersama atau
individu
3. Harapan mengisi waktu luang
15, 23 17 10,36
2 1 2
c. Religious Orientation
1. Agama menjadi hal penting
2. Aplikasi nilai agama dalam kehidupan sehari- hari
3. Perbedaan orientasi agama
20, 26 7, 31
18,42
2 2
2
d. Conflict resolution 1. Cara memandang masalah
2. Strategi pemecahan masalah
27, 37 4, 35
2 2
e. Financial Management
1. Pengelolaan pemasukan keuangan
2. Pembagian pengelolaan pengeluaran keuangan
25, 41 22, 47
2 2
f. Sexsual orientation 1. Perilaku seksual 2. Kesetiaan terhadap
pasangan
3. Kepuasan seksual
38,39 19, 21 11, 16, 32
2 2 3 g. Family and friends 1. Perhatian terhadap
keluarga dan teman 2. Kenyamanan bersama
keluarga dan teman
14, 30, 53 6, 13, 52
3 3
h. Children and parenting
1. Keputusan mengenai anak
2,29 2
2. Kesepakatan mengasuh dan mendidik anak
9, 12 2
i. Personality issue 1. Perilaku dan kepribadian pasangan
2. Kebiasaan-kebiasaan pasangan
3. Keahlian pasangan
24, 34 43, 46 44, 51
2 2 2 j. Egalitarian role 1. Peran istri dalam
pernikahan
2. Peran suami dalam pernikahan
3, 28 ,49,50 45,48
4
2
Total 53
3.4.2 Validitas
Validitas mempunyai makna tentang fungsi suatu alat ukur dalam ketepatan pengukuran dengan alat ukur tersebut. Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas tinggi jika alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran itu sendiri. Tetapi jika alat ukur tersebut memiliki fungsi ukur yang tidak sesuai dengan maksud pengukuran maka alat ukur tersebut tidak valid. Menurut Sugiyono (2008), alat ukur dapat dikatakan valid jika alat tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas juga menunjukkan tingkat atau derajat untuk mendukung
kesimpulan yang ditarik dari tingkat mana skala mengukur apa yang seharusnya
diukur (Supranto, 2011).
Terdapat sejumlah cara untuk mempertimbangkan kadar validitas sebuah instrument. Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atautidaknya suatu instrument yang berupa skala. Untuk perhitungan validitas ini menggunakan program SPSS versi 16.0.
Validitas instrumen sahih apabila r hitung besarnya diatas 0,3 (Sugiyono &
Wibowo dalam Sujianto, 2009). Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dapat dilihat pada masing-masing nilai Corrected Item-Total Correlation (Nugroho dalam Sujianto, 2009). Maka item yang tidak valid adalah item yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation yang lebih kecil dari 0,3.