• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus:

Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan

A. Panen Tanaman Semusim

Berikut ini disampaikan beberapa contoh pengamatan panen untuk tanaman semusim yang digunakan dalam Praktikum Dasar-dasar Agronomi di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yangmeliputi jagung, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau.

Pada saat yang perlu diperhatikan adalah tujuan penggunaan hasil panen yang akan menentukan kriteria panen; selanjutnya adalah cara panen dan komponen produksi atau hasil yang perlu diamati

(1) Jagung

Jagung dapat dipanen untuk tujuan digunakan sebagai jagung sayur atau jagung rebus dan sebagai jagung pipilan kering.

Kriteria panen jagung rebus (Gambar 1):

- umur antara 60 – 70 hari setelah tanam (9 – 10 MST) - kelobot masih hijau, tetapi rambut tongkol sudah kering - tongkol sudah terisi penuh dengan biji,

- ukuran biji sudah sudah maksimal tetapi biji belum keras.

Cara memeriksanya adalah dengan membuka kelobot, mengamati jumlah barisan biji dan jumlah biji dalam baris, menekan permukaan biji untuk menentukan kekerasan.

Tanaman dan tongkol siap panen jagung muda Gambar 1.

(2)

Kriteria panen jagung pipil:

- umur antara 80 – 90 hari setelah tanam - kelobot dan rambut tongkol sudah kering - tongkol sudah terisi penuh dengan biji,

- ukuran biji sudah sudah maksimal tetapi biji belum keras.

Cara memeriksanya adalah dengan membuka kelobot, mengamati jumlah barisan biji dan jumlah biji dalam baris, menekan permukaan biji untuk menentukan kekerasan, mengambil biji dan memeriksa keberadaan lapisan hitam (black layer) pada bagian biji yang menempel pada tongkol

Pada saat panen jagung pada percobaan Dosis Pemupukan N pada Jagung Hibrida dan Varietas Bersari Bebas, Lakukanlah pengukuran komponen produksi jagung sayur atau jagung rebus sebagai berikut :

1. Bobot tongkol berkelobot, ambil tongkol jagung yang telah memenuhi kriteria panen selanjutnya timbang bersama kelobotnya.

2. Bobot brangkasan tanaman contoh; cabut tanaman contoh yang telah diambil tongkolnya, bersihkan akar dari tanah yang melekat, lalu potong menjadi bagian akar dan bagian batang. Selanjutnya, timbang masing-masing bagian tersebut dan hitung rasio batang/akar. Hitung Indeks Panen (bobot tongkol berkelobot dibagi bobot total tanaman).

3. Bobot tongkol siap dipasarkan, ujung tongkol dipotong lalu ditimbang 4. Lingkar tongkol tanpa kelobot (cm),

5. Panjang tongkol tanpa kelobot(cm), 6. Panjang tongkol berbiji (cm)

7. Jumlah baris biji dan jumlah biji dalam baris per tongkol

8. Bobot tongkol basah berkelobot per petak. Panenlah seluruh tongkol pada tanaman di petak Saudara, selain tanaman pinggir dan baris pinggir. Kemudian timbanglah sekaligus. Bobot tongkol basah berkelobot ini ditambah dengan bobot tongkol basah 10 tanaman contoh merupakan bobot tongkol basah per petak bersih, kemudian konversikan ke luasan ha. Lihat Video 1.

Untuk komponen produksi nomor 1 sampai 7 lakukan pada 10 tanaman contoh.

►Video 1 (panen jagung sayur/rebus), sumber 100_2465 mov, foto n video 5 jan 08

(3)

Lakukan pengamatan untuk produksi jagung pipilan kering pada 10 tanam contoh sebagai berikut:

1. Lakukan panen tongkol yang telah memenuhi kriteria panen, 2. Timbang bobot tongkol berkelobot tanaman contoh

3. Kupas atau pisahkan tongkol dan kelobot lalu timbang masing-masing bagian tersebut untuk mengetahui bobot tongkol tanpa kelobot saat panen.

4. Ukur lingkar tongkol tanpa kelobot (cm) 5. Ukur panjang tongkol tanpa kelobot (cm)

6. Hitung jumlah baris biji dan jumlah biji dalam baris per tongkol

7. Keringkan tongkol sampai siap dipipil (berkadar air 17%) dan timbang bobotnya

8. Lakukan pemipilan untuk memisahkan biji dari tongkolnya, kemudian timbang masing-masing bagian tersebut.

9. Lakukan pengeringan biji sampai menjadi biji pipilan kering dengan kadar air 12 – 13%

10. Hitung rendemen biji pipilan kering terhadap (a) bobot tongkol berkelobot saat panen, (b) tongkol tanpa kelobot saat panen, (c) bobot tongkol siap dipipil

11. Hitung bobot tongkol kering berkelobot per petak. Panenlah seluruh tongkol pada tanaman di petak Saudara, selain tanaman pinggir dan baris pinggir. Kemudian timbanglah sekaligus. Bobot tongkol kering berkelobot ini ditambah dengan bobot tongkol kering 10 tanaman contoh merupakan bobot tongkol kering per petak, kemudian konversikan ke luasan ha dengan rumus:

(Luas petak(m2)/10 000 m2)*Bobot tongkol kering per petak (2) Kedelai

Panen kedelai dapat dilakukan pada keadaan tanaman masih berdaun hijau, polong masih hijau tetapi sudah terisi penuh dengan biji masih lunak sebagai kedelai sayur (Gambar 2a) atau polong sudah berwarna kecoklatan dengan biji sudah mengeras sebagai kedelai biji pipilan kering (Gambar 2b).

(a) (b) Gambar 2

(4)

Pada saat panen kedelai pada percobaan Pemupukan Nitrogen pada Dua Varietas Kedelai lakukanlah pengukuran komponen produksi pada 10 tanaman contoh sebagai berikut :

1. Bobot brangkasan tanaman contoh; cabut tanaman contoh, bersihkan akar dari tanah yang melekat, lalu potong menjadi bagian akar dan bagian tajuk. Timbang masing-masing bagian tersebut dan hitung rasio tajuk/akar.

2. Potong tanaman kira-kira 5 cm dari permukaan tanah, kemudian buang seluruh daun beserta tangkainya, tinggalkan polong tetap melekat pada batang dan cabang dan timbang sebagai bobot bagian marketable untuk kedelai panen sayur atau panen sisil (Video 2)

3. Tentukan rendemen atau indeks panen bobot bagian marketable (misal A) dari total bobot brangkasan tanaman (misal B), dengan rumus: A/B * 100%.

4. Hitung jumlah polong rata-rata per tanaman. Pisahkan polong tersebut menjadi polong bernas dan polong hampa, kemudian hitung jumlah polong bernas dan dan jumlah polong hampa per tanaman tersebut. 5. Hitung jumlah biji rata-rata per polong.

6. Bobot per petak. Panen seluruh tanaman di petak percobaan Saudara, selain tanaman pinggir dan baris pinggir. Daun dan pangkal batang dibuang, lalu timbang. Bobot ini ditambah dengan bobot dari 10 tanaman contoh merupakan bobot hasil panen per petak bersih, kemudian konversikan ke luasan ha.

►Video 2 (panen kedelai sayur/rebus), sumber 100_2464 mov, foto n video 5 jan 08

(3) Kacang Tanah

Baik untuk tujuan sebagai kacang tanah rebus maupun kacang tanah polong (biji) pipilan kering, kacang tanah dipanen dengan kriteria yang sama. Kacang tanah dapat dipanen apabila polong telah berisi penuh dan biji di dalamnya sudah keras dengan kulit mengkilat berwarna putih, merah, atau merah muda tergantung varietasnya (Gambar 3). Kacang tanah dipanen dengan mencapbut tanaman beserta polong yang ada dalam tanah, kemudian polong dilepaskan dari tanaman lihat Video 3

(5)

a. b.

Gambar 3

Pertanaman (a) dan polong kacang tanah (b) siap panen

►Video 3 (panen kacang tanah)

Pada saat panen percobaan Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah pada Populasi Berbeda, lakukanlah pengukuran komponen produksi untuk 10 tanaman contoh dan per petak, sebagai berikut :

1. Bobot polong dan bobot brangkasan rata-rata tanaman contoh; cabut tanaman contoh, bersihkan dari tanah yang melekat, lalu preteli polongnya. Selanjutnya, timbang bobot polong dan bobot brangkasan dari tiap tanaman contoh dan hitung Indeks Panen dengan rumus:

A/(A+B)*100%; A = bobot polong (g) B = bobot brangkasan (g)

2. Hitung jumlah polong rata-rata per tanaman contoh, selanjutnya pisahkan dan hitung jumlah polong cipo dan jumlah polong hampa.

3. Bobot polong basah per petak. Panenlah seluruh tanaman pada tanaman di petak percobaan Saudara, selain tanaman pinggir dan baris pinggir. Kemudian cabut seluruh polongnya lalu timbang bobotnya. Bobot ini ditambah dengan bobot dari 10 tanaman contoh merupakan bobot hasil panen per petak bersih, kemudian konversikan ke luasan ha.

4. Untuk mengetahui produksi biji kering per petak, keringkan polong tersebut (sampai kadar air 14 %) lalu timbang sebagai bobot polong kering per petak, setelah itu kupas polong untuk mendapatkan bijinya

(6)

dan timbang sebagai bobot biji kering per petak. Selanjunya hitung rendemen biji terhadap (a) bobot polong basah atau (b) terhadap bobot polong kering dengan rumus:

bobot biji kering per petak/bobot polong basah per petak x 100 % atau

bobot biji kering per petak/bobot polong kering per petak x 100 %

(4) Kacang Hijau

Kacang hijau umumnya dipanen untuk menghasilkan produk berupa biji kering. Buah atau polong kacang hijau dalam satu tanaman tidak memiliki waktu matang yang serempak sehingga panen dilakukan bertahap. Polong yang dapat dipanen adalah yang telah masak ditandai dengan warna polong sudah berwarna hitam (Gambar 4)

Gambar 4

Tanaman dan polong kacang hijau siap panen

Pada saat panen percobaan Perlakuan Pupuk Majemuk dan Pupuk Tunggal pada Kacang Hijau Varietas Walet, lakukanlah pengukuran komponen produksi untuk 10 tanaman contoh dan per petak, sebagai berikut :

a

(7)

1. Petiklah polong yang sudah berwarna hitam dari tiap tanaman contoh. Pisahkan hasil panen tanaman contoh dengan hasil panen dalam petak selain tanaman contoh. Timbanglah polong basah. Jemurlah hingga kering dan biji terpisah dengan kulitnya. Timbanglah masing-masing bagian kulit dan bijinya

2. Pada saat panen terakhir, untuk 10 tanaman contoh, lakukanlah pengukuran komponen produksi sebagai berikut :

a. Bobot brangkasan tanaman contoh; cabut tanaman contoh, bersihkan akar dari tanah yang melekat, lalu ditimbang. Timbang polong sisa panen (yang belum masak, jika ada).

b. Jumlahkan semua bobot polong basah (sejak panen pertama berikut sisa yang belum masak). Hitunglah indeks panen

c. Hitung rendemen polong basah menjadi biji kering.

d. Hitung jumlah polong rata-rata per tanaman. Hitung pula rata-rata jumlah biji per polong.

e. Tentukan indeks biji, yaitu bobot dari 100 butir biji.

3. Hasil petak dalam bentuk biji ditimbang, setelah ditambah dengan bobot biji dari tanaman contoh merupakan hasil per petak. Tentukan hasil panen per ha !

B. Panen Tanaman Tahunan

Berikut ini disampaikan ketentuan, cara, dan pengamatan panen pada beberapa tanaman perkebunan.

(1) Kelapa

Kelapa umumnya dipanen ketika sudah tua untuk diambil daging buahnya dan diolah menjadi kopra atau diambil santannya. Ketentuan panen dan pengamatan/perhitungan komponen produksi kelapa adalah sebagai berikut; 1. Kriteria panen untuk buah kelapa adalah jika warna buah dalam satu

manggar telah berubah 80% menjadi coklat/kering (Gambar 5). 2. Komponen hasil untuk tanaman kelapa adalah :

a. Jumlah manggar per tahun b. Jumlah buah per manggar c. Bobot kopra per buah

3. Jika 1 pohon kelapa dalam satu tahun menghasilkan 10 manggar dengan rata-rata

jumlah buah per manggar mencapai 10 buah dan berat kopra yang dihasilkan oleh 1 buah kelapa = 200 gram, maka produksi kopra/tanaman/tahun adalah = 10 x 10 x 200 gram = 20 000 gram (20 kg kopra).

(8)

Gambar 5 Kelapa tua siap panen (2) Kelapa Sawit :

Kelapa sawit dipanen dalam bentuk tandan buah segar (TBS) sebagai bahan baku pada pabrik pengolahan kelapa sawit untuk mendapatkan minyak sawit mentah (crude palm oil = CPO) dan minyak kernel (palm kernel oil = PKO). Ketentuan panen dan pengamatan/perhitungan komponen produksi kelapa sawit adalah sebagai berikut;

1. Kriteria panen untuk kelapa sawit adalah jika terdapat 2 berondolan (buah sawit yang lepas darai tandan sawit) untuk setiap kilogram tandan buah segar (Gambar 6)

2. Komponen hasil untuk tanaman kelapa sawit adalah : a. Jumlah tanaman per hektar (140)

b. Anga Kerapatan panen (perbandingan jumlah tandan yang dapat dipanen dengan jumlah tanaman) (30%)

c. Bobot tandan rata-rata (20 kg)

3. Jika 1 hektar tanaman kelapa sawit dalam satu kali panen memiliki angka kerapatan panen 30% dengan bobot tandan rata-rata 20 kg, maka produksi tandan buah segar/ha/panen adalah =140 x 30% x 20 kg = 840 kg tandan buah segar

Gambar 6

(9)

(3) Karet

Hasil panen tanaman karet adalah lateks baik dalam bentuk lateks cair maupun lum. Panen dilakukan dengan menyadap kulit karet dengan norma tertentu (Gambar 7). Ketentuan panen dan pengamatan/perhitungan komponen produksi karet adalah sebagai berikut;

1. Kriteria panen untuk karet adalah jika lingkar batang pada ketinggian 1 meter di atas pertautan lebih besar atau sama dengan 45 cm

2. Komponen hasil untuk tanaman karet adalah : a. Jumlah tanaman per hektar (500)

b. Produksi latek setiap kali sadap (200 ml)

c. Kadar karet kering latek (30%, artinya 1 liter latek jika dikeringkan akan menghasilkan 300 g karet kering)

3. Jika 1 hektar tanaman karet dalam satu kali panen rata-rata menghasilkan 200 ml latek dengan kadar karet kering 30%, maka produksi karet

kering/ha/panen adalah =500 x 200 ml x 30% = 30 kg karet kering.

Gambar 7 Penyadapan karet (4) Kopi

Hasil panen tanaman kopi adalah buah kopi yang selanjutnya diolah menjadi biji kopi kering berasan. Panen dilakukan dengan memetik buah kopi dengan tangan. Ketentuan panen dan pengamatan/perhitungan komponen produksi kopi adalah sebagai berikut:

1. Kriteria panen untuk kopi adalah jika buah kopi di dompolan telah berubah warna menjadi merah (Gambar 8)

2. Komponen hasil untuk tanaman kopi adalah : a. Jumlah tanaman per hektar (1200)

b. Jumlah cabang produktif per tanaman (10) c. Jumlah dompolan per cabang produktif (5) d. Jumlah Buah per dompolan (20)

e. Indeks biji 120/100 g f. Rendemen buah (20%)

3. Jika 1 hektar tanaman kopi dalam satu kali panen rata-rata memiliki 10 cabang produktif dengan jumlah dompolan per cabang 10 dan rata-rata

(10)

buah kopi/dompolan mencapai 20 buah, indeks biji 120/100 g serta rendemen kopi 20%, maka produksi kopi kering/ha/panen adalah =1200 x 10 x 5 x 20 x 100/120 x 20% = 2 kg biji kopi kering.

Gambar 8

Kopi dengan buah merah siap panen (5) Kakao

Hasil panen tanaman kakao adalah buah kakao yang selanjutnya diolah menjadi biji kakao kering sebagai bahan baku aneka produk industri kakao. Panen dilakukan dengan memetik buah kakao. Ketentuan panen dan pengamatan/perhitungan komponen produksi kakao adalah sebagai berikut: 1. Kriteria panen untuk kakao adalah jika telah terjadi perubahan warna pada

buah. Jika waktu muda buah berwarna hijau maka waktu masak akan berwarna kuning (Gambar 9), tetapi jika buah pada waktu muda berwarna merah maka waktu masak akan berwarna orange

2. Komponen hasil untuk tanaman kakao adalah : a. Jumlah tanaman per hektar (1200) b. Jumlah buah masak/tanaman (1)

c. Pod Value (jumlah buah kakao untuk mendapatkan 1 kg biji kering) (10)

3. Jika 1 hektar tanaman kakao dalam satu kali panen rata-rata memiliki 1 buah masak/tanaman dengan pod value 10 maka produksi kakao

kering/ha/panen adalah =1200 tanaman x 1 buah : 10 buah x 1 kg = 120 kg biji kakao kering.

(11)

Gambar 9

Gambar

Gambar 5 Kelapa tua siap panen
Gambar 7 Penyadapan karet

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa : 1) sebagian besar konsumen berjenis kelamin laki-laki (60%), dari segi usia sebagian besar konsumen berusia diatas 35

• EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan

Zat tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan, dan biasanya merupakan unsur khas makanan mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,

Proses filterisasi dilakukan karena kandungan minyak transformator berada pada kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan transformator. Proses filterisasi ini bertujuan

Hal ini terjadi apabila APB meningkat, maka kredit bermasalah bank juga akan meningkat dengan persentase lebih besar dibanding persentase kredit yang diberikan,akibatnya

Respon inflamasi sistemik terjadi bersamaan dengan infeksi persisten: Anda harus menemukan sumber dan melakukan kontrol. Ini merupakan pekerjaan detektif yang lebih luas. Pada

Untuk sengketa hasil pemilu diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK), sedangkan penyelesaian perkara pidana pemilu diselesaikan melalui Pengadilan Negeri (PN),

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam novel “Sujudku yang Tersembunyi” karya Garina