• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada bab-bab selanjutnya.

1. Kelas Kata

Semantik (Yunani : semanein = berarti, bermaksud; semanticos = makna) adalah cabang ilmu bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal-usul dan perkembangan arti kata, mempelajari klasifikasi perubahan kata-kata atau bentuk bahasa sebagai faktor dalam perkembangan bahasa.

Berdasarkan struktur bentuk, morfologi dan kelompok kata (fraseologi), kata dibagi menjadi 4 kelas besar, yaitu :

1) Kelas kata benda yang memuat sub kelas kata ganti dan kata sandang 2) Kelas kata kerja

3) Kelas kata sifat yang memuat sub kelas kata bilangan

4) Kelas kata tugas yang memuat sub kelas kata depan, kata sambung, kata keterangan (Gorys Keraf, 1991).

1.1 Kata Benda

Kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat. Contohnya: perumahan, kesadaran dan udara adalah kata benda karena dapat diperluas dengan ”yang + kata sifat” yaitu:

Perumahan yang baru, kesadaran yang tinggi, dan udara yang bersih.

Kata ganti dimasukkan dalam sub kelas kata benda karena kata-kata ini dipakai untuk mengganti kata benda atau yang dibendakan pada posisi tertentu. Menurut sifat dan fungsinya, kata ganti dibedakan menjadi: kata ganti orang, kata ganti milik, kata ganti penunjuk, kata ganti penghubung, kata ganti penanya, dan kata ganti tak tentu. Kata ganti milik adalah kata yang berfungsi menggantikan orang dalam kedudukan sebagai pemilik. Oleh karena itu dalam bahasa Indonesia sebenarnya tidak ada kata ganti milik.

Kata sandang dimasukkan dalam sub kelas kata benda karena kata-kata ini merupakan bagian dari kata benda yang berfungsi sebagai penentu kata benda

(2)

4

tersebut. Contoh kata sandang adalah kata yang. Mula-mula kata yang berfungsi sebagai penentu. Fungsi yang lain sebagai alat nominalisasi yaitu kata yang bersama-sama kata lainnya menduduki posisi kata benda (Gorys Keraf, 1991).

1.2 Kata Kerja

Kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kelompok kata ”dengan + kata sifat”.

Berdasarkan relasinya dengan objek, kata kerja dibagi menjadi: 1) Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang membutuhkan objek Contoh: memukul, menerima, melempar, menghancurkan, memberi 2) Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak membutuhkan objek Contoh: mandi, datang, merupakan, berbicara, berasaskan Pancasila Berdasarkan fungsinya sebagai predikat, kata kerja dibedakan:

1) Kata kerja penuh yaitu kata kerja yang langsung berfungsi sebagai predikat. 2) Kata kerja bantu.

Ada tiga macam kata kerja bantu yang dapat dirangkai bersama untuk membatasi kata kerja utama, yaitu:

Keharusan: harus, mesti, perlu

Kemampuan: dapat, sanggup, mampu, boleh, dan bisa

Keinginan: ingin, hendak, mau, dan suka (Gorys Keraf, 1991).

1.3 Kata Sifat

Berdasarkan segi semantik, kata sifat dapat dibagi atas: 1) Deskripsi warna

Contoh: hitam, putih, ungu, coklat, biru, oranye, merah jambu, kuning. 2) Deskripsi ukuran

Contoh: luas, sempit, dalam, tipis, dingin, panas, singkat, cepat, muda, tua. 3) Deskripsi suasana hati

Contoh: sedih, gembira, perih, bahagia, susah, terharu, senang. 4) Deskripsi kualitas

Contoh: sukar, canggih, rumit, miskin, bijaksana, bulat, mentah, jinak. 5) Deskripsi pencerapan (berhubungan dengan apa yang dicerap pancaindera) Contoh: bersih, kabur, harum, kasar, manis, pedas, pahit (Gorys Keraf, 1991).

(3)

5

1.4 Kata Tugas

Kata tugas adalah kelas kata yang hanya menduduki fungsi bawahan kalimat, serta dari sudut semantik hanya mengandung konsep-konsep relasional. Semua kata yang tidak termasuk dalam kelas kata benda, kelas kata kerja, dan kelas kata sifat termasuk dalam kelas kata tugas ini. Kata tugas memuat sub kelas kata depan, kata keterangan, dan kata sambung.

1) Kata depan

Contoh: di, ke, dari, pada, kepada, sampai, akan, dengan, serta, karena, sebab. Dalam bahasa Inggris here, there, beside, in, dan between merupakan kata depan, tetapi padanannya dalam bahasa Indonesia seperti di mana, di sini, di samping, ke dalam, ke depan, dan di antara, bukan kata depan. Konstruksi semacam itu termasuk kategori frasa preposisional yang berfungsi sebagai keterangan lokasi.

2) Kata keterangan

Contoh: sangat, amat, agaknya, sungguh, mungkin, memang, terlalu, sekali. 3) Kata hubung

Contoh: adalah, merupakan, maupun, ketika, setelah, tetapi, melainkan, sebab, seperti, supaya, agar, jika, semakin, misalnya, padahal (Gorys Keraf, 1991).

2. Kalimat

Sebuah kalimat dapat dibentuk dari sebuah kata, frasa, klausa atau gabungan ketiganya. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah kalimat dibagi menjadi bagian-bagiannya dan mengandung sebuah ide. Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masing mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungannya menghasilkan suatu relasi tertentu dan tiap kata pembentuknya tidak berfungsi sebagai subjek atau predikat. Klausa adalah suatu konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri dari dua kata yang mengandung hubungan subjek dan predikat dan dapat diperluas dengan objek atau keterangan lain (Gorys Keraf, 1991).

(4)

6

2.1 Pola kalimat

Pola dasar sebuah kalimat berkaitan dengan kelas mana yang membentuk kalimat tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kata dibagi atas 4 kelas kata yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata tugas. Oleh karena itu pola dasar kalimat terdiri atas :

Pola I : kata kerja – kata kerja atau disebut kalimat verbal Pola II : kata benda – kata sifat atau disebut kalimat atributif Pola III : kata benda – kata benda atau disebut kalimat nominal

pola IV: kata benda – kata keterangan atau disebut kalimat adverbial (Gorys Keraf, 1991).

2.2 Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Kalimat verbal dibedakan menjadi kalimat verbal transitif dan intransitif. Kalimat verbal transitif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja transitif yaitu kata kerja yang menghendaki objek. Kalimat verbal intransitif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak menghendaki objek. Kalimat transitif selanjutnya dibedakan lagi atas kalimat aktif dan kalimat pasif, berdasarkan relasi antara subjek dan predikatnya. Suatu kalimat dikatakan sebagai kalimat aktif kalau subjek kalimat menjadi pelaku perbuatan yang menjadi predikat kalimat tersebut. Suatu kalimat dikatakan sebagai kalimat pasif kalau subjek kalimat dikenai perbuatan yang menjadi predikat kalimat tersebut (Gorys Keraf, 1991).

3. Definisi (Graf)

Graf G didefinisikan sebagai pasangan terurut (V,E) dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari elemen-elemen yang disebut simpul (node) dan E himpunan pasangan tak terurut (tidak perlu berbeda) dari elemen-elemen V yang disebut sisi (edge) (Wilson RJ, 1979).

(5)

7

3.1 Definisi (Graf Berarah) atau (Digraph)

Digraph (graf berarah) D adalah pasangan terurut (V,A) dengan V adalah himpunan tak kosong dari sejumlah berhingga elemen yang disebut simpul (node) dan A adalah himpunan berhingga (tidak perlu berbeda) dari pasangan terurut elemen-elemen dalam V yang disebut busur (arc) (Wilson RJ, 1979).

Gambar 1 Contoh graf berarah

3.2 Definisi (Subgraf)

Graf G' disebut subgraf dari G jika semua simpul dari G' dan semua sisi dari G' terletak di G, dan setiap sisi dari G' mempunyai simpul ujung yang sama dengan simpul ujung di G (Martono, 1990).

Gambar 2 Graf G dan sebuah subgraf dari G

4. Knowledge Graph (KG)

Teori KG adalah suatu pendekatan baru yang dapat digunakan untuk menyatakan bahasa manusia. Perbedaan yang mendasar antara teori KG dengan teori representasi lain adalah bahwa teori KG ini hanya menggunakan ontologi atau relasi yang jumlahnya sangat terbatas. Teori KG mampu melukiskan atau menggambarkan aspek semantik yang lebih mendasar, dengan menggunakan

1 2 3 4 5 6 1 2a 3 6

(6)

8

sejumlah relasi yang banyaknya terbatas. Teori ini memberikan cara baru melakukan penelitian untuk memahami bahasa manusia dengan bantuan komputer (Zhang, 2002).

KG merupakan salah satu teori yang dapat digunakan untuk merepresentasikan suatu informasi dalam bentuk graf berarah, sehingga diharapkan akan mudah untuk dipahami. Hasil dari KG ini merupakan suatu graf berarah yang terdiri dari node untuk merepresentasikan konsep sedangkan relasi antar konsep direpresentasikan dengan link, dan jenis relasi yang digunakan sangat terbatas (Lehmann (1992) dalam Kramer (1996)).

4.1 Definisi KG

Misalkan C suatu himpunan konsep-konsep, dan T suatu himpunan jenis-jenis relasi. Knowledge graph G adalah bagian dari himpunan G = (N,A) yang memuat fungsi n: N C, dan a: A T,

N : himpunan node dari G dan A NxN adalah himpunan arc dari G.

n: label khusus dari sebuah node (nama sebuah konsep) dan a: label

khusus dari sebuah arc (nama dari jenis relasi) (Van Den Berg, 1993).

Contoh berikut diambil dari Van Den Berg (1993):

Knowledge graph G1 = ({c , c , c },{1 2 3 c c , c c }) dengan 1 2 3 2 a(c c )1 2 r1 dan

3 2 2

(c c ) r

a dimana c , c , c1 2 3 C dan r , r1 2 T . G1 dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3 Knowledge graph dari G1

KG merupakan suatu pendekatan baru dari knowledge representation yang termasuk dalam kategori jaringan semantik. Teori KG pada prinsipnya terdiri atas concept, binary relationships dan multivariate relationships (Zhang, 2002).

(7)

9

4.2 Konsep

Menurut Zhang dan Hoede (2002), konsep merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Konsep merupakan sesuatu yang penting dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya. Menurut Van Den Berg (1993), konsep dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu token, type dan name.

a. Token

Dalam teori KG, token merupakan konsep yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandang masing-masing, sehingga token ini bersifat subjektif. Setiap persepsi selalu berhubungan dengan token. Sebuah konsep berhubungan dengan arti dari kata (Zhang, 2002). Contoh sebuah token, misal seseorang menemukan kata ”apel”, orang tersebut dapat menghubungkan hal ini dengan informasi bentuk, warna, rasa, demikian juga orang lain akan menghubungkan dengan hal yang berbeda. Sebuah token, dalam teori KG dinyatakan dengan simbol ” ”. Seseorang dalam mengamati sesuatu, pada kenyataannya akan dibandingkan dengan dunia nyata. Dengan demikian dalam teori KG segala sesuatu akan dihubungkan dengan token.

b. Type

Type adalah konsep yang berupa informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Contoh type misalnya buah, binatang dan sebagainya.

c. Name

Name adalah sesuatu yang bersifat individual, sebagai contoh : fuji adalah sebuah name yaitu nama dari sebuah apel. Sesuatu dapat dikelompokkan ke dalam beberapa type yang berbeda. Demikian juga name, sesuatu dapat diberi name dengan banyak cara.

Type dan name dalam teori KG direpresentasikan dengan cara yang hampir sama. Namun demikian bukan berarti bahwa keduanya tidak bisa dibedakan. Type dan name dibedakan oleh jenis relasi yang menghubungkannya dengan token.

(8)

10

4.3 Word graph

Word graph merupakan graf dari kata. Dalam teori KG setiap kata berhubungan dengan sebuah word graph, menyatakan arti dari kata dan disebut dengan semantic word graph. Gabungan beberapa word graph dari kata-kata dalam suatu kalimat menghasilkan sentence graph. Word graph dapat dinyatakan sebagai graf berarah yang diberi label. Beberapa sentence graph yang digabung dalam sebuah teks disebut text graph, dan memuat pengetahuan yang terkandung dalam suatu teks (Hoede dan Nurdiati, 2008).

4.4 Aspek-Aspek Ontologi

Ontologi merupakan gambaran dari beberapa konsep dan relasi antar konsep yang bertujuan untuk mendefinisikan ide-ide yang merepresentasikan konsep, relasi dan logikanya. Berdasarkan ontologi yang dimiliki inilah maka KG dapat membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk memahami bahasa alami (natural language). Hal ini diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Arti dari kata terlebih dahulu harus diketahui untuk dapat mengartikan sebuah kalimat (Ikhwati, 2007).

Ontologi word graph sampai saat ini terdiri dari token yang dinyatakan dengan node, 9 binary relationships, dan 4 frame relationships. Sembilan binary relationships tersebut :

1. Causality : CAU 2. Equality : EQU 3. Subset : SUB 4. Alikeness : ALI 5. Disparateness : DIS 6. Ordering : ORD 7. Attribution : PAR

8. Informational dependency : SKO

9. Ontologi F (fokus dari suatu graf)

Menurut Zhang (2002), penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut dapat diberikan sebagai berikut:

(9)

11

1. Relasi CAU (CAUSALITY)

Relasi causal antara 2 buah tokens digambarkan dengan anak panah berlabel CAU. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua tokens yang memiliki hubungan sebab akibat. Menurut Hoede dan Nurdiati (2008), relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang terdiri dari kata benda dan kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek. Contoh : Kucing makan nasi. Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gambar 4 Contoh penggunaan relasi CAU

Gambar 4 di atas memberikan contoh penggunaan relasi CAU untuk menghubungkan kata benda ”kucing” (subjek kalimat tersebut) dengan kata kerja ”makan” (predikat kalimat tersebut) serta menghubungkan kata kerja ”makan” (predikat) dengan kata benda ”nasi” (objek kalimat tersebut).

2. Relasi EQU (EQUALITY)

Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token. Contoh: Fuji adalah name dari apel, word graph-nya seperti pada Gambar 5 (kiri). Relasi ini bisa juga untuk menyatakan kata hubung seperti ”adalah” dan ”merupakan”, word graph-nya dapat dilihat pada Gambar 5 (kanan).

Gambar 5 Contoh penggunaan relasi EQU 3. Relasi SUB (SUBSET)

Jika dua tokens menyatakan word graph, dan word graph yang satu merupakan bagian dari word graph yang lain, maka kedua tokens dihubungkan dengan relasi SUB. Tetapi untuk konsep yang dinyatakan dengan graf, dapat dikatakan bahwa graf A subgraf dari graf B, sehingga antara A dan B digunakan relasi FPAR. Contoh: ekor merupakan bagian dari kucing, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut:

CAU kucing ALI makan ALI nasi CAU ALI

(10)

12

Gambar 6 Contoh penggunaan relasi SUB 4. Relasi ALI (ALIKENESS)

Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token. Contoh: buah adalah type, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut:

Gambar 7 Contoh penggunaan relasi ALI 5. Relasi DIS (DISPARATENESS)

Dalam logika matematika, relasi DIS digunakan untuk menyatakan bahwa dua tokens tidak mempunyai satu elemen pun yang sama., sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut: A DIS B berarti bahwa A B = . Relasi ini juga dapat digunakan untuk menyatakan kata ”berbeda”, misalnya air berbeda dengan minyak yang dapat dinyatakan dengan graf berikut:

Gambar 8 Contoh penggunaan relasi DIS

Pada gambar di atas relasi DIS digambar tanpa menggunakan tanda panah, hal ini dikarenakan relasi DIS tersebut bersifat simetris yaitu A DIS B dapat juga dinyatakan dengan B DIS A.

6. Relasi ORD (ORDERING)

Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal memiliki urutan tertentu, baik urutan waktu maupun urutan tempat. Contoh penggunaan relasi ORD, misalnya untuk menyatakan word graph ”dari permukaan sampai dasar”, yaitu:

Gambar 9 Contoh penggunaan relasi ORD 7. Relasi PAR (ATTRIBUTE)

Relasi PAR digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu mempunyai sifat sesuatu yang lain. Hal ini dapat dilihat pada contoh ”baju biru”. Kata

buah ALI

air ALI DIS ALI minyak

ALI dasar

permukaan ORD ALI

ALI kucing

(11)

13

biru merupakan warna dari baju, atau dengan kata lain biru adalah attribute dari baju. Frasa “baju biru” dapat dinyatakan dengan KG sebagai berikut:

Gambar 10 Contoh penggunaan relasi PAR 8. Relasi SKO (SKOLEM)

Dua buah tokens dalam teori KG dihubungkan dengan relasi SKO, jika token yang satu informasinya bergantung pada token yang lain. Menurut Van Den Berg (1993), relasi SKO dalam teori KG menyatakan informasi bergantung dan mampu menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun universal quantifiers.

Perhatikan pernyataan 2

( )

x N y N x y yang memuat universal quantifiers. Pada pernyataan tersebut pemilihan y bergantung pada x. Word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut:

Gambar 11 Contoh penggunaan relasi SKO 9. Ontologi F (FOCUS)

Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graf. Penggunaan ontologi ini, misalnya untuk menyatakan word graph ”gempa merusak bangunan” yang dapat dinyatakan sebagai berikut :

Gambar 12 Contoh penggunaan ontologi F

Gambar di atas menunjukkan bahwa fokus dari ”gempa merusak bangunan” terletak pada token gempa.

Di sisi lain, empat frame relationships yang dimaksud adalah:

1) Focusing on a situation : FPAR

2) Negation of a situation : NEGPAR

biru ALI PAR ALI baju

SKO x ALI ALI y bangunan CAU gempa ALI merusak ALI CAU ALI F PAR

(12)

14

3) Possibility of a situation : POSPAR

4) Necessity of a situation : NECPAR

Jika suatu graf merepresentasikan suatu pernyataan, misal p: Hari ini hujan, yang dinyatakan dengan frame. Negasi dari p dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NEGPAR, sedangkan modal preposisi dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR atau NECPAR (Zhang, 2002). Untuk lebih jelasnya dapat digambar sebagai berikut :

Gambar 13 Contoh penggunaan 4 frame relationships

Gambar tersebut secara berurutan menunjukkan graf dari pernyataan bahwa hari ini hujan, tidak benar bahwa hari ini hujan, mungkin hari ini hujan, dan seharusnya hari ini hujan.

4.5 Ekspresi Semantik dengan KG

Teori KG membangun struktur arti. Arti dari kata dinyatakan dengan word graph, dan arti dari kalimat dinyatakan dengan sentence graph. Sentence graph dapat diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa word graph yang mengekspresikan arti dari kata dalam kalimat tersebut

Dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia arti yang sama dapat dinyatakan dengan kalimat yang bervariasi, sehingga kalimat yang terlihat berbeda sebenarnya mempunyai arti yang identik. Kalimat yang bervariasi namun mempunyai arti yang identik tersebut dengan teori KG akan dinyatakan dengan sentence graph yang sama. Arti kata didapat dengan menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya. Perhatikan contoh berikut yaitu kata ”pria lajang”. Arti kata ”pria lajang” dapat ditentukan dengan menghubungkan konsep pria dengan konsep tidak menikah. Konsep pria ditunjukkan dengan frame sebelah kiri pada Gambar 14, sedangkan konsep tidak menikah ditunjukkan dengan frame sebelah kanan pada gambar yang sama. Jika kedua struktur tersebut dihubungkan, diperoleh struktur baru yang menyatakan arti dari kata ”pria lajang”.

p NEG p POS p NEC p

(13)

15

Berikut ini diberikan ekspresi semantik dari kata ”pria lajang” dengan KG. Kedua kata tersebut dapat dihubungkan dengan dua konsep yaitu konsep ”pria” dan konsep ”tidak menikah”. Arti dari ”pria lajang” menurut Zhang (2002), jika diekspesikan dengan struktur dari KG adalah sebagai berikut:

Gambar 14 Ekspresi Semantik ”pria lajang” dengan KG

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa konsep ”menikah” ditunjukkan dengan dua token yang dihubungkan, ini menunjukkan bahwa menikah merupakan sesuatu yang melibatkan dua orang. Misalnya, Roy menikah dengan Marry. Jadi token yang satu menyatakan Roy dan token yang lain menyatakan Marry. Selain itu juga digunakan relasi PAR yang menyatakan bahwa kata ”tidak menikah” merupakan attribute dari kata ”pria”.

5. Natural Language

Natural Language adalah suatu sistem simbol spesial yang digunakan untuk mengekspresikan ide-ide manusia dalam membentuk informasi menjadi suatu pengetahuan (Wulandari, 2008).

Natural Language (bahasa alami yang digunakan manusia) adalah bahasa yang paling mudah dan populer digunakan dalam memberikan atau menerima informasi. Memahami sesuatu adalah mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk yang lain. Sebuah kalimat dalam natural language dapat dianalisis dari dua sudut pandang yaitu sintaks dan semantik. Sintaks (grammar atau tata bahasa) memperhatikan bentuk kalimat, namun dalam penelitian ini analisis lebih ditekankan pada aspek semantik.

Perhatikan contoh kalimat berikut dalam bahasa Inggris: ”He saw any air plane”. Secara sintaks (tata kalimat), kalimat tersebut tidak benar, karena ”any”

menikah NEG

(14)

16

biasanya digunakan dalam kalimat negatif. Sebagai catatan bahwa sintaks tidak mengatakan sesuatu tentang arti dari kalimat. Di sisi lain, semantik memperhatikan arti dari suatu kalimat. Bagimanapun semantik lebih penting daripada sintaks, karena itu orang akan lebih tertarik pada arti dari kalimat itu sendiri. Perhatikan kalimat ”Ia melihat gadis cantik dengan teleskop”. Kalimat tersebut menimbulkan ambiguitas, karena dapat diartikan berbeda oleh orang yang berbeda. Kalimat itu dapat diartikan seseorang sebagai berikut: ”Ia melihat seorang gadis cantik yang membawa teleskop” atau dapat juga diartikan ”Ia menggunakan alat teleskop untuk melihat seorang gadis cantik”. Kalimat tersebut menjadi jelas atau tidak ambigu bila diberikan informasi semantik (Zhang, 2002).

6. Grammar (Tata Bahasa)

Tata bahasa mempelajari komponen kalimat dan aturan komposisinya. Fokusnya adalah menentukan komponen mana yang merupakan subjek dan komponen mana yang merupakan objek dan seterusnya. Dari sudut pandang tata bahasa, subjek suatu kalimat menyatakan topik yang dibahas dalam kalimat itu. Pertanyaannya sekarang adalah komponen mana yang merupakan agen atau aktor (yang melakukan aksi) dan komponen mana yang menerima aksi tersebut.

Menurut Liu X. dan Hoede C. (2002), dalam teori KG yang strukturnya bahasa Inggris, ada 3 representasi untuk menyatakan jenis kata kerja (KK) yang berbeda dari suatu kalimat, yaitu:

1. Kata Kerja Transitif dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 15 Word graph dari kata kerja transitif

2. Kata Kerja Intransitif dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 16 Word graph dari kata kerja intransitif

CAU CAU ALI KK transitif CAU ALI KK intransitif

(15)

17

3. Kata kerja bantu ” is, am, are” atau biasa disebut to be, yang padanannya dalam bahasa Indonesia ”ialah atau adalah” dapat dinyatakan dengan word graph berikut:

Gambar 17 Word graph dari kata ”ialah, adalah”

Kata ”ialah atau adalah” dalam bahasa Indonesia bukan merupakan kata kerja bantu tapi termasuk dalam kelompok kata penghubung.

7. Kalimat Pasif dan Representasinya dalam KG

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya (dari sudut pandang sintaks) berkedudukan sebagai penerima aksi atau dikenai pekerjaan (dari sudut pandang semantik). Perhatikan kalimat-kalimat berikut: ”Bola ditendang Roy” dan ”Roy menendang bola”. Subjek dari kalimat 1 adalah ”bola” sedangkan subjek dari kalimat 2 adalah ”Roy”. Dengan mengacu pada paper Hoede dan Nurdiati (2008) kedua kalimat tersebut direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 18 Sentence graph dari ”Roy menendang bola”

Dari gambar di atas, fokusnya terletak pada token paling kiri (subjek kalimat tersebut) yaitu Roy. Pada kalimat pasif ”Bola ditendang Roy”, fokus terletak pada token yang paling kanan (objek kalimat tersebut) yaitu bola. Kalimat tersebut dapat direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 19 Sentence graph dari ”Bola ditendang Roy” EQU tendang ALI ALI CAU EQU CAU Roy bola menendang ALI F PAR EQU bola Roy tendang ALI ALI CAU CAU ditendang ALI F PAR

(16)

18

8. Chunking (Pemotongan Kalimat)

Chunk merupakan potongan kalimat atau potongan ucapan pada waktu seseorang berbicara. Untuk menganalisis teks langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan ”chunk”. Langkah selanjutnya, dari setiap chunk akan dibuat chunk graph yang merupakan representasi graf dari masing-masing potongan kalimat. Chunk graph terdiri dari sebuah word graph, atau bisa juga terdiri dari gabungan beberapa word graph. Menurut Abney (1994), dalam mengucapkan sebuah kalimat, seseorang akan mengucapkannya dalam beberapa bagian atau potongan yang disebut dengan chunk. Hal ini ditandai dengan selaan napas atau pemberhentian ketika mengucapkannya.

Menurut Zhang (2002), dalam KG yang strukturnya bahasa Inggris ada lima chunk indicators, yaitu :

1. Pairs of comma’s or period sign yaitu tanda koma atau titik yang menandakan bahwa suatu kalimat terbagi menjadi beberapa bagian.

2. Auxiliary verb atau kata kerja bantu, misalnya: can, will, must, be 3. Reference word misalnya ”the”, ”that”.

4. Jump atau lompatan yang terjadi bila dua kata berurutan tidak dapat dihubungkan. Contohnya dalam bahasa Inggris kata ”the” selalu diikuti oleh kata benda seperti ”the cat”. Jika ada kata ”cat the”, maka kata ”the” tersebut pasti bukan milik dari cat karena pasti ada kata benda lain yang mengikuti kata ”the” tersebut. Ini berarti bahwa cat dan the harus diletakkan dalam chunk yang berbeda.

5. Preposition, yang biasanya sebagai penghubung antar bagian dalam kalimat. Contoh preposition dalam bahasa Inggris adalah in, on, with, at.

Hoede dan Nurdiati (2008) menambahkan sebuah chunk indicator, yaitu : logic word atau kata-kata dalam logika seperti kata ”dan” serta ”atau”. Jadi dalam KG yang strukturnya bahasa Inggris sampai sekarang ada enam chunk indicators .

Gambar

Gambar  10  Contoh penggunaan relasi PAR  8.  Relasi SKO (SKOLEM)

Referensi

Dokumen terkait

Tipe simpang menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1997:3- 32) untuk menentukan banyaknya jumlah lengan pada suatu persimpangan ditentukan dengan menggunakan kode IT

Menurut Wibowo (2012), penilaian kinerja, yaitu mengacu pada sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang

Menurut LoBrutto (2002) metafora dari seorang production designer digunakan untuk mengkomunikasikan tema dari sebuah cerita ke dalam sebuah visual.. Sebuah

Model connected (Tim Pengembang PGSD) adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu

Bauran promosi menurut Menurut Kotler dan Armstrong (2008:408) adalah Bauran promosi adalah alat komunikasi dalam promosi untuk menyampaikan produk yang dihasilkan

1) Connecting (koneksi): peran terpenting dari jejaring sosial adalah menghubungkan (connecting) dua orang atau lebih. Facebook menekankan hubungan antara pemasar

Kata depan yang terdapat dalam bahasa Mandarin merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan suatu kata kerja dengan kata benda, keterangan tempat ataupun objek,

2.6 Router Sumber : www.mikrotik.com Gambar 2.1 Router MikroTik Router adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan atau lebih sehingga pengiriman data