1.1 Pendahuluan
Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan serta anggaran yang berbasis Kinerja pada lembaga dan instansi pemerintahan yang semula disusun berdasarkan besarnya dana yang akan dihabiskan menjadi berapa besar kinerja yang dapat dihasilkan (Result Oriented Government), dimana setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kinerja atau hasil akhirnya kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Balai Karantina Pertanian sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Pertanian wajib menyusun Rencana Kinerja Tahunan berdasarkan Rencana Strategis(Renstra) Balai Karantina Pertanian Palu Tahun 2015–2019. Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu melalui berbagai kegiatan tahunan selama 5 (Lima) tahun . Dengan adanya dokumen Rencana Kinerja Tahunan ini Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu ini diharapkan mampu mendorong dan mendukung Peningkatan Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sesuai dengan Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu tahun 2015–2019.
B.Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu ini bertujuan untuk :
a) Mengidentifikasi kegiatan -kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sesuai dengan Renstra Badan Karantina Pertanian Tahun 2015 –2019,
b) Memperhitungkan rencana anggaran yang diperlukan untuk kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu setiap tahunnya selama 5 (Lima) tahun (2015-2019)
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang berada di bawah naungan Badan Karantina Pertanian sehingga kondisi umum yang ada sejalan dengan apa yang telah dituangkan Badan Karantina Pertanian dalam Rencana Strategisnya.
Pemerintah saat ini mempunya Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA), keberadaan tugas, fungsi, dan peran Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) memilikiketerkaitan erat dengan agenda ke-6 “peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda ke-7 “mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”.Dengan demikian, keberadaan Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) dan secara otomatis pula keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu turut berkontribusi guna mendukung dan mewujudkan visi kepemimpinan nasional untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Salah satu fungsi utama Kementerian Pertanian yang diperankan oleh Badan Karantina Pertanian dalam hal ini salah satu UPT yang berada dibawahnya yaitu Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah berkaitan dengan penyediaan sumberdaya pertanian yang berkelanjutan guna menjamin keamanan pangan. Pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi dan audit kesesuaian persyaratan teknis, sertapenetapan kawasan/area dan sertifikasi karantina antar area dalam rangka mewujudkan daya saing pasar internasional.
1.2 Tujuan
1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan 5. Mewujudkan pelayanan prima
Sasaran Program
Dalam mewujudkan visi dan misi Balai Karatina Pertanian Kelas II Palu, perlu menentukan sasaran program yang dicapai, sebagai berikut:
1. Mencegah dan menangkal HPHK dan OPTK terhadap lalu lintas komoditas ekspor, Impor dan Domestik.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan komoditas ekspor, Impor dan Domestik.
3. Terwujudnya peta daerah sebar HPHK dan OPTK 4. Terciptanya SDM yang terampil dan Amanah
5. Pelayanan sertifikasi karantina pertanian yang cepat, tepat dan simpatik. 6. Adanya kesatuan peran serta masyarakat dalam kegiatan karantina pertanian. Pencegahan dan penangkalan HPHK dan OPTK terhadap lalu lintas komoditas ekspor, impor, dan domestic diperlukan dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu. besarnya resiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiapsiagaan seluruh petugas Karantina Pertanian Kelas II Palu dalam menjaga wilayah Sulawesi Tengah sehingga diperlukan implementasi yang konsisten dalam pelaksanaan dan efektifitas tindakan karantina mulai dari pre border, at border dan post border.
Peningkatan kualitas pelayanan pemeriksaan komoditas ekspor, Impor dan Domestik sangat diperlukan dalam rangka memberikan pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai dengan standar internasional. Pengembangan sistem pengendalian resiko penyakit hewan secaraIn-line Inspection akan mampu mendukung upaya pengawasan, dan penegakan hukumyang sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan sehingga pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat diterima oleh negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.
Terwujudnya peta daerah sebar HPHK dan OPTK sangat berguna dalam proses perkarantinaan, yaitu sebagai dasar dalam membuat perencanaan ke depannya. Selain itu juga peta daerah sebar ini berguna dalam menentukan lankah – langkah yang harus dilakukan dalam penanggulangan pencegahan HPHK dan OPTK agar tidak tersebar kembali.
Tercipatnya SDM yang terampil dan amanah diperlukan karena kegiatan perakarantinaan ini adalah kegiatan yang hampir setiap hari dilakukan dan juga berhubungan langsung dengan para stake holder. Jika SDM yang dimiliki BKP Kelas II Palu adalah terampil dan amanah maka system Pelayanan sertifikasi karantina pertanian akan menjadi cepat, tepat dan simpatik.
Meningkatnya masyarakat berperan serta dalam kegiatan perkarantinaan sangat diperlukan bagi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu karena, saat ini kami masih harus lebih berjuang lagi untuk memberikan kesadaran kepada pengguna jasa atau masyarakat yang membawa hewan maupun tumbuhan yang akan masuk atau keluar ke atau dari Palu datang secara sadar menuju tempat pelayanan karantina tanpa harus dijemput oleh petugas.
1.3 Profil Unit Pelaksana Teknis
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Ketja UPT Karantina Pertanian, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan salaha satu unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian dengan cakupan wilayah kerja Propinsi Sulawesi Tengah yang terdiri dari Bandara Udara Mutiara Sis-Aljufri Palu, Pelabuhan Laut Pantoloan, Pelabuhan Laut Toli-Toli, Pelabuhan Laut Luwuk, Pelabuhan Laut Pagimana, dan Pelabuhan Laut Donggala serta tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan berdasarkan permentan 94 tahun 2012 jo permentan 44 tahun 2014 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina. Keberadaan Karantina Pertanian kurun waktu 2015 selain menjaga Sulawesi Tengah dari introduksi dan penyebaran OPTK/HPHK juga secara tidak langsung berperan mengamankan dan menjaga potensi ekonomi Agribisnis Sulawesi Tengah yang cukup Besar.
Tugas Pokok dan Fungsi BKP Kelas II Palu yaitu melaksanakan kegiatan Operasional Karantina Pertanian, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati terhadap masuk dan tersebarnya OPT/OPTK dan HPHK dari dan keluar wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia dan tersebarnya didalam wilayah NKRI.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut UPT BKP Kelas II Palu melaksanakan fungsi :
1. Penyusunan Rencana, Evaluasi dan Pelaporan.
2. Melakukan Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan Pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
3. Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK dan OPTK 4. Pelaksanaan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati 5. Pelaksanaan Pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK
6. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Operasional Karantina Tumbuhan dan Karantina Hewan
7 Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Operasional Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati
8 Pengelolaan Sistem Informasi, Dokumentasi dan Sarana Teknik KARANTINA Hewan dan Tumbuhan
9. Pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan Pelanggaran Peraturan Perundang undangan di bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu didukung oleh pegawai sejumlah 36 (tiga puluh enam) Orang PNS yang terdiri dari Fungsional Umum, Fungsional POPT Ahli dan Terampil, Fungsi Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner yang dipimpin oleh Kepala Balai dengan eselon III-b, yang langsung membawahi Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Karantina Hewan dan Seksi Karantina Tumbuhan.
Untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mempunyai wilayah–wilayah kerja yang terdiri dari 6 wilayah kerja (wilker) yang semuanya dipimpin oleh penanggung jawab wilker yaitu :
a. Wilker Karantina Pertanian Mutiara b. Wilker Karantina Pertanian Pantoloan c. Wilker Karantina Pertanian Toli-Toli d. Wilker Karantina Pertanian Pagimana e. Wilker Karantina Pertanian Luwuk f. Wilker Karantina Pertanian Donggala
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai karantina Pertanian Kelas II Palu mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :
A. Sub Bagian Tata
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja, evaluasi dari pelaporan serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
B. Seksi Karantina Hewan
Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina Hewan, Pengawasan Keamanan Hayati Hewani, sarana teknik, pengelolaan system informasi dan dokumentasi serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.
Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina Tumbuhan, pengawasan, keamanan hayati nabati serta sarana teknik, pengelolaan system informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangandi bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
D. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional Paramedik Veteriner, Medik Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan(POPT) serta jabatan fungsional yang lain yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Pada tahun 2015 lalu, Data Volume dan frekuensi lalu lintas komoditas Karantina Pertanian di Palu adalah sebagai berikut:
Karantina Hewan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dari luar dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari wilayah Negara RI berdasarkan Peratuaran Perundang-undangan yang berlaku. Tindakan Karantina Hewan juga merupakan salah satu sub system dalam upaya perlindungan terhadap sumber daya hayati hewani. Upaya pencegahan masuknya/terbesar dan keluarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dilakukan dengan melaksanakan tindakan karantina yang meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakukan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan ditempat-tempat pengeluaran dan pemasukan seperti : Pelabuhan Laut, Bandara, Kantor Pos, dan Lintas Batas Negara.
1. Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan a. Domestik Masuk
Jenis media pembawa HPHK yang dilalulintaskan pada tempat-tempat pemasukan BKP Kelas II Palu adalah sebagai berikut :
1) Pelabuhan Pantoloan, Wani dan Pelabuhan Penyeberangan Fery Taipa : DOC 1.382.500 ekor, Pakan Ternak 5.096.365 Kg, Daging Ayam Beku 47.754 Kg, Yoghut 9.795 Kg dan Daging Olahan 83.447 Kg.
2) Wilker Karantina Pertanian Luwuk Banggai : DOC 121.200 ekor, Ayam 157 ekor, Daging Ayam Beku 54.000 Kg, Yoghurt 1.385 Kg, Bakso 768 Kg dan Pakan Ternak 63.500 Kg
3) Wilker Karantina Pertanian Bandara Mutiara : DOC 539.900 Kg, Ayam 1.000 ekor, Burung 2.255 ekor, Tikus Putih 1.133 ekor, Susu Sapi 1.306 Kg, Daging Olahan 3.218 Kg, Es Krim 989 Kg, dan Vaksin 530 Kemasan
4) Wilker Pertanian Toli-Toli
Ayam 5 ekor dan Pakan Ternak 447.000 Kg
5) Wilker Karantina Pertanian Pagimana : DOC 52.800 ekor, Ayam 584 ekor, Kambing247 ekor dan Daging Ayam Beku 14.689 Kg.
b. Domestik Keluar
Jenis media pembawa HPHK yang keluar dari tempat-tempat pengeluaran BKP Kelas II Palu adalah sebagai berikut:
1) Wilker Karantina Pertanian Pantoloan, meliputi beberapa pelabuhan yaitu pelabuhan Laut Pantoloan, Wani, Donggala dan Pelabuhan Penyeberangan Fery Taipa, Media yang mengalami perlakuan tindak karantina hewan di wilker Pantoloan antara lain : Sapi 17.239 ekor, Kambing 9.571 ekor, Kulit Sapi Garaman 5.200 Lembar, Ayam 42 kor, dan Telur Ayam 3.000 Kg.
2) Wilker Karantina Hewan Bandara Mutiara Palu
Melaksanakan tindakan Karantina Hewan terhadap beberapa Media Pembawa, diantaranya Ayam 193 ekor, Burung 1.075 ekor, Kus Kus Beruang 44 ekor, Sarang Walet 9.644 Kg dan Telur Semut/Kroto 19.001 ekor
Kambing 2.248 ekor, Sapi 2.428 ekor, Ayam 1.212 ekor, dan Kulit Sapi Garaman 2.575 Lembar
4) Wilker Karantina Hewan Luwuk Pelaksanaan tindakan Karantina Hewan yaitu Ayam 82 ekor, Burung 1.713 ekor, Sarang Burung Walet 37 ekor, dan Daging Burger 249 Kg.
5) Wilker Pagimana
Kambing 808 ekor, Ayam 220 ekor, Sapi 52 ekor dan Babi Potong 720 ekor
Karantina Tumbuhan, volumedan frekwensi kegiatan operasional Karantina Tumbuhan mengalami peningkatan dibanding 2014. Hal ini mengidentifikasi semakin meningkatnya lalulintas Media Pembawa serta makin baiknya petugas dalam melakukan pengawasan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat 1. Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan
Tindakan karantina tumbuhan merupakan proses tindakan yang dikenakan terhadap setiap media pembawa OPT/OPTK yang dilalulintaskan baik impor, domestik maupun ekspor
a. Impor, tahun 2015 Sulawesi tidak impor produk pertanian sama seperti tahun sebelumnya
b. Ekspor, frekuensi MP OPT/OPTK cendrung mengalami penurunan dari tahun ke tahun dilihat dari frekuensi kegiatannya maupun terhadap volume media pembawa. Jenis Komoditas Pertania yang diekspor Tahun 2015 khususnya pengguna PC (Phyosanitary Certficate) adalah Kelapa bulat, biji Kakao, kayu olahan, kayu ebony dan pallet. Sebagian komoditas dilakukan perlakuan fumigasi oleh fumigator swasta yang telah teregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian dibawah pengawasan petugas karantina pertanian tumbuhan. Total frekuensi kegiatan ekspor yang diawasi adalah 63 kali dengan volume 4.114.098 Kg, 398,3916 M3, 150 Koli dan 17 Kemasan.
Frekuensi tindakan karantina tumbuhan terhadap introduksi Media Pembawa OPT/OPTK pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari 1.070 kali ditahun 2013 dan 2.983 kali di tahun 2015. Volume komoditas yang masuk ke Sulawesi Tengah sebanyak 7.183.911 Kg dan 22,7279 Batang dengan Frekuensi 2.981 Kali. Jenis komoditas yang dilalulintaskan antara lain benihcengkeh, benih jagung, benih kelapa sawit, bibit anggrek, bibit anthurium, bibit aglonema, bibit krisan, bibit cemara, bibit pucuk merah, buah anggur, buah apel, buah pir, buah jeruk, buah klengkeng, sayuran segar, umbi bawang merah, umbi bawang putih, dan lain-lain
d. Domesti Keluar
Hasil pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan domestic keluar sebanyak 164.460.772 Kg, 14.410 Batang, dan 6.145.993 M3. Jenis komoditas yang dilalu-lintaskan antar lain : Alpukat, durian, jruk, mangga, pisang, cabe, kelapa bulat, labu, tomat, kubis, petsai, wortel, beras, biji kapas, jagung, kakao biji, kapuk, kemiri, mede biji, palm karnel oil, cengkeh, daun nibung, minyak sawit mentah, tepung sagu, bungkil kelapa, arang, kopra, balok kayu kelapa, kayu durian, kayu olahan, rotan, getah dammar, getah pinus, karet lempengan dan lain-lain.
1.4 Permasalahan
1. Propinsi Sulawesi Tengah memiliki luas wilayah laut yang cukup luas, sehingga ada banyak pelabuhan – pelabuhan yang dibuat dan banyak pelabuhan – pelabuhan kecil yang belum ditetapkan sebagai wilker, kemungkinan besar ada MP HPHK dan OPTK yang diantar pulaukan tanpa sepengetahuan petugas kartantina.
2. Banyak komoditas pertanian yang merupakan MP HPHK dan OTK yang dilalulintaskan lewat darat yang merupakan diluar tempat pemasukan dan pengeluaran,yang menyebabkan ada MP HPHK dan OPTK yang masuk keluar bebas dari pantauan petugas karantina.
3. Kurangnya jumlah petugas karantina terutama di wilayah kerja yang wilayahnya cukup luas, hal ini sangat besar kemungkinan masuknya berbagai hama dan penyakit hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalu lintas keluar masuknya produk pertanian baik dari luar negeri maupuan antar area. Berkaitan dengan hal tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu menjadi sangat penting sebagai garda terdepan dalam mencegah masuk/keluarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam/dari wilayah Negara Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke area lain.
4. Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong semakin meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tarif (tariff barrier) dalam perdagangan hasil pertanian antar negara. Keadaan ini mendorong masing-masing negara memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan antar negara.
5. Selain itu, secara Operasional, BKP Kelas II Palu masih menghadapi minimnya komitmen petugas karantina dalam pelayanan sertifikasi karantina hewan dan tumbuhan sesuai SOP. Selanjutnya, secara non operasional, BKP Kelas II Palu juga menghadapi minimnya pelaksanaan diklat teknis dan administrasi kepada pegawai.
5. Belum maksimal sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan tindak karantina pertanian diwilayah kerja, seperti : belum tersedianya kandang Instalasi, Perlunya Rehab Gedung Kantor Wilker, Gedung Laboratorium, perlunya pengadaan Tanah.
6. Seringnya terjadi pemotongan dana APBN, sehingga banyak kegiatan-kegiatan penting yang telah direncanakan tidak dapat terlaksana.
1.5 Analisa SWOT
Tabel 1.Faktor Internal
No Aspek Kekuatan
(Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
No Aspek Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
1 Regulasi a. Karantina merupakan
salah satu dari 3 unsur teknis (CIQ) berdasarkan ketentuan international (Annex IX) bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan di tempat pemasukan dan
pengeluaran suatu negara b. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan SK Mentan Badan
Karantina Pertanian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati c. Peraturan Nomor 49/Permentan/OT.140/8/2 012 menetapkan tempat-tempat pemasukan / pengeluaran yang merupakan tanggung jawab Badan Karantina Pertanian
d. Karantina memiliki
landasan hukum yang kuat dalam operasionalnya, yang terdiri dari Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP),
Kep/Peraturan Menteri serta Juklak/Juknis dan Manual a. Kebijakan teknis operasional yang merupakan tindak lanjut amanah PP Nomor 82/2000 yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 10 Pasal sedangkan PP Nomor 14/2002 ada yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 4 Pasal b. Proses revisi UU Nomor 16/1992, pengamatan fungsi terkait keamanan hayati, tentang pengawasan dan penindakan, penambahan sanksi masih belum selesai. c. Protokol karantina
antar negara
pengimpor/pengeksp or (MOU) masih perlu ditingkatkan terkait dalam pelaksanaan sistem perkarantinaan d. Kebijakan teknis
operasional, standar teknik dan metoda masih perlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan
No Aspek Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weaknesses)
Organisasi 9001:2008 dalam hal
manajemen organisasi.
prosedur (SOP) yang memadai c. Minimnya kualitas perencanaan dalam pelaksanaan layanan sertifikasi d. Kurang optimalnya monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaran layanan sertifikasi 3 Sumber Daya Manusia a.Tersedianya petugas karantina hewan/ tumbuhan yang kompeten
a. Minimnya komitmen petugas karantina dalam pelayanan sertifikasi karantina hewan dan tumbuhan sesuai SOP
4 infrastruktur/ Sarana dan Prasarana
a. Tersedianya sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan tupoksi
a. Belum digunakan secara optimal 5 Pelayanan Publik a. Diterapkannya layanan
sertifikasi bebasis teknologi informasi
a. Etos kerja yang kurang baik berdampak pada minimnya penarapan layanan berbasis teknologi informasi 6 Pengelolaan Anggaran a. Perencanaan anggaran sudah baik b. Pemangkasan anggaran secara sepihak oleh pusat menyebabkan tidak berjalannya
kegiatan yang
sudah direncanakan sebelumnya,
Tabel 2.Faktor Eksternal
No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)
1 Sistem Ekonomi/Perdagangan a. Peningkatan jumlah konsumen produk a. Adanya Globalisasi perdagangan dunia
No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)
Internasional pertanian dunia
2 Volume & kompleksitas perdagangan
a. Meningkatnya
frekuensi dan volume bongkar muat
komoditas hewan dan tumbuhan di pelabuhan dan bandara
b. Tingginya permintaan komoditas hewan dan tumbuhan yang
berkualitas dari dlaam maupun luar negeri
a. Tidak diiringi dengan kecapatan, ketepatan serta ketangkasan petugas karantian di lapangan 4 Hubungan dengan instansi terkait c. Terjalinnya komunikasi yang baik kepada instansi terkait b. Minimnya dukungan dengan isntansi terkait terhadap penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan di pelabuhan dan bandara 1.6 Rencana Kerja 2015 – 2019 A. Penguatan Kelembagaan
BKP Kelas II Palu mempunyai rencana strategis dalam hal penguatan kelembagaan, yaitu adanya SOP yang lebih baik. Diharapkan hingga tahun 2019 outcome dari rencana ini adalah pelayanan terukur lancar dan tertib. B. Penguatan SDM
Pentingnya Sumber Daya Manusia yang tidak hanya kompeten di bidangnya melainkan mempunyai etos kerja yang tinggi sehingga BKP Kelas II Palu menargetkan membuat rencana kegiatan seperti In House Training, Ex Hause, Magang serta pembinaan untuk meningkatkan semangat kerja pegawai. Diharapkan dari kegiatan – kegiatan tersebut pelayanan yang diberikan oleh petugas kami di lapangan menjadi aman, lancer dan tertib. C. Pengembangan Infrastruktur/ Sarana/ Prasarana
Agar pegawai/ petugas karantina melaksanakan tugas dengan baik dan efektif, maka perlu juga BKP Kelas II Palu menfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. BKP Kelas II Palu merencanakan akan
peralatan dan mesin. Diharapkan dengan terfasilitasinya pegawai/ petugas karantina dalam menjalankan tugasnya maka pekerjaan akan selesai tepat waktu dan lancar.
1.7 Lampiran
Sub Bagian Tata Usaha
No. Judul Kegiatan Tahun Pelaksanaan
2015 2016 2017 2018 2019
I Penguatan Kelembagaan
- 1 2 2 2
II
Penguatan Sumber daya
manusia
2 1 1
2 5 5
- 1 2 2 2
III Penguatan sarana prasaran
Infrasrutktur
1. Gedung
* Rehab Saluran Air Hujan Kantor Wilker Pantoloan - 267 M2 - - - * Pemasangan Paving Blok - 468 M2 - - - *
Rehab Pagar Kantor
Wilker Pantoloan - 188 M2 - - -
*
Rehab Saluran Air Pagar Wilker Pantoloan
88 M2 -
- - -
* Rehab Rumah Dinas - - 77 M2 - -
* Rehab. Gedung
Pertemuan
- - - 60 M2 -
* Penyambungan
Gedung Kantor Wilker Pantoloan 33 M2 - - 60 m2 * Pembangunan Gedung Arsip - - - 35 M2 - * Pembangunan Incenerator - 15 M2 - - - * Pembangunan Gapura BKP Kelas II Palu - - - 40 M2 - * Pembangunan Secren
House Wilker Luwuk - - - 45 M2 -
House Wilker Toli-Toli * Pembangunan Gedung Wilker Pagimana - - - - 650 M2 * Pengadaan IHK Kesayanagan - - - 19 M2 - * Pengadaan Sumur Dangkal IKH Pantoloan - - - 12 M2 - 2. Pengadaan Tanah
* Tanah IKH Pantoloan 8.000 M2
- - - -
* Tanah IKH Toli-Toli - - 3.000 M2 - -
*
Tanah Kantor Wilker
Pagimana - - - 1.500 M2 -
* Tanah Kantor Wilker Donggala
- - - -
700 M2
3 Pengadaan Fasilitas dan Penunjang Perkantoran Lainnya * TV.LED 32 Inchi 2 1 - 2 - * Alat Pemadam Kebakaran 6 Kg 2 - - - - * Alat Peadam Kebakaran 3 Kg 3 - - - - * Lemari Es - - 2 - - * Kompor Gas 1 - - - - * Dispenser 2 2 2 1 1 * AC 5 2 - 2 2
* Mesin Foto Copy - - - 1 -
4 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Kantor Lainnya
* Mesin Pompa Air DAP - 2 - - -
* Genset > 50 KVA - - - - 1
5 Pengadaan Alat Pengolah Data
* Komputer PC 10 5 5 5 6
* Laptop 1 2 2 5 -
* Scaner 5 - 2 2 1
* Gadget Android 2 - 2 2 5
* Printer 5 2 2 2 2
6 Pengadaan Meubelair
* Meja Pelayanan Wilker 1 1 1 1 1
* Kursi Tamu 2 - 2 1 1 * Kursi Chitose - - - 28 - * Lemari Arsip 2 2 2 4 4 * Meja Kerja 2 2 - 2 - * Lemari Koleksi - - - 2 - * Kursi Kerja 2 2 - 2 -
7 Pengadaan Alat Laboratorium
* Timbangan Digital 1 - - 1 1 * Hot Plate 1 - - 1 1 * Kamera Microscope 2 - 1 1 1 * Elisa - - - 1 - * Microscope Compound + Kamera - - - 2 - * Centrifuge - - - 1 - * Rak Incubasi - - 1 - - * Blender - - 1 - - * Vortex - - 1 - - * Alat Pengocok - - 1 - - * PCR Kabinet - - - 1 1 * Microscope Elektron - - - 1 - * BSC - - - 1 - * HIHI - - - - 1
8 Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional *
Kendaraan Dinas Roda
2 (Dua) 5 5 6 2 5
*
Kendaraan Dinas Roda
4 (Empat) - - 1 1 1
Seksi Karantina Hewan
No 3 Pilar Karantina Pertanian TAHUN I II III IV V 1. Penguatan Kelembagaan - Koordinasi dengan UPT - Koordinasi dengan UPT - Koordinasi dengan - Koordinasi dengan UPT - Koordinasi dengan UPT
BBKP Surabaya - Koordinasi dengan UPT BKP Kls I Balikpapan - Koordinasi dengan UPT BKP Kls II Tarakan BKP Kls II Gorontalo - Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan Prop. Sulteng - Koordinasi dengan BBVet Maros - Penyempurn aan SOP - Penyusunan Panduan Mutu 17025 UPT BBKP Kls I Surabaya - Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan Prop. Sulteng - Koordinasi dengan BBVet Maros - Koordinasi dengan Korwas PPNS BKP Kls II Makasar - Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan Prop. Gorontalo - Koordinasi dengan BBVet Maros - Penyempurna an SOP - Koordinasi dengan Korwas PPNS BKP Kls II Yogyakarta - Koordinasi dengan UPT BKP Kls II Pare Pare - Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan Prop. Gorontalo - Koordinasi dengan BBVet Maros - Koordinasi dengan Korwas PPNS 2. Penguatan SDM - - Inhouse Training Persiapan dan Pemahaman Akreditasi Laboratorium SNI/IEC 17025:2008 - Magang Persiapan Akreditasi Laboratorium SNI/IEC 17025:2008 - Inhouse Training tentang pengujian RBT dan HA-HI AI - Inhouse Training tentang Penyakit Brucellosis - Inhouse Training tentang Pengujian Morfologi Anthrax - Magang tentang Pengujian CFT - Magang tentang Pengujian TPC - Inhause Training tentang PPC - Inhouse Training tentang Penyakit Rabies - Inhouse Training tentang Pengujian Elisa Rabies - Magang tentang pengujian Elisa untuk Rabie - Inhouse Training tentang Pengujian Elisa BVD - Magang tentang pengujian Elisa BVD 3. Pengembangan Infrastruktur/Sarana/ Prasarana 1. Autoclave 1. Shaker 2. PH Meter 3. Sentrifug e Hematokr it 1. BSC 2. PH Meter Liquid 3. Vortex 4. Mikropipet Multichan nel 1. Mikroskop Kamera 2. Autoclave 3. Timbangan digital 4. Lemari dokumen 1. BSC
6. Laptop Kasie KH 7. Printer Kasie KH 8. Printer Fungsiona l KH 9. PC laboratoriu m KH 10. Printer dot matrik lab KH 11. Pembang unan IKH hewan keayanga n di wilker Bandara 12. Pembang una Incenerato r di wilker Bandara 13. Lemari jas lab KH penunjang KH 5. Lemari arsip peraturan KH TARGET PROGRAM/ KEGIATAN SASARAN SASARAN INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019 1 2 3 4 5 6 7 8 Pemeriksaan 10449 11070 11122 11324 113555 Pengasingan - 5 6 8 2 Pengamatan - 10 12 15 23
Perlakuan 1057 1055 1065 1086 1089 Penahanan - 5 5 7 6 Penolakan - 1 - 1 1 Pemusnahan 2 1 2 2 2 Pembebasan 9084 9088 9089 9099 9020 Penilaian Kelayakan/ Monitoring IKHS 6 6 8 10 12 IK K Pengawasan dan Penindakan 1 1 1 1 1 IK K Penyidikan 1 1 1 1 1 IK K Pemantauan HPHK 1 1 1 1 1 Meningkat nya kualitas laboratoriu m dan SDM UPT karantina pertanian
Seksi Karantina Tumbuhan
PROGRAM SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
Penguatan Kelembagaan (koordinasi) in line inspections :
No. Rencana kegiatan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. Penilaian dan persetujuan Tempat Lain tindakan karantina tumbuhan
2 22 24 30 35
2. Supervisi Perusahaan Fumigasi phospin teregistrasi Barantan
1 1 1 1 1
3. Penilaian Intalasi Karantina Tumbuhan 1 1
4. 1 1
Penguatan SDM (inhouse training) : Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Meningkatnya kompetensi/kemampuan pengujian petugas laboratorium Adanya pengakuan hasil pengujian laboratorium karantina tumbuhan Tercapainya akreditasi laboartorium SNI:ISO/IEC 17025 1 Meningkatnya kualitas pengujian laboratorium karantina tumbuhan Adanya penambahan ruang lingkup pengujian
1 1
Meningkatnya kualitas pelayanan karantina tumbuhan
Nilai indeks kepuasan masyarakat Meningkatnya kepatuhan dan kepatuhan pengguna jasa karantina tumbuhan Berkurangnya jumlah tindakan pelanggaran peraturan KT
No. Rencana kegiatan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. In house training identifikasi Trogoderma granarium 1
2. In house training PPC 1
3. In house training penulisan AROPT antar area 1
4. Magang perlakuan fumigasi pospin 1
5. Magang pengelolaan sampel laboratorium 1
6. Magang pembuatan koleksi 1
7. Magang identifikasi mealybug 1
8. Magang identifikasi tungau 1
9. Magang deteksi P.sorghi pada benih jagung dengan metode ELISA
1
Pengembangan Infrastruktur/sarana/prasarana a. Alat Laboratorium
No. Rencana kegiatan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. BioSafety Cabinet 1 1
2 Mikropipet 1 set + tip 1
3 Shaker 1
4 Vortex 1
5 Mikroskop stereo integrasi dengan monitor 1
6 Hotplate stirrer 1 7 Oven 1 8 Elisa Reader 1 9. Otomatic balance 1 10. Waterbath 1 11. Refrigrator 1
12. PCR
13. Mesin elektroforesis
14. Meja laboratorium 1 1 1