KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA
MODUL 7
PENERAPAN SISTEM PERLINDUNGAN ANAK
DALAM PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Sistem Perlindungan Anak (SPA) yang telah disampaikan pada modul-modul sebelumnya, selanjutnya diharapkan untuk diterapkan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang telah dianalisis melalui SPA tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan SPA, dalam rangka mewujudkan perencanaan dan penganggaran yang memenuhi Konvensi Hak Anak. Sesi ini menjelaskan tentang penerapan SPA tersebut dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran, sesuaai dengan siklus perencanaan dan penganggaran yang berlaku saat ini, baik di tingkat nasional, maupun daerah.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari Modul 7, diharapkan peserta memahami dan menerapkan SPAdalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengalami proses pembelajaran, semua peserta diklat diharapkan mampu : 1) menjelaskan siklus perencanaan dan penganggaran yang berlaku;
2) menganalisis dan mengevaluasi dokumen perencanaan dan penganggaran tahun berjalan sesuai dengan SPA; dan
3) menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran untuk periode berikutnya berdasarkan SPA.
3. Materi Pokok dan atau Sub Materi Pokok
Materi pokok dan sub materi pokok Modul 7 adalah: 1. Pendahuluan
1.1 Deskripsi singkat 1.2 Tujuan pembelajaran
1.2.1 Kompetensi dasar 1.2.2 Indikator keberhasilan 1.3 Materi pokok dan sub materi pokok 1.4 Bahan/media belajar
1.5 Metode dan proses pembelajaran 1.6 Langkah-langkah kegiatan
2. Siklus Perencanaan dan Penganggaran:
2.1 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Nasional; 2.2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Daerah.
3. Penerapan SPA dalam Perencanaan dan Penganggaran Nasionaldan Daerah: 3.1 Penguatan pelaksanaan program/kegiatan pada dokumen perencanaan dan
penganggaran tahun berjalan; dan
3.2 Penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran periode selanjutnya. 4. Bahan/Media Belajar
Bahan atau media belajar yang dipergunakan adalah: slide paparan, modul, lembar kerja 7, Acuan Analisis 7, Bahan Bacaan, white board, sound system, infocus/OHP dan laptop/note book, kertas flipchart, spidol, kertas metaplan (MP), dan selotip.
5. Metode dan Proses Pembelajaran
Metode yang dipergunakan adalah diklat interaktif disertai contoh kasus dan diskusi kelompok tentang materi yang diberikan. Modul ini disampaikan dalam 3 sesi yang meliputi: pemaparan materi oleh fasilitator dan tanya jawab, diskusi kelompok terkait analisis dari salah satu kegiatan dalam RKP/RKPD sesuai SPA, dan diskusi kelompok penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran periode selanjutnya sesuai SPA.
6. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Penjelasan Sesi & Tayangan Video (15’) Refleksi dan Rangkuman (15’) Presentasi dan Tanya jawab (30’) Pleno II (30’) Diskusi Kelompok I (45’) Diskusi Kelompok II (60’) Pleno I (30’) 1. Penjelasan sesi
Fasilitator menjelaskan tujuan sesi (lihat Slide Modul 7) serta proses yang akan dilakukan dalam pelatihan ini, yaitu adanya presentasi dan tugas kelompok. Fasilitator menekankan bahwa sesi ini berisi penerapan SPA dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.
Selanjutnya, Fasilitator menayangkan Video tentang “Kisah Siti”. Dikarenakan durasi video cukup lama, Fasilitator disarankan untuk tidak sampai selesai. Setelah menonton video Fasilitator mengajak peserta untuk
• Bagaimana tanggapan Anda dengan tayangan video ini? • Apa yang akan Anda lakukan sebagai pribadi?
2. Presentasi dan tanya-jawab
a. Sesi inidimulai dengan presentasi fasilitator, tentang:
□ Siklus Perencanaan dan Penganggaran, termasuk tahapan dan dokumen yang dihasilkan pada setiap tahapannya;
□ perbedaanantaraSiklus Perencanaan dan Penganggaran tingkat nasional dan daerah.
b. Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya-jawab. 3. Diskusi kelompok I dan II
a. Dapat mengacu pada Slide Modul 7.
b. Fasilitator menjelaskan bahwa tujuan diskusi kelompok untuk menyusun kegiatan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran yang sesuai SPA. Peserta menggunakan lembar kerja Modul 7.
c. Fasilitator meminta peserta berada dalam kelompok sesuai modul 1-5. - Kelompok 1 Sistem Hukum dan Kebijakan
- Kelompok 2 Sistem Peradilan Anak
- Kelompok 3 Sistem Kesejahteraan Sosial Anak dan Keluarga - Kelompok 4 Sistem Perubahan Perilaku Sosial
- Kelompok 5 Sistem Data dan Informasi. d. Setiap kelompok:
- Memilih satu kegiatan/intervensi yang diusulkan dari lembar kerja 2 – 6. - Selanjutnya tentukan sasaran dan indikator dari kegiatan/intervensi yang
diusulkan tersebut
- Identifikasi target yang akan dicapai dan kebutuhan anggaran untuk mencapai target tersebut
- Gunakan LK 7, dengan alokasi waktu sekitar 45 menit. 3. Pleno hasil diskusi kelompok
a.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, LK Modul 7. Batasi presentasi agar tidak lebih dari 10 menit per kelompok.b.
Fasilitator (dan peserta lain) dapat memberikan masukan terhadap hasil yang telah dipresentasi.4. Refleksi
Fasilitator meminta peserta menyampaikan apa yang mereka pelajari di sesi ini (materi) dan pendapat mereka tentang proses di sesi ini.
BAB II
SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
A. Siklus Perencanaan dan Penganggaran
Keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran di tingkat nasional dan daerah yang berlaku saat ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar II.1
Keterkaitan Perencanaan dan Penganggaran Nasional dan Daerah
Sumber: Direktorat KP3A-Bappenas
Perencanaan di tingkat nasional dapat dibedakan menjadi tiga:
1) Perencanaan Jangka Panjang untuk periode 20 tahun. Salah satu dokumennya adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025;
2) Jangka Menengah untuk periode 5 tahun. Beberapa dokumennya adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; dan Rencana Strategis Kementerian Lembaga (Renstra K-L) 2015-2019; dan
3) Jangka Pendek untuk periode satu tahun. Beberapa dokumennya adalah Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2015 dan Rencana Kerja Kementerian Lembaga (Renja K-L) 2015.
B. Siklus Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Siklus perencanaan dan penganggaran di daerah adalah sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Gambar II.2
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Sumber: Direktorat KP3A-Bappenas
Sebagaimana halnya di tingkat nasional, maka perencanaan di daerah juga terbagi menjadi tiga:
1) Perencanaan Jangka Panjang untuk periode 20 tahun. Salah satu dokumennya adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025;
2) Jangka Menengah untuk periode 5 tahun. Beberapa dokumennya adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017; dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) 2013-2017; dan
3) Jangka Pendek untuk periode satu tahun. Beberapa dokumennya adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2015 dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) 2015.
BAB III
PENERAPAN SPA DALAM PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN NASIONAL DAN DAERAH
Penerapan SPA dalam perencanaan dan penganggaran di tingkat nasional dan daerah pada dasarnya dapat dilakukan dalam dua tahapan:
1) Untuk menganalisis, memperkuat, dan mengevaluasi pelaksanaan program/ kegiatan terkait perlindungan anak yang tercantum dalam dokumen perencanaan dan penganggaran pada tahun berjalan; dan
2) Untuk menyusun program/ kegiatan pada periode selanjutnya.
Tahapan dalam penerapan SPA tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
A. Penguatan Pelaksanaan Program/ Kegiatan pada Tahun Berjalan
Dalam rangka penguatan pelaksanaan program/ kegiatan pada tahun berjalan, SPA ini dapat digunakan dalam memantau pelaksanaan program/ kegiatan yang berjalan, apakah sudah tepat sasaran/ sesuai dengan SPA atau belum. Di samping itu, SPA tersebut dapat diterapkan pula dalam menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan program/ kegiatan yang telah selesai pada akhir tahun berjalan. Hasil analisis dan evaluasi ini merupakan dasar untuk perbaikan dan penyusunan program/ kegiatan terkait Perlindungan Anak pada periode selanjutnya.
B. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Periode
Selanjutnya
Dalam rangka penyusunan program/ kegiatan untuk dokumen perencanaan dan penganggaran periode selanjutnya, maka SPA ini dapat diterapkan pada:
1) gambaran analisis kondisi saat ini, sebagai titik awal dalam penerapan program/ kegiatan untuk meningkatkan perlindungan anak;
2) pemanfaatan sistem data dan informasi dalam rangka mengidentifikasikan permasalahan, serta tantangan dan hambatan yang akan dihadapi pada periode mendatang;
3) memanfaatkan hasil analisis SBA sesuai dengan isu terkait, dalam rangka menyusun program/ kegiatan untuk mengatasi permasalahan, hambatan, dan tantangan pada butir 2); dan
4) merumuskan indikator dan base line dari pengukuran kinerja setiap program/ kegiatan tersebut, untuk dapat dipantau dan dievaluasi hasilnya secara akurat.
Program/ kegiatan tersebut selanjutnya dipastikan pendanaannya dalam tahap penganggaran, sehingga dapat diimplementasikan dan diawasi, agar pelaksanaannya sesuai dengan SPA.
Contoh matriks pagi indikatif
RANCANGAN PAGU INDIKATIF NON OPERASIONAL KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2017 (JUTA RUPIAH)
BAGIAN ANGGARAN : 024
KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN
KODE
PROGRAM SUMBER PENDANAAN
K/L PROG RUPIAH PLN RMP PLN HLN RMP HLN PDN SBSN PNBP BLU JUMLAH1)
024 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 03 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 04 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 06 Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 07 Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 08 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 10 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (PPSDMK) XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 11 Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX
JUMLAH XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX
PENJELASAN :
1) Angka pada Kolom Jumlah BELUM memperhitungkan alokasi Belanja Operasional :
a. Belanja Pegawai Operasional Rp. xxx Juta b. Belanja Barang Operasional Rp. xxx Juta 2) Total alokasi Pagu Indikatif K/L Rp. xxx Juta 3) Alokasi Pagu Indikatif K/L sudah memperhitungkan :
a. Belanja Anggaran Pendidikan Rp. xxx Juta b. Belanja Anggaran Kesehatan Rp. xxx Juta
FORMULIR 1 : ALOKASI PER PROGRAM
KELUARAN 1
RANCANGAN PAGU INDIKATIF KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2017
(JUTA RUPIAH)
BAGIAN ANGGARAN : 024 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN
TARGET ALOKASI (Juta Rupiah) 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
024.11 Program Penguatan Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional XXXX XXXX XXXX XXXX
024.11.5610 Pengembangan Pembiayaan Kesehatan
dan JKN/KIS XXXX XXXX XXXX XXXX
Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS
Antar Kelompok
Pendapatan Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan (Bantuan Sosial)
Bantuan iuran jaminan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
(dalam juta) 94400000 XXXX XXXX XXXX XXXX
Antar Kelompok
Pendapatan Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan (Bantuan Sosial)
Bantuan iuran jaminan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Perumusan petunjuk teknis (Juknis) penguatan secondary prevention pelayanan kesehatan dalam JKN yang ditetapkan
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini
Jumlah juknis penguatan secondary prevention pelayanan kesehatan dalam
JKN yang ditetapkan 3 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini
Perumusan pedoman untuk optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber dana kapitasi JKN dan BOK untuk mendukung upaya promotif dan preventif di Puskesmas
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini
Jumlah pedoman untuk optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber dana kapitasi JKN dan BOK untuk mendukung upaya promotif dan
preventif di Puskesmas yang disusun 1 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini
Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan
Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
(dalam juta) 94400000 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan
Skema pembiayaan melalui kerjasama pemerintah dan swasta (kps) di bidang kesehatan
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan
Jumlah skema pembiayaan melalui ppp kerjasama pemerintah dan swasta (kps) di bidang kesehatan yang dihasilkan
2 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan
JUMLAH XXXX XXXX XXXX XXXX
Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Kode Program/Kegiatan Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Program /Indikator Kinerja Kegiatan
FORMULIR 2 : RINCIAN KEGIATAN PRIORITAS
RANGKUMAN
1. Penerapan SPA dalam PPRA harus menyesuaikan dengan siklus perencanaan dan penganggaran yang berlaku, baik di tingkat pusat, maupun di daerah.
2. Sistem Perlindungan Anak dapat dijadikan dasar dalam menyusun program/ kegiatan untuk dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran periode selanjutnya.
3. Dalam penyusunan perencanaan dan pengganggaran dalam kerangka SPA sebaiknya memperhatikan hasil analisis kesenjangan dan intervensi prioritas di setiap elemen SPA.
LEMBAR KERJA 1
Matrik Rancangan Pagu Indikatif SKPD ... Tahun 2017
Program/ Kegiatan (intervensi)
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan
TARGET ALOKASI (Juta Rupiah)
2017 2017
RANCANG BANGUN PEMBEL AJ ARAN MAT A DIKL AT (RBPMD) DIKL
AT SISTEM PERLINDUNGAN ANAK
1. Nama Dikla t : Diklat Sistem P erlindungan Anak 2. Nama Mata Diklat : Penerapan SP A dalam Dokumen P er encanaan dan P enganggaran 3. Alokasi W ak tu : 5 JP (225 menit) 4. T ujuan P embelajaran : a. K ompetensi Dasar : Peser ta mampu memaham i dan menerapkan SP
A dalam penyusunan per
encanaan dan penganggaran.
b. Indikator K eberhasilan : Peser ta mampu : - menjelaskan per
encanaan dan penganggaran r
esponsif
anak;
-
menjelaskan
siklus per
encanaan dan penganggaran y
ang berlaku; - meng analisis dan menge valuasi dokumen per encanaan dan penganggaran tahun berjalan sesuai dengan re view SP A; dan - menyu sun do kumen per
encanaan dan penganggaran un
tuk periode berikutny
a ber dasarkan SP A. No. Indikator Keberhasilan Materi P okok Sub Materi P okok Metode Alat Bantu/Media Estimasi W aktu Ref. 1. Menjelaskan per encanaan dan
penganggaran responsif anak
Per encanaan dan penganggaran y ang responsif anak a. Konsep P er encanaan dan P enganggaran
yang Responsif Anak (PPRA);
b. Klasifikasi an ggaran r espons if anak ; 2.
Menjelaskan siklus per
encanaan dan penganggaran y ang berlaku Siklus P er encanaan dan P enganggaran a. Siklus P er encanaan dan P enganggaran Nasional; b. Siklus P er encanaan dan P enganggaran Daerah. · Penjelasan Sesi · Pr esentasi dan T any a jawab · Bahan Pr esentasi (Slide Modul 7). · LCD pr oject or , Laptop, white boar d, sound system . 1 JP
3. Menganalisis dan menge
valuasi
dokumen per
encanaan dan
penganggaran tahun berjalan sesuai dengan SP
A
Penguatan pelaksanaan program/k
egiatan
pada dokumen per
encanaan dan
penganggaran tahun berjalan
a.
memantau pelaksanaan pr
og
ram/
kegiatan y
ang berjalan, apakah sudah
tepat sasaran/ sesuai dengan SP
A atau
belum.
b.
menganalisis dan menge
valuasi
pelaksanaan pr
ogram/ k
egiatan y
ang telah
selesai pada akhir tahun berjalan.
·
Diskusi Kelompok I
·
Studi kasus
·
Pleno hasil Diskusi kelompok I
·
Lembar K
erja Modul
7.1
·
Acuan Analisis Modul 7.1
· LCD pr oject or , Laptop, Ker tas flipchar t, white boar d, sound system ,spidol, k er tas metaplan (MP), selotip. 2 JP 4.
Menyusun dokumen per
encanaan dan
penganggaran untuk periode berikutny
a
ber
dasarkan SP
A
Penyusunan dokumen per
encanaan dan
penganggaran periode selanjutny
a
a. gambaran analisis kondisi saat ini,
sebagai titik awal dalam penerapan program/ k
egiatan untuk meningkatkan
perlindungan anak;
b. pemanfaatan sistem data dan informasi
dalam rangka mengidentifikasikan permasalahan, ser
ta tantangan dan
hambatan y
ang akan dihadapi pada
periode mendatang;
c. memanfaatkan hasil analisis SBA
sesuai dengan isu terkait, dalam rangka menyusun pr
ogram/ k
egiatan untuk
mengatasi permasalahan, hambatan, dan tantangan pada butir 2); dan
d. merumuskan indikator dan base line
dari pengukuran kinerja setiap pr
ogram/
kegiatan tersebut, untuk dapat dipantau dan die
valuasi hasilny a secara akurat. · Diskusi Kelompok II · Studi kasus ·
Pleno hasil Diskusi kelompok II
· Lembar K erja Modul 7.2 · LCD pr oject or , Laptop, Ker tas flipchar t, white boar d, sound system ,spidol, k er tas metaplan (MP), selotip. 2 JP
Modul 7. Penerapan Sistem Perlindungan Anak dalam
Perencanaan dan Penganggaran
©Bappenas/Yosi Diani Tresna
TUJUAN SESI
Di akhir sesi, peserta mampu:
• Menjelaskan perencanaan dan penganggaran responsif
anak
• menjelaskan siklus perencanaan dan penganggaran
yang berlaku;
li i d
l
i d k
• menganalisis dan mengevaluasi dokumen perencanaan
dan penganggaran tahun berjalan sesuai dengan review
SPA; dan
• menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran
menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran
yang responsif anak untuk periode berikutnya.
Cuplikan Situasi (kesenjangan) Perlindungan Anak
Masih terdapat sekitar
2 k Penyandang
Hampir
80%
dari seluruh anak di Indonesia tidak dapat mengakses 1 sampai dengan 3 dari 24,1 persen anak yangbelum memiliki akta kelahiran (Susenas 2013).
masalah
kesejahteraan sosial anak (PMKSA): ada 2,7 juta pekerja anak usia 15-17 tahun, 2,9 juta anak terlantar
tidak dapat mengakses 1 sampai dengan 3 dari kebutuhan dasarnya termasuk identitas
hukum, kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi, serta perlindungan.
(SMERU-BAPPENAS-UNICEF)
kematian bayi sebesar 32 per 1 000 36 99%anak usia 3-6 tahun yang juta anak terlantar (BPS); 6006 kasus ABH dengan 3507 nak penghuni lapas,
16765 kasus kekerasan(KPAI),
kematian bayi sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita sebesar 44 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012),
19,6%
anak usia 0-4 tahun mengalami kurang gizi, dan37,2% balita mengalami36,99% anak usia 3-6 tahun yang
tidak mengikuti pendidikan anak usia dini, serta
1,9%
anak usia 7-12 tahun, 9,3 persen anak usia 13-15 tahun, dan38,9%
anakusia 16-18 tahun tidak bersekolah ( ),
205,7 ribu panti asuhan, 44,3 Juta anak atau 52,7% dari populasi anak yang hidup dibawah garis
g , , g
stunting (Riskesdas 2013). usia 16 18 tahun tidak bersekolah(Susenas, 2013).
Kekerasan dan perlakuan salah lainnya terhadap anak masih tinggi. Survey
Kekerasan Terhadap Anak (KTA) menunjukan bahwa prevalensi kekerasan yang dialami anak usia 13 – 17 sangat tinggi, belum lagi kalau kita
Modul 7 3
kemiskinan dengan hidup kurang dari 2$ perhari, (berbagai
sumber)
y g g gg , g
menyaksikan berita akhir-akhir ini marak terjadi banyak kasus kekerasan dan penelantaran terhadap anak, bahkan itu terjadi di lingkungan terdekat anak, di sekolah, di rumah, di jalan, di pasar dan dilakukan oleh orang terdekat.
(Kemsos-Bappenas-UNICEF)
Cuplikan Situasi (kesenjangan) Perlindungan Anak
• Bagaimana tanggapan Anda terhadap situasi atau
besaran masalah ini?
besa a
asa a
• Apa yang akan Anda lakukan dalam kapasitas sebagai
pribadi, kelompok masyarakat atau institusi
pemerintah?
Kaitkan dengan 5 elemen Sistem
Perlindungan Anak yang telah dipelajari
Modul 7 4
Perlindungan Anak yang telah dipelajari
sebelumnya
Sistem Hukum dan Kebijakan
Sistem Hukum dan Kebijakan
Sistem
kesejateraan Sistem
P dil
j
Sosial bagi anak dan keluarga
Peradilan
Dukungan Parenting, pengasuhan anak, konseling dll.,pelayanan dasar lain, yaitu Kesehatan dan Pendidikan
Pengasuhan Anak, Pengadilan Anak, Perawatan, Adopsi, saksi anak dan korban anak
Perubahan Perilaku Sosial
Modul 7 5
Sistem
Sistem Data
Data dan
dan Informasi
Informasi Perlindungan
Perlindungan Anak
Anak
Sistem
Sistem Data
Data dan
dan Informasi
Informasi Perlindungan
Perlindungan Anak
Anak
Pengertian dan Konsep Dasar Perencanaan &
Pengganggaran Responsif Anak (PPRA)
PPRA adalah Perencanaan dan penganggaran yang secara eksplisit
merefleksikan dan fokus pada pemenuhan hak anak untuk hidup, tumbuh
kembang, terlindungi, dan berpartisipasi serta menerapkan prinsip
perlindungan anak dalam semua sektor pembangunan yang terkait dengan
anak
PPRA adalah Perencanaan dan penganggaran yang secara eksplisit
merefleksikan dan fokus pada pemenuhan hak anak untuk hidup, tumbuh
kembang, terlindungi, dan berpartisipasi serta menerapkan prinsip
perlindungan anak dalam semua sektor pembangunan yang terkait dengan
anak
anak.
anak.
A l b d k t k k (A di li kl t h k
A l b d k t k k (A di li kl t h k
Anggaran Responsif Anak:
Anggaran Responsif Anak:
Anggaran yang secara langsung berdampak untuk anak, (Anggaran di lima klaster hak
anak).
Anggaran tidak langsung menyasar ke anak, tapi memfasilitasi pelayanan untuk anak.
(anggaran untuk memfasilitasi pelayanan di lima klaster hak anak, misalkan anggaran untuk penguatan kelembagaan)
A tid k l t k k t t i l d li d
Anggaran yang secara langsung berdampak untuk anak, (Anggaran di lima klaster hak
anak).
Anggaran tidak langsung menyasar ke anak, tapi memfasilitasi pelayanan untuk anak.
(anggaran untuk memfasilitasi pelayanan di lima klaster hak anak, misalkan anggaran untuk penguatan kelembagaan)
A tid k l t k k t t i l d li d
Modul 7 6
Anggaran yang secara tidak langsung untuk anak, tetapi relevan dengan perlindungan
anak (mengarusutamakan prinsip hak anak dalam semua bidang pembangunan yang terkait dengan anak, yaitu dimana anak menjadi bagian dari penerima manfaat kelompok sasaran pembangunan, misalkan ketika membangun fasilitas publik).
Anggaran yang secara tidak langsung untuk anak, tetapi relevan dengan perlindungan
anak (mengarusutamakan prinsip hak anak dalam semua bidang pembangunan yang terkait dengan anak, yaitu dimana anak menjadi bagian dari penerima manfaat kelompok sasaran pembangunan, misalkan ketika membangun fasilitas publik).
Anggaran Responsif Anak
APBN/APBD – RKA – DPA/DIPA – Sumber lain (CSR, Donor, dst)
APBN/APBD – RKA – DPA/DIPA – Sumber lain (CSR, Donor, dst)
Anggaran Khusus PA
Anggaran untuk belanja langsung dalam menutupi
Anggaran Fasilitasi layanan PA Anggaran penyusunan Anggaran Relevan dengan PA mengarusutamakan prinsip langsung dalam menutupi
biaya operasional dan personal perlindungan anak
di lima klaster hak anak Anak menjadi sasaran
regulasi perlindungan anak baik di pusat maupun di
daerah
Anggaran untuk penguatan
mengarusutamakan prinsip hak anak dalam semua bidang pembangunan yang
terkait dengan anak Anak menjadi sasaran
langsung dari program atau kegiatan
Anak memperoleh manfaat
Anggaran untuk penguatan kelembagaan perlindungan
anak
Anggaran untuk peningkatan langsung dari
program/kegiatan kapasitas penyedia layanan perlindungan anak
Modul 7 7
PENDEKATAN PEMBANGUNAN:
HOLISTIK, TEMATIK, TERINTEGRASI, DAN SPASIAL
Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi
pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Perubahan pedekatan: Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak
berdasarkan money follow function, tetapi money follow program prioritas.
Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi,, , g , dan spasialp dalam
perencanaan pembangunan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga pelaksanaan
Holistik-Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional, perlu
koordinasi multi Kementerian/Lembaga.
Integratif: Pencapaian sasaran prioritas nasional perlu dilakukan
secara terintegrasi dari berbagai sektor pembangunan dan jenjang pemerintahan.
Spasial: Perlu sinkronisasi lokasi pembangunan untuk meningkatkan
manfaat dan daya ungkit pembangunan yang dirasakan olehy g p g y g
masyarakat.
Fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbukti
manfaatnya. Program-program lain akan minimal alokasinya.
Slide - 8
PROGRAM PRIORITAS PENGHORMATAN, PERLINDUNGAN, DAN PEMENUHAN
HAK ATAS KEADILAN
K/L UPAYA/KONTRIBUSI
Komnas HAM Proses judisial 7 kasus pelanggaran HAM masa lalu
K/L UPAYA/KONTRIBUSI
Kemenkumha
m Harmonisasi rancangan regulasi terkait HAM; rekomendasi telaahan regulasi berperspektif HAM K HAM K ji l i it i k d i Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan terkait HAM Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan terkait HAM Pendidikan HAM Pendidikan HAM
pelanggaran HAM masa lalu Komnas
Perempuan Pengelolaan resource center kekerasan thdp perempuan Kemenkumham Penanganan dugaan pelanggaran
HAM
K/L UPAYA/KONTRIBUSI
Kemenkumham Diklat fungsional HAM MA Dikl t H ki b b i HAM
Komnas HAM Kajian regulasi, monitoring rekomendasi Komnas
Perempuan Rekomendasi kebijakan dalam regulasi Kemendagri Monitoring & evaluasi perda diskriminatif
PENGHORMATAN, PERLINDUNGAN, DAN PEMENUHAN HAK ATAS PENGHORMATAN, PERLINDUNGAN, DAN PEMENUHAN HAK ATAS Penegakan HAM Penegakan HAM Pendidikan HAM bagi Aparat Penegak Hukum Pendidikan HAM bagi Aparat Penegak Hukum K/L UPAYA/KONTRIBUSI Kejaksa
an Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat Kemenk
umham Penyelesaian harmonisasi RUU KKR
K/L UPAYA/KONTRIBUSI
K P b k k bij k MA Diklat Hakim berbasis HAM Komnas HAM Kampanye HAM Kejaksaan Diklat teknis terkait HAM Komnas
Perempuan Pengembangan kampanye publik
HAK ATAS KEADILANHAK ATAS KEADILAN
Penyelesaian Pelanggaran HAM masa lalu Penyelesaian Pelanggaran HAM masa lalu
Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak umham KKR Komnas
HAM Konsep reparasi hak korban pelanggaran HAM masa lalu KPAI Pemuliah korban pelanggaran
HAM dengan korban anak-anak
Kemenk opolhuk am
Tindak lanjut pembentukan Tim Koordinasi Penanganan Pelanggaran HAM berat masa lalu
Komnas
Perempuan Pengembangan konsep kebijakan penanganan KtP Kejaksaan Penyelesaian perkara pidana
umum secara tepat dan akuntabel Polri Penanganan kasus terkait PPA &
ABH
MA Diklat profesional hakim terkait KtP & anak
KPP & PA Kebijakan responsif penanganan
Optimalisasi Bantuan Hukum dan Layanan Peradilan bagi Masyarakat Optimalisasi Bantuan Hukum dan Layanan Peradilan bagi Masyarakat lalu K/L UPAYA/KONTRIBUSI
Kemenkumham Penyebaran OBH; Pembinaan dan Pengawasan Bantuan Hukum
MA Sidang Keliling, Pembebasan biaya perkara, Pos pelayanan hukum
KPP & PA Kebijakan responsif penanganan KtP & anak
KPAI Penanganan terpadu korban KtA LPSK Rehabilitasi korban KtP & anak Kemendagri PTSP korban KtP & anak Kemensos Perlindungan korban di RPTC
Kemenkes Yankes responsif KtP & anak Modul 7 Slide - 9
Sinergi Lintas Bidang dalam Mewujudkan
Perlindungan Anak
(2)Uraian target Uraian target
Uraian target
Jumlah LPAS dan LPKA yang 12 Uraian target
Uraian target Jumlah anak balita, anak
terlantar/jalanan, anak berhadapan 1.620 org Uraian target Persentase pelajar dan mahasiswa yang berperilaku hidup sehat dan dan tidak menyalahgunakan narkoba
0.13% Jumlah pekerja anak yang ditarik dari
bentuk pekerjaan terburuk anak (BPTA)
17,000 Jumlah LPAS dan LPKA yang
melaksanakan Pendidikan Anak sesuai standar
12 Jumlah LPKA yang
melaksanakan layanan Pembinaan dan Pengentasan Anak sesuai standar
6 Jumlah LPAS dan LPKA yang melaksanakan layanan Registrasi dan
k
9
Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik
50 Persentase bayi usia kurang 44 Uraian target Persentase ketersediaan sarana dan prasarana kewilayahan dibandingkan tahun sebelumnya 25 % Kemkumham: Kemnaker: • Penarikan Kemkes: • Layanan korban kekerasan POLRI: • Unit layanan
terlantar/jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak dengan disabilitas, anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang mendapatkan Pelayanan Kesejahteraan Sosial di dalam panti
org
Jumlah anak balita, anak terlantar/jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak dengan disabilitas, anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang
13.717
BNN:
• Pencegahan dan penanganan pengguna NAPZA
Assessment Anak sesuai standar (berbasis IT) Jumlah LPAS dan LPKA yang melaksanakan layanan Registrasi dan Assessment Anak sesuai standar (berbasis IT)
9
y g dari 6 bulan yang mendapatkan asi eksklusif 44 PENINGKATAN PENINGKATAN • Pelaksanaan Restorative justice • Pemenuhan hak anak
yang bermasalah dengan hukum pekerja anak pengaduan anak Kemsos: • Rehabilitasi anak • Penanganan NAPZA • Pengasuhan alternatif
mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial diluar Panti
Uraian target
Jumlah pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak anak
14 prov/kab/k ota Persentase penelaahan dan mediasi pengaduan yang ditindaklanjuti
100 Modul 7 10 SISTEM PERLINDUNGAN ANAK SISTEM PERLINDUNGAN ANAK EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN PEMENUHAN HAK ANAK PEMENUHAN HAK ANAK PERLINDUNGAN ANAK KPAI: • Pengawasan dan Layanan pengaduan KPPPA: • P2TP2A • Penanganan KTA Uraian target
Jml K/L dan provinsi/Kab/Kota yang difasilitasi tentang pelaksanaan kebijakan perlindungan kekerasan terhadap anak
4 prov/ka b/kota Jml forum koordinasi pelaksanaan kebijakan perlindungan kekerasan
terhadap anak di K/L dan provinsi
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
RPJPN RPJMN RKP
dikoordinasikan disinergikan dan
Menggunakan pendekatan: • teknokratik,
• partisipatif, • politis,
RPJPD RPJMD RKPD
dikoordinasikan, disinergikan, dan
diharmonisasikan oleh BAPPEDA PROVINSI • atas-bawah • dan bawah-atas.
Dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA
RPJPD RPJMD RKPD partisipatif, terukur,
berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.
Sumber: Kementerian Dalam Negeri
ALUR DOK PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
Pola hubungan antar dokumen perencanaan dan
penganggaran penganggaran, mengharuskan adanya konsistensi dan sinkronisasi
perencanaan antar SKPD, Antar Daerah, dan antar level pemerintahan. Tugas
Bangda adalah menjaga konsistensi dan sinkronisasi
ini, dan memastikan bahwa indicator SPM secara konsisten direncanakan dan
dianggarkan dalam RPJMD, RKPD, dan APBD.
SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
(1)
Modul 7 13
SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
(2)
INTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN
PENGANGGARAN DAERAH
RPJPD RPJMD Renstra SKPD RPJPD RPJPD dilaksanakan melalui RPJMD; RPJMD dijabarkan kedalam Renstra SKPD dan
diterjemahkan kedalam RKPD;
RPJMD menjadi dasar pencapaian kinerja
daerah jangka menengah yang dilaksanakan
Renja
SKPD RKPD
KUA PPA
j g g y g
melalui Renstra SKPD;
Keberhasilan pencapaian visi & misi kepala
daerah ditentukan oleh keberhasilan pencapaian visi & misi Renstra SKPD;
Seluruh program selama lima tahun seluruh
Renstra memedomani program prioritas dalam
KUA PPA
Rancangan APBD
RKA-SKPD
Renstra memedomani program prioritas dalam RPJMD;
RPJMD dilaksanakan melalui RKPD;
Renja SKPD menerjemahkan program prioritas
(RKPD) kedalam kegiatan prioritas;
RKPD sebagai dasar penyusunan RAPBD;
APBD DPA-SKPD
Realisasi (triwulan) DPA-SKPD menjadi dasar
pengendalian (hasil) RKPD dan Renja SKPD.
Sumber: Kementerian Dalam Negeri
Proses Musrenbang dalam mendorong kulitas program
PA
Hasil yang diharapkan
Proses:
• Pra musrenbang: Mampu menemukan rumusan program yang
akan diajukan dari perwakilan forum anak atau organisasi penggiat hak anak di wilayah masing-masing Selain itu dapat
• Musrenbang
berperspektif hak anak sesuai dengan
permeneg PP PA nomor 25 t h 2015 t t
penggiat hak anak di wilayah masing-masing. Selain itu dapat dilaksanakan konsultasi anak dengan semua karakteristik kondisi anak.
• Proses Musrenbang: Perwakilan anak dapat kesempatan
untuk menyampaian rumusan program dan aspirasi secara nyaman. Integrasi isu prioritas perlindungan anak berdasarkan
h il ASIA t h il li i k j li d k
25 tahun 2015 tentang partisipasi anak dalam kegiatan musrenbang
hasil ASIA atau hasil analisis kesenjangan perlindungan anak setempat.
• Pasca Musrenbang: Apa saja usulan yang sudah masuk dalam
dokumen perencanaan (RKPD) dan ditindaklanjuti oleh SKPD. Memastikan program-program prioritas perlindungan anak masuk dalam RKP
Demi kepentingan terbaik anak, konsultasi terhadap anak harus terus dilakukan secara berkala dan berarti secara statistik dalam setiap tahap perencanaan dan penganggaran
• Anak tidak dapat diwakili,
• Indeks kebahagiaan dalam hal pelayanan terhadap anak
Modul 7 16
• Indeks kebahagiaan dalam hal pelayanan terhadap anak
• Pelembagaan berbasis anak (Kelembagaan di sekolah dan komunitas Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Anak (PMKSA)
• Tersedia pilihan untuk mengekpresikan pendapat (termasuk pendapat anak terhadap layanan yang tidak mereka peroleh)
Contoh Matriks Renja Kementerian FORMAT KELUARAN
KELUARAN 1 RANCANGAN PAGU INDIKATIF NON OPERASIONAL KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2017
(JUTA RUPIAH)
BAGIAN ANGGARAN : 024
KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN
FORMULIR 1 : ALOKASI PER PROGRAM
KODE
PROGRAM SUMBER PENDANAAN
K/L PROG RUPIAH PLN RMP PLN HLN RMP HLN PDN SBSN PNBP BLU JUMLAH1)
024 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 03 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 04 Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 06 Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 07 Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 08 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 10 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (PPSDMK) XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX 024 11 Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX
JUMLAH XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX
PENJELASAN :
1) Angka pada Kolom Jumlah BELUM memperhitungkan alokasi Belanja Operasional :
a. Belanja Pegawai Operasional Rp. xxx Juta b Belanja Barang Operasional Rp xxx Juta
17
b. Belanja Barang Operasional Rp. xxx Juta 2) Total alokasi Pagu Indikatif K/L Rp. xxx Juta 3) Alokasi Pagu Indikatif K/L sudah memperhitungkan :
a. Belanja Anggaran Pendidikan Rp. xxx Juta b. Belanja Anggaran Kesehatan Rp. xxx Juta
LANJUTAN…
KELUARAN 1
RANCANGAN PAGU INDIKATIF KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2017
(JUTA RUPIAH)
BAGIAN ANGGARAN : 024 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN
TARGET ALOKASI (Juta Rupiah) 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020
024.11 Program Penguatan Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional XXXX XXXX XXXX XXXX
024.11.5610 Pengembangan Pembiayaan Kesehatan
dan JKN/KIS XXXX XXXX XXXX XXXX
Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Kode Program/Kegiatan Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Program /Indikator Kinerja Kegiatan
FORMULIR 2 : RINCIAN KEGIATAN PRIORITAS
J/
Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS
Antar Kelompok
Pendapatan Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan (Bantuan Sosial)
Bantuan iuran jaminan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Jumlah penduduk yang menjadi
peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
(dalam juta) 94400000 XXXX XXXX XXXX XXXX
Antar Kelompok
Pendapatan Pengurangan beban penduduk miskin dan rentan (Bantuan Sosial)
Bantuan iuran jaminan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Perumusan petunjuk teknis (Juknis)
penguatan secondary prevention pelayanan kesehatan dalam JKN yang ditetapkan
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini Jumlah juknis penguatan secondary
prevention pelayanan kesehatan dalam
JKN yang ditetapkan 3 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini Perumusan pedoman untuk
optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber dana kapitasi JKN dan BOK untuk mendukung upaya promotif dan preventif di Puskesmas
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini p
Jumlah pedoman untuk optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber dana kapitasi JKN dan BOK untuk mendukung upaya promotif dan
preventif di Puskesmas yang disusun 1 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Penguatan Promotif dan Preventif : "Gerakan Masyarakat Sehat"
Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini Penduduk yang menjadi peserta
penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan Jumlah penduduk yang menjadi
peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS)
(dalam juta) 94400000 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan Skema pembiayaan melalui kerjasama
pemerintah dan swasta (kps) di bidang kesehatan
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan
18 Jumlah skema pembiayaan melalui
ppp kerjasama pemerintah dan swasta (kps) di bidang kesehatan yang dihasilkan
2 XXXX XXXX XXXX XXXX
Pelayanan Kesehatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPerluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Pembiayaan Kesehatan
Modul 7 19
DISKUSI KELOMPOK
• Tujuan Diskusi Kelompok
Menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran
dengan menggunakan hasil pembahasan dari Lembar
g
gg
p
kerja:
Modul 1 tentang analisa masalah
Modul 2 s/d 6 melihat intervensi/kegiatan prioritas
• Fasilitator meminta peserta berada dalam kelompok sesuai
• Fasilitator meminta peserta berada dalam kelompok sesuai
modul 1-6.
• Total waktu 45 menit
• Alat bantu:
Lembar Kerja Matrik Rancangan Pagu Indikatif (LK
Modul 7)
LEMBAR KERJA 7
Matrik Rancangan Pagu Indikatif SKPD
Tahun 2017
Matrik Rancangan Pagu Indikatif SKPD ... Tahun 2017
Program/Kegiatan
(intervensi) Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan TARGET
ALOKASI (Juta Rupiah)
2017 2017
(1) (2) (3) (4) (5)
Modul 7 21
Contoh; LEMBAR KERJA 7
Matrik Rancangan Pagu Indikatif Badan PP Kabupaten X
Tahun 2017
Program/Kegiatan
(intervensi) Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan TARGET
ALOKASI (Juta Rupiah) 2017 2017 (1) (2) (3) (4) (5) Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan 8.000,0
Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Hukum,
Pertahanan, dan Keamanan 8.000,0
R i 5 K bij k J l h k bij k
Review 5 Kebijakan yang mendukung 30% Keterwakilan Perempuan di Lembaga Legislatif
Jumlah kebijakan yang direview tentang 30% keterwakilan Perempuan
di Lembaga Legislatif 5 dokumen 3.000,0
Pelatihan Kepemimpinan Politik Perempuan Potensial Calon Kepala
Jumlah perempuan potensial calon kepala daerah yang mendapatkan
500 SDM di Pusat dan 15
Modul 7 22
Potensial Calon Kepala
Daerah daerah yang mendapatkan pelatihan 15 Provinsi/15
RANGKUMAN
RANGKUMAN
Modul 7 23