• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rencana Strategi Bisnis

Rencana strategi bisnis berisi kumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

• Peningkatan penggunaan TI

• Terciptanya service yang good and excellent

• Peningkatan pengelolaan bisnis pendidikan di Bina Nusantara International University (JWC)

Arahan strategi tersebut dimaksudkan untuk memposisikan Bina Nusantara International University (JWC) menjadi perusahaan terdepan dan inovatif di bidang pendidikan terutama pada dukungan penggunaan IT untuk pendidikan, siap untuk bersaing dan mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman. Atau dengan kata lain, ketiga arahan strategis tersebut merupakan acuan yang dipakai untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

4.2 Analisis Portfolio Lights-On

Analisis terhadap portfolio lights-on dilakukan dengan dukungan data portfolio dari semua sumber daya TI yaitu aplikasi, infrastruktur, manajemen, dan service yang sedang berjalan di Bina Nusantara International University (JWC).

(2)

Persentasi Biaya TI

86% 14%

Lights-On

Project

Gambar 4.1 Persentase Biaya TI

4.2.1 Persentase Biaya Lights-On

Persentase Biaya Lights-On

66% 31% 2% 1% Aplikasi Infrastruktur Service Manajemen

(3)

4.2.2 Hubungan Penyelarasan (Alignment) dan Kualitas (Quality) Terhadap Biaya

Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Penyelarasan dan Kulitas (dalam jutaan rupiah)

900 600 350 400 300 150 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 Kualitas Pe ny el ar a s a n SISFO Operasional Administrasi Akademik SISFO Talent Management Binus Executive Information System Management Report Corporate Knowledge Management Lotus Notes

Gambar 4.3 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kulitas Bagian 1

Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

750 850 650 600 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Kualitas P e ny el ar a san SISFO Operasional Keuangan Sistem Admisi Sistem Informasi Perpustakaan SISFO S2

Gambar 4.4 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kulitas Bagian 2

(4)

Keterangan Gambar 4.3 dan 4.4 tentang perbandingan biaya aplikasi berdasarkan penyelarasan (alignment) dan kualitas (quality) adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi SISFO Operasional Administrasi Akademik memiliki tingkat penyelarasan sebesar 4 dan tingkat kualitas sebesar 4,25 dengan biaya sebesar Rp. 900.000.00,-

2. Aplikasi SISFO Operasional Keuangan memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,76 dan tingkat kualitas sebesar 4,2 dengan biaya sebesar Rp. 750.000.000,- 3. Aplikasi SISFO Talent Management memiliki tingkat penyelarasan sebesar 5,12

dan tingkat kualitas sebesar 3,75 dengan biaya sebesar Rp. 600.000.000,-

4. Aplikasi Binus Executive Information System memiliki tingkat penyelarasan sebesar 4,9 dan tingakt kualitas sebesar 4,875 dengan biaya sebesar Rp. 350.000.000,-

5. Aplikasi Management Report memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,76 dan tingkat kualitas sebesar 3,15 dengan biaya sebesar Rp. 400.000.000,-

6. Aplikasi Sistem Admisi memiliki tingkat penyelarasan sebesar 4,16 dan tingkat kualitas sebesar 3,5 dengan biaya sebesar Rp. 850.000.000,-

7. Aplikasi Corporate Knowledge Management memiliki tingkat penyelarasan sebesar 4,04 dan tingkat kualitas sebesar 3,65 dengan biaya sebesar Rp. 300.000.000,-

8. Aplikasi Lotus Notes memiliki tingkat penyelarasan sebesar 2 dan tingkat kualitas sebesar 3,4 dengan biaya sebesar Rp. 150.000.000,-

9. Aplikasi SISFO Perpustakaan memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,28 dan tingkat kualitas sebesar 3,8 dengan biaya sebesar Rp. 650.000.000,-

(5)

10. Aplikasi SISFO S2 memiliki tingakt penyelarasan sebesar 3,96 dan tingkat kualitas sebesar 3,35 dengan biaya sebesar Rp. 600.000.000,-

Perbandingan Biaya Infrastruktur BerdasarkanNilai Penyelarasan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

1.759 742 0 1 2 3 4 5 6 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 Kualitas Pe ny el ara s a n Infrastruktur Hardware Infrastruktur Software Series3

Gambar 4.5 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas Bagian 1

(6)

Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

66 3,36 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Kualitas Pen yelaras an Infrastruktur Server Infrastruktur Netwoking Series3

Gambar 4.6 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas Bagian 2

Keterangan Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 tentang perbandingan biaya infrastruktur berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas adalah sebagai berikut ; 1. Infrastruktur Software memiliki tingkat penyelarasan sebesar 4,45 dan tingkat

kualitas sebesar 3,75 dengan biaya sebesar Rp.

741.089.800,-2. Infrastruktur Hardware memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,75 dan tingkat kualitas sebesar 3,8125 dengan biaya sebesar Rp. 1.758.915.450,-

3. Infrastruktur Server memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,2 dan tingkat kualitas sebesar 4,0625 dengan biaya sebesar Rp. 66.000.000,-

4. Infrastruktur Networking memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,95 dan tingkat kualitas sebesar 3,9375 dengan biaya sebesar Rp.

(7)

3.360.000,-Perbandingan Biaya Service Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

75 100 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Kualitas P e ny elaras an Service Software Service Hardware Series3

Gambar 4.7 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Service Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas

Keterangan Gambar 4.7 tentang perbandingan biaya service berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas adalah sebagai berikut :

1. Service Software memiliki tingkat penyelarasan sebesar 4,15 dan tingakt kualitas sebesar 3,8125 dengan biaya sebesar Rp. 75.000.000,-

2. Service Hardware memiliki tingkat penyelarasan sebesar 3,5 dan tingkat kualitas sebesar 4 dengan biaya sebesar Rp. 100.000.000,-

(8)

Perbandingan Biaya Manjemen Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

98 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Kualitas P a ny elaras an Manajemen Training

Gambar 4.8 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Manajemen Berdasarkan Nilai Penyelarasan dan Kualitas

Keterangan Gambar 4.8 tentang perbandingan biaya manajemen berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitas adalah sebagai berikut :

Manajemen Training memiliki tingkat penyelarasan 3,36 dan tingkat kualitas 2,8 dengan biaya sebesar Rp. 98.000.000,-

(9)

4.2.3 Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Penyelarasan (Alignment) dan Kualitas (Quality) 150 650 400 600 900 750 600 350 850 300 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Abandon Crisis Non Critical Improve Excellent

Kategori Investasi Aplikasi Lights-On

Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas

SISFO Operasional Administrasi Akademik

SISFO Operasional Keuangan

SISFO Talent Management

Binus Executive Information System Management Report Sistem Admisi Corporate Knowledge Management Lotus Notes

Sistem Informasi Perpustakaan

SISFO S2

Gambar 4.9 Diagram Batang Strategi Investasi Aplikasi Lights-On Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas

Keterangan Gambar 4.9 tentang strategi investasi aplikasi lights-on berdasarkan penyelarasan dan kualitas adalah sebagai berikut :

1. Kategori Abandon memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 150.000.000,- yang terdiri dari aplikasi Lotus Notes.

2. Kategori Non Critical memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 650.000.000,- yang terdiri dari aplikasi Sistem Informasi Perpustakaan.

(10)

3. Kategori Improve memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 1.000.000.000,- yang terdiri dari aplikasi Management Report dan SISFO S2.

4. Kategori Excellent memiliki jumlah biaya terbesar yaitu Rp. 3.750.000.000,- yang terdiri dari aplikasi SISFO Operasional Akademik, SISFO Operasional Keuangan, SISFO Talent Management, Binus Executive Information System, Sistem Admisi, dan Corporate Knowledge Management.

4.2.4 Hubungan Ketergantungan (Dependency) dan Kualitas (Quality) Terhadap Biaya

Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

900 750 600 350 400 300 150 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 Kualitas Ketergan tu ng an SISFO Operasional Administrasi Akademik SISFO Operasional Keuangan SISFO Talent Management Binus Executive Information System Management Report Corporate Knowledge Management Lotus Notes

Gambar 4.10 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas Bagian 1

(11)

Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

850 650 600 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 Kualitas Ketergantungan Sistem Admisi Sistem Informasi Perpustakaan SISFO S2 Series4

Gambar 4.11 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas Bagian 2

Keterangan Gambar 4.10 dan 4.11 tentang perbandingan biaya berdasarkan ketergantungan dan kualitas adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi SISFO Operasional Administrasi Akademik memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,6 dan tingkat kualitas sebesar 4,25 dengan biaya sebesar Rp. 900.000.00,-

2. Aplikasi SISFO Operasional Keuangan memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat kualitas sebesar 4,2 dengan biaya sebesar Rp. 750.000.000,- 3. Aplikasi SISFO Talent Management memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2

(12)

4. Aplikasi Binus Executive Information System memiliki tingkat ketergantungan 5 sebesar dan tingkat kualitas sebesar 4,875 dengan biaya sebesar Rp. 350.000.000,-

5. Aplikasi Management Report memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,6 dan tingkat kualitas sebesar 3,15 dengan biaya sebesar Rp. 400.000.000,-

6. Aplikasi Sistem Admisi memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4 dan tingkat kualitas sebesar 3,5 dengan biaya sebesar Rp. 850.000.000,-

7. Aplikasi Corporate Knowledge Management memiliki tingkat ketergantungan 3,2 sebesar dan tingkat kualitas sebesar 3,65 dengan biaya sebesar Rp. 300.000.000,-

8. Aplikasi Lotus Notes memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat kualitas sebesar 3,4 dengan biaya sebesar Rp. 150.000.000,-

9. Aplikasi SISFO Perpustakaan memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat kualitas sebesar 3,8 dengan biaya sebesar Rp. 650.000.000,-

10. Aplikasi SISFO S2 memiliki tingakt ketergantungan sebesar 3,2 dan tingkat kualitas sebesar 3,35 dengan biaya sebesar Rp. 600.000.000,-

(13)

Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

1.759 742 0 1 2 3 4 5 6 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 Kualitas Keterg an tu n g an Infrastruktur Hardware Infrastruktur Software Series3

Gambar 4.12 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas Bagian 1

Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

3,36 66 0 1 2 3 4 5 6 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Kualitas Ke ter g antun g an Infrastruktur Server Infrastruktur Netwoking Series3

Gambar 4.13 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Kualitas Bagian 2

(14)

Keterangan Gambar 4.12 dan Gambar 4,13 tentang perbandingan biaya infrastruktur berdasarkan nilai ketergantungan dan kualitas adalah sebagai berikut ; 1. Infrastruktur Software memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,25 dan tingkat

kualitas sebesar 3,75 dengan biaya sebesar Rp. 741.089.800,-

2. Infrastruktur Hardware memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,5 dan tingkat kualitas sebesar 3,8125 dengan biaya sebesar Rp. 1.758.915.450,-

3. Infrastruktur Server memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,8 dan tingkat kualitas sebesar 4,0625 dengan biaya sebesar Rp. 66.000.000,-

4. Infrastruktur Networking memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,5 dan tingkat kualitas sebesar 3,9375 dengan biaya sebesar Rp. 3.360.000,-

Perbandingan Biaya Service Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

75 100 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Kualitas K e tergan tung an Service Software Service Hardware Series3

Gambar 4.14 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Service Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas

(15)

Keterangan Gambar 4.14 tentang perbandingan biaya service berdasarkan nilai ketergantungan dan kualitas adalah sebagai berikut :

1. Service Software memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,25 dan tingakt kualitas sebesar 3,8125 dengan biaya sebesar Rp. 75.000.000,-

2. Service Hardware memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,75 dan tingkat kualitas sebesar 4 dengan biaya sebesar Rp. 100.000.000,-

Perbandingan Biaya Manajemen Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas (dalam jutaan rupiah)

98 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Kualitas K e tergantungan Manajemen Training

Gambar 4.15 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Manajemen Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas

Keterangan Gambar 4.15 tentang perbandingan biaya manajemen berdasarkan nilai ketergantungan dan kualitas adalah sebagai berikut :

(16)

Manajemen Training memiliki tingkat ketergantungan 3,2 dan tingkat kualitas 2,8 dengan biaya sebesar Rp. 98.000.000,-

4.2.5 Strategi Investasi Berdasarkan Nilai Ketergantungan (Dependency) dan Kualitas (Quality) 150 300 600 400 900 750 600 350 850 650 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Abandon Crisis Non Critical Improve Excellent

Kategori Investasi Aplikasi Lights-On

Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas

SISFO Operasional Administrasi Akademik

SISFO Operasional Keuangan

SISFO Talent Management

Binus Executive Information System Management Report Sistem Admisi Corporate Knowledge Management Lotus Notes

Sistem Informasi Perpustakaan

SISFO S2

Gambar 4.16 Diagram Batang Strategi Investasi Aplikasi Lights-On Berdasrakan Ketergantungan dan Kualitas

Keterangan Gambar 4.16 tentang strategi investasi aplikasi lights-on berdasarkan ketergantungan dan kualitas adalah sebagai berikut :

1. Kategori Crisis memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 150.000.000,- yang terdiri dari aplikasi Lotus Notes.

(17)

2. Kategori Non Critical memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 900.000.000,- yang terdiri dari aplikasi Corporate Knowledge Management dan SISFO S2.

3. Kategori Improve memiliki jumlah biaya sebesar Rp. 400.000.000,- yang terdiri dari aplikasi Management Report.

4. Kategori Excellent memiliki jumlah biaya terbesar yaitu Rp. 4.100.000.000,- yang terdiri dari aplikasi SISFO Operasional Akademik, SISFO Operasional Keuangan, SISFO Talent Management, Binus Executive Information System, Sistem Admisi, dan Sistem Administrasi Perpustakaan.

4.2.6 Hubungan Ketergantungan (Dependency) dan Breadth Terhadap Biaya

Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth (dalam jutaan rupiah)

900 750 600 350 400 300 150 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 Ketergantungan Brea dth SISFO Operasional Administrasi Akademik SISFO Operasional Keuangan

SISFO Talent Management

Binus Executive Information System Management Report Corporate Knowledge Management Lotus Notes

Gambar 4.17 Bubble Chart Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth Bagian 1

(18)

Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth (dalam jutaan rupiah)

850 650 600 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Ketergantungan Br ea d th Sistem Admisi Sistem Informasi Perpustakaan SISFO S2 Series4

Gambar 4.18 Bubble Chart Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth Bagian 2

Keterangan Gambar 4.17 dan 4.18 tentang perbandingan biaya berdasarkan ketergantungan dan breadth adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi SISFO Operasional Administrasi Akademik memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,6 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 900.000.00,-

2. Aplikasi SISFO Operasional Keuangan memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 750.000.000,-

3. Aplikasi SISFO Talent Management memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 600.000.000,-

4. Aplikasi Binus Executive Information System memiliki tingkat ketergantungan 5 sebesar dan tingakt breadth sebesar 4 dengan biaya sebesar Rp. 350.000.000,-

(19)

5. Aplikasi Management Report memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,6 dan tingkat breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp. 400.000.000,-

6. Aplikasi Sistem Admisi memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 850.000.000,-

7. Aplikasi Corporate Knowledge Management memiliki tingkat ketergantungan 3,2 sebesar dan tingkat breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp. 300.000.000,-

8. Aplikasi Lotus Notes memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp. 150.000.000,-

9. Aplikasi SISFO Perpustakaan memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,2 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 650.000.000,-

10. Aplikasi SISFO S2 memiliki tingakt ketergantungan sebesar 3,2 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 600.000.000,-

(20)

Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Breadth (dalam jutaan rupiah)

1759 742 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 Ketergantungan Breadth Infrastruktur Hardware Infrastruktur Software Series3

Gambar 4.19 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Breadth Bagian 1

Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Breadth (dalam jutaan rupiah)

66 3,36 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 1 2 3 4 5 6 Ketergantungan Bread th Infrastruktur Server Infrastruktur Netwoking Series3

Gambar 4.20 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan Nilai Ketergantungan dan Breadth Bagian 2

(21)

Keterangan Gambar 4.19 dan Gambar 4.20 tentang perbandingan biaya infrastruktur berdasarkan nilai ketergantungan dan breadth adalah sebagai berikut ; 1. Infrastruktur Software memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,25 dan tingkat

breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp.

741.089.800,-2. Infrastruktur Hardware memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,5 dan tingkat breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp. 1.758.915.450,-

3. Infrastruktur Server memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,8 dan tingkat breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp. 66.000.000,-

4. Infrastruktur Networking memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,5 dan tingkat breadth sebesar 5 dengan biaya sebesar Rp.

3.360.000,-Perbandingan Biaya Service Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth (dalam jutaan rupiah)

75 100 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 Ketergantungan Breadth Service Software Service Hardware Series3

Gambar 4.21 Bubble Chart Perbandingan Biaya Service Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth

(22)

Keterangan Gambar 4.21 tentang perbandingan biaya service berdasarkan nilai ketergantungan dan breadth adalah sebagai berikut :

1. Service Software memiliki tingkat ketergantungan sebesar 4,25 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 75.000.000,-

2. Service Hardware memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,75 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 100.000.000,-

Perbandingan Biaya Manajemen Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth (dalam jutaan rupiah)

98 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Ketergantungan Braed th Manajemen Training

Gambar 4.22 Bubble Chart Perbandingan Biaya Manajemen Berdasarkan Ketergantungan dan Breadth

(23)

Keterangan Gambar 4.22 tentang perbandingan biaya manajemen berdasarkan nilai ketergantungan dan breadth adalah sebagai berikut :

Manajemen Training memiliki tingkat ketergantungan sebesar 3,2 dan tingkat breadth sebesar 3 dengan biaya sebesar Rp. 98.000.000,-

4.2.7 Hasil Analisis Strategi Investasi bersadarkan Penyelarasan dan Kualitas serta Ketergantungan dan Kualitas.

4.2.7.1 SISFO Operasional Administrasi Akademik

Berdasarkan data portofolio, dapat diketahui bahwa aplikasi SISFO Operasional Administrasi Akademik menurut tingkat penyelarasan dan kualitas masuk dalam kategori “Excellent, Monitor” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 900.000.000,-

Pada gambar 4.3, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai kualitas sebesar 4,25 dan nilai penyelarasan sebesar 4. Kemudian pada gambar 4.10, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,6. Pada gambar 4.17, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai breadth sebesar 4,6.

Nilai ketergantungan, kualitas, penyelarasan, dan breadth yang relatif tinggi ini disebabkan karena frekuensi penggunaan aplikasi ini sangat tinggi untuk kegiatan sehari-hari Bina Nusantara International University (JWC) terutama dalam penanganan seluruh kegiatan operasional mahasiswa dan dosen, seperti perencanaan dalam

(24)

penyusuan jadwal kuliah, distribusi perkuliahan, mata kuliah, ujian, serta pengelolaan nilai.

4.2.7.2 SISFO Operasional Keuangan

Berdasarkan data portofolio, dapat diketahui bahwa aplikasi SISFO Operasional Keuangan menurut tingkat penyelarasan dan kualitas termasuk dalam kategori “Excellent, Monitor” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 750.000.000,-

Pada gambar 4.3, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai kualitas sebesar 4,2 dan nilai penyelarasan sebesar 3,76. Kemudian pada gambar 4.10, dapat dilihat apliaksi ini memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,2. Pada gambar 4.17, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai breadth sebesar 4.

Nilai ketergantungan, kualitas, penyelarasan, dan breadth yang relatif tinggi ini disebabkan karena frekuensi penggunaan aplikasi ini sangat tinggi terutama untuk mempermudah segala transakasi keuangan antara Bina Nusantara International University (JWC), dimana penggunaan aplikasi ini selain untuk mempermudah juga membantu memanage transaksi keuangan secara lebih mendetail dan untuk menghindari kesalahpahaman dengan menampilkan transparansi transaksi keuangan dari aplikasi ini kepada mahasiswa.

(25)

4.2.7.3 SISFO Talent Management

Berdasarkan data portofolio, dapat diketahui bahwa aplikasi SISFO Talent Management menurut tingkat penyelarasan dan kualitas masuk dalam kategori “Excellent, Monitor” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 600.000.000,-

Pada gambar 4.3, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai kualitas sebesar 3,75 dan nilai penyelarasan sebesar 5,12. Kemudian pada gambar 4.10, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,2.

Nilai ketergantungan, kualitas, dan penyelarasan yang relatif tinggi ini disebabkan karena frekuensi penggunaan aplikasi ini sangat tinggi terutama untuk mempermudah dalam mengelola data pegawai serta hal-hal lain yang berhubungan dengan data kepegawaian. Dimana SDM merupakan aset penting dalam suatu perusahaan.

4.2.7.4 Binus Executive Information System

Berdasarkan data portofolio, dapat diketahui bahwa aplikasi Binus Executive Information System menurut tingkat penyelarasan dan kualitas masuk dalam kategori “Excellent, Monitor” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 350.000.000,-

Pada gambar 4.3, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai kualitas sebesar 4,875 dan nilai penyelarasan sebesar 4,9. Kemudian pada gambar 4.10, dapat dilihat apliaksi ini memiliki nilai ketergantungan sebesar 5.

(26)

Nilai ketergantungan, kualitas, dan penyelarasan yang relatif tinggi ini disebabkan karena frekuensi penggunaan aplikasi ini sangat tinggi terutama untuk mempermudah eksekutif dalam memperoleh informasi mengenai dosen, mahasiswa, mahasiswa baru, dan alumni.

4.2.7.5 Sistem Admisi

Berdasarkan data portofolio, dapat diketahui bahwa aplikasi Sistem Admisi menurut tingkat penyelarasan dan kualitas masuk dalam kategori “Excellent, Monitor” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 350.000.000,-

Pada gambar 4.4, dapat dilihat aplikasi ini memiliki nilai kualitas sebesar 3,5 dan nilai penyelarasan sebesar 4,16. Kemudian pada gambar 4.11, dapat dilihat apliaksi ini memiliki nilai ketergantungan sebesar 4.

Nilai ketergantungan, kualitas, dan penyelarasan yang relatif tinggi ini disebabkan karena frekuensi penggunaan aplikasi ini sangat tinggi terutama untuk mempermudah bagian admisi dalam memproses pendaftaran, melakukan perencanaan perkuliahan yang mencakup pendataan jadwal ujian, cetak blanko nilai, cetak rekap nilai, cetak kartu ujian, dan laporan penjualan formulir.

4.2.7.6 Corporate Knowledge Managemet

Berdasarkan tingkat penyelarasan dan kualitas pada gambar 4.9, Corporate Knowledge Management termasuk dalam kategori “

(27)

Excellent, Monitor” dimana memiliki nilai penyelarasan sebesar 4,04 dan nilai kualitas sebesar 3,65. Nilai penyelarasan yang relatif tinggi ini dikarenakan nilai penyelarasan searah dengan arahan strategis untuk menetapkan service yang good and excellent, karena informasi yang ada dalam aplikasi ini mendukung SLA (Service Level Agreement) Bina Nusantara International University (JWC) yang menjadi tolak ukur untuk mencapai service yang good and excellent. Sedangkan nilai kualitas yang relatif tinggi pula dikarenakan aplikasi ini memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, memberikan data yang akurat, dan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dengan cepat.

Akan tetapi, berdasarkan tingkat ketergantungan dan kualitas pada gambar 4.16, aplikasi ini termasuk dalam kategori “Non Critical, Stabilize” dimana memiliki nilai ketergantungan sebesar 3,2. Hal ini dikarenakan penggunaan aplikasi ini penting tetapi tidak setiap saat digunakan oleh unit-unit yang bersangkutan. Contoh Rekapitulasi audit dan temuan hasil audit.

4.2.7.7 Sistem Informasi Perpustakaan

Berdasarkan tingkat penyelarasan dan kualitas pada gambar 4.9, aplikasi ini termasuk dalam kategori “ Non Critical, Stabilize” dimana memiliki nili penyelarasan sebesar 3,28 dan nilai kualitas sebesar 3,8. Nilai penyelarasan yang moderat dikarenakan pengembangan / perluasan serta maintenance tidak terlalu diperlukan selama aplikasi

(28)

masih dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang ada. Selain itu aplikasi yang ada kurang dapat menciptakan service yang good and excellent dikarenakan kurangnya pengadaan buku di perpustakaan sehingga kurangnya pelayanan dari universitas untuk pembelajaran mahasiswa. Sedangkan nilai kualitas yang realtif tinggi dikarenakan aplikasi ini dapat memenuhi kebutuhan kita akan data-data yang berkaitan dengan kepustakaan secara akurat.

Akan tetapi, berdasrakan tingkat ketergantungan dan kualitas pada gambar 4.16, aplikasi ini termasuk dalam kategori “Excellent, Monitor” dimana memiliki nilai ketergantungan sebesar 4,2. Hal ini dikarenakan frekuensi penggunaan aplikasi ini relatif tinggi sebab digunakan untuk kegiatan kepustakaan sehari-hari.

Untuk itu disarankan, aplikasi sistem informasi perpustakaan ini dapat dihubungkan dengan aplikasi diperpustakaan-perpustakaan lain sehingga apabila buku yang diinginkan tidak ada perpustakaan Bina Nusantara International University maka bisa diberikan alternatif dimana buku tersebut bisa didapatkan.

4.2.7.8 Management Report

Berdasarkan data portfolio, dapat diketahui bahwa aplikasi Management Report menurut penyelarasan, kualitas, dan ketergantungan masuk dalam kategori “Improve” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 400.000.000,-, dimana nilai penyelarasan 3,76, nilai kualitas 3,15 dan nilai ketergantungan 3,6. Hal ini

(29)

dikarenakan kebutuhan dalam Management Report selalu berubah-ubah dan perlu dimanage untuk itu perlu dilakukan pengembangan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan.

4.2.7.9 Lotus Notes

Berdasarkan data portfolio, dapat diketahui bahwa aplikasi Lotus Notes menurut penyelarasan dan kualitas, masuk dalam kategori “Abandon” dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 150.000.000,-, dimana nilai penyelarasan 2 dan nilai kualitas 3,4. Sedangkan berdasarkan gambar 4.14 Ketergantungan dan kualitas, aplikasi ini masuk dalam kategori “Crisis”, dimana nilai ketergantungan 4,2.

Dapat disimpulkan bahwa nilai ketergantungan yang tinggi dari aplikasi Lotus Notes ini disebabkan karena aplikasi Lotus Notes ini digunakan sebagai tempat penyimpanan utama data-data penting organisasi.

Sedangkan nilai penyelarasan dan nilai kualitas yang relatif rendah disebabkan adanya alih teknologi, dimana mulai terjadinya pergeseran beberapa fungsi yang ada ke teknologi yang baru. Dalam kasus di Bina Nusantara International University, beberapa fungsi aplikasi Lotus Notes seperti sarana chatting dan messaging dialihkan ke aplikasi Microsoft Outlook.

Untuk itu disarankan pengalihan teknologi secara total sehingga semua fungsi dapat berjalan dalam satu aplikasi secara maximal.

(30)

4.2.7.10 SISFO S2

Berdasarkan data portfolio, dapat diketahui bahwa aplikasi SISFO S2 menurut penyelarasan dan kualitas, masuk dalam kategori “Improve”, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 600.000.000,- dimana nilai penyelarasan 3,96 dan nilai kualitas 3.35 sedangkan berdasarkan gambar 4.16, aplikasi ini masuk dalam kategori “Non Critical” , dimana nilai ketergantungan 3,2 dan nilai kualitas 3,35.

Dapat disimpulkan bahwa nilai ketergantungan dan nilai kualitas yang moderat dikarenakan aplikasi SISFO S2 ini belum dipakai secara maximal disebabkan kurangnya jumlah peminat S2 yang tidak sesuai dengan minumin capacity yang ditentukan. Hal ini dapat mempengaruhi aplikasi yang digunakan. Contoh S2 terdiri dari 3 kategori : Young Proffesional, Proffesional, dan Excecutive. Apabila peminat disalah satu kategori tidak mencapai minimun capacity, maka fungsi dari aplikasi SISFO S2 tersebut tidak dijalankan secara keseluruhan tetapi sebagian saja.

Sedangkan nilai penyelarasan SISFO S2 yang relatif tinggi dikarenakan di Bina Nusantara International University aplikasi ini selaras dengan strategi pengembangan kerjasama bisnis pendidikan di Bina Nusantara International University terutama untuk menghasilkan lulusan yang dapat diterima di perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan Bina Nusantara International University.

(31)

Dengan masuknya aplikasi Sistem Operasional Administrasi Akademik, Sistem Operasional Keuangan, Sistem Operasional Talent Management, Bina Nusantara Executive Information System, dan Sistem Admisi dalam kategori “Excellent” berdasarkan tingkat penyelarasan, kualitas, dan ketergantungan, maka yang sebaiknya dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan pemantauan dan pengukuran kinerja aplikasi secara berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan agar aplikasi-aplikasi yang sudah baik kinerjanya mampu beroperasi dengan optimal. Untuk memantau dan mengukur aplikasi yang sudah ada, dilakukan melalui evaluasi fungsi aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis saat ini. Jika ditemukan kebutuhan baru maka dapat dilakukan pengembangan untuk menambah fitur dari aplikasi tersebut sehingga aplikasi yang ada tetap dalam kategori “Excellent, Monitor”.

(32)

4.2.8 Hubungan Nilai Penyelarasan (Alignment), Kualitas (Quality), Ketergantungan (Dependency), dan Breadth

4 4,05 4,25 4,6 3,76 3,8 4,2 4,2 5,12 4,3 3,75 4,2 4,9 4,75 4,875 5 3,76 3,2 3,15 3,6 4,16 3,85 3,5 4 4,04 3,4 3,65 3,2 2 2,1 3,4 4,2 3,28 3,8 3,8 4,2 3,96 3,85 3,35 3,2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 SISF O O p e ra s io na l Adm in istr a s i A k ad em ik S IS F O O p e ras ional K e u ang an S IS F O Tal ent Ma nage men t Bi nu s Ex e c ut iv e I n fo rm at io n Sy s te m Man age men t Repo rt Si s tem Adm isi Corpora te K n o w led ge M ana gem ent Lot us Not e s S is tem I n form as i P e rpu s takaan SISF O S2 Aplikasi

Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Aplikasi

Dependency Quality Service Alignment

Gambar 4.23 Stack Chart Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Aplikasi

(33)

4,45 4,5 3,75 4,25 3,75 3,8125 3,8125 4,5 3,2 4,25 4,0625 3,8 3,95 3,875 3,9375 4,5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Infrastruktur Software Infrastruktur Hardware Infrastruktur Server Infrastruktur Netwoking

Infrastruktur

Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Infrastruktur

Dependency Quality Service Alignment

Gambar 4.24 Stack Chart Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Infrastruktur

4,15 3,9 3,8125 4,25 3,5 3,8125 4 3,75 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Service Software Service Hardware

Service

Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Service

Dependency Quality Service Alignment

Gambar 4.25 Stack Chart Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Service

(34)

3,36 2,55 2,8 3,2 0 2 4 6 8 10 12 Manajemen Training Manajemen

Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Manajemen

Dependency Quality Service Alignment

Gambar 4.26 Stack Chart Hubungan Antara Alignment, Quality, Dependency, dan Breadth Pada Manajemen

4.3 Hasil Analisis Demand/Supply Planning

Hasil keluaran dari praktek demand/supply planning adalah Strategic IT Agenda, Strategic IT Plan, dan Strategic IT Requirement yang diuraikan sebagai berikut :

(35)

4.3.1 Strategic IT Agenda

Arahan Strategi Tujuan Strategi Inisiatif Strategi Semua unit bisnis dapat

terlibat dalam penggunaan aplikasi perusahaan.

Keterlibatan unit bisnis menghasilkan masukan mengenai kinerja aplikasi. Aplikasi mana yang bisa terus dikembangkan atau aplikasi mana yang dapat digeser fungsinya.

Mengintegrasikan aplikasi yang semula berdiri sendiri agar semua unit bisnis dapat saling berinteraksi.

Perusahaan memperkuat pendukung bisnis secara internal dan eksternal.

Menghasilkan lulusan yang dapat diterima di perusahaan – perusahaan yang bekerja sama dengan

Bina Nusantara International University

(JWC).

Aplikasi operasional sebagai

pendukung internal perusahaan untuk mencapai

peningkatan pengelolaan bisnis pendidikan.

Lingkungan eksternal dapat menikmati layanan perusahaan secara lebih mudah dan nyaman.

Mendapatkan ukuran KPI yang digunakan untuk perbaikan dalam mencapai peningkatan performa internal perusahaan untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi untuk lingkungan eksternal.

Melakukan penilaian oleh manajemen terhadap KPI yang ada untuk melihat apakah harapan yang diinginkan telah tercapai atau belum tercapai.

Tabel 4.1 Strategic IT Agenda

4.3.2 Strategic IT Plan

Perencanaan strategis TI untuk mendukung kebutuhan TI adalah sebagai berikut :

• Pengadaan infrastruktur , sarana dan prasarana, staf pendukung , serta penyelarasan proses bisnis dengan proses system informasi.

(36)

• Menggunakan aplikasi yang user friendly yang memudahkan kerja karyawan.

• Menyediakan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan kemudahan akses data yang mendukung jalannya operasional perusahaan.

• Meningkatkan peranan divisi TI sebagai penyedia dukungan TI yang menyediakan aplikasi dan pelayanan TI yang berkualitas serta menyediakan infrastruktur yang mendukung kebutuhan perusahaan. • Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang TI.

4.3.3 Strategic IT Requirements

Hasil penyediaan strategis adalah sebagai berikut :

• Pengembangan Access BI ditujukan untuk menambahkan fungsi yang lebih flexible sehingga mendukung pembelajaran. Aplikasi ini membangun interaksi secara langsung antara dosen dengan mahasiswa.

• Pengembangan aplikasi billing telepon dengan menggunakan Aoutomatic Routing yang dapat mengurangi anggaran biaya telepon serta

memaksimalkan penggunaan telpon. Aplikasi ini dapat menyimpan semua record pengguna telpon sehingga penggunaan telepon dapat di monitor.

(37)

Rencana pengelolaan aplikasi proyek dan Lights-On untuk 3 tahun ke depan adalah sebagai berikut :

Tahun 1

• Pembangunan proyek Billing Telpon • Sosialisasi dan Trial proyek Billing Telpon

• Evaluasi hasil Sosialisasi dan Trial proyek Billing Telpon • Optimalisasi penggunaan aplikasi Billing Telpon

• Pemantauan dan pengukuran kinerja aplikasi Billing Telpon yang digunakan

Tahun 2

• Perencanaan pengembangan Access BI • Penambahan fitur kuis online pada Access BI • Sosialisasi fitur

• Pemantauan, pengukuran kinerja, dan optimalisasi aplikasi-aplikasi Lights-On

Tahun 3

• Pemantauan, pengukuran kinerja, dan optimalisasi aplikasi-aplikasi Lights-On

• Pemantauan dan pengukuran kinerja aplikasi Billing Telpon dan Access BI.

(38)

4.4 Innovation

Innovation merubah kesempatan TI menjadi strategi bisnis baru yang mendukung arahan strategi yang sudah ada untuk menjawab kebutuhan dari Bina Nusantara International University (JWC).

Perencanaan innovation dalam NIE terdiri dari 4 komponen, antara lain :

4.4.1 Business and Technology Monitoring (Apa saja perubahan yang mempengaruhi perusahaan).

Berikut adalah beberapa hal yang dimonitoring perusahaan untuk memperbaiki atau mengarahkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik, antara lain :

Memantau pengalihan dari Lotus Notes ke Microsoft Outlook. Hal ini dikarenakan beberapa fungi dari Lotus Notes yang ada telah berpindah ke Microsoft Outlook. Dari data yang diperoleh, penggunaan Lotus Notes hanya sebesar 5%, dimana hanya digunakan oleh 2 orang (1 orang di bagian Admisi dan 1 orang lagi di bagian Operasional). Sedangkan penggunaan Microsoft Outlook sebesar 95%, karena sudah digunakan hampir di seluruh bagian dalam perusahaan. Pemantauan ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan untuk pengalihan teknologi sepenuhnya dari Lotus Notes ke Microsoft Outlook, sehingga Bina Nusantara International University (JWC) mampu mengurangi biaya untuk maintenance Lotus Notes dan menggunakan satu aplikasi yang sama secara maximal daripada menggunakan dua aplikasi secara terpisah-pisah. Lihat data di L12.

(39)

4.4.2 Innovation Visioning (Apa yang dapat dilakukan).

Alternatif yang dapat mendukung strategi bisnis baru adalah sebagai berikut: • Pengembangan TI yang mengarah ke satelit untuk memudahkan interaksi

dan komunikasi antara Bina Nusantara International University (JWC) dengan masyarakat luas hal ini dapat dilakukan dengan cara pengimplementasian ABIOS dan AS2, media berbasis web untuk mendukung E-Learning dan aplikasi Billing Telp untuk mengurangi anggaran telpon.

• Mengembangkan kerjasama dengan universitas dan perusahaan yang lain, hal ini dapat dilakukan dengan cara menambah fitur konsultasi dengan dosen diluar, mendolot modul pembelajaran dari universitas luar, dan fitur untuk kuis online.

• Mencapai ukuran service yang good dan excellent yang sesuai dengan SLA (Service Level Agreement) yang dibuat oleh Bina Nusantara International University, dimana standard tersebut sudah dibandingkan dengan standar SLA dari luar untuk mencapai world class , hal ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan aplikasi Talent Management dengan menambahkan fitur pengukuran KPI per departmen.

(40)

4.4.3 Business Context and Choices (Apa yang seharusnya dilakukan perusahaan).

• Mempersiapkan dan menyediakan infrastruktur, sarana dan prasarana serta semua sumber daya yang dibutuhkan dalam proses pengembangan automatic routing system untuk aplikasi Billing Telpon.

• Mempersiapkan dan mengembangkan fitur kuis online untuk diimplementasikan pada Access BI.

4.4.4 Actionable Innovation (Apa yang akan kita lakukan?)

• Meningkatkan penggunaan Access BI yang telah diimplementasikan dengan menambahkan fitur konsultasi dengan dosen yang ada di luar negeri ataupun download materi pembelajaran dari universitas luar, selain itu juga mengoptimalkan fungsi-fungsi yang sudah ada sebelumnya. • Pengimplementasian media berbasis web untuk mendukung E-Learning

yang bertujuan mendukung arahan strategis dalam mengembangkan TI secara terus menerus.

• Pengembangan aplikasi Talent Management dengan menambahkan fitur pengukuran KPI (Key Performance Indication) per department agar dapat mencapai ukuran service yang good and excellent yang sesuai dengan SLA (Service Level Agreement) yang dibuat oleh Bina Nusantara International University.

(41)

4.5 Hasil Analisis Portfolio Project

Berdasarkan data dari portfolio, terdapat beberapa hubungan yang mendukung pembuat keputusan melalui Analisis Portfolio Project maka dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan tentang project.

4.5.1 Persentase Biaya Portfolio Project

Persentase Biaya Project (dalam jutaan rupiah)

3%

97%

Billing Telepon Access BI

Gambar 4.27 Persentase Biaya Project

Berdasarkan Gambar 4.27 dapat dilihat bahwa persentase biaya proyek Billing Telepon sebesar 3% dengan biaya Rp. 10.000.000,-. Kemudian persentase untuk proyek Access BI sebesar 97% dengan biaya Rp. 302.000.000,-

(42)

4.5.2 Prioritazion

Melakukan prioritasi berdasarkan analisis dampak dan resiko dengan hasil sebagai berikut :

Analisa Dampak dan Resiko Terhadap Biaya (dalam jutaan rupiah) 302 10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 340 350 360 370 380 390 400 410 Dampak R esiko Access BI Billing Telpon

Gambar 4.28 Bubble Diagram Analisis Dampak dan Resiko Terhadap Biaya

Pada proyek yang akan dilakukan oleh Bina Nusantara International University (JWC), resiko terbesar dimiliki oleh proyek Billing Telpon dengan nilai resiko 40,4. Resiko terendah dimiliki oleh proyek Access BI dengan nilai resiko 33,6. Sedangkan untuk dampak yang tertinggi adalah proyek Billing Telpon Sistem dengan nilai 396 dan dampak terendah adalah proyek Access BI dengan nilai 348.

(43)

Proyek Billing Telpon memiliki dampak yang tinggi dan resiko yang sedang. Dampak yang tinggi karena proyek billing telpon ini berpengaruh pada pengurangan biaya operasional khususnya biaya telepon karena memanfaatkan fasilitas Automatic Routing. Sedangkan resiko yang sedang dikarenakan proyek ini sudah memiliki infrastruktur, hanya tinggal menambahkan sistem yang mendukung proyek dan melakukan penyesuaian antara infrastruktur dengan sistem yang akan dikembangkan.

Proyek Access BI memiliki dampak dan resiko yang paling rendah dari proyek lainnya dikarenakan proyek ini hanya merupakan pengembangan dari Access BI yang sudah ada sebelumnya dengan menambahkan fitur seperti kuis online.

4.6 Hasil Management Agenda

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang diambil dari manajemen agenda yang perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :

• Pada Bina Nusantara International University (JWC) penggunaan biaya yang sudah dikeluarkan memang dapat mendukung proyek tetapi tergantung dari jenis proyek yang dilakukan

• Bina Nusantara International University (JWC) mendapatkan hasil dan nilai yang cukup dari semua sumber daya operasional tetapi tidak semua unit bisnis karena masing-masing unir bisnis memiliki perilaku yang berbeda.

Gambar

Gambar 4.2 Persentase Biaya Lights-On
Gambar 4.4 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Aplikasi Berdasarkan Nilai  Penyelarasan dan Kulitas Bagian 2
Gambar 4.5 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan  Nilai Penyelarasan dan Kualitas Bagian 1
Gambar 4.6 Bubble Diagram Perbandingan Biaya Infrastruktur Berdasarkan  Nilai Penyelarasan dan Kualitas Bagian 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Fungsi informatif, yaitu organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Bermakna seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,

Depo Farmasi Rawat Jalan melayani pasien poliklinik, jaminan kantor, asuransi perusahaan, juga resep pegawai yang obatnya tidak diberikan di Depo Farmasi Pegawai. Alur pelayanan

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengembangkan strategi komunikasi pada

Universitas Teuku Umar (UTU) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di provinsi Aceh dituntut untuk dapat meningkatkan kompetensi dosennya, dengan melihat pada peran

Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam membayar iuran air untuk peningkatan pelayanan PDAM di Jalan Danau Sentarum dan sekitarnya yaitu tingkat

adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak- anaknya;--- Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban sebagaimana terurai diatas, telah

Estrous Cycle Profile and Thyroxine Hormone (T4) Levels in Experimental Animal Models of Hyperthyroidism by Throglobulin Induction 12-13 September 2014, Malang 28 1 st