• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN RUMAH TANGGA NELAYAN SKRIPSI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

(Kasus :Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara)

SKRIPSI

ARYSEAN 150304112 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

(Kasus : Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara)

SKRIPSI

ARYSEAN 150304112 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(3)

Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupateo Batubara)

NAMA : ARYSEAN

NIM : 150304112

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua

(Ir. Yusak Maryunianta, MP) (Nuru) Fajriah Pinem, S.P., MP) NIP. 196206241986031001 NIP. 1982042820 1504200 1

Mengetabui:

Keltt.uj::;pr1D1!tM! Studi Agribisois

,P.e'(b'MII¥I~IJni'~;sit1tS Somatera Utara

Ta Lu Ius: 4 Septem ber 2020

(4)

"'lISIIl.Dl5i Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Nelayan (Kasus : Desa 'iIIIt:u:la,ju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ). TeJab . ...,r'!lb.ankan di Depan Dewan P,enguji Skripsi Program Studi Agribisnis,

&lDd1~s Pertanian Universitas Sumatera Utara, dan Diterima Untuk

tII~!.Ouhi Sebagian dari Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjan~

Pada TanggaJ, 4 September 2020

. . a Penguji Skripsi :

: Ir. Yusak Maryunianta, MP NIP. 196206241986031001

ota : 1.) NUTUI Fairiah Pinem, SP,MP NIP. 198204282015042001

2.) Dr. Ir. Rahmanta Gintin&, M.si 1\lP.196309281998031001

3.) Emalisa.SP.M.Si

NIP. 197211181998022001

. gribisnis

Sumatera Utara

(5)

Arysean (150304112) dengan judul skripsi Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Nelayan (Kasus : Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P., MP.Selaku anggota komisi pembimbing.

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui pendapatan rumah tangga nelayan; Untuk mengetahui pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga nelayan;

Untuk mengetahui pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga nelayan;

Untuk menganalisis rasio pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga nelayan; Untuk menganalisis hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga nelayan; Untuk menganalisis hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga nelayan.

Metode Penelitian analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis pearson product moment.

Hasil penelitian menunjukkan pendapatan rata – rata rumah tangga sebesar Rp. 2.018.695,6 Rumah Tangga/ Bulan. pengeluaran konsumsi pangan didominasi

oleh jenis bahan Padi – padian dan rokok, dengan dengan rata – rata sebesar Rp.903.129,3/ Rumahtangga / bulan. Pengeluaran konsumsi non pangan di dominasi oleh jenis bahan Perumahan dan fasilitas Rumah Tangga dengan rata – rata sebesar Rp.734.617,7/ Rumah tangga / bulan. Perbandingan pengeluaran konsumsi pangan sebesar 55,14% lebih besar dari pada pengeluaran non pangan sebesar 44,86 % dengan kategori kurang sejahtera. Tingkat pendapatan dengan konsumsi pangan berhubungan dengan tingkat hubungan lemah. Tingkat pendapatan dengan konsumsi non pangan berhubungan dengan tingkat hubungat kuat.

Kata Kunci : RumahTangga Nelayan, Pengeluaran Konsumsi Pangan, Pengeluaran Konsumsi Non Pangan.

(6)

Household’s Income and patterns of Food and Non-Food Consumption (Case :DesaSukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara). Guided by BapakIr. YusakMaryunianta, MPas a chairman of the supervisory commissionandIbuNurulFajriahPinem, S.P., MP.as a member of the supervisory commission.

The purpose of this study is to explain the income of fisherman household’s;

explain the food consumption expenditure of fisherman household’s; explain non- food consumption expenditure of fisherman household’s; To analyze the comparison of food and non-food consumption of fisherman household’s; To analyze the relationship between income and food consumption of fisherman household’s; To analyze the relationship between income and non-food consumption of fisherman household’s.

The data analysis research methods conducted were descriptive analysis, Pearson product moment analysis methods.

The results showed that income of fisherman household’s with an average Rp.

2.018.695,6/ household/ month.Food consumption expenditure dominated by grains and cigarettes with an average of Rp. 903.129,3/ household/ month. Non- food consumption expenditure dominated by housing and hosehold facilities with an average of Rp. 734.617,7/ household/ month. Comparison of food consumption expenditure was 55,14% greater than non-food expenditure of 44,86% with the less prosperous category. The level of income with food consumption is associated with a low level of relationship. The level of income with non-food consumption is related to the level of strong of relationships.

Keywords : Fisherman Household’s, Food Consumption Expenditures, Non- Food Consumption Expenditures .

(7)

ketiga dari lima bersaudara, Putra dari Bapak Samsuar Husein Adam, dan ibu Ina Susana Saidi.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 masuk Sekolah Dasar di SDNegeri 016396 Sei Suka dan lulus tahun 2009.

2. Tahun 2009 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sei Suka dan lulus pada tahun 2012.

3. Tahun 2012 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Matauli Pandan dan lulus pada tahun 2015

4. Tahun 2015 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN

Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Panitia Festival HUT IMASEP ke 37th.

2. Panitia Simulasi SBMPTN IMASEP

3. Melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli-Agustus 2018 di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

(8)

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan setulus hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:

1. Kepada Bapak Ir. Yusak Maryunianta M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap Bapak menjadi panutan bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang setinggi - tingginya.

2. Kepada Ibu Nurul Fajriah Pinem, S.P., MP. selaku anggota komisi pembimbing yang dengan kesediaan waktu dalam membimbing, memberikan

(9)

bagi penulis.

3. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU.

4. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu - ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

6. Orang tua saya tercinta Ayahanda Samsuar Husein Adam dan Ibunda Ina Susana Saidi, yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus – putus nya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti - hentinya, juga kasih saying dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir penulis mendapatkan gelar sarjanaini.

7. Kepadak Kakak dan Adik saya tersayang Silfanny, Silvira, Indah Permata Sari Dan seluruh keluarga Besar yang telah memberikan doa dan semangat kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada Rizki Aprilliani Girsang yang selalu hadir memberikan support, memberikan motivasi, mendengarkan segala keluh kesah dan yang telah banyak memberikan dukungan doa selama penulis mengerjakan skripsi.

(10)

motivasi, meluangkan waktu dan pemikiran kepada penulis.

10. Kepada teman seperjuangan penulis Miftahul Fauzan, Keiko Larasati, Adys Ramadhani yang banyak membantu saya selama melakukan penulisan skripsi.

11. Kepada teman – teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2015, yang telah banyak membantu dan menjadi penyemangat penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Sepenggal waktu bersama mereka begitu berharga dan segala yang ada di kurun waktu tersebut tumbuh bersama diri penulis dan membekas di dalam hati.

12. Kepada pihak terkait yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk diwawancarai oleh penulis demi kesempurnaan penelitian penulis serta kepada semua pihak yang terlibat yang telah mendukung.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, November 2020 Penulis

(11)

ABSTRAK ...i

ABSTRACT...ii

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nelayan ...6

2.2Landasan Teori...9

2.2.1 Pendapatan 9 2.2.2 Konsumsi 11 2.2.3 Pola Konsumsi 14 2.3 Penelitian Terdahulu ...15

2.4 Kerangka Pemikiran ...17

2.5 Hipotesis Penelitian ...20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ...21

3.2 Metode Pengumpulan Sampel ...21

3.3 Metode Penentuan Data ...22

3.4 Metode Analisis Data ...23

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ...25

3.5.1 Defenisi 25 3.5.2 Batasan Operasional 26 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah ...27

4.1.1 Batas Administrasi dan Aksesibilitas Data ...27

(12)

4.1.5 Sejarah dan Dinamika Perkembangan Desa ...32

4.2 Pola Penggunaan Lahan Desa ...33

4.3 Sarana dan Fasilitas Umum ...34

4.3.1 Fasilitas Jalan dan Transportasi ...34

4.3.2 Fasilitas Listrik ...34

4.3.3 Fasilitas Telekomunikasi ...34

4.3.4 Fasilitas Pemukiman ...34

4.4 Prasana Sosial Ekonomi ...35

4.4.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ...35

4.4.2 Kapal ...35

4.4.3 Pasar ...36

4.4.4 Industri Berbasis Produk Kelautan ...36

4.5 Kelembagaan ...36

4.5.1 Kelembagaan Sosial Ekonomi ...36

4.6 Ketahanan Pangan ...36

4.6.1 Penduduk Miskin ...36

4.6.2 Rawan Pangan ...37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Pendapatan Rumah Tangga Nelayan...38

5.2Pengeluaran Konsumsi Pangan ...38

5.3Pengeluaran Konsumsi Non Pangan ...41

5.4Perbandingan Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan ...43

5.5Hubungan Pendapatan dengan Konsumsi Pangan ...46

5.6 Hubungan Pendapatan dengan Konsumsi Non Pangan ...48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...52

6.2 Saran ...54 DAFTAR PUSTAKA

(13)

1 Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Per Kapita Per Hari

3 2 Daftar Alokasi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7 3 Jumlah Penduduk dan Nelayan di Kecamatan Tanjung

Tiram

21 4 Klasifikasi nilai koefisien korelasi r pearson 24

5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama 29

6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku 30

7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia 30

8 9

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

31 32

10 11

Penggunaan Lahan di Desa Sukamaju Pendapatan Rumah Tangga Nelayan

33 38 12 Rata – rata Pengeluaran Konsumsi Pangan Rumah Tangga

Nelayan

39

13 14 15 16 17

Rata – rata Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Nelayan

Rata – rata Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Nelayan

Rata – rata Pendapatan Pengeluaran dan Tabungan Rumah Tangga Nelayan

Hasil Uji Pearson Product Moment Pendapatan dengan Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan

Hasil Uji Pearson Product Moment Pendapatan dengan Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Nelayan

41 43 45 46 49

(14)

1

2

3

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pendapatan danPola Konsumsi Pangan Non Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara Gambar 2. Grafik Sebaran Scatter Plot Hubungan Pendapatan dengan Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan

Gambar 3. Grafik Sebaran Scatter Plot Hubungan Pendapatan dengan Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Nelayan

19

47

50

(15)

1 2

3

4

5

6

7

Karakteristik Nelayan Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara

Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara/ Rumah tangga/ Bulan pada Musim Paceklik.

Pengeluaran Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara/

Rumah tangga/ Bulan pada Musim Paceklik.

Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Nelayan Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara/ Rumah tangga/ Bulan pada Musim Paceklik.

Total Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Nelayan Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara/ Rumah tangga/ Bulan pada Musim Paceklik.

Hasil Uji Pearson Product Moment Korelasi Tingkat

Pendapatan dengan Tingkat Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram,

Kabupaten Batubara dengan Menggunakan SPSS Hasil Uji Pearson Product Moment Korelasi Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara dengan Menggunakan SPSS

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan perairan kepulauan seluas 2,8 juta km2. Artinya seluruh laut Indonesia

berjumlah 3,1 juta km2 atau sekitar 62 persen dari seluruh wilayah Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2007).

Selain itu,Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dengan jumlah panjang garis pantainya sekitar 81.000 km. Luas laut yang besar ini menjadikan Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera dimana posisi Sumatera Utara terletak pada garis 1°-4° Lintang Utara dan 98°-100° Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km2(Badan Pusat Statistik, 2007).

Kabupaten Batu Bara tidak jauh berbeda dengan kondisi daerah pantai pada umumnya.Masyarakat Kabupaten Batu Bara masih bergelut dengan kemiskinan dan kekurangan terutama masyarakat nelayan yang tinggal di kawasan pesisir.Kabupaten Batu Bara berada di wilayah Pantai Timur Sumatera yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan juga Malaysia dan Singapura.

(17)

Terdiri dari 7 Kecamatan yaitu: Kecamatan Air Putih, Sei Suka, Medang Deras, Lima Puluh, Sei Balai, Talawi, Tanjung Tiram dan mempunyai garis pantai sepanjang ±72 km dengan luas laut ±539,30 km2(Dinas Kelautan dan Perikanan Batu Bara, 2009).

Pendapatan usaha tangkap nelayan sangat berbeda dengan jenis usaha lainnya, seperti pedagang atau bahkan petani. Jika pedagang dapat mengkalkulasikan keuntungan yang diperolehnya setiap bulannya, begitu pula petani dapat memprediksi hasil panennya, maka tidak demikian dengan nelayan yang kegiatannya penuh dengan ketidakpastian (uncertainty) serta bersifat spekulatif dan fluktuatif (Wahyono et. al, 2001).

Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya.Banyaknya tangkapan tercermin pula besar pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga.Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima (Sujarno, 2008).

Penduduk yang memiliki pendapatan yang berbeda – beda akan memiliki pola konsumsi yang berbeda pula. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana pola konsumsi pangan dari berbagai tipe daerah dan golongan pengeluaran yang beragam. selain dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh letak strategis dan budaya daerah setempat (Cahyaningsih, 2008).

(18)

Tabel 1. Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Nasional Per Kapita Per Hari

No

Kelompok Pangan

% AKE

Energi (kkal/kap/hari)

Berat (gram/kap/hari) 1

Padi-padian

50 1.147 275

2 umbi- umbian 6 115 90

3 Pangan hewani 12 225 140

4

Minyak dan

Lemak 10 215 25

5

Buah Biji

Berminyak 3 65 10

6

Kacang –

Kacangan 5 95 35

7 Gula 5 108 30

8 Sayur dan Buah 6 115 230

9 Lain – lain 3 65 15

Total 100 2.150 850

(sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2017)

Salah satu indikator dalam menilai kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari pencapaian skor PPH yang ideal yaitu 100.Pola konsumsi pangan yang memenuhi standar ideal menunjukkan bahwa konsumsi pangan tiap bagiannya telah memenuhi mutu kualitas standar yang beragam dan berimbang.Sehingga apabila skor yang dihitung besarnya masih dibawah standar ideal maka pola pangan yang dikonsumsi masih belum mencapai standar yang diharapkan (Baliwati, 2002).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitianini dapat didefenisikan sebagai berikut :

1. Bagaimana pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ?

2. Bagaimana pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ?

(19)

3. Bagaimana pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ?

4. Bagaimana rasio pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara ? 5. Bagaimana hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi pangan

rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara?

6. Bagaimana hubunganpendapatan denganpengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pendapatan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

3. Untuk mengetahui pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

4. Untuk menganalisis rasio pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan rumah tangganelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

(20)

5. Untuk menganalisishubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

6. Untuk menganalisishubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Sebagai sumber informasi bagi penulis dan pembaca tentang pengaruh pendapatan terhadap pola konsumsi pangan nelayan.

2. Sebagai informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut.Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut.Komunitas nelayan adalah kelompok yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002). Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:

a. Mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut atau pesisir, atau mereka yang

menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama.

b. Pola hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.

Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga kerja yang banyak.

c. Keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memilik keterampilan sederhana.

Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional.

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung pada perahu, peralatan tangkap yang digunakan maupun faktor lain seperti musim dan air pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak

(22)

dioperasikan maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan jaminan hidup bagi rumah tangganya (Rangkuti,1995).

Tingkat pengeluaran terdiri atas dua kelompok, yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Tingkat kebutuhan / permintaan terhadap kedua kelompok tersebut pada dasarnya berbeda – beda. Dalam keadaan kondisi pendapatan terbatas, kebutuhan makanan didahulukan, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka lambat laun akan terjadi pergeseran pola pengeluaran, yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan makanan (BKP, 2010).

Menurut Badan Pusat Statistik (2007) pengeluaran rumah tangga adalah pengeluaran per kapita untuk konsumsi pangan dan non pangan. Konsumsi pangan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman dan tembakau. Konsumsi non pangan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah dan sebagainya. Total pengeluaran rumah tangga dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel2. Daftar Alokasi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

No Pangan (Rp) Non Pangan (Rp)

1 Padi – padian Perumahan dan bahan bakar 2 Umbi – umbian Peralatan mandi

3 Ikan Barang dan jasa kesehatan

4 Daging Barang dan jasa kecantikan

5 Telur Barang dan jasa pendidikan

6 Susu Alat Transportasi

7 Kacang – kacangan Pakaian, Alas kaki, dan penutup kepala 8 Buah – buahan Pajak pemakaian dan Asuransi

(23)

9 Minyak dan lemak Keperluan pesta dan upacara 10 Makanan dan minuman jadi Rekreasi

11 Rokok

(Sumber :Badan Pusat Statistik, 2017)

Sehingga total pengeluaran rumah tangga nelayan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

C = Total pengeluaran rumah tangga C1 = Pengeluaran untuk konsumsi pangan C2 = Pengeluaran untuk konsumsi non pangan

Menurut Badan Pusat Statistik (2010) persentase rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar 50,65 persen dan bukan makanan sebesar 49,35 persen. Hal ini secara langsung mengindikasikan bahwa secara nasional, pangsa pengeluaran pangan adalah sebesar 50,65 persen.Fenomena pangsa pengeluaran pangan yang lebih dari 50 persen ini mengindikasikan bahwa pengeluaran untuk makanan penduduk Indonesia masih sedikit lebih besar porsinya dibandingkan untuk bukan makanan. Wilayah perdesaan dengan pangsa pengeluaran pangan sebesar 57,25 persen, cenderung memiliki ketahanan pangan yang lebih rendah dibandingkan wilayah perkotaan yang pangsa pengeluaran pangannya sebesar 47,31 persen

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan pangsa pengeluaran pangan tertinggi yaitu sebesar 59,68 persen sedangkan yang terendah di Provinsi DKI Jakarta dengan pangsa pengeluaran pangannya sebesar 42,95 persen. Selain Provinsi DKI Jakarta yang merupakan provinsi dengan tingkat ketahanan pangan

C = C1 + C2

(24)

tertinggi di Indonesia, terdapat 9 provinsi lain yang memiliki pangsa pengeluaran pangan di bawah 50 persen yaitu D.I. Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, Maluku Utara, Banten, dan Jawa Barat (BPS, 2010).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pendapatan

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Dan ada beberapa klasifikasi pendapatan yaitu:

a) Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

b) Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan,dimana sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan sebagai pendapatan disposibel.

c) Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut Suyanto (2000), definisi lain dari pendapatan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki. Sumber pendapatan tersebut meliputi :

1. Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya menyewakan rumah, tanah.

2. Upah atau gaji karena bekerja kepada orang lain ataupun menjadi pegawai negeri.

(25)

3. Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan, misalnya mendepositokan uang di bank dan membeli saham.

4. Hasil dari usaha wiraswasta, misalnya berdagang, beternak, mendirikan perusahaan, ataupun bertani.

Pendapatan yang tinggi akan memberi peluang yang lebih besar bagi keluarga untuk memilih pangan dalam jumlah maupun jenisnya. Keluarga atau masyarakat yang berpenghasilan rendah mempergunakan sebagai besar dari penghasilannya untuk membeli makanan, dan semakin tinggi penghasilan semakin menurun proporsi yang digunakan untuk membeli makanan. Rumah tangga yang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan akan berakibat buruk pada status gizi anggota rumah tangganya. Pendapatan mempunyai hubungan yang erat dengan perubahan dan perbaikan konsumsi pangan dimana perubahan pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga.Meningkatnya pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik. Sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli (Hardiansyah, 1985) .

Berdasarkan pendekatan pendapatan, nilai pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai dari berbagai penerimaan yang dihasilkan. Pendekatan produksi juga dilakukan pada saat nelayan melaut.

(26)

2.2.2 Konsumsi

Konsumsi atau “Consumption” adalah pembelanjaan atas barang – barang dan jasa – jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang – barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang – barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Cahyono, 2003).

Teori Konsumsi Keynes, Menurut Mankiw (2006), Keynes mengedepankan variabel utama dalam analisinya yaitu konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan C=f(Y). Konsep konsumsi Keynes, didasarkan pada hipotesis bahwa terdapat hubungan empiris yang stabil antara konsumsi dengan pendapatan. Bila jumlah pendapatan meningkat, maka konsumsi secara relatif akan meningkat, tapi dengan proporsi yang lebih kecil daripada kenaikan pendapatan itu sendiri. Hal ini dikarenakan hasrat konsumsi yaitu kecenderungan konsumsi marginal atau konsumsi tambahan akan menurun, jika pendapatan meningkat.

Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income Hipothesis)

Teori konsumsi yang dikemukakan oleh James S. Dussemberry (1949), yang dikenal sebagai teori pendapatan relative tentang konsumsi atau hipotesis pendapatan relative (relative income) dari pada pendapatan absolute sebagaimana dikemukakan Keynes.Selain itu, teori ini mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi dari individu atau rumah tangga tidak bergantung pada pendapatan

(27)

sekarang dari individu, tetapi pada tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dicapai seseorang sebelumnya.

Menurut Dussemberry (Nanga, 2001) pengeluaran konsumsi seseorang atau rumah tangga bukanlah fungsi dari pendapatan absolute, tetapi fungsi dari posisi relative seseorang dalam pembagian pendapatan didalam masyarakat.Dalam kaitan ini, Dussemberry menyebutkan bahwa ada dua karakteristik penting dari prilaku konsumsi rumah tangga yaitu adanya sifat saling ketergantungan (interpendent) diantara rumah tangga, dan tidak dapat dirubah (irreversibility) sepanjang waktu.Saling ketergantungan menjelaskan mengapa rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah cenderung memiliki APC yang lebih tinggi dari pada rumah tangga yang berpendapatan tinggi. Hal ini terjadi karena rumah tangga yang berpendapatan rendah telah terkena apa yang disebut Dussemberry sebagai efek demonstrasi, dimana masyarakat berpendapatan rendah cenderung meniru pola konsumsi dari masyarakat sekelilingnya yang cenderung menaikkan pengeluaran konsumsinya.

Adanya sifat irreversibility dari perilaku konsumsi tersebut telah menyebabkan shortrun ratched effect dari perubahan dalam pendapatan, dimana seseorang atau rumah tangga lebih mudah untuk meningkatkan pengeluaran konsumsinya.Kalau terjadi kenaikan pendapatan, tetapi sebaliknya lebih sulit untuk mengurangi pengeluaran konsumsinya kalau terjadi penrunan pendapatan. Dengan kata lain seseorang atau rumah tangga menurut Dussemberry akan berusaha sedemikian rupa untuk mempertahankan standart hidup atau pola konsumsi mereka, dan itu dilakukan dengan cara mengurangi tabungan. Rumah tangga akan memulai hidup dengan tabungan negaif (dissaving). Hal ini berarti penurunan yang terjadi dalam

(28)

pengeluaran konsumsi rumah tangga hanyalah satu penurunan yang bersifat parsial. Pengeluaran konsumsi sebagaimana telah dikemukakan adalah bersifat irreversible sepanjang waktu, yang berarti bahwa dengan suatu penurunan didalam pendapatan maka pengeluaran konsumsi juga akan mengalami penurunan, namun didalam jumlah yang lebih kecil. Secara singkat adanya irreversibility dari pengeluaran konsumsi rumah tangga itu mempunyai makna bahwa sekali fungsi konsumsi jangka pendek itu bergeser ke atas, maka akan sangat sulit untuk bergeser ke bawah apalagi jika terjadi penurunan dalam pendapatan.

menurut Milton Friedman ( 1957 ) menyatakan bahwa, Konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan permanennya ( pendapatan yang rutin ia terima setiap periode tertentu ) dan bukan pada pendapatan transiteori (pendapatan yang tak terduga).

Teori Konsumsi Engel, Hukum Engel berbunyi: ”Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan sebaliknya”. Menurut Nicholson (1991), Kurva Engel menggambarkan hubungan antara pendapatan dan kuantitas yang diminta. Pada saat terjadi peningkatan pendapatan, konsumen akan membelanjakan pendapatannya untuk pangan dengan presentase yang semakin kecil. Sebaliknya, bila pendapatan menurun, presentase yang dibelanjakan untuk pangan semakin meningkat.

Menurut Meiler dan Meineres (1997) dalam tesis Farida Milias Tuty (2009), Penelitian Engel melahirkan empat butir kesimpulan, yang kemudian dikenal dengan hukum engel. Keempat butir kesimpulan yang dirumuskan adalah :

(29)

1. Jika pendapatan meningkat, maka presentase pengeluaran untuk konsumsi pangan semakin kecil.

2. Presentase pengeluaran untuk pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkatan pendapatan.

3. Presentase pengeluaran untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkatan pendapatan.

4. Jika pendapatan meningkat, maka presentase pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan semakin meningkat.

2.2.3 PolaKonsumsi

Pola konsumsi ialah kebutuhan manusia baik dalam bentuk benda maupun jasa yang dialokasikan selain untuk kepentingan pribadi juga keluarga yang didasarkan pada tata hubungan dan tanggung jawab yang dimiliki yang sifatnya terrelisasi sebagai kebutuhan primer dan sekunder (Singarimbun,1995).

Pola konsumsi merupakan susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi/dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu.(Suswono, 2013).

Samuelson dan Nordhaus (2004) menjelaskan keteraturan pola konsumsi secara umum yang dilakukan oleh rumah tangga atau keluarga.Keluarga-keluarga miskin membelanjakan pendapatan mereka terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup berupa makanan dan perumahan.Setelah pendapatan meningkat, pengeluaran makan menjadi naik sehingga makanan menjadi bervariasi.Akan tetapi ada batasan uang ekstra yang digunakan untuk pengeluaran makanan ketika

(30)

pendapatan mereka naik. Oleh karena itu, ketika pendapatan semakin tinggi, proporsi pengeluaran makanan menjadi menurun dan akan beralih pada kebutuhan nonmakan seperti pakaian, rekreasi, barang mewah, dan tabungan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Ahmad Adhali Purba (2006) dengan judul Analisis Pendapatan Nelayan Dan Pengaruhnya Terhadap Konsumsi Pangan Nelayan di Kecamatan Tanjung Beringin, tujuan penelitian ini adalah : 1. untuk menganalisis pendapatan nelayan di Kecamatan Tanjung Beringin, 2. untuk menganalisis konsumsi rumah tangga nelayan di Kecamatan Tanjung Beringin, 3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan terhadap konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tanjung Beringin, Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.

Analisis perhitungan pendapatan yaitu dengan mengurangi penerimaan dengan biaya produksi, 2. Analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan proporsi konsumsi pangan dan non pangan masyarakat nelayan, 3. Analisis regresi linier sederhana yang diolah dengan program SPSS dengan meregresikan total pendapatan nelayan terhadap pola konsumsi pangan dan non pangan, Hasil penelitian yang didapat adalah : 1. Rata – rata pendapatan nelayan buruh di Tanjung Beringin adalah di atas Upah Minimum Regional, 2. Konsumsi masyarakat nelayan di Tanjung Beringin lebih dominan pada konsumsi pangan dibandingkan dengan konsumsi non pangan, 3. Pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi pangan, non pangan, dan total konsumsi rumah tangga nelayan.

Sumual, J.I, dkk (2016) dengan judul Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Nelayan Desa Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan, tujuan

(31)

penelitian ini adalah : 1. untuk mengetahui bagaimana pendapatan nelayan di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan, 2. Untuk mengetahui apakah usaha nelayan mendapatkan keuntungan dan bagaimana pendapatan dan pola konsumsi masyarakat nelayan di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan, 3.Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap pola konsumsi masyarakat di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : metode analisis Tabel, metode analisis BEP, dan metode analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian yang didapat adalah : 1. Total pendapatan nelayan bulanan adalah sebesar < Rp 1.000.000 untuk 66,67 % dari jumlah masyarakat, Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 untuk 26,67 % dari jumlah masyarakat, > Rp. 5.000.000 untuk 6,67 % dari jumlah masyarakat, 2.

Berdasarkan hasil BEP produksi menunjukan produksi ikan sejumlah 7 kg dan telah melewati titik impas produksi (menguntungkan), menurut BEP harga menunjukkan harga ikan Rp 20.000 dan melewati titik impas (menguntungkan), 3.

Menurut hasil regesi linier sederhana diperoleh T hitung sebesar 12,24550 dan T Tabel sebesar 1,699 dengan taraf signifikan 0,05, didapatkan T hitung > T Tabel sehingga menyatakan adanya pengaruh pendapatan terhadap konsumsi.

Fitri Widyaningsih (2017) dengan judul Anailisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi di Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai, 2. Untuk menganalisis faktor – faktor apa yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan

(32)

Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis deskriptif dan analisis perhitungan konsumsi energi berdasarkan acuan PPH, 2.Analisis linier berganda dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian yang didapat adalah : 1. Konsumsi pangan di Desa Pantai Cermin Kanan belum mencapai angka ideal, konsumsi energi di daerah penelitian sudah mencapai bahkan melewati angka kecukupan yang dianjurkan, dan pola pangan harapan di daerah penelitian belum mencapai target skor pola pangan harapan yang ditetapkan ketahanan pangan, 2. Secara serempak keempat faktor ( tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur, dan pendidikan) berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga.

2.4 Kerangka Pemikiran

Kegiatan menangkap ikan di laut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan perahu, alat tangkap dan konsumsi selama melaut.Dalam usaha penangkapan ikan nelayan mengeluarkan biaya yang disebut dengan biaya produksi.Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya variabel.Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan dan pemeliharaan perahu, mesin dan alat tangkap yang digunakan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan melaut seperti biaya solar / bensin, oli, dan konsumsi pada saat melaut.

Banyaknya hasil tangkapan jika dikalikan dengan harga jual akan menghasilkan penerimaan nelayan per kapal. Penerimaan nelayan dipengaruhi oleh jumlah dan jenis ikan yang didapat, karena jenis ikan berpengaruh terhadap harga. Jika penerimaan dikurangi dengan biaya produksi akan menghasilkan pendapatan.

(33)

Pendapatan sangat menentukan tingkat pola konsumsi masyarakat akan bahan pangan dan non pangan, semakin kecil proporsi pendapatan yang digunakan untuk kebutuhan pangan, maka semakin baik tingkat perekonomian masyarakat.

Selain itu, pendapatan juga memiliki hubungan dengan pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan sehingga dapat dilihat sebesar apakah hubungan antara pendapatan dengan konsumsi masyarakat tersebut.Setelah diketahui proporsi pangan dan non pangan tersebut dapat disimpulkan apakah rumah tangga nelayan termasuk dalam kategori sejahtera atau tidak.

(34)

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : Menyatakan Pengaruh Menyatakan Hubungan

Nelayan

Usaha Penangkapan

Penerimaan

Pendapatan Nelayan

Konsumsi

Pangan Non Pangan

Biaya

• Fix cost

• Variabel cost

Total cost

Sejahtera / Tidak Sejahtera

(35)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

1. Pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara perbandingan rasio konsumsi pangan lebih besar daripada konsumsi non pangan.

2. Pendapatan dengan pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga berkorelasi atau berhubungan.

3. Pendapatan dengan pengeluaran konsumsi non pangan rumah tangga berkorelasi atau berhubungan.

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara dengan purposive sampling (sengaja) dengan alasan karena daerah ini merupakan salah satu daerah dengan jumlah nelayan terbesar di Kabupaten Batubara.

Tabel3. Jumlah Penduduk dan Nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram

No. Mata Pencaharian Jumlah (Rumah Tangga)

1 PNS 37

2 ABRI/POLRI 2

3 Pegawai Swasta 123

4 Pegawai BUMN 9

5 Wirausaha 487

6 Pensiunan 53

7 Jasa 259

8 Nelayan 1.226

9 Lain-lain 319

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018 3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para nelayan di desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.Jumlah populasi nelayan di daerah penelitian sebanyak 1226 Rumah Tangga.Jumlah sampel nelayan ditentukan dengan rumus slovin.

Dimana :

n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi

𝑛 = N

1 + Ne2

(37)

e : Batas Toleransi Kesalahan ( α = 10 % )

Diketahui bahwa jumlah populasi nelayan Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara sebanyak 1226 Rumah Tangga. Dengan menggunakan rumus slovin maka jumlah sampel yang diambil adalah :

𝑛 = N

1 + Ne2

𝑛 = 1226

1 + 1226 (0,1)2

𝑛 = 1226

1 + 1226 (0,01)

𝑛 = 92

Dari hasil slovin di atas, jumlah sampel nelayan yang diambil adalah 92 Rumah Tanggadari 1226 Rumah Tangga.

Metode penentuan sampel yang digunakan adalahNon Probability Sampling dengan caraAccidental Samplingdimana peneliti mengambil sampel yang kebetulan ditemui pada saat itu.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan data sekunder diperoleh melalui instansi – instansi yang terkait dengan penelitian ini, seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Batubara dan Badan Ketahanan Pangan serta dari berbagai literatur, jurnal, dan internet yang mendukung.

(38)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menjumlahkan seluruh pendapatankeluarga yaitu pendapatan dari sumber mata pencaharian, pendapatan dari pekerjaan sampingan dan pendapatan istri dengan wawancara menggunakan kuesioner.Kemudian hasil wawancara dibentuk dalam tabulasi data.

Untuk identifikasi masalah 2 dan 3, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengamati dan menganalisis konsumsi pangan dan juga non pangan rumah tangga.Pengamatan konsumsi pangan dan non pangan ini dilaksanakan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.Kemudian hasil wawancara dibentuk dalam tabulasi data.

Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan metode analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan proporsi pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga nelayan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

Untuk identifikasi masalah 5 dan 6, dianalisis dengan metode analisis korelasi Pearson Product Moment. Korelasi Pearson Product Momentadalah salah satu dari beberapa jenis uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan 2 variabel yang berskala interval atau rasio, dimana dengan uji ini akan mengembalikan nilai koefisien korelasi yang nilainya berkisar antara -1, 0 dan 1.

Nilai -1 artinya terdapat korelasi negatif yang sempurna, 0 artinya tidak ada korelasi dan nilai 1 berarti ada korelasi positif yang sempurna. Rentang dari

(39)

koefisien korelasi yang berkisar antara -1,0 dan 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila semakin mendekati nilai 0 maka hubungan semakin lemah.

Dasar pengambilan keputusan korelasi menggunakan signifikan Pearson Product Momentadalah:

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka berkorelasi Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak berkorelasi Tabel 4.Klasifikasi nilai koefisien korelasi r pearson

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup Kuat

0,20 – 0,39 Lemah

0,00 – 0,199 Sangat Lemah Sumber : Sugiyono (2013:50)

Rumus korelasi Pearson Product Momentadalah :

Dimana :

rxy: koefisien korelasi r pearson n: jumlah sampel/observasi

X: variabel bebas/variabel pertama Y: variabel terikat/variabel kedua.

(Usman, 2000)

𝑟𝑥𝑦= n ∑ 𝑋𝑌 − ( ∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2{𝑛 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2}

(40)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1. Nelayan adalah orang-orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun permukaan perairan.

2. Pendapatan nelayan adalah pendapatan bersih yang diperoleh nelayan dari hasil kegiatan menangkap ikan di laut setelah dikurangi penerimaan.

3. Penerimaan Perkapal adalah total penerimaan yang diperoleh dari hasil penangkapan ikan yang belum dikurangi oleh biaya – biaya yang dikeluarkan dan belum dibagi per awak kapal.

4. Pendapatan Rumah Tangga adalah jumlah seluruh pendapatan yang dihasilkan oleh kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

5. Pola pangan harapan ideal adalah parameter yang digunakan untuk menilai tingkat keanekaragaman dan mutu gizi.

6. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan untuk makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

7. Pola konsumsi pangan adalah susunan bahan makanan yang mencakup jenis dan jumlah dari 9 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi/dimakan oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.

(41)

8. Konsumsi pangan adalah pembelanjaan atas barang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.

9. Konsumsi non pangan adalah pembelanjaan atas barang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan non pangan orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.

10. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah jenis dan jumlah kelompok pangan sebagai parameter yang digunakan untuk menilai tingkat keanekaragaman dan mutu gizi ketersediaan konsumsi pangan penduduk dalam bentuk komposisi energi (kalori) yang beraneka ragam .

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.

2. Populasi penelitian ini adalah nelayan dengan tingkatan pendapatan yang berbeda – beda.

3. Penelititan ini dilakukan tahun 2020.

(42)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Geografi Desa

4.1.1. Batas Administrasi dan Aksesibilitas Desa

Secara geografis, Desa Suka Maju merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara dan secara administratif, Desa Suka Maju mempunyai 14 Dusun yaitu : Dusun Merdeka, Dusun Langgar, Dusun Bakti, Dusun Baru, Dusun Setia, Dusun Suka Maju, Dusun Selamat, Dusun Terang Bulan, Dusun Jogja, Dusun Solo, Dusun Pendidikan, Dusun Alfurqon, Dusun Murni. Tiap-tiap dusun dikepalai oleh satu kepal dusun untuk mengatur dusun tersebut. Adapun batas-batas wilayah Desa Suka Maju yakni sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Sungai Batubara Kiri

• Sebelah Timur : Sungai Batubara Kiri

• Sebelah Barat : Desa Bagan Dalam

• Sebelah Selatan : Kelurahan Tanjung Tiram

Jarak dan lama tempuh dari Desa Suka Maju ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten adalah sebagai berikut :

• Jarak Desa Maju ke Kantor Kecamatan Tanjung Tiram adalah 1 km dengan waktu tempuh 5 menit.

• Jarak Desa Suka Maju ke Kantor Bupati Serdang Bedagai adalah 32 km dengan waktu tempuh 1 jam 8 menit.

(43)

4.1.2. Topografi

Secara umum wilayah Desa Suka Maju memiliki topografi pesisir, mobilitas dari Desa Suka Maju ke luar desa tersebut baik.Topografi memiliki tingkat kedalaman kurang dari 100 meter dengan bentuk pantai yang landai dan garis kontur yang agak rapat, kondisi seperti ini merupakan kondisi yang sesuai dengan perairan yang berada di Indonesia.Dengan mengetahui bentuk topografi di lokasi penelitian, lokasi penelitian dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti wisata dan budidaya perikanan.

4.1.3. Iklim

Terjadinya variabilitas iklim seperti pola pergeseran curah hujan, tinggi gelombang dan kecepatan angin berdampak langsung terdapat operasional penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan, Kondisi ini mengakibatkan perubahan pendapatan dari para nelayan.

Nelayan mengenal dua musim angin yang berhembus di wilayah perairan, yaitu musim angin timur dan musim angin barat.Musim angin timur berhembus sejak bulan April hingga Agustus, sedangkan musim angin barat berhembus di bulan September hingga Januari.

Nelayan di Desa Sukamaju dapat dikatakan kurang terpengaruh oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.Hal itu karena sampan yang mereka gunakan cukup besar sehingga tetap dapat melaut dalam segala cuaca.Meskipun demikian, jika sedang ombak besar, nelayan lebih memilih untuk tidak beroperasi karena dianggap berisiko pada keselamatan di laut.

(44)

Ketidakmampuan nelayan meramalkan musim gelombang yang menjadi masalah karena musim angin timur bisa terjadi lebih lama dari biasanya dan musim angin barat menjadi lebih cepat dari biasanya atau sebaliknya.

Pendapatan nelayan akhirnya dipengaruhi oleh fluktuasi iklim terserbut, dimana pada musim angin barat / musim paceklik nelayan mengalami pendapatan yang cenderung lebih sedikit dari musim angin timur, dikarenakan nelayan tidak mau mengambil resiko lebih besar untuk melaut.

4.1.4. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

Menurut data dari kantor kepala Desa Suka Maju, jumlah penduduk Desa Suka Maju sebanyak 9.498 jiwa atau sekitar 2.536 Kepala Keluarga (KK), yang terdiri dari 4.847 jiwa laki-laki dan 4.651 jiwa perempuan. Rasio laki-laki dan perempuan 104/100.

1.Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Berdasarkan Agama masyarakat Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara maka jumlah penduduk dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 9.498 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diketahui bahwa seluruh penduduk Desa Suka Maju menganut agama Islam.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku

Berdasarkan suku masyarakat Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara maka jumlah penduduk dapat dilihat sebagai berikut :

(45)

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku

No. Suku Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Melayu 7.360 77,49

2 Jawa 1.296 13,64

3 Mandailing 427 4,50

4 Minangkabau 183 1,92

5 Batak 87 0,92

6 Nias 59 0,63

7 Karo 47 0,49

8 Aceh 39 0,41

Total 9.498 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018

Berdasarkan Tabeldi atas, dapat diketahui bahwa suku paling banyak yang berada di Desa Suka Maju adalah suku Melayu dari 8 suku yang lainnya, yakni sebanyak 7360 jiwa (77,49%). Sementara suku yang paling sedikit adalah suku Aceh, yakni sebanyak 39 jiwa.

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia masyarakat Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara maka jumlah penduduk dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentse (%)

1 0 – 4 512 5,40

2 5 – 7 1.138 11,98

3 8 – 12 1.344 14,15

4 13 – 15 933 9,82

5 16 – 20 956 10,07

6 7

21 – 40 41 keatas

2.756 1.859

29,01 19,57

Total 9.498 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018

Berdasarkan Tabeldi atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dengan kisaran usia 19 – 40 tahun adalah yang paling banyak di Desa Suka Maju, yakni sebanyak 2756 jiwa (29,01%). Sementara pada kisaran usia 0 – 4 tahun adalah

(46)

yang paling sedikit jumlahnya, yakni sebanyak 512 jiwa (5,40%). Penduduk Desa Suka Maju didominasi oleh masyarakat dengan usia relatif dewasa.

Berdasarkan sampel dilapangan, usia paling produktif ialah pada usia 41 tahun keatas. Hal ini dikarenakan keluarga nelayan menginginkan anaknya untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, sehingga kebanyakan orang tua yang masih melanjutkan pekerjaan sebagai nelayan.

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara maka jumlah penduduk dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentse (%)

1 PAUD 120 2,62

2 TK 148 3,22

3 SD 2.024 44,16

4 SLTP 1.439 31,38

5 SLTA 798 17,41

6 D1 – D3 198 4,32

7 Total

Sarjana/S1 126

4.583

2,75 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018

Berdasarkan Tabeldi atas, dapat diketahui bahwa pendidikan tertinggi dari penduduk Desa Suka Maju adalah Sarjana/S1.Angka terbesar yakni pada tingkat SD sebesar 2024 jiwa (44,16%).Sementara angka yang terendah pada tingkat PAUD sebesar 120 jiwa (2,62%).Hal ini dikarenakan rata-rata orangtua berpikiran untuk langsung saja memasukkan anaknya ke TK tanpa ke PAUD terlebih dahulu.Sementara sangat jarang penduduk yang mau melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang Sarjana.Selain karena faktor ekonomi, faktor lingkungan juga berpengaruh. Sedikitnya penduduk yang berhasil menyandang gelar Sarjana

(47)

membuat motivasi penduduk yang lain melemah untuk melanjutkan pendidikannya. Masih banyak penduduknya yang lebih memilih untuk membantu keluarga mencari nafkah daripada melanjutkan pendidikan.

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan mata pencaharian masyarakat Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara maka jumlah penduduk dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah (Rumah Tangga) Persentse (%)

1 PNS 37 1,47

2 ABRI/POLRI 2 0,08

3 Pegawai Swasta 123 4,89

4 Pegawai BUMN 9 0,37

5 Wirausaha 487 19,36

6 Pensiunan 53 2.10

7 Jasa 259 10,30

8 Nelayan 1.226 48,75

9 Total

Lain-lain 319

2.515

12,68 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018

Berdasarkan Tabeldi atas, dapat dilihat mayoritas penduduk Desa Suka Maju berprofesi sebagai nelayan dengan jumlah sebanyak 1226 Rumah Tangga (28,75%) dan paling sedikit berprofesi sebagai ABRI/POLRI. Hal ini dikarenakan Desa Suka Maju terletak di daerah pesisir sehingga sumber daya yang paling banyak berasal dari perairan atau laut.

4.1.5. Sejarah dan Dinamika Perkembangan Desa

Wilayah Batubara telah diketahui oleh penduduk sejak tahun 1720 M, ketika itu di Batubara terdapat 5 (lima) suku penduduk yaitu “Lima Laras, Tanah Datar, Peisisr, Lima Puluh dan Suku Boga”. Kelima suku tersebut masing-masing dipimpin oleh seorang Datuk yang juga memimpin wilayah teritorial tertentu.Ketika itu Batubara menjadi bagian dari kerajaan Siak dan Johor.Untuk

(48)

mewakili kerajaan Siak dan mengepalai Datuk-Datuk seluruh Batubara diangkat seorang Bendahara secara turun temurun.Setiap Datuk kepala suku mendapat pengangkatan dan capnya dari Sultan Siak.

Sejarah perkembangan peradaban dan pemerintah telah berlangsung sejak lama diawali kerajaan Melayu.Sebuah kerajaan bernama Nibung Hangus.Nama Nibung Hangus adalah kerajaan yang dibakar oleh datuk.Kemudian berubahlah kerajaan Nibung Hangus menjadi kerajaan Lima Laras. Kemudian pada zaman Belanda, Lima Laras pecah menjadi dua yaitu Bogak dan Lima Laras yang dikenal dengan nama Suku Dua, dari Suku Dua inilah terbentuk Kecamatan Tanjung Tiram. Di Tanjung Tiram terbentuk lah beberapa desa dan salah satunya adalah Desa Suka Maju.

4.2. Pola Penggunaan Lahan Desa

Desa Sukamaju tidak ada lahan yang bisa digunakan untuk pertanian maupun perkebunan karena lahan di Desa Sukamaju merupakan lahan kritis dan kebanyakan lahan digunakan untuk pemukiman warga.

Tabel 10. Penggunaan Lahan di Desa Sukamaju

No. Jenis Satuan Jumlah

1 Jalan Km 17,0

2 Bangunan Umum Ha 2,3

3 Pemukiman/Perumahan Ha 217,2

4 Perkantoran Ha 0,8

5 Lain-lain (Rawa, Paluh) Ha 35,2

Sumber : Kantor Kepala Desa Suka Maju 2018

Berdasarkan Tabeldi atas, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan Desa Suka Maju paling banyak digunakan untuk membangun pemukiman atau perumahan, yakni sebesar 217,2 Ha. Lahan di Desa Sukamaju tidak ada yang digunakan untuk

(49)

bidang pertanian. Penduduk sekitar hanya menanam tanaman hias atau tanaman lain yang bisa ditanam di pekarangan rumah.

4.3. Sarana dan Fasilitas Umum

4.3.1. Fasilitas Jalanan dan Transportasi

Infrastruktur di Desa Sukamaju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara dikatakan cukup baik tetapi ada beberapa titik di dusun yang memiliki jalan yang rusak dan berlubang, bahkan ada yang tergenang air saat hujan deras.Di Desa Sukamaju ada beberapa angkutan umum seperti angkot, ojek dan becak.

4.3.2. Fasilitas Listrik

Keadaan fasilitas listrik di Desa Sukamaju dalam keadaan baik.Jaringan listrik PLN sudah tersedia di Desa ini, sehingga semua rumah tangga menggunakan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

4.3.3. Fasilitas Telekomunikasi

Fasilitas telekomunikasi di Desa Sukamaju dikatakan cukup baik, hal ini dikarenakan jangkauan sinyal yang stabil.Tetapi hanya ada satu operator jaringan yang ada yaitu Telkomsel.Ada 2 buah tower jaringan Telkomsel yang ada di Desa Sukamaju.Masyarakat Desa Sukamaju juga sudah banyak yang menggunakan telepon genggam sebagai alat komunikasi.

4.3.4. Fasilitas Pemukiman

Fasilitas pemukiman di Desa Sukamaju dapat dikatakan baik, adapun bangunan yang ada seperti PAUD sebanyak 2 buah, TK sebanyak 1 buah, SD sebanyak 6 buah, SMP sebanyak 1 buah, Masjid sebanyak 5 buah, Mushola sebanyak 1 buah.

(50)

Pemukiman di Desa Sukamaju dikatakan baik karena dapat dilihat dari kualitas jalan yang tidak terlalu buruk serta rumah warga yang kebanyakan sudah permanen.Parit atau drainase yang ada di Desa Sukamaju kurang baik, karena masih banyak air genangan dari rawa yang berada di bawah rumah panggung warga yang tidak mengalir dengan baik.Banyaknya sampah yang berada di bawah bahkan samping rumah warga membuat lingkungan terlihat kotor, dan menjadi sarang nyamuk.Fasilitas lampu jalan juga berfungsi dengan baik menerangi setiap jalan yang ada di Desa Sukamaju.

4.4. Prasarana Sosial Ekonomi 4.4.1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Bangunan TPI yang selama ini dijadikan tempat pelelangan ikan hasil tangkapan nelayan masih kurang mendapat perawatan yang baik, Kondisi kebersihan dan keamanan masih terasa kurang nyaman.Ketiadaan modal untuk melaut terkadang menjadikan nelayan memiliki kedekatan social ekonomi dengan lembaga non formal seperti tengkulak, sehingga pelayanan pelelangan kurang maksimal.

4.4.2. Kapal

Kapal yang digunakan para nelayan sebagai alat transportasi untuk mencari ikan memiliki kondisi yang masih baik, akses untuk mencapai tempat wisata Pulau Berhala, Pulau Pandang dan Pulau Salah Nama dapat dijangkau lebih dekat dengan kapal, Selain aktivitas kapal angkut untuk wisata, ada juga kapal-kapal kecil mengangkut warga yang hendak pulang-pergi ke kampung-kampung di sekitarnya seperti Bagan Baru, yang jika ditempuh lewat darat relatif lebih jauh.

(51)

4.4.3. Pasar

Kondisi pasar terbilang cukup baik, karena cukup luas dan lokasi penjualan ikan yang dekat dengan dermaga terpisah dengan komoditas lain seperti sayur dan buah – buahan untuk menghindari pencemaran bakteri. Kondisi ini membuat ikan yang dijual di pasar masih sangat segar.

4.4.4. Industri Berbasis Produk Kelautan

Desa Suka Maju merupakan salah satu daerah yang memiliki industri ikan asin.Industri kecil di desa ini memberikan andil besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan keluaraga namun masih mengalami kurangnya pembinaan, dan masih kurangnya modal karena akses terhadap sumber – sumber keuangan sangat terbatas.

4.5. Kelembagaan

4.5.1. Kelembagaan Sosial Ekonomi

Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) yang berfungsi sebagai wadah yang mewakili suara para nelayan sangat didukung penuh keberadaannya di Kecamatan Tanjung Tiram.Kegiatan yang baru saja dilaksanakan ialah penyemprotan disinfektan disejumlah pasar dan kawasan pemukiman desa nelayan, kegiatan ini sebagai upaya HNSI untuk meminimalisir penyebaran virus Corona yang meresahkan warga.

4.6. Ketahanan Pangan ( Food Security) 4.6.1. Penduduk Miskin

Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga sangat berkaitan dengan faktor kemiskinan.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa penduduk miskin adalah

(52)

penduduk yang rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.Garis kemiskinan menunjukkan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kkal per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.

4.6.2. Rawan Pangan ( Food Insecurity )

Kondisi ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan beraktivitas dengan baik dalam jangka panjang.Faktor harga sangat terkait dengan daya beli rumah tangga terhadap pangan. Sehingga, meskipun komoditas pangan tersedia di pasar namun jika harganya tinggi sementara daya beli rumah tangga rendah akan menyebabkan rumah tangga tidak bisa mengaksesnya. Kondisi ini memicu timbulnya kerawanan pangan.

Gambar

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran
Gambar  2.Grafik  Sebaran  Scatter  Plot  Hubungan  Pendapatan  dengan  Konsumsi Pangan Rumah Tangga Nelayan
Gambar  3.Grafik  Sebaran  Scatter  Plot  Hubungan  Pendapatan  dengan  Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Nelayan

Referensi

Dokumen terkait

• Diadopsi di Indonesia dalam bentuk KBK dan KTSP, dengan modifikasi bahwa produk akhir diterjemahkan dari materi yang harus dikuasi, sehingga standar lulusan diturunkan dari

Pada pengujian diperoleh hasil bahwa integrasi layanan materi pelajaran antar sekolah dapat menghasilkan informasi yang saling melengkapi guna mendukung kebutuhan

Sebelum penelitian ini dilakukan maka diselenggarakannya desiminasi dalam bentuk pelatihan kepada guru kimia SMA/MA di wilayah Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di

Dari data LSD yang didapat, perlakuan betadine salep (kontrol positif) dibandingkan dengan SEDN 5%, SEDN 10% dan SEDN 15% terdapat perbedaan tidak bermakna

a) Diharapkan Lapas Narkotika Kelas IIB Banyuasin melakukan evaluasi yang lebih mendalam terhadap hasil dan proses pelatihan yang dilaksanakan dan Pelatihan yang

Sedangkan untuk variabel produk, harga, tempat, promosi dan kelengkapan sarana prasara adalah variabel yang tidak mempengaruhi tetap harus dikembangkan seiring

prediksi simulasi numerik dengan hasil uji empiris, maka diperoleh fakta yang sebenarnya, sehingga mekanisme yang diusulkan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi pada keruntuhan

Dari penelitian sebelumnya, peneliti menyimpulkan letak perbedaanya antara lain: Ari Widayati: perintergasian pendidikan karakter, Ana Sri Setyasih: Kontribusi Guru