• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERMASALAHAN PENDIDIKAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI SABAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PERMASALAHAN PENDIDIKAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI SABAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB II

PERMASALAHAN PENDIDIKAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI SABAH

Pada Bab II ini penulis akan menjelaskan bagaimana gambaran umum pekerja migran Indonesia, permasalahan pekerja migran Indonesia yang ada di Sabah serta bagaimana permasalahan tersebut bisa terjadi dan dampak yang diterima. Selain itu, pada bab ini akan mengerucut kepada permasalahan pendidikan anak PMI meliputi penyebab dan dampak yang terjadi akibat adanya permasalahan pendidikan yang ada di Sabah, Malaysia.

2.1 Gambaran Umum Permasalahan Pekerja Migran Indonesia

Pekerja merupakan salah satu bagian dari tenaga kerja yang berkerja sesuai dengan apa yang tertulis pada hubungan kerja, bekerja dibawah naungan dari perintah pemberi pekerjaan dan atas keterlibatannya dalam bekerja, pekerja akan mendapatkan gaji atau upah sesuai dengan yang telah ditentukan. Dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang dimaksud dengan Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.

Pekerja Migran Indonesia memiliki peran dan kedudukan yang besar

sebagai subjek dalam pelaksanaan pembangunan, yang juga diperlukan untuk

meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia dan kontribusinya terhadap

(2)

42

pembangunan serta untuk melindungi hak dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

47

Pekerja migran Indonesia sering diberikan julukan sebagai pahlawan devisa negara karena dalam kurun waktu satu tahun, PMI yang berada di luar negeri menyumbang devisa negara sebanyak kurang lebih 60 trilyun rupiah. Dari hal tersebut pemerntah Indonesia wajib untuk memberikan perlindungan hukum dan jaminan keamanan bagi PMI yang berada di luar negeri karena salah satu penyumbang terbesar devisa negara adalah PMI.

Latar belakang seseorang memilih untuk menjadi PMI dikarenakan adanya pull factor (factor penarik) dan push factor (factor pendorong). Faktor penarik

migrasi Pekerja Migran asal Indonesia yang pertama adalah adanya keberhasilan pertumbuhan perekonomian Malaysia ditandai dengan terserapnya sebagian besar masyarakat usia produktif dalam bebagai lapangan perkerjaan yang tersedia.

Jumlah terserapnya masyarakat yang bekerja lebih besar dari jumlah pengangguran yang ada. Kedua, pull factor juga didukung oleh informasi-informasi lapangan pekerjaa yang didapat dari kerabat maupun keluarga yang lebih dahulu bekerja di Malaysia, hal ini menjadi factor penarik pekerja migran yang paling utama karena juga mendapat informasi tentang adanya pemukiman-pemukiman pekerja migran yang berasal dari Indonesia yang telah ada dan berkembang sejak duapuluh tahun terakhir.

Selanjutnya, adanya upah yang lebih tinggi dikarenakan adanya selisih nilai tukar mata uang antara ringgit dan rupiah. Selain nilai tukar mata uang, perekonomian yang terus berkembang dan banyak dibukanya lapangan pekerjaan yang memiliki jam kerja yang tinggi dan upah yang rendah. keempat, letak

47 Bejo Siswanto Sastrohadiwiryo, 2002, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

(3)

43

geografis antara Indonesia dan Malaysia khususnya Malaysia timur negara bagian Sabah yang bersebelahan. Hal ini berkiatan dengan transportasi untuk menuju Sabah relatif mudah dan murah serta dapat ditempuh melalui jalur darat maupun udara. Selain letah geografis yang bersebelahan, Malaysia memiliki musim yang sama dengan Indonesia sehingga PMI tidak perlu menyesuaikan kondisi cuaca yang ada disana. Kelima, Indonesia dan Malaysia jika dilihat secara budaya memiliki persamaan yang lekat khususnya pada persamaan bahasa, yaitu bahasa Melayu. Hal ini terlihat menonjol dikarenakan jika dibandingkan dengan negara lain tujuan PMI, seperti Taiwan, Hongkong, Singapura, Saudi Arabia, dan Negara-negara lain yang memiliki perbedaan bahasa yang signifikan dengan bahasa Indonesia. Adanya persamaan budaya antara Indonesia dan Malaysia mempermudah PMI yang bekerja di Malaysia khususnya Sabah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

48

Sedangkan push factor yang menjadi pendorong pekerja migran Indonesia untuk melakukan migrasi yang pertama adalah sempitnya lahan pekerjaan yang ada di Indonesia yang kemudian mendorong para pekerja migran mencari pekerjaan diluar negeri. Ketidakmerataan distribusi pendapatan yang ada di Indonesia menyebabkan masyarakat memilih untuk bermigrasi untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan dirinya sendiri. Kedua, tidak seimbangnya kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan yang tersedia di wilayah pedesaan dan perkotaan.

49

Kemiskinan yang terjadi dan kebutuhan ekonomi yang mendesak serta berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang pertanian yang tidak

48 Nur Angga Ardiyanto Dan R. Rijanta, Kajian Migrasi Dan Penghidupan Tenaga Kerjaasal Indonesia Di Kampung Pandan Dalam ampang Jaya Malaysia

49 Bani Praseto Napitupulu, 2012,Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia Di Malaysia Ditinjau Dari Memorandum Of Understanding Antara Pemerintah Indonesia Dengan Malaysia, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(4)

44

memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin dan adanya kesempatan untuk bekerja diluar negeri dengan upah yang lebih tinggi dibandingkan upah yang ada di Indonesia menjadikan factor banyaknya masyarakat Indonesia yang memilih untuk bekerja di luar negeri. Berikut merupakan tabel penempatan pekerja migran Indonesia periode 2015-2020.

Tabel 2. 1 Penempatan Pekerja Migran Indonesia Berdasarkan Negara Periode 2018-2020

NO. NEGARA 2018 2019 2020

1. Hong Kong 73.917 70.840 53.206

2. Taiwan 72.373 79.574 34.415

3. Malaysia 90.664 79.662 14.630

4. Singapura 18.324 19.354 4.474

5. Saudi Arabia 5.894 7.018 1.793

6. Brunai Darussalam 5.707 5.639 1.202

7. Poland 102 430 798

8. Japan 458 486 749

9. Korea Selatan 6.905 6.193 641

10. Italy 1.204 1.349 411

11. New Zealand 340 339 133

12. United Arab Emirates 726 578 117

13. Papua New Guinea 132 1.034 90

14. Kuwait 749 782 74

15. Maldives 322 292 73

16. Oman 749 471 65

17. Turkey 1.005 730 47

18. Qatar 587 217 42

19. Romania 25 34 34

20. Hungary 135 56 33

21. Solomon Islands 285 218 26

22. Russia 91 126 16

23. Congo 27 41 15

24 Gabon 378 96 15

25. Sri Lanka 62 42 14

26. Lainnya 1.056 952 60

TOTAL 283.640 276.553 113.173

Sumber : data bnp2tki.go.id

(5)

45

Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah pekerja migran Indonesia yang berada diluar negeri memiliki jumlah yang tinggi. Malaysia merupakan negara tujuan utama para pekerja migran Indonesia, dilihat dari jumlah PMI setiap tahunnya semakin meningkat kecuali pada tahun 2020. Pada tahun 2020, jumlah PMI yang berangkat ke Malaysia menurun drastis dan Taiwan menjadi negara utama tujuan PMI pada 2020. Penurunan jumlah PMI di Malaysia ini terjadi dikarenakan adanya pandemic covid-19 yang berdampak pada keberangkatan PMI ke Malaysia. Malaysia telah memberlakukan pembatasan atau larangan terkait wabah korona sejak pertengahan Maret lalu. Meskipun penguncian di negara tetangga berakhir pada 4 Mei, beberapa pembatasan tetap ada. Pembatasan tersebut terutama diberlakukan untuk mencegah sejumlah besar orang asing memasuki negara itu dan untuk membekukan perekrutan pekerja migran, sehingga sektor industri perkebunan kekurangan tenaga. Asosiasi Minyak Sawit Malaysia pekan lalu memperingatkan bahwa hasil panen bisa turun sebanyak 25 persen.

50

Jumlah PMI yang ada di Malaysia terbilang banyak dan memiliki dampak terhadap berjalannya roda perekonomian disana. Banyaknya jumlah PMI tidak terlepas dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan diperlukan upaya dari pemerintah Indonesia dalam menanganinya.

2.1.1 Kelengkapan Dokumen Resmi

Pekerja Migran Indonesia merupakan setiap warga negara Indonesia yang sedang atau telah bekerja dengan menerima upah atau gaji di luar wilayah

50 wabah corona, Malaysia Akan Batasi Pekerja Asing, Hanya Diizinkan Bekerja di Tiga Sektor https://www.dw.com/id/malaysia-batasi-pekerja-asing/a-54374698

(6)

46

Indonesia.

51

Berdasarkan data yang tercacat pada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) hingga tahun 2020 tercacat sebanyak 113.173 orang yang terdiri dari 36.784 orang yang berstatus menjadi PMI formal dan 76.389 orang tercatat sebagai PMI informal yang tersebar di seluruh dunia, dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah PMI informal memiliki persentase lebih dari 50%.

52

Banyak PMI illegal yang diberangkatkan melalui jalur tidak resmi atau melalui cara hearing partner, dimana para PMI diberangkatkan melalui calo. PMI ilegal ini

sangat rentan terhadap eksploitasi karena mereka tidak memiliki dokumen yang sah (paspor), mereka tidak memiliki hak perwakilan hukum untuk memperjuangkan hak-hak mereka sebagai pekerja migran karena status berstatus ilegal, mereka tidak memiliki perlindungan hukum baik di negara tujuan maupun di negara asal PMI.

Selain itu, beberapa dari PMI berangkat menuju negara tujuan menggunakan visa bebas kunjugan/ visa wisata. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan mereka yaitu bekerja. Tindakan ini hanya akan memberikan keuntungan bagi pihak agen dan majikan, sedangkan untuk negara penerima pekerja migran akan mengalami banyak kerugian.

53

Aktivitas pekerja migran ini terus menerus dilakukan tanpa mempersiapkan dokumen-dokumen yang sah. Dilihat dari sisi perusahaan, tentu mereka cenderung menerima pekerja-pekerja asing dengan upah yang murah daripada menerima pekerja lokal yang memiliki kecenderungan memilih pekerjaan dan meminta upah

51 Hartono Widodo dan Jossi Belgradoputra, Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum, Universitas Krisnadwipayana, Vol, 8, No, 1, (Juli 2019)

52BP2MI, Data Penempatan dan Perlindungan PMI Periode Tahun 2020, diakses dalam https://bp2mi.go.id/uploads/statistik/images/data_27-02-

2021_Laporan_Pengolahan_Data_Th_2020.pdf (6/3/2021,22.17 WIB)

53 I Budiman , 2004, Dilema Buruh di Rantau: Membongkar Sistem Kerja TKI di Malaysia.Yogyakarta: Ar-Ruzz Jogjakarta.

(7)

47

yang lebih tinggi. Dengan kondisi demikian, masalah ini tidak hanya berasal dari pihak pekerja migran (supply), tetapi juga adanya permintaan terhadap PMI ilegal tersebut (demand), yang kemudian melanggengkanaktivitas PMI yang masuk ke Malaysia tanpa izin dan bekerja tanpa memiliki dokumen yang resmi.

54

Jumlah PMI Bermasalah mencerminkan bahwa masih rendahnya tingkat kesadaran. PMI mengenai legalitas kerja di luar negeri dan aturan hukum yang berlaku di Malaysia. Tujuan PMI bekerja di luar negeri cenderung berorientasi pada money oriented bukan berdasarkan keterampilan (skilled), meskipun ada beberapa

PMI yang sadar pada legalitas bekerja di luar negeri.

55

Oleh karena itu, banyak PMI di Semenanjung Malaysia yang bekerja pada sektor konstruksi dan pembantu rumah tangga.

2.1.2 Perkawinan Tidak Terdaftar

Perkawinan tidak terdaftar merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada PMI yang berada di Malaysia khususnya di wilayah Sabah. Perkawinan tidak terdaftar ini terjadi pada saat PMI berangkat menuju Sabah melalui jalur resmi maupun tidak resmi melangsungkan pernikahan disana dan perkawinan tersebut tidak terdaftar pada KJRI Kota Kinabalu yang menjadi perwakilan pemerintah Indonesia, yang artinya perkawinan tersebut tidak terdaftar pada negara. Meskipun awalnya PMI datang ke Sabah secara tidak sah, namun ketika mereka berada di Sabah, menikah dengan warga negara Indonesia lain, warga negara Malaysia, atau bahkan rekan kerja dengan warga negara Malaysia lainnya, pernikahan tersebut dilakukan secara urut sehingga pernikahan tersebut tidak dicatatkan secara sah. Hal

54 Mawarti, R. S, 2015, Implikasi Kebijakan Deportasi Tenaga Kerja Asing Ilegal di Saudi Arabia dan Malaysia.Jakarta: Bappenas

55 Ibid.

(8)

48

ini akan mengakibatkan permasalahan baru yaitu anak yang lahir dari perkawinan tidak terdaftar ini juga tidak terdaftar secara sah pada negara dan anak-anak mereka tidak dilengkapi oleh dokumen.

Meski anak tersebut memiliki akta kelahiran dari rumah sakit Malaysia, namun surat tersebut tidak bisa didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Negara Malaysia (JPN), yang juga berdampak pada tidak mendapatkan haknya sebagai warga negara, baik warga negara Malaysia bahkan warga negara Indonesia.

56

Adapun permasalahan-permasalah yang terjadi disebabkan kesalahan PMI itu sendiri.

Permasalahan lain yang sering ditemui adalah dimana PMI datang secara ilegal atau pernah masuk secara legal tetapi kemudian masa berlaku paspornya telah habis, dan kemudian menikah dan berkeluarga di Malaysia. Dalam permasalahan ini akan berdampak pada kehidupan anak-anak mereka karena anak yang dilahirkan dari pernikahan yang tidak terdaftar sah di mata negara tidak mendapatkan akses untuk pendidikan di Malaysia.

57

2.1.3 Eksploitasi Kerja

Pekerja Migran yang berangkat ke negara tujuan memlalui jalur yang tidak resmi atau memiliki status ilegal mengalami berbagai permasalahan salah satunya eksploitasi kerja. PMI yang bermigrasi secara legal ke negara lain memiliki perlindungan hukum yang jelas dari pemerintah kedua negara. Seperti halnya PMI yang bekerja di Malaysia memiliki perlindungan. Hal ini disebabkan Nota

56 Shavira Lisdiany S, Upaya Indonesia Memenuhi Hak Pendidikan Bagi Anak TKI Dan Pati Di Johor Bahru (2014-2017), Skripsi, Jakarta: Program Studi Hubungan Internasional,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

57 Ibid.

(9)

49

Kesepahaman (MoU) 2006 antara kedua negara tentang perekrutan dan penempatan pekerja rumah tangga Indonesia, yang mengatur kewajiban majikan dan PMI.

58

PMI ilegal yang tidak keluar dari perusahaan berdasarkan hukum acara tentu tidak termasuk dalam MoU, sehingga mereka tidak memiliki kontrak kerja dengan majikannya. Hal ini menimbulkan banyak masalah karena hak-hak mereka tidak dilindungi secara hukum. Demikian pula kewajiban pengusaha tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena tidak adanya aspek hukum yang membingkai hubungan kerja. PMI ilegal rentan terhadap eksploitasi tenaga kerja dan tidak dibayarnya upah, serta berbagai pelanggaran hukum perburuhan lainnya yang seharusnya menjadi hak mereka jika legal. Berbagai permasalahan PMI ilegal pada determinan sosial politik, terutama tidak dibayarnya upah, eksploitasi pekerjaan, penyalahgunaan dan penipuan, dapat ditelusuri kembali ke kurangnya perlindungan hukum dari pemerintah kedua negara. Tentu saja, jika PMI ini bekerja dengan jalur prosedural, ada kontrak kerja yang disediakan oleh kedutaan untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak. Sehingga PMI dapat mengusut setiap pelanggaran hak.

2.1.4 Ketentuan Pemerintah Malaysia Bagi non-Profesional Workers

Dalam hal pelaksanaan, peraturan pemerintah Malaysia tentang penyelenggaraan pendidikan, peraturan pemerintah Malaysia tentang tenaga kerja asing yang tidak aktif, terutama pekerja migran di bidang pertanian, kilang, manufaktur, konstruksi dan aktif di sektor jasa, seperti di rumah makan yang masa kontraknya berlaku selama 1 tahun (masa kontrak), Syarat Umum Kerja, DOK/PK/NAKER/081253 dapat membawa anaknya karena tidak memiliki izin

58 Memorandum of Understanding antara Pemerintah Republik Indoensia dan Pemerintah Malaysia tentang Rekruitmen dan Penempatan Pekerja Domestik Indonesia¸ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

(10)

50

tinggal di Malaysia. Selain itu, kasusnya berbeda untuk orang yang bekerja, di mana salah satu dari dua indikator adalah mereka yang berpenghasilan di atas RM 5000 dan bekerja di kantor kedutaan. Anak-anak Anda akan diberikan kesempatan untuk bersekolah di sekolah negeri atau sekolah swasta yang disubsidi oleh pemerintah Malaysia.

59

Dari keterangan di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan atau diskriminasi antara PMI profesional dan non-profesional yang tidak diperbolehkan memiliki anak di Malaysia karena PMI masuk dalam kategori pekerja non- profesional, yang kemudian berujung pada none Access - Akses pendidikan bagi pengunjung sekolah di Malaysia. Hal ini berbeda dengan peraturan ketenagakerjaan di wilayah Sabah dan Sarawak, di mana anak-anak hingga usia 12 tahun dapat dibawa oleh orang tuanya.

2.1.5 Pekerja Migran Indonesia disiksa Majikan

Tindak kekerasan yang dialami oleh pembantu rumah tangga di negara tujuan PMI merupakan akibat dari adanya perbedaan undang-undang ketenagakerjaan antar negara pengirim dan negara penerima. Malaysia merupakan salah satu negara yang terindikasi adanya kasus penyiksaan PMI oleh majikan.

Sedangkan, Brunei Darusalam merupakan negra yang jarang terindikasi atau ditemukannya kasus serupa dikarenakan negara Brunei ini memiliki peraturan tentang ketenagakerjaan yang memiliki sedikit perbedaan dengan peraturan yang ada di Indonesia. Adanya perbedaan aturan mengenai permasalahan tenaga kerja memberikan dampak salah satunya kekerasan terhadap pembantu rumahtangga dan pada hal ini tidak mendapatkan tindakan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Perbedaan peraturan ketenagakerjaan antara Indonesia

59 Ibid, hal 114

(11)

51

dan Malaysia yang mencolok mengakibatkan adanya tidakan kekerasan yang dilakukan oleh majikan terhadap PMI yang berkerja sebagai pembantu rumah tangga disana, terutama berkaitan dengan unsur pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) dan jaminan sosial selama bekerja. Isu tentang kekerasan yang diperoleh pembantu rumah tangga asal Indonesia di Malausia memiliki dimensi diplomasi dan berkaitan dengan keadilan dalam pelakasanaan perundang-undangan. Dimana, kasus yang terjadi akan menimbulkan krisis kepercayaan terhadap administrasi negara dan sistem pengadilan di negara Malaysia.

60

Dari penjelasan beberapa permasalahan yang dialami para PMI pada Saat bekerja di Luar Negeri, berikut beberapa contoh Kasus PMI yang mengalami penganiayaa, eksploitasi kerja, serta pembunuhan yang terjadi di Malaysia.

A. Kasus penganiayaan Suyanti

Suyanti yang bekerja di Malaysia sebagai TKI berumur 19 tahun mengalami penyiksaan oleh majikanya. Hal ini diketahui saat KBRI mendapatkan informasi adanya penemuan seorang TKI yang tidak sadarkan diri berada di Jalan PJU 3/10 Mutiara Damandsara yang kemudia langsung dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Perubatan Universiti Malaysia untuk mendapatkan pertolongan. Atas peristiwa yang terjadi tersebut, KBRI melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian Malaysia. Setelah dilakukan penyidikan, diketahui pada 8 Desember 2016 bahwa Suyani yang baru seminggu bekerja di rumah majikannya mendapatkan penyiksaan fisik hingga pada tanggal 21 Desember 2016, beliau melarikan diri dari rumah

60 Tjipto Subadi, TENAGA KERJA INDONESIA DI MALAYSIA(Studi Kasus TKW Asal Jawa Tengah dengan Pendekatan Fenomenologi), FKIP dan Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta

(12)

52

majikannya setelah diancam dengan menggunakan pisau besar.

61

Suryanti mendapatkan luka disekujur tubuhnya dan lebam di kedua matanya akibat dari penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya. Pada 25 desember 2016, suyanti diberikan izin untuk meninggalkan RS dan kembali ke penampungan yang ada di KBRI. Pihak KBRI atas terjadinya kasus ini mengirimkan nota kepada Kementrian luar negeri Malaysia untuk menyampaikan protes dan keprihatinan atas kejadian yang telah terjadi dan meminta agar pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai dengan hukum yang ada di Malaysia.

B. Kasus Eksploitasi Kerja

Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) pada 29 April 2021 membebaskan pekerja migran Indonesia sebanyak 11 orang yang diduga menjadi korban eksploitasi kerja di salah satu restoran yang ada di Klang, Selangor. Pihak PDRM mengatakan bahwa adanya indikasi terjadinya eksploitasi kerja yang dilakuka oleh pemilik restoran berupa penerapan jam kerja yang melebihi batas jam kerja dan juga tidak adanya libur kerja, selain itu pihak majikan hanya mengizinkan penggunaan ponsel atas izinnya saja. Gaji yang dibayarkan juga tidak sesuai, yaitu hanya RM 10 atau sekitar Rp 35 Ribu perhari. Dimana menyalahi kesepakan yang awalnya diberikan janji gaji sebesar RM 1500 atau Rp5,3 Juta perbulannya. Selain upah yang tidak sesuai, majikan pemilik restoran tersebut juga mengurung para PM di asrama serta ditemukan ancaman kekerasan disik. Kasus ini mengakibatkan pelaku dijerat dengan Pasal 13 Undang-Undang Anti-Perdagangan Orang dan Anti-

61 Gatra.com,2018, Kronologi Kasus Suyanti, Korban Penganiayaan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia, diakses dalam https://www.gatra.com/detail/news/313128-Kronologi-Kasus-Suyanti- Korban-Penganiayaan-Tenaga-Kerja-Indonesia-di-Malaysia pada (22/07/21,21:20)

(13)

53

Penyelundupan Migran (Atipsom) 2007, Pasal 55B Undang-Undang Imigrasi 1959/63 dan Pasal 12 (1) (f) Paspor Undang-undang 1966.

62

C. Kasus pembunuhan Zubaedah

Pada 25 Februari 2017, ditemukan kasus terbunuhnya Zubaedah yang merupakan seoran TKI yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Sepasang suami istri yang merupakan majikan zubaedah melaporkan kematian Zubaedah dengan alasan jatuh dan terpeleset dari tangga di rumah majikanny. Namun, pada pemeriksaan autopsi ditemukan adanya luka memar dibadannya dan juga patah tulang iga.

Kemudian dilakukan penyelidikan oleh kepoisian Malaysia dan hasilnya menujukkan bahwa pelaku pembunuhan Zubaedah adalah majikannya sendiri.

Kasus ini ditangani oleh pihak berwenang dan pelakunya yang merupakan sepasang suami- istri telah berhasil diamankan kepolisian Malaysia.

63

Sebagai upaya pencegahan, Kementrian Luar Negeri Indonesia melakukan peningkatan komunikasi pada paraa WNI yang berkerja di Luar negeri. Selain itu, Kemenlu menghimbau untuk para PMI tentang pentingnya mendaftarkan diri pada perwakilan Indonesia yang berada di negara tujuan serta memberikan informasi atas kejadian-kejadian yang dialami para PMI di tempat tujuan.

D. Kasus Kekerasan Adelina Lisau

Pada Februari 2018 terdapat satu kasus TKI yang mengalami kekerasan dan berujung meninggal dunia. Seorang TKI bernama Adelina Lisau yang bekerja di

62 Ahmad Faiz Ibnu Sani, 2021, Lagi, TKI Jadi Korban Eksploitasi di Malaysia diakses dalam https://dunia.tempo.co/read/1458277/lagi-tki-jadi-korban-eksploitasi-di-

malaysia/full&view=ok pada (22/07/21,21:37)

63 Ira Astiana, 2017, “TKW tewas disikasa di Malaysia, majikan beralasan jatuh dari tangga”, diakses dalam https://www.merdeka.com/dunia/tkw-tewas-disiksa-di-malaysia-majikan-beralasan- jatuh-dari-tangga.html pada (22/07/21,21:55)

(14)

54

Malaysia mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari majikannya. Adelina bekerja selama 2 tahun tanpa mendapat upah. Selain itu, Adelina mengalami kurang gizi serta saat ditemukan mengalami luka-luka parah disekujur badannya, Adelina juga dipaksa tidur bersama anjing majikannya. Sehari setelah diselamatkan Adelina meninggal dunia. Pihak kepolisian Malaysia langsung menangkap majikannya.

Para pelaku disidang dengan dakwaan kasus pembunuhan serta mempekerjakan orang asing secara illegal.

64

E. Kasus TKW Tidak Dibayar

Maria goretti yang merupakan seorang TKW yang bekerja di Penang, Malaysia secara illegal tanpa memiliki dokumen lengkap. Maria selama 8 tahun 6 bulan bekerja di Malaysia tidak mendapatkan upah gaji dari majikannya, dan tidak mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Indonesia. Kemudian kasus ini medapatkan perhatian dari KJRI Penang, namun pihak majikan bersikap tidak bersikap kooperatif, sehingga kasus ini diteruskan kepada Mahkamah Jabatan Tenaga Kerja Georgetown dalam penyelesaian kasus ini.

65

Lima kasus diatas merupakan contoh kasus yang terjadi di Malaysia. Namun pada kenyataannya setiap tahun para PMI melakukan pengaduan masalah saat akan atau sedang bekerja di Luar Negeri. Berikut data jumlah pengaduan PMI berdasarka jenis masalah pada tahun 2018-2020.

64 Por Cheng Han, 2018, “'Penyiksa TKW' di Malaysia dibebaskan: 'Dia mati karena disiksa', Indonesia akan terus upayakan keadilan untuk Adelina”, diakses dalam https://www.bbc.com/indonesia/dunia-47996097 pada (22/07/2021,22:54)

65 Data Penanganan Kasus Tenaga Kerja KJRI Penang, 30 Juni 2016

(15)

55

Tabel 2. 2 Jumlah Pengaduan PMI Berdasarkan Jenis Masalah Periode Tahun 2018-2020 (Desember)

No Jenis masalah 2018 2019 2020

Desember Desember Desember

1. Gaji tidak dibayar 20 23 16

2. TKI Ingin dipulangkan 33 11 15

3. Meninggal dunia di negara tujuan 5 4 6

4. Penipuan peluang kerja 3 3 4

5. Utang piutang antara CTKI dan

PPTKIS 1 1 3

6. Potongan Gaji Melebihi

Ketentuan 0 0 3

7. Beban Kerja Terlalu Berat 0 1 2

8. Overstay 3 3 2

9.

Pemutusan Hubungan Kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir

1 0

2

10. Perdagangan Orang 0 11 2

11. Putus Hubungan Komunikasi 3 6 2

12. TKI Sakit/Rawat Inap 4 2 2

13. Biaya Penempatan melebihi

struktur biaya 7 1 1

14. Depresi/Sakit Jiwa 1 0 1

15. Kecelakaan Lalu Lintas 0 1 1

16. Meninggal 23 9 1

17. Pekerjaan Tidak sesuai PK 1 1 1

18. Pemalsuan Dokumen 8 1 1

19. Penahanan Paspor atau dokumen

lainnya oleh PPTKIS 4 2 1

20. Sakit 4 3 1

21. Tindak kekerasan dari majikan 1 2 1

22. TKI dalam tahanan/proses

tahanan 0 0 1

23. TKI gagal berangkat 5 2 0

24. Asuransi Luar Negeri belum

dibayar 1 2 0

25. Dipekerjakan lebih dari 1

majikan 1 0 0

26. Lainnya 180 235 3

Jumlah 390 324 74

(16)

56

Berdasarkan data diatas, permasalahan pengaduan yang dilakukan oleh PMI yang sering terjadi adalah gaji tidak dibayar. Hal ini diperlukan keterlibatan pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan-permasalahan yang terjadi serta bagaimana cara mencegah kemungkinan terjadi permasalahan-permasalahan lain yang kemungkinan akan terjadi.

Dalam menangani permasalahan diatas upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untu membatu korban dan menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan jalur hukum di Malaysia, termasuk dalam melayangkan protes terhadap kebijakan pemerintah Malaysia yang dinilai belum sesuai dengan apa yang pemerintah Indonesia mau karena dianggap hukuman yang diberikan kepada pelaku tidak sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan. Selain itu, untuk meminimalisir terjadinya tidakan yang kurang tepat yang dilakukan oleh majikan maupun PMI, pemerintah Indonesia dan Malaysia membuat perjanjian yang tertulis pada MoU antara kedua negara tentang “Rekruitmen Dan Penempatan Pekerja Domestik Indonesia” dimana didalamnya tertulis tujuan dan tanggungjawab majikan serta pihak pihak terkait agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain permasalahan yang terjadi pada PMI, Permasalahan yang menjadi fokus

penelitian ini adalah Permasalahan pendidikan anak PMI yang ada di Sabah. Pada

subbab selanjutnya akan membahas tentang permasalahan pendidikan anak PMI

yang ada di Sabah meliputi penyebab dari permasalahan pendidikan tersebut dan

juga dampak yang ditimbulkan dari adanya permasalahan pendidikan anak PMI

yang ada di Sabah.

(17)

57

2.2 Permasalahan Pendidikan Anak PMI yang Ada di Sabah

Pekerja Migran Indonesia yang berada di Malaysia tidak diperbolehkan untuk menikah dan membawa serta keluarga untuk tinggal disana.

66

Namun pada kenyataannya, tidak sedikit PMI yang membawa istri dan anaknya untuk tinggal di Malaysia tanpa memiliki izin tinggal yang resmi dan tidak memiliki kelengkapan dokumen. Hal ini mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan salah satunya adalah anak PMI yang berada di Malaysia dan tidak memiliki dokumen- dokumen resmi yang lengkap serta dalam usia yang masih membutuhkan akses pendidikan. Sementara itu, warga negara asing yang berada di Malaysia tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan di sekolah kebangsaan Malaysia, kecuali anak yang berasal dari orang tua yang bekerja sebagai pegawai kedutaan asing atau salah satu orang tuanya pemegang student pass, employment pass, atau expatriate card. Selain itu, anak yang diberikan izin untuk mengenyam pendidikan disana

yaitu anak dengan orang tua yang memiliki izin bekerja resmi dan minimal pendapatan RM 3,000,00 yang mana pendapatan tersebut merupakan standar dari gaji pekerja profesional di Malaysia.

67

Permasalahan yang dihadapi anak PMI yang tidak memiliki dokumen lengkap mengakibatkan banyak anak PMI yang tidak mendapatkan pendidikan dan rawan ditangkap oleh petugas imigrasi Malaysia.

68

Faktor lain yang menjadi

66 …..Foreign workers are employed for a period of 10 years for all permissible sectors and they may not marry nor bring their family members into Malaysia…”Policy on Employment of Foreign Workers. 2014. Department of Labour Penisular, Ministry of Human Resources. Putra Jaya, Kuala Lumpur, diakses dalam http://jktsm.mohr/.gov.my/index.php/en/services/pengurusan-pekerja- asing/penggajian-pekerja-asing (22/3/2021,23.12)

67 Kementerian Pendidikan Malaysia, Studi Kelayakan Sekolah Indonesia Johor Bahru, diakses dalam http://moe.gov.my/my/Pertanyaan-Lazim KJRI Johor Bahru, 2016, Hal.4

68 Neneng Zubaidah, Tak hanya TKI, sekolah Indonesia di Malaysia pun ilegal diakses dalam http://nasional.sindonews.com/read/813797/15/tak-hanya-tki-sekolah-indonesia-di-malaysia- punilegal-1386246946, (13/3/2021,01.22)

(18)

58

penghambat pendidikan anak PMI karena jarak tempuh dari tempat tinggal ke sekolah relatif jauh, rawan untuk tertangkap Kepolisian Malaysia dan dideportasi karena berstatus undocumented dan kurangnya kesadaran para orangtua akan pentingnya pendidikan anak mereka. Selain itu, keterbatasan tenaga pendidik disana juga menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya anak PMI yang belum mendapatkan layanan pendidikan.

69

Sabah merupakan salah satu negara bagian Malaysia yang merupakan wilayah dengan perkebunan sawit terluas diantara negara bagian yang lain dengan 90% pekerjanya merupakan pekerja migran yang berasal dari Indonesia.

70

Pada tahun 2017, negara Malaysia memperkirankan sekita 50.000 lebih anak dari PMI yang bekerja di Sabah tidak memiliki identitas resmi yang menimbulkan masalah pendidikan. Berdasarkan data dari Konsulat Republik Indonesia yang berada di Tawau, dari 21.627 anak PMI yabg berada di Sabah hanya sekitar 8.000 anak yang mendapatkan fasilitas pendidikan secara formal.

71

Pada hal ini terlihat bahwa diperlukannya upaya dari pemerintah Indonesia untuk memenuhi hak pendidikan anak PMI yang berada di Sabah.

69 Latief, BNP2TKI Perjuangkan Pendidikan di Malaysia, diakses dalam https://ekonomi.kompas.com/read/2015/09/19/175956626/BNP2TKI, (12/3/2021,12.28)

70Laporan Tim Pencari Fakta, Kondisi migran Indonesia yang dideportasi selama masa Covid-19 dari Sabah, Malaysia ke Indonesia (Juni 2019-September 2020). Koalisi Buruh Migran Berdaulat Oktober 2020

71Adhima Soekotjo, 50 Ribu Anak TKI di Sabah Malaysia Tak Punya Identitas https://kbr.id/nasional/042017/50_ribu__anak_tki_di_sabah_malaysia_tak_punya_identitas_/8992 1.html diakses pada 10/06/2021.18:52

(19)

59

2.2.1 Penyebab Permasalahan Pendidikan yang Ada di Sabah

2.2.1.1 Kelengkapan Dokumen Resmi

Salah satu masalah kompleks yang dihadapi anak-anak pekerja migran Indonesia di Sabah adalah kurangnya dokumen kewarganegaraan yang lengkap, termasuk akta kelahiran, paspor, dan visa pelajar. Untuk mendapatkan akses ke pendidikan formal di Sabah, diperlukan catatan lengkap dari siswa. Masalah ini seringkali menjadi kendala bagi anak-anak PMI di Sabah untuk mengakses pendidikan formal di sekolah negeri Malaysia karena kebanyakan dari mereka tidak memiliki dokumen lengkap.

A. Akta Kelahiran

Salah satu masalah yang mempersulit akses pendidikan di Malaysia adalah tidak adanya akta kelahiran. Banyak anak PMI lahir dan besar di Sabah.

Selain itu, sulit bagi anak mereka yang baru lahir untuk mendapatkan akta kelahiran karena orang tuanya tidak memiliki akta nikah resmi dan banyak yang tidak memiliki paspor. Ketidaklengkapan dokumen resmi PMI membuat penerbitan akta kelahiran tidak bisa dilakukan. Sedangkan akta kelahiran merupakan salah satu syarat bagi setiap anak untuk dapat mengikuti pendidikan, karena akta kelahiran merupakan salah satu syarat untuk dikeluarkannya paspor dan visa.

72

Pemerintah Malaysia juga mewajibkan pekerja migran di Malaysia untuk bekerja secara formal, memiliki dokumen resmi, tidak membawa keluarga dan menikah selama masa kontrak kerja. Memang, banyak pekerja migran Indonesia yang melanggar

72 Anna Yulia Hartati Dan Rofi’atul Andawiyah,2020, Diplomasi Indonesia Dalam Menangani Masalah Pendidikan Anak TKI di Sabah Malaysia. Spektrum,Vol 17,No 2, 2020 P-Issn:1829–

6580,E-Issn:-

(20)

60

peraturan ini, menciptakan masalah baru bagi anak-anak migran Indonesia kelahiran Malaysia dan anak-anak yang dibawa tanpa surat lengkap. Sulit bagi anak-anak PMI untuk mendapatkan akta kelahiran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendaftaran Nasional Malaysia karena mereka ilegal dan berisiko dideportasi oleh polisi Malaysia.

Pada umumnya, ada beberapa hambatan dalam masyarakat Malaysia untuk tidak mendaftarkan kelahiran anak-anak pekerja migran. Pertama, ada biaya yang terkait dengan pendaftaran akta kelahiran di Malaysia, baik biaya administrasi maupun biaya transportasi ke kantor National Registration Department (NRD).

Kedua, syarat untuk memperoleh akta kelahiran sulit dipenuhi, terutama penerbitan akta kelahiran yang harus dilakukan dalam waktu 42 hari sejak anak lahir. Ketiga, jika melebihi 42 hari, termasuk penundaan, maka kriteria dan tata cara penerbitan akta kelahiran berbeda di setiap kantor NRD. Keempat, anak yang orang tuanya juga tidak memiliki dokumen, yang telah meninggal atau tidak dapat ditemukan keberadaannya juga berdampak.

73

Kelima, khusus bagi pengungsi dan pencari suaka di Semenanjung Malaysia, pada prinsipnya mereka bisa mendapatkan akta kelahiran untuk anaknya, namun petugas NRD mengharuskan mereka untuk mengeluarkan tanda pengenal pengungsi dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebelum mengajukan kelahiran. sertifikat kartu hanya

tersedia untuk pengungsi, hanya untuk pengungsi. Dengan kata lain, pencari suaka tidak dapat memperoleh akta kelahiran bagi anaknya. Keenam, larangan perkawinan bagi pekerja migran mencegah pengungsi, pencari suaka, dan migran

73 Child Rights Coalition Malaysia, Status Report on Children‟s Rights in Malaysia. Kuala Lumpur:

Malaysian Child Resource Institute. 2012. Hal. 10.

(21)

61

ilegal untuk mengurus akta kelahiran bagi anak-anak mereka karena mereka berisiko ditangkap atau dipenjara.

74

Beberapa hambatan yang menyebabkan anak PMI sulit untuk mengakses pendidikan masih ada hambatan khusus yang melatarbelakangi PMI yang tinggal di daerah terpencil di Sabah dan Serawak tidak mendaftarkan kelahiran, yakni jarak yang jauh untuk mengakses ke kantor pembuatan yang cukup jauh dan membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk menuju ke kantor NRD, selain itu kurangnya kesadaran orang tua tentang arti penting prosedur pencatatan kelahiran, dan pernikahan orang tua yang tidak terdaftar secara resmi. Kini telah mobile registration yang diaplikasikan oleh perwakilan masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Sabah, namun cakupannya masih terbatas dan proses untuk mendapatkan akta kelahiran dalam kasus pendaftaran kelahiran terlambat masih sangat lambat dilayani.

75

B. Paspor

Sebagian besar anak PMI di Sabah tidak memiliki paspor karena mereka masuk ke Malaysia secara ilegal bersama orang tua mereka tanpa izin perjalanan atau paspor resmi; atau mereka lahir di Sabah dari orang tua yang tidak memiliki paspor atau akta nikah sehingga tidak dapat mengajukan paspor; atau tempat tinggal mereka yang jauh di pelosok sehingga sulit menjangkau dan membayar KJRI Kota Kinabalu. Paspor adalah dokumen resmi atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pemerintah kepada seorang warga negara yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Oleh karena itu, setiap warga negara yang ingin bepergian ke negara

74 Ibid, Hal. 11.

75 Ibid.

(22)

62

lain harus memiliki paspor. Selain itu, mereka membutuhkan visa atau izin tinggal untuk tinggal lebih lama. Anak-anak PMI di Sabah yang tidak memiliki paspor adalah ilegal. Oleh karena itu, mereka tidak dapat menerima layanan pendidikan di Sabah. Pemerintah Malaysia telah berulang kali mendeportasi PMI yang tidak memiliki dokumen masuk atau paspor karena tidak memiliki akta kelahiran atau karena kedua orang tuanya tidak memiliki paspor.

Pada Maret 2018, 75 PMI dideportasi dari Malaysia dan terdaftar sebagai kelahiran Sabah. Kebanyakan dari mereka berusia di atas 20 tahun. PMI yang lahir di Malaysia tidak memiliki akta kelahiran, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan dokumen kependudukan Malaysia atau paspor Indonesia. Kesulitan juga muncul dari kesalahan orang tua mereka yang tidak memiliki dokumen sah sebagai pekerja dan imigran asing di Malaysia.

C. Visa

Hampir semua anak PMI di Sabah tidak memiliki izin tinggal atau visa.

Visa adalah izin atau surat kuasa untuk masuk ke negara lain atau untuk tinggal

sementara di negara lain berupa stempel dan inisial yang dibubuhkan pada paspor

pemohon oleh pejabat negara yang bersangkutan. Kembali ke pokok bahasan

paspor, karena visa tidak bisa dikeluarkan tanpa paspor, sedangkan paspor

merupakan salah satu syarat pengajuan visa. Ada beberapa jenis visa yaitu, visa

masuk, visa bisnis, visa keluarga, visa kerja, visa belajar atau pelajar, dll. Dalam

hal ini, anak-anak PMI Sabah yang ingin tinggal dan belajar di lembaga pendidikan

Sabah akan membutuhkan visa atau kartu identitas.

(23)

63

2.2.1.2 Kesulitan Dalam Mengakses Pendidikan Formal

Sulitnya anak-anak PMI dalam mengakses pendidikan formal menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia karena hak anak atas pendidikan tertuang dalam undang-undang Indonesia dan peraturan UNHCR.

Sedangkan anak-anak PMI yang tidak memiliki akses pendidikan formal adalah sekolah negeri Malaysia yang tidak menerima anak berkewarganegaraan asing atau anak tanpa dokumen lengkap. Mengenai pendidikan untuk anak-anak tanpa kewarganegaraan dan mereka yang tidak memiliki dokumen resmi, Kementerian Pendidikan Malaysia mengumumkan rencana untuk membuka Sekolah Bimbingan Jalinan Kasih (SBJK) di Kuala Lumpur untuk anak-anak tanpa kewarganegaraan.

76

Beberapa hambatan anak migran ilegal untuk mendapatkan akses pendidikakan di Malaysia yaitu:

A. Tidak Memiliki Akta Kelahiran

Pemerintah Malaysia mengumumkan pada tahun 2009 bahwa anak-anak yang lahir di Malaysia tanpa akta kelahiran dapat menerima akta kelahiran dari Kementerian Sosial atau kepala desa untuk belajar di sekolah umum dan mengikuti ujian resmi di Malaysia. Namun, kesadaran akan kebijakan ini masih sangat minim di kalangan orang tua migran dan guru.

77

Mesikpun adanya kebijakan tersebut, namun karena banyaknya anak PMI yang ada disabah tentu sulit untuk semua mendapat surat pengesahan kelahiran tersebut. Selain itu, keterbatasan informasi dan kurangnya kesadaran para PMI bahwa akta kelahiran merupakan hal dasar yang

76 Child Rights Coalition Malaysia. Status Report on Children‟s Rights in Malaysia. Kuala Lumpur: Malaysian Child Resource Institute. 2013. Hal. 27-28. Tersedia di

http://www.mcri.org.my/wp-content/uploads/20131230-CRC-Report-English-FINAL.pdf diunduh pada 8 Juni 2020.

77 Ibid.

(24)

64

wajib dimiliki anaknya untuk mempermudah berbagai urusan termasuk perihal pendidikan.

B. Jumlah Lembaga Pendidikan Khusus Anak Migran yang Masih Minim

Terdapat pusat-pusat pembelajaran berbasis masyarakat atau sekolah yang memberikan pendidikan tingkat dasar kepada anak-anak migran, seperti Humana School yang didirikan oleh LSM Humana untuk membantu memenuhi pendidikan anak PMI di Sabah. Pusat pembelajaran ini dikelola oleh Lembaga Swadaya Masyarkat Humana ini diawasi ketat atau dioperasikan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNCHR).

78

Namun, sekolah-sekolah ini kurang mendapat dukungan dari pemerintah Malaysia dan warga negara Malaysia, baik secara finansial maupun moral. Berdirinya Humana School yang ada di Sabah jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah anak PMI yang membutuhkan akses pendidikan. Maka dari itu diperlukan kebijakan pemerintah Indonesia untuk memenuhi hak pendidikan anak PMI di Sabah.

C. Kesempatan yang Kecil Bagi Para Anak-Anak Migran Untuk Melanjutkan Pendidikan

Kesempatan yang kecil bagi anak-anak migran untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi menyebabkan mereka kurang motivasi untuk belajar.

Banyak dari mereka putus sekolah untuk memasuki dunia kerja untuk membantu orang tua mereka membiayai hidup keluarganya.

79

Kesulitan yang dialami anak

78 Makhtar M., et.al., Right to Education for Irregular Migrant Children in Malaysia: A Comparative Analysis. Malaysia: Pertanika Journal Social Sciences & Humanities. 2015. Vol. 23.

Hal. 91.

79 Child Rights Coalition Malaysia. Status Report on Children‟s Rights in Malaysia. Kuala Lumpur:

Malaysian Child Resource Institute. 2012. Pp 20.

(25)

65

PMI dalam mengakses pendidikan tidak terbatas pada persoalan dokumen saja, akan tetapi meliputi ketersediaan transportasi umum untuk menuju sekolah yang sangat minim karena keberadaan tempat tinggal ada di pelosok dan jauh dari sekolah, selain itu banyak orang tua yang tidak dapat membayar biaya transportasi ke sekolah untuk anaknya. Sekolah formal yang didirikan pemerintah Indonesia adalah Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) di Sabah. Sementara jarak SIKK dengan ladang sawit dan lokasi-lokasi tinggal para PMI memiliki jarak tempuh kisaran 50-200 km. Oleh karena itu, anak-anak PMI yang tinggal di daerah yang jauh dari SIKK hanya dapat mengakses pendidikan di CLC. Meskipun begitu, pada dasarnya CLC memberikan layanan pendidikan yang sama dengan SIKK, hanya saja CLC cabang dari SIKK yang hanya menyediakan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. SMP yang disediakan di CLC hanya ada di CLC tertentu dan tidak semua CLC memiliki jenjang SMP.

2.2.1.3 Perspektif PMI Terhadap Pendidikan

Faktor lainnya adalah pandangan PMI tentang pentingnya pendidikan sebagai orang tua bagi anak-anak tersebut. Masih banyak PMI yang tidak memandang pendidikan sebagai hal yang penting dan merasa bahwa ketika anak- anaknya sudah besar, yang harus mereka lakukan hanyalah bekerja. Jangan pikirkan bagaimana anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak yang pada akhirnya bisa memperbaiki keadaan ekonomi keluarga.

80

Pada umumnya anak-anak yang tidak memiliki akses pendidikan adalah anak-anak yang tidak memiliki dokumen hukum, sehingga cukup sulit untuk mengetahui keberadaannya. Selain itu, warga

80 Shavira Lisdiany S, Upaya Indonesia Memenuhi Hak Pendidikan Bagi Anak TKI Dan Pati Di Johor Bahru (2014-2017), Skripsi, Jakarta: Program Studi Hubungan Internasional,Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(26)

66

negara Indonesia cenderung menyembunyikan keberadaan anak-anaknya atau tidak memberikan informasi yang benar karena takut akan hukuman. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa anak-anak mereka akan segera kembali ke Indonesia padahal kenyataannya mereka akan terus tinggal di Malaysia. Seperti disebutkan di atas, tidak diperbolehkan membawa anak, membesarkan keluarga, atau menikah di Semenanjung Malaysia. Sehingga menjadi tantangan untuk menyikapi masalah pendidikan ini agar aspek hukum tetap terjaga. Masalah ini akan terus menjadi masalah sampai pemerintah Malaysia diberikan izin untuk memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak tersebut. Sehingga dapat kita lihat bahwa permasalahan tersebut tidak hanya datang dari PMI itu sendiri, tetapi yang terpenting, menurut peraturan ketenagakerjaan di wilayah Semenanjung Malaysia, TKA tidak diperbolehkan untuk menikah dan/atau membawa keluarganya, terutama mereka yang merupakan tenaga kerja awam yang akhirnya mempengaruhi nasib anak-anak mereka, yang kemudian ditolak aksesnya ke pendidikan di wilayah Sabah, Malaysia.

Berkaitan dengan hal tersebut, tidak hanya berkaitan dengan hak dan

kewajiban sebagai pegawai, tetapi ada juga hak dan kewajiban sebagai manusia dan

warga negara Indonesia yang harus dipenuhi. Salah satu hak nyata setiap individu

adalah hak atas pendidikan, setidak-tidaknya pada tingkat dasar, sebagaimana

tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dalam Pasal 26.

(27)

67

2.2.2 Dampak dari Permasalahan Pendidikan Anak PMI di Sabah

2.2.2.1 Anak PMI Putus Sekolah

Angka putus sekolah PMI memang menurun, namun masalah ini masih perlu mendapat perhatian khusus. Proporsi anak putus sekolah PMI lebih tinggi pada anak laki-laki, sedangkan tingkat kelulusan lebih tinggi pada anak perempuan.

Sebagian besar anak putus sekolah berasal dari keluarga kurang mampu dengan dalih tidak melanjutkan pendidikan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Ditambah dengan keterbatasan transportasi ke sekolah, keputusan untuk bekerja atau membantu orang tua mengasuh adik, keputusan untuk menikah di usia muda, dan kurangnya dukungan orang tua untuk sekolah.

81

Ketersediaan SMP yang masih terbatas menjadi salah satu alasan mengapa anak-anak tidak berpindah dari SD ke SMP. Namun, ada batasan bagi anak-anak yang telah menyelesaikan sekolah menengah dan akan melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar, karena tingkat SMA/SMK hanya tersedia di SIKK dan tidak memungkinkan untuk mengakomodasi pilihan lain selain SIKK untuk menyelesaikan pendidikan di SMA. Tingkat lanjutan juga dapat dicapai jika anak-anak PMI kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMA/SMK sedangkan mereka tidak dapat kembali ke Indonesia sendiri karena keluarga mereka semua berada di Sabah. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia untuk memperbanyak SMA/SMK di Sabah agar mudah diakses oleh anak-anak PMI.

82

Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini untuk memenuhi hak atas pendidikan

81 Child Rights Coalition Malaysia, Status Report on Children‟s Rights in Malaysia (Kuala Lumpur:

Malaysian Child Resource Institute, 2012)

82 Media Indonesia. Lulus SMP, Anak TKI di Sarawak Putus Sekolah. Tersedia di

http://www.mediaindonesia.com/read/detail/73890-lulus-smp-anak-tki-di-

sarawak-putus-sekolah

diakses pada 9 juni 2020.

(28)

68

adalah dengan memberikan beasiswa bagi anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMA di Indonesia agar anak-anak migran tersebut ingin kembali ke Indonesia dan diharapkan nantinya dapat membawa keluarganya ke Indonesia.

Indonesia bisa bangkit.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menggunakan data untuk menjelaskan permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah. Masalah pendidikan anak-anak PMI membutuhkan dukungan dari pemerintah Indonesia. Konsepsi peranan nasional Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah dijelaskan pada subbab landasan konseptual pada bab sebelumnya, dimana negara dalam membuat kebijaka luar negeri mendapat pengaruh dari tujuan nasipnal negara tersebut. Konsepsi peran nasional mencakup definisi pembuat kebijakan terkait keputusan, komitmen, aturan, dan tindakannya yang berhubungan dengan posisi dan fungsinya. Konsepsi peran nasional memiliki beberapa sumber yaitu lokasi, sumber daya, kapabilitas, kebutuhan sosio-ekonomi, ideologi nasional, peran tradisional, opini publik, personalitas, dan kebutuhan politik.

83

Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan pendidikan anak PMI di Sabah yang telah dijelaskan diatas dapat menggunakan peran Active Independent, Regional-Subsystem Collaborator, Independent, Internal Development, Isolate, dan Protectee dimana peran-peran

tersebut menjelaskan mengutamakan kepentingan negara, namun tetap terbuka untuk kerjasama dengan pihak lain. Namun, disisi lain negara dalam memenuhi kepentingannya juga menekankan kemandirian untuk membangun negaranya

83 K.J Holsti, 1970, National Role Conceptions in The Study of Foreign Policy, International Studies Quarterly, Vol.14, No.3 (Sep 1970), pp. 233-309, hal. 240

(29)

69

sendiri.

84

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kepentingan nasional Indonesia dalam mengupayakan penyelesaian permasalahan pendidikan anak PMI dengan menggunakan konsep Social Protection. Bantuan negara Indonesia dapat diperiksa terhadap empat elemen

konsep social protection menurut Wheeler dan Waite yaitu Promotive, Preventive, Transformative, dan Protective.

Bagan 2. 1 Korelasi Antara Konsep Peranan Nasional Dan Konsep Social Protection

84 Ibid.

Permasalahan PMI yang ada di Sabah

National values

UU Pasal 29 UU pasal 30 UU Pasal 45 ayat 2,3,4.

Permasalahan pendidikan anak PMI yang ada di Sabah

Harapan peran Kerjasama bilateral Memorandum Of

Understanding

PERANAN NASIONAL

MENGATASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN ANAK

PMI

UPAYA SOCIAL

PROTECTION

Referensi

Dokumen terkait

!ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah '( dasar  sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar &P' dan P)(,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived ease to use dan subjective norm terhadap intention to use dengan perceived usefulness

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkaji; (1) tingkat kelayakan isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Penjasorkes SD Kelas 4 yang

Selaras dengan teori yang menjelaskan bahwa bernyanyi merupakan mengeluarkan suara dengan syair-syair yang digunakan, mengelola kelas dengan bernyanyi berarti

Kata ganti persona kedua adalah kategorisasi rujukan pembicara kepada lawan bicara. Dengan kata lain, bentuk kata ganti persona kedua baik tunggal maupun jamak merujuk

Halaman gerakan dasar Tari Pendet akan menampilkan beberapa button gerakan dasar Tari Pendet yang akan diperagakan oleh model 3 dimensi apabila dipilih

Langkah pembelajaran dalam pemberian workshop ini guru diberikan tugas penyus una n Silabus dan RPP yang kemudian guru dalam penyusunan RPP dibagi menjadi beberapa

Pada proses penjualan dibutuhkan daftar barang, daftar jenis barang dan daftar diskon, data pelanggan atau data member sehingga dapat menghasilkan nota