• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 1||

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDU MELALUI TEKNIK OPERANT CONDITIONING TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS XI APK DI SMKN 2 KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2015-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

OLEH :

DANESWARA CHAIRUNIDA NPM : 12.1.01.01.0132

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI

2016

(2)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 2||

(3)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 3||

(4)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 4||

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDU MELALUI TEKNIK OPERANT CONDITIONING TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS XI APK DI SMKN 2 KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2015-2016

DANESWARA CHAIRUNIDA 12.1.01.01.0132

FKIP-Bimbingan dan Konseling danezwarachairunnida@gmail.com

Dr. Atrup, M.Pd.,MM dan Risaniatin Ningsih, S.Pd.,M.Psi.

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK

Daneswara: Efektivitas Layanan Konseling Individu Melalui Teknik Operant Conditioning Terhadap Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas XI APK Di SMKN 2 Kediri Tahun Pelajaran 2015-2016, Skripsi, Bimbingan dan Konseling, FKIP UN PGRI Kediri, 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti yang pernah melaksanakan kegiatan PPL di sekolah tersebut, bahwa banyak perilaku membolos siswa yang kurang diperhatiikan terutama membolos dan beralasan sakit tapi tanpa bukti yang mendukung seperti surat atau pemberitahuan dari wali murid langsung.

Permasalahan peneliti ini adalah ini Adakah efektivitas layanan konseling individu melalui teknik operant conditioning terhadap perilaku membolos siswa?.

Peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain SSD (Single Subject Design).sumber data utama dalam penelitian ini adalah angket serta wawancara dan dokumentasi sebaga data penguat atau pendukung. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 2 peserta didik, yang semuanya kelas XI. Penelitian ini dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan dan pada baseline (A) subyek diminta mengisi angket dan pada intervensi (B) setiap pertemuan konseling individu subjek diminta untuk mengisi angket kembali. Ini bertujuan untuk memudahkan peneliti untuk menganalisis perubahan yang terjadi serta menyimpulkan hasil penelitian.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah layanan konseling individu melalui teknik operant conditioning efektif untuk mengatasi perilaku membolos pada siswa menjadi tidak membolos sekolah ataupun pelajaran kembali.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, analisis visual dalam kondisi subjek terjadi perubahan yang positif serta ditunjukan dengan grafik tred yang terus naik. Sedangkan analisis visual antar kondisi juga tidak berbeda trednya cenderung meningkat tau naik artinya terjadi perubahan yang sangat positif. Dengan demikian direkomendasikan: (1) penggunaan layanan konseling individu dengan menggunakan teknik operan conditioning untuk memberi semangat bagi para siswa agar tidak membolos. (2) penggunaan layanan konseling individu melalui behavioral dengan teknik yang lain sesuai dengan kebutuhan klien. (3) guru masih perlu meneliti terus menerus untuk membuktikan apakah layanan konseling individu teknik operant conditioning sesuai dengan seluruh karakteristik peserta didik yang perperilaku membolos sekolah.

Kata Kunci : Perilaku Membolos, Konseling Individu Teknik Operant Conditining

(5)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 5||

I. LATAR BELAKANG

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengembangkan potensi diri secara spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dalam diri maupun lingkungan. Keberadaan pendidikan kini sangatlah penting, jika diperhatikan pemerintah selalu berusaha untuk mengurangi tingkat kebodohan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional).

Menurut Gunarsa (2002:31), membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Peraturan sekolah yang kurang tegas juga menjadi celah untuk anak membolos dengan mudah dengan demikian peraturan sekolah pun menjadi salah satu faktor dari

penyebab anak membolos.

Penanganan siswa membolos melalui aturan disiplin merujuk pada tata tertib yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Artinya segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakekatnya adalah usaha untuk mencegah tindakan perilaku membolos. Guru semampu mungkin menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dengan berkreasi dan berinovasi agar siswa menerima dan memahami pelajaran. Seperti adanya reward bagi siswa yang menunjukkan adanya perubahan ke arah lebih baik. Guru juga perlu memberikan teladan agar dapat dicontoh siswa seperti datang tepat waktu, rajin hadir di kelas dan pemberian nilai yang transparan.

Menurut psikologi behavior kegiatan belajar ditandai dengan perubahan perilaku yang sesuai dengan norma dan etika, perubahan itu bersifat permanen dengan kesadaran. Sunanto (2005),

”Psikologi behaviorisme memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dan atau akibat dari perilaku itu sendiri (consequence)”. Pada perilaku membolos tentunya ada stimulus dan respon yang negatif didalamnya.

(6)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 6||

Teori behavioral memberi inspirasi tentang upaya-upaya pengubahan perilaku termasuk melalui proses konseling. Konseling behavioral juga menaruh perhatian pada semua perubahan perilaku.

Dengan menggunakan beberapa teknik dari konseling behavioral memudahkan bagi konselor untuk mengatasi kebiasaan siswa membolos.

Melihat fenomena diatas, maka bimbingan dan konseling memberikan suatu alternatif penyelesaian terhadap permasalahan tersebut. Salah satu cara yang digunakan dalam menyelesaikan masalah kebiasaan membolos tersebut yaitu dengan teknik Pengondisian Operan (Operant Conditioning). Adapun landasan dari penggunaan teknik ini yaitu seperti yang dikemukakan oleh Skinner dalam Corey (2013), jika suatu tingkah laku diganjar, maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang akan tinggi. Dan prinsip perkuatan yang menerangkan pembentukan, pemeliharaan, atau penghapusan pola- pola tingkah laku merupakan inti dari Pengondisian Operan. Pengondisian Operan adalah salah satu teknik dalam terapi

behavioral, Skinner memusatkan pada hubungan tingkah laku dan konsekuen. Pengondisian Operan merupakan teknik yang

menggunakan konsekuen

menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Konsekuen menyenangkan akan memperkuat tingkah laku, sementara konsekuen tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku. Skinner menyebut konsekuen tersebut dengan reinforcement (penguatan).

Dengan menyadari gejala- gejala atau kenyataan diatas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang “Efektivitas Layanan Konseling Individu Melalui Teknik Operant Conditioning Terhadap Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas XI APK Di SMKN 2 Kediri”.

II. METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaif digunakan dalam mengetahui perilaku membolos peserta didik.

Perilaku membolos pada peserta didik yang ditampilkan dapat dilihat melalui data dan numerikal atau angka yang diperoleh secara statistik.

(7)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 7||

Dalam penelitian ini teknik yang diambil adalah teknik penelitian eksperimen. Sugiyono (2015: 72) berpendapat bahwa teknik penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.

Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan yaitu pola A-B; Baseline A. Menurut Sunanto.

J. dkk (2005: 54) “ Baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku target behavior dilakukan pada keadaan natural sebalum diberikan intervensi apapun “.

Dalam penelitian modifikasi perilaku, penggunaan skor individu lebih utama dari pada skor rata-rata kelompok. Pada disain subyek tuggal pengukuran variabel terikat atau target behavior dilakukan berulang- ulang dengan periode waktu tertentu misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antara individu maupun kelompok tetapi dibandingkan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Yang dimaksud kondisi di sini kondisi baseline dan kondisi eksperimen (intervensi).

Peneliti mengamati perilaku subyek dan memberikan angket

perilaku membolos selama 3 sesi pada kondisi kegiatan belajar di kelas tanpa intervensi seperti kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari.

Kemudian dilakukan Intervensi (B), Pada intervensi B ini peneliti melakukan eksperimen dengan mengkondisikan subyek untuk melaksanakan layanan konseling individu di lobby sekolah karena subyek tidak nyaman di ruang BK dan tidak ada ruangan khusus konseling individu. Kemudian subyek mengisi angket perilaku membolos. Dari intervensi tersebut diukur secara kontinyu selama 3 sesi untuk mengetahui bagaimana perubahan subyek.

Sumber data utama penelitian kuantitaf adalah pengisian angket, observasi, wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, arsip atau yang lainnya.

Dari hasil sumber data yang digunakan dalam penelitian akan memperoleh hasil tes angket faktor penyebab membolos, hasil wawancara guru BK dan beberapa siswa satu kelas subyek, data dari observasi, dokumen terkait subyek dan juga lembar refleksi dari subjek.

Data utama penelitian diperoleh dari informan, yaitu dua peserta didik yang menjadi subyek

(8)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 8||

yang memiliki perilaku membolos.

Subyek yang menjadi data utama dalam penelitian ini adalah peserta didik yang data absensinya memiliki catatan lebih dari 4 kali alfa atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan dalam satu semester.

Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.

Berkaitan dengan proses pengumpulan data tersebut, Hadi (1990: 67) mengatakan bahwa bagaimana memperoleh data adalah persoalan metodologik yang khusus membicarakan teknik-teknik pengumpulan data. Apakah seorang penyelidik akan menggunakan kuisioner, wawancara, observasi biasa, tes, eksperimen, atau metode lainnya atau kombinasi daripada beberapa metode itu semuanya harus mempunyai dasar-dasar yang beralasan. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa cara pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu Penelitian.

Pengecekan keabsahan Temuan dilakukan untuk mengecek keabsahan dari temuan yang diteliti oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk

menghindari adanya data yang merupakan hasil rekayasa, tanpa dasar dan tidak sesuai dengan kenyataan yang berlangsung dilapangan. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi III. HASIL DAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian Layanan Konseling Individu melalui Teknik Operant Conditioning Efektif Untuk Mengatasi Perilaku Membolos pada Siswa kelas XI APK di SMKN 2 Kediri.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (edisi revisi 2010).

Jakarta: PT. Rineka Cipta: 40- 132.

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Corey, Gerald. 2013. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Gunarsa, Singgih. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

(9)

UN PGRI KEDIRI 2016

Daneswara Chairunida | 12.1.01.01.0132 FKIP – Bimbingan Konseling

simki.unpkediri.ac.id

|| 9||

Indayani, Anggi. 2014. “Penerapan Konseling Behavioral Dengan Teknik Penguatan Positif Sebagai Upaya Untuk Meminimalisasi Perilaku Membolos Pada Siswa”, e- journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling. 2 (1).

Diunduh pada tanggal 29 Desember 2015

Kartini Kartono. 2003. Bimbingan Bagi Anak dan Remaja Yang Bermasalah. Jakarta: Rajawali Pers

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sunanto, Juang dkk. 2005.

Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. University of Tsukuba: CRICED

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan Kuantitatif , kualitatif dan R &

D. Bandung: Alfabeta: 107- 314.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan Kuantitatif , kualitatif dan R &

D. Bandung: Alfabeta: 107- 314.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2004.

Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Gramedia.

Hibrul. 2009. Perilaku Membolos.

(online) tersedia:

http://11006nh.blogspot.co.id/2 012/04/normal-0-false-false- false-en-us-x-none.html

diakses pada jam 7.41 tanggal 20 Des. 15

Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta:

Erlangga.

Walgito, B. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Yogyakarta: Andi Offset.

Winkel, W.S, dan Sri Hastuti. 2004.

Bimbingan dan konseling di institut pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi.

Cet.III.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan surat penetapan penyediaan barang dan jasa Nomor 14/PPJB.04.05/III/2015 tanggal 27 Maret 2015, dengan ini pejabat pengadaan barang dan jasa Dinas pertanian

Pertama Negeri dan 3,16 untuk Sekolah Menengah Atas Negeri dengan kategori baik (B), dimana guru memahami standar isi sebagai kriteria mengenai ruang lingkup

- Desa Tanjung Agung - Desa Talang Ulu &, Perearcanaan Peningkatam ( Ovarlay ) Jalan Pasar Muana Arnan - Desa Paya Emrbik , Perencanaan Pening[ratan Jalan Menuju

Fitur tersebut tidak tersedia di semua jaringan; beberapa jaringan lain mungkin mengharuskan Anda untuk membuat kesepakatan khusus dengan penyedia layanan agar layanan

Uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015 dimana terdapat 111 perusahaan yang menjadi sampel data,

RIWAYAT HIDUP.. Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana proses jual beli yang dilakukan para pedagang bensin eceran dikecamatan bajeng barat ? pokok masalah

Persyaratan selanjutnya yaitu tentang timbang terima, yang dimaksud dengan timbang terima disini ialah serah terima apa yang dihibahkan, seperti dengan mengukur

Kestabilan Dinding Penahan Terhadap Penggulingan Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah urug di depan dan di belakang dinding, cenderung menggulingkan